Just a Beatlemania, Parawhore, United Fans, Skateboarder and Writer
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Pentingnya Didikan Menghargai Orang Sejak Dini
Sore itu, gua berniat membeli beberapa lembar kertas untuk mengerjakan laporan praktikum yang harus dikumpulkan esok hari. Gua bergegas ke tempat fotokopi yang jaraknya ga terlalu jauh dari kosan gua. Sekitar 3 menit waktu yang gua habiskan untuk sampai di sana. Namun, ditengah perjalanan, tepatnya di gang deket kosan gua, gua bertemu dengan 2 orang anak perempuan yang gua rasa sih umur 5 tahunan. Mereka berbincang berdua sembari berjalan bersama dan neteng boneka. Ga lama, lewatlah seorang laki-laki dan seorang perempuan. Gua rasa mereka suami istri. Gua lempar senyum ke arah mereka, seneng aja gitu liatnya :3 dan ga lama, dua anak kecil tadi spontan bilang "dasar penjahat, teroris" ke arah pasangan tadi. Senyum gua seketika luntur. Sumpah gua kaget mendengar perkataan dua anak tadi. Mereka masih polos dan ga sepantasnya berkata seperti itu pada orang yang ga mereka kenal. Pasangan tadi kemudian melirik sekilas kemudian kembali berjalan. Gua tahu kalo mereka pasti sakit hati, dituduh melakukan hal yang belum tentu mereka lakukan, meskipun yang lempar statement adalah anak kecil. Jujur aja, gua kesel. Emang salah ya ketika seorang laki-laki berusaha mengikuti Sunnah Rasulullah SAW ? Salah ya laki-laki zaman sekarang kalo isbal, memelihara jenggot, pake peci dan baju taqwa meskipun ga lagi jumatan ? Salah ya ketika perempuan sekarang pake gamis yang warnanya ga mencolok ? Bahkan polos. Salah ya perempuan sekarang kalo pake khimar syar'i ? Pake cadar ? Kaus kaki dan manset tangan ? Salah ya ? Entah apa yang dipikirkan beberapa orang, sampe tega men-stereotype-kan bahwa orang yang demikian sudah pasti teroris. Gua harap ini kasus terakhir di masyarakat yang gua saksikan sendiri, sumpah sedih. Entah anaknya yang kena doktrin atau emaknya yang ngasih taunya agak sesat. Yang jelas, kalo kita kelak jadi orang tua, pastikan informasi yang kita bagi pada anak bener-bener netral, atau ditinjau dari beberapa sudut pandang. Dan pastikan bahwa anak bisa menghargai keberadaan orang lain beserta keberagamannya. Ga cuma mengakui hal yang umum di lingkungannya saja. Semoga kita jadi orang tua yang cerdas, yang bisa mencerdaskan anak-anaknya kelak.
0 notes
Photo

[Aku SKHOLE, Aku Peduli Pendidikan] Kualitas pendidikan di Indonesia masih terbilang cukup rendah di mata dunia. Menurut thejakartapost.com, kualitas pendidikan Indonesia (77%) memiliki level yang sama dengan Honduras dan Nigeria, tetapi lebih rendah dari Filipina (81%) dan Ethiopia (79%). Sebagai masyarakat Indonesia, tentu saja aku turut prihatin dengan kualitas pendidikan di negeri ini. Padahal pendidikan merupakan kunci utama untuk mewujudkan negara yang maju. Masihkah kita hanya berdiam diri menghadapi hal tersebut? Untuk mewujudkan kepedulianku terhadap dunia pendidikan, aku telah mendaftar Skhole-ITB Mengajar. Bersama SKHOLE, aku akan menyatukan energi, belajar, dan menginspirasi. Bagaimana dengan kamu? #MerekaButuhKamu #SkholePahlawan #AkuMasukSkhole2017 #SatukanEnergiBelajardanMenginspirasi (di ITB (Institut Teknologi Bandung))
0 notes
Photo
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, idealis adalah 1) Orang yang bercita-cita tinggi; 2) Pengikut aliran idealisme. Sedangkan menurut Wikipedia, Idealis adalah suatu penyebutan terhadap seseorang yang memiliki idealisme.��
Seseorang yang idealis mengandalkan pemahaman pada visi yang jelas. Ia juga bersikap seperti itu, karena memiliki keyakinan yang kokoh atas persoalan yang sedang ditangani atau yang akan ditanamkan pengaruhnya. Orang jenis ini sebenarnya ada di sekitar kita tanpa kita sadari meskipun jumlahnya tak sebanyak orang beraliran realis. Umumnya orang idealis dianggap dan diperlakukan berbeda karena kekukuhannya terhadap apa yang ia yakini. Ia akan menolak segala hal yang bertentangan dengan apa yang ia yakini, norma juga hukum pada siapapun, kapanpun dan dimanapun. Hal ini wajar, karena segala hal yang harus dilakukan tetapi bersebrangan dengan keinginkan merupakan paksaan. Mereka umumnya sulit berkomunikasi dengan orang lain, entah karena keterbatasan topik (beda dunia) ataupun karena bahasa mereka yang cenderung baku dan terkesan kaku. Mereka juga umumnya keras kepala dan berani beda (dalam hal yang benar).Yang ga gua ngerti sampe saat ini adalah kenapa orang idealis cenderung dimusuhi, ditakuti dan dibenci ? Entah ini cuma perasaan gua atau emang kenyataannya gini.
Contoh, gua ikut ujian dan berakhir ancur karena gua ga belajar bener-bener. Orang di sekitar gua pada nanya "Lih, lu kenapa nialnya jelek padahal materi lu udah cukup mateng dibanding kita""Gua emang gagal paham sama materi sel volta terus kebalik rumus juga"
Dan ga sedikit yang bilang "Nengok ke buku dikit gapapa lah lih, terus ponsel lu manfaatin kek, mana bangku lu enak dibelakang""Ga makasih, mending gua dapet segini tapi hasil kerja keras gua dibanding gua dapet bagus tapi hasil instant" Dan seketika mereka jauhin gua. Itu cuma contoh kecil dari sekian banyak hal yang bikin gua terlihat berbeda, kayak topik yang sering dibahas, ketertarikan akan suatu hal, memperlakukan suatu hal, dan hal lainnya.Emang salah ya ketika gua ga mau melakukan hal yang gua yakini salah ? Ada juga yang bilang justru idealisme gua ini yang kelak bakal bunuh gua dan bikin langkah gua mati. Tapi gua masih ga percaya sama hal itu dan mudah-mudahan ga pernah percaya. Kadang idealisme gua ini yang bikin gua kerap kali dapet masalah yang datengnya mirip domino. Kadang pengen banget hidup normal tanpa masalah, tapi ga mungkin sih ya, kalopun maksain ya artinya gua tunduk aja sama semua hal yang dianggap perintah meskipun itu melanggar hukum dan norma yang ada, ujung-ujungnya sih jiwa gua berontak juga.Akhirnya gua baca beberapa buku dan artikel, dan yang gua dapet adalah orang yang memiliki idealisme itu keren, gua baca ada beberapa tokoh dunia yang hidup dengan idealisme mereka sendiri dan kehidupan mereka emang penuh lika liku, ada yang berakhir tragis ada juga yang berakhir manis, tapi mereka melakukan hal yang benar selama hidupnya.Sebut saja Presiden Indonesia Pertama, Ir. Soekarno. Jika beliau ga merealisasikan idealismenya, kebayang Indonesia pasti masih dijajah sampe sekarang. Beliau berontak, makanya Indonesia merdeka. Setelah gua baca buku sama artikel itu, gua mikir kalo orang bebas berpendapat apapun tentang kita mau baik ataupun buruk, ga perlu mendeklarasikan diri kita baik jika kita memang baik, cukup hidup di jalan dan dengan cara yang baik maka sebenarnya kita udah termasuk orang yang baik. Lu boleh hidup dalam idealisme yang lu bangun selama hal itu ga bertentangan dengan hukum dan norma. Tapi inget resikonya, orang realis lebih banyak dan lu harus bisa menyesuaikan diri dan terkadang menahan diri buat berontak.Tapi bukan berarti orang realis itu salah dan orang idealis itu mutlak benar, bukan. Keduanya sebenarnya saling menyeimbangkan satu sama lain kayak yin dan yang. Bayangin aja kalo gaada realis, idealis pasti ga bakal ada. So, jadilah orang idealis yang ga salah tempat, waktu dan situasi. "Jadi orang idealis itu membanggakan bagi pelakunya, tetapi cukup merepotkan jika kamu tak tahu cara untuk tetap bertahan dengan idealisme yang kamu bangun" -El
0 notes
Photo

Sahabat Sejati ? Fakta atau Mitos
“Tak ada sahabat sejati, yang ada hanya kepentingan" -Khalil Gibran
Well, quote diatas mungkin true story bagi sebagian orang termasuk gue dan false bagi sebagiannya lagi. Yang namanya hidup kan penuh pro dan kontra mblo, karena pro dan kontra itu tak terpisahkan, udah mirip-mirip pensil sama penghapus. Anyway, gue jadi inget sama salah satu Guru Bahasa Indonesia waktu gue masih SMP (berasa tua) tepatnya waktu gue kelas IX, beliau berpikiran sama bahwasanya sahabat itu fiktif adanya dan yang namanya sahabat sejati itu gaada. Jujur, waktu itu gue marah. Mungkin efek gue yang waktu itu masih percaya kalo persahabatan itu nyata. Tapi, seiring berjalannya waktu gue makin sadar kalo yang namanya friendship itu musiman. Kenapa musiman ? karena dateng, baik, ada komunikasi dan nganggap ada disaat mereka butuh. Setelah kebutuhan mereka terpenuhi, mereka akan menghilang seperti Operator provider. Jujur aja, gue geli sendiri sama mereka yang benci banget sama orang yang dateng kalo ada butuhnya doang. Mungkin mereka lupa sama devinisi manusia sebagai makhluk sosial -_-Juga sama mereka yang percaya kalo friendship itu bisa langgeng kek Reinkarnasi Avatar Buat gue, yang namanya berteman itu bisa sama siapa aja. Memperluas pergaulan itu bagus selama itu bergaulan yang positif, bukan yang negatif apalagi yang interrogatif. Karena dari situ lu bisa makin tau banyak hal. Suatu saat juga (mungkin) lu bisa ngerti sama postingan gue yang satu ini
Tapi mblo, meskipun sahabat diklasifikasikan sebagai makhluk musiman, mudah-mudahan lu bisa berusaha jadi orang yang berguna buat orang-orang disekeliling lu \m/
0 notes