Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Tuhan itu adil tapi dunia ini tidak adil.
Itu sebabnya Tuhan mengadakan pengadilanNya sendiri saat setelah hari di dunia ini berakhir.
Tuhan tahu ada pengadilan di dunia ini tapi Ia tak percaya jika keadilanNya tegak di sana.
18 notes
·
View notes
Text
Tentang kata “Pulang” aku tak punya definisi yang rumit. Sesederhana arti “Ibu, ayah, kakak dan kamar”. Pulang bagiku adalah keempat kata itu. Sayur sop dan tempe mendoan adalah definisi pelangkap kata “Pulang”.
6 notes
·
View notes
Text
Pesan..
Jangan manja, merasa spesial kemudian pulang dan minta diistimewakan.
Langit sudah penuh dengan bintang. Maka menciptakanlah langitmu sendiri. Tak harus di atas. Hanya sebuah tempat yang memberi ruang untukmu bersinar.
Keadaan tak selalu berpihak pada kita maka bersiaplah untuk selalu menemukan ruang gerak. Sebab barangsiapa yang tak memiliki rencana untuk bergerak maka matilah cita-citanya.
5 notes
·
View notes
Text
Untuk temanku yang mengakhiri masa lajang hari ini.
Pertama aku kirimkan doa yang paling baik untuk kebahagian hidupmu. Segala kebaikan yang dibalut dengan semoga mengucur dariku dan teman-teman ngopimu yang tentu saja turut berbahagia.
Untuk kamu, temanku. Tentu saja setelah hari ini kami akan kehilangan dirimu. Akan ada satu bangku kosong di tempat ngopi kita. Tak ada lagi kopi rempah dan sepiring roti bakar. Juga tak ada Dunhill favoritmu. Terhitung sejak hari ini British American Tobacco akan merugi sebab mereka telah kehilangan satu pelanggan setianya. Karena bagiku, akan lebih baik memulai keluarga baru tanpa bau asap tembakau kan? :)
Untuk kamu, temanku, yang harı ini mengucap ijab. Semoga pundakmu semakin kuat. Sebab terhitung mulai hari ini kamu akan memikul sebuah amanah bernama keluarga beserta seluruh tanggung jawabnya. Namun, hidupmu harus tetap asyik. Yang berlalu biarlah berlalu, selesai. Pantang bagi laki-laki pulang dengan air mata yang jatuh.
Untuk temanku, kami akan siapkan dua kursi baru di tempat ngopi kita. Untukmu, istrimu dan kelak anakmu. Jangan khawatir, kursimu tetap akan ada di meja perkopian kita.
Untukmu temanku, yang hari ini mengikat janji dengan kekasihnya. Kini tanggung jawabmu adalah menemaninya sepanjang hidupmu namun kewajibanmu adalah tetap menjaga silaturahmi dengan kami. Berkunjunglah nanti, tentu saja jika kekasihmu rela dan senang hati mengijinkanmu mengunjungi kami.
Untuk temanku. Selamat menikah
14 notes
·
View notes
Text
~Laki-laki yang mengambil keputusan~
Kami bertemu di restoran India dekat kantor sesuai dengan perjanjian. Laki-laki itu meneleponku pagi-pagi sekali dan meminta bertemu untuk membicarakan sebuah urusan. Aku meng-iya-kan, setengah dua belas waktu makan siang menjadi waktu kesepakatan.
12:15
Aku bergegas keluar kantor menuju parkiran sepeda. Hari ini cerah hanya saja masih terlihat genangan-genangan air sisa kemarin hujan. Laki-laki itu kembali meneleponku. Dia bilang jika dia sudah di “tempat kejadian”.
Aku mempercepat kayuhan sepeda, khawatir jika dia sedang butuh bantuan atau mengalami kesusahan.
12:35
Aku terlambat (seperti biasanya, mungkin kebiasaan ini pelan-pelan harus dihilangkan). Aku masuk ke restoran India tempat perjanjian. Menyapa dan duduk di bangku yang sudah disiapkan. Kulihat sudah ada beberapa teman. Satu, dua, tiga, empat dan satu orang perempuan. Aku rasa ini bukanlah sebuah kejutan karena aku sudah pernah berkenalan dengan si perempuan.
12:50
Bakso ayam dengan setungkup nasi telah siap disajikan. Sebelum kami menyantap hidangan, laki-laki itu mulai membuka sebuah pembicaraan.
“Aku mengundang kalian kesini karena kalian adalah teman seperjuangan yang sudah seperti saudara sekandungan. Aku hanya ingin berbagi kebahagiaan bahwa aku akan melakukan pernikahan”
“Bersama perempuan ....” dia menunjuk perempuan yang duduk di samping kanan. Perempuan yang belum sebulan dia kenal.
Kami sejenak terhenyak meski tak sampai kehilangan kesadaran. Aku melihat perempuan itu bahagia sembari melempar senyuman yang ditahan.
Laki-laki itu seorang teman diskusiku tentang masalah-masalah yang tidak gampang.
Sebulan yang lalu kami berdiskusi tentang pekerjaan. Bagaimana pekerjaan dengan jaminan uang pensiun adalah bentuk dari kesuksesan. Dia juga membahas pernikahan, katanya “menikah tidaklah semudah membalikkan telapak tangan” saat itu aku meng-iya-kan tanda persetujuan.
Baru kemarin malam laki-laki itu bertandang ke kediamanku. Membahas masalah-masalah unik sebagai manusia yang baru saja merasakan kerasnya kehidupan. Katanya “kehidupan keras, jangan pernah ceroboh dan salah pilih mengenai sebuah keputusan”.
Hari ini laki-laki itu telah mengambil sebuah keputusan. Dan keputusan laki-laki bukanlah permainan. Ia adalah pertimbangan matang dan keseriusan.
Laki-laki adalah tentang apa yang dia ucapkan dan janji yang dia buat menjadi kenyataan.
6 notes
·
View notes
Text
Sepertinya kita (aku) perlu belajar untuk tidak meminta hak istimewa (privilege). Semakin tinggi jabatan, pendidikan dan bahkan umur seringkali membuat kita (aku) semakin kencang meminta untuk mendapatkan perlakuan istimewa. Kita (aku) merasa berhak dan wajar untuk mendapatkan perlakuan istimewa dari orang-orang sekitar kita (aku).
Tingginya kedudukan, jabatan dan pendidikan sejatinya bukanlah sesuatu yang harus dimintakan pengakuan ataupun pujian. Meskipun tak bisa dipungkiri setiap manusia butuh apresiasi. Namun permintaan akan apresiasi yang berlebihan atas apapun yang kita (aku) dapatkan sehingga mendorong adanya keinginan untuk diperlakuan spesial adalah perbuatan yang keterlaluan.
12 notes
·
View notes
Text
2021
Kemarin seorang kawan menceritakan bahwa ia sudah sampai di rumah. Sebuah desa kecil tanpa nama jalan dan nomor rumah di satu kabupaten di Jawa Tengah. Ia menelponku kegirangan. Katanya, makanan di rumah jauh lebih nikmat dari makanan yang disajikan di restoran di negeri perantauan.
Anganku melayang-layang terbang sepeti kunang-kunang. Kembali ke masa sekitar 20 tahun silam. Ketika ibu menyuruhku pulang untuk makan siang namun aku menolak karena masih ingin bermain bersama teman. Ibu memaksa, katanya habis makan nanti mainnya bisa dilanjutkan.
Kini pulang dan rumah adalah tujuan. Aku ingin pulang meski tak diminta untuk makan atau tidur siang. Aku berubah dari tak mau pulang menjadi ingin sekali pulang. Tapi hanya satu yang tidak berubah ialah ibuku. Ia selalu mengharapkanku pulang.
10 notes
·
View notes
Text

Waktunya pulang.
Jam di depan halte bus sudah menggigil menunggumu pulang. Detiknya masih presisi meski jarumnya gemetar begitu kentara.
Ayo pulang! Menunggu semakin lama semakin dingin.
Dalam hidup tak semua harus kamu tunggu. Pergilah ketika dirasa waktu mulai malam dan udara semakin menusuk tulang.
9 notes
·
View notes
Text
Sebenarnya aku tak sedang terbang sendirian. Aku hanya terlihat terbang sendirian. Membuatnya seperti itu agar siapapun yang melihatku berpikir bahwa aku terbang sendirian.
Kepak sayapku mungkin hanya sepasang tapi tak berarti aku sedang terbang sendirian. Aku bersama seseorang yang terbang beriringan denganku. Aku tak sendirian, aku hanya terlihat seolah sendirian.
Nanti, terbangmu juga akan beriringan. Bersama seseorang yang sejalan dan setujuan.
10 notes
·
View notes
Text
Dalam beberapa keadaan, kita memang tidak bisa apa-apa, selesai. Kalah begitu saja. Saat itu kita belajar bahwa pertolongan Tuhan tak melulu berupa keajaiban keadaan. Sebagai pertolongan Tuhan juga kirimkan manusia.
15 notes
·
View notes
Text
Catatan: Ayah Ibu
"Bertambahnya usiamu yang berarti bertambah tua pula orang tuamu, hal yang paling tidak bisa dihentikan meski ditutup dengan banyaknya obat atau makeup. Kamu bertambah dewasa dan mereka bertambah tua, sampai tiba salah satu darinya mulai tiada. Perbanyaklah merawat dan bertanya kabar, meski terlihat kecil sekarang tapi nanti akan menjadi kerinduan yang sangat besar."
Kemudahanmu saat ini bagian dari doa-doa mereka yang kamu tidak tahu dan tidak kamu minta, doa mereka tulus. Masalahmu saat ini barangkali karena kurangnya berbuat baik pula pada mereka.
Setiap kita akan ada ujiannya masing-masing, pada orang terdekat seperti kakak adik atau bisa juga pada ayah ibu. Sikapilah dengan baik dan penuh kelembutan, jangan buru-buru menghukumi dalam kondisi marah sebab nanti kamu bisa menyesal, dan jangan mudah menjanjikan saat sedang bahagia sebab nanti kamu bisa kewalahan.
Semoga Allah berikan surga terindah untuk ayah ibu.
@jndmmsyhd
554 notes
·
View notes
Text
Memulai dari awal.
Aku bersyukur kita bisa memulai semua dari awal. Memulai perkenalan dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya. Masa lalu memang tak bisa dilupakan tapi kita bisa memulai dari awal dengan mengesampingkan keegoisan.
6 notes
·
View notes
Text
Hari yang akan kurindukan adalah akhir pekan malas berdua denganmu. Pagi yang tak pernah ada sarapan kecuali roti bakar selai coklat yang kamu goreng dengan wajan di dapur.
Hari yang akan kurindukan adalah pagi malas dengan secangkir teh hangat yang kuminum berdua denganmu. Kamu menyiapkan teko dan tehnya sementara aku yang memanaskan air pada pemanas elektrik.
Hari yang akan kurindukan adalah pagi dengan mendung yang tak hujan. Cuaca yang menahanku untuk tidak meninggalkanmu. Aku hanya perlu bergelayut di pundakmu menunggu hujan yang aku tau tak akan pernah turun.
Aku merindukan pagi yang malas bersamamu.
7 notes
·
View notes
Text
Perpisahan itu adalah dua rasa yang sama-sama terluka. Jika yang terluka hanya satu saja, itu bukan perpisahan tetapi ditinggalkan.
13 notes
·
View notes
Text
Kebanyakan orang ingin sekali terkenal dan dikenal oleh orang lain. Mengakui ini dan itu hingga hingar bingar sekali suaranya. Beberapa diam saja. Memilih tak peduli karena sebab tak semua hal perlu diperdulikan.
10 notes
·
View notes
Text
Tidak ada yang boleh sakit hati dalam pengambilan sebuah keputusan, termasuk juga dirimu sendiri. Teman diskusi bukanlah dia yang memusuhi pendapatmu. Di adalah sudut pandang baru dari rumitnya masalahmu.
Tak ada yang boleh kecewa dalam pengambilan keputusan. Sebab semua masalah bisa diselesaikan dengan bicara, bukan?
11 notes
·
View notes
Text
Berjalan sendirian tak berarti kamu salah jalan. Mungkin saja jalan ini adalah jalan baru dan kamu adalah orang pertama yang melewatinya.
Berjalan sendirian bukan berarti kesepian, justru dengan kesendirian kontempelasi akan datang dengan kemudahan.
Berjalan sendirian adalah pilihan, menggandeng dan berjalan beriringan juga pilihan. Memilih berjalan sendiri adalah sebuah keberanian.
34 notes
·
View notes