Text
ternyata late night conversation itu bahaya ya
jadi teringat dimasa masa dulu di waktu awal awal, waktu kita sama sama ingin mengenal. pdahal sudah kenal.. awal awal dari sebuah rasa, penasaran, keingintahuan itu berasal dari percakapan tengah malam itu..
bahaya, semoga tidak terulang, tidak terjadi kepada siapapun.
0 notes
Text
sekarang aku bisa bilang, sebaiknya kita tidak usah bertemu waktu itu.
iya. Buat apa kita dipertemukan, bila akhirnya, kamu yg meminta kita untuk tidak tegur sapa selamanya. Kenapa sih harus di putus silaturahminya?
0 notes
Text
If I should die before I wake, It's 'cause you took my breath away
Setelah kejadian di Yogyakarta pagi itu, yang di akhiri dengan pemandangan di bawah sinar bulan di pinggir pantai waktu itu, dari selesainya hari saat itu, kita berdua tidak lagi sama.
Aku menemukan sisi lainmu yang membuatku nyaman kala itu. Dari yang aku temukan itu, aku ingin lebih dari singgah, aku ingin menetap. Tapi itu inginku, aku tidak tahu apa yang ada dalam inginmu, apakah itu sama? Sejauh ini, sampai dengan hari ini, aku tidak menemukan jawabannya.
Kemudian waktu berlalu, masa masa jedamu sebelum kegiatan pra pekerjaan tetap mu habis, pelan tapi pasti, membuat kita berjarak, entah secara fisik, maupun kata kata.
Chat berkurang, cerita berkurang, ngobrol berkurang, lama lama kamu mulai sibuk kemudian pelan pelan bersiap menghilang.
Pembahasan melalui teks kita mulai terlihat perbedaan arahnya, bagimu aku hanya sekedar teman di kala sepimu, sedang bagiku kamu segalanya, waktu itu.
Mulai terlihat arah dari apa yang aku ingin, menetap, di sebuah tempat dihatimu, yang aku sendiri waktu itu tidak tahu, masih ada penghuninya atau tidak, atau sedang dipersiapkan untuk orang lain, yang orang lain itu bukan aku.
Kemudian, dari hal itu, karena mungkin kamu takut, aku akan lebih jauh menyukaimu-menyayangimu, dengan tegas kamu bilang dalam tanda tanya, "bagaimana kalau kita berdua, bukan tujuan akhir atau jalan utama dari masing-masing kita, bagaimana kalau ternyata kamu, hanya mengantarkanku ke jalan utama itu".
Hari-hari berlalu, berat bagiku, karena harus menanggalkan rasa-rasa yang secara natural hadir dalam diriku, dimasa kita saling mencari dan mendekat. Tapi ada satu hal yang aku sadari, bahwa keinginan kita berbeda. Inginku aku membersamaimu, tapi inginmu lain-lain.
Akhirnya, aku menarik ulur, aku menarik diri, dari kita, aku menjauh, dan masih harap harap cemas, akan ada yg kembali berlari ke arahku. Tapi hal itu semakin terasa nihil, ketika kamu bilang, "aku mau memperjuangkannya, sampai aku bisa bersamanya".
Seperti tersambar petir di siang hari, hati ku hancur, jiwaku melebur, aku menangis, kita selesai. Tidak ada lagi obrolan tengah malam sampai dini hari. Tidak ada lagi, kamu.
Waktu berlalu belum ada satu tahun, akhirnya di bulan Desember, kamu menemukan final kamu menikah dengan yang kamu perjuangkan. Sementara aku, masih berjuang menemukan final dari kuliah ku.
Begitulah cerita dari dua orang yang dipertemukan tidak untuk dibersamakan. Dari itu, aku belajar, setiap manusia ada masanya, setiap masa ada manusia yang berbeda-beda. Darimu aku belajar, dalam membangun masa depan kita harus dibersamakan dengan orang yang sama-sama saling menemukan.
Segalanya telah berlalu, lalu bersama waktu.
Tapi ketika, lagu yang berjudul "No Air" kembali diputar, bagiku, membuatku membalik masa, denganmu waktu itu, dan rindu. The one who tooks my breath away is you.
-end
0 notes
Text
waktu, kita dan semesta
kepada waktu yang telah berlalu diantara aku dan kamu, terimakasih untukmu karena pernah hadir, dalam hidupku, menjadi bagian dari cerita-ceritaku. bagiku, kita tidak pernah selesai. hanya dijeda waktu, jarak dan kenyataan. tapi dari kenyataan itu, bisa disimpulkan kita tidak mungkin akan dibersamakan. tapi yang sudah berlalu, dan perasaan perasaan aneh yang masih sering muncul, biar lalu bersama waktu. setiap luka perlu waktu untuk sembuh. begitu juga denganmu, perlu waktu untuk hilang dari buah pikirku, dari kenanganku. begitu juga dengan kata, terimakasih karena melalui kata kata, kita jadi hidup, cerita kita jadi tertulis disini, walaupun entah kamu baca atau sekedarnya kamu lihat. kata kita memang tidak pernah ada dari awal, maaf masih sering menghidupkanmu, dan mengenangmu melalui kata-kata. terimakasih juga kepada semesta, walaupun ia tak pernah memperlakukan kita sebaik kata-kata yang aku tulis soal aku, kamu dan kita. walaupun ia tidak pernah sama sekali berpihak pada kita. tapi semesta memastikan kita bahagia dengan cara kita masing-masing.
1 note
·
View note
Text
segalanya kembali seperti semula
apa kabar hari ini?
lama tidak saling sapa, setelah kata kata yang tersambung diantara kita ada lagi..
sempat kamu tanyakan pula, aku masih suka nulis..
intensitasku di tumblr sudah tidak sesering dulu..
dulu, di waktu waktu aku masih belajar melupakanmu dan kita..
akun instagrammu juga terlihat tidak aktif belakangan ini..
sedang sibuk, atau memang segalanya kembali seperti semula..
setelah kemarin sempat memimpikanmu, kamu menikah kembali dengan seseorang yang sudah disampingmu, lagi, aku tak berjumpa lagi dengan mu di alam bawah sadarku..
mungkin sudah waktunya, segalanya kembali seperti semula.
tapi mulanya bukan yang dengan aku,,
mula nya adalah kita yang sama sama melupakan yang pernah ada di antara kita..
0 notes
Text
I wrote about you, when you fought for her. - Thats how stupid I am.
1 note
·
View note
Text
Wish there was a way that I can make you understand.
Waktu kemudian berlalu, dari pagi tergulir siang, hingga menuju sore hari, kita berdua sama sama memutuskan untuk berpindah tempat, pindah pantai. Memilih tempat lagi, untuk menghabiskan sisa sisa hari yang sudah hampir selesai, karena mulai mendekati malam.
Terpilihlah Pantai Drini, yang tak jauh dari Pantai Sepanjang, sekitar 10 menit kurang lebih, kami bergeser ke tempat yang menjadi tempat kedua.
Sore itu indah sekali ya, masih teringat jelas di pikiranku, bagaimana cerah langitnya, sinar mataharinya, pasir pantainya, gurau gurauan mu yang mencairkan suasana, deburan ombaknya.
Di sebelah pantai itu ada semacam pulau yang berbentuk semacam gundukan karang yang menggunung, mungkin, terpisah dari garis pantai nya, namanya disebut Pulau Drini, menujunya cukup mudah, hanya dengan menyebrangi pantainya.
Kita berdua pun, seiring dengan rasa penasaran, dan keinginan tahuan, bagaimana pemandangan pantai ini, dari atas bukit Pulau Drini ini, kita berdua menyebrang, air laut setinggi lutut, aku lupa melaluinya dengan digandeng kamu atau tidak. Ada juga yang aku lupa dari momen yang kita lalui bersama waktu itu.
Sampailah kita di puncak bukit itu, obrolan kita semakin banyak, bermacam-macam warna cerita, setelah sekian tahun kita disibukan dengan kesibukan kita, kita ngapain aja, dan rencana rencana dalam waktu terdekatmu.
Aku beruntung, dipertemukan denganmu lagi, diberi kesempatan untuk mengenalmu lebih jauh, dalam skenario dan momen yang dibingkai pantai Sepanjang dan Pantai Drini. Sejauh waktu itu, sejauh yang pernah aku lalui dengan teman temanku, denganmu lah yang masih aku ingat, setiap momennya. Saat itu.
Berpetualang dengan orang yang tepat memang tidak ada rangkaian kata yang tepat juga untuk mendeskripsikannya. Tapi jujur, buat ku,hari itu menjadi core memori ku, tentang kamu.
Waktu berlalu dengan cepat ya, senja akhirnya di telan cahaya bulan, setengah jam sebelum itu, kita akhirnya turun dari bukit, kembali menyebrangi lautan yang memisahkan pulau dan garis pantai. Kita duduk lagi menunggu senja selesai, kita ngobrol lagi, bahasan yang mungkin bagimu tak penting.
Lagi-lagi, aku takjub dengan pembahasan darimu, juga perlakuan semesta kepada kita waktu itu, dibawah cahaya bulan yang nyaris purnama, kemudian deburan ombak yang mulai tenang seiring dengan berjalannya angin malam. Indah banget, itu masih menjadi salah satu momen yang belum tergantikan dengan mu waktu itu.
Short escape kita yang pertama kalinya selesai waktu itu.
Dan ternyata itu juga mengantarkan pula dengan kata selesai tapi dibagian cerita yang lain juga.
Ya mungkin memang seperti itu persinggahan, bukan jalan utama yang kamu tuju.
Tapi aku berterimakasih padamu, juga semesta, karena pernah membuat kata kita pernah ada.
...bersambung (Mungkin)..
0 notes
Text
But how do you expect me ?
Rabu pagi, di Yogyakarta. Pukul 07.00, matahari terbit sedang memulai sinar cerahnya menerangi seluruh kota. Ada kamu juga, yang baru sampai dari kota sebelah. Setelah 10 tahun lebih kurang, akhirnya kita di jumpakan semesta. Kita berjabat tangan pertama kali, setelah waktu dan jarak yang memisahkan kita.
Masih jelas sekali aku ingat, kendaraan roda 2 mu, jaket yang kamu kenakan, dan tas gendongmu. Kita terhitung lama tidak saling sapa di dunia nyata, tapi kamu ternyata sebisa itu ya mencairkan suasana. Rabu pagi itu, hari yang kita rencanakan untuk kita lalui bersama, dengan rencana ke pantai, dan mungkin untuk kita lebih saling mengenal.
Kamu bukan manusia asing, yang baru hadir, seperti kebanyakan orang orang yang dijumpakan denganku waktu itu, kita punya pernah cerita, sedikit sejarah mungkin, hahaha, sederhananya, kita punya masa kecil yang sempat dilalui bersama-sama. Tapi seperti katamu, apa yang bisa di ingat dari cerita anak kelas 4 SD. :)
Tidak akan menyangka mungkin bila ditarik mundur, ada juga ya semesta memperkenankan kita, untuk berjumpa lagi setelah kita sudah sama sama tau, sama sama sedang mencari tempat di masa depan, dengan start kamu sudah selesai kuliah, dan aku masih di semester 3 atau 4, waktu itu.
Kalau ditanya bagaimana perasaan ku waktu itu, dipertemukan dengan mu setelah sekian lama tidak bersaling sapa secara langsung, dan ga pernah ada cerita bersama lagi, aku merasa beruntung, akhirnya bisa mengenalmu lebih dekat. Walaupun kita sudah mencuri cerita itu dengan banyak percakapan via teks, Facebook atau Line waktu itu.
Dari Kota Yogyakarta, kita bergeser, ke Gunung Kidul, sebuah tempat yang memang kita rencanakan untuk menjadi tempat kita saling mengenal? hahaha. Engga juga sih, mungkin ya kebetulan planning nya mau menikmati pantai, dengan mu, yang sudah lama ku kenal, tapi dalam bentuk nyatamu.
Di Pantai Sepanjang, Gunung Kidul, Yogyakarta, yang tidak kusangka akan menjadi tujuan pertama kita. Aku kewalahan mendeskripsikan detail semesta waktu itu, pantainya, angin lautnya, awannya, suara ombaknya, teduhnya sinar matahari nya, seperti mendukung pertemuan pertama kita itu, menjadi berkesan bagiku.
"Pantai nya sepi banget.. "
Sementara aku masih ngerasa ga percaya, ini beneran kamu, ini aku sama kamu, sedekat ini, setelah sekian lama, ya Tuhan, skenario apa ini, kenapa bisa ada hari ini, terima kasih untuk kesempatannya.
Kalau boleh nanya kamu dulu gimana perasaannya?
.... bersambung..
1 note
·
View note
Text
tulisan di tumblr ku masih soal kamu
gini ini ya, kalau kita tidak pernah selesai dengan seseorang..
mungkin kamu yg menemukan selesai itu terlebih dahulu..
aku di paksa dengan keadaan, situasi waktu itu yg akhirnya waktu yg menenangkan keadaan..
anehnya aku tak pernah merasa, kita selesai..
walaupun situasi kita sekarang, kita dibersamakan pasangan kita masing masing..
faktanya, kita berdua masih sama sama saling mencari..
Soal nomor telefon itu, kemudian instagram, lalu twitter dan facebook..
salah ga sebenarnya ini yg terjadi di antara kita ini?
Tidak ada apa apa, hanya kembali saling sapa..
Tidak bisakah kita benar benar tidak menjadi apa apa?
1 note
·
View note
Text
Lantas aku harus bagaimana?
Pergi dari kamu itu bukan perkara mudah, tapi tinggal di dekatmu juga tidak akan membuatmu bahagia selama bukan aku yang kamu tuju.
Kata tedjo pada sebagian kisahnya.
3 notes
·
View notes
Text
Soal Selasa Pagi
tak sengaja, akhirnya ada juga kesempatan dari semesta, membuat kita tersambung kembali melalui pesan pesan kata--
kamu bilang, kalau bisa teks aku lagi karena, iseng nyoba nyoba no hapeku--
apapun itu aku percaya--
terserah, tidak peduli aku--
lagi pula, aku yang menemukanmu lebih dulu, tak sengaja melalui screenshoot yang ada di highlight story instagram mu--
apa kabar hari ini? ada apa? kenapa jadi tiba-tiba kepikiran, menyambung kata kita dalam kata kata..
urusan kita tidak pernah selesai ya--
hari kemudian berlalu menjadi minggu, kita tak tersambung lagi melalui pesan pesan kata itu, ada apa?
mulai kepikiran yaaa?
1 note
·
View note
Text
aku terjaga lagi malam ini
dari jam 11 malam, mataku masih saja beradu dengan detik dan menit pada jam dinding..
aku terjaga, tidak bisa tidur..
Kenapa ya?
Ada yg blng, dulu, kalau kamu terjaga dari tidurmu, berarti ada seseorang yg sedang memikirkan mu..
Siapa?
Apa mungkin?
Aku jadi berpikir, dari luasnya Jakarta, yg dari Senin hingga Jumat kita dibawah naungan langit yg sama, dan tanah yg sama pun, tidak membuat semesta berpihak akan jumpa kita.
Ini malah berpikiran, ada orang yg memikirkanku, dan itu kamu?
Ahh.. ada apa denganku?
Sudahlah. Cukup.
1 note
·
View note
Text
Listening To Vierra’s songs
ya aku kembali mengingatmu.. kamu yg di jumpakan Tuhan melalui skenario yang aku sendiri tidak pernah menyangka akan ada di garis cerita hidupku. bingung mau dimulai dari mana lagi aku menulis ini, tapi maaf masih sering mengingatmu, disini. Padahal kamu selalu bilang, bagaimana kalau aku bukan jalan utamamu, kamu hanya mengantarkan ku ke jalan utamamu. Faktanya yang terjadi, memang seperti yang kamu analogikan. aku kenapa yaa? masih sering mengingat hal hal yang terjadi di antara kita, kalau di hitung dalam tahun, kita juga ga bisa di bilang bertahun tahun kenal, kita dipisah juga dengan jarak, kamu mengejar mimpimu, bahkan membersamai perempuan yg sekarang menjadi finalmu, bahkan kita berjumpa lagi setelah 10 tahun berpisah dengan kesibukan kita masing-masing.. apa kabar hari ini? bodoh sekali aku, belum tentu juga tulisan ini sampai pada mu.. kalau saja perlakuan semesta pada kita berbeda, apa ada hari ini, apa ada tulisan ini? apa masih ada tanya dari ku?
2 notes
·
View notes
Text
Adulting is weird. "Superman" was my favorite song in my younger age. Now, it becomes "Anti Hero".
7 notes
·
View notes
Text
apa kabar?
kamu, yg membuatku terjaga malam ini..
kamu, juga yg membuatku membuka lembaran lembaran lama di buku, yg sudah kuarsipkan rapat rapat..
kita berdua terhubung, tapi tidak tersambung..
Biarlah saja seperti itu, bentuk kita di sosial media..
Mungkin itu juga baik untuk ku..
Kenapa kenapa kenapa.. kamu lagi..
Semesta memperlakukanmu dengan baik kan?
Baik baik sajalah.. aku lelah mencarimu dimana mana, tetap juga bukan temu sebagai akhirnya.
Untuk catatan aku bahagia saat ini, semoga bahagia untukmu juga.
1 note
·
View note
Text
pengingat
Pada akhirnya, hidup yang kita cari adalah hidup yang bisa dinikmati.
Untuk apa terus menerus berlari tapi akhirnya hanya tersisa renta. Tahu-tahu hari sudah senja. Tak sempat menyertai hari-hari anak, hingga semua berlalu tanpa kenangan yang berkesan.
Aduhai, buah seperti apa yang kita harapkan dari semaian yang diabaikan?
Kita mencari uang untuk makan, tapi lebih sering terlambat mengisi perut. Mencari uang untuk keluarga, tapi lebih akrab dengan kolega.
Entah, apakah kita ini sedang berkarir, atau sebetulnya hanya tawanan atas pekerjaan kita sendiri. Kita menghabiskan waktu, berjerih payah, berkorban, untuk sesuatu yang tidak benar-benar bisa kita nikmati.
Seimbang dan proporsional menjadi barang langka. Seolah semua orang harus mampu mendirikan gedung pencakar langit atau masuk daftar orang terkaya di dunia.
Berlari. Tapi jangan lupa bernafas. Jangan lupa merawat diri sendiri. Jangan bosan menyimak cerita pasangan. Jangan mengabaikan anak yang menunggu di rumah sambil menahan kantuk.
Di dunia ini, ada banyak hal yang bernilai dan berharga selain harta. Terlebih mereka yang ada di sana. Di rumah kita sendiri. Keluarga.
760 notes
·
View notes
Text
Journaling my self
bulan ke 3 di dua ribu dua tiga, hari ke 17 di Maret 2023.
Menjadi ibu, adalah impian ku, dan impian semua orang wanita yang telah menikah.
Menjadi ibu, membuatku selalu ingin memberikan yang terbaik bagi keluargaku dan juga aku.
Melihat kembali di hari yang sama, di waktu tahun lalu, membuat rasaku bercampur aduk.
ada tapi, tapi tidak mengakar, ada kontradiksi tapi bukan fiksi, ada insecure tapi tetap lebih banyak bersyukur.
terimakasih aku, terimakasih diriku, sudah kuat sampai hari ini, sudah berusaha membuat diriku tersenyum, dan mensyukuri pemberianNya.
terimakasih untuk teman sehidup sesurgaku, insyaAllah, untuk segala sabarnya dan kebaikannya, terimakasih sudah selalu berusaha menjadi yg terbaik untuk dirimu sendiri dan aku, serta anak kita.
alhamdulillah, untuk segala keadaan yg menguatkan kita sampai hari ini. :)
rindu rumah :)
0 notes