Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Apa Bedanya Psikolog dan Spiritual Healer?
Sama-sama menerima konsultasi atas problem kehidupan seseorang. Sama-sama dibutuhkan ketika seseorang merasakan ada masalah di dalam dirinya. Bedanya?
Psikolog itu menempuh pendidikan formal di bangku kuliah. Sementara spiritual healer itu dibentuk oleh Alam. Psikolog cenderung mengatasi mental ill, artinya masalah kejiwaan yang bisa diurai secara sains, mengerucut ke sebuah diagnosa, seperti depresi, bipolar, anxiety, dll. Bisa diberi intervensi obat jika perlu (psikolog akan merujuk ke psikiater karena doi ga bisa kasih obat). Kalau spiritual healer itu mengurai masalah seseorang pakai kemampuan intuisi (yang mana ini gift dari Allah). Problem yang diatasi adalah spiritual wound, alias luka batin yang menghambat seseorang untuk terhubung dengan dirinya ssndiri.
Kemudian untuk capaian, yang dimaksud pulih oleh psikolog adalah menjadi manusia berfungsi. Lalu yang dimaksud pulih oleh spiritual healer adalah terhubungnya Jiwa keapada Tuhan. Yang mana, keterhubungan jiwa adalah sesuatu yang dinamis dan perjalanan seumur hidup.
Saya sendiri pernah konsultasi ke seorang spiritual healer. Konsul online, tahu dari youtube dan followernya cukup banyak. Saya cuma kasih statement awal hal apa yang ingin dikonsultasikan, saya tulis tuh, satu paragraf. Saya juga sertakan nama lengkap dan tanggal lahir. Ya, si healer bisa tahu apa yang aku hadapi, traumaku, dan usaha apa saja yang sudah aku lakukan untuk mengatasi hal tersebut. Ini namaya sesi "reading" ya teman2. Dia kirim voice note, tentang apa yang sedang aku alami. Lebih dalam, alasan spiritual kenapa aku mengalami hal ini. Saya tahu dia bisa "membaca" lebih dalam tapi dia keep infonya karena mungkin jiwaku tidak siap untuk tahu. Dia cuma bilang "you will understand soon". Dan ya, aku mengerti yang dia maksud itu 5 tahun kemudian, wkwk. Mungkin dia tidak memberikan solusi praktis waktu itu, tapi opsi. Kalau memilih ini kamu akan begini, dll. Setelahnya, aku lebih percaya diri dengan keputusanku sendiri. Aku cuman lega, keanehanku terkonfirmasi, dan ya jika sesuatu terjadi bukan sesuai yang kita mau itu tidak apa-apa. Kan Tuhan yang mengijinkan begini.
Intinya, kapan kamu merasa perlu ke psikolog atau spiritual helaer? Ketika kamu kesulitan menghadapi masalahmu sendiri dan pola itu berulang gak selesai2. Begitu ya, Bestie. Semoga sehat selalu dan selalu dalam lindungan Allah.
0 notes
Text
Angel Number
Pernah melihat angka kembar? Paling mudah misal sering melihat jam di hp. 12.12 atau 14.14 atau 22.22. Awalnya aku anggap itu kebetulan tak berarti hingga akhirnya aku menangkap pola. Begini ceritanya.
Dalam beberapa hari aku sering melihat jam angka kembar di hp. Sering yang bisa sampe 5× sehari padahal hari2 biasanya gak begitu. Pas buka hape pas angka kembar. Nah, entah kenapa paling sering lihat itu angka 08.08. Suatu hari aku cek hp nih, jam 08.08 pagi. "Wah kembar," pikirku. Lalu besok paginya pas cek hp, jam 08.08 lagi dong. "Kok kebetulan lagi," pikirku. Aku screenshoot karena pingin aja. Besoknya pingin aku tandain, liat angka kembar lagi nggak. Gak lihat 08.08 tapi angka lain 10.10 dan 14.14. "Kebetulan aja kan ya, berarti," pikirku. Eh besoknya aku lihat 08.08 lagi. "MasyaAllah," aku screenshoot lagi dong.
Aku merasa sering melihat angka kembar kalau aku sudah berdamai dengan "issue" yang sedang aku hadapi. Masih ingat pada saat itu aku galau bukan main, yang sampe nangis berhari2 karena suatu hal. Lalu pelan2 aku menyibukkan diri, biar lupa dengan kesedihan. Aku mulai menikmati dan fokus dengan hidupku lagi lalu aku melihat angka kembar sering banget bermunculan selama semingguan.
Itu cerita pertama ya. Lalu suatu hari aku merasa bahwa ada sesuatu yang tidak boleh tapi kau langgar, menganggapnya enteng. Eh dalam beberapa hari aku diperlihatkan angka yang "hampir kembar" alias meleset dikit seperti 13.14 ata 11.12 atau 16.17 yang mana itu sering banget dan sulit dibilang kebetulan. Lalu aku ubah mindset atau prasangkaku terhadap suatu hal dan lalu apa? Aku sering melihat angka kembar lagi.
Angel number itu seperti mengkonfirmasi pikiran atau perbuatanku kalau sudah selaras dengan kehendak Semesta/ Tuhan.
Lalu yang paling terbaru, kemarin. Sudah semingguan aku melihat angka "meleset" sering banget, i mean, seriiing banget. Yang 20.21 lalu 14.15 lalu 08.09. Seperti ada yang kurang pas dan kondisi hati juga lagi tidak nyaman. Lalu malam2 habis isya aku berdoa, lama sekali sekaligus mengungkapkan keresahanku. Aku nyaman waktu itu, lega, merasa menemukan insight. Sudah, lalu aku cek hp yg lagi di cas eh jam 22.22 dong. "Ah, sudah lama aku gak lihat angka kembar." Siap2 tidur, lalu sebelum tidur cek hp lagi 23.23. "Eh angka kembar lagi, MasyaAllah". Lalu di pagi harinya aku lihat 08.08.

Seolah2 semesta berkata kepadaku, "Nah, ini lho, sikap yang kami harapkan".
0 notes
Text
Pengalaman Umroh 2013
Saya tiba-tiba mellow malam-malam. Nangis. Pingin nulis deh cerita umroh dulu. Trus ambil HP, menunjukkan pukul 22.22. Angel number dong, apakah ini konfirmasi dari semesta bahwa aku memang perlu menuliskan pengalaman ini? Oke, aku akan bercerita. Di bulan Desember sebelas tahun lalu, aku sedang menyiapkan keperluan untuk pergi ke tanah suci, Umroh. Saat2 akan berangkat itu, masih diliputi perasaan takjub dan tidak percaya. Benarkah? Aku akan umroh sekeluarga? Sama bapak, ibu, adek? Kok bisa?
Beberapa bulan sebelumnya aku terlibat pembicaraan dengan teman kuliahku. Aku tanya ke dia kenapa tidak bisa dihubungin dan gak kelihatan di kampus selama hampir dua minggu. Temanku perempuan ini bilang, "Nomerku ganti. Hape yang kemarin itu hilang pas umroh". Ooh, jadi temanku ini umroh to kemarin. Seketika aku merasa iri, cenderung dengki sama dia, wkwk. Sambil membatin, temanku ini, sempurna sekali hidupnya, cantik, pinter, anak pondokan, keluarganya baik dan kaya raya. Gampang saja pergi umroh sekeluarga. Aku? Entah bisa atau tidak menginjakkan kaki ke tanah suci dalam hidup ini. Bapak ibu saja masih antri naik haji, itupun gemati banget, dikit2 kalo punya uang ditabung.
Di peristiwa yang lain, tanpa saya tau apa2. Tetangga saya, ada seorang bapak owner biro travel umroh dan haji. Sebut saja, biro travel Mastour. Saat itu, mungkin ada keperluan masjid, bapak bertamu ke rumahnya. Ngobrol macem2, sampai akhirnya bapak tanya,
"Kalau umroh itu butuh biaya berapa?"
Sekitar 26 juta saat itu per orang.
Lalu si bapak owner bilang, "Kalau paket sekeluarga bisa lebih murah, 25-an jatuhnya".
"Wah, saya ya pengen umroh sekeluarga," kata bapak.
"Sudah ada uangnya belum, Pak?"
"Belum, tapi saya lagi jualan sapi qurban, Pak," kata bapak saya. Saat itu dagangan sapi bapak cukup banyak.
"Ya sudah, kita fatihah i aja dulu. Alfatihah," begitu ucap si bapak owner.
Singkat cerita, saat Idul Adha, dagangan sapi dan kambing bapak laku banyak, dan keuntungan yang didapat mencapai 100jutaan. Sepertinya, periode inilah keuntungan jualan bapak bisa sampai segitu. Qadarallah.
Jumlah uang yang bapak dapat cukup untuk kami berempat pergi ke tanah suci. Dan bapak baru cerita ke aku kalau mau umroh sekeluarga saat uang kami sudah siap. Artinya, ini bukan rencana-rencana jangka panjang. Ini...kita benar-benar mau berangkat. Ya Allah, pingin nangis, aku masih ingat bagaimana aku iri sama temanku yang bisa pergi ke tanah suci, sekeluarga!
Aku masih ingat betapa ibu sangat antusias membeli baju-baju ihrom, juga buku-buku panduan haji dan umroh di Gramedia. MasyaAllah, bapak dan ibu saat itu sudah dapat waktu keberangkatan haji tahun 2016. Jadi, umroh ini buat siap2 katanya.
Kami berangkat tanggal 25 Desember 2013, jam dua siang dari bandara Ahmad Yani, Semarang. (Bandaranya masih yang lama). Sanak saudara hadir di pagi harinya, (kebetulan tanggal merah) melepas kami saat mau berangkat. Sodaraku ada yang bilang kalau kami umrohnya naik sapi, hehe.
Lalu jam lima sore dari bandara Sukarno Hatta kita naik Garuda menuju Jeddah, 10 jam perjalanan. Masih gak percaya dan pingin nangis kalau aku ini sedang perjalanan menuju Ka'bah. Dan saat dengerin lagu, keputerlah lagunya Rossa, Takkan Berpaling Dari-Mu. Auto nangis mewek sepanjang perjalanan. Liriknya itu ada yang seperti ini,
"Terima kasihku, pada-Mu Tuhanku, tak mungkin dapat terlukis oleh kata-kata. Hanya Diri-Mu yang tahu, besar rasa cintaku padamu. Oh Tuhan, anugerah-Mu tak pernah berhenti, selalu datang kepadaku. Tuhan semesta alam, dan satu janjiku, takkan berpaling dari Mu."
Allah sedang menunjukkan sifat-Nya sebagai zat yang Maha Pemurah.
Madinah
Sampai Jeddah jam 2 malam. Dari Jeddah ke Madinah naik bus. Di tengah gelapnya malam, melewati gunung dan tebing. Sampai di hotel madinah pas mau subuh, azan berkumandang terdengar hingga ke hotel. Solat subuh pertama di masjid nabawi. Dingin banget, itulah kesan pertamaku. Orang-orang berjalan ke masjid, banyak sekali. Setelah solat kami keluar masjid, dan langit fajar kala itu indah banget, berwarna ungu, dengan semburat pink dan orange. Langitnya tanpa awan, berbeda dengan langit di negara tropis yang ada bermacam-macam jenis awan.
Malam harinya, kami ke raudhoh, makam Rasulullah di dalam masjid Nabawi. Penuh sesak dan antri cukup panjang. Singkat cerita kami dapat spot di raudhoh untuk melaksanakan solat dua rakaat dua kali. Aku, ibuku, dan adikku. Saat sujud yang terakhir, ibuku nangis, selesai solat ibu bilang, "Wangi banget."
Ibu sampai lemes, susah berdiri seperti mau pingsan gitu. Aku dan adik bantuin ibu berdiri, ada askar yang membantu juga. Setelah tenang ibuku bilang katanya saat sujud yang terakhir itu ibu mencium bau yang wangi banget, pas sujud-sujud sebelumnya nggak tercium. MasyaAllah, padahal aku di sebelahnya lho nggak mencium bau apa2, hiks.
Dua hari di Madinah, tidak ada yang aneh, atau pengalaman ajaib, semua ibadah lancar. Aku seneng karena aku yang suka kebab ini, sering dapat kebab gratis dikasih orang.
Ada hal yang menurut aku penting untuk aku ceritakan, meski bukan pengalamanku sendiri melainkan pengalaman bapak-bapak yang serombongan denganku. Rombongan umroh kami berjumlah kurang lebih 25 orang yang terdiri dari tua, muda, dan anak-anak. Separuh dari rombongan ini adalah tetangga alias yang rumahnya satu komplek dengan kami. Pagi hari yang cerah, rombongan kami menaiki bus menuju kota Mekah. Madinah ke Mekah itu seperti Jakarta ke Surabaya. Waktu yang cukup untuk saling bercerita. Di bis itulah, bapak R, tetangga yang kami tahu seorang mualaf, menceritakan kisahnya. Ini adalah umroh kedua beliau.
Beliau bercerita tentang perjalanannya menjadi mualaf. Dulunya ia seorang pendeta yang taat, begitu pula dengan orangtua dan saudara2nya, aktif di gereja. Bapak R mendapatkan kesadaran/hidayah karena membaca kitab. Beliau membaca banyak kitab di berbagai agama, lupa agama mana saja. Pindahlah bapak R ini menjadi agama Islam. Keputusan bapak R menjadi mualaf ditentang seluruh keluarganya, bahkan beliau dikeluarkan dari KK. Tapi, tak berselang lama, sang ibu juga akhirnya pindah keyakinan. Bahkan ibunya sendiri mengaku bahwa sudah lama ingin jadi mualaf. Sang ibu ini, pernah bermimpi diajak beribadah ke tempat yang banyak batu bata merahnya, dan itu bukan gereja. Setelah itu, sang ibu meminta anaknya untuk dibelikan semacam karpet, karena di mimpi itu sang ibu beribadah menggunakan karpet. Belum ngeh kalau itu adalah sajadah untuk solat. Setelah bapak R dan ibunya mualaf, berangkatlah mereka berdua umroh. Saat umroh, sang ibu ini kaget karena tempat ibadah yang pernah ada di mimpinya itu adalah masjidil haram. Dan bapak R pas umroh pertama sama ibunya ini sempat diajak ngobrol oleh seorang laki-laki dan orang asing itu memberinya Alquran. Anehnya beberapa detik setelah menerima Alquran itu, orang tersebut sudah tidak ada.
Banyak juga cerita dari rombongan yang lain, termasuk pimpinan rombongan kami. Tapi akan terlalu panjang jika diceritakan. Intinya, di tanah suci itu kalau berbuat cepat berbuah. Dan pengalaman di tanah suci itu cerminan perbuatan kita selama ini.
Mekah
Sampailah di Mekah, inti dari ibadah umroh dilakukan. Mengikuti pimpinan, kami 4x umroh dari berbagai miqat (pemberangkatan). Bacaanpun aku tidak hafal, jadi ngikut pimpinan dan kadang baca dari buku kecil yang dikalungin (dapat dari tour). Cuaca adem saat itu, 26 derajat celcius, kering dan banyak angin. Cenderung sepi karena saat itu baru selesai musim haji dan baru dibuka untuk umroh. Saat thawaf keliling kakbah beneran bisa sambil nyentuh, terutama sisi belakang kakbah, sepi. Kalau sekitar hajar aswad tetap ramai dan berdesakan. Jadi aku tidak mencium hajar aswad waktu itu.
Ibadah umroh berjalan lancar, tapi suatu hari aku seperti diperingatkan. Waktu itu pagi2, dari hotel mau ke masjidil haram. Kami berempat bersiap-siap, agak ribet pagi itu. Terus aku mbatin dalam hati, "Duh, apa2 aku. Kalau mau beli atau gak tau pasti aku yg suruh tanya2 pakai bahasa inggris". Dah tuh, kita keluar kamar, lalu naik lift. Eh tiba2 itu lift mati dong, berhenti dan lampunya mati. Gelap. Takut banget, aku takut kalo lift nya jatuh, huhu. Gak kelihatan tombol darurat lagi. Trus aku istighfar. Ya Allah maaf, sudah diberi kenikmatan banyak tapi aku masih ngeluh. Setelah 2 menitan itu lift nyala lagi.
Rasanya rindu ingin ke sana lagi. Di sana aku paling sering berdoa supaya dikuatkan iman dan islam hingga akhir hayat. Semoga Engkau mengundangku ke sana kembali ya Allah, Aamiin.
0 notes
Text
Prioritas Hidupku, Aku Rangkum Menjadi Empat Poin Ini
Berbeda antara orang satu dan lainnya. Kalau boleh diringkas, aku mengurutkan 4 hal paling penting dalam hidupku saat ini:
Spiritual
Fisikal
Parental
Finansial
Spiritual
Ini tentang keterhubungan hati dengan Allah. Mau ngurus anak, masak, kerja, dll pastikan melakukannya dengan hati yang terhubung dengan Tuhan. Alias diniatkan dengan ibadah. Spiritualitas adalah perjalanan tanpa henti dengan segala pasang surutnya. Menyadari segala gerak-gerik hati dan segera "bersandar" sekiranya jiwa mulai tertambat kepada selain-Nya. Sangat berat. Tuhan memberi usia sekian tahun sebagai medan manusia berperang dalam hatinya sendiri. Manusia harus mengalami sendiri bagaimana hati lusuh lalu diasuh lalu jatuh lalu mengaduh lalu sembuh dan jatuh lagi. Tuhan Maha Penyayang. Sepayah apapun datanglah kepada-Nya.
Gerak-gerik hati bisa dilatih dengan gerak-gerik fisik. Itulah mengapa awal dari perjalanan spiritual (jika beragama Islam) adalah bersyariat dengan benar. Benerin tata cara wudu solat, puasa di bulan ramadhan, dan menambah ibadah sunnah. Perintah-perintah syariat, memang dibikin berat bagi jiwa yang menjalani. Namanya juga pendidikan ruhani. Solat itu ibadah gerak, padahal kitanya mager. Puasa menahan lapar, padahal kita hobi kulineran. Bangun malam nilainya tinggi, padahal tidur itu enak banget. Apalagi abis begadang binge watching youtube shorts. Kita dilatih melepaskan diri dari kenyamanan fisik agar tahu bahwa ada kenyamanan jenis lain yang melampaui fisik.
Sebelum membangun diri dan kehidupan, yang paling pertama adalah membangun hati. Jadi disiplin apa yang harus aku biasakan?
Membiasakan hati selalu terisi Allah. Pasti ada masa-masa aku jadi hantu, yaitu ketika aku marah, jengkel, malas, putus asa. Sepayah apapun biasakan selalu pulang ke Allah.
Menyempurnakan wudu dan solat. Seringkali aku menggampangkan, "kayaknya bersih deh, nggak papa buat solat" ketika habis nyebokin anak. Lebih baik sediakan baju khusus solat. Ketika "kan pakai kosmetiknya dah dari tadi, udah luntur juga". Lebih baik benar2 hapus make up dan cuci muka lalu wudhu. Make up yang terhapus kemudian membuat kita buluk lebih baik karena resapan air wudhu itu bisa memberikan glowing tersendiri.
Merawat kesehatan mental dengan menulis. Nulis blog salah satunya. Nulis fiksi alternatifnya. Tujuan menulis adalah mengurai rasa sehingga jiwa mendapat pencerahan, healing. Media ekspresi lain selain menulis bisa juga dengan menggambar.
Membaca AlQuran dan memaknainya. Tadarrus tiap hari dan Tadabbur Quran. Tadarus 1 week 1 juz, Yasin ba'da subuh dan AlMulk ba'da Isya. Tadabbur baru memulai.
Puasa Sunnah. Puasa itu memang sarana ampuh mendisiplinkan jiwa. Semoga bisa istiqomah menjalaninya.
Fisikal
Setelah disiplin ibadah, yang perlu aku bentuk adalah kebiasaan makan, tidur, dan olahraga. Makan 2x sehari dengan menu lengkap: protein, karbo, sayur. Lalu 2x ngemil buah. Olahraga 15 menit pagi dan 15 menit sore. Di youtube banyak video senam mandiri di rumah. Tidur sebelum jam 9 malam bangun sebelum jam 4 pagi. InsyaAllah sehat awet muda.
Berjuang melatih anak makan real food, harus siap capek menyediakan menu yang sesuai seleranya. Camilan juga yang home made. Capek banget di awal-awal usianya namun InsyaAllah akan memetik hasilnya ketika anak dewasa nanti. Tubuh kuat, sehat, cerdas. Ibu tidak akan menyerah melatihmu makan sehat, anakku.
Parental
Ibu sebagai guru di rumah. Meyediakan waktu tersendiri menstimulasi anak. 30 menit di pagi hari dan 15 menit di sore/malam. Paginya bisa bermain berhikmah. Malamnya ngaji/hafalan. Kuat ya Bu, capek banget butuh kesabaran ekstra. Ini masa emas lho, Bu. Sabar ya, jangan sia2in periode ini. Ibu aktualisasi dirinya kapan-kapan masih bisa. Yang penting anak dulu, Bun. Dididik jadi anak ber atitude, pintar, kreatif. InsyaAllah.
Finansial
Finansial itu penting, apalagi jika sudah berumah tangga. Tapi di sini aku tidak diharuskan cari nafkah, hanya me manage saja. Harus bisa bedain mana bisnis dan mana yang sekadar passion. Kalau niatnya emang cari untung, ya bisnis. Bisa jualan online apa saja. Kalau sabar nekuni passion sampai ada hasil ya gak papa. Cuma ya itu, kudu sabar.
Bersetia menjalani misi yang telah dibuat. Semoga Allah meridhoi dan memudahkan. Aamiiin.
0 notes
Text
Bolehkah Aku Tidak Menjadi Apa-Apa?
Tulisan ini bukan mengajakmu untuk tidak punya cita-cita atau membuatmu tiba2 resign dan meninggalkan karirmu. Ini soal keterampilan batin. Kalau orang-orang suci bilang "lepaskan kemelekatan" itu bukan berarti kau harus berhenti dari bisnismu yang omzetnya ratusan juta itu. Melainkan membiarkan harta kekayaan itu cukup di tangan saja, bukan di hati. Jadi, mari kita tidak menjadi apa-apa.
Tapi sekarang aku memang tidak menjadi apa-apa, kecuali kesibukan sebagai ibu rumah tanggalah sehari-sehariku. Eits, ibu rumah tangga itu apa-apa lho, perannya sangat besar dan bermakna. Begitukah? Mengapa yang sering aku rasakan adalah rasa insecure dan jenuh terus-menerus?
Aku rasa lumrah saja jika aku insecure dengan teman-teman yang punya karir atau kiprah di sosial kemasyarakatan. Mereka dandan rapi, bertemu banyak orang, percaya diri, pengetahuan upgrade dan semakin matang kepribadiannya berkat pengalaman bekerja. Tapi jika aku lihat teman-teman perempuan yang bekerja, mereka ada iri-irinya juga lho dengan ibu rumah tangga. Selalu membersamai anak (yang berarti punya kenadali penuh atas nutrisi dan stimulasinya), bisa rebahan, fleksibilitas waktu, kebebasan melakukan hobi. Memang benar kata pepatah Cina, urip iku Wang Xi Na Wang.
Perempuan bekerja itu lumrah terutama jika keadaan menuntutnya demikian. Ada yang harus kerja karena perlu uang. Ada juga perempuan bekerja karena punya keahlian yang dibutuhkan orang banyak.
Yang berkewajiban menafkahi itu laki-laki. Nafkah,dalam hal ini kebutuhan material, duniawi, alias hal-hal yang tampak. Berarti perempuan? Mengupayakan yang non-material. Misalnya apa, tirakat, alias kultivasi energi agar tercipta kemurnian. Perempuan lebih mudah bersentuhan dengan sesuatu yang spiritual dan ghaib. Perempuan juga yang biasanya punya keahlian meruwat aura rumah menjadi lebih baik. Perempuan yang memberdayakan diri terhubung kepada Tuhan, itu juga jadi jalan lancarnya rejeki suami. Jadi, perempuan juga berkontribusi ya gaes. Meski kadang tidak tampak.

Sebagai perempuan aku tidak ada tuntutan apapun dalam finansial. Kesempatan inilah yang mesti aku manfaatkan dengan baik. Aku punya banyak pilihan dalam hidup tentang menjadi apapun atau tak menjadi apapun. Soal hobi, aku suka masak, gambar, dan nulis. Soal bidang kesukaan, aku suka psikologi dan pendidikan humanis. Apa yang akan aku lakukan dalam hidup setelah anak bisa setidaknya "ditinggal tandang gawe"?
Aku ingin punya usaha makanan sehat, bisa makanan orang dewasa atau MPASI. Semacam real food frozen. Hal ini dalam rangka membantu orang dalam memenuhi nutrisinya (terutama buat orang sibuk dan tidak sempat). Kedua, aku ingin berkarya dengan hobiku, gambar dan nulis. Aku sudah mulai menulis fiksi di platform karyakarsa. Hal yang paling ingin aku tulis adalah karya fiksi tentang pendidikan humanis. Sukur-sukur ke depan bisa terwujud punya komunitas belajar dan punya arena bermain anak dengan konsep playdate kekinian.
Jadi, mulai lihat sekeliling dan bersyukur. Ngopeni anak suami di rumah ataupun punya kiprah sosial kemasyarakatan, diniatkan untuk cari ridho Allah semata, dan niat perlu ditata, diperbarui terus menerus. Semoga Allah ridho dengan apa yang aku kerjakan hari ini. Aamiiin.
0 notes
Text
Healing yang Hilang
Lagi marah dan lari dari masalah hidup. Biasanya kamu ngapain? Jalan-jalan? Makan? Binge watching YouTube dari yang gak penting sampai yang gak penting banget?
Aku sudah pernah semuanya dan ada kalanya berhasil ada kalanya hatiku semakin kosong. Jenuh itu ada obatnya dan obat ada dosisnya. Kelebihan nonton YouTube malah bosan capek. Kelebihan kulineran sampai biasa aja nyobain makanan2 istimewa.
Saat aku mengejar kenikmatan2 hidup malah seringnya hati semakin kosong. Justru dengan sibuk melakukan aktivitas yang berarti hatiku jadi bahagia. Masak menu sehat, ndampingi stimulasi anak, beresin rumah. Awalnya berat sulit membosankan. Tapi begitu dijalani malah happy tenang damai. Justru yang awalnya enak2 gitu malah berakhir hampa dan kosong. Bisa gitu ya.
Sepertinya dalam hening akan muncul krentek hati tentang mana kebahagiaan sejati. Menurut Imam Al Ghazali kenikmatan tertinggi adalah bertemu/ mengenal Allah. Orang jika hatinya lebih menyukai selain Allah, bisa dibilang orang tersebut hatinya sedang sakit. Ibaratnya, orang tersebut lebih doyan tanah dibandingkan roti.
Banyak yang enak2 di dunia ini yang membuat manusia bisa lupa mengingat Allah. Padahal yang memberi nikmat adalah Allah. Rasa pleasure ada karena reaksi kimiawi tertentu di otak, endorfin bikin happy melayang, serotonin bikin tenang, oksitosin bikin perasaan sayang. Lalu jika kita adalah makhluk spiritual maka ada kebahagiaan yang rangsangannya bukan material atau jasmani. Inilah kebahagiaan sejati, jalan yang lurus.
0 notes
Text
Mom Fatigue
Aku tidak tahu kalau ternyata jadi ibu secapek ini. Hehehe, maksudku menjaga anak dua tahun yang suka tiba2 keluar rumah, memegang sesuatu, jatuhin sesuatu. Ya Allah, bikin ngelus dada.
Belum lagi kalau sudah nangis, marah, minta sesuatu yang sulit ibu penuhi, suruh ngejar tukang bubur misalnya. Atau minta jajanan kemasan yang dia suka tapi gak dibolehin ibu karena sudah kebanyakan. Hhh, capeknya ke mental/ emosional say.
Juga drama harian ya say, gak mau mandi, gak mau makan, gak mau pakai baju, gak mau tidur, gak mau lepas gadget kalau dah nonton. Ya Allah, haha, kalau dah tidur gini aku bisa menertawakannya. Tapi kalau sedang menghadapinya, tak jarang aku yang menangis.
Tapi aku juga telah menemukan coping stress yang mudah dan murah meriah, hehe. Aku tuh suka ngemil sambil dengerin lagu di youtube (hal ini biasa kulakukan malam-malam saat anak dah tidur). Healing yang kedua yaitu mandi paripurna. Diberi kesempatan waktu mandi yang cukup panjang ya aku seneng banget. Luluran, creambath, hair mask, trus habis mandi pakai berbagai lotion dan serum. Ini sudah relaxing banget, hehe.
1 note
·
View note
Text
Spiritual Restoration
Kalau kau merindukan keindahan-keindahan, sini, menarilah bersamaku. Hati yang bahagia itu rizki. Aku ucapkan selamat ketika hatimu bahagia di saat kesendirianmu. Saat sendiri, saat itulah kamu terhubung dengan dimensi yang serba indah.
Ya Tuhan, bagaimana mungkin Engkau ciptakan begitu rupa keindahan hanya untuk menyadarkan kami bahwa bukan itu yang benar-benar indah?
Juga mekanisme dunia ini begitu canggih. Kalau kau oleng, serangkaian sistem di sekitarmu akan direstorasi. Ditata ulang dengan kesakitan-kesakitan.
Aku mencintai permasalahanku, karena kutahu yang memberi permasalahan juga mencintaiku
- Maulana Jalaluddin Rumi
Sepahit apa sih masalah jika semua ini dariMu? Ada-ada saja ya Tuhan caraMu membuat kami merindukan akhirat. Terima kasih ya Tuhan telah membuat hati kami hidup dengan kesakitan-kesakitan ini. Tidak sesakit itu kok, ya Tuhan. Justru aku merasa Engkau sesayang itu.
Hidup yang cukup adalah saat mampu menegakkan diri untuk solat. Yang selebihnya adalah untuk mengasihi dan mengasihi. Mencari uang untuk mengasihi anak istri agar tidak kelaparan. Memasak makanan adalah untuk mengasihi tubuh pemberian Tuhan.
Betapa hebatnya orang yang mengasihi alam lewat green peace, mengasihi anak tak mampu dengan mendirikan sekolah. Aku tak sehebat itu. Bisa mengasihi diri sendiri dan keluarga, itu sudah hebat sekali versiku.
Lembutkan hatimu, Dear. Kamu sedang dipeluk oleh yang Maha Mencintai.
0 notes
Text
Healing Terbaik
Aku masih ingat saat-saat paling berat dalam hidup. Yang masih jelas di ingatanku adalah ketika kondisi bapak menurun saat dirawat di rumah sakit (lihat postingan sebelumnya, ya). Saya ingat sesaknya, pedihnya, takutnya. Saya ikut merasa sakit jika bapak merasa sakit. Dan, sebagai anak aku seperti bisa merasakan goncangan hati bapakku itu. Bagaimana sepi dan takutnya di ruang HCU tanpa ditunggui ibu (ada jam besuk khusus).
Ya Allah, segala doa terbaik, keselamatan dunia akhirat. Kepasrahan juga keyakinan, saya masih ingat betapa pedih dan beratnya. Karena ikhtiar manusia telah kami kerahkan semuanya maka tak ada jalan lain selain memohon kepada sang Maha Penyembuh. Ya Allah raga ini milikMu, adapun usaha kami sebatas yang kami bisa namun Engkaulah yang Maha Segalanya. Jika Engkau berkehendak jadi maka jadilah. Berbekal keyakinan bahwa Dia Maha SegalaNya. Maka aku tak henti-henti meminta. Kalaupun kami harus melalui takdir sakit ini, maka kuatkanlah kami. Hilangkanlah rasa sakit bapak, angkatlah penyakitnya dan kuatkanlah hati Bapak. Ya Allah, Engkau sebaik-baik penjaga. Engkau sebaik-baik teman.
Di tengah rasa sedih dan berat teramat sangat, healing terbaik adalah tadarus, zikir dan solawat. Saya hanya bisa menemukan ketenangan dari situ. Engkau yang Maha Penyayang dan semua ini adalah milikMu.
PS: Alhamdulillah bapakku pulih perlahan-lahan. Hampir satu tahun dari serangan stroke tersebut, bapak sudah bisa berbicara seperti biasa, berjalan tanpa bantuan di sepanjang gang rumah, sudah minta nonton bola di tv, hehe. Memang masih butuh dibantu dalam beberapa hal. Alhamdulillah, keajaiban dari Allah masih bisa kumpul-kumpul sama bapak. Ya Allah, sungguh tidak terbayangkan, aku seneng banget.
3 notes
·
View notes
Text
Sehat Sakitku MilikMu
Kami sekeluarga sedang menjalani pendidikan ruhani dari Allah. Bapak sakit, serangan stroke ketika opname di rumah sakit. Bapak sering kambuh vertigo sejak puasa lalu (April). Bapak sudah rutin berobat ke dokter syaraf. Melalui MRI diketahui ada sedikit penyumbatan di otak sebelah kiri. Karena masih berupa penyumbatan ringan maka diputuskan tindakan DSA (operasi kecil berupa menyuntikkan cairan khusus ke pembuluh darah). Dengan optimis berobat sejak dini harapan kami adalah sumbatan tersebut tidak berdampak lebih lanjut. Qadarullah, empat hari sebelum tindakan DSA, bapak kambuh vertigo nya. Sepertinya agak lebih berat dibanding kambuh2 sebelumnya. Bapak opname dan sekalian tindakan DSA sesuai yang dijadwalkan. Tindakan berlangsung lancar di jam 10 pagi, bapak masih sehat seperti biasa hanya ada pusing sesekali. Namun saat tidur malam tepatnya jam 00.30 bapak kejang. Ibu yang menunggui bapak kebetulan terbangun karena bapak mengguncang pinggiran ranjang. Panik, suster dihubungi dan suamiku yang masih dalam perjalanan ke Semarang juga dihubungi untuk segera ke RS. Ibu tidak menghubungi aku yang tidur di rumah bersama anak. Biarlah saya tahu keesokan harinya.
Sabtu pagi itu tercatat dalam sejarah bahwa itu adalah hari terburukku seumur hidup. Ya Allah, saat itu aku melihat bapak yang kesadarannya sudah menurun. Bapak sadar, bisa mendengar namun nyaris tak bergerak bahkan kesulitan untuk membuka mata. Ya Allah, saat itu bapak sudah akan dipindah ke ruang HCU, unit stroke. Seminggu, bapak pindah ke ruang biasa karena kondisinya membaik. Namun empat hari di ruang biasa bapak tersedak, seperti mendapatkan serangan stroke kedua, tangannya begitu sulit digerakkan kembali, Ya Allah. Bapak masuk HCU lagi selama beberapa hari. Saya jenguk bapak hampir tiap sore saat sudah di ruang biasa. Tanpa terasa satu bulan sudah bapak di rawat. Dan tepat di hari ini, bapak diijinkan pulang untuk dirawat di rumah. Alhamdulillah.
Saya menanamkan keyakinan yang kuat bahwa disabilitas akibat stroke ini akan pulih seiring waktu. InsyaAllah, ikhtiar terapi dan riyadhoh jalur langit untuk bapak. Bapak bisa pulih, sembuh, sehat sempurna seperti sedia kala ya, Pak. I love you.
Ya Allah, sesungguhnya Engkau yang memberi penyakit dan Engkau adalah penyayang diantara yang penyayang.
0 notes
Text
Homeschooling Usia Dini
Setelah spritual dan fisikal, parenting adalah prioritas ketiga dalam hidupku. Aku pernah berkeinginan untuk bisa memberikan stimulasi terjadwal setiap hari untuk anak. Ya Allah, saya mendapatkan solusinya. Alkindi Online Preschool, sebuah program PAUD yang bisa dikerjakan di rumah dengan konsep "ibuku guruku". Aku tahu Alkindi sudah lama sebenarnya karena foundernya adalah teman seangkatan saat SMA. Tapi aku tidak ngeh di saat anakku yang berusia dua setengah tahun sudah membutuhkannya. Aku tidak buka Instagram untuk sekian lama.
Di usia dua tahun delapan bulan ini Alhamdulillah, ananda ikut AOP batch 9. Saya rasa usia saat ini adalah usia yang tepat bagi anak saya. AOP memfasilitasi rentang usia 2,5 - 4 tahun (kelas bintang kecil) dan usia 4-6 tahun (kelas bintang kejora).
Setelah registrasi dengan fee tiga ratus ribuan (make sense menurut saya, manfaatnya banyak banget buibu), modul akan dikirim ke rumah masing-masing. Program berjalan selama dua bulan, kelas aktif di hari Senin-Jumat. Kalau di sini aku bilang kelas, bukan berarti dua jam tiga jam seperti di PAUD beneran ya. Sepuluh hingga lima belas menit sudah cukup. Dan memang segitulah rentang fokus untuk anak seusianya.
Ibu diberikan penjelasan secara detail tentang apa yang harus dilakukannya. Pertama ibu membacakan ayat Qur'an tertentu sesuai tema dengan nyaring (read aloud Qur'an). Kemudian bacakan juga artinya secara nyaring. Setelah itu bahasakan sesuai pemahaman di anak. Kalau bisa menggali lebih dalam, akan terjadi dialog iman yang MasyaAllah banget, Bunda. Kalau sudah, undang anak untuk mengikuti permainan yang sudah kita persiapkan. Misalnya, menyortir warna, mencocokan benda dengan angka, lompat Hijaiyah, menempel, dll.
Kami punya kelas yang berisi sekitar lima puluhan kontak di sebuah grup WhatsApp. Dalam satu batch ada banyak sekali kelas, saya tidak tahu pastinya. Wali kelas memantau, membantu, dan memastikan ibu2 mengerti rencana pembelajaran di hari itu. Kita juga harus melaporkan kegiatan harian kita di sebuah web.
Secara keseluruhan, saya bersyukur banget ikut program ini. Anak saya yang dua tahun delapan bulan ini nanggung kalau mau masuk PAUD, terlalu kecil. Tapi juga sudah butuh stimulasi untuk perkembangannya. Jadilah bermain berhikmah dengan konsep ibuku guruku ini cocok sekali untuk saya yang seorang ibu rumah tangga. Buat ibu bekerja, ini juga bisa banget lho dipraktikkan buat ananda di rumah.
0 notes
Text
Tangan Penyelamat
"M***a, awas! Kamu mau kesurupan!" Kata temanku laki-laki memperingatkan.
Di mimpiku, aku sedang berjalan dengan dua orang temanku. Dia teman sekolah yang sudah lama sekali tidak ketemu. Yang satu cewek dan satunya cowok. Aneh sekali, gak ada urusan apa-apa tiba-tiba mimpi teman yang gak akrab. Mana yang cowok samar-samar tidak ingat siapa. Tapi yang cewek ingat, aku pernah sekelas dengannya.
Aku menoleh, dan ternyata temanku yang perempuan itu memandangku dengan tatapan ganjil.
"Aneh," batinku, dan sepertinya di masih saja menatapku. Aku yang merasa dilihatin terus mencoba memandangnya balik. Saat itu kusadari tatapan matanya memang lain, menyeramkan, dan sepertinya itu bukan temanku melainkan sosok yang menyerupainya.
Aku tak gentar. Kutatap dia dengan tatapan tak kalah kuatnya. Kami seperti beradu tatapan. Dia memalingkan muka dan sedikit menjauh karena aku memandangnya sambil berzikir. Lama kami adu kekuatan. Aku makin melemah ketakutan dan dia makin menguat dan mendekat. Oh, dia semakin dekat saja. Matanya semakin mendekat dengan mataku. Aku coba tetap berzikir tapi seperti tak mempan. Ya Allah, matanya benar-benar seram! Aku takut banget! Dia seperti hinggap di kepalaku dan hampir menguasaiku. Aku yang saat itu tidur dan bermimpi tapi merasa sadar. Dan tubuh ini benar-benar tak berdaya, kaku, tidak bisa gerak. Mau bangun susah sekali. Bukannya semakin kuat, kesadaranku semakin lemah, aku tambah ngantuk dan tidak bisa melawan lagi. Ya Allah, gimana ini, aku gak kuat lagi. Kalau aku los tertidur apa yang akan terjadi padaku? (Biasanya kalau rep2an gini, aku biasanya bisa bangun meski susah payah. Rasanya itu seperti berjuang keluar dari dasar kolam renang). Aku pasrah karena kali ini merasa sangat lemah.
Saat aku tak tahu lagi harus bagaimana, tiba-tiba ada tangan yang menyentuh pundak kiriku. Seketika semua menjadi ringan dan terang. Dan sosok itu langsung pergi begitu saja. Adem banget.
Aku berusaha meraih kesadaranku, kemudian terbangun ngos-ngosan. Rasanya, ketindihan klai ini lebih berat dibanding yg sebelum2nya.
Oh, ya Allah. Di malam Jum'at ini aku memang tertidur begitu saja. Di rumah sendiri berdua saja sama anak. Ibu menunggu bapak yg sedang dirawat di rs. Aku larut dalam kesedihanku. Dan tidak solat karena lagi halangan.
0 notes
Text
Es Pelangi dari Surga
Suatu pagi, saya terlibat pembicaraan tentang surga neraka dengan anak saya.
"Adek, kalau jadi anak baik temannya Allah. Nanti diajak ke tempat yang bagus," kata ibu.
"Banyak prosotan sama eskrim pelangi," kata anak dua tahun delapan bulan itu.
Saya jadi teringat diri saya sendiri sewaktu SD. Saya membayangkan bahwa surga itu adalah tempat di mana ada pohon yang batangnya terbuat dari twistko (stik jagung) raksasa.
Oh ya, surga juga adalah tempat bagi para bidadari cantik. Tentu ini menggembirakan bagi laki-laki yang memang kesukaannya adalah perempuan.
Semua ini tidak salah. Tapi, oh, ya Tuhan, maafkan kami. Jika puluhan tahun kami hidup malah berakhir menuntut-Mu memenuhi apa-apa yang kami inginkan.
Ya Tuhan, sang pemilik keindahan. Bahwa di sini, tanpa perayaan, tanpa kostum-kostum, tanpa singgasana, tanpa jamuan makan. Hanya Aku dan Engkau, adalah sebuah keindahan yang lain.
1 note
·
View note