med-mind-matt-blog
med-mind-matt-blog
Media - Mind - Matters
29 posts
This tumblr is form by a group with three ladies :) Enjoy
Don't wanna be here? Send us removal request.
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Text
The Way We Enjoy Entertainment: Transmedia Storytelling
According to Korea Tourism Organization in 2016 there are 295.000 Indonesian tourist who went to Korea. This number is 50% higher than the year before. As cited from Visit Korea website for Indonesia, there are three reasons of this increasing (1) less MERS cases, (2) People tend to perceive that Asian country are much more saver due to the terrorism attack in Paris lately, and (3) is the influence from Hallyu wave that once again swept the world in 2016 by the huge success of Descendants of The Sun. Here is the video of Enjoy Your Creative Korea Ads for 2016 Visit Korea. This ads is tarted by Song Joong Ki as 2016 korean Tourism Ambassador (whom also started in Decendants of The Sun).
youtube
Hallyu wave is proven effective as the strategy that lead to the increasing tourist coming to Korea. Korea’s Tourism campaign this year  is Imagine Your Korea, Creative Korea whose ambassador is no other than Song Joong Ki (lead actor of Decendant of The Sun). Some of Korean famous tourism destination are Namsan Tower, Nami Island (the island where Winater Sonata drama taken place), Jeju Island, The Palace. This site is often found as shooting places for many dramas and movies. Beside places, Korea also sell their music tourism, where they have K-Pop Hollogram Concert, and many other things. 
Hallyu Wave, has shown how people maximize their experience of consuming story from drama, film, or music by going to the places that pictured in there. This phenomenon of maximazing entertainment experience through various media including places is what Jenkins said as transmedia storytelling which he explained as “represents a process where integral elements of a fiction get dispersed systematically across multiple delivery channels for the purpose of creating a unified and coordinated entertainment experience.” Korea sure does using its entertainment industry to drive its tourism.
Korea Cultural Industry is not merely about music  and drama which goal is to shift the trend from western and Japanese to the them. Instead Korea surely realize that music and drama have been universal language that is easily accepted and consumed. Through these understanding Korea put their cultural industry into their international politics strategy. When people may just think that Boyband and Girlband only dancing around the stage, they forget the fashion, new music genre, shooting sites that grown accordingly and the whole new world which set as a holistic story of how Korea is. In this part Korea succeed in familiarizing its name in the world.
Korea telling the stories of their people, and nations through the dance movement, through the drama series, and through the married of korean and western music. Drama has been a tool that being used not only to introduce Korean film industry but also its cultural richness. Korean cuisines for example always being a part that is shown in korean drama and movie. In result audience who watch it become more and more familiar with Kimchi, Korean Fried Chicken, Ramyoen, Toppoki and many more. This hallyu wave, resulted the growing number of Korean reastaurant in many countries. 
Not only that these days, Korea is campaigning for Muslim Friendly Korea. As they realize the anthusiasm of Muslims to Korea. Here is one of the campaign video
youtube
Reijnders et al (2015) said that this phenomenon of people travelling places because of media that they consume; music, film, literature and more is called as Media Tourism. The study of media tourism is increased since the growing number of this kind tourism. The hallyu wave is one of the proof, and  many others like New Zealand as the shooting place of The Lord of The Rings. Then, Hollywood as the movies industry center, or Disney World, or Potterland.This are all the tourism sites that grown from story that we watch, read or listen to. The result of this is that more people are willing to experience the media that they consume through various media channel. The story of Winter Sonata  isn’t only enjoyed through its drama episodes, but dispersed into the placed of its scence taken which become tourism destination. Reijnders et al (2015) explain that people act this way because they have imagination and this imagination is used when they access others media, inclue places. This is exactly what Kore Tourism Organization said in their brand identity as captured in the screen shoot here :
Tumblr media
This explain why a story could be extended into games, films, theme park even something that doesn’t related to the story anymore could still be another experience for us as consumer. For example as K-Pop Lovers a person might travel all the way to Korea, to visit Namsan Tower to experience the vibes of Korea. This Korea is something that they imagine and enjoy while consuming Korean Entertainment.
This entertainment is a form of transmedia  that we as consumers access through various media, eventhough the content may not directly told through the media we access. I my self, experience it as I follow many accounts in social media about Korean Drama. I use soompi Forum for following the information about the Korean Actor I am interested in. I also read www.dramabeans.com for the recaps of the drama I’ve watched. This all is my way to extend and fullfill my imagination of the story that I enjoy. I also write this in full article here. 
It was also the same like all the Harry Potter fans arround the world. They read the books, watch the movie, went to the Hogwarts Theme Park, but the wond and the cloth. Visit potterland webs, and even decorate their birthday or wedding that way.  As we now see that we use various plarforms in order to satisfy our need of information and experience on certain things.
Source :
Reijnders, Stijn., Bolderman, Leonieke., Es, Nicky Van., dan Waysdorf, Abby. (2015). Locating Imagination: An Interdiciplinary Perspective on Literary, Film, and Music Tourism. Tourism Analysis, Vol.20 pp. 333-339. DOI: http://dx.doi.org/10.3727/108354215X14356694891979
http://www.visitkorea.or.id/bbs/board.php?bo_table=news_release&wr_id=85&page=3 
http://www.visitkorea.or.id/bbs/board.php?bo_table=video&wr_id=38
1 note · View note
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Text
Dari Nomor HP Berujung Pencurian Identitas.
Sering kali kita membicarakan mengenai privasi di Internet, namun kita masih memberikan dan membagikan banyak data dan informasi mengenai. Bisa dilihat dari tindakan yang kita lakukan di berbagai platform. Seperti mengunggah foto atau video mengenai keseharian kita, menggunggah foto dengan lokasi kita berada, sharing lagu atau film yang sedang kita dengarkan atau tonton, seperti Path, Instagram, dan Snapchat. Atau membagikan informasi terkini tentang kegiatan, kesibukan, dan pekerjaan di suatu platform seperti LinkedIn. 
Tanpa disadari data yang dibagikan ini dapat diambil dan digunakan oleh pemerintah, atau institusi lain, dan bahkan bisa juga memicu tindakan kejahatan. Salah satu contohnya adalah kasus penipuan yang baru-baru ini terjadi. Beberapa waktu lalu tepatnya di bulan April, terjadi penipuan di kalangan mahasiswa FISIP UI. Penipuan ini terjadi dikarenakan para korban banyak menaruh nama dan nomor telepon mereka ketika menjadi narahabung di berbagai publikasi di media sosial untuk keperluan kepanitiaan acara di kampus.
Para pelaku ketika menargetkan para korbannya telah mengidentifikasi terlebih dahulu siapa orang-orang terdekat korban, kegiatan korban, kesibukan korban saat ini. Para pelaku bahkan ketika melakukan aksinya mengakui sebagai orang terdekat korban seperti temannya, atau kerabat dari organisasinya. Pelaku melakukan hal ini dengan mengambil nomor yang ada untuk dijadikan target penipuan. Kemudian mereka menargetkan siapa saja korban yang dituju, dan mencari tahu melalui media sosial. Kemungkinan terbesar informasi yang pelaku dapatkan juga merupakan hasil mereka men-stalk media sosial calon-calon korban mereka. 
Kasus selengkapnya dapat dilihat di tautan di bawah ini: https://timeline.line.me/post/_ddrRitP5CjF7Cs9a2uSJXjZPaK1a7glsMCLIaFA/1149448932404067403
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Kredit Foto: Hendi Herdiansyah
Dapat dilihat dari kasus di atas, bahwa akibat menaruh nama dan nomor di media sosial (data lain) para pelaku menjadi lebih mudah untuk mencari tahu tentang para korbannya. Tindakan yang kita lakukan ini makin membuat bahwa data yang kita miliki tidak menjadi data privasi lagi. Seperti video berikut ini menjelaskan bagaimana dan apa saja yang akan terjadi ketika kita membagikan data-data tersebut di media sosial.
youtube
Dari video tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa data yang kita miliki bisa menjadi bumerang untuk diri sendiri. Sebab data kita tidak hanya digunakan untuk kepentingan pemasaran, pemerintah, atau pencurian identitas, tapi bahkan bisa lebih jauh seperti kloning identitas. Hal ini berkaitan dengan perkembangan dan penggunaan artificial intelligence dalam pengelolaan data untuk berbagai macam kepentingan. 
Dalam jurnal yang berjudul Artificial Intelligence : Definition, Trends, Techniques and Cases yang ditulis oleh Joost N. Kok, et al, dijelaskan bahwa artificial intelligence adalah “that machines can be improved to assume some capabilities normally thought to be like human intelligence such as learning, adapting, self- correction, etc”. 
Berdasarkan pernyataan tersebut, secara mengejutkan telah banyak software dan aplikasi yang telah ada dimana software tersebut berupa mesin yang dapat mengcopy wajah atau suara dari seseorang dan dipindahkan ke platform lain dan terlihat benar-benar sama dengan wajah atau suara yang dimiliki oleh orang tersebut. Software tersebut bernama Lyrebird dan Face2Face. Berikut ini cotohnya:
https://soundcloud.com/user-535691776/obama-0
https://soundcloud.com/user-535691776/special-guest-at-iclr
youtube
Dengan demikian kita harus lebih bijaksana dalam menggunakan media sosial, agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak akan terjadi. 
Nama: 
- Jaya Wina (1506686040)
- Laura Brigitta (1506686223)
- Yasmine Raudya Maghfira (1506720665)
Referensi:
https://soundcloud.com/user-535691776
http://www.eolss.net/sample-chapters/c15/e6-44.pdf
https://techcrunch.com/2017/04/25/lyrebird-is-a-voice-mimic-for-the-fake-news-era/
https://www.rt.com/viral/386133-digital-lyrebird-mimics-human-voices/
https://www.rt.com/viral/386133-digital-lyrebird-mimics-human-voices/
54 notes · View notes
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Continue to Breathe, Continue to Breathe…
India Arie, my biggest muse has always been doing something great lovely. Melalui semua karya-karyanya, India menyebarkan cinta dan pesan yang membangun seseorang dari masa-masa buruk yang dialaminya.
Kali ini, India Arie mengeluarkan single barunya yang berjudul “Breathe” dalam albumnya yaitu “Worthy”, yang berisi tentang pesan empowerment bagi “black lives”. Dalam mengenalkan single dan album barunya ini, India melakukan kegiatan bersama dengan para “saudara” nya dari ras nya menyanyikan lagu tersebut bersama sama. Yang mana untuk lagu ini belum ada official videonya. Selain itu di akhir video tersebut, India juga memperkenalkan bahwa ada merchandise dari WORTHY yang dapat dibeli.
Sumber: http://singersroom.com/content/2017-01-23/india-arie-launches-worthy-apparel-line-in-support-of-black-lives-matter/ http://therumpus.net/2016/07/india-aries-breathe/ Laura Brigitta (1506686223)
2 notes · View notes
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media
Which One Do You Prefer? . . . . Burn / mix merupakan sebuah konsep dimana REPETISI dan VARIASI menyatu. Keberadaan internet membuat audiens semakin aktif, tidak hanya mengkonsumsi tetapi juga membuat sesuatu yang baru dari apa yang mereka konsumsi. Itulah konsep dari mix culture dimana sebagai contohnya banyak dilakukan oleh fandom-fandom. . . . Contoh yang saya ambil di atas ini merupakan lagu You Gotta Be yang pada aslinya dinyanyikan oleh Des'ree pada tahun 90an. Namun kini, lagu tersebut masih eksis di industri musik namun dikemas dalam bentuk yang berbeda dengan sedikit sentuhan EDM. Seperti yang dibawakan oleh Kiera Weathers. Lagu You Gotta Be yang lebih banyak diputat di radio adalah versi Kiera Weathers. Namun hal tersebut tidak dapat menghilangkan fakta bahwa viewers atau penggemar di akun Youtube Des'ree masih lebih banyak. . . . . Hal ini sejalan dengan konsep kurasi yang mana menyatakan "real and copied at the same time". Lagu You gotta be oleh Kiera memang dapat dikatakan copied dari versi aslinya milik Des'ree, namun pada saat yang bersamaan juga real karena telah dibawakan dengan gaya Kiera. Laura Brigitta (1506686223)
0 notes
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media
I Produce and Consume Media!
Adanya media konvergensi menyebabkan adanya audiens yang aktif. Mengapa? Penggabungan media lama dan media baru menyebabkan banyaknya konten yang diproduksi kembali bahkan diberikan modifikasi atau tambahan-tambahan. Konsep produsage memperlihatkan bahwa audiens secara aktif menjadi produsen dan konsumen secara bersamaan.
Pada contoh gambar di atas, merupakan series Amerika yaitu Empire yang selalu saya tonton di channel StarWorld. Ketika saya sudah ketinggalan banyak episode tiap minggunya, pilihan yang saya punya adalah mengaksesnya secara streaming di website-website. Tentu saja, ada banyak! Peran website streaming ini merupakan produsen yang meunggah kembali episode series Empire dan bahkan juga terdapat subtitlenya. Tidak hanya subtitle, web-web tersebut juga memiliki lengkap koleksi empire dari season 1 hingga season 2. Hal ini juga terjadi bagi fans-fans drakor seperti runningman, yang juga banyak disediakan di website-website.
Dalam hal tersebut tentu saya berperan sebagai konsumen, yang mengkonsumsi produksi dari web streaming. Namun, saya turut menjadi produsen ketika saya membagikan link website tersebut ke sosial media saya seperti facebook apalagi ketika saya menambahkan sedikit review mengenai episode tersebut yang akan menarik orang untuk menonton.
Laura Brigitta (1506686223)
0 notes
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Link
Seperti yang diungkapkan dalam bacaan Inside The Matrix tidak ada privasi sebenarnya di era digital ini. Sama seperti hal yang dilakukan Edward Snowden bahwa data yang masyarakat miliki juga menjadi data milik pemerintah, bahkan menjadi data untuk semua. 
Jadi, bagaimana cara kita menjaga privasi di era digital ini?
youtube
youtube
- Yasmine Raudya Maghfira (1506720665)
0 notes
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
cc: hufftingtonpost
Olimpiade 2016 memiliki cukup banyak kontroversi, yaitu terdapatnya seksisme terhadap atlet perempuan. 
Bukan membahas kemenangan para atlet ini, yang difokuskan malah status pernikahan, perbandingan dengan atlet laki-laki, berjasanya suaminya yang juga atlet lain atau suaminya merupakan pelatihnya, pakaian yang dikenakan, bahkan ada yang membahas kutek yang digunakan?! 
Perbedaan kata terhadap performa ataupun prestasi antara atlet laki-laki dan perempuan juga sangat berbeda. Olimpiade 2016 merupakan salah satu bukti nyata sexism baik melalui media online ataupun offline. 
youtube
- Yasmine Raudya Maghfira (1506720665)
Source: 
http://www.cambridge.org/about-us/news/aest/
http://www.huffingtonpost.co.uk/entry/rio-olympics-sexism-women-media-2016_uk_57b6e6e7e4b042aee74b3c53
https://www.theguardian.com/world/2011/nov/05/women-bloggers-hateful-trolling
http://mobile.abc.net.au/news/2011-11-11/evans-men-call-me-things-and-its-not-romantic-twitt/3659712?pfmredir=sm
0 notes
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Text
The Internet of Things
Internet of things secara sederhana diartika sebagai bagaimana benda-benda disekitar kita dapat berkomunikasi dengan satu sama lain menggunakan jaringan. Benda-benda ini mengambil berbagai macam data yang kemudian di send ke cloud. Internet of things (IoT) adalah apa yang diprediksikan sebagai masa depan dari perkembangan teknologi selanjutnya. 
Apa saja sih bentuk Internet of Things? Contohnya adalah gelang FitBit yang mampu mentrack berapa jumlah langkah kaki kita, bagaimana detak jantung dan kondisi kebugaran kita yang kemudian dapat kita akses informasinya melalui ponsel kita. 
secara singkat ini dia yang dimaksud dengan Internet of Things:
youtube
youtube
Permasalahan dari Internet of Things adalah bagaimana data-data ini digunakan:untuk apa, kepada dan oleh siapa, dan bagaimana penggunaannya?
Jika sebelumnya konsep privasi merupakan hal yang perlu dipatuhi sekarang apa yang tersisa dari privasi? Ketika semua data bisa diolah dan dijadikan sintesis data untuk berbagai macam keperluan industri dan institusi periklanan, marketing, government dan berbagai macam hal lainnya. 
Saya kemudian berfikir bagaimana bila seluruh data yang telah kita taruh kemudian digunakan untuk membuat sesuatu. Salah satu yang mencengangkan adalah ketika saya menonton sebuah episode dari Black Mirror yang menceritakan bagaimana manusia harus berusaha mengerti dan melewati konsep kehilangan utamanya kematian. Bagaimana jika seluruh data yang kita taruh di Internet kemudian bisa digunakan untuk menghasilkan artificial intelligence yang bereaksi seperti kita? Isn’t it creepy that we dies and we can be lived again? Semuanya dihasilkan dengan menggunakan data kita, this is the Big Data use and Internet of Things to solve our main question as human how to deal with grief?. The question is it ethical?
1 note · View note
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Text
Kampungan, Ndeso: ketika kata kampung dan desa di deskriditkan.
Baru-baru ini ketika pulang ke rumah saya akhirnya bersentuhan lagi dengan televisi, saat  itu saya membuka Trans 7 dan menonton OVJ. 
Ada scene dimana Parto sang dalang sedang meminta seorang penonton sebut saja A, untuk membacakan naskah cerita selanjutnya. Ketika Patro meminta membaca ia bilang coba bacakan naskahnya tanpa ada logatnya. Ketika meilihat ini saya tersentak, mengapa harus tidak ada logatnya?
Pria ini, A berasal dari Jawa Tengah atau Jawa Timur saya lupa ia memang masih memiliki logat dan penekanan huruf sebagaimana dalam bahasa Jawa. Berkali-kali ketika dia menyebut dibilang, ayo dong jangan ada logatnya pakai bahasa Indonesia. Mungkin secara umum sudah terbiasa mendengar hal ini sehari-hari, bagaimana logat jawa yang medok  sering dijadikan bahan tertawaan. Yang paling bikin saya miris adalah ketika Parto bertanya
Parto : “kamu sudah punya pacar?” 
A: “Sudah” 
Parto :  “Pacar kamu di mana?”
A:  “Di kampung” 
Parto: ” jangan bilang di kampung dong. Bilang ajah jauh gituh di mana”
Tanpa sadar, hal ini terpatri bahwa orang yang memiliki logat Jawa ketika berbahasa Indonesia itu ndeso atau kampungan. Kalauasalnya dari Kampung itu tidak keren. Kampungan sendiri sebagaimana saya kutip dari Performing Contemporary Indonesia: Celebrating Identity Constructing Community di jelaskan bahwa “  the term ‘kampungan’ generally understood to imply lower class vulgarity and lack of style...”  (Crosby dalam Hatley dan Hough, 2008). 
Jika memang medok itu kampungan, lalu Bahasa Indonesia yang benar itu seperti apa? Yang tidak ada logat jawa nya? atau logat batak-nya? atau logat Sunda-nya? Coba dipikir ulang, toh logat yang katanya tidak berlogat ini menurut saya hanya apa yang terbiasa kita dengar dengan yang tidak belaka.  Memangnya salah juga kalau punya pacar di kampung? Mengapa malu kalau berasal  dari kampung?
Hal ini mungkin seiiring diafiliasikannya bahwa bahasa yang keren  atau gaul  itu adalah bahasa seperti orang jakarta. Sebagaimana yang sering dan kerapkali mendapat exposure di media massa. Hal ini juga dijelaskan dalam kutipan berikut ini: 
“ if there is an exemplary centre informing the language choices of middle-class youth today, it has less to do with the centres and standards of Java’s courts and aristocracies than it does with the examples provided by a diverse array of new media and institutions,” 
(Smith-Hefner, 2007:198 dalam Manss)
Akhirnya iseng-iseng saya cari bagaimana penggunaan kata kampungan  dalam internet dan ini yang saya dapat dengan kata percarian “kampungan dalam netizen”
Tumblr media
Beberapa contoh penggunaan kata kampungan dan ndeso  dalam media online. 
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ketika kata kampung  dimaknai sebagai sebuah keterbelakangan, dan berada di posisi terbawah, dampak akhirnya terdeskriditkannya masyarakat yang tinggal di kampung. Padahal kampung  punya kemampuannya dan kehebatannya tersediri, Kampungan menjadi pembatas pembeda antara mereka yang bergaya dan mereka yang tida dengam indikator gaya berpakaian, gaya rambut, dan logat berbicara. Ketika berbahasa Indonesia dengan logat Jawa atau Batak atau NTT seseorang diafiliasikan sebagai tidak gaul. Sebagaimana yang saya kutip : 
Penggunaan kata kampung, ndeso. Tertawa ketika melihat film-film hollywood di translate ke dalam bahasa Jawa. Tertawa ketika teman memiliki penekanan dalam suku kata atau pelafalan huruf tertentu. 
Coba dipikir ulang, apa bedanya ketika film-film Hollywood diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia? Apakah gue lo, berarti gaul ? Apakah berasal dari kampung berarti tertinggal?  Mungkin apa yang kita anggap normal, dan apa yang kita tertawakan hanya konstruksi makna belaka yang dilakukan dengan menyampingkan orang lain. Better think twice before saying anything. 
“the term kampungan it would seem, is closely connected to the way many Indonesian think of themselves, and the shifts connected to the way many Indonesians think of them-selves, and the shifts in its meanings reflect changes in and re-evalulation of their sense of self.”  (Crosby: 2008)
Sumber :
Alexander Crosby.(2012). Relocating Kampung, Rethinking COmmunity: Salatiga’s Festival Maa Air. Dalam  Performing Contemporary Indonesia: Celebrating Identity Constructing Community. Brill: Leiden Page 67
Howard, Manss. Jakarta Indonesian and youth in regional Java. file:///C:/Users/Jaya%20Santiya/Documents/Universitas%20Indonesia/Academic/Semester%204/PTIK/Resources/Jakarta_Indonesian_and_Youth_in_Java.pdf 
http://www.cnnindonesia.com/politik/20170215125126-32-193668/ibas-yudhoyono-fitnah-keji-antasari-kampungan/
http://nasional.kompas.com/read/2014/05/30/1850564/Jokowi.Jangan.Remehkan.karena.Wajah.Saya.Ndeso..
0 notes
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Link
Artikel ini memberi gambaran baru mengenai budaya Remix. Awalnya ketika hanya dilihat dari sisi khalayak Remix merupakan sebuah bentuk seni dari mengolah karya-karya yang sudah ada. Remix menjadi sebuah bentuk seni yang memberi ruang kreatifitas dalam menghasilkan karya-karya baru, khususnya musik.
Lessig, dalam bukunya Remix (2008) mengemukakan bahwa hadirnya Remix menjadi sebuah perdebatan sendiri bagi industri, terutama dalam isu copyright. Hadirnya Remix dan Mash-Up kemudian membentur dinding-dinding batasan peraturan copy-right yang selama ini telah dibuat.
Untuk itu, ketika internet hadir sebagai sebuah media yang menawarkan kebudayaan partisipatif dari khalayaknya, copyright menjadi dipertanyakan kesesuaian dan relevansinya.
Di satu sisi ada kepentingan industri di sisi lain ada kepentingan khalayak. Alhasil peraturan-peraturan Copy-right menjadi sesuatu yang membatasi ruang berkreasi khalayak. Masalah muncul, ketika internet menjadi sebuah copy-machine yang sangat cepat. Duplikasi, pengeditan dan penyebaran file dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
Remix menjadi sebuah contoh dari kreasi era konvergensi media ini. Remix menghasilkan editan dan interpretasi dari karya-karya lama yang sebelumnya tidak dihadirkan dengan cara seperti ini.
Bagi Lessig, Remix sendiri lebih diposisikan sebagai sebuah cara mengkuotasi suatu konten media. Ketika diperlakukan seperti ini, maka harusnya ada aturan yang mewadahi cara-cara dan batasan dalam kuotasi ini. Inilah yang kemudian Lessig tawarkan yaitu Creative Commons lisencing.
Namun, Murray penulis artikel di atas melihat bahwa remix bukanlah bentuk kuotasi saja namun merupakan sebuah bentuk karya seni baru. Menurutnya untuk menghasilkan kebijakan yang tepat terkait copy-right dan remix adalah dengan menentukan apakah internet akan dijadikan lebih sentralistik dan elitis dalam arti ada yang mengatur secara jelas, Atau memang akan dijadikan sebuah tempat terbuka bagi siapa pun.
Murray juga mengatakan bahwa, siapa pun yang melakukan kegiatan berkesenian di era abad ke 21, harus berkeinginan untuk dikopi dan dibagikan karya ke berbagai orang. Karena jika tidak maka tidak ada gunanya berkarya di era ini.
Bagi saya sendiri, ketika melihat Remix, Mash-Up, khalayak aktif, dan copy-right masuk di antaranya saya menjadi bingung. Batasan-batasan kuasanya buram dan tidak dapat ditentukan. Seperti yang Couldry bilang untuk menentukan kuasa harus diperhatikan baik-baik dan dalam istilah Couldry adalah scanning the horizon.
Topik minggu ini membuat saya lebih banyak berpikir, dan menimbang berbagai sudut pandang mengenai ruang kreatifitas terbuka yang bebas dan batasan melalui copyright. Singkatnya Industri atau khalayak? perdebatan masih berlanjut.
0 notes
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Video
Budaya remix sekarang ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Bukan produsage biasa, tapi masyarakat secara global juga mengkreatifkan konten-konten tersebut. Menurut Axel Bruns, sebagai produsage aktif masyarakat merupakan komunitas yang pada dasarnya mengabadikan budaya penciptaan dan budaya remix melalui sharing dan reworking. 
Salah satu bentuk budaya tsb adalah aplikasi atau fitur Dubsmash. Dengan menggunakan aplikasi ini, pengguna dapat memilih rekaman audio atau soundbite dari film, pertunjukan, musik, dan tren internet dan merekam video dengan men-dubbing audio yg tersedia di aplikasi.
Tumblr media
CC: www.hackerzheaven.com
Contoh lain adalah A Bad Lip Reading, di mana karya berhak cipta diedit menjadi sesuatu yang baru, menambahkan lapisan baru atau teks yang berbeda dari teks sebelumnya.
youtube
youtube
Sumber:
Bruns, Axel. 2010. Distributed Creativity: Filesharing and Produsage
https://en.wikipedia.org/wiki/Dubsmash
https://www.youtube.com/channel/UC67f2Qf7FYhtoUIF4Sf29cA
- Yasmine Raudya Maghfira (1506720665)
tumblr
313 notes · View notes
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media
Citizen Journalism.
Citizen Journalism kini tidak lagi menjadi fenomena baru pada praktik jurnalistik. Semua orang dapat melakukan citizen journalism, dimana saja dan kapan saja. Citizen journalism atau jurnalisme warga merupakan aktifitas jurnalisme yang dilakukan oleh warga dan sangat berhubungan dengan penggunaan internet dalam hal ini media sosial atau platform online. Dimana, terdapat ruang bagi publik untuk “berkumpul” dan berdiskusi, menyampaikan opini atau bahkan melaporkan suatu kejadian tertentu.
Pada praktiknya, citizen jurnalisme memiliki kelebihan juga kelemahan. Kelebihannya adalah bahwa persebaran informasi semakin beragam dan adanya kebebasan berkespresi, namun di sisi lain, citizen journalism yang tanpa melalui proses verifikasi yang ada pada profesi jurnalisme profesional dapat menyebabkan efek negatif seperti profokasi, persebaran informasi yang tidak nyata (hoax) atau traumatik pada kasus pensensoran terhadap konten-konten kekerasan atau sadistis.
Dalam hal ini, blog dapat menjadi contoh citizen journalism atau public sphere. Blog merupakan sarana atau platform online yang menjalankan praktik citizen journalism dalam hal menulis, melaporkan sebuah berita atau kejadian. Aktifitas komunikasi yang terjadi pun bisa dua arah, dimana dapat terjadi diskusi.
0 notes
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Berdasarkan Axel Bruns produsage merupakan konsep dimana masyarakat tidak hanya mengkonsumsi, melainkan memproduksi dan mengkonsumsi. 
Salah satu contoh adalah SCELE, untuk mahasiswa atau dosen yang ada di UI. Scele merupakan salah sau bentuk platform dimana pengguna, misal mahasiswa, memproduksi dengan mengunggah tugas mereka, dan mengonsumsi materi yang ada dari dosen. 
- Yasmine Raudya Maghfira (1506720665)
0 notes
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Text
Transmedia and The Hunger Games
Menurut Jenkins, transmedia storytelling adalah:
“represents a process where integral elements of a fiction get dispersed systematically across multiple delivery channels for the purpose of creating a unified and coordinated entertainment experience”.
Jadi, setiap media harus mampu menciptakan kontribusi yang unik dalam merepresentasikan dan melakukan pendalaman terhadap cerita. 
Contoh yaitu film trilogi The Hunger Games, yang memiliki transmedia marketing. THG menggunakan beberapa produk, seperti official website Capitol (pemerintahan pusat dari semua distrik yang ada di film), media sosial: official FB Capitol, official Twitter Capitol, Instagram, Tumblr, permainan di Facebook, channel Youtube yang merupakan TV Publik dari Capitol untuk semua masyarakat (tiap distrik).
Tumblr media
Official Website Capitol, sebelum Capitol mengalami revolusi.
Tumblr media
Visi Misi Capitol, yg ada di film yang diterapkan juga di website.
Tumblr media
TV Capitol yang memebrikan informasi serta berita dari tiap distrik dan Capitol.
Tumblr media
Bahkan website ini juga memberikan informasi cuaca tiap distrik, dan kisaran harga pasar yang ada.
Tumblr media
Channel Youtube yang sengaja dibuat seperti ini, awalnya namanya ‘One Panem’ saat sebelum film selanjutnya tayang, tapi sekarang semua film sudah tayang dan berubah menjadi channel The Hunger Games.
Tumblr media Tumblr media
Beberapa informasi di official FB Capitol, seperti di atas, ada informasi pelarangan untuk menyebrang ke distrik lain. Terlihat seperti nyata bukan?
Tumblr media
Interaksi para fans, seperti masyarakat yang sedang marah. Seakan-akan FB One Panem benar-benar punya Capitol, padahal itu adalah buatan. 
Tumblr media
Permainan, yang ada di FB, dari official FB Capitol: One Panem, nantinya akan terkoneksi juga ke permainan tersebut. 
Tumblr media Tumblr media
Instagram yang memberikan informasi tentang fashion, acara-acara, dan berita ter-update dari Capitol.
Tumblr media
Tumblr yang juga berisikan fashion, serta tokoh-tokoh seperti Presiden Snow, dan perancang-perancang yang ada di Capitol. Bahkan ada “citizen sighting” yang merupakan reblogged dr para fans itu sendiri. 
Tumblr media
Setelah Capitol Revolusi, Sang Mockingjay, menjadi pemimpin menggantikan Presiden Snow. 
Nah hampir lengkap bukan yang digunakan THG? 
Ternyata selain Star Wars, dan The Matrix, The Hunger Games juga menjadi salah satu yang sukses dalam mempublikasi menggunakan transmedia.
- Yasmine Raudya Maghfira (1506720665)
Sumber:
https://www.portent.com/blog/social-media/hunger-games-social-media-campaign.htm 
http://www.huffingtonpost.com/2012/03/01/hunger-games-adventures-facebook-game_n_1313630.html?ref=books
http://www.victorandrekong.com/the-hunger-games-un-caso-de-exito-de-publicidad-transmedia/
0 notes
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Video
youtube
Jadi inget soal parody dari lagunya Awkarin dan Young Lex yg Bad.
Ini parodi aslinya bikin ngakak pas pertama nonton. Nggak nyangka bisa yah kepikiran bikin kayak gini. Dari pada cuma nonton, dan kesel merengut dengerin lagunya Young Lex dan Awkarin yg BAD mending bikin parodinya.
Di sini lah, khalayak yang biasanya cuma bisa menonton berbalik jadi memperoduksi. Konsep seperti ini disebut sebagai produsage.
Intinya sih bagaimana khalayak bisa memproduksi dan nggak cuma menonton saja. Alhasil konten yang dihasilkan terus menerus direplika, dikembangkan dan diubah tanpa akhir. Proses ini yang akhirnya menjelaskan setiap karya tidak benar-benar memiliki akhir dan selesai, karena selalu bisa di utak-atik lagi oleh khalayak terlebih dengan kemudahan teknologi sekarang.
0 notes
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
CITIZEN JOURNALISM
Net, salah satu stasiun TV Indonesia, memiliki program net CJ. CJ di sini berdiri untuk citizen journalism.
Net CJ, memberi ruang kepada siapa pun yang ingin menjadi seorang jurnalis. Saat ini Net CJ memiliki situs yang dapat diakses untuk mengetahui berbagai berita dan liputan yang dibuat langsung oleh warga biasa.
Umumnya liputan-liputan ini dikirimkan oleh warga dan apa bila dinilai memiliki kualitas yang baik maka sering kali Net akan menayangkan hasil liputannya di salah satu segmen program berita.
Melihat contoh ini, Net sebagai media mainstream memanfaatkan ada citizen journalism untuk kemudian digunakan sebagai sarana menggalang informasi yang lebjh bersifat lokal.
Keuntungannya adalah berita-berita yang dihasilkan lebih beragam dan masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses pembuatan.
0 notes
med-mind-matt-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Citizen journalism atau jurnalisme warga ialah warga biasa yang bukan seorang jurnalis profesional dan melakukan aktivitas jurnalistik. Konsep citizen journalism didasarkan masyarakat yang berperan aktif dalam proses pengumpulan, pelaporan, analisis, dan menyebarkan berita dan informasi (Wikipedia).
Baru-baru ini di Indonesia terdapat pemberitaan mengenai pria yang ditelan ular piton di Mamuju, Sulawesi Barat. Salah satu warga ada yang melaporkan bagaimana korban dapat ditemukan dengan mengunggah video di akun Youtubenya. Setelah saya buka akun Youtubenya, ternyata warga yang bernama Idris Tajannang ini rutin menggunggah video-video yang berisikan berita di daerah sekitarnya. 
Idris merupakan salah satu contoh citizen journalism yang menggunakan kapasitas kamera telepon genggam seadanya. Tetapi untuk menjadi jurnalisme warga yang baik ialah, tetap mengikuti etika jurnalisme yang ada, yaitu dengan tidak menampilkan video atau foto korban dengan jelas. 
Dalam The Mobile Phone and The Public Sphere oleh Janey Gordon dijelaskan bahwa telepon genggam dapat mempengaruhi ranah publik, dengan cara memberikan bukti-bukti atau menampilkan keadaan sebenarnya saat ada kejadian atau bencana. Menurut Gordon, ketika pengguna telepon genggam mengambil gambar dan video, lalu mengirimkan ke orang lain dengan laporan kejadian beserta informasi dimana kejadian tersebut, dan atau melalui internet atau tidak, maka pengguna ini disebut  ‘citizen journalist’. 
Sedangkan menurut Stuart Allan dalam Citizen Journalism: Global Perspectives Vol.1, citizen journalism adalah: 
Tumblr media
Stuart Allan juga menjelaskan bahwa selain SMS, adanya citizen journalism menjadi suatu fitur yang sangat menonjol ketika terjadi bencana gempa bumi dan tsunami Samudera Hindia 2004 atau disebut Tsunami Sumatera-Andaman 2004. Kala itu menurut Stuart, hasil dari telepon genggam baik video dan gambar, atau dari camcorder menjadi bukti tersendiri bagi publik global, dimana  penonton atau khalayaknya bukan hanya lokal, tapi dunia juga bisa menjadi tahu karena laporan para citizen journalist ini. 
-Yasmine Raudya Maghfira (1506720665)
Source: 
Allan, Stuart. 2009. Citizen Journalism: Global Perspectives Vol.1. New York: Peter Lang
Gordon, Janey. 2007. The Mobile Phone and The Public Sphere. London, Los Angeles, New Delhi, and Singapore: The International Journal of Research into New Media Technologies. Vol 13, No.3, 307-319.
http://www.sms-tsunami-warning.com/pages/tsunami-sumatra-2004#.WNxs2Bhh3eQ 
0 notes