mengudaraa
mengudaraa
🕊
33 posts
menulis untuk mengingat
Don't wanna be here? Send us removal request.
mengudaraa · 5 years ago
Text
Yang Cepat dan yang Lambat
Yang cepat atau yang lambat, semua ada gilirannya. Ada hikmahnya.
Ada yang sprint.
Ada yang marathon.
Sama-sama lari, sama-sama kompetisi, sama-sama ada juaranya. Yang bedanya cuma jenis lombanya.
Ya gak apa-apa kan kalo ada yang sprint ada yang marathon?
Yang jago sprint gak perlu dipaksa marathon kalo emang jagonya sprint. Yang jago marathon juga ga perlu dipaksa sprint kalo emang jagonya marathon.
Gak usah pusingin pilihan orang. Mau sprint atau marathon, itu pilihannya.
Tau apa yang penting? Yang penting gak berhenti. Mau marathon atau sprint, gak boleh berhenti.
@taufikaulia
666 notes · View notes
mengudaraa · 5 years ago
Text
memiliki banyak gelar, menimba ilmu setinggi-tingginya
mempunyai pekerjaan yang tetap, monoton, terjadwal, sampai berseragam
bisa menikah muda, syukur sesuai dengan usia menikah menurut standar yang dibuat oleh kebanyakan orang
hidup yang dijalankan terasa stagnan, lurus, dan terstruktur
bisa jadi itu adalah mimpi buruk bagi sebagian orang
selalu ingat, tiap manusia punya "standar hidup" yang harus dihargai, diterima.
jangan banyak berkomentar karena kamu tidak pernah tau bagaimana proses tiap orang untuk sampai dititik itu.
kalau tidak bisa berkata baik, memilih diam saya rasa adalah pilihan terbaik.
selamat malam, selamat beristirahat manusia kuat.
1 note · View note
mengudaraa · 5 years ago
Text
sering ngalamin. karya ku dijiplak tanpa ijin, tapi aku cuma bisa me "yaudah lah" in ajaa hehehe
“Kalau orang lain mengcopy karyamu, menjiplak tulisanmu, memplagiasi tulisan tanganmu, tidak usah marah. Itu tandanya, apa yang kamu lakukan, layak untuk diterima orang lain”
— Choqi Isyraqi
395 notes · View notes
mengudaraa · 5 years ago
Text
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (Dalam Kenangan)
Pada Suatu Pagi Hari  Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa berjalan sendiri sambil menangis dan tak ada orang bertanya kenapa.
Ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk memecahkan cermin membakar tempat tidur. Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-tintik di lorong sepi pada suatu pagi.   Ketika Berhenti di Sini ketika berhenti di sini ia mengerti ada yang telah musnah. Beberapa patah kata yang segera dijemput angin begitu diucapkan, dan tak sampai ke siapa pun
- Dikutip Dari Buku Puisi “Mata Pisau” ~ Sapardi Djoko Damono
Tumblr media
Sapardi Djoko Damono, Dalam Program Webinar Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta, 06 Juni 2020
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Selamat jalan, guru kami, sampai jumpa di surga abadi.
143 notes · View notes
mengudaraa · 5 years ago
Text
sometimes, is oke not to be okay
semua rasa memang perlu dicoba
senang sewajarnya
sedih jangan lama-lama
0 notes
mengudaraa · 6 years ago
Text
Tolong, jangan menjadi rumit hanya karena perilaku oranglain yang sama sekali tidak pernah merugikan kita,
...
Semakin hari saya pun semakin sadar bahwa menjadi tidak peduli adalah sikap yang tepat untuk tetap tenang menjalani hidup. Mereka yang berbeda jalan, bukan berarti mereka salah. Bisa jadi mereka sedang mempertahankan apa yang mereka yakini benar.
Kalau diri sudah baik, pertahankan.
Tapi kalau merasa belum cukup baik, perbaiki.
Sudahi terus memusatkan perhatian kepada oranglain.
Karena sebenarnya dirimu juga butuh kamu.
0 notes
mengudaraa · 6 years ago
Text
Hai, aku kembali
2 notes · View notes
mengudaraa · 6 years ago
Text
Jangan Lupa
Kita semua sibuk, kita semua punya masalah yang harus diselesaikan. Seringkali, karena kita merasa demikian, kita jadi punya alasan untuk mengabaikan kebutuhan orang-orang dekat kita akan kehadiran kita. Kita ada, tapi pikiran kita pergi entah kemana. Sibuk melihat-lihat berita melalui HP dengan alasan refreshing pikiran, sibuk bekerja hingga lupa ada orang-orang di sekitar kita menyapa.
Siapa tahu, yang di depan kita cuma sedang butuh pelukan untuk menyadari keberadaannya dan kita di tempat yang sama. Siapa tahu, yang di sebelah kita ingin bercerita, semata-mata agar bisa berbagi pengalaman dan membagi perasaannya. Siapa tahu, mereka hanya orang - orang yang butuh kehadiran kita benar-benar hadir, bukan sekedar jasad yang ada namun pikiran entah kemana.
Mungkin itu sebabnya, ada orang - orang yang memilih berbagi dengan orang lain daripada orang tuanya; atau bersahabat dengan yang jauh daripada akrab dengan saudaranya; atau jika hilang iman maka berbagi kisah dengan pasangan orang lain. Barangkali mereka hanya butuh hadirnya kita, sebagai jiwa.
Mungkin itu juga sebabnya, ada orang yang merasa kesepian meski tidak sendirian. Karena merasa tubuh - tubuh di sekitarnya tidak benar - benar bersamanya, atau menerimanya.
Sederhana, kebutuhan psikis yang tidak terpenuhi. Mereka terlalu enggan meminta, dan kita yang terlalu sibuk untuk bertanya : apa yang kamu butuhkan untuk membuat perasaanmu lebih baik? Apa yang yang kamu butuhkan dariku? Sekedar duduk bersama sambil tertawa? Pelukan saja? Bergandengan tangan? Atau duduk berhimpitan sehingga suka dukamu bisa kurasakan? Apa kamu tidak kesepian duduk sendiri di ujung bangku?
537 notes · View notes
mengudaraa · 6 years ago
Text
(yang bertahan belum tentu yang terbaik)
...
beberapa memilih mundur karena merasa sudah tidak dihargai,
lalu sisanya? tetap bertahan dengan satu alasan yaitu rasa nyaman
omong kosong?
atau rasa itu memang benar adanya?
coba tanya hati. terkadang ia lebih jujur dari sekedar kalimat kalimat manis yang mudah untuk diucapkan dari mulut siapapun.
bagaimana kalau nyatanya yang bertahan adalah dia yang sama sekali tak punya rasa peduli terhadapmu?
bagaimana kalau nyatanya yang bertahan adalah dia yang selalu membuatmu murung sepanjang waktu?
bagaimana kalau nyatanya rasa nyaman itu hanya dirasakan oleh satu pihak saja?
benar bertahan atau justru kelebihanmu yang sedang dimanfaatkan?
coba tanya hati, sekali lagi—
0 notes
mengudaraa · 6 years ago
Text
Ramadhan kesekian ditempat rantau
Malang,
Seperti biasa, pergi kemasjid setelah berbuka untuk menjalankan sholat tarawih berjamaah. Bedanya kalau disini, selalu ada sesi ceramah sebelum sholat tarawih itu dimulai. Saya masih ingat isi dari ceramah pada tarawih pertama, bunyinya seperti ini...
" dengan menjalankan ke lima rukun Islam bukan berarti kita dapat dikatakan sebagai muslim seutuhnya. bahkan ada sahabat nabi sholatnya istiqomah selama 60th tapi tidak satupun sholatnya yang diterima. bisa jadi salah dalam gerakan ruku'nya atau ada beberapa bacaan yang tidak sesuai dengan lafadhnya. rukun Islam itu hanya fondasinya, dan ketika kita menjalankan salah satu rukunnya, berarti kita baru membangun fondasinya. belum memperkuat fondasinya. belum memperkuat keislaman kita. Keislaman kita masih jauh dari sempurna. "
Dan seketika itu juga saya sadar, bahwa ibadah saya masih belum berarti apa-apa.
0 notes
mengudaraa · 6 years ago
Text
Mahasiswa Biasa
Sebelum-sebelum ini, kupikir bahwa menjadi mahasiswa biasa-biasa aja, tanpa prestasi, ikut organisasi juga tidak berkontribusi penuh–hanya sebagai bagian dari nyari kesibukan, nyari teman, dan nyari CV. Jalannya akan lebih sulit di banding dengan teman-teman yang penuh prestasi dan aktif dimana-mana. 
Lalu, bertahun kemudian saya menyadari bahwa tidak demikian jalannya. Dulu, sewaktu mahasiswa, ada teman-teman kita yang sudah menemukan “tempat bermainnya”, sedang kita masih bingung sambil terus jalan mencari jati diri. Ikut ini, ikut itu, tapi tetap saja tidak menemukan kecocokan jiwa. 
Bahkan, hari ini saya malu jika harus mencantum riwayat organisasi yang pernah dulu diikuti. Tidak satupun organisasi yang diikuti, saya berkontribusi besar kepadanya. Hanya sebagai sebuah pelarian, sebuah pelampiasan untuk mencari nama, mencari label.
Saya paham, bahwa menjadi mahasiswa yang biasa-biasa itu tidak masalah. Sama sekali tidak masalah. Saya baru bisa berperan, mengenali diri, tahu tujuan justru selepas mahasiswa. Tahu, mimpi saya apa, jalannya bagaimana, dan semua hal yang dulu ketika saya mahasiswa. Saya tidak tahu…
Banyak sekali di antara teman-teman kita dulu begitu riuh untuk mencapai satu titik prestasi tertentu, menjadi mapres, menjadi delegasi kampus, menjadi apapun yang membuat masa depan terlihat lebih cemerlang dibanding kita. Tidak salah, toh kita tidak sedang mencari yang salah dan yang benar.
Hanya saja, saya tidak tahu dan tidak punya gairah yang sama dengan mereka. Bukan juga karena tidak mau berjuang, melainkan memang saya tidak ada minat sama sekali untuk meraih itu semua. Saya lebih suka berdiskusi, berbicara dari hati ke hati dengan teman-teman saya yang serupa. Serupa merasa keliru memilih jurusan, serupa bingungnya dengan masa depan, serupa gelisahnya dengan apa yang dijalani.
Kini, hampir 10 tahun yang lalu sejak saya menjadi mahasiwa, 5 tahun yang lalu selepas saya melepas mahasiswa. Kami semua sudah berada pada titiknya masing-masing, berkarya di tempatnya masing-masing, dan menjadi dirinya masing-masing. Sesuatu yang dulu, kami bincangkan semasa mahasiswa. Sesuatu yang baru kami sadari, bahwa tidak masalah gelisah dan galau selama mahasiswa, tidak kenapa-kenapa jika kita tidak berprestasi seperti rekan kita yang lain, tidak masalah menjadi mahasiswa yang biasa-biasa. Nanti, akan ada masanya kita mendapatkan MOMENTUM hidup kita sendiri :)
Yang terpenting adalah; tetaplah menjadi orang baik dan jangan merepotkan orang lain, bermanfaatlah :)
©kurniawangunadi
1K notes · View notes
mengudaraa · 6 years ago
Text
Sexy Killers
Tumblr media
Wajar kalau orang jadi pengen golput abis nonton Sexy Killers. Tapi pointnya menurut saya bukan golputnya, bukan gak percayanya. Melainkan gak ada orang yang bisa kita kultuskan bener-bener baik dan bersih. Gak ada orang kayak gitu.
Barangkali orang-orang yang akhirnya memilih golput karena sebelumnya mereka terlalu menganggap sosok yang mereka dukung ini sosok yang bersih dan baik 100%. Dan saat mereka tau boroknya, akhirnya bingung sendiri. Kalo gitu, kita yang naif namanya. Hampir ga ada orang kayak gitu.
Politik kita itu lingkaran setan. Kalau kamu masuk politik gak bawa uang yang cukup (cukup=tumpeh-tumpeh), mau gak mau kamu harus meniti karir dari jadi kroco sambil jilat sana-sini. Pada akhirnya yang pinter ngomong dan cari muka yang dapet panggung.
Ketika para pengusaha rame-rame ngebawa gerbongnya masuk politik, kamu percaya aja gitu mereka tulus? Ya gak senaif itu juga. Ada persaingan dunia usaha yang mau gak mau mereka harus bertahan dan setidaknya kebijakan pemerintah bisa menjamin kelancaran bisnis mereka.
Salah? Ya belum tentu sih. Selama gak nyelewengin duit negara, gak korupsi, gak ngerugiin rakyat, dan gak ngelanggar konstitusi belum bisa dibilang salah kan.
(Hahaha ini saya berasa jadi kayak ngebelain ya)
Bayangin, bergerbong-gerbong orang dengan kepentingan macem-macem masuk ke arena politik untuk dapet kekuasaan yang katanya dari, oleh, dan untuk rakyat. Kamu bakal kultus dan percaya aja gitu sama dia/mereka? Ya janganlah.
Itu kenapa di demokrasi ga ada kekuasaan absolut. Kekuasaan dan kewenangan dipisah-pisah. Seenggaknya jadi eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Karena kita ga boleh percaya dan ngasih kekuasaan absolut ke satu orang/kelompok. Ada yang kerja, ada yang bikin aturan, ada yang ngawasin, ada yang ngadilin.
Dengan sistem pembagian kekuasaan gitu aja masih bisa kong kali kong colong-colongan. Itu makanya butuh partisipasi orang kayak kita. Mulai dari ngenalin siapa dan gimana rekam jejak para politisi, milih mereka pas pemilu, sampe kita ikutan ngawasin, ngomenin kerjaan mereka, dan ‘neriakin’ saat mereka korup.
Well, kita gak bisa naif. Negara demokrasi kita ini emang didesain begitu. Ada celah yang kalo orangnya baik ya baik, kalo orangnya jahat ya jahat. Pokoknya makin amburadul aja kalo kita gak partisipasi.
Ee jangan salah. Partisipasi kita bahkan bisa sampe nurunin presiden lho. Itu dimungkinkan oleh konstitusi. Kan kekuasaan di tangan rakyat, janganlah kita merasa lemah dan tak berdaya.
Balik ke poin awal. Nyoblos atau golput itu pilihan. Yang penting jangan naif dan reaktif deh. Pikir dulu mateng-mateng mau nyoblos 01, 02, atau golput.
Masih ada beberapa hari lagi sampe tanggal 17. Coba flashback lagi ke kampanye dan debat-
debat kemaren. Amatin gagasan, performance, dan ekspresi-ekspresi mereka. Secara subjektif kamu akan bisa menilai mana yang paling punya visi, kompeten, ngerti masalah, punya niat paling lurus, dan gak fake-fake banget.
Yang paling penting kita nemuin perbedaannya. Keberpihakan dan kecondongannya kemana. Apa yang jadi perhatian utama mereka. Yang dengan itu akan ada kebijakan yang mungkin gak akan langsung bikin kamu kaya, tapi seenggaknya bisa ngasih jalan buat kamu hidup dengan baik, tanpa masalah, dan bisa meraih cita-cita kamu.
Jujur aja saya skeptis sama 'kesucian’ mereka. Tapi saya masih bisa ngeliat perbedaan dari jualan mereka selama debat dan kampanye. Seenggaknya itu ngasih harapan ke saya bakal ada kebijakan-kebijakan yang lebih baik lagi, yang tentunya akan nguntungin kubu yang menang, juga sekaligus kita sebagai rakyat.
Masih memungkinkan kok ada irisan antara kepentingan mereka itu dengan kepentingan kita sebagai rakyat. Ini yang kita perjuangkan.
Pada akhirnya, setiap pilihan ada konsekuensinya entah itu Kamu pilih 01, 02, atau golput. Yang jelas saat satu kubu yang menang, orang-orang yang mengisi pos-pos penting akan berbeda dengan kalau kubu lain yang menang.
Barangkali iya sama-sama brengsek. Tapi beda orang, artinya beda karakter, beda kompetensi, beda gaya, beda output, beda kepentingan yang diakomodir.
Menurut saya, ketika hampir semua orang gak bisa dipercaya, yang perlu kita lakukan adalah membatasi kekuasaan mereka supaya kekuasaan orang-orang brengsek ini gak makin absolut dan gak makin langgeng. Karena kekuasaan absolut cenderung korup.
Pemilu ini cuma 'game’ buat milih orang yang mimpin. Kamu boleh bereksperimen, kalo di pemilu lalu saya pilih si ini, kali ini saya pilih si ono buat ngeliat perbedaan keduanya. Kalo orang yang kayak gitu gak mampu, mungkin orang kayak gini yang mampu. This is just a 'game.’
Pikirin juga, pihak yang kalah pastinya bakal jadi oposisi. Ini menarik juga, karena somehow mereka inilah yang bakal menyeimbangkan kekuasaan pemenang pemilu.
Kuncinya adalah membatasi kekuasaan. Buat saya, pemilu bukan cuma soal milih pemimpin, tapi juga perihal membatasi kekuasaan. Lewat pemilu ini Kamu bisa bilang 'Cukup, Ferguso!’ untuk orang yang menurut Kamu paling berpotensi korup.
Balik ke film Sexy Killers. Nontonnya jangan sepotong-sepotong yah. Ntar Kamu jadi cuma nganggep satu atau dua orang doang yg brengsek, padahal maksud film ini adalah 'everyone is an enemy.’
Mampang Prapatan | Taufik Aulia
1K notes · View notes
mengudaraa · 6 years ago
Text
Memasuki bulan ke empat yang terasa lebih padat. Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan.
Waktu terasa lebih cepat berlalu. Beban yang dipikul semakin banyak, bersama tanggung jawab yang kian menumpuk.
....sampai lupa kapan terakhir kali saya merasakan kerinduan terhadap rumah dan seisinya.
Yang bisa saya lakukan hanyalah memilih untuk menyelesaikan segala sesuatunya dengan cepat tanpa perlu banyak mengeluh dan berusaha bersikap seolah semua akan baik baik saja disaat yang terjadi justru sebaliknya.
2 notes · View notes
mengudaraa · 6 years ago
Text
Jika belum bisa shalat khusyuk, setidaknya shalat tepat waktu. Sesungguhnya, itu jauh lebih mudah
655 notes · View notes
mengudaraa · 6 years ago
Text
Makin ke sini, makin paham, kalau pertanyaan “kamu lagi apa?” atau “kamu udah makan belum?” sudah nggak semenyenangkan itu untuk ditanyakan.
Sekarang, pertanyaan “bagaimana harimu?” atau “hari ini ada cerita menarik gak?” lebih bisa jadi tiket masuk ke hati seseorang.
– @cindyjoviand
451 notes · View notes
mengudaraa · 6 years ago
Text
Keren!!!
ceklis
suatu hari nanti, kamu akan punya uang banyak. paling tidak, kamu akan punya uang sendiri. saat-saat itu, ibu yakin bahwa keinginanmu akan bertambah-tambah, tidak ada habisnya. kalau sekarang kamu belum bisa beli ini itu karena belum punya uang, nanti kamu bisa. saat-saat itu, ingat pesan ibu ini ya. ada banyak sekali ceklis pertanyaan yang harus kamu jawab sendiri sebelum kamu belanja atau mengeluarkan uang–pertanyaan selain “uangnya ada nggak?”
ini kebutuhan atau keinginan? seberapa bermanfaat untukmu? apakah akan menambah ‘nilai dirimu’ alias membuatmu lebih produktif, lebih sehat, lebih pintar, lebih baik; atau hanya membuatmu lebih konsumtif?
kalau bendanya berbentuk fisik, mau disimpan di mana? ada tempatnya? ini berlaku untuk barang besar seperti mobil–jangan beli mobil dululah kalau belum punya tempat parkir atau garasi. juga, barang sekecil es krim literan–kulkasnya muatkah? atau baju, sepatu, tas–lemarinya cukupkah?
sampahnya gimana? coba deh kamu renungkan. hampir semua barang yang kita beli–sekalipun itu sayuran yang dibeli tanpa plastik–pasti ada sampahnya. coba pikirkan bagaimana sampah itu akan berakhir. kalau bisa diolah kembali, bagaimana cara mengolahnya? belanja seperlunya bisa berarti lebih sayang kepada lingkungan.
ada barang lain yang sudah dipunyai dan fungsinya sama? kalau sudah ada, apa alasan kamu perlu tambah atau ganti barang? kalau memang perlu sekali, apakah ada alternatif barang lain yang mungkin lebih hemat tapi fungsinya sama?
seberapa sering akan terpakai? seberapa lama barangnya akan bertahan? ibu itu punya kebiasaan, menghitung mahal murahnya suatu barang bukan dari harganya, tetapi dari pemakaiannya. tas yang harganya 600 ribu kalau dipakai satu tahun dan dipakai terus, harga per bulannya jadi 50.000. tapi kalau tas 1.2 juta dipakai empat tahun dan dipakai terus, harga per bulannya jadi 25.000. itu berlaku kalau tasnya hanya ada satu. kalau ibu punya banyak tas, harga per bulan tas ibu akan semakin mahal karena jarang dipakai. itulah mengapa ibu juga nggak mau punya terlalu banyak barang.
gimana 'besok’ mempertanggungjawabkannya? coba buka lemari dan semua tempat penyimpananmu. lihat berapa banyak barang yang dulunya kamu idam-idamkan tetapi berakhir tidak terpakai dan teronggok begitu saja. padahal, kalau waktu itu kamu tidak beli, uangnya bisa dipakai untuk yang lain. mungkin juga, barang itu dibeli oleh orang lain yang lebih perlu, yang akan benar-benar menggunakannya.
ibu mendoakan besok kamu punya uang banyak. saat itu, ibu percaya bahwa kamu pasti akan menjadi lebih bijak. bijaklah dan hematlah.
985 notes · View notes
mengudaraa · 6 years ago
Text
“Hati-hati, bisa jadi perkataan kita, mengubur mimpi dan kebahagiaan orang lain”
803 notes · View notes