menuliskankembali
menuliskankembali
Mekali
339 posts
سيدبره الله من حيث لا تدري 🌱
Don't wanna be here? Send us removal request.
menuliskankembali · 5 months ago
Text
Ibadah akan bisa dinikmati jika berangkat dari rukun ibadah itu sendiri, yaitu mahabbah (cinta).
Sebaliknya jika tidak didasari dengan mahabbah, ibadah itu akan hambar dan terasa seperti beban yang harus segera diselesaikan.
Tanpa mahabbah, kita akan tergerak untuk ibadah karena alasan yang tidak baik. Seperti tergerak karena senang untuk mencari pujian dan pengakuan manusia.
Saat kita menghafal al-Qur’an misalnya. Kalau kita tidak ada mahabbah saat interaksi dengan al-Qur’an, bisa jadi murojaah dan ziyadah kita hanya demi mendapatkan syahadah. Demi mendapatkan gelar dari orang-orang sebagai penghafal al-Qur’an. Atau demi rutinitas saja karena terikat dengan jadwal halaqoh.
Selain mahabbah, dua rukun lainnya (khauf dan roja’) juga tidak bisa dipisahkan. Karena ketiganya adalah satu kesatuan. Kita takut amalan kita tidak diterima. Dan kita berharap amal kita diterima.
@menuliskankembali | Recap Of Rajab
0 notes
menuliskankembali · 6 months ago
Text
If Allah grants you guidance upon the correct creed, a clear understanding of the proper way to worship, and the enthusiasm to worship and apply the knowledge you have gained, He has already bestowed upon you immense blessings. Furthermore, if you are given sufficiency in clothing, food, and shelter, along with good health, these are the foundations of a content and grateful life.
If He also blesses you with good neighbors, a righteous spouse, loving children, caring parents and siblings, as well as supportive friends, and grants you the ability to read the Qur’an proficiently, understand Arabic literature deeply, quickly grasp knowledge, and effectively convey it to others—then you have attained all the happiness this world can offer. Truly, you are a fortunate person.
@menuliskankembali | Recap of Rajab
0 notes
menuliskankembali · 6 months ago
Text
Tidak sedang menghakimi.
Tapi saya tidak bisa memahami fungsi jilbab yang panjang depan dan belakang tapi kiri kanan bagian tangan justru potongannya pendek sampai lengan. Sehingga bagian tangan pun tampak.
Kayak nanggung saja rasanya. Kenapa tidak dipotong lebih rendah biar sekalian semuanya tertutup. Apalagi kalau tidak pakai handshock. Lengan jadi lebih mudah tersingkap. Dan lengan hitungannya sudah termasuk aurat.
Kalau tangan full tercover kan, secara fungsi lebih aman. Kalau lupa pakai handshock, tangan bisa disembunyikan. Kalau kuku sedang dihenna, juga bisa disembunyikan. Kalau tangannya cantik, bisa disembunyikan agar tidak menimbulkan fitnah.
Tapi kata orang itulah fashion.
@menuliskankembali | Recap of Rajab
1 note · View note
menuliskankembali · 6 months ago
Text
Lupa baca dimana tentang insight ini.
Rasa senang seseorang karena mendapat pujian dari orang lain ada dua jenis.
Pertama, senang karena memang dari awal, pujian itulah yang diharapkan. Senang karena respon orang-orang sesuai dengan ekspektasinya, yaitu ingin diakui eksistensinya lewat pujian tersebut.
Ini yang bahaya. Terlebih lagi jika yang ditampakkan adalah sesuatu yang sifatnya bersifat keshalihan.
Kedua, senang karena respon baik dari orang-orang. Namun dari awal dia tidak meniatkan hal tersebut, dipuji atau tidak itu tidak menjadi tujuannya. Indikasinya diabaikan pun mereka tidak masalah.
Dipuji pun mereka tidak begitu menonjolkan hal tersebut kepada yang lainnya bahwa dia mendapatkan pujian. Karena memang dari awal pujian itu bukan tujuannya. Jadi tidak ada esensi menunjukkannya kepada orang lain.
Mereka tidak mengistimewakan orang yang memuji, mungkin hanya sebatas “baarakallahufiik” untuk mengapresiasi orang tersebut jika dipuji secara langsung. Atau bahkan cuma bisa kikuk. Dan kalau berlebihan, pujiannya bisa jadi justru disangkal.
Mungkin mereka juga makin khawatir. Karena merasa pujian itu semacam disuruh menanggung beban ekspektasi orang yang memuji. Karena orang yang terlalu mudah memuji, biasanya mereka juga orang yang rentan kecewa kalau orang yang awal dia puji, ternyata tidak sesuai ekspektasi dia.
Dan sosmed adalah surga bagi yang pertama saat mereka mendapatkan pujian.
@menuliskankembali | Recap of Rajab
0 notes
menuliskankembali · 6 months ago
Text
Saya setuju kalau momentum itu ada manfaatnya. Dan memang ada waktu-waktu tertentu yang cocok untuk dijadikan momentum. Tapi, sebagai muslim punya batasan untuk memilih momentumnya agar tidak mengorbankan akidahnya.
Sebagai muslim, kita punya dua hari raya yang bisa dijadikan momentum. Perayaan dalam Islam bukan sekedar pergantian hari. Karena sebenarnya akhir tahun dan awal tahun sama saja. Tidak ada momen khusus dari pergantian waktu itu.
Sebelum hari raya idul fitri, kita punya Ramadhan. Pergantian hari dari sya’ban menuju Ramadhan itu detik-detik pintu dilipatgandakannya pahala dibuka. Hal yang tidak dijumpai dalam bulan Sya’ban, karena Allah khususkan untuk bulan Ramadhan.
Sebelum hari raya idul Adha, kita punya 10 awal dzulhijjah. Yang waktu siangnya bahkan lebih baik dari siangnya bulan Ramadhan. Dan tentu saja hal-hal spesial yang Allah tawarkan, nggak datang di bulan lain selain di 10 hari awal bulan tsb.
Kalau tiap pergantian hari punya pintu masuk, masuk ke dalam bulan Ramadhan itu ibarat masuk ke pintu menuju tempat yang sangat spesial. Dan kita hanya punya waktu 29-30 hari. Puncaknya nanti di 10 malam terakhir tepatnya di malam lailatul Qadr.
Begitu juga dengan masuk ke dalam bulan Dzulhijjah, ibarat kita masuk menuju tempat spesial yang kedua. Bedanya kita hanya punya waktu 10 hari saja. Puncaknya yaitu pada hari ‘Arafah.
Jadi, perayaan di dua hari ini sepadan dengan penawaran spesial dari Allah yang diberikan khusus pada waktu sebelum ‘Id.
Kalau ingin yang pekanan, Allah spesialkan hari Jum’at untuk kita. Dan hari itu bisa kita jadikan momentum untuk diri kita.
@menuliskankembali | Recap of January
1 note · View note
menuliskankembali · 6 months ago
Text
Money isn’t everything, but when we have it and know how to manage it wisely and properly, it will certainly bring its own benefits.
@menuliskankembali | Recap of december
1 note · View note
menuliskankembali · 6 months ago
Text
For whatever reason, yelling has no goodness in it whatsoever. It only turns others into an outlet for emotions, and even if they are in the wrong, yelling is not a justifiable approach—especially when accompanied by physical violence.
We never truly know how deep the wounds someone carries if their daily life has been shaped by being yelled at. It becomes so easy for them to be triggered by the yelling they encounter in their surroundings.
@menuliskankembali | Recap of December
1 note · View note
menuliskankembali · 6 months ago
Text
Kenapa Allah memerintahkan kita untuk hanya mencari ridho dari-Nya, karena kita tidak akan sanggup jika harus mencari ridho manusia.
Suasana hati manusia yang mudah berubah dan penilaian yang subjektif tidak mungkin bisa selalu kita kejar demi mendapatkan atensi mereka.
@menuliskankembali | Desember Recap
1 note · View note
menuliskankembali · 6 months ago
Text
Tumblr media
إذَا أردتَ شيئًا تُحِبُّه ، فَلا تعصِ اللّٰهَ فِي الوصُولِ إليهِ ؛حتَّىٰ لا يكونَ سببًا فِي حِرمانِكَ مِنهُ ، فإنَّ مَا عندَ اللّٰهِ لا يُدرَكُ بِمعَصيتِه
"If you desire something you love, do not disobey Allah in reaching it, so that it does not become a reason for you to be deprived of it. For what is with Allah cannot be attained through disobedience."
630 notes · View notes
menuliskankembali · 6 months ago
Text
Saya kira usia menjelang 30 itu menakutkan dan penuh beban ketika belum menikah dan punya anak, ternyata setelah dijalani, tidak semenakutkan itu jika diterima dengan baik. Tidak seberat itu jika berprasangka baik kepada Allah.
Satu hal, yang penting punya alasan kenapa, yang penting tetap ikhtiar untuk menjaga diri.
Hal yang justru menjadi konsen saya adalah kesehatan, bagaimana cara agar tiap usia bertambah, badan masih tetap fit. Sakit itu bisa menyusahkan orang-orang dekat walaupun mereka bersedia merawat, tapi tetap saja harapannya sehat-sehat terus dan bisa enjoy every little thing.
@menuliskankembali | Desember recap
1 note · View note
menuliskankembali · 8 months ago
Photo
Allahumma baarik kak 💛
Tumblr media
#airsunyi #quote #kata #berkata #air_sunyi #aiirsunyii #sunyi #air #tumblr #airsunyitumblr #airsunyiig #airsunyifp #kataberkata #diksi #prosa #hujan #bahagia #sedih
29 notes · View notes
menuliskankembali · 8 months ago
Text
Memang ada kekhawatiran muncul penyakit hati saat kita share kalimat-kalimat yang baik di sosmed.
Tapi Nabi mengajarkan kita doa untuk menangkal munculnya penyakit itu.
اللهم إني أعوذ بك أن أشرك بك وأنا أعلم وأستغفرك لما لا أعلم
Disini kita minta perlindungan supaya amal baik itu tidak hancur karena mencari pujian manusia.
Kita juga minta perlindungan dan ampunan terhadap segala sesuatu yang tidak kita sadari hal itu merusak amal kita.
Selama yang kita bagi bukan ibadah yang sifatnya personal dan privasi. Selama yang kita bagi fokus pada informasinya bukan personal orangnya. Khair insyaallah.
Kita tetap bisa membagikan banyak hal baik tanpa harus menonjolkan diri kita disana.
@menuliskankembali | November recap
0 notes
menuliskankembali · 8 months ago
Text
✨🌱💛
Be content as if you have everything, because what Allah has planned for us is better than what we want.
Tumblr media
836 notes · View notes
menuliskankembali · 8 months ago
Text
I have never seen anyone who committed themselves to the Qur’an, and the Qur’an didn’t change them for the better. The blessings that rush into one’s time and life are immense and indescribable. It inculcates subtle wisdom into you and beautifies your characters and manners. Its verses become your anchor that guides you before making every move. Its admonitions and glad-tidings become your immune system that saves you every time you fall back your way. And above all, it gives you a criterion in your chest and mind so you can distinguish what’s haqq and what’s batil — truly a فرقان. But for that, you have to give a part of yourself to the Qur’an so you can reap its rewards and blessings. 
اللهم اجعلنا من أهل القرآن
490 notes · View notes
menuliskankembali · 8 months ago
Text
Hati itu paling merasa tentram kalau merasa senang jika bisa mensupport orang lain.
Terutama jika hal yang kita support adalah hal yang tidak kita miliki. Atau bahkan sulit kita miliki.
Hidup tanpa hasad itu tentram dan damai. Hidup tanpa ujub itu mudah membuat kita tersenyum karena banyak hal. Hidup tanpa mencari atensi manusia itu terasa sangat bebas dan lepas.
Bentuk support terbaik kita untuk orang lain adalah doa.
@menuliskankembali | November recap
0 notes
menuliskankembali · 8 months ago
Text
Ada poin menarik yang saya highlight dari isi kajiannya ustadz Nuzul Dzikri hafidzahullah.
Saat Nabi Nabi Muhammad shallallahu'alaihiwasallam masih bayi, beliau bahkan tidak menjadi prioritas para ibu susuan yang sedang mencari anak-anak yang akan disusuinya.
Itupun Halimah kenapa bisa menyusui Nabi, karena pilihan terakhirnya hanya Rasulullah. Saat itu Nabi adalah anak yatim, dan dari segi harta juga kurang. Bayarannya juga pasti tidak banyak.
Sehingga banyak ibu susuan yang tidak menjadikannya prioritas.
Kita bisa belajar apa dari sepenggal cerita ini?
Tidak apa-apa jika kita dicancel atau ditolak
Tidak apa-apa jika kita di-anaktirikan
Tidak apa-apa jika kita tidak diprioritaskan
Memang tidak nyaman diperlakukan demikian. Hanya saja penerimaan atas semua hal itu perlu. Supaya kita bisa fokus pada hal-hal yang membuat kita kuat dan lebih berkembang.
Nabi semasa kecil pernah tidak diprioritaskan. Saat tumbuh dewasa justru ditolak dan dicancel oleh masyarakat karena dakwah Islam yang beliau bawa. Padahal kurang baik apa beliau.
Setidaknya kita bisa relate dengan hal ini. Dan semoga kita bisa berbesar hati.
@menuliskankembali | October recap
0 notes
menuliskankembali · 8 months ago
Text
Kata orang, "Jangan di pendam sendiri. Curhat sama teman atau orang-orang terdekat."
Bagi orang-orang tertentu, curhat untuk validasi perasaan kepada orang lain bukan solusi baginya.
Validasi biasa mereka lakukan sendiri. Dan hal tersebut sudah sangat cukup.
Ada waktunya menyimpan sendiri itu jauh lebih baik bagi mereka.
Tiap permasalahan, kita bisa atasi dengan dua langkah.
Pertama, validasi respon perasaan kita terhadap permasalahan tersebut. Berdoa dan mengadu kepada Allah adalah cara yang pertama untuk validasi perasaan kita.
Menulis jurnal bebas dengan curhatan masalah bisa menjadi opsi yang berikutnya.
Olahraga, melukis, menggambar atau melakukan hobi yang menyenangkan juga bisa menjadi tempat buat rilis emosi.
Kedua, reality check bersama orang-orang terdekat. Kita meminta pandangan mereka atas permasalahan kita dengan objektif.
Tapi untuk tahap kedua, pilih dengan baik kepada siapa kita akan meminta saran. Pastikan dia orang yang amanah dan objektif.
Dua langkah tadi ampuh untuk menghindari overthinking. Sehingga kita bisa fokus pada solusi masalah.
@menuliskankembali | October recap
1 note · View note