milaalkhansah
878 posts
Melalui sebuah tulisan, kebaikan menjadi lebih sederhana dari yang kita kira.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Manusia sering merasa menjadi makhluk yang paling sibuk. Padahal kita tidak perlu mengurus bumi dan planet lainnya beserta isi-isinya. Bukan kita yang mengatur jodoh, kematian, dan rezeki tiap hamba. Bukan kita yang harus memenuhi permintaan tiap nyawa. Tidak juga harus menyelesaikan segala persoalan yang ada. Lucunya, saat Tuhan meminta waktu kita sebentar saja untuk mengingat-Nya, kita suka belagak tidak punya waktu. Dia selalu ada untuk kita, tapi tidak sebaliknya.
Manusia diciptakan dari sifat tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepada kalian tanda-tanda (kekuasaan)-Ku; maka janganlah kalian meminta-Ku menyegerakannya.
kita selalu berharap segala pinta dan doa kita disegerakan datangnya. Namun, untuk ibadah, kita kerap berpikir, "nanti-nanti saja."
Pernahkah kita berpikir, bahwa kita sangat tidak tahu diri?
@milaalkhansah
167 notes
·
View notes
Text
nothing to lose
semakin kita mengenal diri kita dengan baik, dengan segala value kita, dengan apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan kita, paham dengan apa yang kita deserve, paham dengan apa-apa yang tidak akan mau kita tolerir, maka akan semakin mudah dan merasa biasa-biasa pula kita menghadapi penolakan, kepergian, ditinggalkan, dan juga melepaskan sesuatu.
kenapa? karena nothing to lose. kita tahu bukan kita yang kehilangan, tapi mereka.
kita adalah keberuntungan dalam hidup mereka. saat mereka memilih melepaskan, dan tidak memperlakukan kita dengan baik. merekalah yang rugi, bukan kita.
untuk sampai di pola pikir ini tuh butuh bertahun-tahun menjadi people pleaser. butuh bertahun-tahun mengemis agar diperhatikan, disayangi, dan dicintai. butuh bertahun-tahun pulih dari duka ditinggalkan dan memohon-mohon seseorang untuk tetap tinggal.
jadi emang butuh waktu yang gak sebentar untuk sampai pada tahap,
recorvery dan move onnya bisa lebih cepat
akal dan nalarnya masih bisa berjalan dengan baik meski udah setengah waras
udah lebih cuek sama apa-apa yang datang dari orang lain dan gak bisa kukendalikan. orang mau pergi? silakan. kalau perlu kubukain pintu. tapi jangan harap buat bisa balik.
untuk sampai di keadaan ini, aku belajar untuk lebih mencintai diri sendiri, dan memahami apa yang sebenarnya aku mau dan butuhkan. aku belajar untuk lebih mendengar apa yang sebenarnya badanku mau. mulai dari yang kecil, belajar mengetahui prioritas. kayak kalau badan udah mau remuk, dan mata udah setengah wat, yah langsung tidur. jangan dipaksa buat tetap melek, apalagi bila cuman buat main ponsel atau chattan sama seseorang. atau yang paling besar ya langsung cut off orang-orang yang cuma bikin nambah pikiran. dan juga pasang batasan, dan belajar menghargai batasan tersebut. jangan suka tawar-menawar sama batasan yang kita buat, karena akhirnya malah kita jadi menyepelakan batasan tersebut.
diriku yang saat ini gak terbentuk satu malam. aku masih banyak bingungnya. aku masih banyak kelirunya. tapi aku yang masih kecil pasti akan dengan lantang mengatakan bahwa i became someone that i wish for.
114 notes
·
View notes
Text
memilih seseorang bukan hanya memilihkan kita seorang pasangan, tetapi juga memilihkan:
memilihkan orang tua untuk anak-anak kita nanti
memilihkan menantu untuk orang tua kita
memilihkan ipar untuk saudara kita
nggak papa prosesnya lama, asal bisa untuk selamanya.
emang bener ya, sampai kapan pun kita tidak bisa menemukan seseorang yang berhasil menceklis segala list yang telah kita tulis untuk ada pada seseorang yang ingin kita jadikan pasangan. biasanya separuh terceklis, separuh tidak. atau sebagian kecilnya saja yang terceklis.
kita tidak akan menemukan seseorang yang plek ketiplek sempurna seperti yang kita mau. di sinilah ego dan kesadaran diri kita diuji.
menurunkan standar kita pada hal-hal yang tidak krusial dan hanya butuh keluasan hati untuk menerima atau tidak menjadikannya persoalan.
kesadaran diri terhadap mana saja hal-hal yang tidak akan mau kita tawar-menawar karena hal tersebut merupakan harga mati yang harus ada pada pasangan kita nanti, karena berkaitan erat dengan nilai yang kita pegang selama ini. seperti iman, dan juga prinsip hidup.
kita tentu tidak mau hidup dengan seseorang yang melawan kepceryaan kita selama ini. kepercayaan yang tidak hanya soal hidup tetapi juga soal agama kita sendiri.
contoh paling kecil namun krusial adalah soal pelaksanaan ibadah. kita boleh saja sama-sama islam, tetapi keyakinan soal apa yang ada dalam islam seperti bagaimana cara salat, dan pandangan terhadap hukum-hukum di dalamnya apakah akan sama? ilmu fikih memang luas, dengan banyaknya pendapat para ulama, yang kita ikuti tergantung dengan pemahaman kita sendiri. tapi apakah soal perbedaan cara salat akan menjadi sesuatu bisa dengan mudah kita tolerir?
jawabannya ada di masing-masing pribadi.
ternyata menikah itu perihal menerima hal-hal yang bersedia kita toleransi. dan bentuk-bentuk toleransi inilah yang masing-masing orang itu tuh beda. dan tiap dari kita seharusnya bisa memahami sampai batas mana toleransi yang harus kita terima.
memilih pasnagan ternyata juga soal memilih seseorang yang bersedia untuk mau mengalah. mau sama-sama kalah. gak ada yang dimenangkan. karena ketika hidup udah berat, pasangan dan keluarga seharusnya menjadi tempat di mana kita tidak perlu lagi berperang. utamanya berperang dengan diri sendiri.
mencari seseorang yang bisa jadi tempat aman kita. seseorang yang bisa kita datangi kapan saja tanpa takut bakal dihakimi, dan tanpa takut membuat dia merasa gimana-gimana. seseorang yang bila sama dia, kita gak akan takut untuk bersikap sejujurnya-jujurnya.
menikah adalah tentang menerima pilihan dan konsekuensi yang bersedia kita jalani seumur hidup. dan seumur hidup itu lama.
tidak ada manusia yang sempurna memang, tapi bukan berarti itu menjadi alasan membuat kita asal terima.
seseorang yang jadi pasangan kita nanti akan menjadi gambaran seberapa sayang kita sama diri sendiri dan seberapa kenal kita sama diri kita sendiri.
semoga kita semua telah mengenal diri kita dengan baik sebelum memutuskan untuk mengenal seseorang lebih jauh.
57 notes
·
View notes
Text
emang bener ya, sampai kapan pun kita tidak bisa menemukan seseorang yang berhasil menceklis segala list yang telah kita tulis untuk ada pada seseorang yang ingin kita jadikan pasangan. biasanya separuh terceklis, separuh tidak. atau sebagian kecilnya saja yang terceklis.
kita tidak akan menemukan seseorang yang plek ketiplek sempurna seperti yang kita mau. dari ujung rambut sampai ujung kaki, dari kriteria A-Z. di sinilah ego dan kesadaran diri kita diuji.
menurunkan standar kita pada hal-hal yang tidak krusial dan hanya butuh keluasan hati untuk menerima atau tidak menjadikannya persoalan.
kesadaran diri terhadap mana saja hal-hal yang tidak akan mau kita tawar-menawar karena hal tersebut merupakan harga mati yang harus ada pada pasangan kita nanti, karena berkaitan erat dengan nilai yang kita pegang selama ini. seperti iman, dan juga prinsip hidup.
kita tentu tidak mau hidup dengan seseorang yang melawan kepceryaan kita selama ini. kepercayaan yang tidak hanya soal hidup tetapi juga soal agama kita sendiri.
contoh paling kecil namun krusial adalah soal pelaksanaan ibadah. kita boleh saja sama-sama islam, tetapi keyakinan soal apa yang ada dalam islam seperti bagaimana cara salat, dan pandangan terhadap hukum-hukum di dalamnya apakah akan sama? ilmu fikih memang luas, dengan banyaknya pendapat para ulama, yang kita ikuti tergantung dengan pemahaman kita sendiri. tapi apakah soal perbedaan cara salat akan menjadi sesuatu bisa dengan mudah kita tolerir?
jawabannya ada di masing-masing pribadi.
ternyata menikah itu perihal menerima hal-hal yang bersedia kita toleransi. dan bentuk-bentuk toleransi inilah yang masing-masing orang itu tuh beda. dan tiap dari kita seharusnya bisa memahami sampai batas mana toleransi yang harus kita terima.
memilih pasnagan ternyata juga soal memilih seseorang yang bersedia untuk mau mengalah. mau sama-sama kalah. gak ada yang dimenangkan. karena ketika hidup udah berat, pasangan dan keluarga seharusnya menjadi tempat di mana kita tidak perlu lagi berperang. utamanya berperang dengan diri sendiri.
mencari seseorang yang bisa jadi tempat aman kita. seseorang yang bisa kita datangi kapan saja tanpa takut bakal dihakimi, dan tanpa takut membuat dia merasa gimana-gimana. seseorang yang bila sama dia, kita gak akan takut untuk bersikap sejujurnya-jujurnya.
menikah adalah tentang menerima pilihan dan konsekuensi yang bersedia kita jalani seumur hidup. dan seumur hidup itu lama.
tidak ada manusia yang sempurna memang, tapi bukan berarti itu menjadi alasan membuat kita asal terima.
seseorang yang jadi pasangan kita nanti akan menjadi gambaran seberapa sayang kita sama diri sendiri dan seberapa kenal kita sama diri kita sendiri.
semoga kita semua telah mengenal diri kita dengan baik sebelum memutuskan untuk mengenal seseorang lebih jauh.
57 notes
·
View notes
Text
been a while gak buka Tumblr, sekalinya buka liat akun penulis favoritku deactivated 😭💔
0 notes
Text
aku pengen jadi ibu. Tapi bila melihat kondisi dunia saat ini, rasanya aku tak sanggup memikirkan anakku nanti akan hidup di dunia seperti ini.
32 notes
·
View notes
Text
Kapan terakhir kali kamu menyukai seseorang tanpa sempat memikirkan bahwa punya perasaan terhadapnya adalah sebuah kesalahan?
70 notes
·
View notes
Text
ngerasa ada yang aneh dari koneksi yang terjalin semenjak menjadi penulis dan pembaca di platform ini dalam waktu yang cukup lama. aneh but in good way. semacam punya ikatan dengan orang-orang di sini, padahal kenal pun kagak. berinteraksi apa lagi. kita hanya dihubungkan melalui tulisan-tulisan yang saling mengambarkan perasaan dan pikiran masing-masing.
ada beberapa blog di sini, yang menjadi alasan gue tetap menyambangi Tumblr, even ketika gue gak lagi pengen nulis apa-apa. alias gue ke sini cuman buat ngecek tulisan terbaru mereka aja. atau bahkan membaca ulang tulisan-tulisan mereka yg udah gue baca berulang kali. karena tulisan mereka senagih itu. padahal kebanyakan dari mereka nulis buat personal aja. gak diniatkan untuk dapat audiens ataupun like. tapi malah karena itu, tulisan mereka terasa lebih ngena.
orang-orang yang membuat gue ikut seneng, dan perasaan gue jadi menghangat saat membaca cerita-cerita berisi pencapaian dan kemenangan kecil mereka dalam hidup. pencapaian terbesar yang kadang berupa keinginan untuk tetap melanjutkan hidup. pun gue yang jadi ikut menyerap kesedihan mereka, ikut patah hati saat mereka lagi putus cinta, pun ikut kesel saat mereka lagi kena sial. sederhananya, semua perasaan mereka kita rayakan sama-sama...
gue juga kadang suka ngerasa was-was, pas mengecek mereka gak posting apa pun dalam waktu yang cukup lama. khawatir apa mereka baik-baik aja? juga berusaha berpikiran positif, barangkali karena saking menikmati hidup yang mereka sedang jalani saat ini, mereka lagi gak pengen berbagi apa pun ke orang lain.
pernah ada orang asing, yang kayaknya dia penghuni Tumblr juga bilang ke gue yg kurang lebih kek gini, "kak tetap menulis di Tumblr yaa. aku suka tulisan-tulisan kakak. dan sedih saat udah lihat banyak penulis favoritku yang tutup akun dan gak pernah nulis lagi."
gue suka tersentuh saat mengetahui ada orang-orang yang merasa bahagia saat mengenal gue. saat mengetahui ada orang-orang yang menunggu gua hadir dan muncul. karena selama ini, gue selalu merasa gue hanya selalu jadi pengagum, bukan dikagumi. gua seringnya yang menyukai, daripada disukai. menunggu, daripada ditunggui.
kita sering kali gak sadar, bahwa ada orang-orang yang merasa beruntung dengan kehadiran kita di dunia ini. merasa bahagia karena telah bertemu dan mengenal kita. meskipun kita sendiri sebenarnya gak pengen hidup lebih lama.
ada satu mbak-mbak yang suka gue baca tulisan-tulisannya. dia nulis seringnya buat misuh-misuh aja. menebak-nebak background dia dari selingan curhatannya, dia sepertinya seorang dokter, yang punya kucing. selain beberapa tulisannya yang berhasil memantik kekaguman gue, cerita dan poto berisi tingkah mengemaskan anabulnya ini membuat gue selalu menunggu updatetan terbarunya.
namun, sudah dua bulan ini. dia gak lagi share apa-apa. dan menelisik dari postingan terakhirnya, dia kayaknya lagi gak baik-baik aja, karena salah satu kucingnya hilang...
sebelum baca kabar hilang itu, gue selama ini suka mantau cerita perkembangan kucingnya itu, mulai dari awal mula dia adopsi, rawat, kena sakit, hingga tumbuh jadi anabul ganteng yang kiyowok. gue berasa ponakan online gue jadi nambah satu wkwkw. jadi emang ikut sedih juga pas tau kucingnya hilang, tapi semoga sekarang udah balik dan berkumpul sama mbaknya lagi.
gue udah lama gak berdoa lama banget yang ampe nangis sesenggukan pas solat, tapi doa-doa itu terus tumbuh dari harapan-harapan kecil gue yang terselip diam-diam. sama halnya saat ketemu dengan orang lain. siapa pun mereka. entah kenal maupun tidak. entah mereka punya peran dalam idup gue atau tidak. gue selalu mengharapkan kebaikan dalam hidup mereka. sama halnya gue berdoa untuk orang-orang yang tulisannya meninggalkan banyak pengaruh baik dalam pertumbuhan gue sebagai seorang manusia, meskipun hidup mereka tak selalu mudah (pastinya) dan tidak selalu baik-baik aja, moga mereka tetap merasakan makanan enak, tidur dengan nyenyak, dan senyum tulus tak lepas dari bibir mereka saat bertemu dengan kebahagiaan kecil dan sederhana yang mereka miliki dalam hidup.
20 notes
·
View notes
Text
Lalu, aku pun kembali. bukan untuk menulis. bukan untuk berbagi patah hati. bukan pula tuk mengabari kalau aku sudah ada yang menemani. tapi untuk memungguti sepenggal perasaanku yang bercecaran dalam tulisan orang lain di sini.
kadang, aku ingin bertanya kepada para penulis, bagaimana bisa kalian menuliskan perasaanku tanpa pernah bertanya kepadaku terlebih dahulu?
45 notes
·
View notes
Text
dalam sebuah buku yang pernah kubaca, seorang terapis bilang begini,
"Perubahan dan kehilangan selalu berjalan bersama. kita tidak bisa mengalami perubahan tanpa kehilangan, dan itulah sebabnya, kita sering mengatakan ingin berubah tapi segalanya tetap sama."
mendengar hal itu, kini aku paham mengapa ada banyak sekali hal yang ingin kita ubah dari diri sendiri, tapi kita tak pernah cukup berani dan sanggup untuk melakukan perubahan. karena deep down..., kita belum siap dnegan kehilangan beberapa bagian dari diri kita, yang membuat kita merasa cukup nyaman, tapi kenyamanan tersebut gak akan membawa pertumbuhan baik bagi hidup kita ke depannya.
dan sering kali, tanpa kita sadari, zona nyaman kita tersebut merupakan bentuk pertahanan diri kita atas berbagai luka yang tidak cukup kuat untuk kita terima dengan tangan terbuka.
di waktu yang berbeda, Marissa Anita menganggap bahwa depresi hadir sebagai tanda bahwa ada sesuatu yang harus diubah dalam hidup kita. depresi hadir sebagai alarm yang meneriakkan bahwa ada sesuatu yang salah dari kebiasaan atau kehidupan kita saat ini, sehingga membuat kita sangat tidak nyaman. sesuatu yang sudah kita tau adalah sesuatu yang salah, tapi kita tetap membohongi diri kita sendiri bahwa hal tersebut bukanlah apa-apa atau sesuatu yang harus dirisaukan.
sebagai pengidap depresi sejak SMP (atas diagnosa dari dokter) keluar dari depresi adalah perjuangan hidup dan mati. tidak mudah untuk dilakukan karena depresi sudah terasa seperti ketidaknyaman yang telah dibiasakan sejak lama. sudah terasa familiar karena terllau sering diabaikan sehingga menjadi bagian dari diri sendiri yang sulit untuk dipisahkan. ibaratnya tetap meminum racun meskipun diri sendiri tau itu gak baik dan akan membunuh, tapi tetap gak bisa dihentikan gitu saja karena racun tersebut sudah menjadi bagian dari hidup dalam waktu yang lama.
perubahan hidup selalu datang dari keberanian: keberanian untuk melepaskan dan memulai semuanya dari awal.
namun, yang jadi persoalan ialah, seberapa banyak energi yang masih tersimpan untuk kembali mengulang? karena rasanya menyerah lebih mudah daripada bertahan.
101 notes
·
View notes
Text
24 pelajaran di umur 24 tahun
Alih-alih fokus membuktikan, lebih baik fokus untuk menghargai. Cukup nikmati proses bertumbuh diri sendiri tanpa harus dilihat dan diketahui oleh siapa pun. Sebab orang yang tepat akan melihat nilai diri kita tanpa kita berusaha keras untuk membuktikannya. Fokus bertumbuh untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain.
The day you plant the seed, isnt the day you eat the fruit. Sabar. Hal-hal baik butuh waktu untuk datang.
Sebaik-baik warisan yang ditinggalkan adalah kebaikan. Sebab harta bisa habis, jabatan bisa digantikan, tapi kebaikan akan selalu dikenang oleh orang lain.
I get what i prepare for. Keberuntungan adalah bertemunya kesempatan dan persiapan. Maka bersiapalah sebanyak dan sebaik mungkin.
It’s okay if you can only save one person. And it’s okay if the person is you.
Allah akan iya ketika kita sudah bisa ikhlas pada apa yang tidak. Sebab tidak ada kezaliman dalam takdir Allah bila kita beriman. Allah Maha Baik dan cuman bisa baik.
Satu hari demi satu hari lebih realistis daripada janji besar seminggu langsung.
It doesn’t has to be good, it just has to be done.
Dont get back to the things that you pray to God to remove. And dont run to the things that you have prayed for.
It’s okay if i dont get any feedback from others as long as i like what i do. yang penting aku suka, orang lain mau suka silakan, gak suka bodo amat.
Not everything i lose is a punishment.
It didn’t stay because it wasn’t supposed to.
My self-respect has to be stronger than my feelings.
The discomport of discipline is nothing compared to the pain of regret.
Nothing changes if you don’t want to change. If you still like that, then what do you wish for?
Dreams is only dreams if you are not fight to make it a reality. Work for it, don’t just wish for it.
A bad day is not a bad whole life.
Number is never define my worth.
A friend is someone who is supposed to add value to my life.
It’s not always as bad as i think, and it’s not always as good as i think. Control your mind.
After all, it’s only me who knows how hard i’ve tried.
One mistake isn’t always the end of my life.
I can always start over again.
The things that i lose or disappear will always be replace with things that are better or bigger.
29 notes
·
View notes
Text
It's called time management
Salah satu hal yang aku pelajari saat semakin dewasa adalah: Dunia tidak pernah peduli dengan perasaan kita.
bagaimana pun perasaan yang kita rasakan kini, dunia akan terus berjalan. seburuk apa pun perasaan yang kita miliki, dunia akan baik-baik saja. orang-orang akan tetap sibuk dengan kehidupannya masing-masing. dunia tidak akan pernah berbaik hati untuk menjeda waktu hanya untuk menemani kita yang sedang berduka.
melalui pemahaman itu, aku semakin sering berlatih untuk menetapkan waktu yang secukupnya atas berbagai perasaan yang sedang kurasakan.
aku boleh bersedih, tapi tanggungjawab harus tetap dijalankan.
aku boleh menangis, tetapi jangan lama-lama, karena ada cicilan yang harus aku bayarkan. air mataku tak akan pernah berubah menjadi mutiara yang bisa aku jual untuk menyambung hidup.
aku boleh patah hati, tetapi aku tahu cinta bukan sumber makanan manusia, jadi sudah seharusnya aku tak berlarut-larut meratapinya. lagian, manusia bukan cuman dia saja.
semakin tua aku semakin berlatih untuk tak membiarkan perasaanku mengontrolku lebih dalam. ini mungkin terdengar sangat jahat karena aku seperti tak membiarkan diriku untuk menjadi manusia seutuhnya yang bisa terluka, menangis, ataupun bersedih. tapi dunia memang sejahat ini, jika kita tak belajar keras ke diri sendiri, dunia akan lebih keras ke kita. either we be tough, or the world be tough to us.
karena yang lemah selalu kalah.
ada waktu untuk segala hal.
ada batas waktu untuk semua perasaan.
sebab hidup harus terus berjalan. kita tidak bisa menetap pada sebuah perasaan terlalu lama.
mari beranjak.
291 notes
·
View notes
Text
iri
kalau dulu lebih sering iri sama orang-orang yang Allah lebihkan dalam fisik dan hartanya, sekarang lebih suka iri sama orang-orang yang Allah telah beri kemudahan dan kesempatan untuk bisa mengenal dirinya dengan baik. Paham dirinya mau dan butuh apa. Paham segala kekuatan dan kelemahannya. Dan bisa memanfaatkan segala kapasitas yang diberikan oleh Allah untuk bisa menjadi manusia yang bermanfaat dengan maksimal.
Seseorang yang sudah tahu apa yang ingin ditujunya, dan bagaimana cara mendapatkannya. Seseorang yang yakin dan mantap dengan setiap keputusan yang diambilnya. Seseorang yang dengan segala privilege yang diberikan Allah padanya, ia gunakan dengan baik.
Seseorang yang tidak mudah digoyahkan oleh hal yang tidak penting semisal pendapat orang lain dan perasaan sesaat yang hadir. Seseorang yang kokoh dengan prinsip hidup yang dipegangnya.
Sedang diri sendiri, sering kali kebingungan dengan apa yang sebenarnya hendak dituju. Masih kerap diguncangkan oleh perasaan sendiri, sehingga antara tujuan dan keinginan menjadi tidak lagi sejalan.
Oh Allah, di antara semua bentuk rezeki yang telah Engkau berikan kepadaku, tolong tambahkan rezekiku berupa kemampuan untuk bisa mengetahui apa yang sebenarnya terbaik untuk dunia dan akhiratku. Bantu aku untuk bisa menjadi sebaik-baik manusia ciptaan-Mu. Bantu aku untuk bisa memaksimalkan segala hal yang telah Engkau anugerahkan untuk bisa bermanfaat bagi diri dan orang-orang di sekitarku.
415 notes
·
View notes
Text
Mendewasa Dengan Kesadaran
Bila ada sesuatu yang bisa kupelajari dengan baik berdasarkan pengalaman, itu ialah pemahaman bahwa tidak semua orang bersedia menjadi lebih dewasa dengan kesadaran.
Umur yang semakin menua, dengan pengalaman hidup yang telah dilewati, tak lantas membuat seseorang menjadi lebih bijaksana, apalagi berubah menjadi lebih baik dari dirinya yang sebelumnya. Perubahan mungkin saja terjadi, tetapi malah perubahan ke arah yang lebih buruk. Segala sifat kanak-kanak yang ada pada dirinya menjadi berkali-kali lipat menyebalkan dari yang sebelumnya.
Memang benar kata orang-orang, bahwa usia tidak selalu mencerminkan kedewasaan seseorang. Karena banyak anak kecil kita dapati memiliki kebijaksanaan jauh dari usianya, banyak pula orang yang sudah tua, tetapi kelakuannya seperti anak balita.
Menjadi lebih dewasa ternyata tak serta merta terbentuk begitu saja dari pengalaman dan juga kehidupan yang telah dilalui. Namun, menjadi lebih dewasa baru akan terjadi kepada seseorang, jika dia memiliki kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik. Menjadikan segala pengalaman yang dilaluinya sebagai bekal dan juga pelajaran yang amat berharga. Sayangnya, jangankan mendewasa dengan kesadaran, mempunyai keinginan untuk berubah menjadi lebih baik saja tak dimiliki semua orang.
Semoga Allah melembutkan Hati-hati kita. Menjadikan kita sebagai manusia yang pandai mengambil hikmah dari setiap kejadian. Karena betapa sia-sianya segala ujian dan pengalaman yang diberikan-Nya, jika itu semua tak mampu juga membuat kita menjadi sadar, dan belajar untuk tidak lagi menjadi orang yang sama.
@milaalkhansah
57 notes
·
View notes
Text
Menyederhanakan Pinta
Kapan terakhir kali kita terlelap tanpa sempat memikirkan apalagi yang belum kita punya?
Kapan terakhir kali kita menyantap makanan tanpa sempat timbul keinginan untuk mencoba makanan lain bahkan saat apa yang di piring kita saja belum dihabiskan?
Kapan terakhir kali kita bersyukur terhadap apa saja yang telah kita miliki, bukan terus menghitung apa saja yang masih kurang dalam hidup kita?
Sampai kapan kita akan dihinggapi rasa tidak puas terhadap segala yang telah dicukupkan oleh-Nya?
Hidup kita hanya dipenuhi kesibukan untuk berusaha menceklis segala keinginan yang rasanya tidak pernah selesai karena selalu bertambah. Dari satu keinginan ke keinginan lain. Dari satu pinta ke pinta yang lain. Dunia memenuhi kita dari segala sisi.
Tidakkah kita lelah?
Kalau dipikir-pikir lagi, sebenarnya apa yang sedang kita kejar saat ini? Apakah segala keinginan itu datang dari kebutuhan kita akan sesuatu, atau kita hanya seolah merasa membutuhkannya karena itu yang dimiliki oleh orang lain?
Kalau kita renungi lagi, mengapa kita harus sekeras ini berusaha memiliki dan mencapai sesuatu yang pada akhirnya akan kita tinggal mati?
Mari mulai menyederhanakan pinta kita. Mengisi doa-doa kita dengan lebih banyak permohonan ampunan dan keselamatan di akhirat kelak. Sudah terlalu lama hati kita disesaki oleh hal yang tidak berarti sama sekali. Mengorbankan yang lebih berharga hanya untuk sesuatu yang pada akhirnya hanya akan memberatkan langkah kita nanti.
Mari berhenti.
@milaalkhansah
93 notes
·
View notes
Text
salah satu pencapaian terbesar selama nulis di Tumblr: di-reblog staf Tumblr 😁

Setahun yang lalu, menghadiri pemakaman dari salah seorang keluarga. Tahun ini menghadiri pernikahan dari keluarga yang sama. Sepanjang pulang pun, nampak sekilas beberapa tenda didirikan dengan tujuan yang beda-beda. Betapa hidup hanya tentang perayaan dan pelepasan. Kepergian dan kedatangan. Penyambutan dan pengiklasan. Namun, mengapa kita tak pernah jua merasa terbiasa? Mengapa menyambut selalu lebih mudah ketimbang merelakan? Apa karena selama ini kita tidak pernah mampu belajar, bahwa sejatinya tak ada yang benar-benar kita miliki di dunia. Bahkan diri kita sendiri. Lalu mengapa kita selalu takut akan kehilangan?
133 notes
·
View notes
Text
Saling Bukan Hanya Paling
Dalam hubungan apa pun itu, saya melihat salah satu kunci konsisten awetnya sebuah hubungan.
Yaitu; adanya timbal balik.
Karena di dalam sebuah hubungan itu ada dua orang, jadi harus ada kesalingan. Nggak bisa satu pihak saja yang yang menjadi "si paling": entah itu "si paling berusaha", "si paling menyayangi", "si paling berkorban" atau "si paling mengerti".
Sebab hubungan yang harmonis adalah hubungan antar dua orang yang mengerti makna kesalingan, alias timbal balik lalu kemudian menerapkannya. Sehingga sama-sama berusaha mengusahakan kebaikan untuk masing-masing pihak. Jangan berat sebelah. Cuma bisa menjadi pihak yang menuntut dan juga pihak yang dituntut.
Coba lihat hubungan yang kamu jalani saat ini. Entah itu hubunganmu dengan orang tua, sahabat, ataupun pasangan. Apakah sudah ada kesalingan dalam hubungan itu, atau malah ternyata masing-masing kalian merasa menjadi "si yang paling"?
• November hari kelima
85 notes
·
View notes