mp4-by-baek
mp4-by-baek
Happy Go Lucky, Baek
8 posts
Viva la Vida
Don't wanna be here? Send us removal request.
mp4-by-baek · 3 months ago
Text
Tumblr media
Nama Lengkap: Baek Songha (백송하)
Nama Panggilan: Songha
Tempat Lahir: Seoul, Korea Selatan
Tanggal Lahir: Musim gugur hari ke-28, 2005
Agama: Tidak diketahui
Pekerjaan: Mahasiswa
Afiliasi: Universitas Segyeong
Jurusan: Hubungan Internasional
Tahun Ajaran: 2024
Jenis Kelamin: Laki-laki
Orientasi Seksual: Heteroseksual
Tinggi Badan: 177 cm (5’10”)
Berat Badan: 59 kg (130 lbs)
Golongan Darah: A- (rhesus negatif)
0 notes
mp4-by-baek · 3 months ago
Text
Tumblr media
0 notes
mp4-by-baek · 3 months ago
Text
If you ever heard about him,
Tumblr media
Baek Songha adalah anak yang periang. Di mana pun kau menemuinya, 99.9% senyum dan gelak tawa akan selalu tampak di wajahnya. Ia adalah sosok yang ramah dan mudah bergaul, cenderung jahil dan memusatkan perhatiannya hanya untuk bersenang-senang.
Beberapa akan melihat Songha sebagai orang yang menyenangkan, namun ada pula segelintir yang menganggap Songha berisik dan mengganggu.
Secara akademis, Songha cukup pintar. Namun karena kepribadian dan prinsipnya hanya untuk "menikmati hidup", tak jarang Songha bersikap terlalu santai yang membawanya pada konflik kecil. Songha kerap menghindari percakapan serius, terkadang kurang disiplin, dan tidak pernah terbuka soal perasaannya sendiri kepada siapapun—karena ia menganggap itu tidak penting.
0 notes
mp4-by-baek · 3 months ago
Text
0 notes
mp4-by-baek · 3 months ago
Text
Hymn of the second sun
Tumblr media
Sedikit cerita tentang Baek Songha, agar kamu bisa memahaminya.
AWAL KISAH.
Baek Dongmin adalah salah satu tokoh politik yang sedang naik daun pasca kritik pedasnya terhadap pemerintahan di awal tahun 2003. Sepanjang tahun itu hingga akhir tahun 2005, wajahnya tak pernah mangkir dari stasiun televisi karena berbagai alasan. Yang pertama, Dongmin memiliki wajah tampan seperti aktor Korea. Kedua, istrinya adalah Son Hanyi—aktris pujaan seluruh lelaki lajang di Korea pada saat itu—yang kerap dijuluki sebagai dewi bulan karena visualnya yang cantik dan elegan. Ketiga, karena kombinasi keluarga yang tampak begitu sempurna di mata masyarakat, dunia hiburan pun seakan tak bisa tutup mata—mereka terus menyoroti kehidupan pribadi keluarga politikus Baek seolah apapun yang mereka lakukan adalah hiburan yang menyenangkan.
Puncaknya tiba di musim gugur tahun 2005, ketika Baek Dongmin dan Son Hanyi menyambut kelahiran bungsu laki-laki mereka yang diberi nama Baek Songha. Anak lelaki itu tumbuh dengan penuh perhatian, baik itu dari keluarga maupun dari masyarakat yang tampak lebih sibuk menghakimi meski hanya mengenal lewat layar kaca.
Atensi yang berlebihan itu lambat laun tumbuh menjadi duri dalam daging bagi keluarga Baek. Ibarat cinta dan dukungan yang terus didapat, tak sedikit pula komentar jahat serta sumpah serapah yang ditujukan kepada mereka tanpa alasan. Dongmin dan Hanyi tidak masalah menerima itu, namun mereka tak bisa tinggal diam apabila anak kesayangannya, Seori dan Songha, harus terkena imbas juga. Maka, tepat tiga tahun setelah kelahiran bungsunya, baik Baek Dongmin dan Son Hanyi memutuskan untuk berhenti berkarir di dunia politik dan hiburan. Keduanya sepakat ingin menjalani hidup yang lebih privat dalam mengurus anak, serta menjalani bisnis dan investasi yang diam-diam telah mereka lakukan.
MUSIM PANAS, 2013.
Namaku Baek Songha, usiaku 8 tahun. Aku memiliki ayah dan ibu yang sangat penyayang, serta kakak perempuan yang sangat perhatian kepadaku. Aku merasa sangat beruntung bisa dilahirkan ke dunia ini, bersama keluarga ini, karena rasanya ... kami seperti hidup di dunia dongeng. Sempurna.
Namun, terkadang aku sadar ada beberapa perlakuan yang tak cocok dengan kemauanku. Misalnya, ayah dan ibu yang terlalu mengekang aktivitasku dalam satu hari penuh. Tak hanya padaku, Seori juga mengalami perlakuan yang sama. Ketika teman-teman kami akan bermain sepulang sekolah, aku dan Seori harus segera pulang karena supir pribadi kami sudah menunggu. Kemana pun kami hendak pergi, ayah dan ibu akan mengirimkan pengawal seolah kami akan hilang dalam satu kedipan mata apabila tidak diawasi.
Aku memang masih kecil, tapi aku mulai jengah dengan perlakuan ini. Berbeda dengan Seori yang penurut, aku cenderung membangkang. Tidak. Sebenarnya, aku hanya bingung untuk apa ayah dan ibu terlalu protektif dan mengekang kami. Aku bisa mengerti kalau ayah dan ibu melakukan semua ini karena khawatir, tapi, entahlah ... aku hanya ingin bermain dan beraktivitas tanpa pengawasan seperti teman-temanku di sekolah. 
MUSIM DINGIN, 2021.
Namaku Baek Songha, usiaku 16 tahun. Aku masih memiliki ayah dan ibu yang protektif—ralat, terlalu protektif. Aku tumbuh menjadi remaja yang ... uhm, tampan? Entahlah, aku cukup populer di kalangan siswa. Omong-omong, ya, pada akhirnya aku tumbuh dalam pengawasan yang begitu ketat. Aku tak akan pernah bisa meruntuhkan aturan mutlak yang sudah ditentukan oleh ayah dan ibu.
Pulang tepat waktu.
Mengikuti kelas tambahan, les privat ini dan itu.
Boleh pergi, dengan catatan harus didampingi pengawal.
Terdengar seperti lelucon, bukan? Sebagai remaja yang sedang mengalami pubertas, aku benar-benar malu setiap diajak bermain dengan teman sekolahku. Banyak berdalih ini dan itu, berbelit untuk menolak ajakan mereka—yang pada realitanya, aku sangat ingin bergabung. Hal ini semata-mata aku lakukan untuk menghargai keputusan ayah dan ibu setelah mengetahui perilaku protektif mereka timbul karena Seori pernah hampir diculik sewaktu ibu masih mengandungku.
Tidak ada yang mengetahui hal ini kecuali keluarga, karena ayah dan ibu mengatasi masalahnya secara diam-diam.
Namaku Baek Songha, dan aku tetaplah seorang remaja. Meskipun begitu menghormati ayah dan ibu serta tidak ingin mengecewakan mereka, aku tetap memiliki keinginan besar untuk melakukan hal yang aku inginkan. Puncaknya adalah ketika aku tidak bisa menolak ajakan temanku untuk bermain ski bersama di musim dingin.
Ini ski, olahraga yang kusukai sejak kecil!
Tentu, aku enggan melewatkan kesempatan untuk bersenang-senang. Untuk kesekian kalinya, aku berbohong lagi. Sebelum ini, aku sering menyogok supir dan pengawalku agar mereka tetap diam ketika aku mengulur waktu untuk bermain (atau bolos kelas tambahan!). Tetapi, tenang saja, aku masih melakukannya dalam batas wajar.
Ah. Namun ... untuk yang satu ini sepertinya berbeda. Mungkin Tuhan memberiku peringatan untuk tidak lagi bermain-main dengan rasa percaya.
Sebab ketika cuaca begitu dingin dan orang-orang sibuk menghangatkan tubuh mereka, ketika bulir salju turun dengan tebal dan orang-orang lebih senang memperhatikannya melalui jendela, aku justru berselancar dengan kecepatan penuh disambung gelak tawa bersama kawanan dari sisi kiri dan kanan. 
Tetes salju yang mengenai pipiku terasa seperti kebebasan yang sudah lama tidak kujamah. Tetes salju yang menghalangi pandangan, sepersekian detik membuatku tergelincir, lalu membentur pohon dan bebatuan di lintasan es, terpelanting di udara hingga tempurung kepala mendarat lebih dulu, kemudian tidak sadarkan diri.
Tetes salju yang seharga dengan kebebasan. Tetes salju yang seharga dengan nyawa.
Tetes salju, yang juga, seharga dengan kewarasan dari keluarga yang ditinggalkan.
Kini, apakah itu semua sepadan?
SAAT INI, 2025.
Namaku Baek Songha, saat ini usiaku 20 tahun. Untuk hidup dan beraktivitas layaknya orang normal adalah sebuah keajaiban bagiku, bagi keluargaku, setelah mengalami koma hampir 3 bulan akibat insiden empat tahun lalu.
Keajaiban lainnya yang mengikuti adalah ketika ayah dan ibu mulai berhenti mengekangku dan Seori. Proteksi berlebihan seolah memberikan trauma mendalam bagi mereka setelah melihat aku terbaring selama 3 bulan lamanya. Tidak hanya sampai di sana, ayah dan ibu pun membebaskanku untuk melakukan segala hal yang kuinginkan—dengan catatan harus berdiskusi dengan mereka terlebih dahulu.
Yah, bagiku itu tidak buruk. Sama sekali.
Aku bahkan bisa berkuliah di jurusan yang aku inginkan, juga di universitas yang cukup bergengsi yaitu Universitas Segyeong. Sekarang, aku sudah berada di tingkat dua perkuliahan. Kalau boleh jujur, insiden empat tahun lalu sedikit banyak cukup memengaruhi pola hidupku saat ini. Dulu, aku tidak begitu berani menunjukkan keinginanku. Namun sekarang, prinsip "you only live once" benar-benar terngiang di kepalaku seperti kaset rusak, mengingat betapa beruntungnya diriku mendapatkan kesempatan kedua untuk hidup. Dan sejak saat itu, akhirnya aku bertekad untuk hidup atas diriku sendiri, dan menjadi pribadi yang terus terang terlepas dari apa yang akan aku hadapi.
0 notes
mp4-by-baek · 3 months ago
Text
0 notes
mp4-by-baek · 3 months ago
Text
Little did you know,
Baek Songha pandai menari. Ia telah mengikuti kelas menari selama 8 tahun, dan sampai sekarang aktif di media sosial untuk mengunggah video menarinya.
Kakaknya, Baek Seori, adalah seorang aktris pendatang baru. Saat ini tengah ramai diperbincangkan karena project drama terbarunya.
Suka bermain alat musik, belakangan sedang tertarik pada gitar elektrik.
Menurutnya, menggunakan payung ketika hujan hanya untuk pecundang. Ia lebih suka berlarian dan berakhir basah kuyup ketika hujan turun.
Menyukai olahraga, terutama berenang.
Penikmat yogurt stroberi garis keras.
0 notes
mp4-by-baek · 3 months ago
Text
Tumblr media
0 notes