Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Ada apa dengan Dunia?
Seluruh Negara menyatakan kondisi darurat Kesehatan karena ditemukannya sebuah virus varian terbaru yang muncul di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019.
World Health Organization atau yang biasa kita sebut dengan WHO baru mengeluarkan keputusan bahwa virus varian baru ini dinyatakan sebagai pandemi sehingga sangat disarankan dan diwajibkan untuk berbagai belahan dunia untuk melakukan aksi lockdown guna mencegah menyebarnya virus varian ini, virus tersebut secara resmi diberikan nama SARS-CoV-2 atau Covid-19. Virus varian ini memiliki penyebaran yang sangat cepat hanya dengan melalui droplet air ludah yang keluar.
Namun ada beberapa Negara yang belum dapat menerapkan lockdown secara sempurna, jika menerapkan lock down maka dapat dianggap mengganggu bahkan melumpuhkan proses perekonomian Negara sehingga ada beberapa Negara yang masih saja membuka akses keluar masuk Negara tersebut walaupun telah diterapkan pemeriksaan screening Kesehatan.
Selama masa pandemi ini seluruh belahan dunia berusaha untuk memulihkan perekonomian Negara yang mengalami penurunan pendapatan Negara secara drastis, di Indonesia ini sejak awal pandemi belum diterapkan lock down secara maksimal di beberapa daerah bahkan jika ada beberapa daerah telah menerapkan masih saja terdapat masyarakat yang melanggar aturan. WHO sendiri resmi mengeluarkan keputusan tentang protokol Kesehatan selama masa pandemi ini, yaitu selalu menjaga jarak minimal 1 meter, selalu mencuci tangan dengan 6 langkah, jangan lupa untuk memakai masker, jangan lupa membawa hand sanitizer, jika tidak memiliki keperluan mendesak sebaiknya tetap berada di rumah untuk meminimalkan penyebaran Covid-19, serta dilarang berkerumun.
Di desa sendiri sering mendapati warga atau masyarakat yang mengabaikan protokol Kesehatan, mulai dari tidak mengenakan masker, tetap berpergian walaupun tidak memiliki keperluan mendesak bahkan berkerumun, tidak menjaga jarak 1 meter bahkan pernah menemukan statement di dunia maya bahwa Covid-19 ini tidaklah nyata lalu jika tidak nyata mengapa jumlah korban akibat Covid-19 terus melonjak? Di masyarakat sendiri masihlah kurang sosialisasi tentang pentingnya menjaga Kesehatan selama pandemi bahkan walaupun setelah pandemi ini usai.
Pemerintah Indonesia telah berusaha menekan penyebaran dengan resmi mengeluarkan surat perintah dimana menyatakan untuk mewajibkan lockdown di beberapa daerah di seluruh Indonesia. Lockdown dimulai dari beberapa kota besar, jika ada kendaraan masuk ke dalam kota maka wajib menunjukkan surat izin jalan dari dinas tempat ia bekerja serta menjelaskan tujuan masuk kota itu sendiri, apabila mendapati kendaraan yang tidak memiliki surat izin jalan maka diwajibkan untuk memutar balik dan tidak diperbolehkan masuk ke dalam kota. Pertama diterapkannya lockdown dapat berjalan lancar terbukti dengan kosongnya jalan yang biasanya ramai hingga mengalami kemacetan.
Pada awal masa pandemi tahun 2020 banyak perusahaan yang memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan dikarenakan income pendapatan mengalami penurunan signifikan tak jarang juga beberapa karyawan melakukan protes terhadap kebijakan tersebut, bagi karyawan yang tidak melalui proses pemutusan hubungan kerja diwajibkan untuk WFH atau Work From Home.
Tahun 2020 sendiri Indonesia mengalami penurunan income yang signifikan sedangkan kebutuhan harga pangan tetap normal bahkan ada beberapa yang melonjak, ini mengakibatkan ketidak keseimbangan antara harga pangan yang dijual dengan income yang masuk. Tidak menutup kemungkinan banyak para pedagang yang juga mengeluhkan mengalami penurunan omset.
Dampak dari pandemi ini juga dirasakan oleh publik figur yaitu job kerja yang menurun bahkan beberapa publik figur juga memiliki pekerjaan sambilan seperti usaha membuka rumah makan.
Banyak yang berharap pandemic Covid-19 akan usai pada tahun 2021 tetapi fakta berkendak lain, pada tahun ini justru angka korban akibat Covid-19 mengalami kelonjakkan drastis. Di tahun kedua ini bukannya masyarakat menaati peraturan, justru makin banyak yang melanggar mulai dari membuat kerumunan, tidak menjaga jarak, tidak memakai masker. Baru-baru ini Negara tetangga yaitu India mengalami jumlah angka kematian tertinggi pertama diakibatkan oleh jenis mutasi virus Covid-19 yang lebih ganas bahkan penularannya relative sangat cepat.
Virus yang berasal dari Negara India resmi dinyatakan sebagai Virus Corona Delta, dimana virus ini dapat menyebar lewat droplet bahkan ketika kita bernafas lalu menghirup udara yang sama dengan penderita Covid varian baru ini. Di India sendiri diharuskan menerapkan lockdown oleh WHO, Negara itu mengalami kekurangan stok oksigen dikarena terus meningkatnya jumlah korban, tak jarang jenazah para korban Covid-19 banyak berserakan di jalan disebabkan karena kurangnya lahan bahkan biaya untuk kremasi bagi masyarakat kurang mampu. Pemerintah sendiri terus berusaha menangani pandemi. Masyarakat yang mengetahui bahwasanya Negaranya mengalami krisis, mendapati rombongan yang melakukan perjalanan keluar Negeri. Beberapa warga India tersebut terdapati masuk wilayah Negara Indonesia.
Pada pintu bandara International Soekarno-Hatta mendapati WNA asal India tiba, lantas petugas dengan tegas menindak lanjuti mengapa WNA tersebut dapat masuk ke Indonesia sedangkan Indonesia sendiri telah menerapkan lockdown, ternyata setelah dilakukan penyelidikkan mereka para WNA masuk melalui orang dalam Indonesia itu sendiri, pihak bandara bekerja sama dengan pihak yang berwajib untuk mendalami kasus ini. Para rombongan WNA tersebut langsung diarahkan ke karantina guna mengetahui apakah rombongan tersebut menderita Covid-19.
Beberapa minggu berlalu dan hasil pemeriksaan telah keluar, hasil tersebut menyatakan bahwa para WNA positif menderita Covid varian terbaru yaitu varian Delta. Petugas dengan sigap melakukan perawatan dan karantina ketat. Sedangkan dari salah satu warga Negara juga terdapati tertular Virus Delta, petugas Kesehatan lantas melakukan tracking jejak kontak fisik terhadap penderita. Kota pertama kali yang terkena dampak virus Covid Delta ini adalah Ibu Kota Negara Indonesia, Jakarta.
Presiden dengan resmi menyatakan menutup akses keluar masuk ke Ibukota Jakarta, jika memiliki surat izin jalan baru diperbolehkan masuk Ibukota. Walaupun di tutup sering mendapati masyarakat yang tetap melanggar seperti berpergian melalui jalan tikus. Bahkan ada saja tingkah pengendara yang sudah ketahuan melanggar lalu lintas masih saja tidak mengaku bersalah serta tidak ingin di tilang, sudah melakukan kesalahan tetap mengatakan dirinya tidak bersalah sembari memarahi bahkan memaki petugas kepolisian yang sedang bertugas.
Pemerintah melihat data kasus Covid-19 yang kian memuncak maka membuat suatu kebijakan yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, kebijakan ini diharapkan dapat menurunkan angka statistik korban. Pada tahun 2020 beberapa jenis bantuan vaksin telah tiba di Indonesia antara lain AstraZeneca, Sinovac (CoronaVac) yang diproduksi oleh SK Bio, Sinopharm. Ketiga jenis vaksin ini merupakan rekomendasi dari WHO melalui pengeluaran daftar penggunaan darurat (EUL). Vaksin Sinovac ini sendiri mendapatkan validasi dari WHO sejak tanggal 1 Juni lalu, Sedangkan untuk AstraZeneca sendiri teermasuk dalam EUL sejak lima belas Februari 2021 dan Sinopharm sendiri tanggal tujuh Mei 2021.
Tanggal tiga belas Januari 2021 mulai diterapkannya program vaksinasi Nasional, sejak pertama vaksin tersebut tiba yang mendapatkan vaksinasi pertama adalah petugas Kesehatan karena mereka berada di garda terdepan, mereka juga kontak langsung dengan pasien. Setelah melakukan vaksinasi pada tenaga Kesehatan, tak lupa masyarakat pun harus diwajibkan mengikuti vaksinasi.
Persyaratan vaksinasi sendiri kondisi badan harus benar-benar fit, tidak memiliki Riwayat penyakit berat seperti autoimun, serta penyakit berat lainnya.
BPOM menyatakan telah mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat (Emergency Use Authorization) tentang vaksinasi pada umur enam puluh tahun bahwa masih mendapatkan vaksinasi jenis CoronaVac yang diberikan pada selang waktu dua puluh delapan hari. Disini untuk para lansia mendapatkan prioritas vaksinasi setelah tenaga Kesehatan dikarenakan usia lansia sangat berisiko disebabkan seringnya terpapar virus dan imunitas tubuhnya tidak sekuat remaja dan dewasa.
Pemerintah menyatakan bahwa PPKM ini akan berlangsung tiga Juli 2021 hingga dua puluh lima Juli 2021 tetapi hingga kini keputusan akan diperpanjang kembali masih menunggu keputusan dan kebijakan dari pemrov, pusat, atau satgas pusat terkait dengan PPKM Level 4 apakah akan diperpanjang atau tidak.
Apakah PPKM baru ini akan berhasil? Menurut kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut pergerakan masyarakat masih tinggi, dimana pergerakan ini hanya turun tiga puluh persen saja sejak diterapkannya PPKM Darurat Jawa Bali. Menurutnya PPKM ini baru dikatakan berhasil jika persentasenya mencapai lima puluh persen lebih. PPKM ini sendiri perlu adanya Kerjasama antara masyarakat serta pemerintah, sebab tanpa adanya kesadaran dari masyarakat sendiri untuk patuh semua anjuran pemerintah.
Apa saja sih jenis vaksin yang digunakan di Negara tercinta Indonesia ini? Yuk kita berkenalan dengan si vaksin ini, kita bisa mulai dari :
· Yang pertama ada vaksin yang diproduksi oleh perusahaan Tiongkok, vaksin ini diberi label Sinovac dimana pemberian vaksin ini melalui intramuscular. Untuk setiap orang mendapatkan dosis vaksin sejumlah 0,5 ml dan diberikan interval waktu dua puluh delapan hari sejak vaksin pertama. Vaksin Sinovac ini dinyatakan pemerintah aman digunakan untuk anak-anak khususnya berusia dua belas hingga delapan belas tahun.
· Yang kedua ada vaksin pemberian dari Negara Jepang ini diberi nama AstraZeneca untuk vaksin ini diberikan juga dalam dua dosis. AstraZeneca ini memiliki interval waktu yang lebih Panjang dibandingkan dengan vaksin lainnya yang telah tiba di Indonesia yaitu pemberian interval dua belas minggu. Vaksin jenis ini telah mendapatkan surat izin edar dari BPOM Indonesia pada tanggal dua puluh dua Februari 2021 dengan nomor edar EUA2158100143A1. Vaksin AstraZeneca diklaim ampuh untuk melawan virus Corona varian Delta serta Kappa
· Yang ketiga ada vaksin produksi dari perusahaan Tiongkok memiliki karakter yang mirip dengan Sinovac. Vaksin ini dikatakan juga dapat digunakan pada usia 18 tahun ke atas. Vaksin jenis ini disebut juga dengan vaksin gotong rotong alias bisa di dapatkan dengan berbayar lewat jaringan Kimia Farma. Hanya saja, hal ini telah dibatalkan oleh pemerintah hingga terdapat pemberitahuan lebih lanjut.
· Yang keempat ada vaksin Moderna, Vaksin ini merupakan vaksin yang pertama kali dipakai di Indonesia. Dengan berbasis mRNA (messenger RNA). Jenis vaksin ini tidak menggunkaan virus yang telah dilemahkan, melainkan memanfaatkan komponen materi genetic yang direkayasa. Moderna diproduksi oleh Moderna Incorporation AS, diklaim ampuh dalam melawan virus varian Delta, Kappa serta Gamma. Selain hal diatas ternyata vaksin ini juga man digunakan untuk orang yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Sejak sebelas juli lalu telah tiba sebanyak tiga juta dosis yang merupakan bantuan dari Amerika Serikat untuk Indonesia.
· Yang kelima ada vaksin jenis Pfizer adalah vaksin yang berbasis RNA yang paling banyak digunakan di Eropa serta Amerika Serikat. Untuk efektivitasnya dinilai tinggi sehingga sangat diminati oleh beberapa Negara di dunia. Kali ini jenis vaksin ini berbeda dengan vaksin sebelumnya, jikalau vaksin sebelumnya pemberian dosis hingga 0,5 ml tapi untuk ini penggunaannya cukup hanya 0,3 ml dalam satu kali vaksinasi. Namun untuk varian Delta yang baru-baru ini dibutuhkan dua tahap vaksinasi. Di Indonesia sendiri baru saja meneken penyediaan untuk lima puluh juta untuk sepanjang tahun 2021
· Yang Keenam ada Novavax dimana Novavax ini berbasis protein sub-unit juga merupakan produksi dari Amerika Serikat. Vaksin jenis ini mengandung antigen protein yang dimurnikan dan tidak dapat melakukan replikasi, diaman tidak dpaat menyebabkan infeksi Covid-19. Vaksin ini diberikan dua dosis, dengan masing-masing sebanyak 0,5 ml.
Baru-baru ini ada berita yang menyatakan bahwa terjadi kecelakaan lalu korban kecelakaan dilarikan ke subuah rumah sakit dan oleh perawat malah divonis menderita Covid-19 padahal belum dilakukan test PCR, pihak keluarga lantas meminta penjelasan darimana statement tersebut muncul jelas-jelas belum dilakukan proses screening. Kemudian dari pihak rumah sakit sendiri memberikan klarifikasi bahwa korban belum dilakukan test PCR dikarenakan alatnya sedang mengalami gangguan, keluarga korban tidak terima dan mengungkapkan kekesalannya pada pihak wartawan yang sedang meliput, jika belum dilakukan test mengapa mengatakan divonis Covid-19 atas dasar apa? Hingga kini belum mendapatkan informasi lebih lanjut.
Apakah kalian tahu jika tahun 2020 merupakan tahun terburuk bagi Kesehatan dunia? Mengapa disebut terburuk? Bagaimana tidak dikatakan seperti itu jika virus Covid-19 ini menjadi pembuka pandemic yang telah melemahkan sistem pelayanan Kesehatan di berbagai belahan Negara. Selain itu, perekonomian juga tidak luput terkena dampaknya karena banyak berbagai Negara menutup perbatasan bahkan menutup akses atau dapat disebut dengan sistem lockdown demi mengurangi risiko penyebaran penularan Covid-19 ini. Dikutip dari laman resmi WHO menyatakan bahwa tiap Negara diharuskan tetap melawan pandemic ini dengan segera dan cepat.
Dengan terus berkembangnya alat test serta vaksin diharapkan agar tiap Negara dapat dengan cepat dan tepat dalam mengatasi pandemic ini serta memperkuat sistem Kesehatan masing-masing. WHO juga menkankan perlu adanya kerjasama antara pemerintah serta rakyatnya. Selain hal diatas WHO juga mengajak untuk membangun solidaritas kesiapan dunia melawan pandemic serta isu global dalam hal kesehatan, WHO juga mempercepat akses dalam test Covid-19, obat serta vaksin, tak lupa juga tetap membangkitkan semangat melawan penyakit menular ini.
Dalam laman resminya, Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan Negara, komunitas, serta yayasan Internasional harus bekerja sama untuk menangani tantangan Kesehatan global. Dimana tantang tersebut berupa :
1. Perubahan iklim dan cuaca yang ekstream belum lagi polusi udara yang kian memburuk di berbagai belahan dunia
2. Pelayanan di wilayah konflik, pada tahun 2019 wabah ini juga menjangkiti wilayah yang terjadi konflik. Hal ini sendiri menjadi tantangan bagi tenaga Kesehatan karena terkadang para tenaga Kesehatan serta fasilitas turut menjadi target.
3. Perbaikan dalam pelayanan Kesehatan, WHO melihat adanya perbedaan yang sangat mencolok diantara Negara bahkan di kota.
4. Cakupan dalam obat-obatan, WHO memprediksi dimana masih ada sekitar sepertiga dari populasi dunia kekurangan dalam akses obat-obatan dan hal ini dinilai sangat membahayakan jiwa samai memperburuk masalah dalam resistensi obat.
5. Menghentikan penyebaran penyakit menular
6. Mempersiapkan berbagai Negara dalam menghadapi wabah
7. Melindungi masyarakat dari produk berbahaya
8. Investasi dalam tenaga Kesehatan
9. Meraih kepercayaan public
10. Memanfaatkan teknologi yang telah ada
11. Lindungi antibiotic dari resistensi agar tidak cepat berkembang semakin parah maka masyarakat di anjurkan berhati-hati menggunakan obat ini.
12. Yang terakhir WHO mengajak untuk menjaga sanitasi karena sekitar satu hingga empat fasilitas Kesehatan di dunia mengalami masalah dalam hal kebersihan karena minimnya sanitasi. Bila kebersihan tidak dijaga maka layanan Kesehatan juga tidak akan maksimal.
Semua hal ini tidak akan dapat berjalan lancar jika tidak adanya kerjasama diantara pemerintah dan masyarakatnya.
Nama : Nur Aprilia Damayanti
Nama Kelompok : Epididymitis
Prodi : S1 Terapan Keperawatan Magelang
1 note
·
View note