Tumgik
najmishin · 2 years
Text
Mengosongkan, agar bertambah
Ketika berada menjadi penyimak, banyak pandangan terhadap pembicara. Bisa karena gaya bahasa, pakaian, penampilan, dan cara pikir. Coba deh, gantian. Gimana perasaan? Sama.. kan. Ketika berada menjadi pembicara, level insecure malah lebih tinggi.
Mari mudahkan pikiran.
Ketika menjadi penyimak, jadilah orang yang bersiap menyerap energi positif, ilmu, dan beradab. Ketika menjadi pembicara, jadilah orang yang bersiap menyebarkan energi positif, ilmu, dan tunaikan hak waktu yang telah disediakan penyimak.
"Jadilah engkau orang berilmu, atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima, maka kamu akan celaka." HR. Baihaqi.
Tumblr media
0 notes
najmishin · 2 years
Text
#1of31days
#1of12months
Hari pertama di bulan Januari 2022 penuh euforia AFF 2020.
Bermain di lapangan hijau itu menguras energi, fisik, emosi, pikiran. Bagaimana tidak, mereka yang masih muda dilibatkan ke pertandingan sepak bola bergengsi se-Asia Tenggara. Bertanding melawan sang juara piala AFF yang sudah menang lima kali.
Mereka lelah iya, mungkin juga overthinking bakal jadi runner up. Tapi mereka memberikan yang terbaik. They're break their limit.
Sebagai seorang guru yang menyenangi antusias anak didiknya di pertandingan futsal classmeeting, juga tidak ketinggalan menghebohkan ruang kamar dengan sorakan (kalem) dan do'a. Berharap suatu saat bisa menonton langsung pertandingan sepak bola bergengsi se-Asia yang di finalnya ada timnas Indonesia [do'a].
Bibit-bibit muda ini, semoga tumbuh dan berkembang dengan pembinaan yang secara terus menerus. Fokus pada proses, hasil adalah buah dari usaha yang tak pantang menyerah dengan penuh visi dan strategi.
Terima kasih Garuda Muda. Kalian memang hebat. MasyaAllah, tabarakallah.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
najmishin · 2 years
Text
Kosa kata yang minim.
Sadar, perlu banyak membaca buku agar kata-kata yang digunakan tidak monoton.
Orang yang banyak membaca terlihat dari tulisannya dan keharmonisan kata yang diucapkannya.
0 notes
najmishin · 2 years
Text
Menghargai tiap ritme. Kuncinya adalah selalu bersyukur.
Di ritme tertentu, menjadi penyimak seperti gelas kosong yang siap menjadi wadah penyimpan.
Di ritme tertentu, menjadi teko yang menuangkan air dengan bijak.
Mengisi dan diisi.
0 notes
najmishin · 8 years
Link
maybe, we have to apply this statement @andinest :>
5 notes · View notes
najmishin · 8 years
Quote
soal tawakkal kepada Allah jadi inget salah satu cerita yang disampaikan ust Salim, tentang pilar2 ketaqwaan, salah satu pilarnya adalah Mu'ahadah Mu’ahadah artinya mengingat janji kehambaan padaNya, lalu merencanakan segala hal baik dalam hidup; akhiratnya, matinya, dunianya. Hidup pentaqwa sejati tak mengalir bagai air, sebab mengalir artinya ke tempat rendah. Dia meninggi, mendaki, memuncak.. Untuk surga dia minta Firdaus tertinggi, untuk mati dia minta cara termulia, untuk hidup dia minta yang paling bermakna. Jika surga bisa dicita, jika mati bisa dirancang; maka hidup sebagai ibadah harus disiapkan dalam perencanaan matang.. termasuk dalam ibadah membangun keluarga
Saad- di Grup Diskusi Nuparents (via lutfiahhayati)
15 notes · View notes
najmishin · 8 years
Text
Not d-r-e-a-m
Bisa melakukan hal yang ingin orang lain tak bisa mencapainya, bukan kah itu berharga? Jika sebaliknya? Tidak bisa melakukan hal yang orang bisa capai, bukan kah itu meresahkan? Mari kita bicara tentang proses, tidak hanya hasil. Bersyukurlah dengan apa yang Allah berikan. Semua hal lalu, sekarang dan nanti ada karena izin Allah, tidak hanya karena 100% perjuanganmu. Jadi, tak perlu bersedih bahkan iri, karena semua sudah ada kadar nya. Just keep berjuang dan hamasah :)
0 notes
najmishin · 8 years
Text
Ganbatte kudasai
Setiap orang memiliki impian, mereka berhak memperjuangkan dan mewujudkannya. Begitu pula dengan mu...
0 notes
najmishin · 8 years
Quote
Setiap tulisan biasanya akan menemui pembacanya dan penikmatnya sendiri, tak peduli apakah kamu belum menjadi seleb di media sosial manapun.
No worries. Keep writing! :)
- Tia Setiawati
(via karenapuisiituindah)
176 notes · View notes
najmishin · 8 years
Text
Every day have different stories that you can tell to anyone who you wants. And now, some stories i'll share with you shin! 22.17 p.m. Kerja, 5 huruf yang biasa kita dengar, lihat dan dilakukan. Dilema, ketika sudah memasuki waktu produktif kerja tetapi masih belum kerja yg berpenghasilan (ma'isyah). Berpenghasilan salah satu karakter pribadi muslim. Rasulullah saw., tidak ada panutan utama selain beliau yg shalawat selalu tercurah kepadanya, beliau adalah sosok sempurna yg dari kecil sudah mulai bekerja dgn berdagang. Sahabat" beliau jg berdagang, yang penghasilannya disumbangkan utk dakwah. Bekerja dan berpenghasilan mengajarkan kita bersyukur lebih banyak dan lebih sedikit mengeluh. Ketika bekerja dengan berwirausaha jarang orang menilai orang dari 'cover' karena sudah banyak bukti bahwa orang yg 'good-looking in their performance' bisa kurang mahir berwira dibanding yg 'not really good-looking. Dan ini juga mengajarkan kita utk 'not judge people from their cover' dan tetap tawadhu'. Karena semua rejeki nikmat yg dianugerahkan kepada kita itu sudah ada yang mengatur, yaitu Allah swt. Dan, para pekerja tidak sedikit yang lalai dengan ajakan penerus Bilal, sang muadzin. Semoga Allah memberikan kita rejeki waktuNya supaya kita bisa tepat waktu shalat ^^ Well.. innamal a'malu bin niyat. Niat kita bekerja seperti apa, kita minta Allah selalu memperbaiki niat kita. Ketika kerja, just try and success. How percent will you get? 25 or 75 of 100? Just try, and Allah will decide it :) No matter how it will., they are there cause you're not alone. Everything start from dream!! Ganbatte kudasai #international #lecture #catering #bimbel #trainee Najmishin_ 22.41 p.m. Pontianak, Indonesia
1 note · View note
najmishin · 9 years
Photo
Tumblr media
Universitas Tanjungpura Pontianak. You're leaders, guys :)
0 notes
najmishin · 9 years
Text
Ketika banyak medsos, ketika harus mengurus medsos ini itu Tersibuk bermanfaat atau sia kh itu? Baik atau tidaknya kita menggunakan medsos, lihat berapa sering kita buka baca Qur'an - ponsel, berapa sering kita bercurhat manis dengan Maha Pengasih - media sosial, berapa sering? #astaghfirullah, kembali mengingat kembali, perbaiki niat, terus dan tak lelah perbaiki diri #remindForSelfToo ^^
0 notes
najmishin · 9 years
Text
Kita mengetahui, tapi sayang kita tidak mengamalkannya.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah mengisahkan: “Seorang anak perempuan meninggal karena Thoun, kemudian ayahnya melihatnya di dalam mimpi, maka ayahnya berkata kepadanya: "Wahai anakku kabarkan kepadaku tentang akhirat!”
Anak perempuan itu menjawab: “Kami telah melewati perkara yang sangat besar, dan sesungguhnya kita telah mengetahui, tapi kita tidak mengamalkannya. Demi Allah, sesungguhnya satu ucapan tasbih atau satu rakaat sholat yang tertulis dalam lembaran amalku lebih aku sukai daripada dunia dan seluruh isinya”..
Berkata Ibnul Qayyim: “Anak perempuan itu telah mengatakan perkataan yang dalam maknanya (sesungguhnya kami mengetahui, tapi kita tidak mengamalkan), akan tetapi banyak diantara kita yang tidak memahami maknanya..”
1. Kita mengetahui, bahwa ucapan سبحان الله وبحمده Subhanallahi wa bihamdihi sebanyak 100 kali akan menghapuskan dosa-dosa kita, walaupun dosa kita sebanyak buih di lautan. Akan tetapi sayang, berapa banyak hari kita yang berlalu tanpa kita mengucapkannya sedikitpun.
2. Kita mengetahui, bahwa pahala dua rakaat Dhuha setara dengan pahala 360 shodaqah, akan tetapi sayang, hari berganti hari tanpa kita melakukan sholat Dhuha.
3. Kita mengetahui, bahwa orang yang berpuasa sunnah karena Allah satu hari saja, akan dijauhkan wajahnya dari api neraka sejauh 70 musim atau 70 tahun perjalanan. Tapi sayang, kita tidak mau menahan lapar.
4. Kita mengetahui, bahwa siapa yang menjenguk orang sakit akan diikuti oleh 70ribu malaikat yang memintakan ampun untuknya. Tapi sayang, kita belum juga menjenguk satu orang sakit pun pekan ini.
5. Kita mengetahui, bahwa siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya sebesar sarang burung, akan dibangunkan sebuah rumah di surga. Tapi sayang, kita tidak tergerak untuk membantu pembangunan masjid walaupun hanya dengan beberapa puluh ribu.
6. Kita mengetahui, bahwa siapa yang membantu janda dan anak yatimnya, pahalanya seperti berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang berpuasa sepanjang hari tanpa berbuka, atau orang yang sholat sepanjang malam tanpa tidur. Tapi sayang, sampai saat ini kita tidak berniat membantu seorang janda pun.
7. Kita mengetahui, bahwa orang yang membaca satu huruf dari Al Qur'an, baginya sepuluh kebaikan dan satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh kali. Tapi sayang, kita tidak pernah meluangkan waktu membaca Al Qur'an dalam jadwal harian kita.
8. Kita mengetahui, bahwa haji yang mabrur, tidak ada pahala baginya kecuali surga, dan akan diampuni dosa-dosanya sehingga kembali suci seperti saat dilahirkan oleh ibunya. Tapi sayang, kita tidak bersemangat untuk melaksanakannya, padahal kita mampu melaksanakannya.
9. Kita mengetahui, bahwa orang mukmin yg paling mulia adalah yg yang paling banyak sholat malam, dan bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya tidak pernah meremehkan sholat malam di tengah segala kesibukan dan jihad mereka. Tapi sayang kita terlalu meremehkan sholat malam.
10. Kita mengetahui, bahwa hari kiamat pasti terjadi, tanpa ada keraguan, dan pada hari itu Allah akan membangkitkan semua yang ada di dalam kubur. Tetapi sayang, kita tidak pernah mempersiapkan diri untuk hari itu.
11. Kita sering menyaksikan orang orang yang meninggal mendahului kita, tetapi sayang, kita selalu larut dengan senda gurau dan permainan dunia seakan kita mendapat jaminan hidup selamanya dan tidak akan akan menyusul mereka.
Wahai Saudaraku yang dirahmati Allah.. Semoga kita segera merubah keadaan kita mulai detik ini, dan mempersiapkan datangnya hari perhitungan yang pasti akan kita hadapi..
Hari dimana kita mempertanggung jawabkan setiap perbuatan kita di dunia..
Hari ketika lisan kita dikunci, sedangkan mata, kaki, dan tangan kita yang menjadi saksi..
Dan pada hari itu, setiap orang akan lari dari saudaranya, ibu dan bapaknya, teman-teman dan anaknya, karena pada hari itu setiap orang akan disibukkan dengan urusannya masing-masing :’>
Semangat setiap hari beribadah karena Allah. Setiap hari semakin berusaha dekat dekat pada Allah ya gaes. Kalau udah Allah yang dipikirin, dunia mah ngikut :’))))
Source : Grup Whatsapp Angkatan 2012
289 notes · View notes
najmishin · 9 years
Photo
Tumblr media
It was extra time to have quality and memorable action with payungers in Untan park. Not complete, but it nice. #ganbatte
0 notes
najmishin · 9 years
Text
Lelaki Dari Ujung Kota
Oleh: Ust. Salim A Fillah “NAMA lelaki di Surah Yasin itu”, demikian dinyatakan ‘Ikrimah dari Ibn ‘Abbas, “Adalah Habib ibn Surri An Najjar, seorang tukang kayu.” Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan sosok yang sesungguhnya tak disebut namanya di dalam wahyu ini sebagai teladan tentang cinta yang tak habis-habis bagi ummat di sekelilingnya. Dia bukan Rasul, bukan Nabi, bukan pula ‘ulama. Tapi dia berjuang untuk belajar dan memahami. Dan dia lelaki yang suka berbagi. Hal terawal yang difahaminya hanyalah bahwa para Rasul yang datang ke kotanya itu orang-orang tulus. Mereka menghasung kebenaran dan mengajarkan kebajikan sama sekali tanpa meminta imbalan. Bagi Habib, mereka adalah orang-orang yang mendapat sekaligus membawa petunjuk. Maka dengan bergegas-gegas dari ujung kota, dia berseru-seru, “Wahai kaumku, ikutilah para utusan Allah itu!” Dan Habib An Najjar, demikian menurut sebagian mufassirin, setelah menyimak apa yang disampaikan para terutus itu kemudian melantangkan dengan anggun pernyataan imannya. وَمَا لِي لاَ أَعْبُدُ الَّذِي فَطَرَنِي وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ أَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِ آلِهَةً إِن يُرِدْنِ الرَّحْمَن بِضُرٍّ لاَّ تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئاً وَلاَ يُنقِذُونِ إِنِّي إِذاً لَّفِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ “Mengapa aku tidak menyembah Dzat yang telah menciptaku, yang hanya padaNya kalian semua akan dikembalikan? Apakah aku akan mengibadahi sesembahan-sesembahan yang jika Allah Sang Maha Pengasih menghendaki bahaya bagiku, maka syafa’at mereka sama sekali tiada bermanfaat bagiku dan tak dapat menyelamatkanku? Sesungguhnya aku jika demikian itu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS Yaasin [36]: 22-24) Mendengar ungkapannya itu, para pemuka kaumnya murka. Betapa seorang lelaki tak dikenal, dari kalangan jelata lagi miskin papa, mengajari mereka tentang agama. Betapa seorang yang bukan siapa-siapa, mengungkap kesejatian iman yang membuat apa yang mereka yakini selama ini tampak batil dan konyol. Maka diperintahkanlah para pengikut untuk mengeroyok dan menyiksanya, hingga dadanya remuk dan isi perutnya terburai akibat diinjak-injak. Di detak-detik terakhirnya, dalam sekarat yang menyergapkan manisnya iman, diiringi airmata para utusan Allah yang tak kuasa menolongnya, dia mencoba bicara. Nafasnya yang satu-satu, darahnya yang sisa-sisa, tak menghalanginya menyunggingkan senyum ridha. إِنِّي آمَنتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُونِ “Sesungguhnya aku beriman kepada Rabb kalian. Maka dengarkanlah ikrar imanku ini.”(QS Yaasin [36]: 25) Kata-katanya ini, menurut Imam Ath Thabary, khithabnya ditujukan kepada para Rasul yang mendampingi di akhir hayatnya. Para Rasul itu takjub dan cemburu terhadap iman yang telah menggerakkan Habib An Najjar berdakwah dengan mempersembahkan raga dan nyawanya. Betapa sebentar dia belajar. Betapa cepat dia memahami. Betapa dalam dia  meyakini. Betapa besar cinta pada kaumnya. Betapa hebat penyampaian dakwahnya. Dan betapa mahal pengorbanannya. Kisah sang da’i tak berhenti sampai di sini. Sebab mereka yang ada di jalan dakwah yang Allah ridhai tetap hidup sesudah mati. Hidup dengan semua arti yang terkandung dalam kata ‘hidup’ itu sendiri. Habib An Najjar membuktikan diri sebagai lelaki penggamit hati yang cinta ikhlasnya pada kaumnya terus dia dengungkan dari dalam surga yang abadi. “Aduhai alangkah baiknya seandainya kaumku mengetahui. Bersebab apa kiranya Rabbku mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan.”(QS Yaasin [36]: 29) Inilah orang yang mencintai bagi seluruh kaumnya, apa yang dicintainya untuk dirinya sendiri. Inilah orang yang mengharapkan bagi kaumnya, apa yang diharapkannya bagi dirinya sendiri. Inilah orang yang mentakutkan atas kaumnya, apa yang ditakutkannya atas dirinya sendiri. Sungguh jiwa da’i sejati, yang kasihnya kepada ummat dia bawa mati. Sungguh setiap yang memiliki jiwa penggamit hati, adalah lapis-lapis keberkahan yang mencahayai zaman. Habib An Najjar sudah mati. Maka Allah yang Maha Santun dengan firman Maha Mulia menyampaikan apa yang dia katakan dari alam yang sudah berbeda. Bahwa dia mencintai kaumnya, amat berhasrat menggamit semua hati untuk dibawa ke dalam cahaya, untuk diajak menikmati surga. Inilah hati da’i sejati.* Twitter; @salimafillah@@
0 notes
najmishin · 9 years
Text
Here is Nice article 😊 I like this, so I repost. Especially for the last qoute of professor ... Tak Usah Cemas Karena Merasa Tertinggal, Hidup Tak Pernah Seragam By Camelia Virgo Salah satu hal yang sering membuat insan yang berumur 20-an galau adalah perasaan tertinggal dibandingkan dengan teman-temannya. Ketika dia melihat sebagian dari temannya sudah mulai bergerak jauh, apa yang didapati di dirinya tidak sama dengan temannya. Tidak hanya mengenai materi, sebagian lain mungkin mempermasalahkan yang namanya pendidikan. Atau ada yang lainnya merasa tertinggal dibidang prestasi, kemampuan, kekuatan, penampilan, dan juga dalam urusan MENIKAH dan percintaan. Umur 20-an merupakan umur yang rentan. Seperti umur 13-an ketika seseorang mulai berjuang mencari jati dirinya, umur 20-an merupakan saat-saat dimana seseorang ingin menampakkan dirinya di lingkungannya. Dia ingin menampilkan siapa dirinya, apa kemampuannya, dan apa prestasinya. Ini semua akan diukurnya dengan membandingkan dirinya dengan orang-orang sekitarnya. Apakah itu keluarganya, temannya, bahkan juga musuhnya. Dan yang terjadi, ketika dia melihat dirinya tidak lebih berhasil dibandingkan lingkungannya, maka akan muncul perasaan rendah diri pada dirinya. Apakah semua manusia harus ‘sukses’ pada usia 20-an? Saya akan mengutip tulisan Malcom Gladwell dalam buku “What the dog saw” pada bab yang berjudul terlambat panas. Contoh-contoh yang tak dapat diabaikan Galenson adalah Pablo Picasso dan Paul Cezanne. Galenson seorang pecinta seni, dan tahu kisah hidup kedua seniman tersebut. Picasso bisa dianggap “anak ajaib”. Karirnya sebagai seniman serius bermula dengan satu mahakarya, Evocation: The Burial of Casagemas, yang dia buat ketika berumur dua puluh. Dalam waktu singkat, Picasso membuat banyak karya terbesarnya – termasuk Les Demoiselles d’ Avignon, pada umur dua puluh enam. Picasso cocok sekali dengan gagasan kita yang biasa tentang kegeniusan. Sementara Cezanne tidak. Jika mendatangi ruang Cezanne di Musee d’Orsay, Paris – koleksi terbaik Cezanne di dunia – kumpulan mahakarya yang akan Anda dapati sepanjang dinding belakang dilukis pada akhir kariernya. Galenson melakukan analisis ekonomi sederhana, membuat tabel harga yang dibayar pada lelang lukisan Picasso dan Cezanne dan umur ketika kedua pelukis tersebut membuat tiap lukisan. Lukisan yang dibuat Picasso ketika berumur pertengahan dua puluhan didapati rata-rata empat kali lipat lukisan yang dibuat Picasso ketika berumur enam puluhan. Kebalikannya berlaku pada Cezanne. Lukisan-lukisan yang dibuat Cezanne pada umur enam puluhan dihargai sampai lima belas kali lebih tinggi daripada lukisan-lukisan yang dibuatnya ketika muda. "Cepat Panas" ataupun "Lambat Panas", masing-masing punya proses panjang yang penuh perjuangan, dan itu bukan untuk dibanding-bandingkan. Dibuku ini Malcom menggunakan kata “cepat panas” dan “lambat panas”. Picasso merupakan salah satu pemuda yang cepat panas, karena pada saat umur 20-an dia mampu menghasilkan karya terbaiknya. Sedangkan Cezanne merupakan pemuda yang lambat panas, karena karya-nya yang baik dihasikannya disaat usianya sudah tidak lagi muda. Bagimu yang belum mencapai kesuksesan, bisa jadi kamu adalah mereka yang terlambat panas. Dalam buku “time of your life” yang ditulis oleh seorang professor dari korea, Rando Kim, dia mengibaratkan manusia itu seperti bunga yang beragam. Bunga yang memiliki waktu masing-masing untuk mekar. Ada yang mekar di musim semi, ada ada yang mekar di musim gugur. “…ingatlah bahwa kamu memiliki masa mekarmu sendiri, begitu juga dengan teman-temanmu. Musimmu belum datang,tetapi ia pasti akan datang ketika saatnya kuncupmu mekar. Mungkin kuncup itu mekar lebih lama dari yang lain, tetapi ketika tiba waktunya, kamu akan mekar dengan begitu indah dan menawan seperti bebungaan yang telah mekar sebelum dirimu. Jadi angkatlah kepalamu dan bersiaplah untuk menyambut musimmu.”
1 note · View note
najmishin · 9 years
Text
Seseorang Yang Nanti Datang
Kalau kamu sudah bangun dan membaca tulisan ini. Ada satu hal menarik di dunia ini yang mungkin perlu kamu ketahui. Bahwa mungkin seseorang yang datang ke dalam hidupmu nanti bukanlah orang yang baik. Baik dalam arti yang sebenarnya. Ada bagian-bagian yang tidak terpisahkan dari dirinya yang telah menjadi masa lalu. Pun setiap orang merasa ingin mengubur masa lalunya. Ia ingin berbagi denganmu. Mengawali sesuatu dengan kejujuran, bukan kebohongan.
Mungkin ia baru saja beranjak setelah sekian tahun bergelut dengan dirinya sendiri. Bertanya ke sana kemari hanya untuk mengetahui apakah Tuhan itu masih mungkin mengampuninya atau tidak. Dan rasa khawatir atas pengampunan itu senantiasa menyertai langkah kakinya. Hidupnya kini sangat hati-hati.
Ia mungkin bukan orang baik. Tidak sebaik sebagaimana pengetahuanmu tentangnya selama ini. Ia akan datang menjadi ujian bagimu. Ia tidak berharap diterima, tapi ia senantiasa mengusahakanmu. Ia bahkan sudah bersyukur karena mengenalmu membuatnya berusaha menjadi lebih baik. Ia sudah ikhlas dengan keputusanmu bahkan sebelum dia mengutarakan keinginannya.
Andai kamu berada di posisi hidupnya. Bagaimana perasaanmu?
Rumah, 10 Juni 2015 | ©kurniawangunadi
1K notes · View notes