Tumgik
najmul-afad-blog · 7 years
Text
Sesama
Malam ini saya sedang duduk bersama Mas Barjo. Dia tukang bersih-bersih di kost saya. Baru kali ini saya lihat dia makan. Saya geram melihat cara makannya. Bahkan saya menegurnya dengan halus, "Mas, kalau makan pakai tangan kanan". Dia hanya tersenyum. Saya mengamati betul tangan kanan dan kirinya. Ealah, saya lupa tangan kanannya sakit. Tangan kanannya berbentuk melengkung, selalu dalam kondisi tertekuk. Walah, saya merasa bodoh dan sangat malu. Teringat dulu adik saya, tatkala dia usia sekitar 3 tahun menemui penjual sapu keliling yang pincang. Dengan lugunya dia memberikan handsaplas (plester luka) kepada orang itu. Yang ada dalam pikirannya orang yang sakit, luka ketika diberi plester akan sembuh. Penjual sapu pun tersenyum melihat tingkah polos adikku. Dari dua peristiwa tersebut, kita bisa belajar mengenai kontekstualisasi. Sesuatu yang pas, mana yang tepat, yang baik harus disesuaikan dengan keadaan dan tidak perlu dipaksakan. Anak kecil saja mengerti perasaan tukang sapu yang pincang. Meski polos, adikku berusaha mengamati, empati dan tergerak untuk "menyembuhkan", menggugah manusia normal untuk menerima kekurangan difabel.
0 notes
najmul-afad-blog · 8 years
Text
Belajar Matematika: Rumus Memahami
Belajar Matematika: Rumus Memahami "Iki ki salah Pak, dudu koyongene carane" (ini salah Pak, bukan seperti ini caranya), ketus anak kepada Bapaknya. Sore itu tak nampak seperti biasanya. Aku kesulitan menjawab PR matematika saat kelas 5 SD. Masih ingat betul, Bapak mengajariku pelan-pelan materimatika, ilmu yang disukai Bapak. Kenapa saya bilang suka, hampir tiap tahunnya Bapak selalu memegang kalkulator. Hampir setiap tahunnya atau bisa dibilang tiap pekan berceceran kertas bertuliskan angka-angka. Tahukah siapa Bapak? Bapak adalah petani yang menggarap sawah orang. Setiap panen beliau harus menghitung berapa jumlah pengeluaran untuk ongkos padi di sawah, mulai dari proses pengolahan lahan hingga panen. Dari situlah akan diketahui berapa omset padi, dan separuhnya diberikan kepada pemilik lahan. Makanya tidak kaget, Bapak mengajariku matematika. Ilmu jagoannya Bapak. Jadi jangan heran kalau UAS Matematika saat SMA mendapat nilai 100. Nah, sore itu aku menangis. Menangis karna aku tidak yakin apa yang diajarkan Bapak itu benar. Bahkan Bapak sampai mengundang tetanggaku, Rulita yang selisih 2 tahun dari usiaku dan cerdas. Mbak Ita panggilannya, menjelaskan apa yang dikatakan Bapak itu benar. Tapi entah kenapa saya masih sedikit merasa belum lega. Hingga esok harinya tibalah dicocokkan di kelas dan walhasil jawaban Bapak benar. Ternyata yang pernah mengalami hal demikian tidak hanya saya, tetapi beberapa anak yang saya temui juga merasakan hal yang sama. Mereka baru sadar Bapaknya benar ketika di kelas. Saya pun baru sadar dan menulis ini baru saja. Memang harus menunggu waktu me-recall memori yang lama terpendam, sembari menikmati romantisme semasa anak-anak. Yang saya ingin sampaikan dalam tulisan ini, saya hanya bisa menepuk jidat seandainya saya menjadi Bapak kala itu. Betapa cerdasnya Bapak, ngemong anaknya agar tidak buru-buru memaksakan kehendaknya. Meski kebenaran matematika bersifat mutlak, tak bisa diganggu gugat. Proses inilah yang perlu kita teladani, mengambil sebuah peran untuk saling mengerti dan tidak berhenti belajar. Membaca alam dan belajar memahami. Pelemkecut, 20 Desember 2016
0 notes
najmul-afad-blog · 8 years
Quote
Menguluh itu sangat baik untuk dihindari.
0 notes
najmul-afad-blog · 8 years
Text
Jihadnya Rimbawan
Semalam, 12 Oktober 2016 tak sengaja setelah sekian lama aku bertemu saudaraku. Banyak cerita di warung sudut kuning itu. Salah satu yang menggelitik saat saya menceritakan pergerakan jihad yang diartikan sungguh sempit pada kaum fundamentalis. Kemudian celetuk dari mulutnya, yang tak kuduga sebelumnya keluar dari mulutnya. "Orang rimbawan itu juga berjihad Mas. Kita menanam pohon, mengasilkan banyak oksigen, dan air. Oksigen dan air berarti kelangsungan kehidupan manusia akan bertahan", pungkasnya. Waw ini menarik. Di saat itu pula aku terngiang oleh sebuah cerita ketika Rasulullah Saw berjalan melewati sebuah kuburan, kemudian beliau terhenti seketika karena mendengar sebuah suara. Suara itu terdengar memelas, dan ternyata suara itu berasal dari salah satu makam di kuburan itu. Rasulullah kemudian menancapkan pelapah pohon kurma yang masih basah di dekat makam itu. Pelapah kurma itu, selagi basah akan mendo'akan jenazah. Sama juga dengan tanaman-hutan yang ada di Indonesia, mereka berdzikir, mendo'akan manusia yang hidup di bumi Indonesia. Bayangkan tatkala para pendo'a dibabat habis, maka akan banyak bencana. Mari kita bergerak bersama membangun bangsa, dengan menjaga hutan kita Indonesia.
0 notes
najmul-afad-blog · 8 years
Quote
Karna kesimpulan itu (hampir) selalu di akhir, yang di depan ialah clue-cluenya. :)
0 notes
najmul-afad-blog · 8 years
Text
Kampung Buku Pelepas Rindu
Siang tadi tak sengaja aku bertemu guru saya. Beliau nampak asyik di ujung sana, memilih-milih buku-buku kuno. Aku pun menghampirinya, dan menyapanya dengan bersalim sapa. "Pak, disini to, ada acara apa?". Basa-basi seorang guru kepada muridnya. Beliau nampak mengernyitkan dahinya, berusaha berfikir siapakah anak muda ini yang tiba-tiba bersalam sapa dan langsung menyapanya. Sigap mulutku, "saya Afad, muridnya Pak Yasir, temennya Farhan". Beliau masih mencoba mengingat-ingat namaku. Ya, dulu memang beliau tak mengajarku. Tapi aku pernah mengikuti salah satu diskusi dengan beliau dengan tema yang membahas biografi Gus Dur. Selepas diskusi itu, aku tak pernah bertatap muka dengannya. Kala itu sempat aku menyimpan nomor hpnya dan bermaksud untuk ketemu dan ngobrol bareng. Seperti biasa, "nanti ketemu di kopinan ya". Dan dustanya aku, aku lupa dan sibuk dengan duniaku. Namun bukan berarti aku melupakannya. Teman-temanku sering menceritakan tentang dirinya. Bahkan beberapa tulisan beliau aku baca di blog dan web "pondok" nya. Dan temanku yang merupakan PU Motivasi, salah satu lembaga Perss di UNS sengaja ngujo (menyempatkan diri) untuk ke Semarang, semata-semata untuk ngobrol dengannya. Sementara aku, aku lagi-lagi masih sibuk dengan duniaku. Kembali ke cerita tadi. Beliau, disebut pakar pendidikan kritis. Banyak orang mengenalnya. Tulisannnya tercecer dimana-mana. Beruntung aku bisa merayunya untuk mengantarkan ke terminal Jombor. Sengaja aku sempatkan, karna kapan lagi aku bisa ngobrol berdua dengannya. Meski obrolanku ya hanya soal manusiawi, bukan teori-teori besar bagai bak yang siap dikucurkan ke kepalaku. Tapi setidaknya dari pertemuan tadi, pasti akan ada pertemuan selanjutnya. Satu langkah pasti, di tengah-tengah perjalanan menuju Jombor, dia baru tahu namaku. Sampai bertemu esok hari ya Pak Edi Subhan. Salam
0 notes
najmul-afad-blog · 8 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Ini foto satu tahun yang lalu. Beberapa dari mereka ada yang masih saling kontak denganku. Bahkan ada yang secara tak sengaja berjibaku bareng dalam suatu acara denganku. Saya masih ingat, namanya Arif. Lidahnya cedal sehingga tak bisa menyebut namanya secara jelas untuk pendengaran telingaku. Dia duduk di pojok saat aku bertutur di depan ruangan waktu itu. “Kamu itu cerdas, tapi kamu masih belum menyadar itu. Bahkan kamu sering gugup dengan dirimu”, pesan malam itu. Dan sekarang dia adalah mahasiswa akutansi di salah satu universitas terbaik di Indonesia Universitas Gajah Mada.
0 notes
najmul-afad-blog · 8 years
Text
Malam yang Syahdu
Malam ini begitu syahdu. Aku benar-benar merasakan hembusan angin bahagia. Tuhan mengingatkanku dengan banyak cara. "Ubahlah lelah menjadi Lillah", celetuk teman lamaku saat meninggalkan gubukku malam itu. Benar, hadirnya orang lain dalam hidup kita itu seakan-akan pengingat kita. Mereka sengaja diperintah Tuhan untuk menemui kita. Seraya membawa nafas sejuk untuk kita. Luar biasa malam ini, hingga aku tiba-tiba mengatakan, "kita pasti bisa, dan harus optimis". Pelan tapi pasti, setiap harapan kita pasti terwujud. Yang terpenting ialah kita mempersiapkannya dengan semaksimal mungkin. Semoga Tuhan meridhoi setiap jengkal nafas dan denyutan nadi kita untuk menjadi hamba yang selalu dekat dengan-Nya, hamba yang pantas selamat dunia dan akhirat. Amiiin
0 notes
najmul-afad-blog · 8 years
Quote
Kita selalu berharap untuk menjadi yang terbaik, meskipun sejatinya itu semua harus diimbangi dengan kerja keras dan tawakal pula.
0 notes
najmul-afad-blog · 8 years
Quote
Tuhan menguji hamba-Nya agar mereka sadar siapa diri-Nya hingga melakukan ibadah dengan ikhlas
0 notes
najmul-afad-blog · 9 years
Text
Cerita Pagi
Suatu hari seorang siswa diminta untuk menemui gurunya. Dengan sabar, guru itu mencoba melakukan pendekatan pada siswa tersebut. Problem yang dialami siswa cukup pelik, jumlah kedatangannya di kelas nampak berbeda dari biasanya. Hingga menyebabkan dia terancam tak naik kelas. Seminggu full siswa itu tak hadir di kelas tanpa keterangan. Diminggu-minggu sebelumnya, dia selalu hadir setengah hari dari jam efektif kelas. Beberapa temannya bungkam soal ini. Namun guru itu yakin ada sesuatu yang disembunyikan dari siswa tersebut. Dengan ketulusan hati seorang guru, siswa pun berjanji akan merubah perilakunya. Di esok harinya presensi siswa tersebut dicek oleh guru-guru. Hingga tiba rapat penentuan kenaikan kelas. Beberapa guru sepakat untuk tidak menaikkan kelas siswa tersebut karena tidak ada perubahan drastis perilaku siswa tersebut. Hasil pengamatan siswa itu hanya masuk 4 hari dalam seminggu, dua hari lainnya dia habiskan di luar kelas disetiap setengah hari dari jam efektif kelas. Guru yang mendapat tugas melakukan pendekatan sekaligus mengamati siswa itu mencoba membela. “Perubahan perilaku siswa itu saya katakana cukup drastis. Dia berusaha datang walau hanya 4 hari dan 2 hari namun tidak full. Saya mengatakan hal demikian karena dia punya karakter khusus. Jangan samakan dengan siswa yang tekun belajar kemudian suatu hari dia malas belajar dan esok harinya langsung kembali belajar. Perjuangan siswa ini perlu kita akui jempol. Dia berusaha merubah sikapnya dari yang semula tidak masuk kelas seminggu dan tidak pernah mengikuti kegiatan belajar mengajar full sehari menjadi 4 hari berangkat dan 2 hari hanya datang sehari.” Dengan berbagai pertimbangan siswa terpaksa tidak dinaikkan. Dalam kasus ini, perubahan perilaku siswa ternyata membutuhkan proses. Tidak bisa serta merta kita katakana siswa tidak mengalami perubahan. Artinya standar penilaian terhadap siswa juga perlu disesuaikan dengan karakter siswa. Hingga sebagai guru juga perlu menyadari terkadang dalam pembeajaran siswa kurang bisa konsentrasi secara maksimal karena metode pembelajaran atau sikap guru terhadap siswanya kurang kooperatif. Namun siswa juga perlu menyadari, kehadirannya di kelas sangat dinanti-nantikan oleh guru, teman bahkan keluarga masyarakatnya. Siswa adalah generasi penerus bangsa, yang kelak akan meneruskan perjuangan membangun bangsa. Selamat Pagi!
0 notes
najmul-afad-blog · 9 years
Text
7 Rahasia Mendidik Anak
1. Jika melihat anakmu menangis, jangan buang waktu untuk mendiamkannya. Coba tunjuk burung atau awan di atas langit agar ia melihatnya, ia akan terdiam. Karena psikologis manusia saat menangis, adalah menunduk.
2. Jika ingin anak-anakmu berhenti bermain, jangan berkata: “Ayo, sudah mainnya, stop sekarang!”. Tapi katakan kepada mereka: “Mainnya 5 menit lagi yaaa”. Kemudian ingatkan kembali: “Dua menit lagi yaaa”. Kemudian barulah katakan: “Ayo, waktu main sudah habis”. Mereka akan berhenti bermain.
3. Jika engkau berada di hadapan sekumpulan anak-anak dalam sebuah tempat, yang mereka berisik dan gaduh, dan engkau ingin memperingatkan mereka, maka katakanlah: “Ayoo.. Siapa yang mau mendengar cerita saya, angkat tangannya..”. Salah seorang akan mengangkat tangan, kemudian disusul dengan anak-anak yang lain, dan semuanya akan diam.
4. Katakan kepada anak-anak menjelang tidur: “Ayo tidur sayang.. besok pagi kan kita sholat subuh”, maka perhatian mereka akan selalu ke akhirat. Jangan berkata: “Ayo tidur, besok kan sekolah”, akhirnya mereka tidak sholat subuh karena perhatiannya adalah dunia.
5. Nikmati masa kecil anak-anakmu, karena waktu akan berlalu sangat cepat. Kepolosan dan kekanak-kanakan mereka tidak akan lama, ia akan menjadi kenangan. Bermainlah bersama mereka, tertawalah bersama mereka, becandalah bersama mereka. Jadilah anak kecil saat bersama mereka, ajarkan mereka dengan cara yang menyenangkan sambil bermain.
6. Tinggalkan HP sesaat kalau bisa, dan matikan juga TV. Jika ada teman yang menelpon, katakan: “Maaf saaay, saat ini aku sedang sibuk mendampingi anak-anak”. Semua ini tidak menyebabkan jatuhnya wibawamu, atau hilangnya kepribadianmu. Orang yang bijaksana tahu bagaimana cara menyeimbangkan segala sesuatu dan menguasai pendidikan anak.
7. Selain itu, jangan lupa berdoa dan bermohon kepada Allah, agar anak-anak kita menjadi perhiasan yang menyenangkan, baik di dunia maupun di akhirat.
Ditulis oleh Ustadz Farid Ahmad Okbah
2K notes · View notes
najmul-afad-blog · 9 years
Text
Besok saya ke Solo untuk menghadiri undangan wisuda teman saya. Semoga mendapat sebuah pelajaran. Amiiin Selamat malam
0 notes
najmul-afad-blog · 9 years
Quote
Tawarkan aku rasa sakit, dengan baik-baik saja aku akan menerimanya. Asal itu dari kamu, aku bersedia terluka. Berapa kali lagi pun, aku bersedia.
(via satusenja)
Berapa kali kau mampu terima diluka? Cinta bukan melulu (perih)al luka. Tujuan bersama adalah bahagia. Hilang kemana janji yang katanya saling membahagiakan? Jangan lagi dibodohi kebersamaan yang isinya hanyalah luka, Nona.
(via linthang)
Tanpa terluka, kita tidak akan mengerti cara menyembuhkan, cara membahagiakan. Dari luka, diajarinya aku mendewasa. Dari luka, diajarinya aku semakin cinta.
(via satusenja)
111 notes · View notes
najmul-afad-blog · 9 years
Quote
Karena Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk kita
1 note · View note
najmul-afad-blog · 9 years
Quote
Karena kita adalah pembelajar
Pak Zulfikar
1 note · View note
najmul-afad-blog · 9 years
Photo
Tumblr media
9 Nilai-nilai Anti Korupsi adalah bekal kita untuk berprestasi. Semarang, 29-11-2015
1 note · View note