welcome, i hope my home is warm enough for you to stay.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
134340

“You just have to keep going, don’t put too much thought into what you’re doing, then one day, you’ll realize you’ve grown dramatically. Don’t be sad that you’re not improving, you will have improved before you realize it.”
“Remember there is a person here in Korea, in the city of Seoul, who understands you.”
“Whenever you’re having a hard time, tell others that you’re struggling. Ask them to understand and comfort you.”
“Just trust yourself and live a healthy and happy life like me, so find what makes you happy.”
“We are literally strong, we’ll find a way, we always have.”
.
.
.
It is crazy to think how 7 men from a country that says Kimchi instead of Cheese when take a picture could take over my life.. in a good way, obviously. It’s also hard to pour what I feel toward them, because this is something that I never felt before. Well, maybe my 11-year-old self has experienced this kind of situation, which this me at the present clearly have no idea how to face it. At the end, I just welcome it contentedly, because, look at me now, live my life dominated by laughter and joy. All thanks to them.
I also aware that it is not good to rely on other people as our source of happiness, but on the other hand, I just want to let myself do what I wanna do. Because people said that those men will come to your life at the moment you need them the most and its true. They came at the moment I feel devastated and need motivation. All of their songs are like a warm hug that accompany me every time I need it. I love how they are extremely passionate with what they are doing and it’s reflected through their creation, because I can sense their consideration and it feels nice to be loved by them. At least, I can understand that there is also someone who has the same feeling as mine, who also struggles and sometimes feels lost. They also show me that our dreams are reachable, because nothing is impossible. But if we don’t have dreams, its also fine.
I have tons of things that I want to achieve, but give them a hug and say “Thank you for everything” is on the top of my list. Why I said everything is because I am unable to write all of the things that they do to me, about how they heal me.
I just wish that this feeling will stay for a long time.
3 notes
·
View notes
Text
2020
Kalau ngeliat kilas balik tahun 2020 dari awal sampai sekarang, banyak banget kegagalan yang terjadi. Awal tahun aja udah dibikin kecewa karena visa Schengen aku ga diapprove dan akhirnya gagal ketemu keluarga di Perancis. Lalu udah di tahap akhir seleksi beasiswa student exchange ke Korea Selatan, taunya orang lain yang dapet.
Abis itu, aku daftar himpunan buat ngelaksanain suatu project, eh acaranya juga gagal diselenggarakan tahun ini. Daftar beberapa lomba, taunya acara lombanya ada yang batal dan juga ada yang aku emang ga lolos tahap preliminary. Lalu waktu liburan udah apply untuk internship, taunya ga ada yang diterima. Daftar banyak beasiswa dari mulai yang biasa aja sampai yang kredibilitasnya tinggi, mentok-mentok cuma lolos ditahap tes tulis.
Emang yaa, tahun ini rasanya harus melipat gandakan rasa sabar dan ikhlas. Mau berusaha mati-matian, kalau belum rezekinya yaa mau gimana lagi. Kalau ditanya gimana rasnaya gagal terus, wah, nikmat banget sih. Seru banget karena rasanya kayak lagi naik roller coaster. Tahapannya gini sih:
Semangat melakukan sesuatu -> coba -> gagal -> sedih -> down -> semangat ikutan hal lainnya -> coba -> gagal -> sedih
Dan tahapannya berlanjut gitu aja terus.
Cape sih, jujur. Kangen banget deh merasakan rasa bangga atas suatu achievement yang aku dapet. Kangen merasa ‘sehidup’ itu. Tapi yaa, yang pasti, tahun ini aku belajar untuk bersyukur terhadap hal-hal kecil. Mungkin kegagalan yang terjadi emang belum rezeki aku, tapi rezeki aku sekarang ialah masih sehat di tengah pandemi ini, masih bisa kuliah online dengan fasilitas yang memadai saat orang lain sulit dapet akses laptop dan internet, bisa makan 3x sehari, punya temen dan keluarga yang supportif, bahkan aku bersyukur masih bisa menulis, berbagi cerita dengan entah siapapun yang membaca tulisan ini.
Untuk kamu yang sedang merasakan hal yang sama, jangan patah semangat, ya! Gak apa-apa gagal, karena itu tandanya kamu sudah berjuang.



3 notes
·
View notes
Text
Gak semua hal harus dicapai dalam waktu yang sama.
Pelan-pelan,
satu-satu.
1 note
·
View note
Text
Semoga di umur 20 ini aku semakin banyak tertawa,
entah itu tertawa bahagia,
atau tertawa ketika melihat cara semesta bekerja.
Baik buruknya hari harimu nanti, ketawain aja! Demi 2020 yang lebih bahagiaaa!
1 note
·
View note
Text
Hadir Tanpa Diminta
Kita banyak protes perihal doa-doa yang belum juga terkabul, sambil sering lupa bersyukur atas kebaikan-kebaikan yang hadir tanpa diminta. Padahal, boleh jadi kebaikan yang hadir tanpa diminta itulah yang benar-benar kita butuhkan, sementara yang sering kita ucap dalam doa hanyalah keinginan berlandaskan nafsu.
30 Januari 2020
552 notes
·
View notes
Text
S E M E N T A R A
Setelah sekian lama melewati rangkaian cerita dalam hidup, ada satu hal yang pasti: semuanya hanya sementara.
Rasa senang yang teramat hanya berlangsung secara singkat. Setelah semuanya berlalu, seluruh kebahagiaan hanya dapat dikenang.
Rasa sedih yang begitu dalam pun hanya akan menjadi sebuah tamu, yang mana ia akan pergi suatu waktu.
Rasa kecewa yang membuat jiwa ini resah dan sibuk menyesali apa yang terjadi, suatu malam jiwa tersebut dapat tidur dengan lelap, dan sadar bahwa mengutuk diri sendiri itu bukan hal yang benar.
Rasa bangga atas keingingan yang dapat tercapai akan ada masa kadaluarsanya juga, ketika akhirnya berpikir bahwa pencapaian itu belum seberapa, dan masih banyak hal yang harus diperjuangkan.
Rasa rindu yang abu abu, suatu saat akan disembuhkan oleh sebuah pertemuan dengan orang yang ditunggu.
Rasa sayang yang dirasa akan bertahan selamanya pun bisa berkurang hingga akhirnya tak ada yang bertahan- tak ada yang tersisa.
Namanya juga hidup, kan? Semuanya hanya sementara.
Kehadiran kita sebagai manusia di dunia pun hanya sekilas,
singkat,
sementara.
Jadi, kalau kamu sedang merasakan salah satu perasaan yang di atas, nikmati saja, ya? Jika sedang bahagia, secukupnya.
Jika sedang sedih, sewajarnya.
1 note
·
View note
Text
*first second*
Smiled so widely, showing her happiness for others and told herself that it was okay to lose
*one hour*
That moment came in a flash which made her unsure about what just happened "was it even true?"
*7 hours*
Remembered all of mistakes that led her into this situation, a situation when she felt to be a failure
*one day*
"You fool" for hundred times
*3 days*
Felt so devastated than ever
*one week*
"Why so stupid" for thousand times
*two weeks*
Maybe I should learn from my mistakes and improve them, she said to herself
*uncertain times*
To be failed is part of life. What's wrong with being a failure, anyway? Maybe it wont work at the first try, so we must try more and harder until we pursue our dream. We will heal. We will get better. We will be fine. It's just a matter of time.
Cheer up! Don't ever give up!
As she wrote down on her notes, wishing everyone to be strong whether no one reads, but, maybe some day? She never know.
.
.
.
0 notes
Text
RA

Tak ada cerita yang sempurna, pun milik kita. Tapi itulah esensi dari sebuah pertemanan, kan? Saling memberi tanpa harap diberi, saling mendengar di tengah ingar bingarnya semesta, saling peluk saat hidup sedang pelik. Satu yang selalu ku panjatkan ialah, semoga menjadi jauh dan pisah tak kan menjadi bagian dari cerita kita. Semoga, jiwa ini kan selalu berkait, walau dunia sedang pahit. Semoga, selalu bersama dan saling menguatkan akan senantiasa mengiringi ke mana takdir mengalir.
Aku; manusia beruntung yang memiliki teman sepertimu, Ra. Segala apa apa yang terjadi dalam hidupku 4 tahun ke belakang ini tak jauh dari campur tangan seorang Rahajeng Desna, yang setia menjadi teman belajar, yang baik banget selalu nganter ke rumah sehabis pulang les waktu SMA, yang selalu mendengar keluh kesahku, yang rajin memberi afeksi notes penyemangat saat mau ujian, yang jadi partner jalan jalan sembari bikin video ala ala, yang jadi teman sharing barang saat di kosan, yang receh banget kalau kita lagi nonton running man, dan kebaikan kebaikan lainnya yang gak mampu aku sebutkan satu per satu.
Aku; manusia yang selalu bersyukur karena dari sekian juta manusia, Tuhan mempertemukan kita.
Terima kasih karena sudah selalu ada sampai sekarang. Semoga aku akan selalu jadi saksi atas segala kebahagiaan dan
kesuksesan yang terjadi dalam hidupmu. Kamu berhak atas segala warna yang disuguhkan semesta, kamu berhak untuk
Selamat ulang tahun, selamat menjadi lebih dewasa dalam usia dua puluh tahun.
1 note
·
View note
Text
Tak bisakah waktu terhenti pada satu titik saat semua baik baik saja?
Ketika realita lebih indah dibanding dunia utopia, misalnya
atau ketika harap bukan sekadar niskala tak bernyawa,
bisakah?
0 notes
Text
Tentang Berbagi
Semua diawali oleh 2 hal: niat dan nekat.
Dari awal daftar - ikut rangkaian - pengumuman magang - magang - keos - keos - keos - lab terakhir magang!!
Kalau melihat kilas balik perjuanganku beberapa bulan lalu, kadang suka ga nyangka aja udah banyaaak banget hal yang dilalui. Apapun hasilnya, yang penting perempuan yang masih sering kali ngerasa insecure ini udah mencoba untuk memberikan versi terbaik yang dapat diberikan. Setidaknya sudah mencoba dan berjuang.
Magang jadi teaching assistant sama sekali bukan hal yang mudah. Mulai dari labday setiap weekend nyiapin materi yg bakal dipelajari minggu depan, bikin rangkuman, bikin materi buat ditulis di papan, ngerjain tugas lab, latihan ngejelasin materi, nulis di papan dan bikin tangan kotor karena tinta spidol, belum lagi ditambah degdegannya yang ga berenti berenti! Bayangin aja ngajar 2 matkul semester 3 dan 5 yang tandanya ngajar temen angkatan sendiri dan ngajar kaka tingkat. Takutnya bukan main, sih.
Tapi, semuanya berlalu, kan?
Selain senang karena bisa mempelajari dan dapet ilmu baru, punya temen baru juga rasanya menyenangkan sekali! Senin 7.30 dan jumat 16.00ku menjadi lebih berwarna🌈
Terima kasih Nam, sudah mau bertahan sampai sekarang. Yuk, berjuang untuk hal lain lagi!





1 note
·
View note
Text
Kalau ada yang bertanya "Coba sebutin salah satu hal paling bermakna selama 2019 ini!" jawabannya adalah, bisa jadi bagian dari National Competition di PAW.

Bener bener banyak banget pelajaran dan pengalaman yang didapatkan. Khusunya belajar untuk jadi lebih detail, teliti, kreatif, dan selalu memikirkan kemungkinan terburuk yang terjadi dan mempersiapkan alternatif yg bisa dilakukan. Bener deh, udah bareng bareng selama 8 bulan dan ga kerasa banget! Jadwal rapat rutin setiap kamis malam yang menguras tenaga dan pikiran, tapi karena aku dikelilingi orang orang hebat, rasanya jadi ga semelelahkan itu.
Bersyukur banget punya manajer natcom yang sedetail itu dan selalu berpikir dengan kritis, manajer yang rasanya ga ada gap antara staff staffnya, manajer yang ga pernah memperlihatkan ke kita kalau dia tuh lagi cape, lelah, muak, dan pusing sama paw ini, manajer yang gampang ketawa apalagi kalau liat tingkah laku gila danen dan shabby, manajer yang sangat ku sayangi!
Aku juga ga bisa bayangin kalau VP internal tuh bukan ka Ongga yang sesolutif itu. Dari mulai teknis kecil dan besar, ka Ongga bisa ngasih saran dan solusi yang selalu bikin kita mikir "ohh iya bener juga ya". VP yang selalu membantu dan sangat inspiratif.
Selain itu, ada ka Erwin sebagai Steering Committee natcom yang selalu menyombongkan diri karena udah menangin lomba akuntansi berkali kali dan juara 2 paw waktu masih maba HAHA. Tapi karena hal itu pula, ka Erwin bisa ngasih ide dan saran yang mindblowing juga buat natcom. SC yang selama rangkaian paw berlangsung ikut turun tangan buat kerja juga, bingung banget deh sama ka Erwin ini, kenapa baik banget! Apalagi selama ini didoktrin dengan jurus santuynya yang dengan ajaib bisa bekerja, tambah bingung kan? Terima kasih ka Erwin aka Baha aka Winny udah selalu nganterin sarapan dan makan siang untuk anak natcom semua.

Selain itu, aku seneng banget bisa punya rekan seperpusingan natcom, ada Danen yang hobinya becanda mulu, tapi tanpa Danen apalah arti natcom. Lalu ada Shabby sebagai partner sengklek Danen, Intan yang baik banget mau diberantakin kosannya selama kita rapat dan selalu menyediakan sesajen camilan, Minyo yang hpnya sangat berjasa dalam mengabadikan momen momen selama PAW, Laura yang semakin sini freaknya makin keliatan , ka Yoldeb sebagai teman jajanku, kalian semua hebaaat!✨





Sedih, haru, senang, bahagia, lelah, bangga, semua bercampur jadi satu. Satu hal yang pasti, kenangan bersama kalian ga akan aku lupakan. Selamat menjalani kehidupan masing masing di perakuntansian ini, teman teman!
0 notes
Text
Someday, I'll travel to the place where there's a very long baguette which is hard to chew, a glass of cheap red wine, an old florist man who shouts "Bonjour Monsieur! Bonjour Madame!" to every pedestrians that pass by.
A place where every words turn into love song, just like what Édith Piaf said in her song.
And when the sun finally sets, I'll lay down on the grass in front of Eiffel tower and have a quick nap. I let my self covered with the warm breeze and warmth of sunshine.
When I wake, there she is, the moon comes and she decides to accompany me strolling around the city until the sun rises again.
Tonight, I'll travel to the place where I finally can say, "c'est une maison de tous mes rêves."
.
.
This is the home of all my dreams.
0 notes
Text
AP? YE!
Salah satu hal yang paling aku syukuri ialah ketika bisa menjadi bagian dari APYE 2019. Karena banyak sekali hal yang tak bisa dipelajari hanya dari dalam ruang kelas, tapi hanya bisa didapatkan dengan bersosialisasi dengan banyak orang yang memiliki latar belakang budaya dan negara yang berbeda.
Tema besar APYE tahun ini ialah Multiculturalism in South Korea. Lalu diperkenalkan lah kita dengan sebuah non profit organization, Framily, yang memiliki arti Friends and Family. Framily merupakan sebuah organisasi yang menaungi imigran legal dan illegal khususya di Seoul. Rasanya senang sekali bisa kenal dengan beberapa narasumber di sana, yaitu Ali, Johnny, dan Min Jeong, yang kemudian kita semua menjadi berteman baik! Hari hari selama local immersion benar benar sangat mengasyikan, mulai dari belajar cara menanam hidroponik ginseng di kebun milik Framily, berbondong bondong naik bus seperti anak ayam, main game berhitung dan berhasil sampai 24 orang, dan salah satu agenda favoritku ialah ketika rooftop party di hostel. Saat itu seruuu banget! Karena aku bisa bonding dengan kelompok lain, obrolannya pun sangat ringan dan penuh dengan tawa. Serius deh, pemandangan Seoul di malam hari dari rooftop tuh sebagus itu, lalu suasananya juga enak, udaranya adem, dan aku dikelilingi oleh orang orang yang baik!




Tetapi tetap saja, selama menjalani Local Immersion di Seoul dan melakukan research terhadap Framily, rasanya otak mau pecah. Sungguh, sepusing itu. Sampai ada satu waktu saat aku dan teamku tiba tiba nangis karena ini semua terlalu sulit untuk diselesaikan. Tetapi dari situ kita sadar bahwa bagaimanapun juga semuanya harus dijalani. Akhirnya setelah melewati berbagai brainstorming, mengerjakan banyak modul, sleepless nights, konsultasi dengan Waqas dan banyak orang lainnya, kita pun muncul dengan sebuah ide “Mc Café”, yaitu sebuah café bertema multicultural.
Ketika kelompok kita mempresentasikan ide ini kepada Mr.Jeong dan istrinya sebagai representative atau founder dari Framily, ternyata tanggapan mereka tidak seperti yang kita bayangkan. Ternyata, ide untuk membuat café ini memang sudah menjadi cita cita mereka sejak lama, dan kita secara tidak sengaja memberikan ide yang mereka butuhkan. Apalagi video tentang Framily yang aku buat disukai juga oleh Mr.Jeong dan dia bilang ingin memiliki video itu untuk ditampilkan di websitenya! Setelah selesai presentasi, rasanya bahagiaaaa dan lega! Saat itu juga kita ditratir (lagi dan lagi) Gong Ca oleh Waqas. Smoothies rasa semangka yang aku pesan rasanya juara!
Tetapi perjuangan kita tidak berenti sampai sana, karena klimaksnya itu ialah ada pada panel discussion di keesokkan harinya. Shila Hotel yang bagus banget sayangnya ga bisa kita nikmati dengan begitu saja, karena nyatanya kita sama sekali gak tidur, tapi kita semua menyiapkan bahan bahan presentasi untuk besok. Serius deh, Waqas memang benar benar sosok facilitator yang punya banya ide brilian. He was our only hope. Semua sarannya untuk membuat 3D prototype mc café, video, business model canvas, semuanya menjadi nilai tambah saat kita presentasi, dan tanggapan yang kita dapatkan pun amat sangat baik!
Walaupun kelompok kita ga terpilih menjadi kelompok terbaik dari Seoul, tapi aku pribadi merasa bangga dan senang dengan hasil yang diperjuangkan. Apalagi ketika tau bahwa ide kita memiliki impact kepada Framily itu sendiri, mulai dari power point perihal café dan juga video yang dibuat. Setidaknya, kita membantu Framily untuk menjadi organisasi yang lebih maju dan besar lagi.


Jujur awalnya khawatir untuk kerja bareng kelompokku. Karena nugas bareng di kuliah aja kadang banyak gak benernya, apalagi ini, dengan latar belakang negara kita yang berbeda dan dengan keterbatasan bahasa inggris yang kita miliki. Tapi, semua terasa lebih mudah ketika kita bisa menghormati satu sama lain. dan sebenarnya kunci utamanya ialah “Work with no stress and always stay happy.” Asli, kita dari awal ngebawa santai project ini karena ya kita mau have fun aja di sini. Masa, sih, datang jauh jauh ke Korea hanya untuk stress karena tugas yang diberikan. Itu pun menjadi salah satu wejangan dari Waqas.
Aku bangga dengan Ally sebagai sosok seseorang yang kreatif dalam membuat prototype dan pinter ngomong, Ju Hye yang orang Korea sehingga kita bisa berhubungan dengan orang orang di Framily lebih mudah dan selalu memberikan positivity untuk kita semua. Peggie dengan segala kepolosan dan kelucuan dari kelakuannya. Terakhir, Waqas yang dengan penuh kesabaran, kebaikan, dan ketulusannya menjadi ayah angkat kita selama di sana. Kita semua saling melengkapi.

0 notes
Text
Seribu Kesan di Ansan

Perjalanan ke Hanyang University dari hostel di Seoul pun lagi lagi dipenuhi hal hal kurang baik. Mulai dari aku dan ka Ana yang ga nyangka dari Seoul-Ansan menghabiskan waktu hampir 2 jam, nunggu lama di Gangnam buat transfer bis, bisnya mogok karena bannya bocor, harus jalan dari depan gerbang Hanyang untuk ke main hall, dan ditambah koper aku rusak. Iya, koper kan punya 4 roda tuh, nah 3 rodanya copot. Nangis banget ga? Nangis banget. Saat itu kita jalan bareng 1 facilitator dan 3 delegates lain. Baru aja sampe udah nyusahin orang buat ngangkut koper aku yang rusak dan beratnya hampir 20kg, belum lagi didukung oleh udara Ansan yang saat itu sangat panas.
Rasanya gak karuan banget, deh. Ya degdegan buat ketemu delegates dari Negara lain dan aku mulai bete juga. Belum lagi aku dan ka Ana beda team, otomatis harus pisah. Tapi semua perasaan itu hilang ketika aku akhirnya ketemu sama teman teman satu teamku, Seoul 7! Aku sekamar sama Ju Hye eonni dan di kamar sebelah ada Ally dan Peggie. Waktu aku dan Ju Hye ke kamar, dia langsung meluk aku! Dia bilang kalau dia seneng akhirnya bisa ketemu dan kita jadi roommate, ah dia emang sehumble itu!


Sore hari setelah makan, aku dan Ju Hye jalan-jalan sekitar kampus Hanyang yang bersih dan asri banget. Kita ngobrol banyak tentang hal hal personal dan ternyata kita punya film favorit yang sama, La La Land! Setelah itu acaranya adalah orientation buat para delegates, untuk pertama kalinya kita kumpul di suatu aula dan untuk pertama kalinya juga kita diperkenalkan oleh APYE dance! Serius deh, sejak itu setiap denger lagu best song ever rasanya ingin joget HAHAHA.
Punya roommate orang Korea yang baru dikenal selama 4 jam aku kira bakal canggung dan kurang nyaman, tapi ternyata engga. Aku dan Ju Hye langsung senyambung itu. Malam pertama pun Peggie dan Ally main ke kamar kita buat getting to know each other ceritanya, dan seru banget!


2 hari selanjutnya acaranya itu workshop yang berkaitan dengan Sustainable Development Goals. Berawal dari belajar SDGs di kelas TPB, dan sekarang ga nyangka bisa belajar langsung dari speaker-speaker yang keren. Salah satu workshop yang aku datengin itu speakernya dari UNESCAP. Kita FGD buat ngebahas masalah apa sih yang dihadapi di masing masing Negara kita. Lalu aku ngobrol sama teman sebelahku, Yuichiro dari Jepang. Yuichiro cerita bahwa masalah yang dia hadapi itu public transportation di Tokyo yang jumlahnya kurang banyak jika dibandingkan dengan masyarakat yang menggunakannya, sedangkan di Indonesia kebalikannya, public transportationnya kurang memadai sehingga mayoritas pake kendaraan pribadi yang menyebabkan macet dan polusi. Objek yang jadi masalah itu sama, public transportation, tapi bisa punya alasan dan dampak yang berbeda.
Setelah itu, salah satu sesi favoritku selama rangkaian ini adalah saat Human Centered Design. Saat itu patnerku Eureka dari China. Jadi inti dari HCD ini kita harus menemukan apa yang dibutuhkan partner kita, masalah apa yang mereka alami dan solusi apa yang bisa kita berikan. Melihat prototype yang Eureka buat dan juga denger solusi-solusi dari masalah yang ternyata aku ga sadar padahal aku rasakan itu bener bener ngebuka pikiran buat lebih aware sama diri sendiri dan orang lain.


Selama 2 hari setelah selesai workshop dari pagi sampai malam, aku dan teamku gak langsung bobo gitu aja, tapi kita pergi keluar Hanyang untuk jalan jalan. Pada malam kedua, aku, Peggie, dan Ju Hye pergi ke Lotte untuk sekadar jajan dan Ju Hye beli celana. Perjalanan pulangnya lah yang bikin berkesan, karena kita memutuskan untuk jalan, padahal jaraknya lumayan jauh. Tapi selama perjalanan kita denger lagu sambil nyanyi, ngobrol, ketawa, makan es krim dan ga sengaja nemu fotobox di pinggir jalan! Akhirnya kita foto dan hasilnya nomu nomu kyeopta~


Malam terakhir aku habiskan dengan jalan jalan sama team lain, tujuan kita saat itu ialah makan toppoki, dan beruntung banget restoran yang dipilih tepat karena toppokinya nomu nomu masisoyo~ dari nongkrong biasa gitu aja, aku bisa dapetin banyak hal baru. Mulai dari budaya orang Korea yang menuangkan soju buat orang lain, belajar sedikit bahasa Cina dan Filipina, sharing cerita tentang negara kita masing masing, dan ngelatih bahasa Inggris buat berinteraksi sama banyak orang yang ternyata rasanya sangat menyenangkan. Masih ga nyangka, Namira yang kerap kali ngerasa ga nyaman di tengah orang banyak, ragu buat ngajak bicara orang baru, dan ga banyak omong bisa jadi Namira kebalikan dari semua itu! Ternyata, keluar dari zona nyaman memang diperlukan.
0 notes
Text
Ketika Mimpi Bukan Sebatas Ilusi
Hanya dengan bermodalkan nekat (dan duit sih, pastinya) aku terbang ke Korea untuk jalan jalan hadir di Asia Pacific Youth Exchange sebagai salah satu dari seratus lebih delegates yang berasal dari beragam Negara. Jujur, takut. Malah waktu hari H pergi sendiri naik travel ke bandara rasanya ingin balik lagi aja ke rumah. Sedegdegan itu. Tapi di sisi lain, aku excited juga buat pergi ke negara yang telah dicita-citakan sejak 6 tahun yang lalu.
Karena pada dasarnya Namira memang sangat emosional dan melankolis, waktu sebelum landing dan pilotnya bilang “…welcome to Incheon!” aja aku langsung mewek sambil natap jendela dan bangunan –bangunan yang terlihat sekecil semut. South Korea, here I come!

Dua hari sebelum APYE mulai, aku dan ka Ana menghabiskan waktu di Seoul. Emang niatnya buat ngerasain liburan sekejap di sini dulu, sih. Yaa kapan lagi kan aku ke Korea. Akhirnya kita pun memilih Namsan Tower untuk jadi destinasi pertama yang ternyata bagus banget! Mulai dari ruangan putih yang tiba tiba berubah ada video virtual kota Seoul, pemandangan dari observatory room, dan pohon-pohonnya yang bikin adem. Kalau aku tinggal di sini, rasanya ingin tiap minggu ke Namsan park untuk lari pagi! (jangan, jangan percaya, cuma wacana. Pasti ujung ujungnya ngulet di kasur.)




Setelah beberapa unplanned destinations yang kita datangi, klimaksnya ini ada di Gyeongbokgung Palace. Kita pun nemu tempat nyewa hanbok yang harganya lebih murah dan pilihan motifnya banyak. 10.000 W untuk 2 jam ternyata engga cukup. Pantes aja ada tawaran yang 4 jam, karena Gyeongbokgung luas banget dan ekspektasi aku terlalu rendah terhadap tempat itu, karena ternyata…ah ga bisa dideskripsikan. Rasanya seneng banget karena sebagai pencinta drama joseon, jalan-jalan di istana Gyeongbokgung pake hanbok rasanya kaya putri kerajaan yang lagi jalan jalan sore di halaman istana dan ehh ketemu sama putra kerajaan lain HAHA.
Keseruan hari itu gak berenti sampai situ, karena ternyata belanja di Namdaemun dan Myeongdong bikin bahagia banget. Sumpah. Mulai dari ke toko Line Friends yang superrr gemas, makan odeng yang superrr enak, beli make up yang superrrr murah, dan jalan jalan dengan kaki yang superrrr lecet.



Hari sebahagia itu ternyata harus ditutup dengan insiden salah naik bis dan berakhir nyasar sampai hampir jam 1 tengah malam. Belum lagi t-money aku yang saldonya masih banyak tiba tiba ilang. Tapi, bersyukur banget ketemu sama anak SMA yang bantuin waktu kita nyasar dan nungguin sampai bis selanjutnya datang, polisi pun sampe turun tangan buat bantuin kita manggil taxi. Ah, drama banget emang. Tapi anehnya, kejadian kejadian “sial” yang terjadi di sana tuh ga bikin bete sama sekali, karena didukung oleh suasana hati yang lagi seneng senengnya kali, ya.

Sekarang aku jadi ngerti, kalo ada kejadian bodoh tuh ya ketawain aja, jangan dibawa bete dan kesel. Karena sebenernya semua itu bisa dikontrol sesuai dengan perasaan apa yang kita mau rasakan. Dan untuk hari itu aku memilih untuk bahagia!
0 notes