Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Hidupmu keras, ekspektasi sekitarmu tinggi, belum banyak yang bisa kau capai, tanggunganmu banyak, tak ada yang peduli deritamu, kau sendirian, bahkan suaramu nyaris tak terdengar siapapun.
Kuucapkan Terimakasih..
Dengarkan aku...
" Terimakasih sudah berjuang sejauh ini.
Kau bukan hebat sebab tangguh,
tapi kau hebat sebab telah berjuang.
Meski kau tahu bahwa dirimu rapuh,
kau tetaplah mengusahakan."
Terimakasih banyak ya...
Sebab telah bersedia untuk sekedar
hidup.
11 notes
·
View notes
Text
doa untukmu
jika ada, semoga Allah mengangkat semua rasa sedih, marah, kecewa, takut, curiga, dendam, dan khawatir dari dadamu. semoga Allah menggantinya dengan kelapangan dan kesabaran. semoga Allah menghapus dosa-dosamu dari datangnya perasaan-perasaan itu.
semoga Allah memberimu petunjuk hidup yang terang benderang. semoga hidayah selalu turun kepadamu. semoga kamu mendapatkan undangan dari Allah untuk senantiasa bertaubat.
semoga kamu bisa menerima kenyataan, memperoleh kemenangan. semoga kamu bisa memeluk dirimu sendiri dengan kejujuran---dan menjadi lebih kuat setiap harinya. semoga Allah menyembuhkan semua luka.
semoga kamu bisa memaafkan orang-orang yang menurutmu jahat, yang menurutmu telah merebut kebahagiaanmu. orang-orang yang melukaimu. orang-orang yang kamu tertawakan, kasihani, benci. tolong maafkan (kami) ya.
semoga kamu segera dipertemukan Allah dengan seseorang yang baik, yang menyayangi segalamu dengan segenap jiwa dan raganya, dengan ketaatan dan keimanan yang semestinya. yang menghargaimu dan selalu cenderung kepadamu, hanya kepadamu. yang janjinya selalu ditepati. yang membawamu ke tempat-tempat jauh itu.
semoga semua mimpimu terwujud satu per satu. semoga kamu mencapai semua garis finish. semoga kamu menaklukkan semua puncak. semoga yang kamu cintai tumbuh dan mekar dengan hebat.
semoga kamu menemukan ketenangan dan kebahagiaan. di dunia. di akhirat. selamanya.
706 notes
·
View notes
Text
Never thought that im on this fuckin sitch. Everythings messy & comfortless.
I dont wanna die but, this chaos made me like im into the hell.
Huh shit! jembut!
0 notes
Text
Lagipula, dunia ini luas, orang-orang baru selalu ada, dan di antaranya pasti ada yang lebih sejalan denganmu—bukan hanya soal perasaan, tapi juga dalam hal respect dan komitmen. Jangan ragu untuk membuka diri, ya.
248 notes
·
View notes
Text
Untuk Kamu yang Menderita Tapi Sulit Pergi dan Mengira Itu Cinta
Jika hubungan yang seharusnya membawa kebahagiaan justru lebih banyak menyakitimu, mungkin itu bukan cinta, tapi trauma bonding.
Itu adalah kondisi di mana kamu (korban kekerasan) membentuk ikatan emosional yang kuat dengan pelaku, seringkali sebagai respons terhadap siklus kekerasan dan rekonsiliasi (pemulihan hubungan setelah bertengkar atau mengalami masalah) yang berulang.
Pasanganmu (pelaku) mungkin melakukan kekerasan fisik atau emosional, tetapi kemudian menunjukkan kebaikan atau kasih sayang, menciptakan harapan bagimu bahwa situasi akan membaik. Siklus ini membuatmu merasa bingung dan terperangkap dalam hubungan tersebut.
Patrick Carnes (1997) menggambarkan trauma bonding seperti kecanduan: semakin sering siklus ini terjadi, semakin sulit bagi korban untuk pergi.
Kalau kamu merasa hubunganmu seperti ini, bukan berarti ada yang salah denganmu. Pola ini memang dirancang untuk membuatmu tetap terikat, dan menyadarinya adalah langkah pertama untuk keluar.
Untuk memahami bagaimana pola ini bekerja, penting untuk melihat bagaimana trauma bonding terbentuk secara bertahap. Proses ini tidak terjadi dalam semalam, melainkan melalui beberapa tahapan yang membuat korban semakin terikat dengan pelaku. Berikut adalah tahapan yang umum terjadi:
Love Bombing: Di awal hubungan, dia mungkin membuatmu merasa seperti satu-satunya orang di dunia yang berarti baginya. Dia menghujanimu dengan cinta, perhatian yang berlebihan, dan kata-kata indah. Dia membuatmu merasa istimewa dan dicintai. Tapi seperti api kembang api, keindahannya cepat berlalu dan berganti dengan kegelapan.
Kepercayaan dan Ketergantungan: Setelah membangun kepercayaan, dia mulai menciptakan ketergantungan emosional, membuatmu merasa bahwa hanya dia yang dapat memenuhi kebutuhanmu.
Kritik Mulai Muncul: Dia mulai mengkritik dan merendahkanmu, merusak harga dirimu dan membuatmu meragukan diri sendiri.
Gaslighting: Dia memanipulasimu agar meragukan realitas dan persepsimu sendiri, membuatmu merasa bingung dan tidak berdaya.
Pengunduran Diri/Pasrah Terhadap Keadaan: Kamu berhenti membela diri atau menetapkan batasan, karena setiap kali melawan, justru berujung pada konflik atau kekerasan lebih lanjut. Kamu mulai menyerah dan menuruti tuntutannya dalam upaya menjaga hubungan tetap utuh. Kamu meyakini bahwa bertahan lebih baik daripada kehilangan, meskipun hubungan itu menyakitkan.
Kehilangan Diri Sendiri: Kamu kehilangan identitas dan batasan pribadi, seringkali mengisolasi diri karena kehilangan kepercayaan diri dan harga diri.
Kecanduan Emosional: Kamu terbiasa dengan pola konflik dan rekonsiliasi, menjadi mati rasa terhadap kekerasan yang dialami dan sulit untuk pergi.
Setelah memahami bagaimana trauma bonding terbentuk, penting untuk mengenali tanda-tandanya dalam hubunganmu. Berikut beberapa tanda yang bisa menunjukkan bahwa hubunganmu didasarkan trauma bonding, bukan cinta yang sehat:
Ada siklus penyiksaan dan rekonsiliasi dengan pola seperti : Awalnya sangat baik (love bombing), lalu menyakitimu secara emosional atau fisik → kamu merasa hancur → dia meminta maaf dan bersikap sangat manis → kamu memaafkannya → siklus terulang.
Kamu selalu memaafkan perilaku buruknya, berulang kali. Dia sering menyakitimu secara emosional, bahkan mungkin secara fisik, tapi kamu tetap mencari alasan untuk membenarkannya. Kamu percaya bahwa dia akan berubah meskipun dia terus mengulangi pola yang sama. Itu bukan karena kamu lemah, tapi karena manipulasi ini memang bekerja dengan cara seperti itu.
Kamu merasa bergantung secara emosional, bahkan saat tahu hubungan itu toksik. Kamu merasa takut atau cemas membayangkan hidup tanpa dia. Bahkan ketika dia menyakitimu, kamu merasa lebih aman bersamanya dibandingkan saat sendirian.
Kamu mulai meragukan diri sendiri (Gaslighting). Dia sering mengatakan bahwa semua masalah adalah salahmu. Kamu mulai mempertanyakan ingatan, emosi, atau perasaanmu sendiri karena dia sering memanipulasimu.
Kamu Mengabaikan Kebutuhan dan Batasan Pribadimu. Kamu terus mengorbankan kebahagiaan dan kesehatan mentalmu demi mempertahankan hubungan. Kamu takut mengekspresikan perasaan sebenarnya karena khawatir membuat pasangan marah atau menjauh.
Kamu merasa seperti tidak bisa melepaskan diri atau mengakhiri hubungan, meskipun tahu itu tidak sehat. Kamu sering berpikir untuk meninggalkannya, tapi ada rasa takut atau kecanduan emosional yang membuatmu tetap bertahan. Kamu merasa tidak akan menemukan seseorang yang lebih baik atau tidak layak dicintai oleh orang lain.
Hubungan itu mengisolasimu—membuatmu terpisah atau menjauh dari orang lain. Kamu mulai menjauh dari keluarga, teman-teman, dan lingkungan sosial karena pasanganmu mengontrol siapa yang boleh ada dalam hidupmu. Kamu takut berbicara dengan orang lain tentang hubunganmu karena takut dihakimi atau takut pasanganmu marah.
Tulisan ini dibuat untuk membantumu mengenali hubungan yang sedang kamu jalani. Percayai perasaan dan intuisimu—jika kamu sering merasa tidak aman, tertekan, atau tidak dihargai, itu bukan hal sepele. Itu tanda serius. Kamu berhak mendapatkan dukungan. Mulailah dengan berbicara pada seseorang yang membuatmu merasa aman—entah teman, keluarga, atau seorang profesional.
Keluar dari trauma bonding memang butuh keberanian dan kesabaran. Setiap langkah kecil yang kamu ambil adalah kemenangan, adalah bukti kekuatanmu untuk mendapatkan kembali kehidupan yang lebih sehat dan tenang.
Catatan : Trauma bonding tidak hanya berasal dari trauma masa lalu atau masa kecil, tetapi juga bisa terbentuk dalam hubungan yang sedang berlangsung saat ini. Bahkan, seseorang bisa mengalami trauma bonding tanpa memiliki latar belakang trauma sebelumnya. Artinya, meskipun trauma masa lalu bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap trauma bonding, hubungan yang toksik saat ini pun bisa menciptakan trauma bonding.
48 notes
·
View notes
Text
Aku hanya tak siap kehilangan yaa Allah. Tapi jika itu yg terbaik untukku, kekuargaku, terutama ibuku. Aku ikhlas yaa Rabb..
0 notes
Text
Buramnya masa depan dan ketidaktahuan kita soal hari esok itu harusnya mendatangkan prasangka baik pada-Nya, menghadirkan tawakkal sepenuhnya setelah ikhtiar kita dalam berencana. Dan sedihnya, kita selalu lupa untuk tawakkal dan berprasangka baik untuk masa depan.
Bukannya tidak ada jaminan ya, kalau tempat bekerja kita itu akan menjadi tempat kerja selamanya? Atau soal pasangan yang kita pun tidak tahu kapan usianya, bisa saja ia meninggalkan kita sewaktu-waktu, sebab dia pun juga milik Allah, kan?
Bukan maksudku membuatmu takut atau khawatir, aku hanya ingin berbagi rasa agar kita sama-sama belajar. Bahwa masa depan itu bukan untuk kita pusingkan sehingga menghadirkan prasangka buruk.
Live in the Present, kita menyebutnya dengan itu. Waktu dimana kita berusaha menikmati hari yang sedang kita jalani, ya hari ini. Bukankah Rasul juga menyampaikan, andai kita bangun pagi hari ini dengan badan yang sehat, kita juga punya tempat tidur dan tempat tinggal hari ini, dan ada pula makanan untuk hari ini, maka kita sebenarnya memiliki dunia seutuhnya. Rasul tidak menyampaikan hari besoknya, lusanya, esok lusanya, tapi hari itu saja.
Yaa Rab.. Mudahkan lisanku untuk memuji semua nikmatmu, lapangkan hatiku untuk menerima setiap pemberianmu, dan kuatkan imanku agar syukur dan tawakkalku selalu ada untukmu.
Kuningan, 2 Januari 2024
Menanti Hujan.
@jndmmsyhd
355 notes
·
View notes
Text
Aku memilih diriku sendiri dan begitulah beberapa hubungan berakhir. Aku memilih Tuhanku, dan begitulah beberapa hubungan membaik.
Dalam episode sebelumnya:
Aku memilih semua orang, jadi aku kehilangan diriku sendiri.
— Giza. Mencari ridha manusia itu satu kebodohan otodidak yang kalo dipikir-pikir senggak guna itu untuk kehidupan akhirat
523 notes
·
View notes
Text
Pintu yang Ditutup
Beberapa hari lalu, merasa sangat beruntung karena bisa mendapatkan perspektif ini saat ngobrol dengan salah seorang guru kami.
Tak akan ada seorang manusiapun yang pernah bisa mengambil rezeki kita. Mau bagaimapun caranya. Meski ia menutup semua pintu yang kita miliki, rezeki itu akan tetap datang dengan jalan yang lain.
Kalau saat ini, kita melekatkan rezeki pada pekerjaan, pada hal-hal yang sedang kita lakukan. Semua itu bisa tiba-tiba hilang entah karena bencana alam, karena kemalingan, karena kecelakaan, karena di PHK, dsb. Mungkin kita akan jatuh, keyakinan kita ikut jatuh. Pikiran kita kalut, berujung depresi. Berujung ketakutan untuk mengambil keputusan-keputusan besar yang baik. Dan berbagai macam hal yang tak mampu kita lakukan karena takut rezeki yang telah kita genggam, hilang.
Ketakutan yang membuat hidup terasa semakin sempit, menilai diri begitu kecil, hingga tidak lagi memberi arti-arti besar pada mimpi-mimpi sewaktu kecil. Tak mampu lepas dari keterpurukan yang berlarut-larut. Karena takut, hilang rezeki.
Jangan takut.
Mau dunia sebentar lagi berakhir. Jika ada sesuatu yang memang jadi rezekimu, ia akan datang menghampirimu. Selama kita memiliki iman dan islam, maka itu sudah lebih dari cukup.
Cukuplah untuk terus berpikir baik pada diri kita sendiri dan Sang Pencipta. Karena Ia yang mampu menciptakan alam semesta ini, apa yang kita mintakan di dunia ini tidak sulit sama sekali bagiNya. <3
310 notes
·
View notes
Text
Meski tak memiliki seorang pun untuk bersandar, harusnya aku tetap bersyukur sebab Allah jadi satu-satunya penguat dalam menjalani hidup. Menjadi moodbooster ♥️
0 notes
Text
Duhai Allah, izinkan aku untuk memperbaiki hidupku dengan cara-cara yang lebih baik.
Duhai Allah, mampukan aku untuk menghadapi tiap-tiap persoalan dalam hidupku.
Duhai Allah, tidak ada yang mampu menjadikan ketidakmungkinan menjadi mungkin selain Engkau.
Tolong aku, selamatkan aku, berikan aku ilmu dan kekuatan untuk survive menuju baik.
0 notes
Text
Yaa Allah, berilah kelapangan hatiku untuk memaafkan semuanya. Berilah keluasan hatiku untuk ikhlas menerima segala ketentuan-Mu.
Yaa Allah, aku ingin mencintaimu tanpa kecuali.
0 notes
Text
Memiliki rasa cinta lebih besar daripada lelakinya, sungguh penyiksaan yang amat kejam.
0 notes