Text
Menarik Diri dari Kehidupan
Akhir-akhir ini merasa lebih tenang, memang masih ada gelisahnya tapi tidak secemas sebelumnya. Mulai merasa nyaman dengan tidak banyak berinteraksi dengan gawai, tidak cek sosial media, dan fokus dengan alam pikiran dan diri. Di tengah-tengah arus setiap orang ingin mengenalkan dirinya ke publik dengan berbagai macam branding. Justru mulai merasa nyaman ketika tidak dikenal siapapun. Proses ini memberikan refleksi yang sangat banyak. Bahkan saat tulisan ini ditulisa di jam 2 pagi, hikmah itu masih belum berhenti mengalir rasanya. Di saat arus kehidupan seolah menuntut kita untuk dikenal dengan ini dan itu, di saat yang sama banyak sekali kehidupan yang berjalan di tempat-tempat yang jauh yang tak kita kenal, di desa, di dalam gang, di tumpukan gedung-gedung, di jalanan, dan lain-lain. Orang-orang yang bekerja untuk kehidupannya, tidak dikenal siapapun, tapi hati mereka dicukupkan dengan ketenangan, mereka tidak takut miskin, mereka tidak dikhawatirkan dengan hujan yang deras diperjalanan karena tidak memiliki mobil, tidak bingung dengan AC yang mati karena mereka memiliki rumah untuk berteduh. Hati mereka dilapangkan dengan rasa cukup. Sementara sebagian kita gelisah dengan gaji yang cukup besar, apakah nanti cukup untuk ini dan itu. Bahkan di alam bawah sadar kita, kita dihantui ketakutan akan kemiskinan dan terus merasa kurang.
Di saat kita berpikir bahwa kita harus terus menerus bekerja untuk bisa menumpuk harta, memiliki uang yang cukup, kemudian nanti bisa memiliki lebih banyak kesempatan dan waktu luang. Ada orang-orang yang ditempat jauh dan tidak kita kenal. Di sebuah desa, di dalam kontakan, di pesisir pantai. Mereka yang memilih jalan untuk mengabdikan dirinya, memilih jalan yang tidak ada gegap gempita dan hitungan uang yang bisa membuat mereka kaya raya seperti tujuan yang sedang ingin kita capai. Mereka memilih jalan untuk mengajarkan ayat-ayat Tuhan di surau-surau yang lapuk, mereka membantu orang-orang yang tidak mereka kenal, dan banyak lainnya.
Di saat kita merasa bahwa kita harus sangat keras dengan diri kita sendiri agar kita bisa mencapai mimpi-mimpi, membuktikan diri ke orang lain yang meremehkan, menunjukkan bahwa kita ada dan layak diperhatikan. Kita lupa bahwa akhirnya tidak ada orang yang lembut dengan diri kita, karena satu-satunya orang yang kita harapkan bisa bersikap lembut ternyata sama kerasnya, ialah diri kita sendiri. Hingga akhirnya diri kita pun menjadi orang yang sama kerasnya ke orang lain, menjadi lingkaran setan yang tak berujung.
Kini kita sama-sama dewasa, melalui jalan yang kita pilih sendiri-sendiri. Tapi, apakah kita mau berpikir sejenak pada apa yang sedang kita jalani? Apakah benar tidak ada hal yang harus dikoreksi? Jika jalan ini sangat menggelisahkan, apakah kita mau menjalaninya seumur hidup? Sepenting apakah tujuanmu sehingga di saat ini, bahkan kamu tidak pernah bersikap lembut ke dirimu sendiri? Apakah kamu yakin bakal ada umur untuk sampai ke tujuanmu? Kapan terakhir kamu berwelas asih sama diri sendiri? Orang yang selama ini hidupnya begitu keras.
433 notes
·
View notes
Text
Untuk kamu yg mungkin sudah memasuki usia 30 dan belum menikah, Selamat ! Itu artinya Allah masih memberikan kesempatan untuk kamu selesai dengan dirimu sendiri, melepas ego-ego masa muda sebelum memasuki fase kehidupan selanjutnya. Dan mungkin itu juga menjadi perpanjangan waktu untuk kamu bisa mendapatkan jodoh yg terbaik dari yg terbaik, Allah sedang menguji kesabaran dan kepasrahanmu kepada-Nya..
Dan untuk kamu yg diberikan jalan untuk menikah muda, sudah punya anak dan segala permasalahannya diusia 30 ini, Selamat ! Itu artinya Allah memberikan kesempatan lebih dulu karena mungkin inilah waktumu. Mungkin inilah cara pendewasaanmu. Dengan ujian dan kenyataan hidup yg ada di depan matamu, kamu bisa menjadi pribadi yg lebih mawas diri, sadar bahwa hidup itu kompleks dan banyak hal yg harus kamu lewati dan pahami. Ini pendewasaan untuk dirimu. Dan pengalaman ini mungkin juga akan jadi hikmah bagimu dan hikmah bagi orang sekitarmu. Supaya kamu lebih berserah dan lebih menyadari kekuasaan-Nya.
Diposisi manapun kalian, selamat menjalani fase itu ya :)
0 notes
Text
Hidup itu penuh plot twist. Kita gak akan pernah nyangka kita ke depan akan kaya gimana dan apa yang akan kita hadapi. Kita gak pernah tau, gak pernah terpikirkan oleh kita dan out of the box. Siapa sangka, yg tadinya bertemen bisa jadi musuh, yg tadinya musuh bisa jadi temen, yg tadinya bahkan mungkin bukan siapa-siapa tp sekarang jadi salah satu orang yg paling deket sama kita. Yang tadinya kita kira bisa ngertiin kita, taunya busuk dibelakang. Justru orang yg kita kira brengsek yang malah bisa jadi teman terbaik kita pada akhirnya. Who knows?
Jalan hidup yg tadinya lurus-lurus aja tau tau jadi berantakan, yg tadinya berantakan tiba tiba satu satu selesai dan perlahan mulai pulih. Begitu terus aja siklusnya. Kita gak selalu dihadapkan pada hal-hal baik dan gak selalu juga dihadapkan pada hal-hal buruk. Semua ada masanya, semua ada waktunya sendiri-sendiri. Supaya kita gak lupa rasanya berjuang melawan rasa sakit, supaya kita juga gak lupa rasanya bersyukur dan bahagia.
Kadang lucunya lagi, kita yg jalanin hidup, kita yg tau rasanya, kita yg tau seberapa keras usaha dan perjuangan kita.. tapi malah orang lain yg nilai, orang lain yg sok paling tau tentang hidup kita, nyeramahin kita. Lucu ya? Hahaha ya namanya juga hidup, emang suka ada-ada aja. Apapun itu, kita yg paling tau siapa diri kita, bagaimana hidup kita, bukan orang lain.
0 notes
Text
Hidup itu capek ya? Capek bgt kalo kita selalu denger apa kata orang, capek bgt kalo semua hal yg kita lakuin kayanya salah aja dimata mereka, capek bgt kalo kerja keras kita selama ini tidak pernah diapresiasi, capek bgt kalo gak ada orang yg mau dengerin isi hati kita tapi orang lain selalu menuntut kita untuk mendengarkan dan mengerti isi hati mereka.
Ya Allah lapangkanlah dada hambamu ini, luaskanlah pikiran ini, ikhlaskanlah hati ini, supaya hambamu yg penuh dosa ini bisa lebih ringan dalam melangkahkan kaki untuk menjalani sisa kehidupan di dunia yg fana ini. Aamiin
0 notes
Text
Ujian untuk orang-orang yg sedang berusaha berubah menjadi lebih baik, entah dalam hal beribadah atau hal bersikap, terkadang ada terselip rasa ria didalamnya. Ada rasa sedikit ingin dipuji, ada rasa ingin diakui.
Sadar atau tidak sadar terkadang mungkin ada terbesit sedikit rasa seperti itu dipikiran kita. Tapi selama kita tidak meng-iya-kan dan menuruti hawa nafsu, Insya Allah kita bisa menghindarinya.
Dan yang paling berat dalam sebuah perubahan adalah istiqomah. Mungkin kita sudah bisa melakukan banyak kebaikan pada satu waktu, tp apakah kebaikan-kebaikan itu akan terus bertahan dalam waktu yg lama atau hanya semangat sesaat saja?
Istiqomah adalah tahap yg paling berat, kita perlu support system untuk terus bisa mempertahankan diri kita untuk tetap berada dijalur kebaikan yg sudah kita usahakan.
0 notes
Text
Capek gak sih nyimpen hal-hal gak penting dalam hati dan pikiran kita? Nyimpen perasaan sakit dan dendam yg gak pernah kita lupa itu? Nyimpen angan-angan yg terlalu tinggi sehingga kita lupa untuk mensyukuri segala nikmat yg udah Allah kasih saat ini?
Kadang kita tau jawabannya tapi kita sering kali cuma cari pembenaran aja. Bahwa kita berhak atas semua hal yg kita yakini dan percaya. Padahal belum tentu semua itu benar dan nyata adanya.
Manusia memang tempatnya salah tapi bukan berarti kesalahan demi kesalahan itu selalu kita pelihara dengan pembenaran dan pembenaran. Mau sampai kapan?
Sudah waktunya kita berbenah. Tata hati, pikiran dan emosi. Banyak belajar, cari tau, baca banyak hal, denger banyak hal yg bisa bermanfaat buat kehidupan dunia dan akhirat kita.
0 notes
Text
Punya anak bukan hal yg mudah. Begitupun dengan tidak/belum punya anak. Cara ngejalaninnya aja yg beda. Sama-sama butuh kekuatan mental, butuh kesabaran dan mawas diri. Kadang sebagian kita mungkin secara gak sengaja suka ngejudge cara orang lain ngedidik anaknya, cara orang lain ngejalanin hidupnya.
Tapi inget deh satu hal sebelum ngelakuin itu, kita gak akan pernah tau rasanya jadi orang itu sebelum kita bener-bener ngejalanin hidup yg sama persis. Tapi itu juga gak mungkin, semua orang punya jalan hidup dan masalahnya masing-masing yg gak akan pernah sama dengan apa yg kita jalanin.
Jadi kayanya mendingan urus hidup masing-masing aja, fokus selesain masalah hidup masing-masing, fokus sama tujuan hidup masing-masing.
0 notes
Text
Kadang kita ngerasa, kok hidup orang lain enak bgt ya. Kayanya nyaman dan aman aja, rezeki lancar, keliatannya anaknya sehat terus, rumah tangganya adem ayem, keluarganya akur. Terus kita bandingin sama diri kita yg kayanya hidup kita itu masalah terus, gak ada abis-abisnya. Padahal mungkin kehidupan orang lain itu bisa enak karena sebelumnya mereka ngelewatin masa-masa sulit yg sama kaya kita. Atau bahkan jaauh lebih besar masalah yg mereka lewatin, sehingga mereka bisa sampai dititik sekarang.
Jadi emang gak akan pernah bisa disamain, semua orang pasti ada ujiannya masing-masing, ada masa dimana mereka ngelewatin masa-masa sulit, bertahan dan akhirnya mereka sampai dititik yg sekarang. Setiap orang berproses dan menuju takdir kehidupannya sendiri.
0 notes
Text
Semakin tua, semakin dewasa, udah gak pernah lagi mikirin penilaian orang. Mau dinilai buruk, monggo.. mau dinilai baik ya Alhamdulillah, terima kasih. Kaya udah bukan masa nya lagi cari validasi orang. Baik atau buruknya kita cuma Allah, diri kita sendiri dan orang terdekat yg tau. Karena emang hidup kita didedikasikan hanya untuk 3 itu. Karena masih banyaak masalah dan hal-hal yg lebih penting untuk diurusin daripada sekedar penilaian orang.
Malah sekarang kaya lagi iri-irinya sama orang yg umroh, nangis setiap liat tik-tok orang umroh. Dunia segini-gini aja, mau dikejar sampai mana juga gak ada ujungnya, yg ada cuma capek aja. Lebih banyak bersyukur deh mendingan sama hidup kita yg mungkin aja sebenernya jauh jauh lebih baik dari orang lain diluar sana. Yang mungkin buat makan aja susah. Kalo gak diri kita sendiri yg membuat diri kita sadar, siapa lagi? Mau ngandelin hidayah dari orang? Hidayah juga bisa dari diri kita sendiri yg mau mikir, yg mau bertafakur. Bismillah.. semoga kita semua senantiasa selalu diberikan kesadaran. Aamiin
0 notes
Text
Sederhana Tapi Membekas
Hari ini denger salah satu podcast yg sebenernya buat hiburan sambil kerja aja. Karena hari pertama kerja, kayanya suntuk bgt dan masih jetlag. Dan ada kata-kata yg menarik dan menyentuh hati. Gini :
"Allah gak akan ambil satu hal dari lo kecuali Allah akan menggantinya dengan yg lain dua kali lipat dari sebelumnya"
Jadi narasumber ini bilang bahwa dia denger suatu ceramah dan dijelaskan bahwa semenjak kita dari dalam kandungan, semuanya sudah Allah tentukan. Seperti saat kita masih dalam kandugan, satu-satunya sumber makanan kita itu dari tali pusat/ari-ari, tapi kemudian setelah kita lahir, Allah menggantinya menjadi ASI dan Mpasi dan selanjutnya..
Subhanallah denger ini, hati saya terenyuh. Seperti hikmah yg besar buat diri sendiri. Karena memang setahun belakangan saya sedang diuji dengan kehilangan. Dan berkali-kali mengingatkan diri saya bahwa semuanya memang sudah takdir Allah dan memang Allah sedang menguji kesabaran dan keikhlasan saya. Tapi setelah denger kata-kata itu, membuat hati saya menjadi jauh lebih lapang dan ikhlas. Bahwa semua sejatinya memang milik Allah. Dan membuat saya semakin berlapang dada bahwa Allah pasti akan menggantinya dengan nikmat yg lain.
Dan membuat saya juga belajar bahwa kata-kata memiliki kekuatan yg besar. Mungkin menurut narasumber apa yg dia katakan hanya perkataan sepele dan sederhana, tapi siapa yg tau bahwa ternyata itu sangat berdampak untuk kehidupan orang lain. Semoga kita semua senantiasa selalu berkata-kata yg mengandung hikmah untuk orang lain. Aamiin
Senin, 15 April 2024
0 notes
Text
Memulai (lagi)
Pernah terjatuh dan patah, merasa tidak bisa meneruskan dengan label diri yg sebelumnya. Dan akhirnya memutuskan untuk membuat sesuatu yg baru dan mudah-mudahan bisa menjadi lebih bijak, dewasa dan bijaksana untuk menjalaninya.
Sebenarnya bukan sesuatu yg benar-benar baru, hanya saja memulai kembali sesuatu yg sebenernya sudah berjalan tp dengan wajah yg baru. Semoga bisa lebih konsisten dan bermanfaat. Entah kenapa lebih senang memulai ditempat yg baru dan asing. Dimana tidak ada satu orang pun yg mengenal siapa diri kita dan siapa kita dimasa lalu.
Mungkin cenderung terlihat pengecut dan seperti melarikan diri. Tapi bukankah untuk bangkit kita memang harus melarikan diri dari masa lalu dan menuju masa depan? Bukan berarti melupakan, hanya saja kita perlu beranjak dan terus berjalan hingga kita bisa berlari untuk mengejar ketertinggalan.
Minggu, 14 April 2024
1 note
·
View note