Photo

Siapapun yang membaca Al-Qur'an dan mengamalkan isinya, maka Allah jaminnnn pastiii akan memberi kedua orangtuanya mahkota pada hari kiamat yg sinarnya lebih indah dan terang dari sinar matahari di dunia Maka benar.. Orang-orang yang pantas kita hasad-kan atau kita iri-kan adalah orang-orang yg Allaah beri Al Qur'an lalu berdiri dengannya siang dan malam, seperti yg ada dlm hadits Al bukhori dan Muslim.
0 notes
Text
PEREMPUAN TANGGUH
Aku? Aku tidak se-wafa' Khodijah binti Khuwailid yang menyerahkan seluruh harta kekayaan dan kebangsawanannya untuk Allaah dan Rasul-Nya, bahkan rela tulang belulangnya dimanfaatkan demi tegaknya diin ini. Aku pun tidak se-bakti Fathimah binti Muhammad yang tangan mungilnya mandiri mengurus segala urusan dan keperluan ayahanda hingga kapalan. Pun tidak sepandai Fathimah dalam menyimpan perasaan. Aku tidak juga se-tabah Maryam binti Imran yang legowo nerima fitnah dan ujian. Aku tidak se-teguh Asiah binti Muzahim yang berjalan lurus di atas koridor keimanan meski siksaan lah yang menjadi santapan. atau Aku juga tidak se-cerdas Aisyah binti Abu Bakar yang menjadi rujukan keilmuan. dan Aku tidak se-berani Nusaibah binti Ka'ab yang masuk medan jihad untuk menjadi perisai terdepan dalam membela agama ini. lalu Aku? Aku hanya bercita-cita menjadi Srikandi mulia yang tangguh di tengah badai. Hanya mencoba meninggalkan jejak se-debu perjuangan saja. Hanya bertekad menjadi cewek 'baper' dalam keseharian. Baper? Iya.. itu lohh singkatan dari [Be Active, Productive, Energetic, Religious] Sebab sejarah riwayat hidup kita bukanlah tentang bagaimana orang lain yang mencatatnya, tapi bagaimana kita sendiri yang menciptakan. ITU! Aku, -NSP- 05-05-2017
1 note
·
View note
Text
SADARI (Sadar Dosa Sendiri)
…wa maa kaanallaahu mu'adzdzibahum wa-hum yastaghfiruun.
Salah satu pentingnya istighfar-pentingnya memohon ampun kpd Allah, Allah gak akan hukum kita. Gak mengazab. Gak memberikan kita ‘musibah’.
Guys, musibah itu gak selalu soal fisik loh ya. Entah mukanya jd gosong atau berpenyakit kulit spt di sinteron. Gak hanya itu. Allah tutup hati manusia dari perkara kemampuan membedakan yang mana dosa yang mana bukan, itu juga musibah!
Terbiasa gak sholat, hatinya gak deg-degan. Biasa aja gitu. Terbiasa berzina, hatinya bilang cuma ‘malu’ kalau dilihat orang..tapi sama sekali gak malu diliat Allah. Biasa aja gitu. Gak ada rasa takut. Padahal mah dosa besar. Na'udzubillah. Nah itu! Tanda-tanda tertutupnya hati.
Kalo udah sering melakukan dosa, semakin banyak berbuat dosa nah semakin malas lah seseorang mendekat pada Allah.
Guys, padahal Allah itu Maha Baik loh. Mata kita dosa, tapi Allah gak langsung buat kita buta. Telinga, lidah kita yang sengaja denger dan bergosip ini, Allah gak jadikan kita tuli bisu. Allah gak cabut nikmat kita. Dari sekian tahun semenjak kita baligh, dosa udah buanyak banget tapi alhamdulillah tubuh masih utuh.
Allah ketuk pintu hati kita dengan banyaaaak cara. Tapi kita pura-pura buta, tuli, bisu. Menolak nasihat, dsb.
Sadar gak sih? Kita ini nih jarang banget muhasabah. Jarang menghitung dosa-dosa kita yang banyak.
Bicara dosa, bukan bicara tentang fulan-fulanah, tapi bicara tentang diri kita sendiri. Maka SADARI! SAdar DosA sendiRI.
Janji Allah pd Surat Nuuh:10-12 faqultus taghfiruu robbakum innahuu kaana ghoffaaroo. Yursilis-samaa-a 'alaykum midrooroo. Wa yumdidkum biamwaaliw-wabaniina wa yaj'al lakum jannaatin wa yaj'al lakum anhaaroo. Itu janji Allah untuk orang yang beristighfar-memohon ampun.
Kebayang gak sih baiknya Allah? Allah gak langsung 'marah’ ketika kita dosa. Dan kalau kita istighfar atau memohon ampun, akan diampuni. Lalu diberi nikmat pula! Maasyaa Allah.
Guys, Allah masih nunggu kita, masih kasih kita kesempatan untuk benar berada di jalan pulang. sadari!
Manusia khilaf, -NSP-
0 notes
Text
TERTINGGAL
Masih tertinggal luka lama. Padahal sudah terkubur dalam-dalam. Memuai hingga menyentuh memori. Dulu. Orang-orang yang pernah bersapa ku buat daftarnya. Tiga kepala memutar kembali ingatan tentang sesiapa yang pernah dikenal dan akan diundang. Nyatanya tak lama... Semua berakhir begitu saja. Kertas berisi daftar nama-nama sudah menjadi bekas dan terbuang. Semua jejak terhapus dan tidak berbekas. Ternyata... Ada yang tertinggal. Memori. Traumatik. Kehati-hatian. Kepercayaan yang sudah patah. Seekstrim pancaroba. Semua berubah begitu cepat. Menimbulkan penyakit yang lebih dari sekadar flu dan demam. Bersenang-lalu-terkaget. Aku mengubur semuanya sangat rapat. Namun bisa memuai trauma. Sekarang. Sudahlah.. Akan aku tambal lagi dengan lapisan-lapisan ketaqwaan. Benar saja. Kalau kita sedang sendiri, maka bersiaplah syaitan akan membisik pada kita. Perlu lebih banyak bergaul lagi dengan orang shalih/ah agar semuanya bisa tertambal. Semua yang disebut luka lama. Dan tidak ada lagi istilah yang tertinggal.
0 notes
Photo

PERMAINAN DUNIA . . Tidak jarang diri ini terkagum-kagum dengan indah dan megahnya dunia.. Dijadikan target sasaran impian tanpa pernah merasa puas. Qona'ah atau merasa cukup akan nikmat pun jarang dimiliki. Padahal tidak satupun 'kesenangan' yang dibawa mati. Hanya helaian kaffan putih dan amal yang didapat dengan berpayah-payah. Dunia pasti akan kita tinggalkan. . . Kata Allaah.. “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah PERMAINAN dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan DUNIA INI TIDAK LAIN HANYALAH KESENANGAN YANG MENIPU.” (Al Hadid: 20) . . -NSP-
0 notes
Text
BERITA
Agaknya.. saya sudah terlalu geram dgn berita-berita yg ada. Sebagian orang yg saya amati di jejaring sosial seperti mulai meninggalkan adab mencerna berita. Sudah tidak lagi tabayyun thdp berita dari orang fasik. Coba deh hati-hati dgn orang yg tujuannya hanya ingin cari ketenaran, ingin tercitra baik, atau sekadar bersensasi. . . Anak SD di sekolah saya aja terbiasa bertabayyun ketika dapat berita, masa kamu yg dewasa malah engga(?)
0 notes
Quote
Hilanglah luka walau sepanjang apapun goresnya. Kekal lah pahala walau sekecil apapun amalnya. -NSP-
0 notes
Photo

LEBIH LEZAT Sepahit coklat batang. Semanis gula. Seamis telur. Sehitam pasta brownies. Seputih terigu. Selengket mentega. Sepanas api. Itulah kehidupan. Saya tidak sedang berbicara resep #brownies Kamu tahu? Jika semua rasa itu Allaah satukan maka sempurna lah kehidupan seorang hamba. Jangan berharap kehidupanmu bagai gula. Hati-hati nanti disemutin, lebih parah lagi nanti bisa diabet. Jika hidup ini banyak rasa, maka kita bisa belajar lezatnya bersyukur. Lezatnya bersabar. Lezatnya berharap. Lezatnya menghamba pada Yang Kuasa. Lebih lezat ketimbang dua loyang brownies. Rasulullaah tetap sholat, tetap bersimpuh hingga lebam kakinya meski sudah dijamin surga-Nya. Katanya itu adalah bentuk syukur pada-Nya. Oleh karena terasa lebih lezat jika berdua dengan sang pencipta. Salam bersama dari #dapurNindyaSamantha ✋🏻👌🏻 -NSP-
0 notes
Photo

AMUNISI 212 Bukan peluru. Bukan pula peledak. BUKAN! Kami membawa amunisi yang lebih dahsyat lagi! Tidak sesederhana itu. Apa? Jangan memicing begitu! Kami berbekal senjata paling tajam yang menembus langit. DOA! Melawan dengan tangan-tangan kami yang suci. Menyiapkan diri dengan ruhiy yang bersih. Meluruskan niat bukan sekadar selfi. Amunisi 212 yang disiapi adalah kening kami yang bersujud di sepertiga malam sunyi. Amunisi 212 yang disiapi adalah lantunan qurani yang melindungi. Amunisi 212 yang disiapi adalah Doa yang mengangkasa hingga ke Rabb kami. Lihat! Tidak ada pihak manapun yang mampu membayar jutaan manusia yang aksi. Perhatikan! Tidak ada parpol yang mampu menggerakan massa sebanyak itu. Saksikan! bahwa itu kuasa Allaah yang menggerakkan. Tanpa ada paksaan! Rela berpeluh. Rela bersimpuh. Tanpa mengeluh! Lelah bisa hilang. Luka bisa mengering. Tapi pahala akan dibawa hingga berpulang. Dan langkah kaki kelak akan bersaksi. Dari yang meminta keadilan.. Rakyat biasa, -NSP- Btw, gambar itu namanya Brownies Kukus 212 dan masuk dalam daftar amunisi aksi.. 😅 Lumayan buat ganjel perut. Resep silakan disimak di cookpad aku ya👇🏻 https://cookpad.com/id/resep/1567883-brownies-kukus #212 #411 #dapurNindyasamantha #amunisi #aksibelaquran #aksidamai
0 notes
Photo

MENANTI WARNA -Biru muda- Layaknya awan. Biru muda terang melukiskan cita tertinggi. Masa depan yang cerah. Satu cita atau impian yang sejak membumi aku tekadkan. Sejak aku belum mengenal apa itu kewajiban, apa itu tantangan, dan apa itu perjuangan. Sebuah warna yang sangat sulit untuk dicoretkan pada lembar kehidupan. BIRU MUDA. Warna yang berarti cita-cita karena letaknya yang tertinggi. Warna yang berarti inspirasi karena fungsinya menerangi. Menjadi guru. Itulah si biru muda yang dulu aku pandang dari kejauhan. Berkhayal suatu saat nanti ketika aku sudah meninggi, aku bisa meraihnya dan memberikan warna itu pada lembaran di buku kehidupanku. Segala puji bagi Allaah yang memberikan kebahagian yang sangat istimewa padaku dengan cara yang sederhana. Menyaksikan sendiri bagaimana warna biru muda menjalankan fungsinya. Alhamdulillaah saat ini di 21, Allaah berikan aku amanah biru muda. Menjadi guru bagi hamba-hambaNya yang muda dan belum berdosa. Kebahagiaan teramat sangat bagi seorang guru adalah ketika anak didiknya sudah memahami arti mengesakan Allaah. "Ustadzah, dulu aku pernah bicara sama patung.. Cuma bercanda aja.. terus Allaah maafin aku gak ya, ustadzah?" "Bu, kalo aku banyak dosa, Allaah ampuni aku gak?" "Ustadzah, Allaah kan ya yang paling kuat? Manusia engga kan ya?" dan lain sebagainya.. Pun aku sangat bahagia ketika menyaksikan bahwa kemarin anak didik yang belum bisa memahami bacaan dan belum bisa menulis denan benar, lalu kini ia bisa melakukannya.. dan itu semata-mata karena kuasa Allaah. Bahagia yang bahkan pakar bahasa pun tidak dapat mendeskripsikannya. Bahagia yang bahkan Bill Gates pun tidak mampu menebusnya dengan miliyaran dollar. Biru muda yang dinanti akhirnya sampai... Terwarnai lah buku kehidupanku dengan warna itu. Alamdulillaah karena saat ini aku sudah menggapai citaku menjadi seorang guru. Sebenarnya, apapun profesinya haruslah bisa menerangi.. Karena bersinar tidak hanya untuk diri sendiri. Dan aku memilih memposisikan 'guru' sebagai representasi warna biru muda. Biru muda yang berdaya guna. Because teaching makes you relearn and that's good 😊
1 note
·
View note
Photo

'GPS Tercanggih' -Petunjuk Jalan Aku tipe orang yg kalau nyasar itu.. bisa jauuuuh bgtttt... .Suatu ketika pernah sedih (baca: nangis) sambil mengendarai motor di jalan krn nyasarnya sdh jauh bgt dan sdh sgt lelah. . Pun pernah pakai GPS di HP, tetiba belum ada setengah perjalanan.. HP mati krn habis daya. Nanya ke seorang satpam, tp diapun gak tau.. Selang 2 menit sang satpam diam krn lg mikir. Lalu dari arah belakang, ada bapak-bapak bilang "mau ke kebon jeruk ya? Ayok ikut saya. Saya mau ke arah sana juga" Dalam hati sambil mengangguk "loh kok dia tau? Pdhl drtd di belakang gak ada org yg nguping. Dan satpamnya sdh 2 menit diam.. Sementara bapak itu pengguna jalan raya yg hanya lalu lalang..bukan dari dalam gedung." Percaya gitu aja dan Alamdulillaah sampai juga di Rumah. Mungkin bbrp org jg pernah mengalami spt aku ini. . Ternyata bener ya.. Kalau kita punya tujuan dan kita harus menempuh perjalanan entah lama atau sebentar, kita harus tau dulu rutenya. Harus pakai GPS atau meminta petunjuk seseorang. Sama halnya dengan hidup. Kita sudah dibekali dengan 'GPS tercanggih' sepanjang masa oleh Sang Pencipta. Tanpa pernah berubah. Dan jalan yg ditempuh hanya jalan yg lurus.. Tidak perlu ragu.. Ikuti saja apa yg ada di dalamnya. Entah itu ternyata jalan yg panjang atau tidak, yg terpenting kita sampai tujuan dengan selamat. Kita pun sudah dibekali dengan petunjuk dari seorang manusia mulia.. Satu-satunya idola tiada dua. Sudah pasti tau segalanya.. Maka ikuti saja apa yg ditunjukkannya.. Karena pasti akan selaras dengan 'GPS tercanggih' dari-Nya. Maka, sekarang aku tanya.. Sudahkah kita punya 'GPS tercanggih' itu? Sudahkah kita membuka dan membaca 'rute'nya? . Segelintir orang berusaha menghafal petunjuk-Nya.. Menjaga keaslian isinya dan meraih mahkota yang sinar cahayanya lebih terang dan menawan dari sang surya. Seperti halnya yg ada pada Foto ini, mereka kelas 3 sekolah dasar..Sedang mengantri untuk setoran hafalan juz 29 dgn surah yg berbeda tiap orangnya. Maasyaa Allaah.. . . Rabu, 16/11/16 -NSP-
0 notes
Text
Wanita yang Kematiannya Disambut Para Malaikatَّ. Nusaibah binti Ka'ab. #repost
#repost Kisah ini mungkin telah sering kita dengar. Namun, sekedar mengingatkan kembali tentang perjuangan wanita mulia ini, semoga dapat mengembalikan ghirah kita untuk juga bisa menteladani beliau, wanita yang ‘berhati baja’. Nusaibah Binti Ka’ab radhiyallahu anha, namanya tercatat dalam tinta emas penuh kemuliaan. Bahkan kematiannya mengundang ribuan malaikat untuk menyambutnya. Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur. Suaminya, Said sedang beristirahat di bilik tempat tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nusaibah menerka, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di kawasan Gunung Uhud. Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya dan masuk ke bilik. Suaminya yang sedang tertidur dengan halus dan lembut dikejutkannya. “Suamiku tersayang”, Nusaibah berkata, “Aku mendengar pekik suara menuju ke Uhud. Mungkin orang-orang kafir telah menyerang.” Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Dia menyesal mengapa bukan dia yang mendengar suara itu. Malah isterinya. Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri. Dia menyodorkan sebilah pedang kepada Said. “Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang.” Said memandang wajah isterinya. Setelah mendengar perkataannya itu, tak pernah ada keraguan padanya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju ke utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu semakin mengobarkan keberanian Said. Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda yang nampaknya sangat gugup. “Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru sahaja gugur di medan perang. Beliau syahid…” Nusaibah tertunduk sebentar, “Inna lillah…..” gumamnya, “Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.” Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat, Nusaibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan, “Amar, kaulihat Ibu menangis?.. Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah Syahid. Aku sedih karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?” Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar. “Ambillah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terhapus.” Mata Amar bersinar-sinar. “Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku ragu, seandainya Ibu tidak memberi peluang kepadaku untuk membela agama Allah.” Putera Nusaibah yang berbadan kurus itu pun terus menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak terlihat ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di hadapan Rasulullah, ia memperkenalkan diri. “Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayahku yang telah gugur.” Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….” Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung hingga petang. Pagi-pagi seorang utusan pasukan Islam berangkat dari perkemahan di medan tempur, mereka menuju ke rumah Nusaibah. Setibanya di sana, wanita yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah gerangan?..” serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “Apakah anakku gugur?..” Utusan itu menunduk sedih, “Betul….” “Inna lillah….” Nusaibah bergumam kecil. Ia menangis. “Kau berduka, ya Ummu Amar?..” Nusaibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatkan?.. Saad masih kanak-kanak.” Mendengar itu, Saad yang sedang berada tepat di samping ibunya, menyela, “Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putera seorang ayah yang gagah berani.” Nusaibah terperanjat. Ia memandang puteranya. “Kau tidak takut, nak?..” Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng, yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nusaibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan tentara itu. Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu Akbar!..” Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nusaibah. Mendengar berita kematian itu, Nusaibah meremang bulu tengkuknya. “Hai utusan,” ujarnya, “Kau saksikan sendiri aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diriku yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.” Sang utusan mengerutkan keningnya. “Tapi engkau wanita, ya Ibu….” Nusaibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku karena aku wanita?.. Apakah wanita tidak ingin pula masuk ke Syurga melalui jihad?..” Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas menghadap Rasulullah dengan mengendarai kuda yang ada. Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nusaibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum. “Nusaibah yang dimuliakan Allah. Belum masanya wanita mengangkat senjata. Untuk sementara engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.” Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nusaibah pun segera menenteng obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur. Dirawatnya mereka yang mengalami luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk dan memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba rambutnya terkena percikan darah. Nusaibah lalu memandang. Ternyata kepala seorang tentara Islam tergolek, tewas terbabat oleh senjata orang kafir. Timbul kemarahan Nusaibah menyaksikan kekejaman ini. Apalagi ketika dilihatnya Rasulullah terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh. Nusaibah tidak dapat menahan diri lagi, menyaksikan hal itu. Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang tewas itu. Dinaiki kudanya. Lantas bagaikan singa betina, ia mengamuk. Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang. Hingga pada suatu waktu ada seorang kafir yang mengendap dari arah belakang, dan langsung menebas putus lengan kirinya. Nusaibah pun terjatuh, terinjak-injak oleh kuda. Peperangan terus berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga tubuh Nusaibah teronggok sendirian. Tiba-tiba Ibnu Mas’ud menunggang kudanya, mengawasi kalau-kalau ada orang yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat ada tubuh yang bergerak-gerak dengan susah payah, dia segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu. Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Isteri Said-kah engkau?..” Nusaibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, “Bagaimana dengan Rasulullah?.. Selamatkah baginda?..” “Baginda Rasulullah tidak kurang suatu apapun…” “Engkau Ibnu Mas’ud, bukan?.. Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….” “Engkau masih terluka parah, Nusaibah….” “Engkau mau menghalangi aku untuk membela Rasulullah?..” Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke medan pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikkannya. Namun karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus oleh sabetan pedang musuh. Gugurlah wanita perkasa itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya. Tiba-tiba langit berubah mendung, hitam kelabu. Padahal tadinya langit tampak cerah dan terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak. Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya, “Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan?.. Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.” Subhanallah.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Tanpa pejuang sejati seperti dia, mustahil agama Islam bisa sampai dengan damai kepada kita yang hidup di jaman sekarang. Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla menempatkan mereka, dan kita semua di Syurga-Nya disamping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Aamiin.. Apa yang telah kita perbuat untuk menegakkan Dienullah Islam ? Kisah penuh inspiratif ini seharusnya dapat menggugah jiwa juang kita, agar tidak cengeng melepas anak -anak yang sedang berjuang. Kalo ingin anak menjadi kuat, maka harus menjadi ibu yang kuat terlebih dahulu. Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat, mendapatkan hidayah dan dimudahkan untuk beramal sholeh. hanya Allah yang beri taufik, Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Sumber: repost dari salah satu grup kajian muslimah di whatsapp
0 notes
Text
BUKAN TANPA CELA
Pasti kamu juga pernah mengalami, berteman dengan si baik hati tetapi suatu ketika kamu melihatnya dengan ‘cela’. Lalu tanpa memutar kembali rekaman kehidupan kamu dengannya, kamu malah memutuskan untuk membencinya walaupun tidak lama.
Bukankah kita juga tau, bahwa manusia diciptakan bukan tanpa cela? Agar manusia hatinya selalu bergantung pada Rabbnya.
“Setiap anak Adam pasti sering melakukan dosa dan kesalahan, dan sebaik-baik orang yg berdosa adalah orang yg rajin bertaubat” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, hasan)
Meskipun manusia membuat cela yg berakibat murka, namun Allaah Azza wa Jalla Yang Maha Pemurah.. mengampuni dosa setiap hamba-Nya.
Kata Allaah dalam az-zumar ayat 53 “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Lantas.. kalau Allah saja sudah mengampuni, mengapa kita masih saja menghakimi?
Catatan pagi hari, 23/10/16 -NSP-
1 note
·
View note
Text
MAAFKAN SAYA
Hampir dua bulan lagi 'kebersamaan kita' di lembaga dakwah. Kebersamaan 'kalian' lebih tepatnya. Karena saya sangat jarang membersamai kalian dalam aktivitas dakwah. Saya sendiri, sibuk dengan aktivitas di ujung barat hingga zalim pada apa yg sudah Allaah amanahkan di ujung Timur. Maafkan saya. Banyak sekali yg saya tinggalkan, banyak yg terbeban pundaknya karena saya. Maafkan saya. Mungkin nanti saya bisa saja mewariskan sedikit data-data, tapi tidak dengan keteladanan seorang kakak. Maafkan saya. Saya berharap semoga tidak ada lagi Nindya Nindya yang seperti ini di kepengurusan berikutnya. Maafkan saya, ikhwah.. Tidak pantas rasanya saya membela diri. Mengutarakan alasan yg tidak penting. Cuma karena saya tidak sanggup berkendara jarak jauh lagi. Sangat malu rasanya kalau saya bilang di forum kalau saat ini saya sibuk mengajar. Segan sekali rasanya jika saya katakan kalau saya memang tidak semilitan kalian. Tidak tangguh ketika harus jalan dari Barat jam setengah 4 lalu sampai di Timur jam setengah 6. Hanya karena alasan klasik, Macet. Memang macet. Sesampainya di kampus, tidak lama saya harus pulang jam setengah 7 dan sampai di barat jam 8. Perhitungan sekali saya dgn dakwah, tidak rela jika terserang penyakit. Sedangkan, saudara/I saya berjuang sampai benar sakit. Maafkan saya. Bingung dan malu harus mulai bahas agenda yg seabrek-abrek ini darimana. Malu hanya sekadar nanya, tapi belum bisa turun ke lapangan. Entah saya harus bantu apa. Saya ingin menyelasaikan semuanya dengan baik walaupun tidak sebaik dan sehebat kalian. Ikhwahfillah yg terzolimi hidupnya karena saya, maafkan saya.. Izinkan saya dapat sedikit memikul beban yg ada di bahu kalian. Kelak di Hari Pembalasan, saya lah saksi atas perjuangan dakwah kalian. Hanya saksi. Saya belum pantas ada di barisan pejuang. Pembelajar, -NSP-
0 notes
Text
MEMBAGI
Sore itu. Motorku terpakir di depan rumah berdempet dengan halaman yg ‘dihias’ dengan tanah yg basah dan becek. Suasana yg jauh dari kata megah. Sederhana dan ternyata bersahaja.
Aku masuk ke dalam rumah yg diisi dengan perabotan seadanya. Dibuatkan teh hangat sebagai salam pembuka.
Perbincangan kunjungan ini masih seperti biasanya. Menanya kabar dan lain sebagainya.
Obrolan kami membahas tentang pekerjaan si bapak. Aku: “Oh iya, bapak idul adha jual hewan qurban ya?” Si bapak: “Oh iya betul, nah kl idul fitri kita jual dagingnya aja” Aku: “Waaah hebat ya, bapak bisa melihat peluang bisnis nih” Bapak: “Hehe Alhamdulillaah..karena kan saya punya amanah banyak anak asuh, yaaaaa itu mah rezekinya mereka”
Maasyaa Allaah 😭 Kondisinya yg memilih tidak ingin punya pekerjaan tetap. Penghasilan seadanya. Perabotan rumah ala kadarnya. Rumah yg bukan miliknya dan sebegitunya. Tapi masih memiliki banyak anak asuh, selain dua anak kandungnya.
Aku melihat sendiri betapa mukmin perangainya.
Maka ingatlah apa yg Sudah Allaah janjikan. “Sesungguhnya Allaah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka….” (QS.9:111)
Hartanya ia infaqan di jalan Allaah. Memberikan kpd yg berhak padahal diri dan keluarganya juga sangat berhak. Memilih untuk membagi. Dan tidak pernah risih soal rezeki.
“Tidak ada satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi ini, melainkan semuanya dijamin Allaah rezekinya” (QS. Hud:6)
14.10.2016 -NSP-
1 note
·
View note
Text
GENGGAM
Akan ada nanti seseorang yg menggenggam tanganmu erat saat kamu tergelincir. Tidak rela setitik pun api menyentuhmu. Menggenggam dan menunutunmu berjalan untuk mengantarnya bersaksi bahwa kamu adalah orang yang ada di balik keshalihannya. Akan ada nanti seseorang yg menggenggam mu seraya mengajak ke tempat keindahan abadi. Teringat sewaktu bercerita di depan anak-anak, aku katakan bahwa mereka harus terus menjadi anak yg shalih dan shalihah, rajin sholat, menjaga hafalannya, senantiasa berbuat baik, dan menutup aurat. Seorang anak lelaki berkulit putih mengacungkan tangannya "ustadzah, mama aku gak sholat.. gak pake jilbab" Ya Allaah.. Aku tatap matanya.. dan meyakinkan "Nak.. kalau kamu sholeh, nanti di akhirat itu kamu bisa bantu orangtua kamu untuk masuk ke syurga.. Kamu genggam erat tangan ibu atau bapakmu saat mereka tergelincir di jembatan shiratal mustaqim.. Terus menjadi anak yg sholeh ya.. Ingatkan orangtua dengan cara yg baik.. yg lembut.." Ya Allaah.. Sudah berapa kali aku mendengar celotehan anak-anak yg buat pilu..mereka di sekolah terdidik untuk rajin sholat, sholat tepat waktu, menghafal Quran, belajar akhlak, dsb.. Tapi mereka bilang, "kalo di rumah papa aku gak begitu, ustadzah" "mama kok gak begitu ya?" Aaaah sediiiihhh.. Haruu.. Semangat Nak.. Kamu adalah da'i. Harus siap berdakwah di keluargamu 😂 Catatan hati seorang guru, -NSP-
0 notes