nvhrd - Tumblr blog

[nvhrd]

Terimakasih telah memilih dan berjuang bersama, terimakasih telah menjadi sumber kekuatanku. Maaf, jika segala sedihku menjadi keresahanmu. Maaf jika kini ku harus membagi banyak waktu, percayalah bahwa kamu sudah berhasil memiliki sebagian besar hati dan perhatianku.

Sampai bertemu, mari berjuang kembali. Dengan apapun caranya, semoga itu yang terbaik menurutNya.

[nvhrd]

Tulisan : Riuh

Tidak akan terdengar oleh orang lain betapa riuh dan bisingnya suara-suara yang ada di dalam pikiranku ini. Tentang omongan orang tentangku yang berusaha kuabaikan tapi malah terngiang-ngiang, tentang keraguan dan pandangan orang tuaku atas mimpi-mimpi yang ingin kumiliki. Tentang rencana-rencanaku yang dipatahkan oleh mereka. Tentang kekhawatiranku pada waktu, usia yang terus beranjak dan fase yang tak kunjung berubah. Aku masih sama, seperti waktu aku beberapa tahun lalu. Tak ada penambahan kapasitas yang signifikan, kuliah tapi tidak punya keahlian yang menonjol.

Aku ingin pulang, tapi tidak tahu ke mana. Aku hanya ingin berada di sebuah tempat yang bisa membuatku merasa bahwa tidak apa-apa menjadi diriku yang demikian. Bertemu dengan orang-orang yang hangat tatapan matanya. Juga hangat penerimaan hatinya.

Bahwa tidak apa-apa mengalami kegagalan. Tidak apa-apa kalau kebingungan. Tidak apa-apa kalau masih bingung dengan tujuan. Boleh kalau mau istirahat dulu, sejenak. Boleh kalau mau menangis dan marah kepada semua orang yang tak mampu memahami.

Asal, jangan dulu menyerah.

©kurniawangunadi | 29 Mei 2020 | 00.04

[nvhrd]

Aku tenggelam, bersama orang yang tak mendukungku. Aku tahu setiap orang punya prinsip dan kedekatannya dengan Allah dengan caranya masing-masing tapi rasanya aku menjadi jauh dan asing.

Mungkin sebenarnya pertemanan ini tak pernah dibangun atas dasar keimanan dan kecintaan pada Allah.

Sekarang, Allah tunjukkan mana yang bersama jalanku dan yang jauh. Semoga Allah senantiasa menunjukkan padaku yang baik itu baik dan yang buruk itu buruk

[nvhrd]

Seringkali aku bertanya dalam diam bersama malam dan dingin angin yang merengkuh,

Mengapa "dia" yang Tuhan kirimkan untukku? Terkadang aku merasa kufur karena terlalu sering bertanya tapi semoga aku tak lupa bersyukur, setelahnya.

Sebelum bertemu, ada jutaan harapan yang sirna. Aku jatuh berkali-kali dan bangun lalu merasa sepi. Ingatanku masih begitu jelas, betapa dulu rinduku sepihak dan harapan tak pernah berujung temu. Sampai saat ini, aku selalu bertanya "mengapa dia", lalu aku bersyukur setelahnya. Jika bukan dia, tidak ada lagi orang yang mampu membangun kesabarannya untuk menerimaku.

Pada akhirnya, dia lah yang terbaik menurutNya. Seperti pintaku, kala itu.

Alhamdulillah. Terimakasih YaRabb.

[nvhrd]

Waktu tak akan pernah kembali kecuali sebagai catatan amal yang kelak bersaksi.

—Taufik Aulia

[nvhrd]

Dan pada akhirnya satu persatu manusia akan pergi meninggalkan. Karena masing-masing dari kita punya batas masa. Semoga kelak saat pulang, kita bertemu banyak kebaikan. Berjumpa lagi di surga bersama mereka yang tercinta.

Sebelum habis waktu, lekaslah banyak beramal..

[nvhrd]

Sebagai seorang manusia pasti memiliki banyak persepsi yang tersimpan dalam pikirannya terhadap suatu hal. Kita tak bisa memaksakan agar seseorang bertindak sama dengan persepsi kita terhadapnya.

Otak kita berbeda, tentu isi yang ada di dalamnya tak bisa dituntut untuk selalu sama. Jika kembali pada hakikat sebuah pernikahan, bukankah memang muaranya ada pada keselarasan bukan kesamaan?.

Berbeda dan saling beriringan, tentu tidak mudah. Semua butuh berjuang untuk menahan ego, meredam amarah dan melapangkan sabar. Rasanya sabar tak lagi boleh ada batasnya. Kita juga butuh mengartikulasikan intensi perasaan dengan kata-kata yang tenang dan jelas agar dapat dengan mudah diterima.

Rasa saling menghargai, saling peduli, dan kesediaan bertukar pikiran adalah frekuensi yang harus kita sepakati dalam mencapai keselarasan.

[nvhrd]

Bagi wanita, menikah bukan hanya tentang siapa yang tercepat datang pada ayahnya tapi siapa yang memang berhak menggantikan pintu surga dari orang tuanya.

Bagi lelaki, menikah bukan hanya bersedia menanggung kesedihan pasangannya tapi bersedia bertanggung jawab di hadapan Allah atas apa yang dipimpinnya.

[nvhrd]

Menikah bukan hal mudah ;

Dari banyaknya perbedaan karakter, belum lagi soal kebiasan atau tata-tata cara berkehidupan, dan yang paling penting adalah soal prinsip hidup yang dibawa oleh masing-masing manusia ini, tentu tidak memudahkan siapapun yang akhirnya memilih untuk bersatu dalam pernikahan.

Persoalan yang paling sering terjadi selain menyelaraskan ego adalah ekspektasi yang dibawa sebelum menikah. Awalnya seperti apa lalu pada kenyataannya seperti apa.

Semua ini adalah tentang penerimaan yang terjadi seumur hidup, dari hal-hal terkecil lalu bertahap sampai pada hal terbesar. Berulang dan tak berhenti sampai salah satu diantaranya berpulang terlebih dahulu.

Siapkah?

[nvhrd]

Sejak bertahun-tahun aku selalu bertanya dalam benakku, kira-kira siapa orang yang akan selalu ada saat mataku terpejam dan terbangun selain ibuku,

Alhamdulillah, sekarang aku tidak lagi haus akan rasa penasaran. ❤

[nvhrd]

Teruntuk kekasih halalku,

Dari waktu yang silih berganti pada akhirnya mempertemukan kita dalam sebuah perjalanan. Dari sekian banyak pertemuan dan perpisahan pada akhirnya Allah menakdirkanmu yang datang dan tidak pergi.

Bertemu denganmu adalah salah satu cara yang kuimpikan selama ini untuk semakin dekat denganNya. Beberapa kali kudengar bahwa perjalanan denganmu adalah salah satu kendaraan tercepat agar aku dapat menuju surgaNya, insyaAllah.

Terimakasih, karena telah menjemputku dengan jalan yang benar.

Terimakasih, karena telah bersedia membersamai langkahku

Sampai bertemu lagi di surgaNya Allah, mas. ❤🥰

[nvhrd]

Aku masih manusia, sekuat apapun masih jatuh ketika didorong.

[nvhrd]

Kuatkan aku, sebagaimana Kau kuatkannya. Hingga Kau pertemukan kami di SurgaMu nanti. 😊

[nvhrd]

Begini ketika hati mencoba menerka, setiap ujian dan cobaan yang diberikan adalah sebagai kekuatan.

Itu mengapa, Tuhan sangat baik padaku. Melatih kekuatanku sejak masih di sekolah dasar.

Hingga rapuhnya hati ini juga akan terobati saat aku mengingatNya dan seorang ratu dalam hidupku.

Terimakasih yaRabb, bahwa setiap penyakit ada obatnya. Setiap perih ada penawarnya.

[nvhrd]

Retak tak tergores

Pecah menjadi berkeping

Luka yang begitu dalam menyeruak ke permukaan

Tanpa ada celah perumpamaan.

Sekian lama dikubur

Semakin subur

Dipatahkan berulang kali

Takkan pernah kembali

Pahit, sakit terdramatisir

Perih yang lalu belum tersisih

Menyeruak bersamaan dengan kenangan

[nvhrd]

Jika ini adalah cara Allah mempertemukanku dengan ibuku di surgaNya nanti, insyaAllah aku rela yaRabb.

[nvhrd]

Seseorang yang selalu menahan air matanya

Di hadapanmu, ada seseorang yang selalu berusaha kuat menahan air matanya agar tidak tumpah. Agar kesedihannya tidak membuatmu khawatir.

Ia yang diam-diam bangun di sepertiga malam mendoakanmu, saat kamu masih tertidur pulas. Ia bahkan lupa mendoakan dirinya sendiri.

Semua yang ia minta untuk kebaikanmu, kesehatanmu, kebahagiaanmu, kesuksesanmu, dan kemudahan rezekimu.

Meski di belakangmu ia menangis dalam sujudnya. Melepaskan kekhawatiran-khawatiranya tentang kehidupanmu.

Ia rela mengorbankan apa saja untukmu. Ketika kamu sakit, ia memohon agar sakitmu bisa ditukar dengan kesehatannya.

Bahkan ia rela menukar nyawanya, untuk memintamu agar tetap hidup. Ia rela mengikhlaskan dirinya sendiri.

Seseorang yang selama ini sering lupa kamu muliakan keberadaannya. Perintahnya kamu abaikan, nasihatnya tidak pernah kamu dengarkan.

Seseorang itu sering kamu panggil ibu, yang doa-doanya selalu mengalir melalui setiap kemudahan-kemudahanmu saat ini.

Tetapi tidak pernah berusaha untuk kamu pahami keinginannya.

—ibnufir

@paragrafofficial