oceandeepest

[oceandeepest]

i’m tired of you romanticizing everything else but me

-page 9

[oceandeepest]

disaat dia ngebuat kecewa berulang-ulang kali ternyata secara bersamaan ada orang yang datang membuat happy

[oceandeepest]

saat itu,

langsung terasa sedih ketika mendengar kenyataan bahwa “its looks good, doesnt it? wkwk” pada sebuah foto.

[oceandeepest]

seraaaaaakk

[oceandeepest]

malam tadi tidak ada mimpi yang datang ke mimpi-ku

[oceandeepest]

tapi kenapa tiba-tiba jadi mellow begini sih ?

;(

[oceandeepest]

pernah gasi ngerasa lagi banyak banget pikiran di dalam otak tapi untuk menjabarkan nya satu persatu tuh rasanya sulit sekali untuk dikeluarkan dari pikiran berubah menjadi ucapan

[oceandeepest]

rose are red,

blue are feelings,

yellow are poopy,

pink is my cheeks

😊

[oceandeepest]

ada doa yang selalu terucap, pada perasaan yang belum sempat terucap

— feb, 18

[oceandeepest]

ada kata, tapi enggan untuk diucap

ada perasaan, tapi takut untuk diungkap

ada kesempatan, tapi hanya bisa menatap

[oceandeepest]

rasanya bener bener hilang kepercayaan gue ke orang orang

[oceandeepest]

Pada akhirnya kita ada akhirnya.

[oceandeepest]

sudah boleh rindu ?

–😔

[oceandeepest]

Aku selalu percaya semua yang indah tak pernah bisa didapat dengan mudah. semua yang berarti, menuntut untuk korbankan diri. Kita, pergi ke arah yang berlawanan, bukan untuk menjunjung sebuah perpisahan.

Kita hanya sedang memantaskan, kita harus mencoba mengarungi belantara sendiri. menghadapi masalah yang rumit dengan kemampuan diri. Bersamamu, segalanya terasa lebih mudah. Pasti.

Namun aku selalu ingat apa yang hidup ajarkan,

“Kita tak selalu bisa mendapatkan apa yang kita inginkan di waktu yang kita tentukan. Tuhan lebih tahu, doa-mu bukan tidak dikabulkan, hanya saja digantikan dengan yang lebih indah, atau disimpan sampai waktu yang lebih indah.”

Aku selalu percaya waktu itu akan datang. Waktu di mana kita menghadapi kerasnya dunia bersama. Waktu di mana kita bisa menari di bawah hujan, bukannya menunggu badai mereda. Waktu di mana aku merasa baik-baik saja ketika genggaman tanganmu ada.

Layaknya sebuah mutiara, aku harus menyelam lebih dalam untuk mendapatkan keindahannya. Maka aku mengerti. Selagi ditempa dunia, aku tetap harus menghadap kerasnya dunia.

Percayalah, aku sanggup. Aku hanya perlu bersabar.

—🐇