Tumgik
octaraisa · 20 hours
Text
tamsyi ‘ala istihyaa
Ketika membaca kisah Nabi Musa dalam Surat Qasas ayat 23-26, aku tidak mengerti apa yang dilihat oleh Nabi Musa pada seorang gadis Madyan, apanya yang menarik dari gadis itu sampai-sampai Nabi Musa mau menghabiskan 10 tahun umurnya sebagai mahar gadis itu?
Ketika mengulang-ulang membaca kisah itu, aku menyimpulkan satu hal yang telah menambat hati Nabi Musa, yaitu firman Allah dalam Surat Qasas ayat 25, “tamsyi ‘ala istihyaa”, Wanita itu berjalan dengan penuh rasa malu :)
Dalam ayat itu Allah tidak mendeskripsikan wanita yang menambat hati Nabi Musa dengan tingginya, wajahnya, bohainya, rambutnya yang blonde, atau hidungnya yang mancung, tetapi dideskripsikan dengan sifat malu yang memenuhi tingkah lakunya.
Disadur dari cerita Dr. Maher Yaseen Al Fahl.
.
.
.
Disalin dari status Saief Alemdar.
111 notes · View notes
octaraisa · 7 days
Text
Suatu saat nanti insyaa Allah, jika kita diperkenankan Allah bertemu Rasulullah kemudian men-talaqqi-kan bacaan Qur'an kita kepada beliau, lalu di tengah-tengah bacaan kita beliau berkata “Tidak. Aku tidak pernah mengajarkan membacanya demikian.” dengan raut wajah kecewa. Apa yang kita rasakan? Sedih? Malu?
Ustadzah Nia, dalam nasihatnya kepada kami agar tidak berhenti belajar. Ada perasaan bergemuruh dan mata yang tiba-tiba sembab mendengarnya.
Daarut Tauhid Jakarta, 20 April 2019.
54 notes · View notes
octaraisa · 8 days
Text
Kalau kita merasa memiliki banyak aib, maka jadilah pribadi yang dermawan. Karena dari kedermawanan itu akan menjadi jalan Allaah menutupi aib - aib kita.
— Sepenggal nasehat Ustadz nuzul dzikri, di kajian beliau hari ini 8 sept 2024.
155 notes · View notes
octaraisa · 11 days
Text
“se-introvert-introvertnya seseorang, pasti tetap butuh kehadiran seorang sahabat. Terlebih di saat-saat genting, seperti bertemu dan menjawab pertanyaan dari malaikat di alam kubur :“(”
Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah SAW bersabda, “Tiada penolong yang lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya).
Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang-orang sibuk dengan kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba-tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.
Setelah dikuburkan dan orang-orang mulai meninggalkannya, datanglah dua malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab.
Tetapi si tampan itu berkata,”Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan untuk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia dimasukkan ke dalam syurga.”
Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata,”Aku adalah Alquran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan. Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.”
Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la. (Himpunan Fadhilah Amal : 609).
T____T
274 notes · View notes
octaraisa · 2 months
Text
Hai Dear,
Tidak apa², ayo mulai lagi ya, mulai usahain perbaiki diri lagi, perbaiki Sholatnya, jangan ditunda-tunda, barengin dengan rajin taubatnya, karena buat dosa bisa tiap detik, sekaligus tahajud dan dhuha-nya dilakuin lagi, Al-Qur'annya jangan dianggurin apalagi dibiarin sampai berdebu, baca ya dirutinin lagi, juga sedekahnya, jaga sikap dan tutur kata, jangan emosian jangan mudah tersinggungan lagi, belajar diperluas lagi sabarnya jangan pakek bilang sabar setipis tisue, banyakin istighfar dan sholawat, perbaiki pola hidup, jangan lagi minder², ditiap orang yang kamu temui itu cukup ambil hal² positifnya, kamu itu harus bisa menerima dirimu sendiri dengan utuh, bersyukur dengan dirimu saat ini, juga mohon diberi kemudahan untuk Istiqomahnya, sebab Istiqomah yang terberat kan buatmu selama ini?
"Kamu yang lebih butuh Allaah, mangkanya Sholatnya jangan ditinggal², pahamkan?"
Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri, malah harus, kamu hebat kamu keren selama ini kamu tidak menyerah, terimakasih kamu sudah mampu berjalan sampai di detik ini, tidak apa² kalau harus mulai lagi, lebih baik daripada tidak sama sekali
Dimana ada gelap pasti ada terang, gelap untukmu istirahat sedang terang untukmu beraktifitas, semua dibuat Allaah itu untuk mempermudah bukan mempersulit diri, yang bikin sulit itu cuma di pikiran sendiri. Jadi, tidak ada kesulitan tanpa kemudahan, tidak mungkin kamu tidak diberi mampu pada apa yang harus dihadapkan padamu. Masa lalu jadikan pembelajaran, masa kini harus dijalani lebih baik lagi, masa depan serahkan pada-Nya. Kamu harus bisa mengandalkan dirimu, lagipula kamu mau mengemis pada siapa selain pada Tuhanmu?. Hidupmu harus diusahakan lebih baik lagi dan lagi ya :)
Rumah- Ini untukmu sendiri Ly
230 notes · View notes
octaraisa · 2 months
Text
Tumblr media
1K notes · View notes
octaraisa · 2 months
Text
“Tak ada kewajiban yang lebih berat dari sabar dalam menghadapi takdir, dan tak ada perbuatan yang lebih utama dari ridha saat menerimanya”
— Ibnu Al-Jauzi (via jurnalramadhan)
386 notes · View notes
octaraisa · 3 months
Photo
Tumblr media
Tenanglah, Allaah akan kabulkan pintamu, Dia hanya memaparkan sebab-sebab :“)
94 notes · View notes
octaraisa · 4 months
Photo
Tumblr media
Imam As-Syafi’i pernah menyampaikan nasihat kepada muridnya,
“Saudaraku, kalian tidak akan pernah mendapatkan ilmu, kecuali dengan 6 perkara ini. Akan kukabarkan kepadamu secara terperinci, yaitu dzakaa-un (kecerdasan), hirsun (semangat), ijtihaadun (cita-cita yang tinggi), bulghatun (bekal), mulazamatul ustadzi (duduk dalam majelis bersama ustadz/guru),dan tuuluzzamani (waktu yang panjang).”
https://laninalathifa.wordpress.com/2015/07/10/distraksi/
174 notes · View notes
octaraisa · 5 months
Text
Mendidik Iman terhadap Ketentuan Allah
Qadha dan Qadr Allah seringkali dipandang buruk oleh kita mana kala ketentuan itu merusak rencana atau merugikan. Bila perasaan ini sempat terlintas dalam benak kita atau justru mengundang ketidakyakinan kepada Allah, maka ada baiknya kita beristighfar dan segera mengalihkan dzan kepada hal-hal yang baik.
Selain merupakan bagian dari rukun iman yang enam, keyakinan kita kepada takdir Allah dengan caranya yang benar sejatinya akan menuntun pada lahirnya sikap pasrah, yakin dan percaya yang paripurna.
Pasrah bahwa Allah tidak mungkin menyia-nyiakan hamba-Nya. Yakin bahwa Allah adalah perencana terbaik yang tidak pernah melupakan kejutan-kejutan-Nya. Percaya bahwa hal yang menurut kita terburuk pun, akan menjadi jalan menuju takdir terbaik pada akhirnya.
Ibnu Al Qayyim pernah berujar:
لو علِم العبد كيف يُدبّر الله له أُموره ? لعلٍم يقيناً أنَّ الله أرحم به من أُمِّه وأبيه ، ولذاب قلبه محبةً لله !
“Andai seorang hamba itu mengetahui bagaimana Allah mengatur sedemikian rupa segala urusan-urusannya, maka hamba itu akan menyadari bahwa Allah lebih menyayanginya ketimbang Ibu Bapaknya. Pada saat itulah, hatinya akan dipenuhi rasa cinta yang teramat besar kepada Allah.”
Ketidaksanggupan kita membaca maksud dari Takdir Allah dan rendahnya ilmu kita tentangnya, barangkali adalah sebab dari buruk sangka kepada Allah.
Maka saat kita ditakdirkan pada sesuatu yang tak mengenakkan, yang perlu dilakukan adalah: (1) Semakin mendekatkan diri dan hati kepada Allah, (2) mengumumkan kepasrahan, (3) mengukuhkan keyakinan kita dan menebalkan percaya (iman) kita bahwa Allah tidak mungkin menyia-nyiakan hamba-Nya dan tidak mungkin berlaku dzalim kepada kita.
Semoga iman kita kepada Allah dan segala takdir-Nya dapat mendewasakan iman dan menyelamatkan perasaan. Aamiin
===
🌴
Bandung, 3 Mei 2024 | @mysfibrahim
59 notes · View notes
octaraisa · 5 months
Text
Kita tidak pernah tahu seberapa kerasnya usaha orang lain untuk ridha dan mencintai takdirnya :). Maka, semoga Allaah Ta'ala senantiasa menjaga lisan kita dari ketidaksengajaan mengusik keridhaannya :).
396 notes · View notes
octaraisa · 6 months
Text
Kalau belum bisa ridho dengan apa yang Allah timpakan, maka sabar yang harus jadi pegangannya.
Al-Hasan al-Bashri rahimahullaah berkata,
"Ridha itu berat sekali, namun sabar adalah pegangan seorang mukmin."
Hilyatul Auliyaa' (V/376, no. 7462) dari perkataan 'Umar bin 'Abdil 'Aziz rahimahullaah.
Petikan faedah dari buku kecil karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas hafidzahullah - Wasiat Nabi ﷺ kepada Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma (73)
226 notes · View notes
octaraisa · 6 months
Text
A : You know what's scary about Ramadhan?
B : What?
A : Discovering that it's actually yourself, not Shaytaan.
credits to that feeling
28 notes · View notes
octaraisa · 9 months
Text
:""
It's a new day in a new year for us. But for them, it's another day of survival. Another day of hunger. Another day of homelessness. Another day of being an orphan. Another day of losing the ones they love. Another day of unimaginable pain.💔🇵🇸
64 notes · View notes
octaraisa · 9 months
Text
Jika kita begitu takut akan semakin kecil nya peluang mendapatkan “sesuatu” yang kita dambakan, lantas berbuat apapun agar sesuatu itu kita dapatkan. Lalu, apakah juga kita pernah merasakan takut akan semakin kecil nya peluang mendapatkan “surga Nya yang kekal”, lantas berjuang sekeras mungkin agar tiket nya kita dapatkan ?
429 notes · View notes
octaraisa · 9 months
Text
"Di antara prinsip ahlussunnah
adalah menggabungkan antara usaha dan berserah diri kepada Allah dalam masalah takdir. Tidak berpegang teguh terhadap usaha saja, tidak pula berserah diri saja tanpa usaha."
Ustadz Umar Baladraf hafizhahullahu ta'ala dalam kajian "Aqidah Salaf tentang Takdir"
59 notes · View notes
octaraisa · 9 months
Text
Beberapa perempuan (setidaknya yang saya kenal xD), berdoa semoga kelak dalam kondisi apapun, Allaah tetap menjaga aurat-aurat kami dari yang tidak berhak melihatnya.
Apa salah satu hal yang paling menakutkan dari mengalami kecelakaan, pingsan di jalan, atau sakit parah diatas kasur?. Ketika kami tidak mampu menjaga aurat kami. Meskipun yang terjadi tentu bukan sesuatu yanh bisa secara sadar dihindari.
Kalau ga salah ingat, ada kisah tentang seorang wanita dengan penyakit ayan yang datang dan meminta kepada Rasulullaah shallahu ‘alaihi wassalam untuk didoakan agar sembuh dari penyakitnya. Rasulullah shallallahu’ alaihi wassalam menawarkan dua pilihan: doa kesembuhan baginya atau jika dia mau bersabar, maka surga menjadi balasan untuk kesabarannya. Wanita ini kemudian memilih bersabar. Namun wanita ini tetap meminta kepada Rasulullaah shallahu 'alaihi wassalam agar saat penyakitnya kambuh, auratnya tidak tersingkap. Untuk permintaan ini, Rasulullaah mengabulkan dan mendoakannya :”).
Apa ya? :“)
Bagi kami, sebagai perempuan muslim, aurat itu adalah salah satu harta berharga yang kami miliki sepanjang hayat 💎
151 notes · View notes