Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Pada Seseorang Tempat Puisi-Puisi Saya Ditujukan
Kamu tahu, saya ingin pergi meski saya bahkan tak bisa mempercayakan dirimu untuk kamu rawat sendiri.
Kamu tahu, saya sungguh ingin berlari meski seluruh tubuh saya masih tertambat di sini.
0 notes
Text
Aku akan jadi rindu yang tiba-tiba saja datang
Tak kamu sangka akan meradang
Tapi kamu berbalik lebih dekat dari arah pulang
Seperti terik matahari yang setiap pagi tak kujelang
0 notes
Text

"Ibu, tue, Ibu. Api. Tiup," katanya.
"Maksudnya ini kue? Pakai lilin?" Tanyaku.
"Lilin," ia mengiyakan sambil mengangguk.
"Karena Ibu ulang tahun?"
"Taun," ujarnya sambil mengangguk lagi.
Langsung saja kuucapkan terima kasih dan kupandu menyanyikan lagu Happy Birthday bersama-sama.
Lalu dia bertepuk tangan dan bersorak, "Tiup!" Katanya.
Kami pura-pura meniup lilin yang dia buat.
Kupeluk dia, kukecup keningnya, kuucapkan terima kasih sekali lagi.
It worth more than a million cakes.
Terima kasih, K; cinta Ibu, kebanggaan Ibu.
0 notes
Text
Aku menanti percakapan-percakapan panjang
Tentang inflasi, kesetaraan gender, atau putusan MK untuk presiden yang tidak aku pilih
Tentang logika matematika dalam sistem otomatis yang mengatur lampu lalu lintas, atau sirkuit listrik rumah kontrakan yang tidak terlintas dalam benakku sebelumnya
Tentang siklon tropis yang makin sering datang, perbandingan emisi penggunaan kendaraan listrik dengan kendaraan pengguna minyak bumi, atau bahan koreksi untuk esai beasiswa yang belum aku tulis
Tentang mimpi-mimpi yang belum dan ingin kucapai, bahasa cinta yang katanya mitos, dan pola didik seperti apa yang akan kupraktekkan untuk anakku
Tentang luka masa lalu, validasi diri, dan kenangan-kenangan yang basah
Tidakkah aku pantas menikmati percakapan tanpa perlu meninggikan suara?
0 notes
Text
pukul 02:00 dini hari
nyaris 1000 hari sejak aku berhenti berusaha
mengubah kusut di kepala jadi puisi
atau prosa yang alurnya tidak bisa kumengerti
malam-malamku lebih panjang dibanding matahari
barangkali sejak ada dengkuran yang tak mampu meninabobokan bayi
atau bahkan jauh sebelum itu, sejak suara hujan membawa risau akan rumah ayah yang kerap terendam air kali
hampir 1000 hari
sejak aku berhenti menyirami kepalaku dengan data dan kata-kata
relakah aku menyerah?
0 notes
Text
Tidak ada yang tersisa
Impian-impian yang terlihat di depan mata
Tidak juga percakapan pukul dua pagi yang membuka cakrawala
Tepatkah aku memilih,
atau di sinikah tempatku berhenti?
1 note
·
View note
Text
Disappointment
It strange how you feel disappointed and have a hard time to figure out how to express it.
Your heart's just full of burden and it's heavier than the world.
Millions apologizes just don't make any change.
It's just burdensome and left you shriveled inside, even your tears dry.
1 note
·
View note
Photo
Hehehehehe cuma ada foto ini heheheheheh

Thanks for coming, Princess. Please come back someday. I love you much.
3 notes
·
View notes
Photo
Back then in 2014, I went to Red Tour on Jakarta. Maybe not my best concert, but I remembered it feel surreal for me that time. It’s Taylor Swift! The one who always with me since my first year on highschool. I even used almost all my saving to get two tickets, one for my little sis who also a swiftie.
Never I imagine someday I would have to hold myself back to not go to The Eras Tour. But it’s just unreachable for me now.
Speak Now (Taylor’s Version) came just in time to hug me and say it’s okay. It’s okay to be me in the meantime. It’s okay to get present and appreciate myself for surviving all the bad time. There’s so much thing to regret but I guess it’s also okay. It’s happened somehow.
It really makes my cry when listening,
“If God forbid, fate should step in
And force us into a goodbye
If you have children someday
When they point to the pictures
Please tell them my name
Tell them how the crowds went wild
Tell them how I hope they shine”
Now I’m playing guitar and singing your song with my little boy. He haven’t singing yet, but he’s dancing along. New swiftie detected.✊
Thank you, Taylor. For always being with me along the way. You don’t know how much it meant to me.
Long live. I love you forever and always.

It’s here. It’s yours, it’s mine, it’s ours. It’s an album I wrote alone about the whims, fantasies, heartaches, dramas and tragedies I lived out as a young woman between 18 and 20. I remember making tracklist after tracklist, obsessing over the right way to tell the story. I had to be ruthless with my choices, and I left behind some songs I am still unfailingly proud of now. Therefore, you have 6 From The Vault tracks! I recorded this album when I was 32 (and still growing up, now) and the memories it brought back filled me with nostalgia and appreciation. For life, for you, for the fact that I get to reclaim my work. Thank you a million times, for the memories that break our fall. 💥🐉🏰 Speak Now (MY VERSION!) is out now.
http://taylor.lnk.to/SpeakNowTaylorsVersion
PC: Beth Garrabrant
31K notes
·
View notes
Text
setiap hari aku mengejar realita
berusaha lari dari diriku sendiri
tapi kosong tak pernah pergi
tapi mimpi-mimpi tak juga jadi pasti
2 notes
·
View notes
Text
Di muka jendela kutemukan pagi yang terhimpun dari kecemasan-kecemasan kecil. Setiap membuka jendela, aku harus mengambil kecemasan itu satu persatu untuk kuhabiskan sedikit demi sedikit. Di hari yang mujur, kecemasanku habis sebelum matahari terbenam. Aku bisa makan malam lalu tidur dengan tenang sebelum bertemu kecemasan yang lain esok pagi. Jika kurang beruntung, aku bisa menyisakan beberapa kecemasan di malam hari, memberi alasan kantukku untuk tak datang dan menambah jatah kecemasan untuk kuhabiskan besok pagi.
Kadang kutemukan beberapa yang lebih pahit dibanding yang lain, tapi aku tak pernah bisa tahu bagaimana cara membedakan rasa dari tampilannya. Orang-orang di kota berkata bahwa kecemasan-kecemasan ini akan jadi lebih manis rasanya jika berdoa, tapi ternyata tak ada bedanya saat kucoba. Beberapa tidak menyisakan rasa dan lebih cepat habis, seperti kecemasan kecil bahwa bisa saja dunia akan kiamat saat aku sedang mandi; haruskah aku segera menyelamatkan diri atau menyempatkan untuk memakai pakaian dulu?
0 notes
Text
Sometimes I wonder if the one who loves me once thought deeper about me. About the life I chose to live, the attitudes I chose to show, the ideas going on in my head, the myths I chose to believe, the reason of the words that I picked, the story behind the song that I sing, how I see the universe, how I feel about what was going in the whole world right now, the chances I thrive to get, how I see myself today and yesterday, how words and books and poetries affected me, how I see people and their opinions, how I think about what people think about me and how it affected my mental health, the reason why it’s hard for me to sleep, or maybe simply the reason why I love some particular food instead of others. I wonder if he ever think about me.
0 notes
Text
Sesat
Gelap sekali di dalam sini
Adakah orang lain selain aku?
Masih jauhkah jarak menuju pintu keluar?
Mataku tak lagi bisa menangkap cahaya, sedangkan jariku sudah mati rasa
0 notes
Text
Tentang Berbicara
Apa yang kamu cari?
Aku hidup dalam pertanyaan-pertanyaan yang tak bisa kujawab sendiri. Barangkali itu salah satu alasan mengapa kita mesti bertemu banyak orang. Menyapa satu dua, lalu bertukar isi kepala. Beberapa orang bisa mengisi penuh kosakata yang kita butuh, beberapa lainnya akan mengambil lebih banyak. Tapi apa yang sudah ada dalam kepala tak akan berkurang.
Aku senang berbicara. Sekadar menanyakan lokasi yang ingin mereka tuju, bagaimana perasaan mereka hari ini, atau bahkan berbincang tentang bintang mana yang paling dekat dari genggaman. Payung mana yang paling kuat menahan hujan. Matahari mana yang bersinar paling terang. Kadang sapaan bisa berujung harapan-harapan, seringnya malah jadi alasan berkurangnya beban.
Banyak hal yang belum kutahu dan aku ingin tahu. Seperti; perihal apa dalam kepalamu, bagaimana banyak kemungkinan menggiringmu pada satu kesimpulan, kepada apa kamu menumpukan beban dan mengapa banyak laku terlihat samar-samar. Sulit sekali mencoba masuk sampai aku berpikir jangan-jangan aku tak cukup kuat mengetuk pintumu, apakah kamu baik-baik saja di dalam sana, ataukah barangkali kepalamu hanya sedang berisi pekerja dan kamu belum pulang.
Setiap hari kukirimkan isi kepalaku ke sana. Tentang khayalan pukul dua pagi yang tak kubagi pada siapa-siapa. Tentang nada-nada yang membuatku bahagia. Tentang kekhawatiran berlebihan pada hari esok. Tentang pertanyaan-pertanyaan yang belum kutemukan jawabnya. Ini aku, yang bisa kamu baca kapan pun kamu mau. Tapi barangkali aku terlalu kencang mengetuk pintu. Atau aku terlalu banyak mengirim kata-kata. Atau sudah terlalu lancang bertanya. Aku tak pernah tahu bagaimana cara membacamu, bagaimana kamu terdengar.
Hari ke-816 bersamamu dan aku belum menemukan jawaban.
0 notes