pratiwiarum-blog

[pratiwiarum-blog]

[pratiwiarum-blog]

“Aku rasa kita adalah kombinasi yang sempurna untuk sebuah kata bahagia. Hanya saja sayang, mungkin dulu cara kita yang salah. Kembalilah lagi nanti. Kita perbaiki lebih baik lagi. Lebih dewasa. Bersama-sama.”

— (via mbeeer)

[pratiwiarum-blog]

Sekarang, aku ikuti permainanmu. Biarlah kita fokus pada diri kita masing-masing. Mengejar apa yang kita impikan. Mungkin dengan saling melepas, kita bisa menemukan bahagia yang kita inginkan. Jika suatu saat nanti, ternyata takdir mempertemukan kita lagi, entah itu di suatu persimpangan jalan yang sepi atau di tengah pasar yang ramai, aku berharap semuanya tak akan serumit saat ini. Aku harap saat itu kita tahu apa yang hati kita mau.

I still want you back. Someday.

[pratiwiarum-blog]

Memang paling menyakitkan adalah perpisahan dengan pengkhianatan

Saat diri sudah terlalu percaya

Saat diri ini sudah meletakkan harapan

Akan janji tujuan bersama, yang selalu dia yakinkan

Namun, yang didapat hanya pengkhianatan

Berat sekali menuju kata ikhlas

Berat sekali menuju kata rela

Berat rasanya jika mata ini melihat

Berat air mata ini untuk tidak mengalir deras

Ternyata dengan mudah dihancurkan dengan sebuah pengkhianatan

Ternyata janji manis hanya sebuah kata tanpa makna

Ternyata yang selama ini dipercaya hanyalah penjahat

Tuhan, aku tau apa yang manusia tanam itu yang akan mereka tuai

Tuhan, suatu hari nanti aku ingin melihat akhir dari skenariomu.

[pratiwiarum-blog]

Mengacaukan seisi hatinya hanya karena kau penasaran akan tempatmu dalam hidupnya, Tuan, bukanlah sikap seorang ksatria.

Andai sedari awal kau bisa menganggapnya tak serupa benda, kau pasti temukan, betapa dia telah melewati banyak kesedihan yang tak pernah kau duga.

Andai sedari awal kau mampu menatapnya sedikit lebih lama, kau pasti memahami, mengapa kini dia memalingkan wajahnya dari banyak hal.

Dari rindunya yang selalu padamu, salah satunya.

[pratiwiarum-blog]

Rasanya memang menyiksa sekali

Perpisahan yang menyisakan tanda tanya besar dihati

Ingin berbicara, ingin bertemu namun keadaan sama sekali tak berpihak

Lelah rasanya ditiap hari di tiap detik hanya memikirkan

Lelah rasanya hampir setiap mengingat air mata mengalir deras

Tidak tahu akan bagaimana kedepannya

Menjadi pribadi yang sangat takut

Menjadi pribadi yang kuat nya runtuh

Aku ingin sembuh kembali

Aku ingin beranjak kembali

Tanpa bayang bayang dan pikiran itu lagi

Aku ingin melangkah dan menghapus semua memori

Memori yang kian lama kian menyiksa diri

Saat raga ini terlalu percaya saat raga ini mudah membuka

Saat raga ini mudah diberi janji

Dan akhirnya dia melangkah pergi

Tanpa sebuah pertemuan yang meyakinkan diri

Diri ini masih terlalu sulit menerima yg terjadi

Aku benar benar ingin sembuh dengan cara yg indah

Aku benar benar ingin semua memori itu tak teringat kembali.

[pratiwiarum-blog]

“Selalu ada kata-kata yang tidak pernah terkatakan dari dua orang yang ingin hidup bersama, namun keadaan membuat mereka tidak bisa apa-apa.”

— (via mbeeer)

[pratiwiarum-blog]

“Yang paling berbahaya adalah perpisahan yang menyisakan tanda tanya. Sehingga melangkah tak benar-benar terasa pergi. Singgah di lain hati tetap terasa seperti masih berlari. Seperti ada yang belum selesai. Dan itu menyiksa sekali, terlebih ketika kau sadar tak ada lagi kesempatan untuk meminta penjelasan kembali.”

— (via mbeeer)

[pratiwiarum-blog]

Diusia 23 menginjak 24

Tentu akan banyak kebimbangan dihati kita

Terutama perihal hubungan yang entah akan bagaimana

Seringkali takjub melihat mereka dalam waktu lama masih dengan tokoh yang sama

Terkadang seringkali menjadi menyalahkan diri sendiri

Diusia saat ini, namun masih mengalami jatuh kembali

Setelah berjuang begitu panjang

Setelah bertahan begitu lama

Dan akhirnya harus menemui kembali kata usai

Mencoba belajar untuk membuka kembali

Dengan setulus hati, dengan luka yang masih dirasakan

Mencoba memberanikan diri untuk membuka kembali

Walaupun berbagai keraguan seringkali mengisi

Meyakinkan hati bahwa semua akan baik baik saja

Meyakinkan diri bahwa setelah kepatahan itu akan muncul penyembuh hati

Namun ternyata sama saja, luka itu justru kian melebar

Berkali kali mencoba bangkit dari keterpurukan

Berkali kalo mencoba bertahan dengan ini semua

Tuhan, aku benar-benar ingin sembuh dan pulih seperti sedia kala.

[pratiwiarum-blog]

Saat semua kembali terasa berat

Saat semua kembali menemui kata jenuh

Saat semua kembali pada kata lelah

Saat berjumpa kembali dengan kata rindu

Ingin kembali

Ingin mengulang

Ingin seperti dulu

Ingin kembali ada dan dikuatkan, dibuat bertahan

Adakah jalan ? Adakah kesempatan ?

Adakah kemungkinan ? Sekecil apapun itu

Saat menyadari, diri sendiri lah yang membuat semua seakan tertutup

Ingin kembali, dua kata yang sedang diri harapkan

Nyatanya diri ini tidak cukup bisa untuk melalui

Nyatanya diri ini terlalu masih membutuhkan

Nyatanya diri ini masih berpijak pada kata terlalu nyaman tak rela melepaskan

Nyatanya disetiap koridor hati, memang bayangan sosoknya masih tergambar dengan jelas

Nyatanya terlalu sulit untuk menghapus semuanya

YaAllah, aku ingin kembali. Aku ingin membaik. Aku ingin bersandar.

[pratiwiarum-blog]

“Mungkin kita tidak benar-benar berpisah. Hanya dijauhkan sebentar, diperbaiki oleh orang lain, belajar untuk jauh lebih dewasa, lalu kemudian dipertemukan lagi nanti untuk memperbaiki apa yang sempat tak tuntas kemarin.”

— I’ll wait. (via mbeeer)

[pratiwiarum-blog]

Banyak kedatangan setelah patah

Masing-masing beradu kelebihan agar tidak kalah

Yang hanya Bertujuan pada kepemilikan

Mungkin mereka lupa

Yang dibutuhkan hanyalah ketenangan dan kenyamanan

Yang tidak bisa datang dari sembarang tempat

Berkali-kali melawan dir sendiri

Mencoba membuka kembali

Setelah berkali-kali dipatahkan

Namun, hati masih belum terketuk untuk pemeran lain

Saat hati masih tertambat, namun logika berkata sudahlah

Saat hati masih merasakan kehadirannya, namun logika berkata cukupkanlah

Saat hati masih menggenggam janji tujuan sevisi untuk bersama, namun logika berkata lepaskanlah

Untuk kesekian kalinya terjatuh

Tuhan, aku ingin sembuh.

[pratiwiarum-blog]

Kita seringkali lupa, bahwa hidup adalah proses

Dengan proses kita bisa menghargai apa itu perjuangan

Dengan proses kita bisa menjadi manusia yang lebih rendah hati

Dengan proses kita sadar bahwa sejatinya semua manusia itu sama. Belum bisa apa-apa dan belum mempunyai apa-apa

Lalu bagaimana dengan orang-orang yang seringkali tidak menghargai proses ?

Hanya melihat bagaimana hasil yang didapatkan

Tanpa tahu perjuangan seseorang

Tanpa tahu jatuh bangunnya seseorang membangun segalanya

Tanpa melihat bagaimana cara dia survive untuk segala hal yang sebenarnya tidak sejalan

Mungkin mereka juga lupa

Bahwa untuk menjadi apapun itu juga semuanya melalui proses yang panjang

[pratiwiarum-blog]

Kadang kita bertanya-tanya

Kenapa kita ditempatkan ditempat yg tidak tepat untuk kita? Kenapa kita dipertemukan dengan orang yang tidak kita sukai ? Kenapa kita berada di lingkungan yang tidak sesuai harapan kita ?

Jika terus saja menyalahkan keadaan

Jika terus saja berkutat pada hal yang tidak baik

Jika terus saja meratapi apa yang harus dijalani

Tentu itu semua akan menjadi boomerang untuk kita

Tidak tumbuh

Ambil saja dari sudut baiknya

Mungkin saja Allah mempunyai banyak hikmah didalam nya

Kita tumbuh dari tempat yang kita rasa kurang tepat untuk kita

Kita mendewasa dari orang yang tidak kita sukai, kita belajar toleransi dengan tidak menetapkan standard orang dengan keingina standard kita. Kita belajar menghargai. Belajar untuk tidak memperlakukan orang lain dengan buruk.

Dengan lingkungan yang tidak mendukung kita diajarkan untuk ikhlas lebih banyak

Melatih lebih mental kita

Karena jika segala sesuatu sesuai dengan apa yang kita inginkan

Kita tidak akan belajar untuk tumbuh, sabar dan ikhlas.

[pratiwiarum-blog]

Age doesn’t define maturity :)

when it comes to maturity age never defines maturity it can only define how old a person is physically but it cannot measure how wise or how mature a person is.

[pratiwiarum-blog]

For this times, privacy is everything.

[pratiwiarum-blog]

a woman with the highest walls have the deepest love.