prinskasastri
prinskasastri
One In a Million
593 posts
Prinska Damara Sastri. Psychology. Music and book lovers. 290591
Don't wanna be here? Send us removal request.
prinskasastri · 7 years ago
Text
Februari
Hari kedua bulan Maret. Ketika dikepala isinya harus revisian dan juga memulai untuk membuat draft thesis, yang saya lakukan malahan sesuatu yang lain, seperti misalnya sekarang malah mencoba untuk menulis Tumblr. Padahal draft revisi kasus udah dibuka sejak tadi. Ehm, dasar manusia.
Oke. Sedikit flashback mengenai bulan Februari kemarin. Dibandingkan awal tahun di bulan Januari, setidaknya perasaan saya berangsur semakin membaik. Alhamdulillah, setidaknya sudah bisa lebih bernapas panjang, walaupun dibalik setiap helaan napas masih ada residu ketidak bahagiaan yang saya biarkan terus menerus melekat pada diri saya. Untuk itulah, saya  sadar bahwa mengikhlaskan itu bukanlah perkara mudah.
Februari diawali dengan keikutsertaan menjadi pendamping di Kelas Inspirasi Bandung. Padahal niatan untuk “cuti” selama setahun ini dari kegiatan kerelawanan (dikarenakan harus menuntaskan akademik) jadi buyar karena sayanya lemah hehehe. Atas ijin orang tua, saya kembali hadir di Kelas Inspirasi dan menjadi pendamping. Agak aneh ketika orang tua mengiyakan, mungkin karena ngeliat saya rungsing karena harus menghadapi sidang HIMPSI, jadi saya dibiarin aja main main.
Menjadi pendamping dan kemudian menjalani sidang dan Alhamdulillah dinyatakan layak menjadi Psikolog, menjadi suatu moment kebahagian sendiri bagi saya.  Bukan hanya itu, kehadiran orang baru ataupun teman lama, dimana kami dipertemukan untuk berbincang-bincang santai dan ternyata mengajarkan sesuatu yang selama ini saya cari . Lalu saya merasa menjadi diri saya di lingkungan saya yang sekarang, dengan orang-orang yang ditunjukan olehNya. Orang-orang yang bukan hanya memahamimu, namun juga senantiasa menunjukan jalan kebaikan. Saya masih terus berusaha dan juga meyakini terus bahwa Allah mah gak tidur, dan Allah tahu yang terbaik. Walaupun terkadang ada perasaan kesal di dalam diri atas kejadian kemarin yang dirasa tidaklah adil bagi saya.
Proses itu terus ada. Coba pasrah dan ikhlas terus yah Nka, sambil terus berusaha.
3 notes · View notes
prinskasastri · 7 years ago
Text
H-1 menuju sidang HIMPSI
Kalau ditanya gimana perasaan saya? Gak tau. Satu sisi excited, tapi cemas juga. Rasanya semua emosi ada pada saat ini. Nangis mah udah dari kemarin kemarin (walaupun nyatanya bukan hanya menangisi sidangnya). Udah gak tau lagi mau gimanalah. Terus dikuatkan dengan pernyataan teman-teman kalau Allah mah gak tidur dan liat ikhtiar kita. Intinya, udah melangkah sampai sini, masa mau mundur? Udah tinggal selangkah lagi lho. Udah sampai ditahap ini tuh harusnya bersyukur banget. Inget gak waktu semester awal udah nangis-nangisnya kayak apa, kepikiran untuk gak lanjut juga sangking gak kuatnya. Dan nyatanya Allah SWT menguatkan dan sudah sampai ditahap ini.
Terima kasih pada Allah SWT yang sudah meridhoi saya sampai ditahap ini. Dan terima kasih juga pada diri saya yang sudah mau berjuang sampai tahap ini juga.
Bismillahirrahmanirrahim
Tumblr media
cr : Google
3 notes · View notes
prinskasastri · 8 years ago
Text
Ngefollow akun2 hijrah tapi ngelike postingan soal jodoh terus. Sempit amat hijrah nya *nyinyir*
 Salah satu temen di twitter ku pernah mencuit ini di timeline. Pengen ketawa, tapi miris juga. Ketika di usia segini, perkara hijrah emang gak segampang melebarkan jilbab kamu atau memposting sesuatu yang berbau agama secara terus menerus. Ketika datang ke salah satu majelis dan lama-lama jadi ngantuk karena bahasannya. Da kalau mau bilang, “Da aku juga udah tau atuh.” Mungkin karena sekarang lebih memilih hal yang sifatnya solutif, seperti self healing. Ketika bahasan mengenai hijrah dan nikah muda udah bukan sesuatu hal yang ditunggu-tunggu lagi. Ketika liat akun akun hijrah yang notabennya menyuarakan nikah muda, sekarang mah cuman minta bahasannya yang bikin tenang jiwa. Walaupun masih terus like postingan jodoh (ya atuh, apalagi?).
Bahasan mengenai hijrah, da namanya iman juga naik turun. Paham banget kok. Saya pernah dalam keadaan marah, terus hijrah, tapi, ya gitu, maintain untuk tetep di jalurnya itu butuh istiqomah. Saya mungkin masih ditahap hijrah cetek bangetlah. Sampai akhirnya ditahap merasa “cukup”, yang penting sekarang mah saya ngerasa nyaman dulu sama diri sendiri. Toh, saya melakukan kewajiban dan menjauhi laranganNya. Mantain hak Allah aja, masih butuh effort sebenarnya, masih kebanyakan duniawanya (duh). Cuman minta satu aja untuk ditetapkan imannya. Hanya Allah yang bisa membolak balikkan hati. Dan itu yang selalu saya sebut dalam doa saya. Masih nggak kebayang jadinya kalau hati ini lepas dari namanya iman. Ngurus masalah kecil kayak masalah kemarin aja ngerasa jadi orang yang paling merana di dunia, nggak tau harus bergantung pada siapa selain pada Allah SWT. Gimana ngurus masalah yang besar nanti. Kalau nggak minta sama Allah SWT, sama siapa lagi.
2 notes · View notes
prinskasastri · 8 years ago
Text
Dua hari ini saya sakit. Sakit flu biasa sebenarnya. Nggak enaknya kalo lagi sakit flu gini tuh malemnya gak bisa tidur, malemnya ngigau karena sekujur badan nyeri. Alhamdulillah, punya mama yang hebat dan sabar. Ketika anaknya sakit gini langsung digempur sama segala macem supaya anaknya sembuh. Walaupun masih pusing pusing dan badan ngilu, seenggaknya sudah lebih baik dibandingkan kemarinlah.
Mungkin karena masih ditahap marah dan kesel dengan keadaan, makanya sakit. Make sense sih, soalnya sakit itu muncul karena kondisi psikis kita yang lagi kurang oke. Masih kesuat-suat sama masalah kemarin? Jelas. Saya masih marah semarah marahnya, kalo punya kekuatan buat ngedatengin orangnya dan ngelabrak mah, udah saya datengin kali. Tapi buat apa? Yang ada malah maluin diri sendiri. Haduuuh, dasar emang punya harga diri tinggi mah, susah buat pengen keliatan jelek didepan orang banyak hehehe.
Proses untuk ikhlas dan nerimo itu susah yah. Walaupun pasti kalau dijalanin dan diikhlasin mah, akan ada masanya ketika ketemu lagi (atau gak sama sekali) dengan keadaan yang udah biasa aja, malah udah santai aja. Atau malah udah cekikikan merasa bahwa apa yang kemarin dilakukan ternyata drama abiiiezz.
HAAAH. Ketika harusnya minggu minggu ini mikirin sidang, malahan mikirin gimana caranya ikhlas (atau mungkin bales dendam, ampun deh amit amit, jangan sampeee, gak ada untungnya Nka.)
0 notes
prinskasastri · 8 years ago
Text
Dealing with Yourself - Part 1
Kata siapa Psikolog gak boleh sedih? Kadang-kadang keprofesionalitas malah menjauhkan beberapa orang dari sifat manusiawinya. Dibalik keprofesionalitasan saya (ceilee) ada rasa-rasa ingin dihargai bahwa saya adalah seorang manusia juga.
Berhubung awal tahun ini dimulai dengan kegamangan, saya akhirnya searching di IG, dan menemukan sebuah platform bernama ceritaperempuan.id. Kedengarannya menarik, apalagi tema yang diangkat mengenai isu Mental Health. Jarang-jarang saya memberanikan diri untuk datang sendirian ke acara-acara seperti ini. Toh, tidak ada yang salahkan untuk mencoba sesuatu yang baru?
Sabtu kemarin, sayapun akhirnya mendatangi acara tersebut. Ketika merasa memiliki masalah yang berat, sayapun kembali disadarkan bahwa tiap orang memiliki masalahnya masing-masing. Saya cukup terenyuh dengan pemaparan seorang pejuang Bipolar agar ia bisa bertahan melawan penyakitnya tersebut. Ia membuat sebuah pernyataan yang kurang lebih isinya seperti ini.
“Saya waktu itu marah ketika saya didiagnosis memiliki Bipolar. Namun, Bipolar ini ada pada diri saya. Dia bagian dari diri saya. Itu berarti saya menyalahkan diri saya dong. Saya juga menyalahkan apa yang sudah Tuhan kasih pada saya. Butuh waktu 10 tahun untuk saya berdamai dengan keadaan ini. Kuncinya satu acceptance.”
DAAAN, saya  tiba-tiba nyadarin sesuatu,
Bahwa, kekuranganpun harus disadari dan diiyakan, bukan untuk dilawan. Kita hidup di jaman dimana setiap orang untuk melawan kelemahan. Saya menyadari bahwa kelemahan itu ada untuk disadari juga. “Oh, iya saya teh lemah disini.” Nah, ketika kita sadar dan tidak denial, disitulah artinya kita sudah bisa beranjak ke fase dealing yang sebenarnya. Susah susah gampang yah menyadari kelemahan diri dan juga berdamai dengan kelemahan. Sampai hari ini saya upside down terus untuk berdamai dengan kelemahan saya . Any idea?
0 notes
prinskasastri · 8 years ago
Quote
Baru sadar, kekuatan untuk memaafkan orang yang nyakitin kamu itu butuh usaha yang luar biasa yah.
Myself
0 notes
prinskasastri · 8 years ago
Text
Steps to Self-forgiveness
1. Take responsibility for what you said or did.
2. Think about how you were feeling at the time, or what was driving you to act in that way.
3. Related to this, try to identify the underlying need, or the motive behind the thing you now regret. (For example, respect from others, approval from others, wanting to feel good about yourself, wanting to pay another back, and so on.)
4. Express your regrets and attempt to make amends if your words or your actions have affected someone else.
5. Think of how you’ll change and will act differently, if the same situation occurs again. This is the real person that you truly want to be.
6. Write yourself a caring and empathic letter where you forgive yourself, and tell yourself you can move on.
7. Remember that your human – and we all have deep regrets; and we’re all on a journey – for there’s non-one who is perfect.
1K notes · View notes
prinskasastri · 8 years ago
Text
2017 to 2018
2017? Semuanya serba menajubkan, dilihat dari beberapa pencapaian saya di tahun 2017, saya masih nggak percaya kalau saya bisa melewati 2017 ini dengan baik.
Ketika di tahun 2016 kemarin saya fokus untuk menjalani kuliah saya. (Dimana ketika itu permasalahan cuman berpusat gimana bisa mempertahankan nilai saya serta menjalani ujian lisan tanpa adanya ketakutan). 2017 semuanya berbeda. Saya menjalani rangkaian peristiwa satu dengan peristiwa lain. Semuanya campur aduk, antara senang, sedih, marah, bosan, dan akhirnya dititik saya berkata, pasrah.  
Benar, manusia itu sifatnya dinamis, perasaan dan pikirannya bisa berubah. Apa yang saya takutkan, apa yang saya maknakan bisa pelan pelan saya ubah dengan sendirinya. Tinggal bagaimana caranya saya menyingkapi semua peristiwa dan pemaknaan hidup dengan lebih bijak serta tidak mengedepankan ego yang ada dan terus percaya. Ah, kehidupan ini misteri yah. Apa yang saya upayakan semua, hanya satu kuncinya, Allah SWT tahu kapan yang terbaik.
“If something is destined for you, never in million years it will be for somebody else.” -Anonim-
Belajar untuk menjadi lebih kuat, lebih sabar dan pasrah, seperti itukan? Karena di tahun ini yang tidak aku sadari bahwa doa-doa itu yang mengalir. Mungkin ini cara yang Allah SWT kasih agar saya bisa melewati kehidupannya dengan lebih baik. Ah, saya nggak bisa menggambarkan bagaimana perasaan saya di tahun 2017. Semuanya serba campur aduk.  Dan akhirnya saya memutuskan untuk rehat sejenak. Terlalu banyak mengorbankan waktu dan tenaga di tahun ini. Sampai lupa untuk menyelamatkan diri sendiri terlebih dahulu. Bismillah. Saya nggak tau bagaimana ritme dan perjalanan hidup saya di tahun 2018. Hanya minta untuk dilancarkan segala urusannya, dimudahkan semuanya, dan didekatkan dengan apapun yang menuju dengan kebaikanNya.
0 notes
prinskasastri · 8 years ago
Text
Belajar Psikologi Yuk - Psikolog = Paranormal (?)
Hallo kawan semua. Saya balik lagi di eeehm, setelah berpikir cukup lama mengenai judul konten, saya akhirnya menemukan. Judulnya, “Belajar Psikologi Yuk!” Saya memilih judul ini dikarenakan judulnya sangat simple dan mudah banget untuk dimengerti. Semoga kalian pada suka dengan pemilihan judul konten ini yah.
Dan, topik kali ini adalah…………
Psikolog = Paranormal (?)
Tumblr media
cr : Pinterest/Google
Sejak saya masuk ke kuliah Psikologi, terhitung sudah banyak sekali orang-orang yang berkata, “Wah, kamu masuk Psikologi? Berarti bisa baca pikiran aku dong?” Atau, “Eh, kamu Psikologkan? Aduh, jangan deket-deket deh, nanti kamu tahu lagi aku gimana.” Dan banyak lagi.
Sejujurnya, ketika diawal masuk kuliah, dan dipertanyakan seperti itu rasanya gerah. Aduh, gak gitu juga kali. Rasanya pengen banget ngeleketek, dan ngomong panjang lebar, tapi sampai berbusapun rasanya sama aja hahaha. Apalagi ngejawab ke hampir semua orang yang nanya. DUH!
Tapi tenang, saya disini akan coba menjelaskan. Bahwa Psikolog itu bukanlah cenayang. Psikolog bukanlah paranormal yang bisa menebak apa yang kamu pikirkan. Kenapa begitu? Karena kita belajar bukan pakai sihir, tapi pakai konsep dan juga teori yang sudah dipelajari serta diteliti selama bertahun-tahun.
Dalam Psikologi, kita sebagai mahasiswa Psikologi, harus dibekali sebuah teori bernama “Observasi.” Adapun observasi itu yang menjadi dasar pengetahuan dan penting banget bagi para lulusan S1 Psikologi serta calon Psikolog. Observasi yang kita lakukan mengenai banyak hal, gesture tubuh, facial sign, cara berbicara, dan intonasi berbicara. Tidak hanya itu, kami juga harus melihat bagaimana caranya berpakaian, (bersih atau tidak, terawat atau tidak, acak-acakan atau tidak) dan kalau bisa, kita juga harus peka dengan bau badan, warna lipstick yang digunakan, baju yang digunakan dan sebagainya. Maka dari itu, untuk Psikolog, “kesan pertama begitu menggoda” itu akan terpakai sekali. Karena diawal kita bertemu seseorang, observasi awal itulah yang akan digunakan untuk mengetahui seperti apakah orang tersebut.
Observasi awal itu, menjadi ujung tombak para Psikolog untuk melakukan hipotesa awal mengenai subjek atau orang yang mereka ajak berbicara. Selanjutnya, barulah kita akan melihat perilaku-perilaku menonjol yang ditampilkan oleh orang tersebut. Dan, untuk mengetahui perilaku-perilaku menonjol itu akan mengarah ke hipotesa, maka kita butuh konsep teori.
Contoh, misalnya orang yang kita temui katanya orangnya pencemas. Nah, kita harus tahu konsep teori orang cemas itu seperti apa, bagaimana perilaku yang ditampilkan, dan sebagainya. Barulah, kita bisa dikatakan “membaca pikiran orang tersebut”, karena hal itu. Eits, tunggu, tapi tidak semudah itu lho melakukan observasi. Sayapun membutuhkan waktu yang lama untuk bisa sebegitu “peka” dalam mengobservasi orang. Maka, observasipun harus dilatih sedemikian rupa.
Jadi, Psikologpun manusia lho. Kita bukan cenayang apalagi paranormal. Hal ini dikarenakan kita mempelajari mengenai manusia secara utuh, jadi sudah sewajarnya kami akan lebih peka dengan orang-orang disekitar kita. Dan, latihannyapun dibutuhkan waktu yang cukup lama.
Oke, sekian konten saya kali ini. Semoga kita bisa bertemu lagi  di konten berikutnya yaah.
 Salam.
1 note · View note
prinskasastri · 8 years ago
Text
Berproses Menjadi Psikolog – Terima Kasih Bukan Hanya Sekedar Kata
Tumblr media
cr : Pinterest
Beberapa waktu yang lalu, kampus saya kedatangan seorang guru besar dari Canada, beliau teman dosen saya yang diminta untuk sharing mengenai “Karya Ilmiah” kepada kami. Bedanya dari beberapa “dosen tamu” kebanyakan, beliau tidak mau disambut layaknya “tamu” jauh, karena memang tujuan awalnya hanya ingin silaturahmi dan share sedikit pengetahuan pada kami.
Sejauh materi diberikan pada kami, kami tidak merasa ada suatu yang spesial. Yah, kalo dibilang, rasanya seperti mengikuti talk show atau seminar. Namun, yang menarik adalah ketika dosen saya memberikan ucapan terima kasih pada dosen tersebut dengan memberikan sebuah bingkisan berupa batik. Dan, saya sendiri cukup terkejut melihat reaksi dari dosen tersebut, sambil membuka bingkisan tersebut, dia berkata,
  “Is it batik? Oh, it’s so beautiful. Thank you.”
Dan kemudian, beliau jingkrak-jingkrak kesenangan, senyumnya merekah dan beberapa kali membungkuk pada kami dan juga dosen saya sambil meletakkan batik tersebut di dadanya.
Saya dan temen saya yang liatnya sempet pandang-pandangan. Kami anak Psikologi secara tanpa sadar pasti melakukan observasi pada facial sign, gesture dan sebagainya. Dosen tamu tersebut keliatan sekali tulus dan senang diberikan bingkisan tersebut.  
Saya jadi ingat, pernah juga saya diminta tolong oleh orang Jepang setelah dari undangan teman. Dia minta tolong untuk dipesankan taksi online, karena dia gak punya aplikasinya. Sulit sebenarnya komunikasi sama dia, karena dia Bahasa Inggrisnya gak jelas, dan gak bisa Bahasa Indonesia. Sayapun akhirnya nungguin dia sampai kendaraannyapun datang. Begitu, mobilnya datang, dia genggam erat tangan saya dan bilang terima kasih berulang kali.
Oke, dari dua cerita diatas, sayapun jadi mikir, entahlah ini suatu generalisasi atau tidak, tapi lebih kearah self-talk sebenarnya. Warga dari negara maju kalau diperhatikan memang “candu” mengucapkan “terima kasih” secara tulus. Rasanya, mereka dididik untuk seperti itu yah. Saya rasa, pengucapan terima kasih yang mereka ucapkan bukan hanya dari lisan aja, tapi hatinyapun ikut bicara. Maka dari itu, mungkinkah negara mereka bisa maju karena kebiasaan itu? Mengucapkan terima kasih secara tulus. Bukan hanya sekedar berkata “terima kasih” tapi hatinyapun juga.
Self-talk buat diri saya yang terkadang masih “sombong” untuk berterima kasih. Yuk, belajar untuk berterima kasih, bukan hanya lisan tapi juga hatinya.
0 notes
prinskasastri · 8 years ago
Text
26 th
29 Mei yang sudah berjalan 26 kali.
Gak nyangka yah, saya sudah berhasil melewati usia 25 tahun. Tepat pukul 00.00 tadi, saya kebangun dengan keadaan super deg degan, setengah ngantuk dan setengah sadar, lebih tepatnya setengah ngantuk, karena saya gak sadar kalau hari itu sudah berjalan di tanggal 29 ini. Jantung saya, sekali lagi terdengar berdegup lebih cepat dibandingkan biasanya, mungkin--dia juga excited.
Di pikiran ini, saya masih ingat jelas bahwa saya hanyalah anak kecil yang masih meraba-raba semua hal. Seorang Prinska yang masih duduk di taman kanak-kanak, seorang Prinska yang kemudian beranjak ke bangku sekolah dasar, hingga sekarang tidak terasa bahwa usia ini sudah mencapai seperempat abad lebih satu tahun.
So, saya sangat sangat bersyukur telah mencapai di usia ini sekarang. Terima kasih pada semua orang yang telah hadir di kehidupan saya, terima kasih atas semua pengajaran hidup yang diberikan. Semoga dengan semuanya menjadikan seorang Prinska pribadi yang lebih baik lagi. Aamin
Tertanda
Yang lagi happy karena lagi ulang tahun
Prinska
2 notes · View notes
prinskasastri · 8 years ago
Text
Persiapan Ramadhan 1438 H
Tumblr media
cr : google
Tinggal hitungan jam lagi seluruh umat Islam di dunia ini akan merayakan bulan Ramadhan yang ditunggu-tunggu. Bulan dari segala bulan. Bulan penuh berkah dan bulan penuh ampunan. Ketika segala kewajiban akan diberikan pahala berkali kali lipat dari biasanya, segala bonus diberikan di bulan ini. Sampai, konon katanya setanpun dibelenggu selama sebulan penuh agar umat Islam lebih fokus dan giat untuk beribadah.
Menghadapi bulan Ramadhan tahun ini, saya sendiri merasa lebih excited dari biasanya. Ketika tahun kemarin H-2 Ramadhanpun saya masih harus berkutat dengan tugas kuliah dan pengambilan data, setidaknya tahun ini (walaupun masih ada kewajiban untuk mencari klien), saya tidak terlalu disibukkan dengan urusan perkuliahan yang terlalu padat.
Kalau ditanya beberapa orang, "Apa target Ramadhan tahun ini?" Saya mencoba mencari referensi dengan membaca beberapa konten blog milik orang. Salut yah, ada beberapa orang yang memilih untuk non aktif dari grup WA, ataupun tidak membuka Instagram selama beberapa waktu. Hahaha, saya?
Ehm, sebentar. Untuk target Ramadhan saya tahun ini sebenarnya gak muluk-muluk. Saya cuman ingin mengendalikan diri saya dan mengenal diri saya lebih baik di tahun ini. Serta ingin menchallenge diri saya untuk lebih baik lagi kedepannya.
Inti besarnya seperti itu, yang pasti akan menjadi poin poin kecil nantinya. Anyway, Marhaban Ya Ramadhan. Jangan lupa buat taraweh entar malem yah.
0 notes
prinskasastri · 8 years ago
Text
Buat Apa Sekolah?
Mengambil jenjang S2 itu bukan hanya menjalaninya aja yang susah susah gampang, tapi buat meyakinkan kedua orang tua akan pilihan inipun juga sama. Lebih tepatnya susah, susah, susah, kerja keras, berserah. Dan Alhamdulillah di tahun 2015 kemarin saya diberikan kesempatan untuk melanjutkan perkuliahan.
Salah satu kesulitan mendapatkan restu dari kedua orang tua dikarenakan perempuan itu mending S1 aja, cari kerja, terus nikah. Katanya kalo udah S2 susah lelaki yang deketin, karena bikin laki-laki takut (?).
Oke, back to topic. Buat apa saya sekolah? Saya sekolah yaa buat wujudin cita-cita saya jadi Psikolog. Dengan sekolah saya melatih pola pikir saya kearah yang lebih baik tentunya. Selain itu saya yakin sekali dengan sekolahpun menjadi sarana saya untuk memantaskan diri kearah yang lebih baik.
1 note · View note
prinskasastri · 8 years ago
Text
Berbeda Bersama (Mengikhlaskan Perbedaan)
Tuhan tidaklah menciptakan sesuatu tanpa ada maksud dan tujuannya, begitupun dengan perbedaan yang ditakdirkan Tuhan.Perbedaan yang selalu digaung-gaungkan menjadi perpecahan antar tiap individu, harus diganti maknanya menjadi kebersamaan. Perbedaan bisa menjadi jembatan antar tiap individu untuk mengantarkan pada kesamaan tujuan. Walaupun tidak semua orang bisa memahami bahwa perbedaan itu fitrah adanya.
Sebelum memantapkan melangkah ke jenjang yang lebih lanjut, saya harus mengikhlaskan bahwa perbedaan itu ada. Insya Allah dengan mengikhlaskan perbedaan itu akan menjadikan kita semakin dekat. Ya, kita. Aku dan kamu :).
0 notes
prinskasastri · 8 years ago
Text
Berani Bersuara Berani
Di jaman era globalisasi ini banyak sekali hal yang bisa dilakukan untuk mengungkapkan pendapatnya. Hal yang sering dilakukan kebanyakan orang adalah dengan cara menulis (itulah mengapa menulis menjadi terapi psikologi yang paling efektif), serta dengan berbicara. Berani berbicara, bukan hanya sekedar berorasi di depan orang banyak ataupun melakukan kegiatan seperti public speaking, berpendapat di sebuah ruang debat dan sebagainya, namun bisa dengan cara berbicara dari hati ke hati dengan orang-orang terdekat kita.
Tahukah kamu dengan cara berbicara dengan bersuara, hal ini akan memberikan peluang bagi anggota tubuh kita untuk mengetahui apa yang kita rasakan?
Ketika lidah akan berkata jujur tentang apa yang kita rasakan.
Telinga akan tahu apa yang kita rasakan.
Mata akan lebih jujur memberitahukan pada dunia apa yang kita rasakan (bisa itu dengan membelalak, ataupun menangis).
Wajah yang akan berekspresi lebih banyak.
Seluruh anggota tubuh yang akan bereaksi mengenai apa yang kita rasakan.
Dan ketika itu, hati akan lebih tenang dan berterima kasih atas kejujuran yang diutarakan oleh kita.
Ketika seluruh anggota tubuh bergerak secara sinkron mengikuti apa yang kita rasakan, hal itulah yang akhirnya mengantarkan kita pada sebuah perubahan. Berterima kasihlah pada lidah yang sudah berkata jujur, berterima kasihlah pada telinga yang diberikan kesempatan untuk mendengar, insya Allah hal ini akan mengarah pada perubahan yang lebih baik. Aamiin.
0 notes
prinskasastri · 8 years ago
Text
Aaaaargh!
Bergelut dalam bidang "kesehatan mental" membuat saya harus menahan napas melihat lingkungan yang terjadi disekitarnya. Kami yang mempelajari dengan dalam mengenai proses mental seseorang, dari awal mula terjadi sampai dengan kondisi orang tersebut membuat kita geram dan bertanya, "Kok bisa sih? Salah siapa?".
Menyalahkan lingkungan sekitar, menyalahkan pola asuh, dan menyalahkan semua yang menjadi pemicu hal tersebut, bukanlah titik temu atas semua masalah yang ada. Kami sebagai orang yang bekerja dalam ranah ini, harus bersikap seobjektif mungkin melihat semuanya. Namun, terkadang hati nurani tidak bisa berbohong. Ketika menemui seorang klien dengan latar pendidikan yang rendah, pola asuh dimana kedua orang tua yang selalu melakukan kekerasan fisik ataupun verbal ditambah keluarga yang tidak mendukung, lingkungan yang didominasi oleh sekumpulan orang-orang jahat yang doyan "ngobat" dan kekerasan, serta finansial yang rendah.  Aaaargh! Apa bisa kamu bersikap bahwa hal itu bukanlah masalah sebenarnya?
Cimahi, 21 Mei 2017)
(Tulisan ini sebenarnya terinspirasi dari Instagram @30haribercerita. Namun, karena saya males bikin caption panjang-panjang di IG, jadi dibuatlah disini :).)
0 notes
prinskasastri · 8 years ago
Text
Apa itu Psikologi?
Hallo. Perkenalan diri dulu, ini adalah konten baru di blog saya. Berhubung Stage 3 belum mulai dan kebanyakan di rumah selama weekday, saya mencoba untuk membuat satu konten baru bertajuk Psikologi. Itung-itung sekalian saya review materi dan ngasih ilmu buat temen-temen yang baca.
Sebelum masuk ke kontennya. Saya bakalan memperkenakan diri saya terlebih dahulu. Ketika tahun 2009 yang lalu, saya memutuskan untuk mengambil jurusan Psikologi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Jaman saya dulu, sulit memperkenalkan jurusan Psikologi di kampus yang berbasis pendidikan, karena mereka tahunya bahwa Psikologi di UPI itu yaa Bimbingan Konselingnya. Dan sekarang, Alhamdulillah, di tahun 2015 saya memutuskan untuk melanjutkan jenjang pendidikan saya ke yang lebih tinggi, yaitu S2 di Universitas Islam Bandung, dengan konsentrasi yang saya ambil adalah Psikologi Klinis.
Bismillah, yuk kita mulai.
Oke. Kita akan mulai dari topik paling awal. Beberapa bulan yang lalu, saya di LINE oleh seseorang (saya sendiri gak kenal) dia kelas 3 SMA dan tahun ini akan masuk ke perguruan tinggi. Dia nanya kayak gini,
“Teh, aku temennya ****. Mau tanya, teteh kuliah di Psikologikan? Psikologi itu gimana yah teh?”
Ehm. Ternyata, gak sedikit anak-anak SMA yang masih awam dan gak tau mengenai Psikologi itu sendiri apa. Mereka masih meraba-raba, apa yang dipelajari di dalamnya. Dan bahkan mengira bahwa ilmu kita semacam “ilmu gaib” karena konon katanya bisa langsung baca karakter orang. Hello! Psikologi tidak se simple itu yah..
So…
Apa itu Psikologi?
Kayaknya temen-temen sendiri bisa langsung googling mengenai pengertian Psikologi, karena saya yakin pasti udah banyaaak banget pengertian Psikologi itu sendiri. Kalau saya rangkum, saya cuman mengatakan. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia lebih kearah fungsi mentalnya. Ya, kira-kira seperti itulah.
Kalau di denger, memang asyik yah. Waw! Mempelajari mengenai fungsi mental lho. Mempelajari tingkah laku manusia. Yeps! Saya sendiri mengakui bahwa mempelajari Psikologi itu sendiri mengasyikan. Asyik banget kok, karena, objeknya sendiri adalah “manusia”, dan manusia itu ada disekeliling kita. Maka dari itu, penerapan ilmunya akan lebih bisa dipahami karena yang kita pelajari yaa, kita sendiri, manusia :).
Oh iya, segimana kita ilmu yang dirasa “gaib” itu, Seperti yang sudah dijelaskan, Psikologi itu ilmu lho,dimana sebagai ilmu sudah diteliti dan ada dasar penelitian yang jelas. Maka dari itu, Psikologi itu jelas ilmu pengetahuan yang sudah ada dasarnya yang jelas, maka dari itu kita gak bisa bilang kalau ilmu kita itu ”gaib”.
Psikologi itu sendiri memiliki beberapa bidang kajian, yaitu :
-          Psikologi Klinis
-          Psikologi Perkembangan
-          Psikologi Sosial
-          Psikologi Industri dan Organisasi
-          Psikologi Pendidikan
Untuk spesifiknya, saya bakalan jelasin di topik berikutnya yah.
Untuk bidang-bidang tersebut, ketika kita S1 kita diwajibkan mengikuti mata kuliah tersebut. Walaupun ketika mulai di semester 4 (kalau di tempat kuliahku begitu) kita bakalan diberikan kebebasan untuk mengambil mata kuliah pilihan yang kita sukai. Kalau kalian suka Psikologi Klinis, mungkin nantinya kalian bakalan banyak mengambil mata kuliah pilihan Klinis nantinya. Namun, ketika kalian lulus nanti, kalian tetap bisa bekerja di semua perusahaan yang membutuhkan Sarjana Psikologi.
So, segini dulu yang bisa saya share pada kalian. Semoga bermanfaat yah.
Sampai jumpa.  
1 note · View note