puputnadea-blog
puputnadea-blog
Untitled
16 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
puputnadea-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
0 notes
puputnadea-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
0 notes
puputnadea-blog · 8 years ago
Text
Namanya Rindu
Orang bilang penawar rindu adalah sebuah temu. Mereka keliru. Bertemu denganmu menyisakan sendu. Pelukmu serupa candu. Namun hanya sekejap kamu harus berlalu. Kemudian langitku menjadi semakin kelabu. Tahukah kamu, awan gelap yang kamu lihat di mataku itu, bernama rindu.
0 notes
puputnadea-blog · 8 years ago
Text
Kamu Jelek
*Di acara wisuda*
A: Wahahahahahaaa…. Kamu dipakein makeup kenapa malah jadi kaya badut?
B: …….. seleramu aja yang aneh, aku suka makeupku, mas – masnya jago makeupin.
*Setelah pacaran*
B: Aku cantik gak?
A: Kamu jelek.
B: Aku sama mbak – mbak itu cantikan siapa?
A: Dari mana kamu dapat informasi itu, dan gimana kamu bisa percaya kalo kamu itu cantik? Itu bohong.
Oke… aku tidak akan menanyakan hal ini lagi.
*Setelah lama tidak bertemu*
A: Kamu gendut ya sekarang. Genduuuut~~~
B: ….. oke besok aku mulai diet!
Dan aku membiarkan kamu, laki – laki yang mengatakan itu semua, memiliki hatiku. Di ujung hari aku tetap mencarimu. Definisi rindu bagiku, adalah kamu.
Kalau aku menyudahi suratku sampai di situ, mungkin orang – orang akan berpkir kamu laki – laki jahat, dan aku perempuan bodoh yang mau – mau saja menahan sakit hati demi cinta. Hahaha.
Kamu masih ingat, dulu, dulu sekali, aku pernah ngotot berharap kamu akan mengatakan aku cantik, dan berkali – kali menanyakan hal itu kepadamu. Kurasa semua laki – laki mengatakan itu kepada wanitanya, entah itu benar atau tidak, demi sebuah senyuman di bibir pasangannya.
Tapi kamu berbeda.
Melihat langsung ke mataku, kamu bertanya,”Kamu masih butuh pengakuan kaya gitu? Kalo aku nyari yang cantik, dari awal aku ga akan deketin kamu”.
Baiklah, kamu jahat…
Hahaha…. Kamu jahat astagaaa���
Kemudian perlahan, kamu melihat semua sisi lain dari diriku. Kamu melihat ke dalam cangkang pelindung yang selama ini kubuat. Kamu melihat sisi gelapku. Kamu dengan segera menyadari betapa sebenarnya aku rapuh.
Dan kamu bertahan.
Kamu bertahan dengan segala kelemahanku. Dengan drama – dramaku, dengan manja – manjaku, dengan kekeraskepalaanku, dengan segala traumaku, dengan diriku.
Dear @alphnomega,
Terima kasih karena telah memutuskan untuk bertahan denganku.
Terima kasih karena telah merawatku.
Terima kasih karena telah mengatakan bahwa aku jelek, tapi aku tidak perlu berusaha berdiet, bersolek atau bersembunyi di balik topeng senyum tangguh seorang wanita dewasa. Aku cukup menjadi diriku sendiri, karena akulah yang selama ini kamu cari. :’)
0 notes
puputnadea-blog · 8 years ago
Text
Selamat Berbahagia :’)
Halo kamu, sahabat lama, yang pernah mengisi hariku lebih dari seorang saudara.
Setelah bertahun – tahun tidak bertemu, sudah banyak sekali cita – cita yang kamu gapai.
Selamat yaa…. :’)
Dari jauh aku ikut bahagia mendengarnya.
Selamat telah resmi menjadi seorang istri dari laki - laki yang selama ini kamu cintai.
Selamat untuk pria kecil yang baru saja Tuhan percayakan untuk kamu jaga dan kamu didik.
Selamat atas keberhasilanmu mengalahkan jarak dan birokrasi, untuk bisa bersama keluarga kecilmu sendiri.
Aku masih ingat sepuluh tahun yang lalu, saat kita pertama kali bertemu. Kita yang sama – sama meninggalkan rumah dan keluarga untuk mencicipi suasana ibukota. Ternyata persamaan kita bukan hanya itu saja. Dari selera pakaian, makanan, teman sepermainan, sampai hal pertama yang menarik perhatian kita, selalu sama. Kita hanya perlu saling melihat dan seketika itu juga tertawa, tahu pasti apa yang ada di pikiran kita sama.
Aku masih ingat saat – saat salah satu dari kita patah hati, entah jam berapapun itu, bagaimanapun cuaca Jakarta saat itu, kita akan keluar untuk menikmati es krim coklat sambil membicarakan apa saja sampai si ‘pasien’ patah hati bisa berpikir jernih kembali (atau setidaknya sanggup mencerna isi kuliah).
Aku ingat setiap kali penghuni kostmu pergi, atau listrik di kostmu mati, kamu akan menelepon dan berkata, “Jangan berani tidur dulu, aku nginep di kamarmu, kalau kamu tidur aku pasti gedor pintumu”.
Aku ingat setiap kali aku pindahan, kamu yang ikut sibuk berbenah. Bahkan yang terakhir kamu ikut mencari tempat kost di sekitar kantor karena tak tega aku selalu berkeliling sendiri. :’)
Aku ingat sering sekali kita berjanji bertemu dan tanpa sengaja menggunakan baju dengan warna yang sama, seolah sudah sepakat akan ada dresscodenya.
Aku masih menyimpan beberapa pakaian yang kita beli ‘kembaran’. Masih kupakai sampai sekarang. Mengingatkanku pada sahabatku yang ada jauh di sana, yang kepadanya telah kubagi sangat banyak cerita, rahasia dan luka.
Aku masih ingat saat terakhir kali kita bertemu.
Aku masih ingat jelas pesan singkat yang kukirimkan padamu setelahnya.
Sampai sekarang aku masih ingat dengan sangat jelas, sesalku karena telah mengecewakanmu. Masih terasa menusuk.
Kamu tahu, rasanya seperti aku telah patah hati lagi, hanya kali ini rasanya seperti aku pantas menerimanya. Dan biasanya, kamu selalu ada saat aku patah hati. Tapi tidak kali ini.
Maaf untuk kegagalanku melakukan sesuatu ketika kamu membutuhkan bantuan.
Untuk kealpaanku pada hari bahagiamu.
Untuk semua luka dan kecewamu.
... Maaf.
Selamat berbahagia, kamu…
Meskipun tidak untuk kamu bagi lagi denganku, tapi semoga bahagiamu selalu… :’)
0 notes
puputnadea-blog · 8 years ago
Text
hiperbola
Hai kamu, yang ada di ujung Indonesia…
Apa kabar?
Ternyata sudah sebulan sejak terakhir kali kita bertemu.
Aku berniat menuliskan “tidak terasa ya sudah sebulan” seperti yang sering dikatakan orang – orang, tapi bulan pertamaku di tahun 2017 rasanya lama. Ada banyak yang terjadi dan tidak semuanya sempat kuceritakan padamu.
Kamu sedang sibuk? Aku kangen membicarakan hal – hal acak  denganmu, seperti mengapa udel bisa bodong atau kenapa wanita suka sekali berbelanja.
Aku ingin menuliskan kata – kata manis seperti yang biasa ada di surat cinta pasangan yang sudah lama tidak berjumpa, disisipi dengan beberapa diksi romantis seperti rindu, cinta, sendu, dan juga senja. Aku ingin menuliskan puisi yang baris – barisnya berima, yang bait – baitnya seolah memiliki sebuah irama.
Tapi sepertinya kisahku berbeda.
Mengingatmu tidak membuatku tersenyum malu karena kenangan untaian kata indah yang pernah kudengar atau hal romantis yang pernah kita lewati bersama.
Mengingatmu membuatku tertawa karena setelah sekian lama, akhirnya kamu mau membelikanku bunga untuk pertama kalinya. Tapi dengan kombinasi yang aneh karena kamu bersikeras harus ada banyak warna kuning di dalam buketnya.
“Jelek ya?”, katamu. “Aku mau ada warna kuningnyaaa… Tapi kenapa jadi jelek banget gini 😑”.
Aku hanya bisa tertawa. Aku suka kok… bunga pertamaku… :')
Mengingatmu membuatku tertawa karena sekelompok wisatawan asing yang mencoba berbagai sambel resep tradisional untuk pertama kalinya di meja di samping kita. Kita tertawa sejak mendengar menu yang mereka pesan, tertawa dengan lebih tidak sopan melihat ekspresi kepedesan mereka. Dan tetap tertawa saat mereka ‘ngomel’ karena menyadari bahwa kita menertawakan ekspresi mereka. (Maaf ya…mas – mas dan mbak – mbak bule… 🙏)
Mengingatmu membuatku tertawa karena buah – buah impor mahal yang kita beli hanya satu per jenisnya. Salah satunya seukuran genggaman tangan seharga sekitar 50 ribu rupiah untuk satu buah, dengan warna merah menyala, dengan bentuk yang sangat menarik pandangan mata. Sengaja kita makan terakhir, dengan prinsip save the best for the last dan ternyata rasanya sangat asam.😂
Mengingatmu membuatku tertawa karena koleksi fotoku yang kamu curi waktu itu. Hanya foto – foto dengan pose dan tampangku yang terjelek yang kamu ambil. “Kalau orang – orang membuat wall of fame, suatu saat aku akan membuat wall of shame dengan foto – fotomu ini”, begitu kamu bilang. Kemudian aku mulai mengumpulkan foto – fotomu yang bisa dipakai untuk membuat wall of shame tandingan. Haha. Anggap saja kita seri. 😌
Mengingatmu membuatku tertawa karena masakanku yang paling gagal, yang dengan tabah dan ekspresi tenang tetap kamu habiskan. Baru beberapa bulan kemudian kamu katakan betapa beratnya ujian kesabaran pertama yang telah kamu lalui waktu itu.
Rasanya masih terlalu banyak… tawaku karenamu…
Sepertinya aku masih menunggu kesempatan terdekat agar kita bisa kembali tertawa bersama.
Sepertinya memang benar kata orang, untuk membuat seorang perempuan jatuh cinta, cukup dengan membuatnya tertawa.
Sepertinya para pujangga tidak berhiperbola saat mengatakan bahwa suatu saat kita akan jatuh cinta berkali – kali pada orang yang sama.
0 notes
puputnadea-blog · 9 years ago
Photo
Tumblr media
0 notes
puputnadea-blog · 9 years ago
Text
Kepada Pohon Pinus, Jati, Bunga Melati, Anggrek dan Dahlia
Halo kalian, apa kabar?
It’s been a long time..
Maaf, perlu waktu lama untuk memenuhi janjiku. Seperti yang kalian tahu, aku sibuk(?).
Sibuk menata emosi sambil belajar menjadi dewasa.  :’)
Sudah hampir dua bulan sejak terakhir kali kita bertemu. Masihkah kalian penuh energi seperti dulu?
Rasanya seperti baru kemarin. Membicarakan hal – hal tak jelas arah, menertawakan diri sendiri dan hal – hal random  yang terlintas di pikiran. Menggoda kalian yang sedang dilanda kegalauan karena asmara. Ah…menyenangkan rasanya…
Ini hari kedua aku kembali aktif di kantor. Rasanya aneh ada di kantor dan tidak ada kalian. Sepi. Tidak ada gelak tawa, apalagi rengekan manja minta mau nyuapin masnya… hahaha… I guess he miss you too..
Sempatkah kalian kangen kami di sela kesibukan berkenalan dan menyesuaikan diri dengan terlalu banyak hal baru, kangen rumah dan segala fasilitasnya?
Sudahkah kangen Jakarta?  
Sudahkah kalian berubah?
Ketika pertama kali bertemu kalian, tidak ada yang spesial. Kupikir akan seperti senior – senior kalian. Aku tidak terlalu terlibat secara emosi. Pendiam. Sibuk dengan urusan masing – masing. Lalu aku merasa tertipu karena sempat merasa kalian pendiam. Hahaha …
Aku tidak pandai menghadapi perpisahan. Tidak dapat mengatakan hal – hal yang sepatutnya dikatakan sebelum berpisah. Menciptakan, apalagi mempertahankan suasana syahdu yang saat itu tiba – tiba kalian hadirkan. Aku terlalu larut di dalamnya.
So, here I am…trying to tell you the things I should’ve told you two months ago.
Well actually I just want to say thank you…that’s the only thing I have to say.
Thank you for being there when I need a company.
Thank you for taking care of me when I have no one else.
Thank you for making my days brighter.
Thank you for letting me join you and never asked what the hell is wrong with me and my moods.
Thank you for being a nice part of my story.
Tumblr media
P.S.
Nama Pinus dipilih sendiri oleh yang bersangkutan, karena tampak kokoh dan menarik.
Nama Jati dipilih oleh teman – temannya, tanpa sepengetahuan yang bersangkutan. Karena dia tangguh, dan dapat diandalkan.
Nama Anggrek dipilih oleh teman – temannya, dengan persetujuan yang bersangkutan. Karena dia unik, dan langka. Mungkin aku tidak akan bertemu gadis lain seperti ini. Dia memesona dengan caranya sendiri.
Nama Melati dipilih oleh teman – temannya, dengan persetujuan yang bersangkutan. Karena dia sederhana, tapi memikat dalam kesederhanaanya.
Nama Dahlia kupilih, tanpa sepengetahuan yang lain. Karena dia menarik perhatian setiap orang dengan semaraknya. Sulit untuk tidak mengenalinya meskipun hanya dengan pandangan sepintas lalu.
Teruslah tumbuh, karena masih banyak ruang di bumi yang perlu kalian cicipi.
Tetaplah menjadi diri sendiri. Kalian indah dalam cara masing – masing. Dan jika suatu saat keadaan memaksa kalian berubah, tetaplah menjadi diri sendiri. Hanya versi yang lebih keren. ;) 😜
0 notes
puputnadea-blog · 9 years ago
Photo
Tumblr media
0 notes
puputnadea-blog · 9 years ago
Text
Jika tak ada lagi kata yang dapat meluncur dari bibirku, dapatkah kamu tetap mendengar?
0 notes
puputnadea-blog · 9 years ago
Text
Aku percaya bahwa beberapa kisah lebih baik tidak pernah dikisahkan. Ada barisan kata yang lebih baik tidak pernah diutarakan. Pernahkah kamu menemukannya di kepalamu? Mendapati ada sekotak penuh sampah di sudut hatimu, dan tak ada tempat yang pantas untuk membuangnya?
0 notes
puputnadea-blog · 9 years ago
Text
Kepada Laki-laki yang (Maunya) Kupanggil Abang
Hai kamu, laki-laki pertama yang memaksaku memanggil seorang pria dengan sebutan 'abang'.
Apa warna harimu kali ini?
Biru cerah, jingga, abu-abu tua, atau kuning terang, seperti warna kesukaanmu?
Maaf, aku baru membalas suratmu setelah sekian lama.
Aku tidak pandai merangkai kata. Tulisanmu terlalu membuai, membuatku kehabisan kata bahkan sebelum aku mulai menulis.
Rasanya sudah lama aku tidak mendapat suratmu...
Bukan, aku tidak bermaksud menagih surat darimu, aku tahu betapa sibuknya kamu akhir-akhir ini.
Ketika aku memintamu ikut #30harimenulissuratcinta, kamu langsung menolak. "Ga mauuuu.... Kesenengan kamu", begitu katamu.
"Ya bagus dong... Kamu ga suka kalo aku seneng? Emang kamu ga pengen bikin aku bahagia?", tuntutku.
" Ngebahagiain kamu itu bikin capek, melelahkan", jawabmu.
Aku terdiam.
Kamu, berbeda dengan pria pada umumnya. Kamu tidak mengatakan kalimat-kalimat gombal, atau memanggilku dengan sebutan "sayang" tanpa tertawa geli. Itupun hanya dalam rangka menggodaku.
Sampai sekarang aku belum pernah menerima bunga darimu (iya, aku masih mau T.T).
Gambaran pria romantis di kepala para wanita, sepertinya jauh dari kamu. Bahkan suatu kali, seorang teman di kantor bertanya apakah aku yakin kamu cinta aku. Dia tidak melihat tatapan memuja penuh cinta, atau kemesraan ketika kamu menjemputku.
Tapi aku terlanjur jatuh cinta dengan caramu.
Aku suka dengan caramu menyempatkan diri mendengarkan celotehanku setiap hari, menanggapi omelanku saat segalanya terasa salah di kantor, bahkan berusaha membuatku tertawa lagi.
Tidakkah kamu bosan menghadapi kebawelanku?
Aku suka caramu bercerita, fabel, rasanya aku bisa melihat setiap adegan yang kamu tuturkan. Lalu akhir cerita yang kamu buat menjadi aneh karena kamu tidak suka dengan versi aslinya.
Tidak pernah gagal membuatku tertawa.
Aku suka caramu memainkan gitar, atau harmonika, seolah bermain biasa, tapi setelah selesai kamu tunggu pendapatku.
Jadi sebenarnya kamu memainkannya untukku?
Aku suka caramu meyakinkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Ketika ada cerita seram beredar di kostku. Aku tidak bisa tidur, tidak berani keluar kamar malam-malam, bahkan sekedar ke kamar mandi. Aku meneleponmu setiap hari, dan kamu berhasil menenangkanku sampai aku tertidur.
Aku suka cokelat yang sering kamu belikan.
Ini mungkin terdengar gombal, tapi rasanya lebih manis karena kamu yang membelinya.
Aku suka caramu menggenggam tanganku.
Terasa sangat nyaman.
Ah,... rasanya masih sangat banyak...
Aku suka caramu melakukan berbagai hal yang tak perlu semua orang tahu.
Aku suka sisi dirimu yang cukup aku saja yang tahu.
Aku suka caramu menunjukkan,
dan bukan hanya sekedar mengatakan
cinta. :")
0 notes
puputnadea-blog · 9 years ago
Quote
Do I worry to much? Cause I know that I know I love you and you love me is not enough.
(via mbeeer)
137 notes · View notes
puputnadea-blog · 10 years ago
Photo
Tumblr media
0 notes
puputnadea-blog · 10 years ago
Photo
Tumblr media
0 notes
puputnadea-blog · 10 years ago
Photo
Tumblr media
- The Huffington Post
0 notes