Tumgik
putrindrasari · 3 years
Text
Dan beginilah wanita..
Ia menangis karna perlu sosok untuk memperhatikannya..
Ia diam karna perlu sosok untuk memperdulikannya..
Sesalah apapun dia jgn diamkan, kalopun sesaat kemudian ia berubah menjadi manis kembali, maka sudah ia kumpulkan beriburibu tekat demi sosok kamu yang ia takut jika kehilangan. Hati nya masih saja tersayat tapi iyaa urungkan ego itu, mengalah dan mereda untuk baik baik sajaa..
Hai kamu, wanita..
Kamuu hebat
Dan aku salut, kamu begitu sabar..
3 notes · View notes
putrindrasari · 5 years
Text
beri aku petunuk-Mu
0 notes
putrindrasari · 5 years
Text
Kopi dari mu
di suatu waktu, aku memang tak terlalu berani menyeduh pahitnya kopi, semanis apapun kopi, bagiku ia tetaplah pahit, dan aku tak menyukainya.
tapi beda untuk sekarang, setelah ada kamu, kau beri aku cara yang tepat dalam menikmatinya. bukan dengan terpaku pada pahitnya kopi, tapi carilah..cari rasa apa yang kau dapatkan, aroma apa yang kau temukan. kata mu saat itu.
dan pada detik itu aku baru saja belajar, bahwa sepahit apapun itu temukan sisi manis (baik)  sampai kau bisa menerimanya.
satu dua kali tegukan aku masih berusaha menahan pahit itu, hingga tak ku lakukan lagi yang ketiga kalinya.
namun, di lain waktu aku mulai untuk memberanikan diri, mencoba menemukan nikmat yang pernah ia sampaikan. 
tanpa dia pada hari itu, ku sendiri mengulang caranya ketika menyeduh.. dan yaa.. akuu menemukannya, arti dari nikmatnya seduhan kopi. 
pahit, namun aku menikmatinya, dan aku mulai menyukainya. 
3 notes · View notes
putrindrasari · 5 years
Text
Kamu (diriku)
Jika bukan kamu, mungkin saja kamu sudah lepas tangan bahkan rela melepaskan, tak lagi sanggup. Itu jika bukan kamu. 
Tapi ini kamu, kamu yang begitu kuat, kamu yang penuh harap, berjuang dan bertahan, begitu terbiasa bagaimana rasanya di abaikan, begitu terbiasa bagaimana rasanya di nomor kesekiankan.
Ini kamu, yang ingin egois tapi tetap memendamnya. Menjadikannya tiada, egois yang kau musnahkan. 
Kamuu, ingatlah wahai kamu... bertahan lah sekuat kuatnya, dan tolong tegas lah. Kamu butuh jawaban, kamu tak bisa terus menunggu, kamu butuh kejelasam untuk kelanjutan janji itu. 
Hai kamu, jika memang saat ini kau belum berani tuk tegas, maka segeralah..segeralah bertanya secara tegas di waktu yang jangan terlalu lama. 
Ingatlah, disini bukan hanya kamu yang menanti jawaban itu tapi juga keluargamu.
Kamu, harus berani berkata dan bertanya secara tegas, sesakit apapun itu, sesiap dan tidak siapnya kamu.
-pesanseseoranguntukku
0 notes
putrindrasari · 5 years
Text
Apa hanya aku?
apa hanya aku yang bergerilya sendiri?
seakan-akan berjalan sendiri
seakan-akan yang terlalu melambungkan harap
seakan-akan yang banyak berfikir tentang hal ini 
seakan-akan hanya aku yang lebih banyak menampung pertanyaan
seakan-akan hanya aku yang dihajar akan pertanyaan “jadi bagaimana kelanjutannya?”
apa memang “tentang kita” bukan lah prioritas? 
yang dengan tenang nya musti dijawab dengan sebentar, nanti dulu, belum bisa, bahkan banya terbalas senyum tanpa jawaban.
dalam benak ini ingin meraung, menyampaikan semua kesemua apa yang ku tampa.  
namun, di sisi lain aku sadar diri, aku tak bisa se-egois ini, biar ini menadi beban batinku, dan engkau (aku memahami) akan bagaimana kau berjuang untuk kita dengan mengedepankan kesibukkanmu. 
Aku tak ingin mengganggu, cukup menunggu dan mengadu pada yang Maha Tau..
1 note · View note
putrindrasari · 5 years
Text
kembali pada HAL itu
baik, jangan berubah pikiran lagi. tetap pada rencana kedua, tentang cita ini. aku bersemat pada diri sendiri untuk menciptakannya. hal itu.  
0 notes
putrindrasari · 5 years
Text
Tidak mengapa
tidak menuntut
tidak takut
tidak kalut
tidak pula ku salut
masih datar, lurus..
jalan yang belum terlihat akan kemana kah beloknya, kapan finish nya dan dimana pemberhentiannya..
0 notes
putrindrasari · 5 years
Text
PERSANDARAN
Kamu tidak sedang tertinggal.. Kamu tidak sendiri.. Hanya saja kamu sedang berada di fase untuk di dengar, namun telinga yang kamu pilih sedang tidak memberi "ada".. Do'a lah tombakmu, cukup tuangkan dengan kesyahduhan, karna hanya Dia lah sebaik baiknya persandaran..
0 notes
putrindrasari · 5 years
Text
Semesta tau, ketika kabar baik itu datang..
bagai kemarau panjang, yang seketika itu rintik hujan datang..
membawa banyak harapan bagi penantinya..
namun tak disangka, banyak lobang di depan mata..
maka timbullah genangan-genangan..
rintik hujan, kedatanganmu penuh harap, (namun) tanpa banyak rencana..
hingga sang penanti diam, ia berhenti sejenak untuk memperbaiki nya..
mencoba berbenah, menutup genangan, menjadikannya baik di mata dan harap..
2 notes · View notes
putrindrasari · 5 years
Text
Perjumpaan
perasaan ini pernah menjadi sebuah rahasia, sebuah keputus asaan yang ku sembunyikan, sendiri. 
pengakuan yang kau katakan menjadi kabar yang sangat baik bagiku, tapi sempat ku tak ingin mempercayainya begitu saja.
terimakasih atas keberanian, yang menjadikan awal aku dan kamu untuk saling mengenal.
dan sampai kini, masih menjadi sebuah awal. 
aku masih menyimpan perasaan yang terus tumbuh dengan segala tegar yang menguatkanku. aku diam dengan penuh harap, bahwa perjumpaan lama dan dalam ini akan menjadikan sebuah ikatan yang kekal, ikatan yang sebenarnya, ikatan halal yang membawa kita pada kehidupan kekal surga.
1 note · View note
putrindrasari · 5 years
Text
Terimakasih Petang
Assalamu'alaikum petang, kini aku semakin mampu untuk biasa-biasa saja, terimakasih sudah mengajariku banyak rona dan sekarang aku diam karna ikhlas bukan karna merajuk perhatian..
0 notes
putrindrasari · 5 years
Quote
Sepi dan gaduh, seperti dendam dan ikhlas. Kau hanya perlu memilih salah satu. Ketika kau dikuasai dendam, maka sakit, sedih, amarah, benci dan kegelisahanlah yang akan mewarnai hari-hari mu bahkan tiap detik mu dan membuatmu tersiksa. Ujungnya tak selalu keinginan yang kau dapatkan bahkan dosa dan kegelapan yang siap menelan hati dan hidupmu.  Ketika kau memilih Ikhlas, kepastian yang kau dapatkan memanglah tak mudah, berat, sakit, bahkan butuh waktu yang cukup panjang. Tapi, berjalannya waktu saat hatimu telah benar-benar mampu lupa, maka tak hanya ikhlas yang kau temui di ujung waktu, tetapi juga kedamaian dengan segala hal di masa lalu sekalipun itu hal yang tadinya tidak mungkin bagimu. Semoga saat kau ikhlas, Allah SWT akan memberikan hadiah terindah di hidup mu yang tidak pernah kau kira.
N.A
0 notes
putrindrasari · 5 years
Text
Pasrah dan Percaya
untuk segala yang ada..
ku ingin berkata, bahwa ia bisa jadi perkara yang mampir dalam rival hidup dan bisa jadi ia adalah dayung dalam alur hidup. 
keduanya adalah pilihan, hanya perlu lebih meyakini dan bertahan, percaya tanpa curiga. 
mencoba menghapus praduga-praduga yang terbayang.
melarutkan rasa egois dan putus asa.
Pasrah dan Percaya.
-indrasariatika-
0 notes
putrindrasari · 5 years
Text
Kariangau
20 Juli 2013
tepat hari ke-12 puasa Ramadhan dan pertama kali nya aku menginjakkan kaki di pulau Borneo. 
ketika itu aku berdiri di depan pintu dermaga, sambil ku melihat kanan kiri mencoba memahami kesibukan orang-orang yang sibuk dengan barang bawaan, dari arah yang agak jauh ku mencoba menerobos pandanganku, terlihat bapak-bapak dan anak-anak yang merapikan jaring ikan. aku masih tetap berdiri diam dan memegang ganggang koper, memastikan barang bawaan kami aman di tanganku. Mas ku masih saja bertelepon dengan usaha mengeraskan suaranya untuk mengalahkan suara abang-abang angkot yang saling berteriak menawarkan tumpangan. 
“Dek, kamu di sini dulu, jangan kemana2.” 
“Ya mas.” sahut ku
masihku mencoba menebos pandanganku dari bilik tiang-tiang yang disandari oleh orang-orang yang mencoba berteduh. aku melihat sebuah kapal dari jauh, besar dan mengeluarkan asap dari cerobong panjang menjulang ke atas. kapal yang berhasil menarik perhatianku, sedikit ku berani melangkah mendekat untuk membuktikan pandangankan bahwa itu benar kapal yang sangat istimewa bagi ku.
“Non, Non ke Penajam? speed kosong!” tawar abang-abang yang mengagetkanku dan menyadarkanku, dimana mas ku? aku mulai panik. pandangan ini tak lagi tertuju pada kapal-kapal melainkan menyusuri wajah-wajah manusia di keramaian itu, di mana mas ku? beberapa kali orang-orang lewat dan bersenggolan dengan ku, tanganku tak seimbang membawa koper, aku merasa kesusahan tuk menarik koper karena latar jalanan yang tak rata. ku berusaha mengangkat tapi terasa berat. ku hela napas panjang, meredakan kepanikanku, mencoba fokus walaupun kepala masih merasa pusing dan waktu buka puasa tinggal 3 jam lagi. “Ya Allah, mas ku dimana?”. ku coba membenahi ransel yang ku gendong karena ku mulai merasa pagal dan masih tetap ku menelusuri wajah-wajah manusia. 
“Glek glek”
“Koper ku!”
“Ayoooo”
“Yaa Allah mas ngageti wae, tak kiro sopo.”
“Lha piye too?”
“Kok suwi men ra bali-bali, gek jaket e yoo di copot kan tak kiro wong liyo!”
“Sumuk. Ayoo, nanti kita ketinggalan kapal.”
“Kita naik kapal?”
“iyalah, masag nyebrang naik angkot.”
“kapal itu mas?” (ku menunjuk kapal yang memiliki cerobong asap panjang)
“hahahah itu kapal bor, buat kerja bukan buat tumpangan”
“trus kapal apa?”
“Kapal Fery”
Masyaallah senangnya aku, dari Solo ke Jogja naik kereta, dari Jogja ke Balikpapan naik pesawat, dari Balikpapan ke Penajam naik kapal. lengkap sudah transportasi yang ku tumpangi hari ini. 
masih ada dalam tanda tanya dalam benakku, apakah ini pelabuhan Semayang, kenapa ramai sekali? pelabuhan Semayang ini merupakan pelabuhan barang maupun penumpang yang ingin singgah ke kota-kota bagian barat Indonesia, seperti Jakarta atau Surabaya. 
“mas, ini namanya pelabuhan Semayang yaa?”
“bukanlah.”
“yah bukan yaa, tapi kok rame?”
“Lain, ini pelabuhan Kariangau. Semayang tu masih jauh, 1 jam an dari sini. yaa rame lah, namanya juga tempat umum.”
“iya juga sih.”hahaha
ku masuki dermaga, melangkah di atas latar papan-papan yang terbuat dari kayu. berjalan di belakang mas ku dan sesekali sedikit melambat dari nya. pandanganku masih merasa takjup dengan potret teluk Balikpapan, kapal-kapal para nelayan yang berbaris rapi, saling bersenggolan karena gelombang air laut, anak-anak yang membantu bapaknya merapikan jaring dan bersiap untuk melaut, bapak-bapak yang sibuk menghitung uang di atas kapal sambil menghisap batang rokok, dan para calon penumpang kapal seperti halnya aku, membawa tas, dan barang bawaan laiinya. angin laut yang sesekali membuat mataku pedih dan memejam. 
sampailah aku di ujung dermaga, mulai menaiki kapal Fery, menaiki tangga mengikuti mas ku dan orang lainnya..
Bismillah, ku beranjak meninggalkan pelabuhan Kariangau menuju pelabuhan Penajam. Tanganku mendingin, merasa gelisah, mungkin karena jam buka puasa segera tiba. 
to be continue..
0 notes
putrindrasari · 5 years
Text
enyahlah
aku tak pantas tuk mengeluh
1 note · View note
putrindrasari · 5 years
Text
Se-sederhana Apapun
Sesederhana apapun mimpimu, seseringkali orang lain meremehkanmu. Ketika kau berproses dan dapat mewujudkannya, itulah hal yang luar biasa..
Se-sederhana apapun itu..
Sekalipun hanya ingin bangun pagi atau melakukan hal sederhana lainnya..
0 notes
putrindrasari · 6 years
Text
1DES18
Desember..
kau akan menjadi bulan pergulatanku.
-indrasariatika-
0 notes