ratuanisah
ratuanisah
Last Daughters
867 posts
In the name of ALLAH the most Gracious and most Merciful l you can't have a rainbow without a little rain l i'm dreamer l l your Smiles are my favorite ☺l deja vu & deja vecu
Don't wanna be here? Send us removal request.
ratuanisah · 7 years ago
Text
negative vibes part 1
Tumblr media
source
“To become a good swimmer, first you have to trust the wave.”
Saya pernah mengalami masa-masa yang sulit bagi emosi saya selama berbulan-bulan. Dan saya tidak ragu untuk mengakuinya di sini. I felt so depressed and anxious that I wanted to have a long sleep but too afraid to close my eyes. Tapi di saat lain, saya bisa tidur seharian meski setelah bangun tetap merasa lelah. I cried like a baby. A lot. Jantung saya berdebar kencang tiap kali melihat jam, kalender, atau kapanpun ketika saya merasakan waktu berlari, hari berganti, dan mati bisa datang kapan saja. Saya enggan melihat foto-foto masa lalu, kenangan-kenangan yang diingatkan Facebook, atau kenangan yang saya simpan dalam memori sendiri karena semua itu bikin saya sedih. Karena itu bikin saya merasa hidup saya sia-sia. Tapi, saya juga tak mampu merencanakan apa yang harus saya lakukan esok pagi, dan esoknya, dan esoknya karena saya keburu cemas sebelum memikirkannya. Rasanya seperti terimpit di antara kandang naga dan medusa, bahkan lebih buruk karena keduanya hanya makhluk rekaan, meanwhile… my feelings were real.
Saya mengingat lagi pelajaran-pelajaran yang saya dapat tentang cara menenangkan diri, afirmasi positif, dan sebagainya. Berhasil….sebentar. Lalu mereka datang lagi.
Saya ngga bisa menjelaskan bagaimana semua ini bermula, kenapa saya merasakan hal-hal itu. rasanya ibarat tertimpa gunung yang longsor, runtuh begitu saja. 
Saya cerita ke pasangan, dan itu malah bikin saya malu, karena merasa hidup saya terlalu negatif dan ngga layak menyusahkan hidupnya yang positif. I spread negative vibes, and I felt guilty for that. Cerita ke orang lain apalagi. I would be a shame.
Di penghujung masa sulit itu, saya berubah. My heart was numb. saya ngga lagi punya ketertarikan pada hal-hal bertagar positive vibes, saya sangsi pada kata-kata bernuansa optimisme, saya alergi pada motivasi-motivasi positif, saya ngga bisa lagi menikmati ide-ide tentang pikiran positif, bahkan jika itu pernah keluar dari mulut atau tangan saya sendiri–dalam bentuk tulisan atau perkataan. saya alergi pada status, caption, bahkan sosok (maya maupun nyata) yang extremely positive. sesuatu yang saat itu saya anggap sebagai bagian dari Pollyanna syndrome: kecenderungan untuk terus menerus merasa optimis, senang, positif, tapi seringkali tidak realistis.
I lost my connection with positive pole. I moved to negative pole. I lived there for weeks and met them: darkness, bad things, bad feelings, hatred, pessimism, depression, illness, and couple more things.
hal-hal yang sering dicampakkan. dianggap racun. dianggap sebagai penghalang kebahagiaan. dijauhkan dari anak-anak. diperkenalkan sebagai musuh bersama, tidak diterima, tak juga mendapat sekadar “Hello”.
Tumblr media
poor negatron
dalam situasi yang demikian, saya merasakan empati yang luar biasa pada orang-orang di luar sana yang sedang mengalami ‘kekalahan’. mereka yang diasingkan karena berandal, mereka yang dihukum karena kriminal, mereka yang tak mendapat apa yang motivator janjikan: kemudahan hidup dan kebahagiaan sejati. sedangkan di sisi lainnya, orang-orang sibuk dengan ‘cahaya positifnya’ sendiri-sendiri, membangun menara ‘kesenangannya’ sendiri-sendiri, memoles ‘kemolekan’ dirinya sendiri-sendiri di media–yang seringkali palsu. apa artinya semua itu jika tak menjadikan kita lebih peduli?
hanya karena seseorang terlahir dari lingkungan buruk, dari keluarga yang pecah, dari pendidikan yang minim, dari kondisi keuangan yang melilit, or just simply mengalami nasib buruk dalam hidupnya, yang membuat hidupnya jauh dari jangkauan frekuensi positive vibes, yang membuat mereka berkawan dengan perjuangan yang keras, kesendirian, keperihan, depresi, pikiran negatif, bahkan keputusasaan, bukan berarti mereka kalah dan boleh ditinggalkan.
bad things happen to everyone, everyday, always. no requirement needed. no terms nor conditions applied. no algorithm can save anyone from it.
setelah itu, saya jadi berkawan dengan dunia di kutub negatif. melihat berbagai hal dari sudut negatifnya. saya merasakan negative vibes dalam diri saya.
apakah negative thinking itu selalu buruk? ternyata tidak juga. 
berpikir negatif sebenarnya kan unsur penting dalam proses antisipasi masalah yang akan terjadi. kalau polisi bisa mencegah perampokan atau mengungkap pelaku pembunuhan, itu juga karena peran pikiran negatif. 
tentu berpikir positif punya dampak baik terhadap kesejahteraan mental. tapi, terlalu ‘positif’ juga ternyata ngga selalu bagus. maksud saya, ya sudah, kita alamiah saja. hal buruk pasti terjadi, itu kenyataannya. kita ngga selamanya merasa happy, kita juga perlu merasa sedih, marah, jijik, takut. kita bakal kacau kalau menghindar dari pengalaman dan perasaan negatif. kita ngga bisa mengendalikan semua masalah. 
terlalu ‘positif’ yang ekstrem, justru bikin kita susah hidup dalam realita. berpikir positif malah bisa kontraproduktif kalau itu membuat kita menolak mengakui hal-hal yang menyakitkan dalam hidup yang tak bisa dihindari (akan dibahas lebih lanjut di tulisan bagian 2).
selain itu, terlalu berlebihan dalam menampilkan sisi positif atau terlalu berlebihan dalam usaha meyakinkan diri bahwa ‘hidup akan baik-baik saja selama saya berpikir positif’, bisa menimbulkan ekses yang ngga kita duga: mereka yang sedang merasa gagal dalam menggapai hidup yang baik-baik saja akan semakin terpuruk dan menyalahkan diri mereka sendiri karena tidak bisa tampil seceria dan sepositif itu. alih-alih menyebarkan positive vibes, yang tersebar bisa jadi malah vibes seputar kompetisi, seperti, “Look, I’m positive, I’m the inspirator, my life is fruitful, what about yours?” sejujurnya, untuk orang-orang dengan self-esteem (penilaian tentang seberapa berharga diri sendiri) yang rendah, kalimat-kalimat sepositif apapun ngga bisa memperbaiki self-esteem mereka, malah bisa berbalik jadi bumerang buat mereka. itu malah bisa mengingatkan mereka soal kegagalan yang pernah mereka alami, berapa banyak tujuan yang tak tercapai, berapa banyak kekecewaan yang ia hadapi, dan berapa kali ia merasa dirinya tidak berharga.
tapi, yah. kita ngga punya kewajiban menyenangkan semua orang juga sih. menampilkan sisi positif yang berlebihan di media sosial maupun di hidup yang nyata adalah hak semua orang. perasaan iri, tertinggal, kalah, atau apapun namanya, yang dialami orang lain karena melihatnya bukan urusan kita lagi, toh kita kan ngga bermaksud bikin orang iri, ya? salah sendiri merasa iri dan tertinggal dan negatif dan terpuruk dan depresi dan putus asa. kita mah membangun menara ‘kesenangan’ kita sendiri-sendiri aja. hm, yang kalimat terakhir kayak pernah baca. di mana ya? de javu~
tulisan ini masih panjang, karena itu akan bersambung ke bagian 2: tentang cara pandang alternatif terhadap pengalaman dan emosi negatif juga terhadap negative vibes, tentang percaya pada ombak alih-alih memberontak dan tenggelam, dan tentang bagian akhir soal masa sulit yang saya ceritakan di awal tulisan.
bagian kedua sudah diunggah, silakan baca di sini.
913 notes · View notes
ratuanisah · 7 years ago
Text
Sebenarnya perempuan memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan atas banyak hal termasuk perasaannya, hanya saja perempuan terkadang juga memiliki keinginan tidak ingin sendirian melalui banyak hal yang ia putuskan.
lalu jadilah rumit,
Alberta Shendy
879 notes · View notes
ratuanisah · 8 years ago
Audio
Suara : @dokterfina Cerita : @kurniawangunadi Backsound : Ost. Nine ©Medan, 12 Desember 2014 SALING MENCARI Kisah ini adalah tentang dua orang anak manusia yang melakukan pencarian. Masing-masing melakukan perjalanan panjang, berliku, penuh dengan pertanyaan. Kita tidak pernah akan tahu siapa yang ternyata mencari kita sampai kita bertemu dengan orang tersebut. Kita tidak akan pernah tahu siapa yang ternyata diam-diam mendoakan kita menjadi takdirnya sampai kita bertemu dengan orang tersebut. Kita semua bergerak melakukan perjalanan dengan cara kita masing-masing, mencari dengan cara kita masing-masing, bertemu dengan caranya masing-masing. Ada yang tidak tahu (si)apa yang sebenarnya ia cari, ada yang tahu persis tentang (si)apa yang ia cari. Ada yang menempuh jalan terang benderang, ada yang harus melewati kegelapan. Meraba-raba dengan tangannya. Kita semua digerakkan oleh keadaan. Digerakkan oleh usia yang beranjak naik, digerakan oleh kehidupan yang terus berganti. Meski kita ingin berhenti, alam membuat langkah kaki kita tidak bisa berhenti lama. Hanya sebentar, sejenak. Kita mungkin mengeluh mengapa tak kunjung bertemu hingga terasa semua daya telah digunakan, semua cara telah dipakai, semua jalan telah ditempuh. Rasanya berputar-putar pada satu pertanyaan yang sama; (Si)apa yang kita cari? Kita akan terus mencari, saling mencari. Dan pada akhirnya kita akan bertemu dan tersenyum, karena kita merasa sama-sama menemukan. Tak ada satupun dari kita yang berdiam diri. Meski itu sebatas doa. Bukankah doa mampu menggerakkan takdir-Nya?
103 notes · View notes
ratuanisah · 8 years ago
Text
MEETING SAMA ALLAH
Obrolan antara seorang bos dan sekretarisnya di pagi hari.
B : Tolong atur jadwal saya, jam 11.45 saya ada meeting sama Allah. Siapain pakaian terbaik, sama parfumnya yah. Saya enggak enak kalau meeting bajunya kurang bagus.
S : Siap pak. Tapi kebetulan pak, jam tersebut ada pertemuan sama direksi pak.
B : Geser saja, ini lebih penting. Kan mereka mau nunggu sampe jam 3an. Kalau sempet, nanti saya meeting sama direksi.
S : Siap pak
B : Oiah, jam 15.00 juga saya ada meeting lagi sama Allah. Ingetin yah, pokoknya 15 menit sebelum saya harus udah ada di rumah Allah. Gak enak kalau terlambat, soalnya ditungguin.
S : Siap pak. Oia pak, tapi jam segitu juga bapak ada pertemuan sama pemilik saham.
B : Ah, tenang aja, cuman pemegang saham doang, gak penting. Kan masih ada waktu sampai jam 6, nanti kalau sempet, saya meeting sama pemilik saham.
S : Baik pak.
B : Oiya, mohon atur juga yah, jam 6 juga saya ada meeting sama Allah. Habis itu kosongin waktu sampai jam stengah 8, karena masih lanjut ada meeting juga sama Allah jam 7 nya. Mohon siapkan pakaian saya yang bagus yah.
S : Siap pak. Tapi pak, jam 6 sampai jam 7 ini ada agenda ketemu klien pak.
B : Sudah, geser saja. ini lebih penting. Klien bisa nunggu kok sampai subuh. Nanti kalau saya gak cape, kalau enggak ketiduran, saya meeting lah sama klien.
S : Baik pak.
B : Sekalian, mohon juga bangunkan saya pukul 3 subuh nanti. Saya ada meeting sama Allah jam stengah 5 pagi. Tapi katanya Allah mau sidak di 1/3 malam terakhir.
S : Siap pak. Tapi bukannya itu jamnya bapak buat istirahat pak? Kalau enggak istirahat bukannya nanti capek?
B : Enggak, ini meeting penting soalnya. Gak bisa saya tinggalin. Tidur bentar juga cukup kok, gausah dilama-lamain.
S : Siap pak kalau begitu.
Pada kenyataannya, justru kisah diatas terbalik dari apa yang seringkali terjadi.
Meeting sama manusia, sesibuk apapun disempatkan. Meeting sama Allah, sesantai apapun dilalaikan.
Meeting sama manusia, sesulit apapun, kita akan menggunakan pakaian terbaik. Meeting sama Allah, kaos oblong ama sarung juga udah cukup.
Meeting sama manusia, telat sedikit aja malunya minta ampun. Meeting sama Allah, telat banget juga ga merasa malu malu, kadang juga ga minta ampun.
Meeting sama manusia, pasti bisa. Meeting sama Allah, liat nanti deh di waktu yang tersisa.
Padahal Allah itu yang menciptakan, tapi kita mendahulukan yang ia ciptakan.
Padahal Allah lah yang memberi rezeki, tapi kita mendahulukan perantaranya.
Apakah pejabat, klien, sahabat, teman, kerabat, sudah memberi kita hidup sampai kita mendahulukan mereka dibanding sang maha pemberi hidup?
Padahal jadwal meeting sama Allah enggak pernah berubah, selalu di waktu dan jam yang sama, tapi kadang seringkali kita terlambat datang ke meetingnya, seringkali kita datang dengan pakaian seadanya, seringkali kita datang dengan sisa tenaga yang ada.
Maka, tatkala seorang manusia mendahulukan sesuatu dibandingkan tuhannya, maka dia sedang mencintai dunia dan melupakan urusan akhiratnya.
Semoga, kita bisa mulai berbenah diri untuk meeting berikutnya bersama Allah.
Jadi, sudah menyiapkan waktu serta penampilan terbaik untuk meeting sama Allah besok?
MEETING SAMA ALLAH Bandung, 18 April 2017
743 notes · View notes
ratuanisah · 8 years ago
Photo
Tumblr media
201 notes · View notes
ratuanisah · 9 years ago
Audio
Suara : @dokterfina Cerita : @kurniawangunadi Backsound : Piano : Piano Anonim
©Medan, 26 Maret 2015
MEWUJUDKANMU
Ternyata, mewujudkanmu tidak semudah apa yang aku sangka selama ini. Tidak semudah apa yang aku pikirkan. Bahkan dengan usahaku yang demikian, sampai saat ini kamu belum bisa aku wujudkan. Harus jatuh berdebam, harus tertolak, harus kembali menata hati yang berantakan, perasaan yang tak terdefinisi, harus memahami ulang definisi tentang kamu. Bahwa kamu ternyata tidak bermakna “kamu” sebagaimana aku pahami selama ini. Ada banyak kemungkinan tentang siapa kamu bagi Tuhan, sesuatu yang dirahasiakan dan tidak pernah aku mendapat bocoran.
Mewujudkanmu ternyata benar-benar menguras perasaan. Perjalanan ke sana membuatku harus patah berkali-kali, harus membangun kembali apa sesuatu yang baru, harus mengenali kembali definisi-definisi baru dalam hidup ini; kamu, menunggu, yang terbaik, dan banyak kata-kata lain yang seolah-olah berubah makna setiap kali aku menemui peristiwa.
Mewujudkanmu kali ini menjadi lebih pasrah, lebih berserah, bahwa aku sungguh benar-benar mengakui bahwa aku tidak benar-benar tahu yang terbaik untuk diriku sendiri. Aku hanya bisa mengusahakan yang terbaik, tapi tidak tahu tentang yang terbaik.
Mewujudkanmu kali ini lebih berserah, berserah tentang definisi kamu yang kini aku tidak tahu. Tentang kamu yang tidak pernah aku sangka, kamu yang tidak pernah aku kira, kukira demikian yang akan terjadi.
Hari ini, aku akan menenggelamkan diri dalam tujuanku. Karena, aku masih percaya bahwa tujuan yang sama akan mempertemukan orang-orang dalam perjalanan. Tentu bila yang dimaksud dengan kamu sedang menuju tujuan yang sama, kita akan bertemu. Itu keniscayaan.
suaracerita
39 notes · View notes
ratuanisah · 9 years ago
Audio
Suara : @dokterfina Cerita : @kurniawangunadi Backsound : Spring Rain
©Medan, 30 Mei 2015
RUANG HATI SESEORANG
Kita tidak perlu mengisi hidup orang lain bila ia memang tidak mau diisi, mungkin hatinya sudah penuh. Kita dengan sendirinya akan mengisi hidup orang-orang yang masih kosong. Dengan kita menjadi orang baik, dengan kita berbuat baik, dengan kita berlaku yang santun, menjadi orang yang ikhlas, dengan sendirinya orang lain akan menempatkan kita dalam posisi-posisi tertentu dalam hidupnya. Diberikan ruang dalam hatinya tanpa kita minta.
Kita cukup menjadi orang yang peduli, orang yang melakukan sesuatu tanpa mengharap sesuatu dari orang lain. Kita menjadi orang yang tulus. Tidak masalah dengan penolakan. Karena memang akan selalu ada orang yang tidak bisa menerima kita hadir dalam hidupnya karena alasan tertentu yang kita tidak tahu, tapi itu bukan sesuatu yang perlu kita salahkan.
Kita cukup terus berjalan, dan terus berbuat baik. Karena nanti, akan ada orang yang memberikan kita ruang yang sangat besar dalam hidupnya, ruang yang paling luas dan paling rahasia. Orang itu adalah orang yang nantinya menjadi rumah dimana tempat kita pulang dan tinggal. Karena ia menjadi orang yang paling bisa menerima kita saat kita pulang, seburuk apapun diri kita. Karena dalam ruang hatinya itu, kita menyimpan rahasia-rahasia terbesar dan dia bersedia menyimpan semua itu.
60 notes · View notes
ratuanisah · 9 years ago
Audio
Suara : @dokterfina Cerita : @kurniawangunadi Backsound : cold - Jorge Mendez
© Medan, 4 Juni 2015
IA YANG SEDANG MENUJU KESINI
Ia sedang bersiap, entah memersiapkan apa. Aku tidak tahu. Aku hanya tahu bila ia sedang bersiap. Aku juga akan bersiap.
Ia datang dari jauh, entah dari mana aku tidak tahu. Yang pasti, dia datang dari jauh. Buktinya kami belum juga bertemu meski waktu sudah bertahun berlalu.
Ia pasti orang baik. Aku yakin dia orang baik. Karena aku juga pasti menolak orang yang tidak baik, setidaknya dalam batas pengetahuanku tentangnya.
Ia pasti sedang berdoa. Entah apa yang dia doakan. Aku merasa sedang berusaha mewujudkan doanya itu. Belajar menjadi orang baik, mencari ilmu tentang segala sesuatu untuk hari nanti. Bersiap diri. Belajar ini dan itu. Agar ketika ia datang, ia takjub karena doa-doanya menjadi kenyataan dalam diriku.
Ia pasti sedang menuju ke sini. Aku tidak tahu sudah sampai mana perjalanannya. Tapi aku percaya, ia sedang ke sini.
80 notes · View notes
ratuanisah · 9 years ago
Audio
Suara : @dokterfina Cerita : @kurniawangunadi Backsound : Jorge Mendez - Farewell
©Medan, 20 Agustus 2015
TUNGGULAH
Bila yang akan kamu tunggu itu sesuatu yang berharga, maka tunggulah. Karena mungkin tidak akan ada lagi yang demikian. Karena menunggu itu pun tidak untuk selamanya kan? Tidak akan menghabiskan seluruh hidupmu kan?
Bila yang akan kamu tunggu itu adalah sesuatu yang benar-benar membuat hidupmu akan menjadi lebih baik, maka tunggulah. Meskipun orang lain kehabisan sabar terhadap kesabaranmu, biarkan saja. Karena kamu lebih tahu tentang dirimu sendiri dan sesuatu yang sedang kamu tunggu itu. Kamu mungkin bisa mendapatkan pengganti yang lebih cepat, tapi menunggu akan membuat sesuatu menjadi semakin berharga.
Bila yang akan kamu tunggu adalah sesuatu yang pasti datangnya, maka jangan ragu untuk menunggu. Karena jarak dalam satuan waktu akan mengajarkan kita bagaimana menahan hawa nafsu, bagaimana kita menahan diri, dan bagaimana kita mengisi waktu dengan hal-hal yang baik selama menunggu.
Dalam menunggu, kamu harus membayar dengan waktumu untuk sesuatu yang paling kamu inginkan. Sebuah harga mahal dari menunggu, karena waktu kamu tidak akan pernah bisa diganti bahkan dikembalikan. Dan untuk sesuatu yang berharga, aku percaya kamu siap membayar semua itu.
Dan bila kamu memintaku untuk menunggu, aku akan melakukannya. Karena aku tahu kamu sangat berharga dan aku juga tahu bahwa menunggu ini tidak selamanya, tidak akan menghabiskan seumur hidup.
Tunggulah sebentar. Sabar atau kamu akan kehilangan.
91 notes · View notes
ratuanisah · 9 years ago
Quote
Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak pernah menjadi takdirku dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku
Umar Bin Khatab (via kurniawangunadi)
2K notes · View notes
ratuanisah · 9 years ago
Text
Tulisan : Dua Rahasia
Dua Rahasia
Ada sebuah rahasia yang dimiliki oleh dua orang. Lantas, suatu saat keduanya bertemu dan saling menyembunyikan rahasia itu padahal keduanya sama-sama mengetahui.
Hidup berjalan penuh rahasia. Kita tidak akan pernah tahu rahasia orang lain kecuali mereka menceritakannya. Kita tidak akan pernah memahami rahasia itu kecuali kita menjadi rahasia itu sendiri.
Banda Aceh, 25 Februari 2016 | ©kurniawangunadi
671 notes · View notes
ratuanisah · 9 years ago
Text
Someone We Relied
Setiap orang pasti punya someone reliable. Seseorang yang pertama kita hubungin kalau di perjalanan tiba-tiba ban bocor dan gak bawa uang sepersen pun. Seseorang yang namanya muncul kali pertama ketika kita dapet secercah kebahagiaan. Seseorang yang kalau ada hal yang bikin nangis dan gak kuat buat nahan, didatengin meski jaraknya jauh banget pun hujan badai. Seseorang yang selalu ada ketika semua orang nggak ada. Seseorang yang pasti dikabarin kalau kita tiba-tiba ingin hilang dari suatu keadaan.
Setiap orang pasti punya seseorang itu. Seseorang yang udah tahu at least 90% kelakuan kita dari yang terbaik sampai yang terdosa.
Orang itu ada di setiap fase kehidupan–siklus kehidupan. Entah berganti, entah tak terganti. Tapi ada. Selalu ada.
Bandung, Dua puluh sekian di bulan Februari tahun 2016.
705 notes · View notes
ratuanisah · 9 years ago
Quote
ya Allah you give me too many choice please, give me the courage to choose the best and remove these doubts. and i believe you could hear my prayer. give the best for me is always in Your pleasure. amiin...
Ran
0 notes
ratuanisah · 10 years ago
Text
Tulisan : Menjatuhkan Pilihan
Karena begitu banyak keputusan yang harus kita ambil atas pilihan-pilihan yang hadir di usia kita saat ini. Saya semakin banyak belajar dari orang lain yang sudah melewati setiap fase pengambilan keputusan.
Kadang, saya merasa heran bagaimana seseorang bisa mengambil keputusan. Bisa dengan mudah memutuskan atau bisa dengan ikhlas mengambil apapun pilihan yang ada. Aneh dan mengherankan memang ketika kita belum melalui fase itu dan melihat orang yang sudah melewati fasenya. Kita penasaran dengan apa yang sebenarnya dia rasakan dan apa yang ada dalam pikirannya.
Untuk itu, saya bertanya tentang bagaimana kita bisa menjatuhkan pilihan. Kata “jatuh” saya piih karena setiap pilihan selalu ada konsekuensinya. Dan jatuh itu konsekuensinya sakit. Maka setiap pilihan pasti ada sisi positif dan negatifnya kan? Dan kita harus mengambil seluruh konsekuensi itu. Saya belajar dan menarik beberapa pelajaran dari orang-orang tersebut.
1. Orang-orang yang telah mengambil keputusan adalah orang yang berani. Mereka telah berani mengambil resiko atas pilihannya dan bertanggungjawab pada apa yang dia pilih
2. Orang-orang itu adalah orang yang sudah selesai dengan egonya. Ada ego yang membentang luas dalam diri seseorang ketika ingin mengambil keputusan. Orang yang sudah menyelesaikan perjalanan atas egonya itu akan lebih ringan dalam memutuskan. Tidak memandang pilihannya sebagai sebuah ketidaksempurnaan atau kecacatan ketika tidak sesuai dengan kehendaknya. Ego itu sudah selesai.
3. Mereka adalah orang-orang yang dimudahkan. Meski kita mungkin tahu bahwa perjuangannya sebelum ini sangat berat. Pengambilan keputusan memerlukan kekuatan hati dan Allah memudahkan hatinya untuk menjadi kuat.
Suatu hari kita pun akan dihadapkan pada pengambilan keputusan pada pilihan. Pilihan yang membuat kita bimbang dan ragu. Pilihan yang membuat kita cemas dan khawatir apakah benar pilihan itu adalah takdirnya atau bukan.
Semoga kita diberikan kekuatan untuk melakukan itu semua, suatu hari. InsyaAllah.
©kurniawangunadi | yogyakarta, 2 desember 2015
510 notes · View notes
ratuanisah · 10 years ago
Text
DITAMPAR TUHAN
“Merokok itu memang ga sehat, ga bagus buat kesehatan, temen gue kemaren aja ampe ada yang kena penyakit” Kata teman saya pada si saya
“Oiah, ngeri juga yah memang. Terus, kamu berhenti ngerokok engga?” tanya saya yang tahu dia sering membeli kotak rokok beserta isi-isinya
“Dulu sih, pas denger berita itu, mulai ngurangin. hehehehe, tapi sekarang malah suka lagi, abis susah sih, enak” jawabnya sambil nyengir nyengir
———
Pernahkah kita mendengar, pun mengalami, sebuah kejadian, dimana seseorang sangat paham betul tentang bahaya dari apa yang ia lakukan? namun tak sedikitpun dia acuhkan? ya, tentu pernah, seperti halnya percakapan diatas.
Semua orang tahu, bahwa terkadang perbuatan yang dia lakukan kadang tidak baik. Untuk dirinya, juga untuk orang lain. 
kita tahu, merokok menyebabkan penyakit
kita tahu, menghina itu menyakitkan
kita tahu, malas takkan membuat kita sukses
kita tahu, berbohong hanya membuat kita merugi
kita tahu, korupsi itu perbuatan dosa
kita tahu, jauh dari tuhan takkan mendekatkan kita pada syurga
kita tahu, kita tahu bahwa sesuatu yang buruk tidak akan berakibat baik
NAMUN, apakah kita berhenti melakukannya? sengaja atau tidak disengaja, TIDAK, kita tidak berhenti melakukannya. Seorang lulusan S3 saja akan tetap memakan daging kambing kesukaannya walau dia tau dia memiliki penyakit darah tinggi. Ini bukan masalah pendidikan, ini masalah pilihan, antara hawa nafsu kita atau akal logika kita.
Jika manusia tak mampu menghentikannya keburukannya, tentu tuhan akan menggamparnya.
Menampar? apakah tuhan melakukan kekerasan?! Bukan.
Tuhan tampar manusia dengan merusak paru-parunya, agar paham bahayanya merokok.
Tuhan tampar manusia dengan stroke, agar paham bahayanya rakus.
Tuhan tampar manusia dengan penjara, agar paham akibatnya korupsi
Tuhan tampar manusia dengan kehilangan kepercayaan, agar paham bahayanya berbohong.
Tuhan tampar manusia dengan kehamilan, agar paham bahayanya berduaan dengan bukan muhrim.
Tuhan tampar manusia dengan kemiskinan, agar paham bahayanya malas.
Jika memang kita tak bisa sadar, maka tuhan akan bantu dengan menampar kita. 
Lantas, apa kita ini sedang mencoba mengubah diri, atau sedang mencoba ditampar tuhan?
Ditampar memang menyadarkan, namun itu menyakitkan
———–
DITAMPAR TUHAN Kamar,2 Oktober 2015 Choqi-isyraqi.tumblr.com
234 notes · View notes
ratuanisah · 10 years ago
Audio
kamu kaya gini gak? 
Suara : @dokterfina
Cerita : kurniawangunadi (@kurniawangunadi)
Backsound : Utada Hikaru - First love
© Medan, 10 Februari 2014
(Someday mau buat ini jadi sebuah lagu)
Terimakasih atas tulisan yang indah ini -
152 notes · View notes
ratuanisah · 10 years ago
Photo
don’t always a plan
Tumblr media
You Don’t Always Need a Plan
You May Also Like:
Negative People Don’t Want Solutions
You Can Get All You Want in Life
4 notes · View notes