Text
Menuntaskan Amanah dengan Profesional.
Dear Allah..
saat ini aku mempunyai amanah yang orang orang telah percayakan kepadaku.
Saat ini aku menjabat sebagai menteri pemberdayaan perempuan, koordinator isu ketahanan keluarga, dan kemuslimahan lembaga dakwah fakultas.
Ya Allah, mengapa ya terasa begitu membosankan?
Ingin sekali aku berorganisasi secara offline. Bertemu orang membuat aku semangat dan energi ku bertambah. Dengan keadaan online ini beban amanah terasa begitu berat dan membosankan. Ya allah bagaimana cara aku menuntaskan semua ini dengan profesional?
Ya allah mudahkanlah aku menuntaskan semua ini dengan profesional dan sebak baiknya..
0 notes
Text
Untuk diriku saat ini
Halo, engga kerasa ya kamu udah semester 5 :)
Gimana perasaanmu saat ini? apa kamu menganggap dirimu berhasil?
Aku paham kamu sedih karena keadaan saat ini. Yaps, kamu harus berkuliah sejak semester 2 dengan sistm online yang membuat mu sangat sedih bahkan kesedihanmu langgeng hingga 1 tahun. Kamu paham kan sekarang, ternyata menyalahkan keadaan bukan jawaban atas semuanya?
Kamu boleh sedih atas keadaan pandemi covid-19 yang merenggut pengalaman kuliah mu ini. Sedih karena minim pengalaman berorganisasi dan mengikuti kegiatan offline. Sedih karena tak punya memori kenangan foto foto bersama teman. Sedih karena mimpi mu untuk berkeliling keluar kota kandas akibat pandemi ini. Kamu pun sedih karena kamu harus mengorbankan masa masa aktif kuliah mu hanya di rumah. Terkadang kamu boleh merasa menjadi orang yang tidak berguna, menjadi manusia biasa biasa saja. Kamu juga boleh jenuh atas keadaan saat ini. Jenuh sekali dengan lingkungan yang hanya itu-itu saja. Jenuh sekali dengan rutinitas tidur-buka laptop-buka hape- beres beres rumah. Rasa jenuh terus menerus membuat kamu merasa masa depanmu tak secemerlang yang dibayangkan.
Aku paham kamu jenuh, ingin mempunyai kawan setia, ingin sekali keliling keliling kota dan berfoto bersama teman, ingin mempunyai pengalaman mengikuti lomba, ingin berprestasi, ingin semuanya.
Ya rabbana.. di rumah saja terkadang membuat aku menjadi sedih dan mengangga hidup ku begini begini saja. Hingga kadang aku berputus asa menjalani kehidupan yang begitu membosankan.
Ya rabbana, padahal seharusnya aku paham apapun aktivitas yang aku lakukan adalah untuk beribadah kepada..
Ya rabbana aku membutuhkan tantangan yang membuat aku terpacu untuk menjadi lebih baik , dan berjuang untuk menjadi apa yang diidamkan orang tua.
Ya rabbana jagalah semangat kami dalam beribadah, belajar, dan bekerja sesuai yang engkau perintahkan.
Ya rabb mudahkanlah aku untuk istiqomah beribadah dan belajar ditengah zona nyaman “dirumah saja ini”
sesungguhnya aku membutuhkan kawan, lingkungan, dan mentor untuk berlomba dalam kebaikan..
Ya rabbana, sesungguhnya engkau tak akan memberikan cobaan diatas kemampuan semua hambamu..
ya rabbana ampuni kami yang terlalu banyak menuntut ini..
0 notes
Text
Catatan Kesabaran
Bisa jadi sejak 1 minggu kemarin, adalah minggu minggu pembuktian pada diri bahwa pembuktian kata sabar adalah kepada diri sendiri.
Minggu ini aku diuji dengan ujian kasat mata. Tepatnya di 7 maret 2021, mungkin saatnya aku mengalami kecelakaan atas izinnya terjadi.
Jujur, selama masa masa kritis itu aku hanya memohon kepada Allah agar berikan aku kesempatan untuk memperbaiki hidupku dan amalku.
Entah kenapa teringat semua keburukan keburukan kecil maupun besar yang telah tergores dalam hidup. Merasa sangat lemah dan tidak berdaya tanpa bantuanNya.
Saat itu aku hanya mengingatNya dan menyakini bahwa dengan mengingatNya, aku merasa tenang.
Dengan mengingatNya, aku pun memiliki kekuatan untuk bertahan dan bangkit.
Ya allah bila sejak detik lalu engkau menguji dengan ujian fisik ini, insyallah aku menerimanya dengan sabar dan ikhlas..
Dan selanjutnya pun ujian datang lagi.. ditengah kelemahan iman akan takdir baiknya.
Ya allah bila sabar dan dzikir adalah teman setia dan terbaik untuk saat ini, maka anugrahkanlah aku kebahagiaan berteman dengan mereka.
Amiin
1 note
·
View note
Text
Bismillah
Memang saat ini lebih tepat kita memberi jarak masing-masing untuk mengejar mimpi masing-masing
376 notes
·
View notes
Text

“Bila lelah lebih baik mengalah. Bila ragu lebih baik menunggu. Sebab hati yang lapang hanya bisa dipahami oleh pemiliknya sendiri.”
Berhentilah sejenak jika perasaanmu sudah sangat lelah. Menepilah sesaat dan izinkan hatimu untuk merebah.
Tidak apa-apa jika kamu harus mengalah. Terkadang keadaan memang membutuhkan sebuah kesabaran yang lebih untuk memahaminya.
Kuat atau lemahnya dirimu tidak diukur dari seberapa hebat kamu mempertahankan pendapatmu. Tetapi dari seberapa tulus hatimu mencoba untuk mengerti situasi.
Berilah sedikit jarak dari apa-apa yang kamu ragukan. Barangkali perasaanmu memang butuh waktu yang lebih lama untuk mempertimbangkannya.
Tunggulah hingga rasa percayamu tumbuh, hingga keyakinanmu dimantapkan untuk memilihnya.
Berani atau tidaknya mengambil keputusan, bukan soal cepat atau lambatnya kamu memilih. Tetapi soal seberapa yakin kamu menyerahkan segenap hatimu untuk menjadi bagiannya.
Sebab hati tak pernah salah memilih. Ia hanya ingin jatuh di waktu yang tepat, bersama perasaan yang benar.
—ibnufir
2K notes
·
View notes
Text
Bahagia berlabuh dengan mu, 2020
Beberapa detik lagi lembaran tahun 2020 akan usai. Atas beberapa kisah yang terukir, pendewasaan yang bertumbuh seiring luka, kelapangan hati yang merekah setelahnya.
Januari - Menghargai dan Dihargai tanpa melihat usia adalah hak semua mahluk.
1 semester sudah kulalui masa masa kuliah. Meski ada ego yang bertahan seiringnya, terimakasih semesta engkau telah ajarkan aku tentang sesuatu yang berarti. Ternyata, kedewasaan bukan hanya perihal usia. Ada banyak dari teman teman ku yang usianya jauh lebih muda namun kematangan berpikirnya jauh lebih baik dari ku. Ada kalanya aku harus memanggil teman teman yang usia jauh lebih muda dengan sebutan Mas, Mba. Awalnya terasa beban, menanggung malu sebab merasa tertinggal jauh dari teman teman sebaya. Ternyata beban itu kini menjadi pelajaran, bahwa menghargai dan dihargai adalah kewajiban dan hak semua orang. Tidak perlu mengandalkan usia untuk menuntut dihargai. Sebab muara penghargaan ada di sejauh mana kepribadian mu, kontribusi mu, dan kemuliaan mu dihadapan Tuhan.
Lagi pula, bukan kah penghargaan tertinggi ada di ridhoNya?
Aku jadi teringat sebuah kalimat yang ketika SMA selalu terngiang dikepala ku. Kemuliaan seseorang terletak pada solat malamnya. Sebab aku merasa sangat jauh kala itu untuk menegakan solat malam. Jujur itu adalah sebuah mantra ajaib dan benar adanya. Sering aku lihat orang2 yang rajin solat malam sangat dihormati dengan sendirinya. Meskipun ia tidak berjuang untuk menyenangkan semua orang.
So, tidak ada alasan lagi kan untuk tetap melanggengkan "Gila Hormat" di bumi ini?
2. Februari - "Kamu hanya perlu menjadi dirimu sendiri" "Pahamilah, bahwa berekspektasi itu merepotkan, baik bagi yang melakukan ataupun objek dari ekspektasimu"
Teringat sekali di bulan bulan ini adalah masa masa yang sangat seru. Pembentukan komunitas dengan teman teman, melepas rindu dengan teman susahsenang. Ah membahagiakan :)
Di saat ini pula aku ingat, bahwa ekspektasiku pada orang orang mulai terbangung. Dimulai dari ekspektasiku pada seseorang yang akan menjanjikan kesetiaan dalam berproses, lalu pada seseorang yang menjanjikan aku kesetiaan pada belajar mendewasa, dan juga pada hal hal lainnya yang menjadi motivasi ku untuk bertumbuh lebih baik lagi.
Namun, semakin lama ekspektasi itu tumbuh, dengan kuasaNya aku mulai ditunjukan dengan berbagai teguran. Dimulai dari orang yang aku harapkan akan berproses bersama menjauh, orang yang aku harapkan bisa menjalin asa di masa depan yang ternyata menaruh asa yang lebih besar pada orang lain.
Ada banyak kecewa yang hadir, bersamaan dengan kedewasaan yang perlahan tumbuh. Tersebab yang bisa diandalkan adalah dirimu sendiri, dan pacuan harapan hanya boleh kamu sandarkan pada Tuhanmu, bukan mahlukNya. :)
3. Maret - "Manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan"
Sejenak kalau flashback rasanya kaya engga percaya semuanya bisa dilewatin. Dibulan ini ada mahluk Allah yang hadir dimuka bumi bernama "Virus Corona". Masih inget banget rasanya kemarin ke solo hanya untuk foto kabinet BEM, tapi terpaksa dicancel dan akhirnya udah satu tahun kepengurusan alhasil gak punya foto kabinet, wkwkwk.
Tingkat stress tertinggi mahluk bernama manusia diseluruh belahan bumi lagi diuji. Ada yang dengan sombong bilang ini hal biasa aja, ada juga yang hetic parah sampai sampai melukai mentalnya sebab ketakutan berlebihan, ada juga yang merasa bersyukur karna menganggapnya anugrah.
Lalu kamu tim yang mana?
Kalau aku, jujur menganggapnya sebagai musibah, tapi ketika aku melihat ibu senang anak anaknya bisa kumpul dirumah menemaninya tanpa harus kepikiran jadwal kuliahnya minggu depan, alhasil aku menemukan Virus ini sebagai anugrah :)
Dengan hadirnya Virus Corona, aku tidak perlu bolak balik seminggu sekali solo-cirebon. Kepikiran jadwal kontrol yang kadang tabrakan dengan ujian. Memutar otak siapa tetangga yang bisa menggantikan mengantar bila aku tidak bisa pulang. Izin minta maaf kepada teman teman karna selalu ga bisa hadir di kegiatan weekend.
Sebab Virus Ini, aku menjadi di rumah, tanpa tuntutan harus kemana-mana. Menemani ibu nonton sinetron favorit, lalu pagi-pagi merebus air untuk mandi. Bisa memastikan makanannya lengkap. Bisa mengantar kemanapun dan kapanpun. :)
4. April - "Titik sedihku adalah ketika aku tidak mampu berkontribusi layaknya orang orang yang aku lihat di media sosial"
Bulan kedua dimana tetap tinggal dirumah dan jaga jarak. Aku ingat sekali di bulan bulan ini pemberitaan semakin menyayat hati, banyak PHK, kelaparan dimana mana, kekurangan APD, yang jelas ekonomi hancur, kesehatan pun diambang ketidakpastian.
Banyak orang berlomba-lomba berbuat kebaikan. Entah itu berdonasi, melakukan yang terbaik untuk membuat lingkungan sekitar sadar corona. Dan sebagainya. Jujur disatu sisi, rasanya semakin melihat kontribusi orang orang disosial media, semakin merasa diri ini tidak berguna. Kenapa ga berguna? Sebab aku hanya bida berdonasi lewat harta yang aku miliki, tanpa diiringi juang raga penuh peluh seperti orang orang. Tapi bagaimana lagi. Disatu sisi aku pun takut bila harus bertemu orang orang dan terkena virus, sementara mamaku rawan sekali virus sekecil apapun.
Yang jelas untuk siapapun yang membaca ini dimasa depan. Di bulan ini, indonesia sangat berduka, terkapar, dan terpuruk. Ah aku lupa, tepatnya 1 dunia sedang merasakan hal yang sama. Lantas mengapa kamu masih mau mengeluh dalam keadaan yang sehat dan berkecukupan ini?
5. Mei - "overthingking menyebabkan aku lemah secara fisik dan mental"
Bulan ini adalah bulan mulia, sebab bertepatan dengan bulan ramadhan. Ah, sedih sekali rasanya. Ketika aku ingat, dibulan ini fisik ku benar benar drop. Mungkin karena fase adaptasi kuliah online yang tak sesuai harapan, belum lagi muram karena tak ada motivasi dibulan ini. Salah ku memang, harusnya motivasi sedang on firenya. Namun entah kenapa, aku merasa belum menerima keadaan ramadhan yang sangat berat ini. Puasa dirumah aja, tarawih dirumah aja, bukber di rumah aja. Ya allah bener bener..
Belum lagi dibulan ini aku perdana masuk rumah sakit. Merasakan infus, suntik, dan dirawat. Dimana puasaku tidak bisa sempurna. Lebih menyedihkannya lagi, lebaran pun dirumah, hanya bertiga, solat tarawih di rumah. Sediiih banget pokoknya.
6. Juni - "
1 note
·
View note
Text
Kamu apa kabar?
Hari ini genap 15 hari aku dan kamu ga bertukar sua.
Kamu apa kabarnya?
Ada cerita engga selama 15 hari kebelakang?
Gimana kabar program RKmu? apa seru? apa justru kamu udah ga kuat pengen keluar?
Gimana kabar BEM nya? apa udah demis?
Gimana kabar juga dunia tugas2 km?
Uas kamu kapan?
Kapan rencana ke jawa?
Kangen jogja engga? Ke jogja yuk
Gimana sama si itu? masih suka marahan? pasti engga ya?
Kamu kecewa ya sama aku karena cuman just read pas kamu lagi semangat bahas eduka?
Kamu udah mulai males ya nanggepin aku?
Kamu udah males ya sama aku yang baperan? egois? maunya ditolong mulu tapi pas kamu susah ga ada?
Kamu fine fine aja toh kalau kita lost contact beneran?
karena buktinya kamu udah ga pernah berusaha lagi kirim chat ke aku. Mungkin keadaan hubungan km lagi nyaman ya? Apa kamu emang selama ini biasa biasa aja hari harinya tanpa adanya chat sama aku? kayaknya biasa biasa aja ya? apa mungkin kamu lagi sibuk karena udah ngelewatin hari hari belajar bareng dia? pasti seru ya belajarnya? Apa mungkin tiap weekend jalan jalan? ke kota gitu? pastilah ya.
semoga keadaan kamu baik baik selalu ya. Semoga program rk mu lancar, walaupun online tapi tetep semangat. Semoga segera selesai amanah bemnya. Semoga UASnya pun ga susah susah banget nanti. Semoga dagangan di pasar lancar lancar yaa laris manis pokoknya! Semoga kamu juga engga bosen dan stress disana, toh juga ada temen sma kamu kan? semoga hubungan mu sama dia ga ada berantem2 lagi gara gara aku, semoga km bisa lebih fokus kalau ada webinar2 atau tugas karena udah ga aku ganggu, semangattt ya ganbattee!
0 notes
Text
terimakasih diri yang sudah melakukan keputusan yang tepat. Ternyata berpindah harus diawali dengan perasaan ketidakrelaan.
Kamu tau kenapa aku selalu menjadikan sedikit kesalahan mu sebagai alasan aku harus mendiamkan kamu?
Karena aku ingin kita putus kontak.
Tapi yang tidak perlu kamu tau adalah aku selalu berdoa kepada tuhan, semoga kelak kita dipertemukan dengan cara yang lebih baik.
dengan keadaan hati yang lebih tenang dan nyaman.
bukan keadaan saat ini, saat kamu masih menyimpan perasaan kepada perempuan idamanmu, sedangkan aku sahabat mu yang selalu sedih saat kamu bercerita tentangnya.
0 notes
Text
Hubungan yang tidak sehat
hubungan yang tidak sehat salah satu ada keduanya yaitu berusaha untuk mendikte dan memanipulasi. Ketika kamu dipaksa untuk memanipulasi memandang segala sesuatu versi dirinya. Dan yang kedua, hubungan tersebut membuat kamu merasa buruk dengan dirimu sendiri.
#hubungan #mindblowing
0 notes
Text
Orang baik akan mudah memaafkan.
Tapi belum tentu melupakan kesalahan orang tersebut
0 notes
Text
Cuman pengen bikin catatan untuk diri sendiri.
Mulailah fokus dan konsisten untuk mengerjakan apa yang kamu sukai dan nyan didalamnya ya
0 notes
Text
Suatu hari. Aku akan buktikan. Omongan mu salah. Aku lah seseorang yang lebih peduli jtu. Aku lah seseorang yang bisa menjadi diri sendiri. Bermanfaat bagi semua orang. Menggunakan ilmuku untuk orang banyak. Suatu hari aku akan buktikan. Bahwa jalan yang aku rintis jauh lebih baik dibandingkan dia yang selama ini kamu puja.
Mana mungkin s.* bisa lebih unggul dibanding s.***?
Bismillah, insyallah bisa lebih unggul dunia akhirat.
0 notes
Text
Makna 21
Bergulirnya waktu semakin mendekatkan kita pada suatu pertanyaan, sudah sampai dititik manakah kita saat ini? - seseorang yang menginjakan umur 21 tahun beberapa minggu yang lalu.
Tepatnya di usia 17 tahun, sewaktu itu aku ingat sekali guru favorit ku yang selalu membukakan mata dan hati tentang makna hidup pernah menyuruh aku dan teman teman membuat sebuah proposal. Mm bukan proposal pensi atau semacam itu, melainkan proposal bagaimana merencanakan level kedua dalam hidup.
Setelah selesai dengan diri sendiri, tentunya tak ada yang mengelak ingin segera menggenapkan agamanya. Mempunyai partner untuk membangun mimpi yang lebih tinggi, bak pohon, lebih rindang tentunya sehingga bisa membawa kesejukan dan kemanfaatan yang lebih besar.
Saat itu aku berpikir usia 22 tahun adalah fase yang tepat untuk menaikan level hidup. Tapi jujur aku pun lupa kenapa aku bisa seringan itu menulis bahwa 22 tahun adalah usia yang tepat untuk menjalin mimpi tak sendiri lagi. Diproposal itu oun tertera kriteria partner yang diimpikan. Tentunya sesuai dengan hakikat manusia pada umumnya, bila disuruh meminta, akan meminta sebanyak banyaknya dan sesempurna mungkin. Bahkan saat itu, mungkin, pandangan ku belum objektif tentang kriteria pasangan hidup, sebab menaruh rasa harap terlebih dahulu pada mahluk.
Waktu bergulir mengajarkan bahwa hidup bukan sekedar list checklist semata, melainkan narasi panjang yang dan berliku. Di tengah perjalanan ternyata kita baru menemukan bahwa capaian hidup yang diidamkan kebanyakan orang tidak sebanding lurus dengan takdir dan mimpi kita.
Saat jemari menuliskan list capaian hidup dalam timeline usia, disitulah Allah yang mempunyai hak menarasikannya seperti apa. Dengan kehendaknya, semua bisa terjadi lebih cepat, atau bahkan lebih lambat.
Di usia ini tentunya bila menilik pada catatan lama, itu artinya 1 tahun lagi seharusnya diri mempersiapkan diri untuk berganti fase dalam hidup. Tapi takdir seakan berkata bahwa "kenapa harus terburu buru? Masih banyak hal yang harus diselesaikan, masih banyak hutang yang harus dibayar, dan potensi yang dimaksimalkan". Kalimat itu membalut benakku sesaat. Tapi apakah mungkin bila alur hidupku harus menjadi "naik level bersamaan dengan perjuangan menuntaskan hutang dan melejitkan potensi diri?"
Tapi rasanya sangat tidak mungkin.
Kemungkinan terbesar masih berpihak pada yang benak pertama.
Di usia 21 , di titik dimana diri terlambat 2 tahun dalam menyelesaikan studi dibanding teman teman sebaya, sepantasnya menjadi refleksi kesempatan, bahwa tuntutan orang tua dan lingkungan masih jauh akan pertanyaan "Kapan nikah?". Tersebab hutang studi sarjana masih perlu waktu lama untuk selesai. Belum lagi, masih terbukanya kesempatan yang begitu lebar untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik agar tidak mengulang kesalahan apa apa yang teman teman ku rasakan saat menjalani studi sarjana.
Di usia 21 aku menjadi paham bahwa ada banyak cara Allah mendidik hamba hambanya. Salah satunya adalah dengan keterlambatan kuliah ku ini, allah sedang ajarkan cara sabar yang begitu unik. Bagaimana tidak? Diusia ini aku justru mau tidak mau berada di lingkungan yang notabenenya lebih muda dariku. Bahkan terkadang ada banyak problematika yang terpampang didepan mata, yang rasanya aku ingin sekali mencoba untuk mengurainya. Tapi aku paham, bahwa posisiku sebagai adik tingkat seseorang yang lebih muda menyadarkan sejatinya setiap manusia memiliki masanya, dan kewajiban dari setiap kita adalah berkembang, menyesuaikan diri, dan saling menghargai proses. Bukankah itu sesuatu yang sangat langka kita temukan saat ini?
Di usia 21 tahun inipun aku sadar bahwa definisi cinta tidak se-sederhana yang diajarkan ftv ftv kita saat ini. Ada banyak cinta yang harus kita balas sebelum menuntut cinta dari orang lain. Cinta dari keluarga yang telah menafkahi lahir dan batin. Cinta dari para guru yang telah mendidik tanpa pamrih. Bahkan cinta dari pemilik hati yang terkadang kita lupa untuk segerakan panggilannya, taati perintahnya, dan menjauhi larangannya.
Meskipun kita tidak bisa menafikan bahwa rasa cinta itu akan hadir sewaktu waktu kepada hal hal yang belum waktunya. Namun disitulah letak makna pendewasaan, bahwa semakin dewasa kita dianjurkan untuk lebih tahu diri, menjaga diri dan perasaan sendiri, bahkan menjaga hal hal yang bisa membahayakan hal hal yang semestinya belum saatnya terjadi atas nama cinta.
Sedih sekali saat kita melihat pemberitaan sekarang, yang mevalidasi semua hal adalah benar untuk dilakukan atas nama cinta.
Di usia 21 inipun tidak menampikan bahwa aku punya tanggung jawab bebas finansial atas hidupku. Serta membebas finansialkan orang tua ku. Meskipun sampai saat ini aku belum terpikirkan harus bagaimana demi menuntaskan tanggung jawab itu. Ketika menilik pekerjaan impian, rasanya lama sekali untuk dapat mencapai kebebasan finansial dengan segera. Cara cara unik semestinya hadir dalam benaku untuk berwirausaha ataupun bekerja paruh waktu. Ini doa paling serius untuk usia saat ini. "Segera menciptakan sumber penghasilan pribadi".
Di usia 21 inipun aku menjadi paham, bahwa pertemanan sejatinya harus dilandasi "Al-asr". Berulang kali ayahku bilang, untuk apa punya teman bila tidak didasari "Al - Asr". Sejenak aku membuka apa ya terjemah dari surat Al - asr?
Demi masa
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Jleb banget gak sih. Tapi ya memang benar, untuk apa kita berteman hanya untuk perbuatan sia sia? Walau sejujurnya mungkin aku sendiripun belum bisa dikategorikan teman "Al-asr", tapi semoga semesta mempertemukan kita dengan teman teman seperti itu.
Masih banyak makna menjadi 21 dalam benaku sebenarnya. Tapi sejujurnya aku pun masih bertanya tanya babak apa yang akan ku hadapi diusia ini? Apakah aku bisa lulus di ujian selanjutnya? Atau kegagalan lagi yang aku hadapi dengan hadiah kesabaran beserta hikmah yang sungguh misterius?
Semoga selalu dikuatkan..
Kita.
Cirebon, 2 Oktober 2020
1 note
·
View note
Text
Saat hati sudah mulai lelah
Saat hati sudah meneteskan tangis sebab kecewa atas sesuatu, mungkin disaat itu Allah sedang ajarkan kita, bahwa berharap pada manusia itu kesia-siaan. Dan muara harap itu hanya ada pada Allah.
Saat kita telah memberikan yang makismal pada orang yang kita sayangi lalu hanya dianggap biasa biasa saja,
Maka mintalah pada Allah untuk ajarkan rasa sabar
Saat kita telah berharap untuk mendapat hal yang serupa dengan orang yang kita harapkan
Mungkin Allah sedang ajarkan kita rasa ikhlas
Saat kita telah berusaha untuk menahan suatu perasaan negatif tetapi seseorang yang kita harapkan dapat meredanya justru malah yang menghadirkan
Mungkin Allah sedang ajarkan rasa sabar lagi
Saat kita berusaha menjaga sesuatu dan seseorang yang kita sayangi justru yang menghancurkan
Mungkin Allah sedang ajarkan bahwa rasa harap hanya ada pada Allah lagi
Saat kita berusaha untuk memperbaiki diri sekuat tenaga tetapi tetap dibanding bandingkan
Mungkin Allah sedang ajarkan kita rasa sabar lagi dan lagi
Saat kita berusaha kuat untuk menghargai tapi ternyata kita tidak pernah dihargai
Mungkon Allah sedang ajarkan rasa ikhlas, lagi dan lagi..
Tapi bagaimana bila hati mulai lelah bersabar?
Tapi bagaimana bila hati jenuh dengan keikhlasan?
Tapi bagaimana bila hati terburu buru dengan menaruh harap ada manusia?
Mungkin hati kita sedang lelah..
Ya allah saat engkau ajarkan aku tentang sabar, ikhlas, dan rasa harap..
Maka mudahkan aku untuk selalu mengingat, bahwa kekuatan pun bersumber dari engkau
Maka kuatkan hatiku selelah apapun kondisi hati ku
Tersebab kekuatan hati tak dapat kucari dimanapun, selain dalam pencarian hadirMu
0 notes
Text
Kita tidak bisa nyenengin banyak orang.
Terkadang bersikap bodoamat itu dibutuhkan untuk sesuatu yang seharusnya sederhana tapi terlihat rumit karena pemikiran-pemikiran kita sendiri. Terlalu takut sama penilaian buruk dari orang lain, hingga tak percaya dengan dirinya sendiri.
Terlalu banyak memilih dan menimbang - apa kata orang lain. Hasilnya diri gak berkembang-kembang. Gak percaya diri bahkan jadi penakut. Come on, lakukin apa yang hati kecil kamu ingin lakuin.
Rasa nya nyenengin sekali, saat hati ingin speak up apa yang kita ingin lakuin. Tanpa takut penilaian oranglain.
berani berkata ‘tidak’
berani izin sholat saat waktunya sholat tiba
Berani ngajak sholat meski kpd yg lebih tua
berani berbicara saat hati sudah meyakini sesuatu padahal otak menolak
Yumisstrynsh | 27 jan 2020
15 notes
·
View notes