rudyyy87
rudyyy87
Bermimpi, Berikhtiar, Berdoa
45 posts
Beranilah bermimpi untuk meraih sukses dalam hidup maka kebahagiaan InsyaAllah akan mengikuti. Tapi bermimpi saja tidak cukup, butuh doa dan ikhtiar tanpa henti yang tak kenal waktu. #kakakhebat #learner #leader #teacher
Don't wanna be here? Send us removal request.
rudyyy87 · 6 years ago
Video
Terima kasih K.A.L. Biofartoks FFUH . . Tentang kehidupan akademis dinamis yang (semoga) tak akan pernah mati di K.A.L. Biofartoks FFUH. . Setiap masa yang boleh saja terus berganti. Setiap kita boleh saja pergi sejauh manapun. Setiap kita boleh saja sibuk dengan kegiatan apapun. Tapi ingatlah, K.A.L. Biofartoks FFUH akan terus menjadi tempatmu untuk kembali. Tempat belajar tersenyum. Tempat belajar menangis. Tempat belajar arti pengorbanan. Tempat belajar untuk selalu bersyukur. K.A.L. Biofartoks FFUH adalah rumah. . Teruslah bertumbuh K.A.L. Biofartoks FFUH. Angin boleh saja berhembus dengan kencangnya. Cobaan boleh saja terus berdatangan. Kegagalan boleh saja menghampiri. Namun menyerah dan berhenti bukanlah pilihan. Teruslah berprises. Teruslah berbenah. Teruslah berselok. Tumbuhlah. Mendewasalah. Bersama-sama. . . . #KorpsBiofartoks #Biofartoks #BiofartoksFFUH #UpgradingBiofartoks #Latergram4Lateyear (at Malino, Sulawesi Selatan, Indonesia) https://www.instagram.com/p/B6uheDuhx-J/?igshid=x4a8h120iji6
2 notes · View notes
rudyyy87 · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Welcome to Makassar. Welcome to Samalona Island. . . Foto di atas adalah salah satu mahakarya @eca.daeng di salah satu pulau di wilayah Kota Makassar, Pulau Samalona. Nama pulau ya terdengar elagan bukan, namun ke-eleganan-nya bukan hanya pada namanya, Pulau Samalona juga senantiasa menawarkan pemandangan yang bisa buat setiap yang berkunjung terkagum-kagum. Laut yang biru nan jernih, keindahan pasir putih yang terhampar, ditambah rangkaian terumbu karang serta ikan hiasnya yang langsung dapat terlihat langsung dari atas permukaan. . Pulau yang terletak di sebelah barat Kota Makassar ini berjarak sekitar 2 km dari pesisir Pantai Losari yang dapat ditempuh melalui perjalanan laut menggunakan perahu dari dermaga di depan Benteng Fort Rotterdam selama kurang lebih 30 menit. . Pulau Samalona juga menawarkan beragam fasilitas yang bisa memanjakan wisatawan selama berada di sana. Berenang di laut yang biru bersih, menikmati segarnya hidangan es kelapa muda hingga pengalaman menginap di pulau dengan fasilitas penginapan kelas hotel berbintang dan tak lupa tersedianya banyak spot foto yang keren. . Tertarik berkunjung ke Pulau Samalona? Langsung ajak teman serta keluarga berlibur ke Kota Makassar. Dan jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan selama berwisata. 😇😇😇 . . . #VisitSamalona #VisitMakassar #WonderfulIndonesia (at Samalona Island) https://www.instagram.com/p/B2iN1oAhfsvwJi4NZmM5QYMZtdjEX_OhWPRlz80/?igshid=demadd8spw4h
0 notes
rudyyy87 · 8 years ago
Video
Dirgahayu Negeriku . . Tetaplah berkibar panji Merah Putih di atas bumi pertiwi ini. (at Pantai Losari, Makassar - Sulawesi Selatan)
0 notes
rudyyy87 · 8 years ago
Text
Khasanah di Balik Sakit-Nya
Pagi-pagi buta, saya harus kembali berjibaku di tengah kepadatan jalanan Kota Makassar yang disesaki warganya yang konon tiap tahun terus bertumbuh dan kini sudah tercatat sebanyak sekitaran 1,7 juta jiwa. Bukanlah untuk mengenang kisah beberapa tahun lalu ketika berjuang menghadiri janjian diskusi bersama asisten baik hati yang menantang adu cepat datang ke kampus. Ini tentang perjalanan untuk kembali ke kampung halaman untuk sebuah misi, menunaikan tugas seorang anak terhadap orang tua, membalaskan rindu. Bukan hanya tentang rindu, ada yang lebih dari itu, mengurus Mama yang sedang diuji oleh-Nya lewat sakit.
Berbicara tentang sakit. Tidak sedikit yang suka mengutuknya ketika diujikan kepadanya. Tak terkecuali diri ini yang juga sering lupa bahwa ujian sakit dari-Nya harusnya membawa kita untuk bersyukur. Menggugurkan dosa-dosa kecil yang pernah diperbuat oleh si sakit tentulah hal pertama yang patut kita syukuri. Selain itu, ujian sakit Mama kali ini membuatku banyak belajar.
Sakit lebih mendekatkan Saya termasuk salah seorang anak yang kurang intensif menjalin komunikasi dengan orang tua (hal yang harus segera diubah, ini tidak baik). Ini bukanlah perkara saya tidak dalam keadaan harmonis. Bukan sama sekali. Saya sedang baik-baik saja. Ini tentang keterbatasan perihal koneksi jaringan. Semoga perlahan ini akan semakin membaik ke depannya. Aamiiin.
Pesan pertama saya terima seminggu yang lalu ketika Mama minta dikirimkan obat-obatan untuk keluhan demam dan nyeri otot di sekujur badannya. Tidak perlu menunggu lama, segera setelah saya tahu obatnya seharusnya sudah sampai, saya pun kembali berkabar untuk mengetahui reaksinya. Jawaban positif yang saya terima tentulah membuat saya berbesar hati karena bisa membantu orang tua.
Berselang beberapa hari setelahnya, saya kembali menanyakan kabar. "Saya dalam perjalanan mengantar Mamamu ke Puskesmas." Jawaban tersebut tentulah cukup menghentakkan dada dan memacu otakku untuk memikirkan hal yang aneh. Refleks hati segera mengirim doa kepada Sang Pengabul untuk kebaikan kepada orang tua tercinta. Percakapan pun segera ditutup dengan ucapan, "hati-hatiki pade, baik-baikki di sana."
Pikiran kalut tidaklah berhenti di situ, sesampainya di rumah sekembali dari jaga malam di apotek, lagi, saya harus mendengar kabar yang kurang baik. "Tambah parah kayaknya sakitnya Mama. Nasuruhka pulang ke Bone sebentar," sambut Kakakku ketika sampai di rumah. Doa kembali sebagai satu-satunya hal yang bisa kulakukan saat itu.
Singkat cerita, pagi selepas shalat shubuh, kembali kucoba menghubungi Mama di kampung.
"Bagaimana mi kabar ta Ma?" Tanyaku membuka pembicaraan "Sakit semua badanku. Panas sekali badanku. Gejala DBD nabilang dokter kemarin. Sudah mka minum obatnya tapi tidak ada perubahan kurasa. Mauka ke rumah sakit sebentar." Jawaban singkat dari Mama yang segera membawa perasaan takut bersemayam di kepala. "Jangan dulu. Tungguka sampai di rumahka. Siap-siap ma ini pulang." Jawaban yang refleks mengalir keluar dari mulutku.
Sambungan telefon segera diakhiri dengan sebagaimana mestinya. Ambil obat-vitamin sana-sini. Berkemas. Berpamitan. Saya pulang dulu (tanpa mandi tanpa ganti pakaian).
Mama bukanlah orang yang berpenyakitan. Bukanlah orang yang gampang ditaklukkan oleh sakit. Demam biasa tak cukup untuk menyurutkannya untuk berhenti beraktivitas. Sepanjang ingatanku, tidaklah ia pernah masuk di rumah sakit sebagai pasien. Itulah mengapa kaget luar biasa segera menyergap sesaat ia bilang mau ke rumah sakit. "Pasti ada yang tidak beres ini. Ini bukanlah sakit yang biasa. Sakit yang butuh perhatian lebih sedang menyerang Mama." Sekelumit hal negatif tersebut yang terus bergema di kepalaku hingga saya tiba di rumah di Bone.
Jadilah saya disambut Mama sedang berbaring dengan badannya yang luar biasa panas, 11 12 dengan saya ketika demam tifoid lalu. Beragam pertolongan pertama pada pasien demam tinggi dengan suspect DBD-Tifoid segera dilayangkan oleh seorang apoteker kepada Mamanya. Hehe. Sejurus kemudian kembalilah suhu badannya perlahan menurun, dan kembali lah ia mulai bisa duduk dan bicara.
Meski saya yakin tifoidlah yang menyerang, bukan DBD, dan sepertinya sudah bisa dikendalikan dengan perawatan intensif beberapa hari ke depan; tapi karena niatan awal sudah bulat, jadilah Mama tetap di bawa ke rumah sakit. Yah sudah, tidaklah mengapa. Serajin-rajinnya kami membayar iuran BPJS, kami tetaplah membenci untuk menggunakannya untuk berobat. Meski pada akhirnya sampailah waktunya Mama harus bersabar untuk itu.
Sampailah Mama harus mendapat asupan makanan lewat selang infus untuk pertama kali seumur hidunya. Katanya sakit. Hehe. Namun perasannya sudah semakin membaik. Alhamdulillah. Dan jadilah saya tidak berhent mengajakanya untuk segera pulang.
Panjang lebar cerita di atas sebenarnya sudah membuang banyak bagian. Setelah mengamati, sampailah saya pada pikiran bahwa sakit Mama kali ini saya sebut sebagai teguran bagi diri ini untuk lebih "mengakrabkan" diri. Bagaimana tidak setiap saat saya harus bertanya kabar tentangnya dari jauh. Bagaimana perkembangannya? Obatnya sudah beredek? Sudah check-up di Puskesmas apa belum? Hingga saya harus pulang untuk menghilangkan batas jarak dan menanyakan segenap hal itu secara langsung. Sungguh sakit Mama kali ini membuatku semakin dekat kepadanya.
Sakit mempererat tali silaturrahmi Usahlah berdebat yang betul itu silaturahmi atau silaturahim? Semuanya betul. Silaturrahmi baik dan benar sebagai Bahasa Indonesia. Demikian dengan silaturrahim dalam konteks Bahasa Arab.
Kerasnya kehidupan yang terus menuntut  dari hari ke hari membawa manusia-manusia untuk senantiasa bersibuk ria dengan pekerjaan masing-masing dan tak jarang lupa untuk menyambungkan tali silaturrahmi. Bagaimana tidak? Belum kelar satu pekerjaan, pikiran akan pekerjaan yang lainnya sudah menghantui untuk segera diselesaikan juga. Hal ini tentulah secara perlahan namun pasti akan merenggangkan tali silaturrahmi. Namun lewat ujian sakit Mama kali ini, saya kembali dipertemukan dengan segenap handai taulan yang sudah jarang saya temui.
Segenap keluarga yang selama ini tak terdengar gaung kabarnya akhirnya bisa bertatap mata dan saling bersungging senyum, berbagi kabar, bertukar cerita hingga menertawai kehidupan secara live. Tidaklah mengapa jika itu harus terjadi di ruang tunggu bangsal rumah sakit. Mungkin dari sakit Mama kali ini kita harus belajar begitu pentingnya menyambung tali silaturrahmi. Mungkin ke depan bisa dipindahkan ke tempat-tempat yang lebih nyaman untuk semua itu, warung M Kopitiam misalanya. Aamiiin.
Sakit mengajakku bernostalgia Saya orang Bone. Asli Bone setulen-tulennya. Bapak dan Mama orang Bone. Kakek dan Nenek dari Bapak Mama juga demikian. Ditelusuri sampai beberapa generasi di atasnya pun masih akan ketemu darah Bonenya. Namun pangkalnya tetaplah keturunan India-Arab, keturunan Adam dan Hawa dan tentu saja bukan seekor kera.
Lahir di Bone. Minum ASI eksklusifnya di Bone. Belajar makan-minumnya di Bone. Belajar berjalan-larinnya di Bone. Pendidikan wajib 12 tahunnya (minus TK) di Bone. Semua masa kecil-remajaku saya habiskan di Bone. Namun sejak hijrah untuk menuntut ilmu lebih tinggi di Kota Makassar, saya pun perlahan jadi kudet dengan hingar bingar perkembangan Kota Beradat ini.
Mama yang kali pertama di rawat di Rumah Sakit sepertinya jadi pengalaman pertama saya untuk berkunjung sekaligus menginap di salah satu RS di Bone. Sepanjang ingatan saya, baru satu kali saya menjenguk teman yang sakit di RS di Bone. Selebihnya tidak ada lagi yang saya ketahui tentang seluk beluk RS di Bone. Betapa miskin pengetahuan lagi pengalaman tentang dunia kesehatan tempat kelahiran saya sendiri. Miris.
Sudah waktunya saya harus mulai belajar akan sebarek hal tersebut. Beranjak dari kondisi itu, hal menarik dari RS di mana Mama di rawat adalah hiburan yang ditawarkan dari ruang rawat inapnya. Lagu khas daerah Bone, lagu bugis. Mendengar lantunan beberapa tembang bugis saat sepinya dini hari di bangsal rumah sakit serasa mengantarkanku untuk menyelami masa-masa lalu. Kembali mengingat segenap perjalanan hidup yang telah kulewati selama ini.
Bukan hanya itu. Saya pun berkesempatan untuk kembali mengeksplor sedikit kehidupan malam Kota Bone. Berkeliling mencari jajanan tengah malam di keheningan Kota Bone. Hal ini unik karena hampir tidak pernah lagi saya lakoni. Bagaimana tidak, setiap mudik lebaran, bisa dipastikan 8/9 waktunya dihabiskan untuk membayar kerinduan bersama sanak keluarga jadi waktu keluyuran eksplor Kota Bone tidaklah sempat. Perkembangan Kota Bone uang kutahu hanyalah sebatas daerah pinggir jalan yang saya lalui dalam perjalanan mudik. Atau hanya sebatas yang tertera di media cetak maupun media elektronik yang sempat terekam oleh indra.
Setelah diajak berkeliling, ternyata ada beberapa ikon Kota Bone yang baru dan juga beberapa situs lama yang telah dipugar oleh pemerintah daerah. Bone sudah banyak berubah. Namun saya masih bisa merasakan dan mengenangnya ketika mendapati titik-titik tertentu yang sudah begitu mendarah daging.
... Lekas sembuh Mama. Ada hikmah dari setiap kejadian. Petiklah. Bersyukurlah.
0 notes
rudyyy87 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Spread the Kindness
Beragam ketakutan selalu saja menghantui setiap kali mencoba untuk berbagi, entah disampaikan secara lisan maupun mempublikasikannya lewat sebuah tulisan. Takut akan komentar. Takut yang dibagikan tidaklah membawa manfaat. Dan puncak ketakutannya ketika yang dibagikan tersebut dibalikkan kepada diri sendiri. Jangan sampai kebanyakan berteori namun lupa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Memang betul penuturan orang bijak yang mengajarkan untuk memperbaiki akhlak terlebih dahulu sebelum mengajak kepada kebaikan. Jadi sebelum bicara teori, tunjukkanlah terlebih dahulu dengan segala kemampuan kita. Perbaiki akhlak terlebih dahulu sebelum bicara perkara ilmu kepada orang lain.
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit (24). Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat (25).”  (QS. Ibrahim: 24-25)
Potongan ayat di ataslah yang menjadikan pilihan untuk berbagi senantiasa tetap dipilih sebagai usaha untuk menjadi hamba-Nya yang bermanfaat, menjadi hamba-Nya yang baik. Banyak beribadah tentulah menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang taat namun tidak serta merta menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang baik. Menjadi orang yang baik, selain harus taat kepada-Nya, juga harus bermanfaat kepada sesama, membuat orang di sekitar kita banyak beroleh manfaat dari kita. Dengan demikian jadilah kita “shaleh habluminallah” juga “shaleh habluminannas” yang selanjutnya mengantarkan kita menjadi hamba-Nya yang istimewa.
Lihatlah air zam-zam sebagai contoh air yang istimewa, air yang penuh berkah. Tidak lah ia pernah keluar dalam jumlah sedikit ketika banyak dibutuhkan sehingga orang kekurangan. Tidak pula ia pernah keluar dalam jumlah banyak ketika hanyat sedikit dibutuhkan sehingga ia mendatangkan malapetaka. Jadilah sepertinya. Jadilah rahmatat lil’alamin, janganlah jadi benalu yang merugikan orang lain.
Perkara berbuat baik. Kerjakanlah apa saja yang bisa kita kerjakan. Janganlah meremehkan kebaikan, sekecil apapun kebaikan itu. Bukankah dengan sekedar memindahkan duri dari jalan adalah bagian dari iman? Janganlah meremehkan kebaikan kecil walaupun hanya dengan memberi sebagian dari buah kurma.
Jadilah orang yang beriman, yang senantiasa memberi manfaat kepada orang di sekitarnya. Karena tidaklah cukup hanya menjadi orang biasa yang hanya mengambil manfaat dari orang di sekitarnya. Apalagi menjadi orang dzalim yang senantiasa memanfaatkan orang di sekitarnya.
Janganlah berhenti berbuat baik. Janganlah berhenti menebar manfaat.
#30DWC #30DWC7 #Squad6 #Day30 #SpreadTheKindness … Makassar, 04 Agustus 2017 Apotek PLUS Sinar Jakarta
1 note · View note
rudyyy87 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Coeno (cēnō) Ergo Sum
"... cukuplah bagi anak Adam beberap suap untuk menegakkan tulang punggungnya. ..." (HR. At-Tirmidzi)
Dalam potongan hadits disebutkan bagi kita untuk "makan untuk hidup". (Jangan dibalik menjadi "hidup untuk makan). Sebagaimana makan adalah kebutuhan pokok lagi mendasar dalam teori kebutuhan Abraham Maslow, maka penuhilah agar dapat tetap eksis, agar tetap hidup, agar tetap ada. Janganki lupa makan dih! :D
... Manusia telah membutuhkan makan sejak masih dalam kandungan, sejak setelah pembuhan dan berubah jadi zigot dan seterusnya, manusia butuh makan untuk tumbuh dan berkembang, untuk tetap bertahan hidup.
Aku makan maka aku ada Pakem "makan untuk hidup bukan hidup untuk makan" menjelaskan bahwa hidup bukan hanya untuk meraih kebahagiaan di dunia saja. Sekolah tinggi-tinggi. Punya gelar akademik seabrek. Dapat kerjaan profesional. Beroleh harta melimpah. Dikaruniai anak-istri-keluarga. Apakah ada jaminan kebahagiaan dari semua itu? Sepintas lalu ada, namun jangan lupa kepada siapa yang mengadakan kesemua hal tersebut. Sebagai manusia ciptaan-Nya, kita punya kewajiban beribadah kebada-Nya, kewajiban untuk menyembah kepada-Nya.
Segenap hal tersebut tentulag butuh energi sebelum melakukannya. Untuk itu kita butuh makan sebelumnya. Namun perkara makan sudah diatur sebagaimana hadits berikut.
"Tidak ada bejana yang diisi oleh anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak bisa, maka sepertiga dari perutnya hendaknya diisi untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga untuk nafasnya." (HR. Ahmad at-Tirmidzi)
Berapa banyak kemaksiatan yang berawal dari sebuah keadaan yang kenyang dan berlebihan dalam makanan. Demikian juga sebaliknya, banyak ketaatan yang tercipta dari keadaan makanan yang seadanya. Maka barangsiapa yang menjaga keburukan perutnya sesungguhnya ia telah menjaga dari keburukan yang lebih besar.
Persempitlah jalan setan dengan berpuasa. Pepatah bijak ini muncul karena begitu terampilnya setan dalam memperdaya manusia yang perutnya dipenuhi dengan makanan. Dan dari hal ini pulalah sebagian salaf pernah berkata, "Janganlah makan banyak-banyak, sehingga minum kalian pun banyak, lalu tidur kalian juga banyak, akhirnya kalian banyak merugi."
Memang manusia butuh makan untuk tetap hidup, untuk tetap dapat beraktivitas. Namun janganlah sampai berlebihan. Bukankah sedikit makan dapat melembutkan hati, menguatkan daya pikir, membuka diri, serta melemahkan hawa nafsu. Makanlah secukupnya. Makanlah untuk tetap hidup. Aku makan maka aku ada.
#30DWC #30DWC7 #Squad6 #Day29 #CoenoErgoSum … Makassar, 03 Agustus 2017 Nusa Tamalanrea Indah DB/40
0 notes
rudyyy87 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
A “Fire” is on Your Tongue 
Mera Mera no Mi (Flame-Flame Fruit) adalah Buah Iblis tipe Logia yang memungkinkan pengguna untuk membuat, mengontrol, dan berubah menjadi api. Buah yang dulunya milik Portgas D. Ace yang kini sudah berpindah tangan ke Sabo yang memenangkannnya dalam turnamen yang digelar oleh D. Doflamingo setelah kematian Ace. Namun dari Hiken (Tinju Api), Higan (Senjata Api), Hibashira, (Pillar Api) hingga segenap teknik api lainnya yang sering digunakan Ace maupun Sabo sepertinya terlupa satu teknik yang tidak kalah mematikan, yakni “Lidah Api” (Honō). Sepertinya Eiichiro Oda harus mempertimbangkan hal ini untuk dipakai Sabo demi mempercepat terjadinya revolusi di dunia One Piece. Ini opo iki? :D
… Lidah, organ yang dengannya manusia dapat mengecap, menjilat hingga berbicara. Sedang api yang merupakan entitas yang berasal dari sesuatu yang terbakar, yang kemudian dijadikan sebagai sumber panas dan juga sumber cahaya. Ketika digabungkan menjadi “lidah api”, bukan kekuatan baru pemakan buah api. Sekali lagi bukan. “Lidah api”, lidah adalah api. Lidah kerap dikonotasikan sebagai api. Sebagaimana api yang ketika kecil adalah kawan namun dapat menjadi lawan ketika sudah membesar dan tidak terkontrol. Demikian juga dengan lidah yang dengannya akan berfaedah bila digunakan dengan benar meski demikian, ia juga dapat mendatangkan musibah tatkala sudah tidak terkontrol. 
Api sangatlah urgen untuk keberlangsungan kehidupan. Untuk alasan itu, kita tidak akan berhenti menggunakan api meski kita tahu bahwa api punya potensi untuk membuat kebakaran. Kita tidak akan berhenti meski kita takut akan bencana yang dapat terjadi. Karena kehidupan ini butuh api. Hanya saja kita perlu untuk menggunakannya secara hati-hati. Dan dengan demikian kita bisa memanfaatkan api untuk memasak, menghangatkan tubuh, hingga sebagai penerang dan berbagai pemanfaatan lainnya.
Sama halnya dengan kita tidak akan berhenti berbicara menggunakan lidah karena lidah berkemampuan untuk mendatangkan “kematian” bagi yang mendengarnya. Apakah kita akan berhenti berbicara karena takut salah? Takut keseleo lidahnya? Atau takut melukai yang mendengarnya. Tentu tidak. Sama halnya dengan api yang dapat digunakan untuk menghangatkan, demikian juga lidahmu yang dapat kau gunakan untuk membesarkan hati orang lain saat berbicara.
Lidahmu adalah sumber apimu. Gunakanlah lidahmu untuk hal-hal yang bermanfaat. Gunakanlah untuk menyampaikan ilmu. Gunakanlah untuk menyemangati, memotivasi, menghibur, hingga membawa “kehidupan” bagi siapapun yang mendengarnya. Dan perhatikanlah hal berikut sebelum menggunakannya.
Kapan harus berbicara,
Apayang harus dibicarakan, dan
Bagaimana cara membicarakannya. 
#30DWC #30DWC7 #Squad6 #Day28 #AFireisonYourTongue … Makassar, 02 Agustus 2017 Apotek PLUS Sinar Jakarta
0 notes
rudyyy87 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
I’m Pro-Solitude
Solitude ≠ Loneliness Kesendirian bukanlah kesepian yang sering dimaknai sebagai sebuah kegagalan dalam memenuhi hasrat sosial. Apalagi sampai pada makna yang merujuk pada ketidakcakapan untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Kesendirian adalah saat bercengkerama dengan diri sendiri, dengan jiwa dan pikiran sendiri. Kesendirian adalah momen yang mampu membuat diri berpikir, belajar, berimajinasi, mengingat, merenung, merindu, dan beragam lainnya menembus tabir yang kerap dibatasi oleh keriuhan.
Temukan siapa dirimu dalam kesendirianmu. Tempa kreativitasmu dalam kesendirianmu. Latih konsentrasimu dalam kesendirianmu. Asah ingatanmu dalam kesendirianmu.
… Kesendirian adalah kebutuhan Sebut saja orang introvert, sebut saja orang anti-sosial, tanpa mengetahui tentang ini, mereka sudah mempraktekkannya dalam hidupnya. Mereka begitu merindukan kesendirian, begitu kecanduan akan kesendirian. Bahkan tak jarang kehidupan sosial membuat mereka tersiksa. Disiksa oleh malu. Disiksa oleh batin sendiri. Bukan hanya mereka, semua orang butuh kesendirian, entah itu sebagai jalan untuk membunuh rasa cemas, sebagai sarana untuk menghibur diri, atau hanya sebatas pelarian.
Meski manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk menunjang kehidupannya. Namun pada akhirnya manusia akan sampai pada kesendirian di sela hiruk pikuk sandiwara sosial. Sebagaimana kesunyian yang menghampiri dalam perjalanan pulang dari pesta (pernikahan) yang meriah. Kesendirian bahkan sering hadir di tengah perbincangan. Atau paling tidak sesaat sebelum memejamkan mata dan terlelap dalam tidur.
Kesendirian penting untuk sebuah kreativitas Kesendirian mengantarkan pada sebuah kesunyian. Kesunyian adalah tempat terbaik untuk mendengarkan suara tanpa bunyi. Suara yang tidak terdengar oleh telinga. Suara yang terdengar ketika membaca dalam hati, suara yang sama ketika berdoa, ketika menghadapkan diri kepada-Nya. Sudah banyak kekuatan transendental yang berawal dari kesunyian. Beberapa dari pemuka agama yang memulai dakwahnya dengan berdiam diri dalam kesendirian terlebih dahulu, sebutlah Musa, Yesus, Budha, Muhammad, mereka pergi menyendiri ke alam belantara di mana mereka kemudian mendapatkan pengalaman yang luar biasa.
Bukan hanya itu, hal yang sama juga terjadi dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Kesendirian tak jarang dijadikan sebagai tempat untuk menempa diri. Sebut saja Darwin yang banyak menolak ajakan ke pesta dan lebih memilih masuk menyusuri hutan demi hutan dalam kesendiriannya. Atau Albert Einstein yang berjuang dalam kesendiriannya hingga melahirkan karya fenomenal sepanjang sejarah sains di muka bumi ini. Kesendirian acap kali menjadi tempat untuk mencari insight. Dengan kesendirian, memaksa untuk bergumul dengan diri sendiri untuk mendapatkan jawaban, memikirkan gagasan, hingga memperoleh ketenangan.
Sang Penyendiri “Hendaklah setiap orang menyendiri dan mengenali dirinya. Kemudian berkawanlah dengan sejenismu untuk berkembang dan bermanfaat di waktu yang sama.Menyendirilah lagi dan berkawanlah lagi, sampai sejenismu adalah seluruh jenis manusia. Tetapi berubahlah tanpa kehilangan maknamu sendiri sebagai manusia. Menyendirilah. Beramai-ramailah.” (Nayaka Angger, 2015)
#30DWC #30DWC7 #Squad6 #Day27 #Solitude #Loneliness … Makassar, 01 Agustus 2017 Apotek PLUS Sinar Jakarta
0 notes
rudyyy87 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Belajar pada Angin-Nya
Menikmati dingin dan segarnya semilir angin pada masa-masa akhir musim gugur menuju musim dingin adalah hal yang kurindukan dari “foto” ini. Di tengah terpaannya, ia menghadirkan ketenangan. Di tengah buaiannya, ia menghadirkan kembali kenangan indah kisah-kisah yang telah lalu. Di balik kesejukannya, ia menyimpan kekuatan. Dan daripadanya, kutitipkan sebuah harap.
... “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya. Mudah-mudahan kamu bersyukur” (Q.S. Ar-Rum:46).
Beryukurlah kepada angin Bersyukurlah pada-Nya karena bersamanya terdapat kabar gembira lagi membawa nikmat bagi kehidupan ini. Kepada yang suka menikmati indahnya ombak berkejaran, kepada yang suka menikmati indahnya berselancar di atas ombak, bersyukurlah pada angin yang menghadirkan ombak itu. Kepada yang mengaku mencintai hujan, bersyukurlah pada angin yang membawa awan menuju ke tempat yang lebih dinggi dan juga membawa uap air sehingga terjadi hujan. Kepada yang gerah, kepada yang merindukan ketenangan; bersyukurlah pada angin yang ketika ia bersentuhan dengan kulit, hadir kesejukan dan kesegaran yang mampu menerbangkan kegerahanmu karena panas udara dan menghadirkan ketenteraman. Kepada yang mencintai kehidupan, bersyukurlah pada angin karena daripadanya kehidupan tetap berlangsung. Beryukurlah karena ia masih senantiasa tersedia karena banyak di antara kita berupaya menghadirkan bentuk artifisialnya ketika bentuk alaminya tidak tersedia.
Belajarlah kepada angin Berharaplah kepada angin yang bersamanya terbawa “angin baru”. Berharaplah padanya agar bersedia merengkuh mimpi-mimpi yang terpendam, membawa dan menerbangkannya. Hingga mimpi-mimpi tersebut menjadi kenyataan indah. Janganlah ragu ketika terkadang harus berlawanan (dengan “angin”). Ingatlah layang-layang. Ingatlah pesawat terbang. Ingatlah bahwa mereka selalu terbang melawan angin, bukan mengikuti arus angin. Berharaplah pada angin agar ia senantiasa bisa menerbangkanmu di ketinggian.
Berimanlah kepada-Nya Janganlah takut ketika angin berhembus dengan keras, ketika ia berhembus dengan ganas. Percayalah ia tidak bermaksud untuk menggoyangkanmu atau bahkan merobohkanmu. Percayalah ia ingin menguji kekuatanmu, ingin menguji keimananmu terhadap-Nya. Percayalah bahwa angin adalah tanda-tanda kekuasaan-Nya. Maka wajib bagi kita semua untuk menghadapkan hati kepada-Nya. Berharap akan kebaikan angin tersebut seraya memohon perlindungan akan keburukan yang terbawa bersamanya.
#30DWC #30DWC7 #Squad6 #Day26 #BelajarpadaAnginNya … 
Makassar, 31 Juli 2017 
Apotek PLUS Sinar Jakarta
1 note · View note
rudyyy87 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Tamasya di Akhir Pekan 
"Tarik jalanya Pak!" "Tangkap ikannya! Jangan sampai lepas!"
Di bawah terik sinar matahari, satu per satu ikan mulai terperangkap pada jala. Mereka pun dengan mudah dipindahkan ke dalam karung. Siap untuk dieksekusi.
*Ini pencitraan dalam rangka menyambut pesta demokrasi Sulawesi Selatan tahun depan. Pemimpin berbaur dengan rakyat untuk memanen ikan bandeng (milik rakyat).
... Matahari bersinar dengan teriknya mewarnai perjalanan kami menuju empang (tambak ikan) milik salah seorang senior-dosen kami, Kak Ismail. Senior baik hati yang kerap dipanggil dengan Kak Ile. Kalau kami sukanya memanggilnya dengan "Kak Ile", dianya malah suka memanggil kami "makan" di empang miliknya beserta keluarganya yang tidak kalah baik hatinya juga. [Sudah terbukti].
Hamparan empang terbentang luas di kiri kanan jalan yang kami lalui menuju empang miliknya. Padang rumput ilalang banyak bertumbuh pada pematang empang. Beberapa empang juga dihiasi dengan sejumlah pohon kelapa yang tertancap pada pematangnya. Katanya untuk menguatkan pematang sekalian dapat dinikmati buahnya.
Setelah bergelut dengan trek jalan kaki yang lumayan, kami pun akhirnya sampai di pinggiran empang yang akan kami kuras ikannya. Ia pun berganti pakaian. Namun, saya tidak karena tidak tahu kalau kondisinya bakal seperti ini. Kami baru mau memanen ikannya saat tiba. Biar segar. Tidak pakai pengawet apa-apa. Jangankan boraks yang terlarang, es pun tidak kami digunakan. Ini adalah ikan sesegar-segarnya. Kali selanjutnya, kalau diundang lagi, saya akan bawa pakaian ganti agar bisa bertarung dengan ikan di kandang mereka.
Berbekal jala yang dibentangkan dari dua sisi, dan kemudian ditarik menuju sudut-sudut empang, kami mencoba memerangkap ikan bandeng yang besarnya rata-rata seukuran lengan. Meski ada yang tetap bisa berjuang dengan melompati jala agar tidak terjerat, agar selamat dari siksa pembakaran hari ini, tetap ada juga segerombolan ikan bandeng yang akhirnya tidak berkutik karena tersangkut pada jala. Satu per satu ikan mulai dilepas dari jala untuk dimasukkan ke tempat penampungan.
Setelah menarik jala dua kali, ikan bandengnya sudah bikin malas untuk dihitung saking banyaknya; sesi foto-foto bersama ikan yang masih meliuk-liukkan badannya agar bisa terbebas juga sudah; sekarang waktu untuk membersihkan ikan-ikannya sebelum diproses lebih lanjut.
Sembari mencuci, beberapa potong kayu dan sejumlah sabut kelapa kering ditumpuk dan dibakar agar bisa menghasilkan bara api untuk mengeksekusi ikan-ikan tadi. Tak lupa di pinggiran pembakaran diletakkan bonggol pisang yang masih cukup mengandung air agar apinya tidak melebar ke mana-mana.
Ikan yang telah dibersihkan, selanjutnya dilumasi dengan adonan mentega bercampur minyak. Tidak usah bayangkan betapa licinnya badan mereka sekarang, belut saja kalah sama mereka. Proses ini demi menghasilkan ikan bakar yang lebih maknyus.
Cerita ngalor ngidul hingga tawa lepas yang bercampur dengan asap putih yang mengepul dan radiasi panas arang yang memerah tertiup angin dari pembakaran menjadi keistimewaan tersendiri dalam menyaksikan proses eksekusi ikan-ikan malang tersebut.
Sambil menunggu keseluruhan rangkaian proses eksekusi selesai, beberapa dari kami mencoba keberuntungan untuk memanjat pohon kelapa demi mendapatkan kenikmatan yang hakiki dari air dan buah kelapa muda di bawah teriknya sinar matahari. Kamu akan tahu betapa segar dan betapa nikmatnya hal tersebut setelah mengalaminya sendiri. Apalagi kalau itu adalah buah dari keringat dan jeri payahmu sendiri. Nikmatnya tak ada duanya.
Tak terasa, ikan demi ikan telah melewati masa-masa sulit di atas tungku pembakaran. Kulitnya, yang tadinya bersih nan licin, kini telah melepuh dan mulai menunjukkan adanya kerak-kerak yang kaya akan zat karsinogenik. Aromanya, yang tadinya masih bau amis khas air empang kini telah menghasilkan aroma yang memancing kelenjar liur untuk memghasilkan banjir air liur di dalam mulut, aroma yang akan menyiksa lambungmu jika tidak segera ditangani dengan menjejalkan mereka ke dalam mulutmu.
Dua panci besar nasi sudah terhidang di tengah majelis. Serut mangga muda bercampur jeruk nipis yang berhiaskan cabe dan juga sambal tomat goreng yang telah dijejali dengan helaian daun kemangi telah menanti. Ikan-ikan korban pembakaran juga mulai teronggok, sebagian dari mereka masih mengeluarkan kepulan udara dari dirinya, masih begitu panas. Semuanya sudah siap santap.
Dari kolong rumah sederhana di tengah hamparan empang, dengan beralaskan tikar plastik dan spanduk-spanduk bekas, suapan demi suapan kami jejalkan ke dalam mulut masing-masing. Meski terus diterpa angin sepoi-sepoi yang kadang berhembus dengan ganas, bulir-bulir keringat tetap saja jatuh bercucuran di dahi dan pelipis masing-masing. Saya sendiri menghabiskan 1,47 ekor ikan bandeng ditambah beberapa suap pepes usus ikan. Ini untuk pertama kalinya makan pepes demikian. Aduh, nikmatnya. Saya masih kekurangan kosakata untuk mendeskripsikannya. Pokoknya nikmat.
Masih dengan perut hampir penuh, kembali kami membelah kelapa-kelapa muda hasil panjatan kami. Lembutnya daging kelapa muda menjadi makanan penutup santap siang kami di tengah hamparan empang. Walhasil, kami pun terserang gejala ngantuk beberapa menit setelahnya.
Setelah beristirahat sebentar, jala kembali dibawa turun ke empang untuk menangkap beberapa ekor ikan lagi untuk kami bawa sebagai oleh-oleh dari Pangkep. Kalau sebelum-sebelumnya kami bawa dange, surabeng atau jeruk bali dari Pangkep, kali ini kami bawa ikan selain yang di atas.
Masih banyak cerita yang tidak terekam dalam tulisan ini. Permainan Ludo di pinggiran empang, membawa ikan yang digantungkan pada sebilah bambu, minum es buah di rumahnya Kak Ile, makan pisang susu, makan kue, adegan tertidur di pematang dan juga di atas kursi, hingga aksi berkendara dengan kecepatan 120 km/jam yang wajib untuk diceritakan turut mewarnai perjalanan akhir pekan hari ini.
#30DWC #30DWC7 #Squad6 #Day25 #TamasyaDiAkhirPekan … Makassar, 30 Juli 2017 Apotek PLUS Sinar Jakarta
0 notes
rudyyy87 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
The Elixir of Life
Ialah air yang senantiasa tenang. Ialah air yang senantiasa dinamis. Ialah air yang senantiasa sejuk. Ialah air yang senantiasa damai. Carilah air kehidupan. Belajarlah padanya.
Menghadirkan kehidupan Salah satu cara untuk melihat tingkat krusialitas sesuatu, dapat dengan memperhatikan berapa banyak kosakata dan istilah yang berkaitan dengannya. Silahkan cari “water-related words” dan beragam situs akan mengantar pada kata demi kata yang berkaitan dengan air. Untuk Bahasa Inggris saja, kita akan temukan ratusan kosakata. Itu baru satu Bahasa, belum lagi bahasa lainnya, dari Bahasa Tamil, Sansekerta, Yunani hingga setiap bahasa apa pun di dunia ini. Bisa dipastikan ada begitu banyak kosakata tentang air di dalamnya.
Begitu banyak sumber yang telah menjelaskan tentang hubungan air dan kehidupan. Al-Qur’an pun juga tak luput mengabarkan tentangnya. Sudah tidak terelakkan lagi betapa esensialnya air untuk kehidupan, dan jelaslah kehidupan ini tidak akan bertahan tanpa air. Sebut saja manusia, berapa lama ia mampu bertahan tanpa air? Atau, bahkan bumi yang kita tempati ini, berapa lama ia mampu untuk bertahan tanpa air? Silahkan renungkan sendiri jawabannya. Niscaya akan diantarkan pada jawaban bahwa tidak akan ada kehidupan tanpa air.
Untuk bisa tetap hidup, carilah sumber air kehidupan. Manusia bisa bertahan hidup lebih lama tanpa makanan daripada tanpa air. Jangankan berjalan di atas gurun pasir yang gersang, bahkan berjalan di atas air pun kita tetap membutuhkan air untuk bertahan hidup. Air selalu mampu menghadirkan kehidupan sebagaimana ia selalu menghadirkan kesejukan bagi yang kehausan.
Tenang dan dinamis Ialah air yang senantiasa terlihat tenang, namun senantiasa bergerak dinamis. Air tidak pernah berhenti. Seberapa besar dan tinggi pun tantangan yang menghalang di depan, air yang tidak pernah berhenti untuk terus berusaha mencari jalan untuk mengalir. Di balik ketenangannya di permukaan, tidak ada yang bisa menebak kedalaman yang ia miliki. Tidak ada yang mampu menerka kekuatan maha dahsyat yang tesimpan di dalamnya.
Belajarlah sabar, bersungguh-sungguh, dan tak pernah berputus asa dari air. Lihatlah bagaimana air mempu menerobos bongkahan batu, elemen yang berjuta-juta kali lipat lebih keras darinya. Lihatlah ia yang tidak pernah berhenti.  
Sejuk dan damai Ialah air yang senantiasa sejuk dan damai. Rasakanlah ketenteraman dengan mengamati air. Rasakanlah kedamaian dengan mendengarkan suara gemericik air. Rasakanlah kesejukan dengan bersentuhan air. Jadilah seperti air yang senantiasa mampu menghadirkan kesejukan, ketenangan, ketentereman, dan kedamaian pada siapapun yang berinteraksi dengannya.
#30DWC #30DWC7 #Squad6 #Day24 #TheElixirofLife …
 Makassar, 29 Juli 2017 Apotek PLUS Sinar Jakarta
0 notes
rudyyy87 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
The Power of Words
  Dengan lidah, seseorang bisa meraih pahala. Dengan lidah, seseorang dapat menumpuk dosa. Dengan lidah, seseorang dapat menjalin perdamaian. Karena lidah, seseorang dapat terlibat dalam peperangan. Dengan kata-kata, seseorang bisa terpesona. Dengan kata-kata, seseorang bisa terpedaya. Dengan kata-kata pun, seseorang bisa tersulut emosi.
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam." “Keselamatan seseorang bergantung pada keterampilan orang tersebut dalam menjaga lidahnya.”
Berhati-hatilah terhadap kata-kata. Lisan maupun tulisan. Dua sabda Rasulullah di atas cukup bisa memberikan gambaran begitu berbahayanya kata-kata. Kuasamu terhadap kata-katamu hilang sejak ia meninggalkan lidahmu. Dan berpindah kepada siapa saja yang hendak menafsirkannya. Kata-kata dapat berubah menjadi begitu liar setelah ia meluncur meninggalkan lidah. Laksana debu yang diterbangkan oleh angin. Tafsirannya liar dan beranak-pinak sebanyak pikiran manusia yang menafsirkannya secara berbeda.
#30DWC #30DWC7 #Squad6 #Day23 #ThePowerofWords … Makassar, 28 Juli 2017 Apotek PLUS Sinar Jakarta
0 notes
rudyyy87 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
A Simple Life
“Sesuatu yang menakjubkan dan luar biasa tak tahan lama. Yang bertahan adalah yang sederhana dan biasa. Semua yang dibuat akan kehilangan rasa alaminya. Hanya yang alamiah yang sejati.”
Bertahan dengan kesederhanaan memang tidaklah muda. Kesederhanaan sering sekali dipandang sebelah mata. Dan tidak sedikit orang yang begitu terpesona ketika disuguhkan dengan sesuatu yang kompleks dan canggih. Namun, dengan kesederhanaan, sesuatu mampu untuk tetap bertahan dan tak lekang oleh zaman. Bahkan tak jarang kesederhanaan mampu mengantarkan pada sebuah kesuksesan.
Mengapa kesederhanaan itu penting? yah kembali lah tengok pepatah Cina di atas, “Yang bertahan adalah yang sederhana dan biasa.” Kita ambil satu contoh lewat perbandingan search engine. Sebut saja Yahoo. Siapa yang tidak terkesima dan takjub dengan Yahoo di masa awal bisnis internet, tahun 1990-an. Dengan tampilan yang begitu mewah dengan beragam fitur menakjubkan, semua tertarik untuk menobatkannya sebagai mesin pencari terbaik di masanya. Namun hari ini, apa yang terjadi. Bulan lalu, 14 Juni 2017, Yahoo sudah tak ada lagi, ia sudah terjual (situsnya masih bisa diakses tapi kepemilikannya sudah berganti).
Sebagai pembanding, kita lihat Google. Meski umur lebih muda dibanding Yahoo, dan pernah menjadi inferior di bawah kesuperioran Yahoo. Namun lihatlah sekarang, siapa yang tidak kenal dan menggunakan Google hari ini? Silahkan cari jawabannya sendiri. Dibalik kekompleksan proses yang terjadi di balik layar, Google senantiasa menawarkan konsep yang sederhana kepada segenap penggunanya. Kemudahan dan kesederhanaan tersebutlah yang kemudian membuat Google mampu untuk tetap bertahan dan menjadi search engine nomor satu di dunia.
Cukuplah perbandingan di atas menjadi bukti nyata dari pepatah Cina tersebut. Dan cukuplah contoh di atas dapat mengubah kita untuk hidup dengan kederhanaan. Hidup sederhana tidak berarti hidup dalam kemiskinan dengan kesengsaraan dan kemelaratan. Kesederhanaan merupakan pola pikir untuk hidup proporsional, tidak berlebihan dan mampu meprioritaskan apa yang lebih dibutuhkan. Kesederhanaan menggambarkan apa yang kamu butuhkan lebih dari apa yang kamu inginkan.
Dalam kesederhanaan ada kebersahajaan menuju kebahagiaan karena sesungguhnya yang kita butuhkan hanya sedikit dan tidak selalu berwujud materi. Lewat kesederhanaan kita mampu bertahan, lewat kesederhaan kita dapat memberi dan berbagi, dan bahkan lewat kesederhanaan kita belajar untuk mensyukuri hidup itu sendiri. Dan tak jarang kesederhanaan jauh lebih efektif untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT.
#30DWC #30DWC7 #Squad6 #Day22 #ASimpleLife #SimpleIsBest …
 Makassar, 27 Juli 2017
 BEM KEMAFAR-UH
0 notes
rudyyy87 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
I (Am) - Want To Be - SUPERMENTOR
“Seperti apa, ya, kira-kira bayangan Soekarno terhadap Republik Indonesia di usianya ke-100 tahun nanti?”
Itulah pertanyaan menohok yang dikemukakan oleh Sri Mulyani Indrawati dalam acara Supermentor ke-20 kemarin malam. Pertanyaan yang sangat relevan untuk mengawali acara dengan tajuk “Indonesia’s Great Prosperity Ahead: Will It Happen? Will It Be Yours?“ tersebut. Keheningan khalayak sontak menyelimuti forum setelahnya.
Indonesia hari ini berada dalam masa transisi untuk menyambut kejayaan di masa depan. Ketika Indonesia merayakan 100 Tahun Indonesia Merdeka di tahun 2045 mendatang, Indonesia akan mendapat bonus demografi yang begitu melimpah. Dan untuk meraihnya Indonesia harus mempersiapkan diri dari sekarang, bukan 50 tahun lagi ketika Indonesia harapannya sudah menjadi negara kaya. Kita akan terlambat jika tidak memulainya dari sekarang.
Dengan situasi dunia hari ini yang berubah dengan sangat cepat. Sebut saja laju perkembangan teknologi, perubahan iklim, kebutuhan energi, air, pangan, hingga masalah geopolitik. Semuanya bergerak begitu dinamis dan tentunya menuntut banyak persiapan untuk menyesuaikan dan menyambut kemungkinan yang menanti di masa depan.
Waktunya untuk berinvestasi pada pembangunan manusia. Pendidikan adalah akarnya. Perbaikilah bidang ini untuk kemajuan sumber daya manusia Indonesia. Hal tersebut adalah tantangan namun juga sekaligus menjadi kesempatan. "Memang butuh biaya yang besar, tapi tidak ada impian yang tercapai gratis.” Sindiran sekaligus pemantik semangat dari Srikandi Indonesia ini menggugah hadirin untuk membuang jauh-jauh mental “gratis”. Mental gratisan adalah mental yang buruk. Mental tertinggal, namun tidak sedikit yang memeliharanya dalam dirinya.
… Supermentor: Share. Inspire. Empower. Berbicara tentang kualitas sumber daya manusia. Satu hal yang menarik yang sekaligus memberi ruang Bu Ani untuk berbagi hal di atas adalah platform yang bernama “Supermentor”. Sebuah platform yang “menyerupai” TEDTalk, platform yang menyediakan kesempatan bagi tokoh ikonik yang berprestasi tinggi untuk berbagi pengalaman hidup, etos kerja dan rahasia sukses mereka dengan masyarakat umum, terutama kaum muda. Supermentor adalah sebuah ajang sharing oleh berbagai pembicara yang sukses di bidangnya masing-masing.
Dicetuskan pada tahun 2014 oleh Dino Patti Djalal, supermentor telah banyak menebarkan semangat energetik dan optimistis untuk sukses. Dengan tekad untuk menumbuhkan industri inspirasi untuk mempersiapkan generasi muda yang dapat membawa perubahan yang baik bagi Indonesia.
Kalau pada judul tulisan ini adalah saya mengutarakan bahwa Saya (adalah)-ingin menjadi-Supermentor. Untuk menjadi bagian dari supermentor, sebelumnya tentulah saya berkeharusan untuk memiliki portofolio kesuksesan pada salah satu bidang. Yang tentunya harus diawali dengan niat-kerja-doa yang begitu keras untuk melangitkan berbagai karya. Saya pun sadar bahwa tidaklah muda untuk menjadi Supermentor. Namun kesempatan itu tidak pernah tertutup.
Fight for IT! And then, Share. Inspire. Empower.
#30DWC #30DWC7 #Squad6 #Day21 #Supermentor #Share #Inspire #Empower #IAmSupermentor #IWantToBeSupermentor … Makassar, 26 Juli 2017 Apotek PLUS Sinar Jakarta
0 notes
rudyyy87 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Cibodas: Anfor Kingdom dan Kenangannya
Satu hal yang membuat saya bersyukur dapat kesempatan menunaikan kewajiban PKPA Industri di PT. SOHO Industri Pharmasi (SOHO), adalah dengan dipertemukannya dengan segenap manusia-manusia cerdas nan bersahabat. Selain iklim pembelajaran tentang industri farmasi di SOHO yang menakjubkan, dikelilingi oleh orang-orang baik yang tidak sungkan-sungkan untuk berbagi ilmu, mereka juga termasuk kategori makhluk Tuhan yang dengan bersamanya kebahagiaan InsyaAllah dapat kau rengkuh.
Anfor Kingdom, yah begitu mereka menyebutnya. Sebuah paguyuban, izinkan saya memakai istilah paguyuban, yang menaungi segenap anak-anak departemen Research and Development (RnD) di SOHO. Di laboratorium, mereka adalah pribadi-pribadi yang telaten dalam mengembangkan produk yang kelak akan bermanfaat untuk kemanusiaan. Mereka tak segan untuk mengajarimu dan menuntunmu hingga puas sepuas-puasnya. Di kantin, mushalah, pokoknya di luar laboratorium mereka sepintas sama dengan manusia-manusia lainnya, merakyat, khususnya terhadap kami, manusia asing yang datang jauh-jauh dari timur Indonesia.
Dan puncak dari segala kenikmatan itu adalah ketika ditawari untuk ikut dalam salah satu program Anfor yang rutin dilakukan, bertamasya. Kesempatan kali itu dikemas dengan tajuk “Jelajah Cibodas”. Tak perlu berpikir panjang, tanpa ditanya untuk kedua kalinya, tawaran tersebut langsung disambut dengan anggukan kepala.
Cibodas, bumi tempat tergeletaknya Kebun Raya Cibodas. Taman hijau yang sejuk dipandang mata yang terletak di kaki gunung gede Pangrango. Taman sejuk yang memamerkan beraneka ragam pepohonan indah yang dipercantik dengan beragam varian tanaman kaktus dan anggrek. Taman yang wajib teman-teman kunjungi jika merindukan teater alam terbuka dengan berbagai fasilitas yang siap memanjakan teman-teman sekalian.
Segala persiapan telah dirampungkan oleh anak-anak RnD kecenya SOHO, saya dan teman saya mah hanya disuruh patungan sejumlah uang dan sisanya tinggal datang di tempat yang telah dijanjikan, depan pintu masuk SOHO. Hari yang dijadwalkan telah tiba, jam 6 pagi buta di akhir pekan, kami sudah ngumpul di depan SOHO, bus pariwisata yang telah disewa pun telah tiba. Sisa menunggu personil yang belum datang. Tak lupa kami mengabadikan beberapa foto sebelum keberangkatan.
Pulogadung–Cibodas ala Anfor Kingdom Perjalanan panjang dari Pulogadung hingga ke Cibodas cukup banyak menghabiskan waktu karena beberapa kali harus mengantri akibat jumlah kendaraan yang tak mampu ditampung oleh kapasitas jalan menuju wisata Puncak Bogor. Meski demikian semuanya tetap menyimpan kesan. Bayangkan saja, dari Pulogadung, saya hampir saja lupa bahwa saya menghabiskannya dengan tertawa sepanjang perjalanan. Bagaimana tidak satu per satu lagu dibawakan dengan ala anak Anfor Kingdom. Dengan diiringi gitar akustik yang disisipi beberapa permainan lirik lagu menambah keseruan perjalanan. Belum lagi permainan kecil-kecilan dalam bus yang senantiasa menggelitik diri ini untuk terus tertawa. Betapa humor di antara meraka tidak ada habisnya. Dan seperti perjalanan pada umumnya, selain ketawa, yang saya lakukan sepanjang jalanan adalah mengunyah. Wafer, kripik singkong, kripik pisang, pentolan, hingga gula-gula silih berganti memasuki lubang mulut saya. Dan yang anehnya, biasanya saya suka mual kalau berkendara, perjalanan tersebut saya sama sekali tidak mendapat cobaan tersebut hingga bus berhenti di lokasi tujuan.
Kami sampai di Cibodas. Kami pun akhirnya bisa sampai di Cibodas sebelum waktu dzuhur. Segera setalah sampai, tak lupa salah seorang segera mengurus per-karcis-an untuk masuk kawasan wisata Kebun Raya Cibodas. Tak berselang lama, urusannya beres. Dan kami pun langsung masuk dan mencari spot yang paling cocok untuk menggelar tikar karena kami mau bersantap makanan berat sebelum beraktivitas. Meski tidak berhenti ngemil sepanjang jalan, perut kami tetap saja mengemis meminta pasokan karbohidrat. Yah demi kelangsungan hidup, kami harus memenuhi segala kehendaknya.
Penuh dengan cerita Bukan Anfor Kingdom namanya kalau ada detik berlalu tanpa cerita. Tidak peduli mulut lagi sibuk mengunyah, tidak peduli tangan kanan lagi sibuk menyuap, tidak peduli tangan kiri sibuk dengan gadgetnya, ada saja hal yang layak untuk diceritakan. Sepertinya terlarang untuk membiarkan suasana makan dikuasai oleh suara ayam goreng yang tercabik-cabik oleh gigi taring masing-masing. Pokoknya harus ada cerita.
Penuh dengan tawa Cerita saja juga tak cukup. Humor sesekali, dua kali, hingga banyak kali harus jadi sisipan di sela-sela aktivitas anak-anak Anfor Kingdom. Jadi jangan coba-coba memasukkan makanan dalam jumlah banyak ke dalam mulutmu, apalagi terburu-buru. Kalau sampai terjadi, siap-siap saja tanggung sendiri akibatnya. Jangan salahkan mereka kalau makanan yang harusnya turun menyusuri kerongkongan malah ke atas cari celah untuk keluar lewat lubang hidung.
Kekeluargaan yang sederhana Adegan makan pagi yang dijamak dengan makan siang anak Anfor Kingdom juga tak boleh lupa untuk diceritakan. Adegan ini dikemas dalam bingkai kekeluargaan dengan konsep yang begitu sederhana. Sederhana karena menunya hanyalah nasi dos yang memang sudah disiapkan sebelum keberangkatan. Sudah bisa dipastikan hangatnya sudah tertelan dengan hawa dingin Cibodas. Hal itu tentunya tidak jadi masalah karena semuanya tertutupi dengan kebersamaannya. Makan melingkar beralas karpet di atas rumput basah sisa-sisa gerimis Cibodas. Susah dapat momen kesederhanaan yang membahagiakan seperti ini. Saya selalu rindu momen ini.
Waktu dzuhur masuk, kami pun beranjak menuju mushalah untuk menunaikan shalat terlebih dahulu. Yang terkenang dari momen ini adalah air wudhunya. Airnya sangat sangat dingin sekali bin banget untuk ukuran orang yang sensitive dengan dingin seperti saya. Saya berasa berwudhu dengan sprite yang mengalir dari dalam lemari pendingin. Belum lagi hujan gerimis yang menyertainya. Ahhh, betapa suasana dinginnya masih terasa hingga cerita ini ditulis.
Smart Outbound Sekembalinya dari shalat. Kini sampai ke acara inti tamasya kali itu. Melakukan outbound ringan. 2 sampai tiga jenis permainan ringan mewarnai keseruan outbound kala itu. Tak ada yang kalah, semuanya menang. Itulah konsep mereka. Setiap yang bermain berhak menang dan berhak untuk dapat hadiah. Kalaupun hadiahnya per kelompok, hadiahnya tetap jadi milik bersama dan tetap diserbu rame-rame. Sungguh potret kekeluargaan yang kalian pertonntonkan kepada saya membuat saya iri.
Puas bermain, waktunya turun untuk menyegarkan badan di air terjun buatan di Kebun Raya Cibodas. Melewati penurunan yang di sekelilingnya dipenuhi tanaman bunga. Yang menarik dari Cibodas, saya seolah melihat konsep pepohonan sakura Jepang dipindahkan ke sini. Saya tidak tahu dengan pasti apakah itu sakura asli atau hanya tiruan menyerupai sakura. Yang pastinya mirip dengan lanskap sakura di Jepang.
Tak mau kalah dengan anak-anak Anfor Kingdom yang mulai bermain dengan air, saya pun berganti pakaian dan bersiap mengadu sistem imun saya dengan dinginnya air terjun yang mengguyur dari atas tersebut. Meski tidak terlalu tinggi, namun airnya turun cukup deras dan sensasi dinginnya cukup kuat untuk membuat ngilu tulang-tulang saya. Hampir setengah jam bermain di bawah terjangan air dingin perlahan membuat ujung-ujung jari saya mulai berkerut. Pertanda keseruan ini harus segera diakhiri jika masih ingin bernapas dengan dua lubang hidung esok harinya. Yah daripada terserang pilek, saya pun menyudahinya dan segera berganti pakaian kering. Takut masuk angin.
Waktu sudah memasuki waktu shalat ashar. Setelah bersih-bersih, kami pun kembali menunaikan shalat ashar berjamaah di sebuah surau kecil di dekat air terjun buatan tersebut. Dan sebelum beranjak naik dan bersiap untuk pulang, tak lupa kami singgah pada sebuah warung kecil di dekat air terjun. Tak lain dan tak bukan, kopi panas adalah menu yang langsung saya pesan. Butuh kehangatan dan sensasi pahitnya untuk menyegarkan kembali pikiran dan menghempaskan rasa dingin yang mulai menyelimuti.
Berteman dengan gerimis sore yang bercucuran membasahi Cibodas sore itu, kami kembali menanjaki jalanan pulang ke tempat parker, di mana bus telah menunggu kami. Tak lupa singgah membeli beberapa jenis kripik dan makanan ringan lainnya untuk dijadikan cemilan dalam perjalanan kembali ke Jakarta.   Dinginnya malam kawasan puncak menemani perjalanan kami. Suasana hening, sejuk, dan rindu kembali berkelabat menyelimuti pikiran kala itu. Rindu ingin pulang. Rindu ingin bertemu dia dan mereka. Saya akhiri tulisan ini dengan mengabarkan bahwa kami tiba kembali dengan selamat di depan SOHO sekira pukul 8 lewat di malam hari. Kami pun berpisah dengan anak-anak Anfor Kingdom.
#30DWC #30DWC7 #Squad6 #Day20 #Cibodas #KebunRayaCibodas #CibodasBotanicalGarden #AnforKingdom #SOHO …
 Makassar, 25 Juli 2017 Apotek PLUS Sinar Jakarta
1 note · View note
rudyyy87 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Boost Your Endorphin
Berselancar di linimasa beberapa media sosial, khususnya di twitter dari hari ke hari semakin memperlihatkan keriuhan yang tak kunjung berhenti. Pertentangan antar kubu yang satu dengan kubu lain tak jua menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Yang ada malah perdebatan demi perdebatan kian memanas. Mulai dari yang remeh-temeh sampai yang bikin jantung megap-megap.
Dialektika di dunia ini memang tak bakalan ada matinya. Sampai dunia kiamat pun dialektika ini sepertinya tak bakalan berhenti. Meski demikian, saya yakin teman-teman suatu saat pasti akan lelah juga berdebatnya. Saya saja yang hanya jadi “silent reader”, kerjanya hanya duduk mengamati segala perseteruan kalian tak jarang juga ikut membuat dahi perlahan-lahan mulai mengkerut.
Kala masa itu datang menghampiri. Ini adalah tanda-tanda stress-level berada di ambang batas. Daripada lanjut mendebat si dia yang tentunya semakin memerahkan stress-level. Jangan sampai meteran pecah. Alangkah lebih baik jika teman-teman singgah dulu. Isi dulu stok endorfinnya. Nanti kamu sakit.
Endorfin. Hormon yang diproduksi oleh tubuh untuk mengurangi rasa sakit yang sekaligus memicu perasaan senang, tenang, dan bahagia. Daripada terus membiarkan stres menugasai. Mending perbaiki mood biar stresnya hilang dan berganti dengan kebahagian. Jalan-jalan dulu lah. Dengan begini saya yakin teman-teman pasti siap lagi mendebat. Panjang umur dialektika.
#30DWC #30DWC7 #Squad6 #Day19 #BoostYourEndorphin 
…
 Makassar, 24 Juli 2017
 Apotek PLUS Sinar Jakarta
0 notes
rudyyy87 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Hari Anak Nasional
23 Juli 2017. Selamat Hari Anak Nasional.
Timeline hari ini kembali dipenuhi foto anak-anak, dan izinkanlah saya untuk menambah satu koleksi foto Hari Anak Nasional hari ini. Untuk seluruh anak Indonesia, cerialah kalian, berbahagialah kalian di mana pun berada.
Penuhi hak anak! Penuhi hak mereka untuk hidup lebih layak, hak untuk tumbuh dan berkembang, hak untuk mendapat perlindungan dan juga hak mereka untuk berpartisipasi. Adalah tanggung jawab orang tua untuk memenuhi hak tersebut. Layaknya bangsa burung yang senantiasa memberikan usaha terbaiknya dalam merawat anaknya bukan malah seperti kodok yang meninggalkan anaknya segera setelah mereka menelurkannya.
Polos. Gembira. Tawa. Jangan pernah renggut ketiga hal tersebut dari jutaan anak Indonesia dan seluruh anak di atas muka bumi ini. Jangan pernah rebut hak anak untuk bahagia. Mulailah dari lingkungan keluarga. Jangan biarkan mereka mencari keluar lantaran tidak mendapatkan dari keluarga karena keluargalah sumber kebahagiaan utama bagi seorang anak.
Lindungi anak Indonesia! Salah satu poin yang disuarakan oleh Forum Anak Indonesia pada peringatan Hari Anak Nasional hari ini adalah lindungi anak dari segala bentuk eksploitasi dan kekerasan seksual. UNICEF, KPPA, Komnas PA, KPAI, FAN dan seabrek gerakan perlindungan terhadap anak telah dirintis dan diperjuangkan oleh segenap pihak. Namun hingga hari ini kasus eksploitasi dan kekerasan terhadap anak juga terus terjadi. Perdagangan anak. Pernikahan anak di bawah umur. Pelecehan seksual terhadap anak. Hingga kasus bullying masih saja meraja lela. Tingginya kasus kekerasan terhadap anak, mulai dari kekerasan fisik hingga kekerasan terhadap mental tentulah memiliki dampak yang besar terhadap tumbuh kembang anak. Dan hal ini tidak akan berakhir jika kita berjuang bersama untuk menghentikannya.
Hentikan segala tindak kekerasan terhadap anak! Bersama lindungi anak Indonesia! Selamatkan anak Indonesia!
#30DWC #30DWC7 #Squad6 #Day18 #HariAnakNasional #SayaAnakIndonesia #SayaGembira
 …
 Makassar, 23 Juli 2017
 Apotek PLUS Sinar Jakarta
0 notes