Tumgik
rumahtanpawajah · 25 minutes
Text
"Biarlah bulan menjadi saksi atas semua yang menjadi ada. Bahkan ketika hanya ada kita berdua saling beradu pandang menyaksikan matahari yang kian terbenam. Kupikir itulah pelabuhan ku untuk bernaung. Dan ketika kau menanyakan ku mengapa, hanya ada sedikit jawabannya. Tanpa tapi dan tanpa karena". Tidurlah, katamu. Tapi kita memilih untuk tetap terjaga hingga lautan itu terasa kosong untuk kita berdua huni. (Lalu?)
1 note · View note
rumahtanpawajah · 5 days
Text
ur life worth than anything, katanya.
lagipula, main pahlawanan pahlawanannya sudah usai. Aku tak lagi bisa menyelamatkan siapapun lagi. Dimana letak keburukanku telah menyelimuti separuh dari isi kepalaku. Separuhnya lagi berteriak menggaungkan protes untuk sesegera mungkin kembali seperti semula. Mengocehkan berbagai hal seakan seluruh dunia tau bahwa hidupku seberharga itu. Nyatanya, aku tidak begitu peduli pada diriku sendiri. Tapi perasaan tidak nyaman selalu menghantuiku ketika ada orang terdekatku yang juga tidak begitu peduli pada hidupnya sendiri. Lagipuna, main pahlawanan pahlawanannya sudah usai. Maukah kau tetap hidup untukku? Ah, mungkin aku harus mengetahuinya
2 notes · View notes
rumahtanpawajah · 6 days
Text
Dua. Beri aku angka dua yang kuberikan padamu malam itu. Dan berjanjilah padaku untuk merawatnya dengan baik. Kelak, aku akan bertanya kembali perihal angka yang kuberikan padamu itu.
2 notes · View notes
rumahtanpawajah · 7 days
Text
Selamat, Aku! : Malam Kejujuran
Malam itu kupikir akan menjadi malam perayaan yang mungkin akan sesuai dengan apa yang selama ini kubayangkan. Nyatanya sedikit bumbu menjadikannya lebih mempunyai rasa. Lagipula aku menyebutnya malam kejujuran karena kalian sama sekali tidak ada yang memilih tantangan sedikitpun (apa mungkin kita lebih suka untuk jujur?). Akupun masih banyak yang ingin kuungkapkan sampai sampai mulutku terdiam seribu bahasa. Menyisakan seluruh kata tertinggal dalam gelak tawaku. Juga sedikit renungan. Pada akhirnya semua yang selama ini kalian sembunyikan penuh dengan kesedihan, amarah, luka, masa lalu, dan banyak lagi. Dan aku bersyukur mendengar semua itu dari lubuk hati terdalam kalian. Aku merasa bahwa selama ini apa yang kukhawatirkan adalah sesuatu yang pantas untuk diperjuangkan. Seaneh apapun, se abstrak apapun bentuknya aku akan tetap mengucapkannya dengan lantang bahwa semua itu patut untuk kita rayakan. Kita nyalakan apinya. Untuk kemudian kita tenggelamkan dalam cakrawala tak berpenghujung. Dan aku akan menjaga titik pulang ini hingga kalian sadar betapa berharganya kalian diseluruh tulisan yang selama ini kubuat. Sekali lagi, malam kejujuran ini menjadi kata pengantar di hidupku untuk kemudian kembali mewujudkan apa yang selama ini kupendam. Selamat, aku!
2 notes · View notes
rumahtanpawajah · 15 days
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Banyak. Terlalu banyak yang bisa disyukuri dari hal hal kecil. Apakah kita akan meneruskannya dan menutup lembaran September dengan rekah senyum atau mungkin ditunda hingga Agustus kembali mengingatkanmu? September baru saja dimulai, sayang. Kurasa ada baiknya kita rehat sejenak dan menulis semua yang menjadi urat permasalahan kemarin. Karena mau bagaimana pun aku menyukainya ketika kamu tersenyum atas seluruh keluhanmu itu. Siapa? Tanyakan saja pada langit malam. Mungkin ia tau sedikit yang kau tidak tau. Atau mungkin masih pada buku yang beberapa hari lalu kau beli? Tidak usah dibahas. Selamat malam
5 notes · View notes
rumahtanpawajah · 23 days
Text
Kurasa memang sebenarnya aku adalah aku yang kutakutkan kala itu? Oh, apa mungkin...? Ya, ya. Semua tergambar jelas saat itu. Saat imajinerku menggelitikku dengan senyuman manismu. Kurasa itu tidaklah buruk juga, mungkin.
2 notes · View notes
rumahtanpawajah · 25 days
Text
Maaf ya, masih suka reflek ngomong "HEH, tangannya?!" Atau segala ungkapan kecemburuan ku. Kupikir itu membuatku lebih hidup. Mungkin.
2 notes · View notes
rumahtanpawajah · 2 months
Text
Kamu berhasil! Apapun itu akan kukatakan selamat atas semua yang telah kamu capai. Kamu benar benar membuat seluruh isi dunia kecilmu itu memperhatikan mu sepenuhnya seperti yang pernah kau sampaikan dengan penuh semangat padaku. Selanjutnya, jangan pernah lagi melihat kebelakang. Dan jangan pernah lagi bertanya kenapa aku selalu berdiri di belakang mu. Karena aku benar benar tidak pantas untuk mengucapkan sepatah kata pun. Karena itu, berbanggalah atas apa yang menjadi alasan senyummu itu terukir pada wajah letihmu. Selamat Agustus!!
3 notes · View notes
rumahtanpawajah · 2 months
Text
Benar kata umi. "Semua gara gara handphone" Titik
1 note · View note
rumahtanpawajah · 2 months
Text
"Jawaban dari seluruh keluh kesahmu selalu sangatlah dekat denganmu", Kupikir itu hanya bualan belaka agar terlihat keren. Lambat laun itu semua terasa nyata. Tentang diri sendiri dan keluarga. Apa yang selama ini kuresahkan bukanlah sesuatu yang benar benar kupermasalahkan, nyatanya. Justru aku yang selalu membohongi diriku sendiri dan membuatku lalai akan sekitarku. Menatap terlalu jauh hingga melupakan apa yang selama ini dekat. Kupikir ini sudah cukup. Menyayangi apa yang sudah menjadi dekat dan merangkul kasih sayang dari apa yang selama ini kulupakan.
- Rumah nenek, 31 Juli 2024 (sebelum Agustus menyambutku)
1 note · View note
rumahtanpawajah · 3 months
Text
Ada sebuah cerita, yang dimana bukan aku karakter utamanya. Seorang pria dengan segala kemegahannya, dan seorang wanita dengan segala keterbatasannya. Klise, memang. Tapi adakah terpikirkan bahwa sang wanita memilih penjahat utamanya? Ah, mungkin ini juga sering dituliskan di beberapa cerita. Biarlah semua terjadi. Aku hanya peduli pada seorang kawanku itu.... Lakon pria-
2 notes · View notes
rumahtanpawajah · 3 months
Text
dan saat aku terbangun yang tersisa hanyalah diriku sendiri. Menyisakan pikiran yang kosong sembari menyapu pandangan. Sejenak aku bertanya tanya dimana kehidupan itu yang sebenarnya berada. Apakah kebodohan? Rasa cinta? atau kehidupan itu sendiri akupun sepertinya tidak peduli. Lalu, siapa?
4 notes · View notes
rumahtanpawajah · 4 months
Text
"Kekayaan adalah waktu....", kenapa?
1 note · View note
rumahtanpawajah · 4 months
Text
Selamat datang, Mei
Kenapa saat beranjak dewasa hal yang paling sulit untuk diwujudkan justru adalah hal sederhana. sesederhana menjadi pribadi yang baik. pernahkah kau mendengar istilah pengorbanan diri demi orang lain yang bahkan sama sekali tak kau kenal? kenapa juga kau yang harus berkorban dan bukan dia? lalu, pertanyaan lain muncul. pertanyaan yang membuatmu merasa bersalah seperti kalau tidak kau yang melakukannya siapa lagi? Omong kosong.
orang yang mendefinisikan "pilihan" itulah yang benar benar berdosa.
1 note · View note
rumahtanpawajah · 4 months
Text
Kamu berbicara seakan tahu segalanya. Tapi kita tak pernah ingin untuk mengerti tentang segalanya dan justru menyangkal apa yang keluar dari mulutmu. Setidaknya angin yang kau hempaskan menjadi saksi bahwa semua yang kau katakan itu benar. Bahwa semua yang tak berkeinginan untuk mengetahui segalanya tak layak untuk mempertanyakan segalanya. Kau tau itu membuatku muak.
1 note · View note
rumahtanpawajah · 4 months
Text
Cinta memang membuat jarak pandangku menjadi buta. tapi setidaknya itu membuatku menjadi seseorang yang sepenuhnya berbeda. mungkin itu sebabnya aku sering disebut fakir Asmara? sepertinya aku tidak menyangkal sepenuhnya
3 notes · View notes
rumahtanpawajah · 5 months
Text
Omong kosong pahlawan
jadi, apakah sebenarnya kita adalah pahlawan di kehidupan kita masing masing? kurasa tidak. pertanyaannya, kenapa selama ini kita tidak pernah berpikir untuk membedakan yang mana realita Dan yang mana semu. saat aku menyadari bahwa semua yang selalu kubedakan Selama ini kamu telah menghilang. meninggalkan jejak yang Selama ini selalu kurindukan. Lalu, apakah aku akan menjadi pahlawan selanjutnya? tetap saja jawabannya tidak. Kita pernah melewati masa masa itu. dimana hanya ada kita berdua seakan penjahatnya hanyalah diantara kita berdua. Dan kita menyelamatkan diri masing masing. berharap seluruh sandiwara ini selesai Dan kita kembali meratapi langit. menatap awan lalu berteriak laiknya orang bodoh yang kehilangan arah. ya. kupikir kita hanyalah manusia yang tersesat. bukan definisi pahlawan yang selalu didambakan kebanyakan insan. kemana perginya pahlawan itu? entahlah. kupikir itu akan kusimpan untuk nanti. untuk seseorang yang benar benar menyelamatkanku dari "diriku" sendiri. kuharap aku Masih sadar kala itu...
2 notes · View notes