Tumgik
sativaalifia-blog · 2 years
Text
Perjalanan Impor Beras Indonesia dari Tahun 2000 Hingga Tahun 2020
Tumblr media
Nasi merupakan salah satu makanan pokok. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kenyang baru dirasakan ketika sudah mengkonsumsi nasi, sehingga kebutuhan beras sebagai bahan baku nasi tentunya harus terpenuhi karena nasi dikonsumsi oleh Sebagian besar masyarakat Indonesia.
Indonesia memang langganan dalam mengimpor beras, padahal Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Impor adalah kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain untuk dikonsumsi Dari tahun ke tahun. Hal ini dapat mengundang pertanyaan dari beberapa masyarakat Indonesia. Pertanyaan seperti, apakah alat dan modal untuk mengolah beras dalam jumlah besar belum bisa disanggupi oleh Indonesia sehingga lebih memilih untuk impor beras untuk waktu yang lama atau alasan pemerintah tidak memanfaatkan kekayaan alam Indonesia saja daripada impor tentunya akan terpikirkan oleh beberapa masyarakat Indonesia. Dilansir dari Kompas.com, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan bahwa alasan impor beras dilakukan guna menjaga penyimpanan beras nasional dan menstabilkan harga.
Berdasarkan data yang tersedia di Badan Pusat Statistik (BPS), Vietnam seringkali menjadi negara tujuan dalam mengimpor beras dengan jumlah yang paling banyak di antara negara-negara lainnya yang Indonesia tuju untuk impor beras. Dapat dilihat dari diagram garis di atas yang mengandung data yang berasal dari BPS, pada tahun 2011, impor beras menduduki posisi tertinggi selama rentang waktu dari tahun 2000 hingga tahun 2020 dengan impor beras terbanyak seberat 1.778.480,6 ton dari Vietnam.  Disusul dengan jumlah impor beras sebanyak 938.695,7 ton dari Thailand, lalu sebanyak 4.674,8 ton dari Tiongkok, lalu sebanyak 4.064,6 ton dari India, dan sebanyak 14.342,3 ton dari Pakistan. Jumlah impor beras terbanyak lainnya dalam rentang waktu tahun 2000 - 2020 terjadi pada tahun 2018 dengan impor beras tertinggi dari negara Thailand 795.600,1 ton dan disusul dengan jumlah selisih yang sedikit sebanyak 767.180,9 ton dari Vietnam. Lalu impor beras sebanyak 337.999 ton dari India, sebnayak 310.990,1 ton dari Pakistan dan sebanyak 227,7 ton dari Tiongkok.
Berdasarkan grafik di atas juga dapat dilihat bahwa Vietnam dan Thailand menjadi negara tujuan dalam impor beras tertinggi dari tahun ke tahun, selama tahun 2001 hingga tahun 2020. Tahun 2001 Indonesia mengimpor beras dari Vietnam sebanyak 142.511,8 ton, dari Thailand sebanyak 189.655,9 ton, lalu dari Tiongkok sebanyak 24.728,5 ton, lalu dari India sebanyak 2.047,1 ton, sedangkan dari Pakistan sebanyak 26.110 ton. Namun, pada tahun 2000 Indonesia mengimpor beras terbanyak dari Tiongkok sebanyak 467.776,7 ton, selanjutnya pengimporan beras dari Tiongkok selama tahun 2001 hingga tahun 2020 dapat dikatakan paling sedikit dibandingkan dengan 4 negara lainnya, yakni Vietnam, Thailand, India, dan Pakistan.
Dilansir dari Republica.co.id, pada Maret tahun 2021, Menteri Perdagangan mengatakan bahwa kegiatan impor beras secara terus-menerus ini tidak ada niat untuk menurunkan harga petani dan hanya berusaha menjaga kestabilan stok beras agar tidak kekurangann dan menjaga kestabilan harga pangan. Lalu pada saat itu berencana mengimpor beras sebanyak 1 juta ton, dengan jumlah 500 ribu ton yang dialokasikan cadangan beras pemerintah dan 500 ribu beras sisanya dilarikan ke beras komersial Bulog. Selain itu, Menteri Perdagangan Lutfi juga mengatakan bahwa angka 1 juta ton itu merupakan angka taksiran sehingga realisasinya bisa saja kurang, lebih, atau tidak sama sekali. Selain itu, ia mengatakan bahwa pemerintah teteap memprioritaskan produksi beras dalam negeri. Sedagkan beras yang diimpor direncanakan akan disimpan dan digunakan untuk iron stock atau cadangan beras.
Namun, dilansir dari Kominfo, pada akhir tahun 2021, Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia belum mengimpor beras karena posisi stok beras masih sangat aman. Pernyataan Jokowi itu dibenarkan oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang mengatakan izin untuk impor beras untuk kebutuhan umum atau konsumsi sejak tahun 2009 sudah tidak dikeluarkan oleh Kementrian Perdagangan.
Meresmikan Bendungan Tugu yang terletak di Kabupaten Trenggalek dan Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro sebagai upaya untuk menigkatkan produktivitas panen beras. Hal tersebut diharapkan dengan rencana air dari bendungan yang akan mengalir ke sawah-sawah di sekitar endungan Tugu sehingga direncanakan dapat panen selama tiga kali, palawija sekali. Lalu Jokowi juga menjelaskan Jawa Timur mampu memproduksi beras sebanyak 5,7 juta ton beras secara keseluruhan.
Dilansir dari CNNIndonesia.com, pada Maret 2022, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan bahwa pihaknya terancam tidak dapat menyerap beras produksi petani dan harga pembelian Bulog juga kalah bersaing dengan pihak swasta. Saat ini panen sedanng terjadi, tetapi ia khawatir harga pembelian bulog akan menghentikan panen tersebut, sementara pemerintah menugaskan Bulog untuk menyediakan CBP. Ketentuan harga beli tersebut dikhawatirkan akan membuat Indonesia melanjutkan kegiatan Impor beras dan akan memberhentikan petani lagi.
1 note · View note