sedikitjejak
36 posts
menulislah, maka kau kan dikenang
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
📌
Pernikahan yang disyukuri.
Dua orang yang tidak saling mengetahui sebelumnya, yang tidak pernah berjumpa sebelumnya. Atas kebaikan Allaah menyatukan dua hati dalam satu biduk rumah tangga.
Pernikahan itu tidak tegak karena rupa yang elok atau harta, akan tetapi dia tegak dengan agama dan akhlak.
(Syaikh Muhammad Mukhtar Asy Syinqithi rahimahullaah)
Benarlah, dalam pernikahan memang tidak tegak karena rupa yang elok. Sebab rupa yang elok dengan seiringnya waktu akan jua layu. Tidak juga tegak karena harta, sebab harta bisa kapan saja hilang dari genggaman.
Namun pernikahan akan tegak dengan agama dan akhlak. Bagaimana tidak, ketika salah satu pasangan melakukan banyak kesalahan, maka pasangannya memberinya maaf yang begitu lapang untuknya. Kalau bukan sebab Allaah yang memerintahkan untuk memaafkan dan sabar sebab akhlak yang baik tentulah pernikahan itu tidak akan berjalan dengan baik.
Inilah mengapa pentingnya agama, akhlak dan nilai diri yang harus dimilki oleh pasangan. Oleh karenanya sebelum memutuskan menikah perhatikan betul seperti apa cara dia beragama, seperti apa keluhuran akhlaknya dan nilai diri pada dirinya. Terutama sifat sabar dan pemaaf. Sebab tidak hal tidak mungkin ujian dalam rumah tangga itu akan selalu datang silih berganti. Maka disinilah letak kesabaran dan maaf satu sama lain akan diuji.
Mengapa hal ini menjadi penting? Sebab rumah tangga adalah salah satu ibadah terlama yang bisa kita lakukan sampai akhir hayat kita. Dan ia tidak akan tegak hanya bermodalkan cinta saja, ataupun harta, jabatan saja. melainkan agama, akhlak dan nilai diri.
Terutama pada suami, sabar dan maafnya mungkin 2 kali lebih lapang bila dibandingkan dengan istri. Mengapa demikian? Sebab seorang wanita terkadang kalah oleh perasaannya sendiri. Perasaannya seperti cuaca yang mudah berubah-ubah. Kau tau cuaca kan? Sebentar hujan, panas, petir, tsunami, terik, badai, topan , angin puting beliung dan cuaca lainnya yang tidak bisa diprediksi. Sementara laki-laki adalah sebuah negeri yang harus tabah menerima hal itu semua.
Kalau bukan sebab Allaah yang memerintahkan sabar, maka rumah tangga tidak akan berjalan dengan sebagaimana mestinya. Akan ada selalu pertengkaran setiap harinya. Kalau bukan Allaah yang memerintahkan untuk menjadi pemaaf, maka akan terasa berat menjalankan rumah tangga setiap harinya. Itulah mengapa agama menjadi penting pada urutan pertama. Sebab, jika ia paham perihal agamanya. Ia akan paham bagaimana Allaah memerintahkan yang Maaruf dalam menjalaninya.
Perihal akhlak pun demikian, buah dari tauhid adalah akhlak yang baik. Jika dia memahami perihal tauhid dengan benar, maka dia akan berakhlak baik sebagaimana mestinya. Dan terakhir perihal nilai diri yang ada pada pasangan.
Dalam pernikahan bukan hanya kebahagiaan kemana-mana ada yang nganter atau nemenin jalan-jalan saja yang nanti kita rasakan, namun juga nemenin pasangan kita saat ia melalui masa sulitnya, saat ia merasa terpuruk di titik rendahnya, saat ia sedang tidak baik-baik saja dengan dunianya. Pernikahan tidak hanya bercerita tentang kebahagiaan saja, namun juga bercerita tentang ujian yang akan datang silih berganti.
Tidak ada pernikahan yang selamanya akan baik-baik saja tanpa ujian. Semua orang yang berada di dalam biduk rumah tangga akan mengalami ujian pernikahan. Bahkan pernikahan manusia terbaik sekalipun juga melalui ujian yang tidak pernah mudah, bukan?
Dalam pernikahan suami istri yang saling mencintai dan saling memuji satu sama lain, bukan berarti keduanya tak pernah tersakiti, tak pernah kecewa. Mereka pasti akan melalui fase ini. Semua orang dalam pernikahannya pernah kecewa, pernah bersedih, pernah juga tersakiti. Namun sekali lagi diantara keduanya akan saling-saling banyak memberikan udzur satu sama lain, saling sabar, saling memaafkan, berlapang dada, dan berupaya menjadikan rumah tangga sakinnah mawaddah warahmah.
Karena diantara keduanya memahami, pernikahan yang mereka jalani ini menapak di bumi, dan bumi tempatnya ujian untuk berlelah dan bersusah payah. Sebab pada akhirnya tujuan akhir dari semua ini adalah surga Allaah Ta'ala. Sehidup, sesurga bersama.
Perihal pernikahan yang disyukuri adalah perihal saat mendapatkan pasangan yang kesabaran, dan kelapangan hati seluas langit yang entah dimana batasnya. Yang saling memberi nasihat satu sama lain untuk tetap bisa berjalan bersama-sama. Sebab berapa banyak kita temui pada hari ini mereka-mereka yang diuji oleh Allaah melalui pasangannya yang setiap hari bikin ngelus dada..
Semoga tulisan ini menjadi pengingat untuk diri, agar lebih banyak syukur sebab Allaah memberikan seseorang yang kebaikannya tidak bisa dituliskan satu persatu. Jangan lepaskan untuk mendoakan kebaikan selalu untuk pasangan kita kepada Allaah. Sebab salah satu bentuk syukur kita kepada Allaah adalah mendoakan hal baik untuk kebaikannya. Dan doa adalah bahasa cinta paling sederhana. Terimakasih, mas. Terimakasih..
Selepas hujan di balik jendela || 06.46
495 notes
·
View notes
Text
Cinta Sebelum Bertemu
“Demi Allah, orang semisalmu, wahai Abu Thalhah, tidak akan ditolak. Tetapi engkau adalah pria kafir sedangkan aku wanita muslimah, dan tidak halal bagiku menikahimu. Jika engkau masuk Islam, maka itulah maharku dan aku tidak meminta kepadamu selainnya” Sunan An-Nasai -3341. hlm. 516
Seuntai kalimat dari Ummu Sulaim, ibu Anas bin Malik saat pinangan Abu Thalhah sampai kepadanya. Seorang laki-laki yang tak mungkin ditolak dalam pandangan mata manusia, tetapi dengan halus ia katakan kejujuran dalam hatinya. Kita bisa belajar sebuah permulaan yang indah, keimanan yang kokoh membuat ia memilih memberikan mahar Islam sebagai password terbukanya keberkahan. Permulaan untuk memberikan pendidikan terbaik terhadap pendidikan anaknya kelak. Sebuah cinta sebelum bertemu yang kelak menumbuhkan pribadi-pribadi yang mengindahkan zaman.
Sungguh indah dan sempurna konsep Islam ini. Bukti cinta melampaui batas kelekatan fisik dan pertemuan secara dzohir. Mencintai generasi bukan dimulai saat memilih lembaga pendidikan terbaik atau saat anak sudah pandai berbicara. Bukan pula saat anak terlahir ke dunia. Masih jauh melampaui itu. Segenggam cinta itu sudah tumbuh bahkan sebelum bertemu. Cinta itu dipatri bahkan sebelum nama itu ada. Terus tumbuh dan tumbuh, mengajak agar cinta kembali kepada-Nya. Itulah cinta yang diawali dengan keimanan. Memulai dari sebuah visi besar keimanan.
Kisah lain tentang cinta sebelum bertemu kita ambil dari seorang yang sholih, dialah Nabi Zakariya ‘Alaihissalam. Beliau telah tua dan istrinya pun belum dikaruniai anak. Sebuah kondisi yang sepertinya tak mungkin bertemu dengan sosok yang diinginkan. Namun tetap berbaik sangka kepada Sang Pencipta. Memilih menerjemahkan cinta berbalut keimananan dengan sebuah doa.
“Ya Tuhanku, berilah keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnaya Engkau Maha Mendengar doa” (al Baqarah : 38).
Ya, inilah cinta sebelum bertemu. Memberikan pendidikan terbaik bahkan saat pertemuan itu tak mungkin terjadi.
Dalam pendidikan Islam ini, kita terus belajar menumbuhkan cinta sebelum bertemu. Tidak berhenti, terus berlanjut dalam fase terpenting dalam pendidikan yaitu kehamilan. Fase dimana kita mulai merasakan sentuhan meski belum bisa bertemu secara langsung. Sungguh indah, teladan dari ibunda wanita penghuni surga, dialah Hanna ibu dari Maryam wanita pilihan. Di tengah kehamilan yang melelahkan, ia memilih cintanya tetap terjaga. Berdoa dan berserah diri memohon penjagaan terbaik hanya kepada-Nya.
“(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepda-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaluah Yang Maha Mendengar, Maha Mengatahui”. (Ali-Imron : 35)
Dari doa tersebut kita belajar untuk memberikan harapan mulia kepada anak sejak masih alam rahim. Inilah sebuah pembuktian tentang cinta kepada anak. Mewujudkannya dalam untaian doa istimewa yang sarat makna. Persangkaan baik kepada Sang Pencipta. Pendidikannya, tidak menunggu saat bertemu, tapi sudah tumbuh mengakar dengan kuat. Dan saat pertemuan itu terjadi, cintapun kian tumbuh dan tumbuh, mengawal keimanan hingga cinta bertemu dengan cinta Pemiliknya, Allah Subhannahu wa ta’ala.
4 notes
·
View notes
Text
Bukan amanah sederhana
"Menjadi" guru bukanlah amanah yang sederhana, ia adalah amanah yang sangat besar, amanah yang menuntut untuk selalu memperbaiki kualitas diri. Guru adalah profesi luar biasa nan mulia, ia adalah profesi orang-orang mulia, ia adalah profesi orang-orang besar, ia adalah profesi para Nabi. Maka bagaimana bisa orang-orang yang datang sekarang menilai profesi guru adalah profesi yang biasa-biasa? bahkan ada yang menyebutkan guru adalah profesi yang ditekuni oleh orang-orang yang tidak dapat pekerjaan, Subhanallah, orang-orang yang mengucapkan hal itu adalah orang-orang yang tidak tahu.
Guru adalah profesi yang mulia, profesi para Nabi, maka sangat pantas ketika Nabi Muhammad berucap bahwa para guru adalah pewaris para Nabi, karena guru adalah penyambung lidah para Nabi, penyampai ilmu, pemberi teladan baik, pemberi kasih sayang untuk murid-muridnya.
Karena guru adalah profesi yang mulia, maka ia bukanlah profesi yang sederhana, maka guru dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas pribadinya. Karena hak murid-murid adalah mendapatkan guru-guru yang senantiasa selalu meningkatkan kualitasnya.
Pendidikan adalah pondasi peradaban, dan orang-orang yang membangun pondasi peradaban itu adalah para guru, maka kualitas seorang guru akan berpengaruh terhadap kualitas murid-muridnya. Guru yang berkualitas akan melahirkan murid-murid yang berkualitas. Guru yang biasa-biasa akan melahirkan murid-murid yang biasa-biasa. Guru yang tidak jujur akan melahirkan murid-murid yang tidak jujur pula.
Wahai para guru, amanah ini bukanlah amanah sederhana, ini adalah amanah yang besar nan mulia.
Wahai para guru marilah selalu meningkatkan kualitas diri kita.
0 notes
Text
Malam itu diiringi Jibril dibawanya seorang Rasul mulia ke Masjidil Aqsha.
Khadijah, isteri setia, lambang cinta penuh pengorbanan itu telah tiada.
Demikian juga Abu Thalib, sang pelindung yang penuh kasih meski tetap enggan beriman. Ia sudah meninggal.
Rasul itu berduka. Ia merasa sebatang kara. Ia merasa sendiri menghadapi gelombang pendustaan, penyiksaan, dan penentangan terhadap seruan sucinya yang kian meningkat seiring bergantinya hari.
Ia merasa sepi. Maka Allah hendak menguatkannya. Allah memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda kuasaNya.
_salim a filah_
0 notes
Text
Persoalan yg datang kepada kita itu tdk akan jadi masalah apabila kita benar atau mampu menanganinya.
Contoh Ikan di air
Kabar bahagianya apapun yg Allah atur pasti itu terbaik
Ubah cara pandang
Mulai dgn hati
Cara memperbaiki hati itu dgb muhasabah
Muhasabah
1. Tulis peran
2. Meniliti kelemahan
3. Menanamkan rasa malu dihadapan Allah
4. Timbulkan perasaan muroqobah.
1 note
·
View note
Text
Silih berganti,
Ada yg datang(lahir),
Ada yg kembali(mati),
Tapi hakikatnya semua kan kembali,
maka yg paling cerdas adalah yg mempersiapkan diri,
Mempersiapkan bagaimana bisa hidup enak nanti,
Disana disisi Ilahi,
Dinaungi Ridhonya, bersama org2 yg kita kasihi.
0 notes
Text
Apa yang Allah Ta'ala tetapkan bagi kita, kan kita dapatkan. Yang Allah Ta'ala tetapkan bukan untuk kita, bagaimanapun kita berjuang tuk dapatkannya, tetap mustahil kita dapatkan.
0 notes
Text

Bismillah,
Alhamdulillah,
Selasa, 15 juni 2021.
Dikamar sempit penuh makna,
Dalam keadaan sehat, suasana hati kurang menyenangkan😂.
Pernikahan, adalah hadiah dari Allah untuk kita manusia, sejalan dengan fitrah kita yg mempunyai rasa cinta. Pernikahan menjadi jalan untuk mengekspresikan perasaan cinta itu supaya tetap dalam koridor Ridho Allah ta'ala.
didalam pernikahan bukan bukan hanya disatukan dua insan yg berbeda, namun juga disatukannya dua keluarga besar yg berbeda, diperlukan seni yg bagus supaya pernikahan berjalan sakinah, mawaddah, warahmah.
Awal pernikahan di ibaratkan bahtera kecil yg akan melewati bentang bahtera luas nan jauh, berawal pasir pantai, berakhir surganya Allah, bertujuan Ridho Allah.
ibarat bahtera kecil yg baru terjun ke tengah bahtera luas, riak kecilnya mengguncang keras, begitu terasa juga begitu mendebarkan. Butuh Kerja keras agar perahu kecil itu tetap berlayar, agar tidak terbalik dan hancur, keringat dan air mata menjadi saksi betapa beratnya perjalan si perahu kecil diawal perjalanan.
0 notes
Text
لا تقلق...
"if allah has written something to be yours, it will be. the time might be different, the journey might be different. but it will be yours, know that Allah has perfect timing for everything, never early and never late, but it takes a little patience and a lot of faith".
0 notes
Text
Pemuda,
"Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhannya, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka" (QS Al-Kahfi [18]: 13).
Teladan pemuda idaman juga telah dipertunjukkan oleh Nabi Ibrahim ketika masa remajanya. Seperti tertera di dalam kalam-Nya, artinya, "Mereka menjawab, 'Kami mendengar seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini, yang bernama Ibrahim" (QS Al-Anbiya [21]: 60).
_Allah Ta'ala_
Dari Abu Hurairah dari Nabi saw. bersabda: Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, 'Aku takut kepada Allah', dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena menangis."_Rasulullah_
Demi Allah, hakikat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa. Jika keduanya tidak ada maka pribadinya tidak bernilai.” _imam syafiie_
1. Orang yang masih muda
2. Orang muda.
Contoh: pemuda harapan bangsa
3. Orang muda laki-laki
4. Remaja
5. Teruna.
Contoh: para pemuda ini akan menjadi pemimpin bangsa
_KBBI_
0 notes
Text
SUDAHKAH ANDA TAHU RIBA?
Dalam agama islam RIBA itu dua macam.
RIBA Nasi’ah dan RIBA Fadhl.
RIBA Nasi’ah adalah pembayaran berlebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan.
RIBA Fadhl adalah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan memberikan syarat sedemikian rupa, contohnya penukaran emas dengan emas.
Pada kesempatan kali ini RIBA yang akan kita bahas adalah RIBA Nasi’ah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat kita saat ini.
Praktek RIBA ini umumnya dapat kita temui pada lembaga keuangan konvensional seperti bank konvensional, perusahan pembiayaan konvensional (leasing) maupun yang Lainnya.
Dalam kehidupan didunia ini, Kadang kali membuat kita bekerja keras membanting tulang demi meraih mimpi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Berbekal dari motivasi tersebut ironisnya dalam tatanan masyarakat yang sangat modern sekarang ini, banyak kaum muslimin yang pandai dalam hal duniawi tapi jahiliyah dalam urusan agamanya, mereka dan sudah tidak bisa membedakan antara yang halal dan yang haram.
Allah memusnahkan RIBA dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa [QS Al Baqarah : 276]
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa RIBA (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. [QS Al Baqarah : 278]
Dengan alasan desakan kebutuhan duniawi seringkalo dijadikan alasan untuk tetap melaksanakan praktek RIBA, padahal sudah cukup jelas bahwasannya harta RIBA itu tidak akan peenah memberikan manfaat, melainkan murka Allah yang akan ditanggung pelakunya.
0 notes
Text
SUNNAH YANG TERLUPAKAN KETIKA ADA YANG MENINGGAL
Disini Desa Pisang Labuhan Haji Aceh Selatan, rumah duka tak usah memikirkan asap di dapur lagi karena ketika ada yang meninggal warga setempat dengan sigap agan mengantarkan rantang untuk rumah duka.
Termasuk dalam bentuk ta’ziyah adalah membuatkan makanan untuk keluarga yang terkena musibah. Ini sangat dianjurkan untuk menghibur mereka, sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
buatkan makanan untuk keluarga Ja’far, karena mereka sedang tertimpa (musibah) yang menyibukkan mereka.“ (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah. Hadist ini dihasankan oleh Syekh al-Albani di dalam Shahih Ibnu Majah no. 1316
0 notes
Text
Ter-Romantis
"Sebelumnya aku mau minta maaf ke kamu, sebelum nikah sama kamu, dulu aku pernah mencintai seorang laki2". Oh ya? Siapa? "Kamu". Ea ea...
Cuplikan kisah luar biasa, kisah cinta antara sayyidina 'Aly bersama sayyidah Fatimah. Menyatakan cinta saat keduanya sudah dalam lingkaran halal, memecah kebingungan, kebayang kikuknya malam pertama, tapi cerdasnya sayyidah fatimah bisa mencairkan suasana, "sebelum menikah denganmu, dulu aku pernah mencintai seorang laki2" kebayang raut wajah 'aly saat denger bagian ini, mungkin agak kaget, mungkit sedikit mengkerutkan dahinya, sedikit kecewa, trus menanggapi "siapa?", "Kamu" kata fatimah sambil senyum nakal, tanda puas bisa ngerjain 'aly,😄😄. 'Aly pun ikut senyum, kalo jadi 'aly kan ku cubit tuh hidung fatimah😄😄...
0 notes
Text
Perang ngelawan hawa nafsu,
Hawa nafsu ada bersamaan dengan lahirnya seseorang ke dunia ini, menjadi pelengkap sempurnanya ciptaan sang maha pencipta. Hawa dan nafsu dua hal yang disatukan dalam satu keadaan...
0 notes
Text
Langkah kecil kebaikan
Apa yg harus kita lakukan saat berada didlm keterpurukan?
Bersegeralah kembali kedalam jalan kebaikan, dimulai dengan niat dan langkah kecil kebaikan...
0 notes