Text
Sedang ambil satu sudut pandang baik di prokontra statement ini. Sejujurnya aku juga nggak setuju sama provokasi semacam ini yaaa.
Tapi sepengalaman aku, meski ada water heater dan gofo*od semacamnya, atau koki sekalipun yg bisa kita hire karena menikahi crazyrich somewhere, atau pembantu yang siap sedia melakukan itu karena dibayar… skill memanjakan suami dan sentuhan personal di rumah tetap butuh untuk merawat pernikahan 😁
Meskipun, pada kenyataannya aku juga nggak tiap hari masakin air atau masak yaaa, tapi aku juga nggak mau meninggalkan hal-hal tsb selagi aku bisa. Apalagi disamain “kamu cari pembantu atau istri”. Ga ga, hal hal kecil semacam ini aku pikir bukan ranahnya pembantu kalau tujuannya membahagiakan suami. Dan kalau bahasa cinta suamimu adalah pelayanan, akan sangat membantu sekali perhatian kecil semacam ini.
Cuma ya seringkali hal-hal semacam ini tu kaya…jadi motivasi untuk menikah padahal seharusnya jangan, karena gak banget realitanya. Karena saling berkasih sayang semacam ini harus tumbuh menjadi budaya keluarga lewat usaha berdua. Gak bisa salah satu aja yang minta dilayani. Apalagi awal berumahtangga, perjuangan banget dua-duanya untuk saling menyeimbangkan dan berlomba-lomba untuk bisa saling meringankan beban satu sama lain.
Laki-laki jadi sering bermindset bahwa mereka satu satunya yang harus dilayani akibat propaganda semacam ini. Padahal contoh dari Baginda Rasul, beliau sangat tanggap juga dalam berbaik-baik kepada istri.
Realitanya…kadang justru istrimu yang seharusnya kamu rebusin air untuk mandi. Kadang juga istrimu perlu kata-kata “nggak usah masak deh yang, kita makan telor ceplok aja kalau kamu capek.”
Jangan jadikan hal-hal semacam ini sebagai senjata bagi kaum adam untuk semena-mena membebankan segala tugas domestik kepada istri karena sebenernya ini kewajiban bersama. Dan jangan juga terlalu keras pada egomu duhai perempuan, kita juga kadang perlu melakukan hal-hal kecil yang berdampak semacam ini–dan tentu saja kita tidak sama dengan pembantu. Tolong menolong dalam keluarga itu indah kok. Jadikan kata saling itu ada di setiap lini rumah tangga.
Saling dukung, saling bantu, saling mengingatkan, saling mengajak pada kebaikan dan takwa, saling menguatkan, dan saling berusaha menumbuhkan cinta-cita yang baru.
Salam, dari yang berusaha ada di tengah-tengah.
1K notes
·
View notes
Text
Happy International Midwifery Day
05 mei diperingati sebagai hari bidan sedunia. Euforia begitu terasa karena aku juga merupakan lulusan jurusan tersebut, tepatnya 2 tahun yg lalu
Bidan sungguh profesi yg mulia, mendampingi ibu saat hamil, membantu proses melahirkan, mendampingi masa nifas dan memantau perkembangan bayi naru lahir, berlanjut pada pendampingan program KB dan berlanjut trus hingga siklus kehidupan wanita kembali terulang.
Sungguh kebanggan luar biasa menjadi bagian dari profesi ini. Walaupun kini saya memilih berhenti sejenak dari jalur praktisi, bukan berarti jiwa kebidanan saya hilang. Apa yg dulu saya pelajari sedikit banyak telah membantu kehidupan saya hingga sejauh ini. Ilmu yg saya dapatkan coba saya terapkan di kehidupan sehari hari
Teruntuk semua teman-teman bidan di seluruh dunia, mari kita bersama sama memainkan peran di bidang yg telah kita pilih dengan tetap memberikan nilai nilai kebidanan sebagaimana yg telah kita pelajari. Saya yakin semua dari kita adalah makhluk yg bermanfaat, dengan perannnya masing-masing
3 notes
·
View notes
Text
April, 2019. Beberapa minggu terakhir rasanya sungguh jengah. Emosi mudah berubah. Ada perasaan sedih dan kecewa. Setelah kuteliti lebih lanjut ternyata ada hal yg tak kusadari membuat toxic ditubuhku yg cukup membuatku lelah.
Aku terlalu takut akan penerimaan orang
Beberapa hal yg selama ini kulakukan namun telat aku sadari
1. Aku cenderung enggan berbagi, bukan karna aku pelit atau tak mau memberi ke orang lain. Tapi aku takut tak mendapatkan penerimaan seperti yang orang lain dapatkan saat memberi sesuatu. Misalnya saja, aku ngasih barang lalu ia hilangkan. Aku ngasih makanan tapi hanya di letakkan bahkan tak disentuh. Aku membuat sesuatu tapi tak diapresiasi. Setidaknya hal hal kecil itu yg selalu aku terima sedari kecil yang lambat laun memberikan memori buruk di alam bawah sadarku. Aku tak bisa mengontrol ekspresiku saat memberi, ekspresi takut ditolak takut tak diterima, yg mungkin di tafsirkan lain oleh orang yang melihat
2. Disetiap aku memberikan sesuatu, ada effort yg luar biasa yg telah aku lakukan. Itu lah yg membuatku sedih dan kecewa. Mereka tak tahu untuk membeli itu aku harus rela tidak membeli yang lain, atau untuk membuat itu aku harus menghabiskan banyak bahan, tenaga dan pikiran. Beberapa hinaan ttg apa yg telah aku usahakan itu cukup membuatku lelah dan tak ingin berbuat lebih lagi
3. Ada bberapa hal yg justru akhirnya membuatku menyesal ketika mendapatkan feedback itu, kata "seharusnya" "seharusnya" yg kemudian bermunculan diotakku
4. Aku ingin seperti mereka yg ketika memberi mendapatkan feedback yg selayaknya, setidaknya jika ia tak suka cobalah untuk tahan itu dahulu didepan yg memberi. Atau setidaknya hargailah.
5. Kadang jika ada orang yg memberiku makanan contohnya, aku akan makan dengan selahap mungkin yg aku bisa. Karena aku juga menginginkan feedback itu saat aku yg memberi. Bukan karena aku rakus dan ingin semuanya. Namun syg, nyata nya tak seperti itu
Entah, aku hanya berusaha sedikit melegakan pikiran. Bahkan berbagi perasaanpun aku enggan. Lagi lagi karena takut penerimaan. Mungkin bisa dibilang aku kecewa atas harapan yg aku bangun sendiri. Silahkan, menilaiku pun adalah hakmu.
3 notes
·
View notes
Text
Menghitung Mundur
Kali ini aku gak akan membandingkan tumblr dan instagram kayak sebelumnya.
Biar tumblr jadi tempat pulang, instagram tempat berbagi kebagiaan.
Semoga tumblr paham, bahwa tempat pulang lebih istimewa dibanding hanya tempat bersenang-senang. Semoga tumblr tidak tersinggung atau merasa seperti simpanan.
Errr baiklah. Kata ‘tidak akan’ di atas sepertinya malah terjadi.
Segitu dulu. Posting dulu aja ya. Abis ini nulis lagi. Biar kayaknya postingannya banyak padahal gak berfaedah. Wkwk
339 notes
·
View notes
Text
Right
Ramadhan #12 : How to Start Writing dan Riding you Waves ?

Loh loh ko ombak sih ?
Iya ombak atau waves itu ibarat perasaan atau emosi yang kita rasakan.
Kadang naik, kadang turun.
Kadang bahagia, kadang sedih.
Persis seperti ombak yang terus bergerak tidak selalu stabil.
Bukannya emosi itu berarti marah ya ?
“Kamu mah orangnya emosian, gampang banget marah.”
Padahal emosi tak selalu berarti marah. Emosi menurut KBBI adalah keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif. Jadi mulai saat ini kita sama-sama memperbaiki persepsi kita soal emosi, karena itu tak selalu berarti dengan marah.
Heits, sudahi seriusnya. Tarik napas dulu dan cari tempat duduk yang nyaman ya. Membaca tulisan ini tak boleh membuatmu justru mengernyitkan dahi karena bingung wkwk
Emosi adalah satu hal yang menarik untuk diperbincangkan. Menurut ilmu pengasuhan, sejak kecil anak perlu memahami soal emosi. Jika suatu saat mereka menangis atau marah kita tidak boleh langsung mengatakan “Ayo berhenti nangisnya.”. Tanpa kita coba perdalam alasan ia menangis, jika bersedih apakah selalu diperlihatkan dengan cara menangis dan sebagainya. Agar kelak saat dewasa mereka tidak kesulitan untuk memahami perasaan yang mereka rasakan yang dapat berakibat pada perkembangan psikologisnya.
Segala emosi yang dirasakan dapat bernilai positif atau hanya sekedar mengurangi keresahan, dada sesak atau kepala yang pening. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menulis.
Bagaimana emosi dapat bernilai positif atau menjadi healing bagi diri kita ?
Pertama yang dapat kita lakukan adalah mengenali dan sadar akan emosi yang kita rasakan. Setelah itu kita perlu menerima perasaan yang kita rasakan, karena kebanyakan orang terkadang tidak mau menerima saat dirinya merasa sedih dan tidak dalam kondisi baik-baik saja. Kemudian setelah menerima perasaan kita menyadari kenyataan dan belajar menerima bahwa ketetapan yang terjadi pasti yang terbaik untuk kita. Dan yang terakhir setelah itu semua kita lakukan maka kita dapat menulis sesuatu yang menginspirasi. Budayakan terus hal ini yaaa!
Kenapa sih harus menulis ?
Seperti yang sudah ku sampaikan, menulis dapat membantu kita menyuarakan pendapat dan menstabilkan emosi. Ini salah satu healing yang mudah, murah dan bisa dilakukan kapanpun. Tulis saja apa yang kita rasakan dimanapun tempat yang menurut kita nyaman.
Eh btw kamu tahu ga ? kalau diam-diam tulisanmu bisa menginspirasi banyak orang juga loh.
Bahkan bila hari ini kamu sedang patah hati (wkwk), sedih, kecewa dan segala kejadian tak menyenangkan yang dialami, hal itu bisa jadi karya dan bermanfaat bagi orang lain.
“Aku ga bisa nulis, ga bakat gitu.”
Emang beneran kamu yakin ga bisa nulis ? Coba di ingat kembali barangkali hal itu muncul justru karena ekspektasimu yang harus menulis seperti si x atau sebagai si y. Menulis saja karena barangkali potensimu lebih tergali. Seperti kata Rumi :
“You were born with potential.”
Percaya ? banget! Karena tidak ada yang Allah ciptakan sia-sia. Pasti punya peran dan potensinya masing-masing.
Terus darimana kita bisa dapet ide buat menulis ?
Ayo darimana ? Dari mana-mana. Beneraaaan~
Kamu bisa memperoleh ide untuk menulis dari pengalaman pribadi atau orang lain, hasil dari membaca buku dan keadaan, hikmah dari obrolan atau diskusi dengan orang lain, atau dari edukasi visual yang kamu peroleh dari gambar atau film, dan (ini yang ku suka wkwk) dari kontemplasi dan menyelami diri.
Kalau ga dapet dari semua itu ?
Tulis aja. Tulis yang kamu rasakan termasuk bingung ga tahu harus nulis apa hehe
Jadi tidak ada alasan untuk tidak menulis kan ? Belajar untuk percaya diri karena untuk memulai sesuatu yang akan menjadi hal luar biasa itu mulai dari hal-hal biasa yang kalau secara kasar bisa dibilang ecek-ecek ga ada arti dan manfaatnya seperti sampah (Ini kasar sih ya, tapi bener).
Mulailah kelola emosi yang dirasakan, semoga jadi karya . Karena setiap orang punya cerita dan punya kebaikan yang bisa dibagi. Kita sedang sama-sama berjuang dalam prosesnya masing-masing.
*Tulisan ini terinspirasi dari penyampaian kak Novie Oktaviane pada acara Islamic Book Fair yang diselenggarakan P3RI Salman ITB.
26 notes
·
View notes
Text
Ramadhan #21:
Menyikapi Perasaan dengan “Porsi yang Wajar”.
“Berapapun kamu punya uang, beli sesuatu dengan doa. Seberapa yakin kamu dengan seseorang, minta pertimbangan Allah dengan Istikharah”. (Ustadz Yusuf Mansur)
Manusia itu hidup dengan pesonanya masing-masing dan “terkadang” juga hidup dengan pencitraannya masing-masing. Garis bawahi kata-kata “Terkadang” (namun tidak selalu). Bagaimana dengan perasaan yang terkadang mudah terbuai? Solusinya yaitu “memohon perlindungan pada Allah”. Sejatinya “Kecintaan kita terhadap sesuatu itu membutakan dan menulikan” (HR. Abu Daud).
Sudah jelas salah, sudah jelas gak cocok tapi masih mengelak dengan segudang alasan tapi…tapi..tapi dan tapi heuheuheu..! Lantas berdoa “Pokoknya harus dia dan sama dia”. “Hakikatnya berdoa itu memohon perlindungan dari sebuah keburukkan untuk meraih yang terbaik, bukan untuk mendikte sang pencipta. Kita memandang manusia dari yang tampak diluar, namun berkaitan dengan lahir batin mereka; sudah pasti Allah yang maha mengetahui. Pun kamu dan Aku”.
Makanya kamu perlu Istikharah dalam meyakinkan diri, Tak hanya soal perasaan melainkan apapun yang akan kamu lakukan, karena Ulama terdahulu untuk menulis buku dan mencantumkan sebuah Hadist, mereka meminta petunjuk dari Allah dengan melakukan shalat istikharah. MasyaAllah. Jadi Shalat Istikharah tak hanya melulu dilakukan untuk perihal perasaan melainkan keputusan-keputusan lainnya.
Jadi; “Mari belajar untuk menyikapi perasaan dengan porsi sewajarnya saja. Kalau bukan dia, pasti akan ada yang lebih baik darinya. Allah itu punya kuasa dalam membuat skenario kita menjadi luar biasa. Tetap sandarkan dirimu pada ketetapanNya agar tak mendahului hingga kau kecewa”.
“Karena biasanya, Manusia tidak saling mengenal, maka dari itu mohon jangan tertipu. Manusia itu Hanya saling tahu, hakikatnya memang selalu gitu. Ketika salah satunya mengira bahwa seseorang itu ramah; mungkin saja sebenarnya tidak begitu karena bisa jadi kita melihatnya ketika ia sedang dalam keadaan bahagia. Lantas kemudian kita mengira ia sombong, padahal bisa jadi ia sedang melakukan dua hal yaitu menjaga perasaan oranglain dan melindungi perasaan supaya gak baper. Maka dari itu manusia hanya saling tahu. Mintalah pada yang maha mengetahui, agar ia mengenalkan seseorang tersebut padamu. Maka jika benar kemudian seseorang itu adalah kamu dan ini adalah aku. Tanpa banyak ini itu pasti akan menyatu”.
Sebuah ungkapan bijak menyatakan “Jatuh cintalah seperti cara hujan jatuh ke bumi. Jatuh yang menumbuhkan”. Jadi dariku untukmu; “selamat meraih cinta dengan cara bertumbuh”.
—Ruang Teduh—
Project 30 Hari menulis, bersama @ruangteduh @ayunanlangit @pemudashafar @nikmatfajar
27 notes
·
View notes
Text
Let Me Tell You Something
jadi, sekarang ini lagi ramai tentang kasus verbal sexual harassment yang salah satunya di alami oleh seorang public figure di indonesia. and what’s going on? komentar dari netizen cukup beragam. ada yang mendukung karena si public figure ini berani speak up apa yang dia alami dan tidak sedikit juga yang mengatakan semuanya lebay, berlebihan, dan bahkan ada yang menyalahkan pakaianya, pekerjaannya dan lain sebagainyaa
honestly, it hurts me a lot, kalian tahu, kebanyakan yang berkomentar demikian adalah mereka perempuan. aku aja nggak habis pikir mengenai dunia yang semakin jahat ini, mungkin bukan dunia sebenarnya yang jahat tapi beberapa diantara mereka yang hidup di dunia ini yang menjadikan semuanya terlihat jahat
tidakkah seharusnya kalian mendukung terhadap mereka yang berani speak up tentang hal-hal yang begini, coba pikirkan, jika kalian terus saja seperti ini, bagaimana tentang mereka yang mengalami hal yang sama bahkan lebih berat, mereka akan semakin takut untuk speak up apa yang mereka rasakan dan mereka alami
perempuan, seharusnya kita saling menjaga sesama kaum, bukan saling menghina dan menjatuhkan. dewasa sekarang sudah terlalu banyak perempuan menyakiti sesama perempuan, bukankah kalian juga tidak ingin jika diperlakukan seperti itu. seharusnya kita bisa saling menjaga, saling mengasihi dan saling mencintai sesama
jejaring sosial sekarang terlalu pandai melahirkan jiwa-jiwa orang tanpa rasa empati, orang-orang bahkan terlalu buta untuk membedakan mana korban mana pelaku, mana yang harus dibela dan mana yang harus disalahkan. semuanya terlalu aneh
cukup berhenti membela yang salah dan menghakimi yang benar. cukup juga menyalahkan apapun tentang korban. woman should stand for each other, selagi itu benar, tidak usah menjadi bagian mereka yang menyalah-nyalahkan yang benar. perempuan harus bisaa saling mendukung
salam hangat dari seorang perempuan di pukul 5 pagi,
tatjtiyah
22 notes
·
View notes
Text
Salah Jalan
Hey, pernah merasa “salah jalan”?
Salah jurusan, salah ikut organisasi, salah topik skripsi, salah memilih pekerjaan, salah membangun core competence, atau bahkan rasanya seluruh hidupmu salah sehingga untuk memperbaikinya kamu harus mengulangi hidup sejak bayi lagi?
Sedikit-banyak, saya pun pernah merasakannya.
Setelah sekian lama bergulat dan berefleksi atas perjalanan hidup, pada titik ini, inilah beberapa nasihat saya kepada diri saya sendiri.
1. Bebaskan diri dari ilusi waktu.
Masa lalu hanyalah memori, masa depan hanyalah imajinasi. Hidup yang sesungguhnya adalah apa yang kita jalani saat ini.
Kamu perlu ingat bahwa betapapun salahnya pilihan yang kita ambil di masa lalu atau seberat apapun situasi yang menanti di masa depan, saat ini mereka hanya terjadi di alam pikiran kita.
Yang nyata adalah apa yang kamu alami, pilihan yang kamu ambil, dan tindakan yang kamu lakukan saat ini; di sinilah hidupmu.
2. Kamu selalu bisa memulai hidup baru.
Bahkan, hidup itu sendiri memang selalu baru. Pagi ini bukanlah pagi yang sama dengan pagi manapun yang pernah kita lalui, detik ini adalah detik baru yang belum pernah kita isi.
Mengapa menyeret-nyeret memori dan menganggap kita yang hari ini adalah bawaan dari kita di masa lalu, ketika hidup selalu menyajikan kesempatan untuk menjadi seseorang yang baru?
3. Mulai sekarang, hiduplah secara intensional.
Hadirkan selalu kesadaran yang penuh pada setiap tindakan dan keputusan–hingga pada hal-hal yang selama ini tidak kita sadari bahwa ia adalah sebuah keputusan, seperti bagaimana kita mengisi Minggu pagi atau bagaimana kita memanfaatkan uang receh.
Hati-hati dengan mode autopilot–mode di mana kita menjalani hidup tanpa intensi dan tanpa kesadaran penuh, menyerahkan kendali pada naluri alamiah dan alam bawah sadar.
Hadir ke kelas karena otak kita sudah diprogram untuk melakukannya sebagai rutinitas–misalnya.
Melanjutkan studi karena, ya, semua orang melakukannya–bukankah begitu caranya hidup? SD - SMP - SMA - Kuliah - Kerja - Kuliah lagi kalau tidak dapat pekerjaan.
Hidup macam apa yang bisa dicapai dengan mode autopilot? Hidup yang terombang-ambing mengikuti apa pun di luar diri kita: tren yang populer, penilaian orang lain, tuntutan lingkungan, dan seterusnya.
If you don’t know where you are going, any road will get you there.
Lewis Caroll
Sejauh apapun kamu tersesat, sebanyak apapun waktu yang tersia-siakan, kamu selalu bisa berputar arah dan mengawali lagi segalanya.
Hutang bisa dibayar, maaf bisa diberi, dosa bisa dihapus; asal kita tidak berputus asa dan selalu memberikan yang terbaik yang kita mampu saat ini, mulai hari ini dan seterusnya.
686 notes
·
View notes
Text
Motivasi terkuat itu ada dalam dirimu. Karena faktor eksternal hanya berpengaruh sepersekian persen dalam semangatmu. Aku tahu kamu kuat. Aku tahu kamu bisa. Kamu sudah memulai, dan menjalani dengan baik. Sekarang saatnya kamu menyelesaikan dengan baik pula.
20 notes
·
View notes
Text
Pasti sebabnya dikarenakan dosa.
Jika shalat shubuhmu pagi ini terlambat, pasti sebabnya dikarenakan dosa. Jika adzan tak lagi membuatmu tergerak, pasti sebabnya dikarenakan dosa. Jika hatimu terlalu sering gelisah, pasti sebabnya dikarenakan dosa. Jika hafalanmu perlahan mulai lupa, pasti sebabnya dikarenakan dosa. Jika Al-Quran telah jarang dibaca, pasti sebabnya dikarenakan dosa. Jika pikiran tak hentinya berprasangka, pasti sebabnya dikarenakan dosa. Jika rezekimu seperti tak kunjung tiba, pasti sebabnya dikarenakan dosa. Jika hari ini doa-doamu belum diijabah, pasti sebabnya dikarenakan dosa. Jika rasanya hidupmu jauh dari pertolonganNya, pasti sebabnya dikarenakan dosa.
Tiada yang menghalangi datangnya kebaikan kepada kita, kecuali gelimang dosa yang masih kita pelihara.
“Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri.” (Qs. An-Nisaa: 79)
1K notes
·
View notes
Text
Hal-hal seperti menyatakan cinta bukan lagi soalan apa gendermu, sudah terlalu usang stereotip yang mengatakan bahwa lelaki harus ini-itu dan perempuan harus begitu-begini.
Ini adalah seni mencintai -dan kita semua adalah konduktor dari setiap nada kisahnya. Diam, menunggu, hingga kontan menyatakan hanyalah bentuk dari dawai-dawai yang patut kita pahami kapan harus memetiknya berulangkali.
Memahami kondisi itu penting. ketika dimana kau menarik dan mengulur tali-temali perhatian yang kau unjukkan padanya. Atur nyamanmu sebagai perempuan, tentang bagaimana caramu mengusahakan lelaki -dengan menembus segala kesah bila perempuan lain hanya menganggap bahwa lelaki hanya bisa ditunggu.
Perbaiki usahamu, minimal dengan memahami apa maumu dan bagaimana caramu mengusahakannya tanpa perlu merasa tabu.
99 notes
·
View notes
Text
Teruntuk : Kalian yang menunggu untuk ditemukan, Kalian yang sedang dalam pengharapan, Kalian yang sedang berusaha menerima kenyataan
“Semua manusia mempunyai peran. Tetapi perempuan mempunyai peran yang siginifikan. Begitu kata skenario kehidupan.” –prameswr
Untuk kalian yang masih larut dalam romansa pengharapan. Yang cemas menunggu untuk ditemukan. Yang sedang berusaha mengelola kecewa, menerima kenyataan. Yang masih sering di kalahkan oleh perasaan. Tenang, itu adalah hal yang wajar. Karena takdirnya memang perempuan lebih banyak menggunakan perasaan. Namun menurutku, perempuan harus bisa mengelola perasaannya. Sewajarnya jangan berlebihan.
Karena menurutku setiap perempuan wajib mempunyai batasan tersendiri, benteng. Namun seberapa tinggi dan kuatnya, diri kalian sendirilah yang menentukan. Tetapi tetap berusaha menjadi pribadi yang sederhana. Perbanyak pertemanan.
Tidak apa jika kamu ingin melampiaskannya. Ataupun kamu ingin terlarut. Tapi jangan sampai itu mengganggumu untuk menyiapkan versi terbaik dari dirimu. Turn into a power.
Pesanku. Untuk kalian yang sedang dalam pengharapan. Sudah jatuh jangan sampai patah. Cukup sakit saja. Belajar untuk menggunakan logika dan belajar untuk tidak lagi dikalahkan oleh perasaan. Untuk kalian yang sudah berkesudahan. Terimalah, berdamailah. Karena itu memang masalah waktu. Kalian sendiri yang dapat mengelola dan mengontrol perasaan kalian. Malu ah. Kalau terlalu lama terlarut. Ingat, Allah pasti punya rencana di balik semua yang terjadi. Sembunyikan rasa itu dan bungkus dengan aktivitasmu.
Karena kata ibuku “Yang mengikat saja, kadang kala masih sering diombang ambing. Apalagi yang belum.” - Ibu
Jangan cemas. Karena kalian sangat berharga jika kalian hanya larut dalam romansa, tanpa diiringi bekal kalian menjadi versi terbaik dari dirimu. Bersiaplah untuk menjadi versi terbaik dari dirimu. Dengan aktivitasmu. Pesonamu. Karena setiap orang mempunyai cara dan jalan tersendiri untuk dapat menginspirasi.
Mendewasa sayang. Belajar untuk tidak (lagi) terjebak oleh hatimu sendiri. Belajar untuk tidak (lagi) terlarut dalam pengharapan. Belajar untuk tidak (lagi) meyakinkan diri terhadap sesuatu hal yang tidak pasti.
Sabar jangan meragukan Allah
”Jika kamu adalah tujuannya. Sesulit apapun jalan menujumu, dia punya cara untuk sampai kepadamu.” – Kotaknasi (via tumblr)
Entah dengan cara apa dan bagaimana. Lihat bagaimana usahanya. Lihat bagaimana perjuangannya. Lihat bagaimana kesungguhannya.
Karena diwaktu yang tepat
”Akan ada seseorang yang cukup luas hatinya untuk tempatmu tinggal. Kamu tidak perlu menjadi orang lain untuk membuat ia tetap tinggal. Karena ia akan menerimamu yang juga serba cukup” – Kurniawan Gunadi
Jadilah perempuan-perempuan yang tegar, tangguh, dan mandiri. Perempuan cerdas. Perempuan yang juga tidak akan lupa kodratnya sebagai perempuan. Perempuan yang sabar. Perempuan yang bijak. Perempuan yang cukup lembut untuk memberikan kenyamanan.
Karena
“Perempuan itu keren banget, memukau! Saat kecil ia membuka pintu surga untuk ayahnya. Saat dewasa ia menyempurnakan agama suaminya. Dan, saat menjadi ibu ada surga di kakinya.” - Cintaihijab
Bersyukur karena kalian dilahirkan sebagai perempuan. Karena nanti dari kalian akan lahir kehidupan baru. Dan kalian yang nantinya berperan membentuk karakter-karakter baru itu. Selalu ingat bahwa kalian sangat berharga bahkan tak ternilai. Untuk kalian para perempuan, bersiaplah menjadi versi terbaik dari dirimu, berbekalah untuk masa depanmu, dan jagalah dirimu.
Doaku semoga saling menemukan dan juga (segera) di satukan.
Dari : aku yang (juga) sedang belajar.
2K notes
·
View notes
Text
Tembang-Tembang Hits Raisa di Kantor Kemenkominfo : Teka-Teki Blunder Blokir Terhadap Tumblr untuk Kali Kedua
Hari ini jagad dunia Tumblr kembali diguncangkan. Pelakunya? Siapa lagi kalo bukan Bapak dan Ibu dari Kementrian Komunikasi dan Informatika Kabinet Kerja Republik Indonesia. Sejak kemarin tertanggal 5 Maret 2018, melalui cuitan akun Twitter, Kemenkominfo memutuskan untuk melakukan pemblokiran secara bertahap terhadap situs Tumblr.
Kemenkominfo memutuskan untuk melakukan pemblokiran berdasarkan adanya beberapa pengaduan mengenai akun-akun pada Tumblr yang memuat konten-konten pornografi. Setelah dilakukan pencarian dan penyaringan, pihak Kemenkominfo menemukan sebanyak 361 akun dengan konten pornografi yang dimuat pada situs Tumblr. Kebijakan pemblokiran terhadap Tumblr ini merupakan yang kali kedua, setelah awal 2016 lalu Kemenkominfo juga mewacanakan hal yang sama, dengan alasan yang sama pula.
Departemen Penerangan versi Orde Baru di bawah kekuasaan otoriter Suharto memang resmi telah dibubarkan oleh Gus Dur sejak November 1999. Namun, sayangnya ternyata Reformasi hanya membubarkan Departemen Penerangan secara fisik. Hari ini nyala api Orde Baru lahir kembali dengan nama lain yang lebih mentereng, Kementrian Komunikasi dan Informatika. Jikalau Presiden Joko Widodo memiliki jargon kerja-kerja-kerja dalam membawahi kabinetnya, Menteri Rudiantara yang terhormat memiliki jargon yang tak kalah hebat, yaitu blokir-blokir-blokir. Maha kuasa Kemenkominfo dengan segala pemblokirannya !
Saya tak asal bicara. Berdasarkan melalui sumber data primer dari situs resmi kementrian, sejak tahun 2015 Kemenkominfo mengumumkan dengan bangga secara giat telah melakukan pemblokiran terhadap konten yang berbau negatif, termasuk di dalamnya yang memuat SARA, pornografi, hoax, narkoba dan terorisme. Pemblokiran yang dilakukan menyentuh angka fantastis, yaitu sejumlah 814.594 situs. Tampaknya Menteri Rudiantara yang terhormat secara konsisten berhasil menuangkan jargonnya dalam kerja nyata kementrian.
Baiklah Bapak Menteri Rudiantara yang terhormat, sebagai salah satu penghuni dunia Tumblr yang merasa kediamannya diusik, mari kita bertarung data. Kementrian Bapak memblokir Tumblr dengan alasan bahwa situs ini hanya memuat 361 konten yang berbau pornografi dan plagriarisme kan, Pak? Mengapa saya menuliskan kata “hanya”? Hal itu disebabkan karena nyatanya ada banyak situs lain yang memuat lebih banyak aduan terkait akun negatif dan hingga sekarang tetap dibiarkan saja.
Berdasarkan data-data yang dihimpun dari laman resmi Solopos, Berita Satu dan Dreamers yang bersumber dari Kemenkominfo bahwasanya ada beberapa situs yang mendapatkan pengaduan terkait muatan konten negatif di dalamnya. Dari total laporan yang diterima per September 2017, Kemenkominfo telah menerima sebanyak 782.578 aduan. Media sosial Twitter menempati urutan pertama dengan 524.618 aduan atau menyumbang 67,03% dari total keseluruhan. Urutan kedua diduduki oleh Facebook dan Instagram dengan jumlah total sebesar 1.888 aduan. Pada urutan ketiga ditempati oleh Youtube dan Google dengan total 1.243 aduan. Selanjutnya ada Telegram dengan 107 aduan dan Line sebanyak 1 aduan.
Sedangkan situs Dreamers sendiri pada pertengahan bulan September 2017 merilis data sebanyak 237 konten negatif yang terdapat pada Facebook, 117 konten pada Instagram, 73 konten pada Youtube, 53 konten pada Twitter dan 43 konten pada Telegram. Lucunya situs Tumblr tidak disebutkan satupun oleh ketiga media tersebut. Jika memang ingin bertindak fair, beranikah Bapak Menteri Rudiantara yang terhormat juga turut melakukan pemblokiran terhadap situs-situs yang disebutkan di atas? Atau memang standard ganda yang masih akan diterapkan terhadap hukum di Indonesia ini?
Bapak dan Ibu Kemenkominfo yang terhormat, cobalah memandang segalanya dari banyak sisi, lebih dekat dan lebih lekat, agar masyarakat tak terus-menerus sangsi terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil. Memang tidak bisa dipungkiri banyak situs-situs yang sebenarnya bernilai positif tetapi sengaja digunakan oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab untuk bertindak kejahatan. Tumblr hanyalah salah satu situs yang menjadi korban. Padahal apabila kita mau melakukan riset lebih dalam, secara dampak sosial prosentase aktivitas negatif menggunakan situs Tumblr tak ada apa-apanya dibandingkan dengan hal-hal positif yang dihasilkannya.
Sejak memutuskan aktif menulis di Tumblr pada pertengahan tahun 2012, saya melihat banyak sekali kebaikan-kebaikan yang berpendar dari Tumblr ini. Coba kita bermain hitung-hitungan matematis, berapa banyak penulis muda yang menginspirasi lahir dari sekumpulan tulisan mereka pada akun-akun di Tumblr? Berapa banyak manusia-manusia yang selamat dari percobaan bunuh diri, karena telah menemukan tempatnya untuk menumpahkan segala kegundahannya di Tumblr? Berapa banyak orang-orang yang mencari nasehat dan ilmu dari sekian puluh ribu kata-kata baik yang dicoretkan di Tumblr?
Berapa banyak anak-anak muda yang bertemu, saling bertukar pikiran dan akhirnya berkolaborasi untuk berbuat sesuatu kepada Indonesia melalui Tumblr? Berapa banyak nilai-nilai kebaikan yang disebarkan bersama secara masif, dilike, direblog dan diteruskan ke banyak sosial media lainnya dan itu berawal dari Tumblr? Berapa banyak orang yang menitipkan keabadian buah pikirnya, jiwanya, sejarahnya, cerita-cerita emosionalnya, kenangannya dan segenap inspirasinya di Tumblr, karena sang penulis sadar bahwa ia tak ingin jiwanya terkubur bersama raganya suatu hari nanti?
Oiya, terakhir Pak Menteri Rudiantara yang terhormat, jujur saya merasa geli karena kementrian Bapak memblokir Tumblr disebabkan dengan maraknya konten pornografi yang menjamur di situs ini. Sejak saya aktif di blog ya pak, saya tidak pernah tuh bertemu seseorang yang membuat akun atau sekedar mencari konten di Tumblr untuk menambah koleksi foto-foto syur miliknya. Apalagi mau download video bokep Pak, duh rugi deh kalo cuma mau cari begituan di Tumblr. Atau mau cari cerita-cerita mesum dengan tokoh utama tante-tante girang dan jablay di Tumblr? Capek deh, Pak. Perlu Bapak juga tahu bahwa Tumblr memiliki safety mode pada pengaturan akun yang berfungsi untuk menyaring konten-konten negatif yang tidak diinginkan.
“Setahu saya, apabila ingin berburu dan membunuh tikus, tidak perlu untuk membakar seluruh lumbungnya, Pak. Apalagi lumbung bernama Tumblr ini dihuni oleh jutaan manusia-manusia yang menyebarkan kebaikan.”
Kebijakan Kemenkominfo ini semakin menimbulkan teka-teki lho di mata masyarakat apalagi bagi para penghuni rumah Tumblr ini. Jangan-jangan ada agenda politik ya, Pak? Atau yang penting jargon blokir-blokir-blokir bisa jalan walaupun aksinya kurang tepat? Ingat lho ya, ini sudah kali kedua kementrian Bapak melakukan pemblokiran terhadap Tumblr, masa iya masih terjebak nostalgia? Maaf ya Bapak Menteri Rudiantara yang terhormat, dari tadi nama dan kementrian Bapak saya sebut berulang-ulang, karena memang institusi Bapak ini yang menjadi pemeran utama segala kegaduhan ini. Firasat saya, apabila agenda pemblokiran yang tak jelas maksud dan tujuannya ini tetap berjalan, maka trust dari masyarakat bisa turun lho Pak. Padahal bos Bapak, Pak Jokowi selaku incumbent mau maju lagi di Pilpres tahun depan. Apa tidak takut kalo elektabilitasnya turun?
Maka dari itu, saya selaku penghuni rumah Tumblr yang sangat nyaman ini meminta agar kementrian Bapak mencabut pemblokiran ini. Percayalah sama saya, Tumblr bukan sarangnya konten-konten tak senonoh untuk dinikmati penggemar abadinya. Biarkanlah kami berkarya kembali sebagaimana mestinya seperti dahulu kala. Saya sudah terlanjur jatuh hati dan tidak mau menjadikan Tumblr sebagai mantan terindah, Pak. Saya dan semuanya ingin terus bersama Tumblr tanpa harus bermain kucing-kucingan sama kementrian. Saya tunggu kepastian dari Bapak dan segenap pemangku jabatan di Kemenkominfo. Apalah arti menunggu bila janji yang tak berujung pasti?
Saya tahu kita sedang menjalani hubungan LDR. Saya di Surabaya dan Kemenkominfo ada di Jakarta. Namun, saya tak ingin melihat hubungan baik antara Tumblr dan pemerintah usai di sini. Sekali lagi saya meminta tolong agar pemblokiran terhadap Tumblr dibatalkan. Terima kasih telah sudi memperhatikan keluh kesah saya yang berkepanjangan ini.
NB : Pak, kali kedua Raisa balikan sama Keenan berujung pernikahannya dengan lelaki lainnya. Apa Bapak Menkominfo yakin mau kali kedua memblokir Tumblr lagi? Mending move on Pak, cabut blokirnya dan fokus kerja cerdas pada program kementrian lainnya. Could it be, Pak?
Surabaya, 7 Maret 2018
@menujusenja
83 notes
·
View notes
Text
Aku Yang Belajar Membumi Lewat Tumblr~
Melalui Tumblr aku menemukan banyak realita kehidupan, baik resah, suka, duka cita, kebahagiaan bahkan kesedihan itulah kejujuran-kejujuran yang ditampilkan para penggunannya tanpa ada rasa ingin dikenal sempurna makna ceritanya.
Seperti ada terapi dalam menyelami media sosial Tumblr. Aku pribadi sebagai pengguna baru, menggunakannya ada semacam terapi hingga aku banyak belajar untuk lebih membumi melalui tulisan-tulisan pengguna Tumblr, bahwa kesedihan, kecemasan dan kebahagiaan tidak kamu rasakan sendiri. Ada banyak manusia dengan segala keresahan-keresahan yang Tuhan berikan sesuai porsinya masing-masing. Tapi bukan soal mengeluhnya, tapi soal bagaimana keresahan tersebut dihadapi dan di lalui dengan cara yang bijak. Sebagai bentuk penerimaan terbaik; walau hidup tak selalu berjalan sesuai perencanaan manusia.
Bagi saya sendiri sebagai pengguna media sosial ini, Tumblr adalah satu-satunya media sosial yang paling banyak memiliki nilai-nilai positif. Tumblr juga merupakan akun yang paling berjasa dalam mempertemukan saya sendiri kepada orang-orang baik melalui tulisan-tulisannya mereka. Pada Exsplore Tumblr malah ada banyak pemikiran hebat orang indonesia yang menakjubkan.
Bagaimana Tumblr tidak bermanfaat; karena Aku merupakan salah satu bagian dari orang-orang yang banyak mempraktekkan bagaimana hidup itu harus membumi, bagaimana hidup itu harus berjalan dan menerima; salah satunya melalui makna-makna tulisan di Tumblr.
Dan Cuma mau bilang: Sungguh disayangkan Jika TUMBLR Hadir untuk di BLOKIR~
@Ruang Teduh
85 notes
·
View notes
Text
Be different
Jangan meremehkan orang lain yang berbeda denganmu hanya karena kamu merasa sempurna.
Sering kali kita menghakimi seseorang yang memiliki kekurangan. Dan lebih parahnya kita sering melakukan itu tanpa sadar. Candaan ringan yang menurut kita just a joke, ternyata bisa jadi boomerang buat orang lain. Dia bisa jadi ikut tertawa atas joke yang kita buat, tetapi sebenarnya itu masuk ke alam bawah sadar orang tersebut dan akan merusak her/his mentality as a good human.
It can i called silent bullying
Bukan hanya karena dia berbeda lalu dia menjadi salah, BIG NO! Kita tidak pernah tau rasanya menjadi mereka, menjadi berbeda, menjadi dianggap tidak wajar. Its hurt!
Bukankah lebih adil jika sebelum kita mengatakan candaan itu kita terlebih dahulu untuk mencerna. Its good or not for them? Can it broke their mind?
So, think your word before you speak, or you will lose people arround you!
171 notes
·
View notes
Text
goyah
Sejak berstatus warganet zaman now, bukan hal asing bagi kita untuk mengonsumsi potongan kisah hidup orang lain lewat linimasa. Sayang, mengonsumsi kisah hidup para karib, kerabat atau idola secara intens hari ini terasa tak seasyik dulu sebelum kita tumbuh dewasa karena rasa minder yang kadang mencuat kala mendapati hal-hal baik yang dicapai oleh orang lain dalam unggahannya.
Melihat foto mereka yang terlihat harmonis dengan keluarga kecilnya membuat kita sedikit resah dengan pikiran tentang pasangan hidup. Melihat video mereka yang tengah menempuh studi di luar negeri membuat kita lumayan gelisah dengan diskusi tentang titel idaman. Goyah. Perasaan itu bisa lumayan mengusik ketika rasa mindernya tumbuh sebagai penghambat produktivitas.
Maka, hal sederhana yang terbilang ampuh sebagai pelipur resah-gelisah dalam kondisi tersebut adalah menyadari bahwa tujuan, kondisi, ikhtiar, prioritas dan takdir setiap orang sedemikian berbeda.
Katakanlah kita memiliki sahabat yang bertujuan memiliki bisnis - sama seperti kita. Ketika sahabat kita giat mengembangkan diri dengan rajin mengikuti seminar kewirausahaan, membaca buku-buku penunjang hingga berkonsultasi dengan para praktisi, kita masih saja berkutat dengan prioritas lain. Dengan perbedaan tersebut, tentu wajar jika dalam perjalanannya ia lebih dulu meraih apa yang kita sama-sama inginkan.
Namun, contoh di atas hanya menekankan perbedaan poin ikhtiar dan prioritas atas tujuan yang serupa. Apa jadinya kalau tujuan, kondisi aktual dan takdir yang ditentukan-Nya pun berlainan secara keseluruhan bagi setiap orang? Tidak mengherankan kalau momentum pencapaiannya akan berbeda pula. Karenanya, tenanglah. Tak perlu kita berkecil hati apalagi sontak mengubah arah. Malah, perbedaan tersebut layak menjadi lecutan bagi kita untuk terus memacu diri dalam kesabaran dan kesyukuran.
Akhirnya, capaian siapapun dalam bentuk apapun yang terlihat di linimasa hanya perlu dikembalikan pada fungsi asalnya yakni sebagai kabar berita. Kita perlu turut bersukacita dengan capaian karib-kerabat raih lewat ucapan selamat juga doa baik yang diikutsertakan. Dengan begitu, raihan mereka takkan sedikitpun menyulitkan hati apalagi menghambat laju proses yang tengah kita tempuh kini.
Kalaulah unggahan-ungggahan tersebut masih saja menyulitkan hati, tentu menekan tombol unfollow tetap mudah untuk dilakukan. Toh unfollow di dunia maya takkan serta merta dimaknai sebagai upaya pemutusan hubungan di dunia nyata. Selebihnya, cek hati kita. Mungkin selama ini perasaan insecure hadir dalam hati karena kurangnya rasa syukur atas apa yang kita miliki. Lagipula, setiap orang memiliki hak untuk menghiasi linimasa dengan unggahan-unggahannya dalam bentuk apapun.
Kita sederhanakan dengan simpulan bahwa selera bermedia sosial setiap orang pasti berbeda agar kita tak mudah menyalahkan orang lain yang tak sepemahaman. Dengannya, media sosial tetap baik, ringan, asyik lagi menyenangkan untuk disimak - setidaknya bagi diri kita sendiri.
1K notes
·
View notes