Zitni Alma (10070317028) Furi Lesmanawati (10070317029) Novalia Ega Saputri (10070317030)
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
PEMETAAN LAHAN PERTANIAN
Pembangunan ketahanan dan kedaulatan pangan perlu diselenggarakan pembangunan pertanian berkelanjutan.Lahan pertanian memiliki peran dan fungsi strategis bagi masyarakat yang bercorak agraris karena terdapat sejumlah besar penduduk yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian.Dalam rangka pembangunan pertanian yangberkelanjutan, lahan merupakan sumber daya pokok dalam usaha pertanian, terutama pada kondisi yang sebagian besar bidang usahanya masih bergantung pada pola pertanian berbasis lahan.Lahan merupakan sumber daya alam yang bersifat langka karena jumlahnya tidak bertambah, tetapi kebutuhan terhadap lahan selalu meningkat.Lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B), lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan (LCP2B) dan kawasan pertanian pangan berkelanjutan (KP2B) ditentukan atas pertimbangan aspek fisik, sosial dan ekonomi sesuai dengan kebutuhan panganlokal saat ini, dan perencanaan kebutuhan pangan untuk jangka panjang sehingga status kecukupan pangan suatu wilayah terpenuhi. Prioritas lahan yang termasuk LP2B adalah lahan dengan produktivitas tinggi, indeks pertanaman mencapai tiga kali dalam satu musim tanam, sistem irigasi teknis dan terpadu serta tingkat kesesuaian lahan aktual baik. Untuk lahan cadangan prioritas pada lahan sawah dengantingkat kesesuaian fisik aktual pada lahan dengan kemiringan lereng terjal sampai curam, kuantitas produksi dengan indeks pertanaman rendah.
Kebijakan Satu Peta atau One Map Policy
terlahir karena IGT yang dibangun tidak merujuk pada satu sumber rujukan Peta Dasar (Peta Rupabumi) Selama IGT tidak merujuk pada Peta Dasar yang dibangun oleh instansi yang berkompeten dan berkewenangan (BIG) maka IGT yang dibangun tersebut akan menimbulkan kesimpangsiuran. Menurut Asep Karsidi, dalam Aninomious (2013) peta perizinan pemanfaatan lahan dari instansi-instansi terkait masih ada yang belum mengikuti standar yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan, baik klasifikasi obyek geografis, skalamaupun georeferensi-nya.Sementara dari aspek non-teknis, akses atau sharing data geospasial tematik untuk pengurusan perizinan sektoral dari instansi-instansi terkait masih sulit. Sehingga, penetapan perizinan lahan/kawasan oleh salah satu instansi seringkali tidak didukung oleh informasi perizinan lahan/kawasan dari instansi lain.Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011, BIG adalah penyelenggara Informasi Geospasial
Dasar yaitu Jaring Kontrol Geodesi dan Peta Dasar yang menjadi acuan untuk menjamin keterpaduan informasi nasional. Atas dasar amanat UU itu mengintegrasikan berbagai peta yang dimiliki sejumlah instansi pemerintah ke dalam satu peta dasar(One Map), yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif alat bantu pemecahan masalah konflik sosial akibat tumpang tindihnya data dasar kepemilikan atau penguasaan lahan.Perlindungan lahan pertanian pangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penataan ruang wilayah.Untuk itu, perlindungan lahan pertanian pangan perlu dilakukan dengan menetapkan kawasan-kawasan pertanian pangan yang perlu dilindungi.Kawasan pertanian pangan merupakan bagian dari penataan kawasan perdesaan padawilayah kabupaten.Perlindungan kawasan pertanian pangan dan lahan pertanian pangan meliputi perencanaan dan penetapan, pengembangan, penelitian, pemanfaatan dan pembinaan, pengendalian, pengawasan, pengembangan sistem informasi, perlindungan dan pemberdayaan petani, peran serta masyarakat, dan pembiayaan.
Foto Udara
Foto udara atau peta foto adalah Peta foto didapat dari survei udara yaitu melakukan pemotretan lewat udara pada daerah tertentu dengan aturan fotogrametris tertentu. Sebagai gambaran pada foto dikenal ada 3 (tiga) jenis yaitu foto tegak, foto miring dan foto miring sekali. Yang dimaksud dengan foto tegak adalah foto yang pada saat pengambilan objeknya sumbu kamera udara sejajar dengan arah gravitasi( tolerensi <3o), sedangkan yang disebut dengan foto miring sekali apabila pada foto tersebut horison terlihat. Untuk foto miring, batasannya adalah antara kedua jenis foto tersebut. Secara umum foto yang digunakan untuk peta adalah foto tegak (Wolf, 1974).
Fotogrametri adalah suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu obyek serta keadaan di sekitarnya melalui suatu proses pencatatan, pengukuran dan interpretasi bayangan fotografis (hasil pemotretan). Bedasarkan definisi tersebut, maka pekerjaan fotogrametri dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Metric fotogrametri
suatu pengukuran yang sangat teliti dengan hitungan-hitungannya untuk menentukan ukuran dan bentuk suatu objek.
b) Intrepretasi fotogrametri
kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek.
Geometri Foto Udara
Geometri foto udara pada dasarnya tidak akan selalu berada pada kondisi yang ideal (tegak sempurna), hal tersebut dapat diakibatkan beberapa faktor: Pergerakan wahana, adanya variasi tinggi terbang dan pergerakan rotasi dari pesawat menyebabkan variasi bentuk objek. Pergeseran relief, variasi tinggi permukaan tanah menyebabkan bentuk radial dari objek-objek yang tinggi ekstrim seperti gedung tinggi, tiang listrik, dsb. Foto udara miring, sumbu optik kamera membentuk sudut terhadap arah gaya berat (tidak boleh lebih dari 3o). Overlap dan Sidelap, besaran overlap dan sidelap (60% untuk overlap dan 30% untuk sidelap) menyebabkan paralaks pada foto. Crab & Drift, pengaruh angin yang mendorong badan pesawat menyebabkan penyimpangan pemotretan dari rencana jalur terbang membuat variasi posisi dan bisa menimbulkan gap. Geometri foto udara pada dasarnya tidak akan selalu berada pada kondisi yang ideal (tegak sempurna), hal tersebut dapat diakibatkan beberapa faktor:
a) Pergerakan wahana, adanya variasi tinggi terbang dan pergerakan rotasi
dari pesawat menyebabkan variasi bentuk objek;
b) Pergeseran relief, variasi tinggi permukaan tanah menyebabkan bentuk
radial dari objek-objek yang tinggi ekstrim seperti gedung tinggi, tiang
listrik, dsb;
c) Foto udara miring, sumbu optik kamera membentuk sudut terhadap
arah gaya berat (tidak boleh lebih dari 3o);
d) Overlap dan Sidelap, besaran overlap dan sidelap (60% untuk overlap
dan 30% untuk sidelap) menyebabkan paralaks pada foto;
e) Crab & Drift, pengaruh angin yang mendorong badan pesawat
menyebabkan penyimpangan pemotretan dari rencana jalur terbang
membuat variasi posisi dan bisa menimbulkan gap;
Informasi Tepi
Informasi tepi adalah sesuatu yang memiliki makna atau manfaat yang berada pada tepi foto udara. Adapun informasi pada photo udara yang perlu diidentifikasi sebagai informasi atau data awal dalam pelaksanaan pekerjaan photogrametri, dan yang termasuk didalamnya adalah :
a) Fiducial mark : merupakan 4 tanda titik bidang focus kamera udara yang kegunaannya untuk menentukan titik utama photo udara.yang merupakan titik pusat exposure dan proyeksi.
b) Titik utama (principal point) merupakan titik pusat exposure dan proyeksi, dan merupakan titik perpotongan antara 4 titik fiducial mark.
c) Nivo merupakan alat pendatar kamera udara yang terbuat dari cairan yang peka terhadap getaran dan kemiringan.
d) Jam merupakan alat penentu waktu saat pemotretan.
e) Fokus merupakan panjang lensa saat pemotretan objek, bisa diamati pada informasi tepi photo udara.
f) Tinggi terbang merupakan ketinggian penerbangan saat pemotretan dilakukan alat pencatatnya dinamakan altimeter yang dapat dibaca pada informasi tepi photo udara.
g) Arah utara merupakan arah utara yang ditunjukkan pada photo udara yang penentuannya mengacu pada waktu pemotretan dan arah bayangan photo.
h) Skala merupakan besaran pembanding antara jarak pada photo dan di lapangan yang penentuannya dengan cara nilai fokus kamera saat pemotretan (f) dibagi dengan tinggi terbang (H) (Skala = f / H).
Skala Foto Udara
Pengertian skala foto udara adalah perbandingan jarak pada foto udara dengan jarak di permukaan bumi
Penentuan skala:
S = f/H
Keterangan :
S : skala f : panjang fokus lensa
h : tinggi
Identifikasi Foto Udara
Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan maksud untuk mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip interpretasi. Interpretasi foto merupakan salah satu dari macam pekerjaan fotogrametri yang ada sekarang ini. Interpretasi foto termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek.
Dengan kata lain interpretasi foto merupakan kegiatan yang mempelajari bayangan foto secara sistematis untuk tujuan identifikasi atau penafsiran objek.
Interpretasi foto biasanya meliputi penentuan lokasi relatif dan luas bentangan. Interpretasi akan dilakukan berdasarkan kajian dari objek-objek yang tampak pada foto udara. Keberhasilan dalam interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan pengalaman penafsir, kondisi objek yang diinterpretasi, dan kualitas foto yang digunakan. Penafsiran foto udara banyak digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dalam memperoleh informasi yang digunakan. Aplikasi fotogrametri sangat bermanfaat diberbagai bidang Untuk memperoleh jenis-jenis informasi spasial diatas dilakukan dengan teknik interpretasi foto/citra,sedang referensi geografinya diperoleh dengan cara fotogrametri. Interpretasi foto/citra dapat dilakukan dengan cara konvensional atau dengan bantuan komputer.Salah satu alat yang dapat digunakan dalam interpretasi konvensional adalah stereoskop dan alat pengamatan paralaks yakni paralaks bar.
Didalam menginterpretasikan suatu foto udara diperlukan pertimbangan pada karakteristik dasar citra foto udara.Dan dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara visual atau manual dan pendekatan digital.Keduanya mempunyai prinsip yang hampir sama. Pada cara digital hal yang diupayakan antara lain agar interpretasi lebih pasti dengan memperlakukan data secara kuantitatif. Pendekatan secara digital mendasarkan pada nilai spektral perpixel dimana tingkat abstraksinya lebih rendah dibandingkan dengan cara manual. Dalam melakukan interpretasi suatu objek atau fenomena digunakan sejumlah kunci dasar interpretasi atau elemen dasar interpretasi. Dengan karakteristik dasar citra foto dapat membantu serta membedakan penafsiran objek – objek yang tampak pada foto udara.
Contoh Foto Udara
Berikut tujuh karakteristik dasar citra foto yaitu :
Bentuk
Bentuk berkaitan dengan bentuk umum, konfigurasi atau kerangka suatu objek individual. Bentuk agaknya merupakan faktor tunggal yang paling penting dalam pengenalan objek pada citrta foto.
Ukuran
Ukuran objek pada foto akan bervariasi sesuai denagn skala foto. Objek dapat disalahtafsirkan apabila ukurannya tidak dinilai dengan cermat.
Pola
Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau keterkaitan merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan manusia, dan membentuk pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam mengenalinya.
Rona
Rona mencerminkan warna atau tingkat kegelapan gambar pada foto.ini berkaitan dengan pantulan sinar oleh objek.
Bayangan
Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan menghasilkan suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi, tetapi objek dalam bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada foto, yang bersifat menyulitkan dalam interpretasi.
Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Tekstur dihasilkan oleh susunan satuan kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk dikenali secara individual dengan jelas pada foto. Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola, bayangan dan rona individual. Apabila skala foto diperkecil maka tekstur suatu objek menjadi semakin halus dan bahkan tidak tampak.
Lokasi
Lokasi objek dalam hubungannya dengan kenampakan lain sangat bermanfaat dalam identifikasi.
GPS
Salah satu sistem navigasi satelit yang populer saat ini adalah GPS. GPS merupakan singkatan dari Global Position System. Selain GPS, ada beberapa sistem navigasi satelit yang serupa yaitu seperti GLONASS milik Rusia, Galileo Uni Eropa dan IRNSS milik India. Sedangkan GPS adalah sistem navigasi satelit yang dikembangkan dan dioperasikan dibawah pemerintah Amerika Serikat, tepatnya dibawah tanggung jawab Angkatan Udara Amerika Serikat.
Pengertian GPS
Pengertian GPS adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan sinyal satelit.
Pengertian GPS Menurut Buku Location Based Service
Pengertian GPS adalah sistem navigasi yang menggunakan satelit yang didesain agar dapat menyediakan posisi secara instan, kecepatan dan informasi waktu di hampir semua tempat di muka bumi, setiap saat dan dalam kondisi cuaca apapun.
Sedangkan alat untuk menerima sinyal satelit yang dapat digunakan oleh pengguna secara umum dinamakan GPS Tracker atau GPS Tracking, dengan menggunakan alat ini maka dimungkinkan user dapat melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time.
Cara Kerja GPS
Bagian yang paling penting dalam sistem navigasi GPS adalah beberapa satelit yang berada di orbit bumi atau yang sering kita sebut di ruang angkasa. Satelit GPS saat ini berjumlah 24 unit yang semuanya dapat memancarkan sinyal ke bumi yang lalu dapat ditangkap oleh alat penerima sinyal tersebut atau GPS Tracker. Selain satelit terdapat 2 sistem lain yang saling berhubungan, sehingga jadilah 3 bagian penting dalam sistem GPS. Ketiga bagian tersebut terdiri dari: GPS Control Segment (Bagian Kontrol), GPS Space Segment (bagian angkasa), dan GPS User Segment (bagian pengguna).
GPS Control Segment
Control segment GPS terdiri dari lima stasiun yang berada di pangkalan Falcon Air Force, Colorado Springs, Ascension Island, Hawaii, Diego Garcia dan Kwajalein. Kelima stasiun ini adalah mata dan telinga bagi GPS. Sinyal-sinyal dari satelit diterima oleh bagian kontrol, kemudian dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Data koreksi lokasi yang tepat dari satelit ini disebut data ephemeris, yang kemudian nantinya dikirimkan ke alat navigasi yang kita miliki.
GPS Space Segment
Space Segment adalah terdiri dari sebuah jaringan satelit yang tediri dari beberapa satelit yang berada pada orbit lingkaran yang terdekat dengan tinggi nominal sekitar 20.183 km di atas permukaan bumi. Sinyal yang dipancarkan oleh seluruh satelit tersebut dapat menembus awan, plastik dan kaca, namun tidak bisa menembus benda padat seperti tembok dan rapatnya pepohonan. Terdapat 2 jenis gelombang yang hingga saat ini digunakan sebagai alat navigasi berbasis satelit. Masing-masingnya adalah gelombang L1 dan L2, dimana L1 berjalan pada frequensi 1575.42 MHz yang bisa digunakan oleh masyarakat umum, dan L2 berjalan pada frequensi 1227.6 Mhz dimana jenis ini hanya untuk kebutuhan militer saja.
GPS User Segment
User segment terdiri dari antenna dan prosesor receiver yang menyediakan positioning, kecepatan dan ketepatan waktu ke pengguna. Bagian ini menerima data dari satelit-satelit melalui sinyal radio yang dikirimkan setelah mengalami koreksi oleh stasiun pengendali (GPS Control Segment).
Fungsi dan Kegunaan GPS
Untuk apa tujuan Amerika Serikat membuat sistem GPS yang notabene telah memakan biaya sangat besar untuk biasa pembuatan, pengoperasian dan perawatan. Tentunya bukan tanpa manfaat, ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari sistem navigasi GPS bagi masyarakat seluruh dunia dan khususnya bagi pemerint Amerika Serikat itu sendiri. Beberapa fungsi dan kegunaan GPS tersebut bisa dibagi kepada 5 poin, yaitu:
GPS untuk Militer
GPS dapat dimanfaatkan untuk mendukung sistem pertahanan militer. Lebih jauh dari itu bisa memantau pergerakan musuh saat terjadi peperangan, juga bisa menjadi penuntun arah jatuhnya bom sehingga bisa lebih tertarget.
GPS untuk Navigasi
Dalam kebutuhan berkendara sistem GPS pun sangat membantu, dengan adanya GPS Tracker terpasang pada kendaraan maka akan membuat perjalanan semakin nyaman karena arah dan tujuan jalan bisa diketahui setelah GPS mengirim posisi kendaraan kita yang diterjemahkan ke dalam bentuk peta digital.
GPS untuk Sistem Informasi Geografis
GPS sering juga digunakan untuk keperluan sistem informasi geografis, seperti untuk pembuatan peta, mengukur jarak perbatasan, atau bisa dijadikan sebagai referensi pengukuran suatu wilayah.
GPS untuk Sistem Pelacakan Kendaraan
Fungsi ini hampir sama dengan navigasi, jika dalam navigasi menggunakan perangkat penerima sinyal GPS berikut penampil titik koordinatnya dalam satu perangkat, sedangkan untuk kebutuhan sistem pelacakan adalah alat penampil dan penerima sinyal berbeda lokasi. Contohnya kita bisa mengetahui lokasi kendaraan yang hilang dengan melihat titik kordinat yang dihasilkan dari alat yang terpasang dalam kendaraan tersebut, untuk melihatnya bisa melalui media smartphone atau alat khusus lainnya.
GPS untuk Pemantau Gempa
Saat ini teknologi GPS yang terus ditingkatkan menghasilkan tingkat ketelitian dan keakuratan yang sangat tinggi sehingga GPS dapat dimanfaatkan untuk memantau pergerakan tanah di bumi. Dengan hal itu maka para pakar Geologi dapat memperkirakan kemungkinan terjadinya gempa di suatu wilayah.
0 notes
Text
PETA RENCANA DETAIL TATA RUANG
Rencana detail tata ruang adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah yang disusun guna menjaga integritas, keseimbangan dan keserasian perkembangan suatu wilayah kabupaten/kota dan antar sektor, serta keharmonisan antar ligkungan alam dengan lingkungan buatan untuk meningkatkan kesejahteraan. Rencana detail tata ruang kabupaten/kota yang sesuai dengan fungsi dan perannya di dalam rencana pengembangan wilayah provinsi secara kesejahteraan, strategi pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana struktur dan rencana pola ruang operasional. Dalam operasional rencana detail tata ruang dijabarkan dalam rencana rinci tata ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan dan kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan sub-blok atau dengan kedalaman 1:20.000 yang dilengkapi peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Sehingga dapat dirumuskan bahwa RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antarkegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.
Kedudukan
Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya. Bagian dari wilayah yang akan disusun RDTR tersebut merupakan kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota. Kawasan strategis kabupaten/kota dapat disusun RDTR apabila merupakan:
kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan perkotaan; dan memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam pedoman ini.
Kedudukan RDTR dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem perencanaan pembangunan nasional RDTR disusun apabila sesuai kebutuhan, RTRW kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan acuan lebih detil pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten/kota. Dalam hal RTRW kabupaten/kota memerlukan RDTR, maka disusun RDTR yang muatan materinya lengkap, termasuk peraturan zonasi, sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan sekaligus menjadi dasar penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada RDTR ditentukan sebagai zona yang penanganannya diprioritaskan. Dalam hal RTRW kabupaten/kota tidak memerlukan RDTR, peraturan zonasi dapat disusun untuk kawasan perkotaan baik yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota. RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antar kegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut. RDTR yang disusun lengkap dengan peraturan zonasi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk suatu BWP tertentu. Dalam hal RDTR tidak disusun atau RDTR telah ditetapkan sebagai perda namun belum ada peraturan zonasinya sebelum keluarnya pedoman ini, maka peraturan zonasi dapat disusun terpisah dan berisikan zoning map dan zoning text untuk seluruh kawasan perkotaan baik yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota. RDTR ditetapkan dengan perda kabupaten/kota. Dalam hal RDTR telah ditetapkan sebagai perda terpisah dari peraturan zonasi sebelum keluarnya pedoman ini, maka peraturan zonasi ditetapkan dengan perda kabupaten/kota tersendiri.
Fungsi
RDTR dan peraturan zonasi berfungsi sebagai :
kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW;
acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTRW;
acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan
acuan dalam penyusunan RTBL.
sumber : http://studiorencana.blogspot.co.id/
0 notes
Text
PETA RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
Kedudukan peta RTRW Kabupaten
Rencana umum tata ruang kabupaten/kota adalah penjabaran RTRW provinsi ke dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah kabupaten/kota yang sesuai dengan fungsi dan peranannya di dalam rencana pengembangan wilayah provinsi secara keseluruhan, strategi pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana struktur dan rencana pola ruang operasional
Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten mengacu pada :
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan rencana tata ruang wilayah provinsi;
pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang; dan
rencana pembangunan jangka panjang daerah.
Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus memperhatikan :
perkembangan permasalahan provinsi dan hasil pengkajian implikasi penataan ruang kabupaten;
upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten;
keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten;
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
rencana pembangunan jangka panjang daerah;
rencana tata ruang wilayah kabupaten yang berbatasan; dan
rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten.
Rencana tata ruang wilayah kabupaten memuat :
tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten;
rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung kabupaten dan kawasan budi daya kabupaten;
penetapan kawasan strategis kabupaten;
arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; dan
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi pedoman untuk :
penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;
penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;
mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor;
penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
penataan ruang kawasan strategis kabupaten.
Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan administrasi pertanahan.
Jangka waktu rencana tata ruang wilayah kabupaten adalah 20 (dua puluh) tahun.
Rencana tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
0 notes
Text
PETA RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI
Kedudukan RTRW Provinsi
Rencana umum tata ruang provinsi adalah rencana kebijakan operasional dari RTRW Nasional yang berisi strategi pengembangan wilayah provinsi, melalui optimasi pemanfaatan sumber daya, sinkronisasi pengembangan sektor, koordinasi lintas wilayah kabupaten/kota dan sektor, serta pembagian peran dan fungsi kabupaten/kota di dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan.
Garis Besar Pedoman RTRW Provinsi
Pendahuluan
Istilah & Definisi
Acuan Normatif
Fungsi dan Manfaat
Ketentuan Teknis
Kebijakan dan Strategi
Rencana Struktur Ruang Wilayah
Rencana Pola Ruang Wilayah
Penetapan Kawasan Strategis Wilayah
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah
Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah
Format Penyajian
Proses dan Prosedur
Proses Penyusunan RTRW
Prosedur Penyusunan RTRW
Penetapan RTRW
Penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi mengacu pada :
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
pedoman bidang penataan ruang; dan
rencana pembangunan jangka panjang daerah.
Penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi harus memperhatikan :
perkembangan permasalahan nasional dan hasil pengkajian implikasi penataan ruang provinsi;
upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi provinsi;
keselarasan aspirasi pembangunan provinsi dan pembangunan kabupaten/kota;
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
rencana pembangunan jangka panjang daerah;
rencana tata ruang wilayah provinsi yang berbatasan;
rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.
Rencana tata ruang wilayah provinsi memuat :
tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi;
rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringan prasarana wilayah provinsi;
rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi;
penetapan kawasan strategis provinsi;
arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; dan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
Rencana tata ruang wilayah provinsi menjadi pedoman untuk :
penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;
penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah provinsi;
mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah kabupaten/kota, serta keserasian antarsektor;
penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
penataan ruang kawasan strategis provinsi; dan
penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
Jangka waktu rencana tata ruang wilayah provinsi adalah 20 (dua puluh) tahun.
Rencana tata ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud di atas ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
http://www.penataanruang.com/rtrw-provinsi1.html
0 notes
Text
PETA RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional harus memperhatikan :
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;
Perkembangan permasalahan regional dan global, serta hasil pengkajian implikasi penataan ruang nasional;
Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan serta stabilitas ekonomi;
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional memuat :
Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional;
Rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi sistem perkotaan nasional yang terkait dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringan prasarana utama;
Rencana pola ruang wilayah nasional yang meliputi kawasan lindung nasional dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional;
Renetapan kawasan strategis nasional;
Arahan pemanfaatan ruang yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; dan
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menjadi pedoman untuk :
penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional;
penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional;
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional;
mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor;
penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
penataan ruang kawasan strategis nasional; dan
penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah 20 (dua puluh) tahun.
0 notes
Text
MANFAAT SIG DALAM PWK
Pengertian SIG
Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukkan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisis dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.
Kemampuan utama dari SIG
Memasukan data (input data),
Mengeluarkan data/informasi, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data),
Analisis dan manipulasi data
Komponen SIG
Orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG beragam, misalnya operator, analis, programmer, database administrator bahkan stakeholder.
Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer, jointable, dsb.
Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data atribut.
Manfaat SIG dalam PWK
Untuk pendataan dan pengembangan jaringan transportasi.
Untuk pendataan pajak bumi dan bangunan
Untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan rekreasi serta perkantoran.
Untuk mengetahui persebaran penggunaa lahan.
Untuk Penataan Ruang & Pembangunan sarana-prasarana.
Untuk pengawasan daerah bencana alam.
Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya
0 notes
Text
PEMETAAN FUTURISTIK, SEJARAH PETA, PEMETAAN BENCANA, DAN TEDx TALKS
1. PEMETAAN FUTURISTIK
Pemetaan memiliki metode yang memikirkan perancangan atau pemikiran untuk masa depan dengan pikiran dan aspek modern .
Ciri pemetaan Futuristik :
1. Bentuk tertentu , fungsional , mengikuti fungsi yang sudah ada
2. Singular / Tunggal
3. Nihilisme : desain , polos dan simple
Contoh pemetaan futuristik :
Peta Rusunawa, Rusunawa adalah singkatan dari rumah susun sederhana sewa yaitu bangunan bertingkat yang dibangun dalam satu lingkungan tempat hunian yang memiliki wc dan dapur yang menyatu, dengan cara membayar sewa tiap bulannya kepada pengembangnya. Dapat Juga dikatakan bahwa Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) adalah merupakan rumah susun sederhana yang disewakan kepada masyarakat perkotaan yang tidak mampu untuk membeli rumah atau yang ingin tinggal untuk sementara waktu misalnya para mahasiswa, pekerja temporer dan lain lainnya.

2. SEJARAH PETA
1. Peta Dunia Periode Awal
Peta dunia pertama kali dibuat oleh Bangsa Babilonia sekitar 2300 sebelum masehi. Peta yang diciptakan bangsa ini berbentuk tablet yang dibuat dari bahan tanah liat. Memang, ilmu kartografi di zaman Yunani kuno ini berkembang sangat pesat. Saat itu, konsep Aristoteles yang menyebutkan bahwa bumi itu berbentuk bulat telah banyak diketahui dan diamini oleh benyak ahli filsafat dan ahli bumi lainnya.
Meski tak banyak yang berhasil membuktikan kebenaran konsep Aristoteles tersebut, namun sangat sedikit orang yang meragukan konsep tersebut. Ilmu Kartografi mencapai puncak kejayaannya di Yunani dan Roma berkat kerja keras Ptolemaeus, yang lebih dikenal dengan nama Ptolemy pada 85 sampai 165 sebelum masehi.
Dia berhasil menciptakan sebuah peta dunia yang digambarkan berdasarkan pembagian Garis Lintang atau Latitude sekitar 60 derajat Lintang Utara (N) sampai dengan 30 derajat Lintang Selatan (S). Dia juga menulis sebuah karya besar yang disebutnya “Geographike Hyphygesis” (Guide to Geography), yang merupakan acuan ilmu Geografi yang mendunia.
2. Peta Dunia Periode Pertengahan
Selama periode pertengahan, peta dunia khususnya peta-peta wilayah Eropa sangat didominasi oleh pengaruh dan cara pandang agama. Peta yang berkembang pada masa pertengahan ini disebut dengan peta T-O. Pada peta ini Jerusalem dilukiskan di tengah-tengah bagian timur yang berorientasi pada bagian atas peta.
Pemahaman mengenai bentuk bumi yang bulat secara perlahan mulai mengalami perkembangan, terlebih saat bangsa Viking melakukan penjelajahan di utara Atlantik pada abad ke 12. Pada periode ini, Perkembangan kertografi semakin mengalami kemajuan dengan banyaknya peta dunia yang ditulis tangan oleh bangsa-bangsa yang berada di wilayah Arab dan Mediterania.
3. Peta Dunia Periode Kejayaan
Ilmu Kartografi mengalami kejayaannya pada abad ke-15. Kejayaan ilmu ini diawali dengan penemuan alat pembuat peta. Peta pada abad ke-15 sudah dicetak menggunakan papan kayu yang sebelumnya sudah diukir berupa peta. Baru pada abad ke-16, alat cetak yang terbuat dari tembaga mulai bermunculan. Alat cetak dari tembaga ini manjadi patokan dasar pembuatan peta hingga teknis fotografis dikembangkan.
Pada abad ke-16 terdapat seorang ahli pembuat peta dunia yang bernama Gerardus Marcator yang berasal dari Flandes, sebuah kota di Negara Belgia. Dia mengembangkan proyeksi silindris untuk pembuatan peta global dan navigation chart. Dan pada tahun 1569, peta dunia pertama berdasarkan proyeksi silindris ini berhasil dia terbitkan.
4. Peta Dunia Periode Modern
Pada abad-17 sampai saat ini, Ilmu kartografi semakin berkembang. Pembuatan peta berdasarkan metode-metode ilmiah mampu menggambarkan dunia secara lebih akurat dan tampak nyata. Pemetaan pada periode modern ini dilakukan dengan menggabungkan potret udara hasil dari pengindraan jauh dan pengecekan lapangan.
Pada periode 1980an, paradigma pembuatan peta di atas kertas mulai tergeser dengan munculnya Geographic Information Systems (GIS), yang memungkinkan gambaran peta terlihat semakin nyata.
3. PEMETAAN BENCANA
Berdasarkan UU RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengganggu kehidupan dan penghidupan masayarakat, disebabkan oleh faktor alam dan non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologi.
Maksud dari Pemetaan Kawasan Rawan Bencana ini adalah untuk menentukan lokasi daerah rawan bencana yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penanggulan bencana dan mitigasi bencana. Sedangkan sasaran adalah tersedianya peta lokasi daerah rawan bencana yang akan membantu pengambil keputusan untuk bertindak dalam masa sebelum bencana, antara lain terkait: kajian lokasi rawan bencana, manajemen bencana, mitigasi berbagai resiko bencana, evakuasi dan penyelamatan, dan pengembangan wilayah pesisir. Ataupun pada masa setelah bencana untuk membantu proses rekonstruksi wilayah terkena bencana.
Tidak semua bencana dapat dipetakan, berikut adalah beberapa pemetaan bencana:
A. Pembuatan Peta Rawan Banjir
Karakteristik DAS sangat dipengaruhi pula oleh letaknya di dalam DAS itu sendiri. Untuk daerah hulu dengan alur sungai yang relatif curam dan bukit-bukit terjal, maka banjir dengan waktu datang sangat singkat sering terjadi. Namun di daerah ini banjir akan datang dengan waktu yang singkat, demikian pula dengan waktu berakhirnya, karena elevasi daerah yang relatif lebih tinggi sehingga air banjir dengan mudah mencari alur keluar.
Metoda pemetaan banjir yang efektif adalah hasil perhitungan hidrologi di uji silang dengan survey geologi lapangan terhadap teras sungai, yang di amati adalah : ketinggian endapan teras, tebal endapan, jenis endapan diplot pada peta dasar 1 : 1000 sampai 1 : 10.000. Pada banjir yang masih baru terjadi, yaitu kejadiannya 1-3 tahun yang lalu biasanya indikator sampah yang tersangkut di bambu/tebing masih bisa terlihat sebagai data pengontrol bagi hasil wawancara dengan masyarakat. Data yang dibutuhkan adalah data peta kontur dari peta rupa bumi indonesia skala 1 : 25.000 dan peta DAS mencakup seluruh daerah yang akan dipetakan.
Topographic Wetness index (index kebasahan) yang telah dibuat diklasifikasi menjadi tingkat kerawanan banjir. Klasifikasi yang dilakukan menjadi 5 kelas dengan, yaitu kelas sangat rawan, rawan, agak rawan, potensial rawan dan tidak rawan.
Berikut ini contoh peta resiko bencana banjir

B. Pembuatan Peta Rawan Longsor
Berdasarkan analisis Peta Rupa Bumi Indonesia dari Bakosurtanal dengan skala 1 : 25.000 kondisi Topografi suatu wilayah dapat dikelompokkan kelerengannya menjadi 15 o – 30 o , 30 o – 45 o dan >45o , semakin besar sudut kelerengan maka kondisi tanah semakin tidak stabil dari segi mekanika batuan tetapi belum tentu rawan longsor. Peta yang digunakan adalah :
Peta Geologi dan Potensi Bahan Galian
Peta Landsystem
Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 25.000
Peta Jenis Tanah
Peta curah hujan
Peta Penggunaan Lahan.
Faktor-faktor yang diperhitungkan disini adalah :
Faktor kelerengan
Faktor Hidrologi dan DAS
Faktor geologis
Faktor litologis
Faktor curah hujan
Faktor patahan
Faktor jalan
Faktor pemukiman
Faktor penggunaan lahan
Faktor tekstur tanah menggunakan pendekatan jenis tanah
Hasil dari estimasi longsor ini diklasifikasikan menjadi 5 kelas, sebagai berikut :
Berikut ini adalah peta resiko bencana longsor

C. Pembuatan Peta Potensi Dan Rawan Tsunami
Peta Potensi Tsunami adalah peta bahaya tsunami pada daerah tersebut berdasarkan peristiwa tsunami yang pernah terjadi. Data dasar yang dipakai dalam pembuatan peta ini adalah ketinggian “run up” (limpasan gelombang tsunami di pantai) yang terukur di lapangan. Ketinggian diukur dengan titik dasar pada garis pantai. “Run up” dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu : tidak bahaya, dengan tinggi run up 0 – 2 m; bahaya, dengan tinggi run up 2 – 5 m; dan sangat bahaya, dengan tinggi run up lebih dari 5m.
Peta rawan tsunami menggambarkan pantai yang rawan terhadap bahaya tsunami. Kerawanan terhadap tsunami disusun berdasarkan peta tektonik, dimana zona-zona subduksi dan zona busur dalam (back arc thrust) merupakan sumber gempabumi dangkal di laut. Dengan demikian pantai yang menghadap kedua kondisi tektonik tersebut merupakan pantai yang rawan tsunami.
4. TEDx TALKS ( TEDxJakarta - Anies Baswedan - Lighting Up Indonesia's Future : https://www.youtube.com/watch?v=LBgWsBkjsXQ)
Apakah TED itu?
TED merupakan singkatan dari Technology, Entertainment, Design. TED adalah sebuah organisasi non profit yang mengumpulkan para tokoh inspiratif dari berbagai bidang untuk tampil memberikan presentasi dalam sebuah konferensi. Motto mereka adalah “Ideas worth spreading”. Seperti namanya, maka presentasi yang tampil di TED sangat menarik karena disampaikan oleh tokoh yang kompeten di bidangnya. Meskipun awalnya fokus pada tiga bidang yakni Technology, Entertainment dan Design, namun sekarang Anda juga bisa menyaksikan ide-ide brilian dari tokoh pada bidang yang berbeda seperti Politik, Pendidikan dan Kesehatan.
Mengapa Belajar Presentasi Dari TED?
1. Inspiratif
Semua presentasi TED memberi inspirasi baru. Anda bisa menemukan berbagai subjek yang menarik perhatian. Anda bisa menyaksikan bagaimana Al Gore menyampaikan presentasi tentang Perubahan Iklim, Bill Gates yang membahas hubungan antara nyamuk, malaria dan pendidikan, Sebastian Seung sang pakar neuroscience menjelaskan hubungan menarik antara sel syaraf yang satu dengan lainnya dan memberi istilah connectome, atau Tom Chatfield yang bercerita bagaimana dunia game menjual harta imajiner lewat produk virtual.
2. Efektif
Presentasi TED disusun secara ringkas dan padat. Seorang pembicara akan mengurai sebuah subjek hanya dalam 20 menit atau kurang. Bahkan sebelum Anda merasa bosan, presentasi menarik itu telah selesai. Meskipun Anda sedang menyaksikan subjek yang sama sekali baru diluar bidang yang Anda minati selama ini, Anda akan belajar bagaimana seorang pembicara cerdas mampu menarik perhatian audiensnya sekaligus membuat mereka mengerti apa yang sedang dibahas.
3. Slide Yang Kuat
Saya paling anti dengan slide yang rumit dan membuat pusing kepala. Sebuah slide seharusnya menjadi alat bantu visual yang bisa membantu memberi gambaran atas apa yang disampaikan oleh seorang presenter. Setiap pembicara yang tampil dalam TED Conference akan menampilkan slide-slide sederhana yang kebanyakan berupa gambar diiringi beberapa kata saja. Anda juga bisa belajar dari beberapa presenter bagaimana mereka menampilkan animasi dan video yang begitu informatif sehingga mampu menjelaskan konsep yang rumit menjadi mudah.
4. Teknik Presentasi Kelas Dunia
Presentasi TED disampaikan dalam panggung terbuka. Anda akan belajar dari para presenter bagaimana mereka membuka presentasi, mengajukan pertanyaan, membangun rapport dengan audiens, menyelipkan humor, menggunakan gesturedan visualisasi, menjelaskan lewat alat peraga, dan menutup presentasi secara meyakinkan. Daripada belajar teori presentasi yang rumit, di sini Anda bisa menyaksikan secara langsung bagaimana seorang presenter hebat melakukannya di atas panggung.
5. Transkrip
Setiap presentasi TED dilengkapi transkrip lengkap kata demi kata. Tersedia transkrip dalam berbagai bahasa termasuk Indonesia. Setelah saya pelajari, terjemahan disusun sedemikian rupa layaknya terjemahan profesional. Bukan diterjemahkan oleh mesin. Tidak hanya itu, Anda bahkan bisa menampilkan subtitle sesuai bahasa yang diinginkan ketika menonton video presentasi yang ada.
6. Gratis
Semua presentasi TED gratis dan bisa Anda download dan putar di komputer sepuasnya. Buat Anda pengguna mobile device seperti iPad bahkan bisa mendownloadnya sebagai podcast lewat iTunes. Dengan demikian, Anda akan memiliki koleksi video presentasi hebat secara portabel yang bisa disaksikan kapan saja dan di mana saja. Saya suka menyaksikan video presentasi ini sambil memanfaatkan waktu dalam perjalanan. Anda bisa menyaksikan salah satu video TED dengan klik tombol play berikut ini menampilkan Stefano Mancuso yang menjelaskan tentang kecerdasan tanaman.
Isi dari presentasi TEDxJakarta - Anies Baswedan - Lighting Up Indonesia's Future
Mengenai program pemerintah Indonesia Mengajar yaitu program untuk mencerdaskan bangsa. Guru berperan penting untuk mencerdaskan anak tetapi distribusi guru tidak merata dan kualitas guru rendah, untuk itu dikirim anak-anak muda terbaik untuk menjadi guru di SD pelosok karena SD 66% kekurangan guru. Selain itu juga, agar anak-anak indonesia terbaik berkesempatan untuk tinggal bersama rakyat dengan kondisi yang cukup sulit sehingga mereka bisa menjadi pemimpin dikemudian hari. Selama setahun mengajar mereka bertugas memberikan inspirasi dan menebarkan optimisme potensi-potensi sumber daya manusia di pelosok-pelosok negeri.
Cara penyampaian materi oleh Anies Baswedan sangat menginspirasi dan langsung kepada intinya tidak bertele-tele dansecara spontan tanpa terpaku pada slide.
Sumber :
https://jadiberita.com/87281/menelusuri-sejarah-pembuatan-peta-dunia.html
https://dadidurahman.wordpress.com/2009/02/19/pemetaan-rawan-bencana/
https://www.muhammadnoer.com/belajar-presentasi-hebat-dari-ted-conference/
0 notes
Text
PEMBAHASAN SOAL UTS
1. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen yang ada pada peta
Judul peta : Judul peta umumnya menunjukkan tentang lokasi peta dan terkadang juga jenis jenis peta.
Legenda : Legenda peta berisi semua simbolisasi pewarnaan atau segala bentuk pada peta.
Skala : Skala peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di lapangan.
Arah Mata Angin : Penunjuk arah pada peta.
Muka Peta : Merupakan bagian pokok peta yang menunjukkan sejumlah obyek yang ada di daerah tertentu dan termasuk informasi tersebut.
Koordinat : Menunjukkan suatu titik di Bumi berdasarkan garis Lintang dan garis Bujur.
Inset Peta : Digunakan untuk mengetahui lokasi peta.
Sumber Peta : Informasi yang memuat darimana peta diperoleh.
2. Perhitungan zona UTM
103 BT 6 LS
BT = 30 - x/6
= 30 -103/6
= 30 - 17,17
= 13 S
95 BB 6 LU
BB = 30 + x/6
= 30 + 95/6
= 30 + 16
= 46 N
3. Pengertian Skala dan perhitungan
Skala peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di lapangan.
Diketahui skala
1 : 15.000
4 cm
= 4 x 15.000
= 60.000 cm
= 0,6 km
0 notes
Text
GARIS KONTUR DAN KEMIRINGAN
Garis kontur adalah garis khayal yang menghubungkan suatu titik yang memiliki nilai ketinggian yang sama. Pada garis kontur tidak ada yang berpotongan karena tidak mungkin terdapat dua ketinggian dalam satu titik potong. Berikut ini adalah contoh peta kontur:

Kemiringan lereng merupakan ukuran kemiringan lahan relative terhadap bidang datar yang secara umum dinyatakan dalam persen atau derajat.
Klasifikasi kemiringan lereng berpedoman pada penyusunan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah sebagai berkut :
Tabel kelas kemiringan lereng dan nilai skor kemiringan lereng
2. Tabel Pembagian kemiringan lereng berdasarkan klasifikasi USSSM ( United Stated Soil System Management ) dan USLE (Universal Soil Loss Equation)
3. Menurut sitanala Arsyad (1989:225) mengkelaskan lereng menjadi seperti berikut
CARA MENGHITUNG KEMIRINGAN LERENG
Rumus: Kemiringan lereng = Beda tinggi/jarak sebenarnya x 100 % Contoh;
Diketahui titik kontur X berketinggian 225 meter dan titik Y berketinggiann 125 meter. Jarak antara X-Y pada peta dengan skala 1:50.000 adalah 4 cm. Berapa persen kemiringan lereng X-Y?
Jawab: Rumus: Beda Tinggi/jarak x 100 % Beda tinggi X-Y = 225 - 125 meter = 100 meter = 10.000 cm Jarak X-Y pada peta 4 cm Jarak sebenarnya= jarak x skala = 4 x 50.000 = 200.000 cm Kemiringan Lereng X-Y adalah = Beda tinggi / jarak x 100 % = 10.000/200.000 x 100 % = 5 % Jadi, kemiringan lereng X-Y adalah 5 %
Menghitung kemiringan dalam derajat dan persen

Pertanyaan : Berapa nilai kelerengan antara titik A ke B ? Jawab : Jarak (Jarak Horizontal) : 1612 m Beda tinggi (Jarak Vertikal) : 1000 m

Untuk Derajat
Tan (a) = Depan/Samping
= 1000 m / 1612 m
= 0.62
= 31.8 derajat
Untuk Persen
% = Depan/Samping *100
= 1000 m / 1612 m *100
= 0.62 *100
= 62%
Sehingga 31.8 derajat sama dengan 62%
KOORDINAT PROYEKSI DITINJAU DARI DISTORSI
1. Proyeksi Equidistant yaitu jarak yang ada pada peta harus sesuai perbandingannya dengan dilapangan.
2. Proyeksi Equivalent yaitu luas pada peta harus sama perbandingannya dengan luas dilapangan.
3. Proyeksi Konform yaitu sudut dipermukaan peta sama dengan di permukaan bumi.
Sistem Grid UTM membagi wilayah bumi menjadi 60 bagian yang disebut dengan zona. 1 zona bernilai 6 °
Sumber:
http://www.gispedia.com/2016/05/cara-menghitung-kemiringan-lereng-dalam-satuan-derajat-dan-persen.html
http://pinterdw.blogspot.co.id/2012/03/klasifikasi-kemiringan-lereng.html
http://fastrans22.blogspot.co.id/2013/04/rumus-skala-kontur-kontur-interval-dan.html
0 notes
Text
PROYEKSI PETA
Pada prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bola (bidang lengkung) ke bentuk bidang datar.
Gambar Prinsip proyeksi berupa pembuatan peta dari bentuk bola (globe) ke bidang datar (peta). Pada gambar di atas Anda dapat melihat perubahan bentuk dari segi empat pada globe:
Persyaratan sebagai mengubah bentuk bola (bidang lengkung) ke bentuk bidang datar berikut ; a. Bentuk yang diubah itu harus tetap. b. Luas permukaan yang diubah harus tetap. c. Jarak antara satu titik dengan titik yang lain di atas permukaan yang diubah harus tetap. Hal yang penting diketahui : a. Untuk memenuhi ketiga syarat itu sekaligus suatu hal yang tidak mungkin. b. Untuk memenuhi satu syarat saja dari tiga syarat di atas untuk seluruh bola dunia, juga merupakan hal yang tidak mungkin. c. Yang bisa dilakukan hanyalah satu saja dari syarat di atas untuk sebagian kecil permukaan bumi. Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat di atas. Akibat dari kompromi itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta. Proyeksi berdasarkan bidang asal • Bidang datar (zenithal) • Kerucut (conical) • Silinder/Tabung (cylindrical) • Gubahan (arbitrarry)
Kelompok Proyeksi Murni 1. Proyeksi Azimuthal, 2. Proyeksi kerucut (conical) 3. Proyeksi silinder (cylindrical)
Tujuan dan Cara Proyeksi Peta
Sistem Proyeksi Peta dibuat dan dipilih untuk: a. Menyatakan posisi titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar untuk perhitungan jarak dan arah antar titik. b. Menyajikan secara grafis titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar Cara proyeksi peta bisa dipilah sebagai: a. Proyeksi langsung (direct projection): Dari ellipsoid langsung ke bidang proyeksi. b. Proyeksi tidak langsung (double projection): Proyeksi dilakukan menggunakan "bidang" antara, ellipsoid ke bola dan dari bola ke bidang proyeksi. Pemilihan sistem proyeksi peta ditentukan berdasarkan pada: a. Ciri-ciri tertentu atau asli yang ingin dipertahankan sesuai dengan tujuan pembuatan / pemakaian peta, b. Ukuran dan bentuk daerah yang akan dipetakan, c. Letak daerah yang akan dipetakan.
Pembagian Sistem Proyeksi Peta Pertimbangan Ekstrinsik: a. Bidang proyeksi yang digunakan: • Proyeksi azimutal / zenital: Bidang proyeksi bidang datar. • Proyeksi kerucut: Bidang proyeksi bidang selimut kerucut. • Proyeksi silinder: Bidang proyeksi bidang selimut silinder. b. Persinggungan bidang proyeksi dengan bola bumi: • Proyeksi Tangen: Bidang proyeksi bersinggungan dengan bola bumi. • Proyeksi Secant: Bidang Proyeksi berpotongan dengan bola bumi. • Proyeksi "Polysuperficial": Banyak bidang proyeksi c. Posisi sumbu simetri bidang proyeksi terhadap sumbu bumi: • Proyeksi Normal: Sumbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan sumbu bola bumi. • Proyeksi Miring: Sumbu simetri bidang proyeksi miring terhadap sumbu bola bumi. • Proyeksi Traversal: Sumbu simetri bidang proyeksi terhadap sumbu bola bumi
Peristilahan Dalam Proyeksi Peta
Beberapa ketentuan yang berhubungan dengan pemodelan bumi sebagai spheroid adalah: a. Meridian dan meridian utama b. Paralel dan paralel NOL atau ekuator. c. Bujur (longitude ), Bujur Barat (0° - 180° BB) dan Bujur Timur (0° - 180° BT) d. Lintang ( latitude - l ), Lintang Utara (0° -90° LU) dan Lintang Selatan (0° –90° LS)
Macam-macam Proyeksi Peta
1. Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan a. Proyeksi Ekuivalen adalah luas daerah dipertahankan sama, artinya luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala. b. Proyeksi Konform artinya bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta dipertahankan sama dengan bentuk aslinya. c. Proyeksi Ekuidistan artinya jarak-jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi setelah dikalikan skala. 2. Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris a. Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi. b. Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi. c. Proyeksi Transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi ekuatorial. d. Proyeksi Tangent (Menyinggung) Apabila bidang proyeksi bersinggungan dengan permukaan bumi e. Proyeksi Secant (Memotong) Apabila bidang proyeksi berpotongan dengan permukaan bumI
Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan, meliputi:
Proyeksi Zenithal (Azimuthal)
Proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi.
Proyeksi Kerucut (Conical Projection)
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis garis meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksi-kan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari.
Proyeksi Silinder atau Tabung
Apabila pada proyeksi Silinder bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal.
0 notes
Text
KOMPONEN PETA
Judul Peta
Setiap peta memerlukan judul agar membuatnya jelas dan dikenali. Judul peta umumnya menunjukkan tentang lokasi peta dan terkadang juga jenis jenis peta. Judul peta ditulis besar dan jelas, diletakkan di bagian atas peta, sehingga mudah terlihat. Contoh judul peta misalnya : Peta Benua Asia, Peta Penyebaran Hasil Bumi di Indonesia.

Legenda
Legenda peta berisi semua simbolisasi pewarnaan atau segala bentuk pada peta. Pada peta, legenda adalah keterangan dari lambang – lambang yang berguna untuk memudahkan peta untuk dibaca. Misalnya, legenda berisi lambang – lambang, dengan lambang kota yang menggunakan titik atau bulatan, jalan kereta api yang dilambangkan dengan garis hitam putih serta jalan raya dilambangkan dengan garis merah.

Skala
Skala peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Penulisan skala peta umumnya diletakkan di bawah peta atau judul peta. Dengan adanya skala, pembaca dapat mengetahui jarak sebenarnya yang ada di lapangan. Skala peta dibagi menjadi :
Skala Angka
Skala angka menunjukkan perbandingan jarak pada peta dalam perhitungan angka. Skala ini paling lazim ditemui dalam kompilasi peta. Contohnya, pada sebuah peta dituliskan Skala 1 : 1.000.000. Ini berarti bahwa setiap jarak 1 satuan jarak dalam peta setara dengan jarak 1.000.000 satuan yang sama pada jarak sesungguhnya. Misalkan satuan yang digunakan adalah cm, maka 1 : 1.000.000 berarti setiap jarak 1 cm di peta mewakili jarak 1.000.000 cm atau 10.000 meter atau 10 km pada wilayah sesungguhnya.
2. Skala Batang
Skala batang menggunakan batang garis lurus yang memiliki beberapa ruas dengan jarak yang sama di antara ruas-ruas tersebut, seperti halnya garis bilangan. Skala tersebut dapat pula berbentuk grafis (gambar) yang menunjukkan jarak antarbagian.

Arah Mata Angin
Keberadaan penunjuk arah mata angin pada peta sangatlah penting karena dapat memudahkan untuk membaca peta. Dengan penunjuk arah tersebut, pembaca dapat mengetahui arah timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut, utara, hingga timur laut. Pada peta, arah utara umumnya ditunjukkan dengan tanda panah yang ujungnya diberi huruf U.
Muka Peta
Merupakan bagian pokok peta yang menunjukkan sejumlah obyek yang ada di daerah tertentu dan termasuk informasi tersebut.
Grid/Koordinat
Sistem koordinat dibagi menjadi sistem koordinat geografis dan sistem koordinat proyeksi. Bentuk bumi bukanlah bola tetapi lebih menyerupai ellips 3 dimensi atau ellipsoid. Istilah ini sinonim dengan istilah spheroid yang digunakan untuk menyatakan bentuk bumi. Karena bumi tidak uniform, maka digunakan istilah geoid untuk menyatakan bentuk bumi yang menyerupai ellipsoid tetapi dengan bentuk muka yang sangat tidak beraturan.Oleh karena permukaan bumi ini tidak rata alias melengkung-lengkung tidak beraturan, akan tetapi peta membutuhkan suatu gambaran dalam bidang datar, maka diperlukan pengkonversian dari bidang lengkung bumi sebenarnya ke bidang datar agar tidak terjadi distorsi permukaan bumi.
A. Sistem UTM (Universal Transvers Mercator )
Sistem UTM (Universal Transvers Mercator ) dengan system koordinat WGS 84 sering digunakan pada pemetaan wilayah Indonesia. UTM menggunakan silinder yang membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi) sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid. Pada system proyeksi UTM didefinisika posisi horizontal dua dimensi (x,y) menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan conform yang memotong bumi pada dua meridian standart.
Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60 bagian yang disebut dengan UTM zone. Setiap zone dibatasi oleh dua meridian sebesar 6° dan memiliki meridian tengah sendiri. Sebagai contoh, zone 1 dimulai dari 180° BB hingga 174° BB, zone 2 di mulai dari 174° BB hingga 168° BB, terus kearah timur hingga zone 60 yang dimulai dari 174° BT sampai 180° BT. Batas lintang dalam system koordinat ini adalah 80° LS hingga 84° LU. Setiap bagian derajat memiliki lebar 8 yang pembagiannya dimulai dari 80° LS kearah utara. Bagian derajat dari bawah (LS) dinotasikan dimulai dari C,D,E,F, hingga X (huruf I dan O tidak digunakan). Jadi bagian derajat 80° LS hingga 72° LS diberi notasi C, 72° LS hingga 64° LS diberi notasi D, 64° LS hingga 56° LS diberi notasi E, dan seterusnya.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Koordinat UTM
Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM :
Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6.
Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama untuk setiap zona di seluruh dunia.
Penyimpangannya cukup kecil, antara... -40 cm/ 1000m sampai dengan 70 cm/ 1000m.
Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU-84 LU memiliki ukuran 6 bujur X 12 lintang).
Peta UTM Dunia
Peta UTM Indonesia
B. SISTEM KOORDINAT BUJUR-LINTANG
terdiri dari dua komponen yang menentukan, yaitu :
Garis dari atas ke bawah (vertikal) yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan bumi, disebut juga garis lintang (Latitude).
Garis mendatar (horizontal) yang sejajar dengan garis khatulistiwa, disebut juga garis bujur (Longitude).
C. JENIS PROYEKSI PETA MENURUT BIDANG PROYEKSI YANG DIGUNAKAN
Proyeksi Azimuthal
Bidang proyeksi yang digunakan adalah bidang datar. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah garis yang melalui pusat bumi dan tegak lurus terhadap bidang proyeksi.
2. Proyeksi Kerucut (Conic)
Bidang proyeksi yang digunakan adalah kerucut. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari kerucut yang melalui pusat bumi.
3. Proyeksi Silinder (Cylindrical)
Bidang proyeksi yang digunakan adalah silinder. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari silinder yang melalui pusat bumi.

Inset Peta
Inset peta digunakan untuk mengetahui lokasi peta. Inset merupakan bentuk peta kecil yang ada di dalam suatu peta. Fungsi inset ini adalah untuk penunjuk lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah di sekitarnya yang lebih luas lagi. Tujuan inset adalah untuk memperjelas salah satu bagian dari peta serta menunjukkan lokasi yang penting, akan tetapi tampak kurang jelas di dalam peta.
Sumber peta dan tahun pembuatan peta
Sumber peta perlu pula dicantumkan supaya pembaca bisa mengetahui dari mana peta tersebut diperoleh. Tahun pembuatan peta juga penting, terutama untuk melukiskan data peta yang mudah berubah. Data peta yang mudah berubah misalnya seperti pada peta hasil pertanian, hasil perkebunan, dan penyebaran penduduk yang umumny mudah mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.

0 notes
Text
Definisi Peta, Fungsi Peta, Klasifikasi Peta dan Komponen Standar Yang Harus Ada di Peta.
Definisi Peta
Peta merupakan gambaran grafis dari objek-objek pada sebagian kecil, sebagian besar atau pada seluruh permukaan bumi dan ditampilkan pada bidang datar dengan menggunakan perbandingan (skala) tertentu.
Fungsi Peta
Memperlihatkan/menyajikan bentuk, ukuran, dan lokasi/letak suatu daerah terhadap daerah lain yang berada di permukaan bumi ke dalam bidang datar
Menyajikan data tentang potensi yang dimiliki suatu daerah (sebagai sumber data)
Sebagai alat bantu dalam analisis
Sebagai tempat menyimpan informasi dan alat penyajian hasil analisis
Sebagai suatu hasil karya seni
Klasifikasi Peta
Peta dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu peta dasar dan peta tematik
Peta Dasar (Umum)
Yaitu peta yang menggambarkan seluruh ketampakan yang ada di permukaan bumi, baik keadaan alam maupun budaya, seperti jalan, pemukiman, dan sungai. Peta umum dibedakan atas peta dunia, peta korografi, dan peta topografi.
Peta Tematik atau Peta Khusus
Yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi berdasarkan tema-tema tertentu. Contohnya peta geologi, peta geomorfologi, peta persebaran bahan tambang, peta penggunaan lahan, dan peta jenis tanah.
Jenis Peta
Peta berdasarkan Skala Peta
Peta kadaster, skala 1:100 – < 1:5.000. Contoh peta pada surat/sertifikat tanah.
Peta skala besar, skala 1:5.000 – < 1:250.000. daerah yang dipetkan sempit. Contoh peta kelurahan, kecamatan, kabupaten.
Peta skala sedang, skala 1:250.000 – < 1:500.000. Contoh peta provinsi.
Peta skala kecil, skala 1:500.000 – < 1:1.000.000. Contoh peta negara.
Peta skala geografi, skala > 1:1.000.000. Contoh peta negara, kelompok negara, dunia.
Peta berdasarkan Objek yang Dipetakan
Peta statis, yaitu peta yang menggambarkan keadaan yang relatif tetap, jarang berubah, Contoh, peta administerasi, peta geologie, peta jenis tanah, peta desa, peta kota, peta negara.
Peta Dinamis, yaitu peta yang menggambarkan keadaan yang dinamis, selalu berubah, Contoh, peta guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta transportasi, peta pariwisata.
Peta berdasarkan bentuknya
Peta datar, yaitu peta yang dibuat pada suatu bidang datar
Peta timbul, yaitu peta dalam bentuk tiga dimensi yang menggambarkan permukaan bumi mirip dengan yang sebenarnya
Peta digital yaitu peta yang semua data permukaan bumi dalam bentuk file (disimpan pada hard disk, flash disk) penayangannya dengan menggunakan layar monitor dan komputer.
Komponen Standar Minimal Yang Harus Ada Di Peta
Judul Peta
Judul peta adalah sebuah komponen penting pada peta yang memuat identitas isi atau gambar peta. Letak judul peta biasanya terletak dibagian atas sebuah peta. Sebelum melihat isi peta, pasti pembaca terlebih dahulu akan melihat judul peta.
Muka Peta
Merupakan bagian pokok peta yang menunjukkan sejumlah obyek yang ada di daerah tertentu dan termasuk informasi tersebut.
Legenda
Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol peta yang digunakan supaya mudah dipahami pembaca. Biasanya legenda terletak di bagian sisi kiri atau sisi kanan bagian bawah suatu peta dan sebaiknya di dalam garis tepi peta.
Skala
Skala peta dalah angka yang menunjukan perbandingan jarak sesungguhnya dengan jarak yang ada dipeta. Skala diletakkan pada bagian bawah judul peta. Skala merupakan komponen yang penting karena dengan skala pembaca peta dapat mengetahui jarak sebernarnya di lapangan. Sebagai contoh skala 1 : 100.000 ,artinya 1 cm di peta mewakili 1 100.000 cm atau 1 km di lapangan.
Arah Mata Angin
Komponen ini berfungsi sebagai penunjuk arah mata angin, yaitu Utara, Timur laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat daya, Barat, Barat laut. Komponen petunjuk arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah utara. Petunjuk arah ini dapat diletakkan dimana saja pada peta asalkan tidak menggangu ketampakan peta. Akan tetapi pada peta tidak semua petunjuk arah mengarah ke arah Utara melainkan ke arah Barat atau Selatan.
Koordinat
Digunakan untuk menunjukkan suatu titik di Bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur.
Inset Peta
Inset menunjukan lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah sekitar yang lebih luas. Inset berbentuk peta kecil yang disisipkan dibagain sisi kiri, sisi kanan, atau di bawah peta dengan garis tepi. Tujuan memberikan inset adalah untuk memperjelas salah satu bagian dari peta dan untuk menunjukan lokasi yang penting, tetapi kurang jelas dalam peta.
Sumber Peta
Sumber peta dicantumkan agar pembaca dapat mengetahui asal sumber peta itu diperoleh dan dibuat.
0 notes
Text
SEJARAH PETA
Peta pertama ditemukan ketika dilakukan penggalian reruntuhan Kota Gasur di Babilonia.Peta ini merupakan sebuah lempeng kecil yang terbuat dari tanah liat dan diperkirakan dibuat sekitar 2500 tahun sebelum Masehi. Peta ini menggambarkan suatu lembah, gunung, dan sungai yang bercabang tiga hingga membentuk delta dan bermuara di laut atau di suatu danau. Peta generasi kedua ditemukan di Mesir. Peta ini digambarkan di atas lembaran kertas yang terbuat dari kulit (parchment). Pada peta - peta ini diperlihatkan persil - persil tanah pertanian yang terdapat di sekitar lembah Sungai Nil dan lokasi - lokasi tambang emas di Mesir pada masa pemerintahan Rames II (1292 - 1225 sebelum Masehi).Beberapa abad kemudian, orang - orang Yunani yang mendapatkan keterampilan kartografi hingga akhirnya dapat mengkomplikasikan peta - peta realistik yang pertama. Mereka mulai dengan menggunakan sistem koordinat segi - empat untuk pembuatan peta - petanya sekitar 300 tahun sebalum Masehi. Kira - kira 100 tahun kemudian, seorang pakar metematika, astronomi dan geografi Yunani, Eratosthenes, meletakan dasar - dasar ilmu geo desi dan kartografi. Pakar ini telah melakukan serangkaian pengamatan hingga akhirnya didapat bukti - bukti yang menyatakan bahwa bentuk bumi itu tidak datar tetapi bulat. Selain itu Eratosthenesjuga memperoleh nilai keliling bumi walaupun dikemudian hari diketahui nilainya 16% lebih besar dari hasil hitungan pada saat ini. Selain itu, makin banyak peta - peta yang dibuat dengan dasar ilmu - ilmu ini, dan diantaranya adalah peta - peta dunia pertama yang di buat oleh Claudius Ptolemaeus di Alexandria. Pengaruh kartografi dari Yunani Kuno ini demikian kuat hingga mempengaruhi sebagian dasar - dasar sistem kartografi yang ada pada saat itu, dan baru mendapatkan kemajuan yang signifikan pada abad ke-16. Merekalah yang memperkenalkan konsep - konsep bumi bulat dengan kutub - kutubnya, garis khatulistiwa dengan daerah - daerah tropisnya, sistem koordinat geografi Lintang dan Bujur, sistem proyeksi peta, dan hitungan dimensi - dimensi bumi.
0 notes