shinjiakai-blog-blog
shinjiakai-blog-blog
akaimusume's room
10 posts
ようこそ にAKAIMUSUME'S ROOM "i hope you will enjoy in my room."
Don't wanna be here? Send us removal request.
shinjiakai-blog-blog · 6 years ago
Link
Yuk!! luangkan waktu sebentar untuk mengisi kuisioner berikut, kuisioner tersebut berkaitan dengan tugas kuliah mengenai minat masyarakat terhadap tas lokal yang ada di Indonesia ...
0 notes
shinjiakai-blog-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
5 notes · View notes
shinjiakai-blog-blog · 8 years ago
Text
10 Fakta menarik tentang perkiraan cuaca
Fakta 1: 15% karbondioksida dilepaskan ke lingkungan disaat penebangan hutan dan penyalahgunaan lahan.
Fakta 2: Kendaraan seperti mobil dan truk memberikan kontribusi emisi karbon sebanyak 20%.
Fakta 3: Perubahan iklim dapat menyebabkan penyakit yang dapat mengancam nyawa seperti demam berdarah, malaria, penyakit limfa, dsb.
Fakta 4: Peningkatan suhu akan berdampak pada peningkatan kematian, seperti yang diakibatkan oleh peningkatan cuaca yang semakin panas dan mempercepat penyebaran penyakit mematikan.
Fakta 5: Kegiatan manusia seperti pembakaran bahan bakar telah menimbulkan jumlah gas karbondioksida yang cukup banyak.
Fakta 6: Dari daerah tropis ke arktik, iklim dan cuaca memiliki dampak langsung dan tidak langsung pada kehidupan manusia.
Fakta 7: Tingkat allergen serbuk sari lebih tinggi dari panas yang ekstrim.
Fakta 8: Naiknya permukaan laut-hasil dari pemanasan global
Fakta 9: Pola curah hujan cenderung membahayakan pasokan ait tawar
Fakta 10: Kelangkaan air mendorong orang untuk mengangkut air bersih dari jarak jauh.
“Disaat air sedang banyak
Beribu-ribu orang menghabiskan air
Namun saat air sedang langka
Beribu-ribu orang rela ngambil air jauh-jauh”
3 notes · View notes
shinjiakai-blog-blog · 8 years ago
Text
Gaun dari Arika
“Lihat-lihat gaunku, bagus kan?”, kata Arika. sambil memamerkan gaun yang baru Ia beli ke anak-anak di kelasku.
Arika merupakan anak dari seorang konglomerat, dan kami merupakan teman sejak kecil. Namun ketika perusahaan ayahku mengalami kebangkrutan, akhirnya kami pun jatuh melarat dan harus menggadaikan rumah kami untuk mencukupi kebutuhan kami, dan semenjak saat itupun tali pertemananku dengan Arika terputus.
Jujur aku cukup iri pada Arika karena dia memiliki segalanya yang aku tidak miliki, rumah mewah, memiliki banyak mobil, teman yang banyak, dan juga barang-barang branded.
Saat ini aku duduk di bangku pertama SMP, aku diterima disalah satu SMP Negeri terbaik di kota tempatku tinggal,
“Shann”, sahut seorang anak sebayaku dan tampak mengagetkanku dari belakang.
Dengan rasa kaget, aku pun menoleh kearahnya dan ternyata itu Arika
“Kau shan kan?”, Kata Arika
“Shan, aku kangen banget sama kamu, sudah lama sekali kita tidak bertemu.”, timpanya lagi sambil memelukku.
“akhirnya, kita bisa satu sekolah lagi. Senang rasanya.”, kata arika
“hehe”, kataku tertawa kecil.
Hari itu sekolah kami pun usai,
“Ten..ten..ten”, Bunyi klakson mobil Arika mengagetkanku
Dan Arika pun membuka setengah kaca mobil, dan berkata “Hai, ingin pulang bareng nggak, kebetulan rumahku kearah yang sama denganmu.”
“Hmm.. bagaimana ya”, awalnya aku sempat ingin mengelak, namun apa boleh buat.
Dan Arika pun membukakan pintu mobilnya untukku,
“Itu.. itu.. gaun yang lagi diminati banyak anak-anak saat ini”, kata Arika sambil menunjuk pada gaun yang dipajang di depan toko,
Begitu terpukau aku memandangnya, gaun yang tampak menjuntai melebar kebawah ditambah renda-renda cantik yang menghiasi gaun tersebut, membuat gaun itu makin terlihat manis, dan aku jadi semakin tertarik untuk memilikinya, namun itu mustahil buatku, karena hidupku yang kini semakin melarat dan ayahku yang belum dapat pekerjaan hingga saat ini, mana bisa membelikan gaun itu untukku, pikirku.
Dan tibalah kami di depan rumahku,
“Shan, maaf aku tidak bisa sempat main kerumahmu. Aku ingin buru-buru pulang”, kata Arika
“ah.. iya tidak apa-apa lain kali saja”, jawabku
Sontak, mobil Arika pun melaju dengan kencang.
Keesokan harinya di sekolah ku, aku perhatikan anak-anak kelas tampak bergerombol di meja Arika dan ketika aku mendekati kerumunan itu,
“Wah..”, semua anak tampak kagum melihat gaun yang dipakai Arika.
Lalu guru kamipun datang, tentu saja melihat itu Arika pun segera melepaskan gaunnya.
“Teng..teng..teng..”, tanda jam istirahat.
Kebetulan saat itu Arika sedang tidak ada di kelas, kemudian di laci tempat duduknya aku menemukan gaun yang dipakainya tadi dan gaun itu persis mirip dengan yang dipajang di toko yang aku lewati kemarin. Karena keadaan kelas juga saat itu sepi, akupun memberanikan diri untuk mengambil gaun milik Arika itu.
"Heeii..,kamu sedang apa?", sahut teman baik Arika, Senna.
"Tidak aku hanya penasaran dengan gaun Arika ini" Jawabku.
"Hm.. bukannya kamu ingin mencurinya?" Kata Senna
Senna yang tidak percaya dengan perkataan ku akhirnya dia berlari dan bermaksud ingin melaporkan perbuatanku pada Arika. Kemudian Arika pun masuk ke kelas untuk menemuiku dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Shan, benar kamu ingin mencuri gaunku", kata Arika.
"Ah tidak.tidak.. aku bukan bermaksud begitu.." jawabku.
"Sudah jujur saja, kamu ingin mencurinya kan." Timpa Senna.
Lalu karena malu, akupun berlari keluar kelas dan meninggalkan Arika, tanpa sempat meminta maaf. Sampai di rumah akupun, segera mengunci pintu kamarku dan menangis terisak-isak.
"Arika, apa kau dirumah?", Dari luar rumahku, terdengar suara Arika menyahutku.
Karena takut akhirnya aku masuk ke selimut, tanpa memperdulikan Arika.
"TOK..TOK", Shan buka pintunya, Arika ingin bertemu kata Ibu
Aku pun masih mengelak, hingga akhirnya Arika pun berkata "maaf Shan bukan maksudku untuk menuduhmu, ayo keluarlah dari kamar dan bicarakan baik-baik denganku.", mendengar itu akupun membukakan pintuku untuk Arika.
Shan..apa kamu menginginkan gaun itu?, aku bisa membelikannya untuk mu juga bagaimana?"
"Hm.. boleh", Jawabku sambil tersenyum lebar.
Dan akhirnya kamipun meluncur ke toko yang menjual gaun itu, disana Arika turut membantuku saat memilih gaun yang cocok. Dan kuputuskan untuk membeli gaun yang sama dengan Arika.
Semenjak itu pula aku dan Arika jadi semakin dekat dan pertemanan kami yang sempat terputus dulu menjadi terjalin kembali.
2 notes · View notes
shinjiakai-blog-blog · 8 years ago
Text
Barack Obama dan Mimpi-Mimpi yang Menggerakkannya
“My identity might begin with the fact of my race, but it didn't, couldn't end there. At least that's what I would choose to believe.”― Barack Obama, Dreams from My Father: A Story of Race and Inheritance
Tumblr media
Nama Barack Obama dikenal dunia sebagai presiden pertama Amerika Serikat yang berasal dari ras Afrika Amerika. Namun, identitas seorang Barack Obama lebih dari itu. Pria kelahiran Hawaii pada 4 Agustus 1961 ini merupakan keturunan dari seorang pria berkulit hitam asal Kenya dan seorang wanita berkulit putih asal Amerika Serikat. Sempat tinggal di Indonesia selama beberapa tahun bersama ayah tirinya, Obama kemudian kembali lagi ke Hawaii dan menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di sana. Berbagai kisah mengenai latar belakang ras dan budaya dari Obama yang beragam ini dituangkan dalam autobiografinya yang berjudul Dreams from My Father: A Story of Race and Inheritance.  
Latar belakang buku
Buku pertama dari Barack Obama ini diterbitkan pada tahun 1995 oleh Times Books. Diceritakan dalam kata pengantar yang ditulisnya, tawaran untuk menulis buku ini datang saat Obama menempuh pendidikan di Harvard Law School dan menjadi pimpinan Harvard Law Review pertama yang berkulit hitam, membuatnya mendapat cukup banyak perhatian dari publik. Isu ras yang selalu menjadi perdebatan hingga saat ini menjadi salah satu latar belakang penulisan buku ini. Obama lahir dan dibesarkan di Hawaii, di mana keadaan sosialnya cukup berbeda dengan wilayah lain di Amerika pada umumnya. Hal ini membuat kisah Obama tidak dapat menjadi penggambaran dari kehidupan orang kulit hitam secara umum di Amerika. Namun Obama berharap dapat menyumbangkan sebuah sudut pandang terhadap isu ras di Amerika. Melalui buku ini, Obama berusaha untuk lebih memahami makna hidupnya sebagai orang Amerika yang berkulit hitam dan membaginya untuk menginspirasi masyarakat Amerika lainnya.
Peran Ayah dan Kampung Halaman
Sesuai judulnya, peran ayah menjadi sebuah kunci yang menghubungkan kisah-kisah dalam buku ini. Cerita dimulai dengan berita kematian ayah kandung Obama yang telah meninggalkannya sejak usia dua tahun. Kemudian, mengambil alur waktu mundur bertahun-tahun sebelumnya, Obama menceritakan kehidupannya di masa kecil. Tidak lupa pula ia memuat kisah-kisah ketika ia sempat tinggal bersama ayah tirinya, Lolo, di Indonesia.
Ketika dewasa, Obama menyempatkan untuk menelusuri kampung halaman ayahnya yang berada di Afrika. Di sana ia banyak mendengar cerita-cerita mengenai ayahnya sewaktu muda dari nenek dan saudara-saudara ayahnya.  Walaupun terlihat suka berbuat onar dan juga serampangan, namun bagi mereka ayahnya telah banyak memberikan inspirasi dengan sikapnya yang gigih. Mendengarkan cerita-cerita itu semakin menyadarkan Obama tentang latar belakang ayahnya. Ketika ayahnya pergi meninggalkannya di usianya yang masih berumur 2 tahun, itu ia lakukan bukan sekedar untuk melepas tanggung jawabnya, namun ia bermaksud untuk mengenali siapa dia yang sebenarnya, dengan keyakinan bahwa dia tidak bisa terhindar dari bayang-bayang ayahnya. Dari situ, Obama merasa menemukan kembali impian yang telah diwariskan ayahnya, baik yang telah diraih maupun yang belum tercapai oleh ayahnya.
Hal ini memberikan pelajaran pada kami bahwa kampung halaman bukanlah untuk ditinggalkan, melainkan sebagai tempat yang perlu kita tilik lebih dalam. Karena dengan mengenal kampung halaman, kita perlahan dapat mengetahui lebih dalam asal-usul kita, dari mana kita berasal, nilai-nilai yang ditanamkan, dan apa yang menjadi cita-cita dari para pendahulu kita, baik yang sudah mereka capai ataupun yang belum tercapai.
Isu rasialisme
Pada saat itu, orang kulit hitam masih menganggap kehidupan mereka akan menjadi lebih baik jika menjadi seorang kulit putih. Banyak kisah-kisah tentang isu ras di berbagai media, seperti orang-orang kulit hitam yang memutihkan kulitnya. Sejak kecil Obama menyadari adanya diskriminasi pada kaumnya. Namun saat itu ia tidak tahu bagaimana menyikapinya.  Ketika lulus kuliah, ia mulai merintis perjalanan karirnya. Obama sempat menjadi seorang pekerja sosial, membantu orang-orang di sekitarnya yang memiliki permasalahan berbeda-beda. Hal ini memberikan pelajaran berharga baginya, membuat Obama belajar mengenai permasalahan sosial di masyarakat, dan berusaha untuk menemukan jalan keluarnya.
Sisi lain Barack Obama
Melalui buku ini, kami mempelajari bagaimana kepribadian seorang tokoh besar seperti Obama dapat terbentuk. Cukup menarik mengetahui bahwa Obama tidak lahir dari keluarga yang dekat dengan dunia politik Amerika, namun dapat mengembangkan karirnya di bidang itu dengan sukses. Masa kecil dan remajanya juga tidak sesempurna yang kami bayangkan, seperti dalam salah satu bab di mana Obama remaja diceritakan mengalami masa pemberontakan, mengisap ganja, minum minuman keras, dan tidak memiliki cita-cita yang jelas untuk masa depannya. Hal ini sangat berbeda dari bayangan kami yang mengira bahwa tokoh-tokoh sukses pasti memiliki tekad yang kuat sejak kecil.
Dalam salah satu bab juga diceritakan bahwa Obama sempat skeptis dengan kegiatan-kegiatan politik di kampusnya, hal ini menunjukkan bagaimana minat seseorang terhadap suatu bidang tidak terbentuk secara instan. Kami jadi tahu bahwa menjadi sukses itu membutuhkan proses yang panjang dan penuh kerja keras, apalagi bagi yang memiliki keterbatasan seperti Obama. Membutuhkan waktu yang cukup lama baginya untuk meyakinkan orang lain, bahwa ia mampu menjadi salah satu dari jajaran orang sukses. Tentunya melewati berbagai macam perjuangan dan berbagai rintangan untuk melewati kesulitan tersebut demi menggapai sebuah kesuksesan.
                                                         ---
Autobiografi ini tidak hanya membahas kisah hidup Obama, namun juga isu yang lebih luas, yaitu rasialisme. Hal ini membuat kami menyadari pentingnya sebuah autobiografi untuk memahami isu-isu dalam masyarakat. Meskipun topiknya cukup berat, buku ini disajikan dengan menarik sehingga tidak membosankan bahkan bagi kami yang jarang membaca buku sejenis. Bahasa yang digunakan juga cukup mudah dimengerti, Banyak topik-topik yang cukup asing bagi kami, seperti politik di Amerika, namun diceritakan dengan ringan sehingga dapat dipahami oleh orang awam, membuat kami makin bersemangat membacanya. Banyak kisah yang membuat kami kagum pada Obama, menjadikan buku ini menyenangkan untuk dibaca.
Buku ini juga cukup membangkitkan emosi, terutama di akhir bab buku ini yang mengisahkan ayah Obama yang pantang menyerah. Awalnya kami memiliki kekesalan pada Ayah Obama ini yang di bab awal dikisahkan sudah meninggalkan Obama di usia 2 tahun. Kami kira ia meninggalkan Obama karena meninggalkan tanggung jawabnya. Namun rupanya ada alasan tertentu di balik keputusannya, ia bermaksud untuk memperbaiki kehidupannya yang saat itu mengalami kekurangan.
Kami sangat merekomendasikan buku ini, khususnya bagi yang kurang memiliki kepercayaan diri. Buku ini dapat memberikan pelajaran bahwa kekurangan fisik bukanlah penghambat suatu keberhasilan, namun justru dapat dijadikan kelebihan. Seperti yang Obama telah lakukan, yaitu berupaya untuk terus percaya pada dirinya, bahwa ia mampu sejajar dengan orang-orang kulit putih walaupun menghadapi diskriminasi akibat fisiknya.
3 notes · View notes
shinjiakai-blog-blog · 8 years ago
Text
Menelisik tempat bersejarah di kota Pahlawan
Selasa, 28 Maret 2017
Tepat di hari libur Nyepi, saya dan teman-teman menyempatkan waktu untuk berjalan-jalan di tiga tempat bersejarah di kota Surabaya yaitu museum Sampoerna, Tugu Pahlawan, dan PTPN XI. Tempat-tempat tersebut masing-masing memberikan kesan yang berbeda.
Seperti pada museum Sampoerna, disana pengawasannya terbilang ketat, karena kamera CCTV tersebar banyak di berbagai sudut tempatnya, bahkan sampai ada di pos securitynya juga. Saat ke Sampoerna saya datang lebih awal dari teman-teman tepatnya pada pukul setengah delapan, kondisinya masih amat sepi namun pintu gerbangnya terbuka sedikit, kemudian saya hendak menerobos masuk ke pintu gerbang lalu dihampiri satpam disana, tapi tidak diperbolehkan masuk alasannya gerbang baru dibuka pukul Sembilan, akhirnya saya terpaksa keluar dan menemukan sebuah warung kopi yang bersebrangan dengan museum, saya perhatikan di sekitar museum ini banyak sekali ditemui rumah-rumah kecil, dan banyak diantara rumah-rumah itu yang dijadikan sebagai lahan usaha, mungkin melihat pengunjung museum yang semakin bertambah, akhirnya banyak yang berpikir untuk membuka usaha.
Selang beberapa menit saya menunggu di warung kopi tersebut, teman-teman saya pun sampai dengan berkendara taksi online. Melihat jam tepatnya sudah hampir jam 9, akhirnya kami pun diperbolehkan untuk masuk tidak lupa untuk mendapatkan nomor antrian untuk membeli tiket travelnya.
Tepat pukul 9.30 WIB. Loket pembelian tiket pun dibuka, dan nomor antri kami pun dipanggil pertama, akan tetapi sayangnya untuk mengikuti travel di waktu paginya dibatasi jumlahnya, yaitu hanya boleh terdiri maksimal sebanyak 5 orang saja untuk setiap nomor antri, akhirnya karena jumlah rombongan kami yang melebihi itu, terpaksa harus menunggu selama 3 jam untuk mengikuti travel di siangnya dan kami menghabiskan waktu untuk mampir ke tugu pahlawan demi melepas penat.
Sesampai di Tugu Pahlawan, penampakan dari tugunya menarik perhatian saya karena terlihat paling kentara dari kejauhan, mirip dengan tugu Monas, namun monas lebih tinggi dan bentuk mahkotanya sedikit berbeda. Tugu tersebut melambangkan peristiwa pertempuran yang pernah terjadi saat 10 November ’45 di Surabaya. Kondisinya sangat ramai kala itu, banyak anak-anak kecil yang bermain-main di sekitar halaman tugu, semua tampak berbahagia bermain di hamparan halaman yang luas itu, tidak ketinggalan juga kami berfoto-foto disana.
Tidak lama dari itu, kami pun menjadi penasaran dengan apa yang terdapat di dalam tugu pahlawan, ternyata setelah kami telisik di dalamnya terdapat berbagai macam peninggalan ketika pertempuran 10 Nopember ’45, seperti berbagai peralatan perang, reka adegan pertempuran melalui film documenter, dsb.
Pukul menunjukkan 12 siang. Karena takut ketinggalan bus, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke museum Sampoerna, jaraknya tidak jauh ditempuh kurang lebih 15 menit. Masih banyak waktu yang tersisa sebelum jam 1, akhirnya karena penasaran kami bermaksud untuk mengecek yang ada di dalam museum, namun ada masalah ketika kami ingin memasuki museum tersebut, bahwa harus menunjukkan setidaknya kartu identitas untuk dapat masuk, namun teman kami ada yang lupa membawa, akhirnya terpaksa mereka melacak identitas mereka lewat internet.
Suasana museum tampak ramai terlihat dari antusiasnya pengunjung terutama para pengunjung yang berasal dari luar, dengan menyewa seorang instruktur mereka tiada habisnya bertanya mengenai segala hal yang ada di museum. Saya pun menjadi tercengang melihat itu, karena saya sendiri sebagai bangsa Indonesia selalu mengabaikan sebuah peninggalan negeri ini, namun dimata mereka(orang asing) peninggalan itu menjadi sebuah sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan, dan menjadi sarana belajar bagi mereka untuk mempelajari negeri ini.
Pukul sudah hampir menunjukkan pukul 1 siang, akhirnya kami bermaksud untuk membeli tiket travel, dan 20 menit kemudian kami pun mulai berangkat dengan bus yang sudah tersedia disana, juga sudah dilengkapi dengan seorang instruktur yang bertugas sebagai pemandu wisata kami, Sepanjang perjalanan instruktur tersebut banyak memberikan penjelasan mengenai sejarah beberapa bangunan yang kami lewati.
Tujuan wisata kami kali ini adalah kembali kepada tugu pahlawan dan juga PTPN XI. Lalu tidak lama, sampailah kami pada Tugu Pahlawan, disana Instruktur tersebut kembali memberikan penjelasan terhadap sebuah relief yang tertera pada halaman depan tugu pahlawan, setelah itu sang instruktur memerintahkan kami untuk melihat-lihat ke dalam museum, karena kami sudah mengunjungi tugu lebih awal akhirnya kami memilih untuk mengambil beberapa foto sebagai kenang-kenangan didepan tugu pahlawan.
Tumblr media Tumblr media
Ditengah matahari yang terik siang itu, menghentikan aktivitas kami dan memilih untuk kembali kedalam bus kebetulan disaat itu para pengunjung dengan travel kami sudah selesai melihat-lihat museumnya. Lalu bus pun segera tancap gas untuk menuju ke PTPN XI sebagai tujuan terakhir dari perjalanan wisata dengan travel ini.
Sesampainya pada PTPN XI ini, saya cukup terpesona dengan bangunan dari PTPN ini kondisinya masih sama seperti pertama dibangun dengan ciri khas bangunan yang mirip arsitektur belanda ini memberikan pesona tersendiri. Dahulu PTPN ini pernah dijadikan sebagai markas perang di zaman belanda terlihat dari balkon yang didesain sedemikian rupa sebagai tempat yang strategis untuk melakukan penyerangan terhadap musuh. Tidak lupa instruktur kami mengajak kami ke ruang bawah tanah untuk melihat gerbong kereta yang menghubungkan ke beberapa tempat di Surabaya di zaman Belanda. Keadaannya sangat gelap, sehingga menyulitkan kami melihat keadaan di dalamnya, namun ada sebuah jendela-jendela kecil yang rupanya merupakan gerbong, setelah dibuka rupanya gerbong tersebut lumayan banyak namun instruktur memberikan penawaran kepada kami untuk masuk ke dalam gerbong yang mirip jendela itu, namun sayangnya tidak ada yang berani. Tentu saja karena sangatlah seram didalamnya, wajar saja tidak ada yang mau.
2 jam berselang dan perjalanan wisata kami pun berakhir, kami pun kembali menaiki bus dan kembali menuju Sampoerna. Tidak lupa kami mengambil beberapa foto pula di depan bus travel kami.
Tumblr media
4 notes · View notes
shinjiakai-blog-blog · 8 years ago
Text
Autobiografi Singkat
“Memasuki tahun 1997, saat itu tepatnya di bulan Februari di tanggal 10, saya terlahir dari rahim ibu. Saya dilahirkan di rumah sakit Stella Maris, salah satu rumah sakit ternama di kota Ujung Pandang (sekarang Makassar). Sebenarnya saat itu mereka tinggal di kota Kendari, Sulawesi Tengah. Namun, karena disaat itu Kendari belum memiliki rumah sakit, akhirnya mereka berdua rela menempuh perjalanan yang lumayan melelahkan menuju kota Ujung Pandang.”
Ayah dan Ibu sudah selama kurang lebih 3 bulan menetap di Sulawesi. Sebenarnya kedua orangtua saya bukanlah berasal dari sini, namun Karena disaat itu tepatnya di penghujung tahun 1996, ayah saya ditugaskan untuk bekerja di cabang kantor nya yang kebetulan berada di Kota Kolaka, Sulawesi Tengah. Selama 5 tahun saya tinggal di Kota Kendari, rumah yang kami tinggali disana tidak begitu besar, namun karena tanahnya yang banyak ditumbuhi pepohonan membuat rumah kami terlihat teduh, warga-warga di sekitar tempat kami tinggal juga ramah-ramah, juga komplek tempat kami tinggal selalu dipenuhi berbagai macam aktivitas warganya, sehingga tidak pernah sepi seperti ibu-ibu yang tiap sorenya tidak pernah terlepas dari bermain voli di lapangan dekat rumah kami, selain itu banyak anak-anak setiap jam pulang sekolah bermain sepeda di depan halaman rumah kami, ataupun para lansia yang gemar melakukan jogging di pagi hari. Selama menjalani hari-hari disana, ada saja kejadian yang tidak dapat saya lupakan seperti disaat saya memasuki umur 5 tahun, untuk pertama kalinya saya belajar sepeda roda empat sambil diiringi Ayah, saat itu rasanya benar-benar bahagia. Namun ada pula hal-hal yang saya rindukan, seperti pohon ceri dibelakang rumah kami. Ketika saya masih kecil, saya suka sekali bermain disana hingga berjam-jam kebetulan dibawah pohon ceri itu terdapat sebuah ayunan, ditambah ceri yang rasanya manis membuat saya makin betah untuk berlama-lama disana.
Akan tetapi tepat disaat saya berumur 7 tahun, saat itu memasuki tahun 2002, Ayah saya kembali dipindahtugaskan di Jakarta. Kami pun sekeluarga pindah kesana dan tinggal di kawasan Depok yang tidak jauh dari kantor Ayah saya yang berada di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Rumah kami di Depok cukup besar untuk menampung kami sekeluarga yang berjumlah 5 orang. Keadaan di Depok sangat jauh berbeda dari di Kendari, terutama iklimnya. Di Depok cukup baik karena tidak lebih panas dibanding Kendari. Saya memiliki cukup banyak teman selama di Depok, karena saat itu saya cenderung lebih aktif melakukan kegiatan, seperti bermain bersama anak-anak tetangga setiap sorenya, rutin mengaji di sebuah TPA di dekat rumah, dan kursus Bahasa Inggris. Setelah 5 tahun bersilam, akhirnya Ayah memutuskan untuk membeli rumah baru di Jakarta, tepatnya di daerah Tanjung Barat. Selama di Jakarta, banyak sekali kejadian kejadian baru yang saya temui, seperti jalanan yang macet menjelang jam berangkat sekolah, ataupun pedagang asongan yang kerap ditemui di lampu merah, juga ondel-ondel yang tidak jarang berlalu-lalang di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya asli Betawi, dan sebagainya.
Saat pindah ke Jakarta, sekolah saya sempat terputus  saat memasuki tahun pertama SMP selama beberapa bulan, sampai akhirnya saya diterima oleh salah satu SMP negeri ternama di Jakarta. Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi Saya untuk menyesuaikan diri dengan anak-anak Jakarta yang terbilang sangat berbeda bila dibandingkan dengan anak-anak dari daerah terutama Bahasa yang mereka gunakan seperti kata “loe” sebagai pengganti kata “kamu” dan “gue” sebagai pengganti kata “aku”, sementara disaat itu saya masih terbiasa menggunakan kata “aku, kamu” dalam setiap perkataan, sehingga terbilang sangat kaku saat itu. Namun seiring bersekolah disana, perlahan saya mulai terbiasa mengatakan kata “loe, gue” dalam percakapan hingga terbawa sampai SMA. SMA saya masih terletak di daerah Jakarta. Ketika itu, saya dikenal oleh teman-teman sekelas juga guru sebagai siswi yang pandai. Terlihat dengan selalu lebih awal datang ke sekolah, juga nilai-nilai dalam setiap mata pelajaran yang terbilang diatas rata-rata.
Setelah lulus SMA, saya pun melanjutkan kuliah di Surabaya. Cuaca di Surabaya sangatlah ekstrim, jauh berbeda dengan kota-kota yang pernah saya tinggali, disini amatlah panas. Saat di Surabaya, saya memilih untuk menyewa kos-an. Memang terbilang cukup berani apalagi saya anak perempuan yang tidak memiliki Saudara disini dan jauh dari orangtua, namun apadaya ini sudah menjadi pilihan saya, jadi saya harus tetap bersabar sampai menyelesaikan program sarjana dan dapat segera memenuhi keinginan kedua orangtua, yang bercita-cita agar anak-anak mereka kelak menjadi orang yang sukses.
6 notes · View notes
shinjiakai-blog-blog · 8 years ago
Text
Menentukan plot cerita
Santo yang Dilema Menentukan Pekerjaan Sambilannya
Santo merupakan seorang anak laki-laki yang baik hati, namun pada suatu hari Ia harus dihadapkan oleh sebuah cobaan. Kehidupan orangtuanya semakin melarat, ayahnya yang merupakan tulang punggung bagi keluarganya, harus dipecat dari pekerjaannya sebagai supir taksi. Sementara itu, ayahnya sudah mencoba untuk mencari pekerjaan baru kemana-mana namun tidak ada yang ingin menerimanya bekerja, Karena kondisi ayahnya yang cacat. Akhirnya Karena kasihan, dan Santo merupakan anak satu-satunya yang laki-laki dikeluarganya mau tidak mau Ia harus menggantikan Ayahnya sebagai tulang punggung keluarga untuk membantu anggota keluarganya makan sehari-hari juga membayar uang sekolah kedua adik perempuannya yang saat ini masing duduk dibangku SMP dan SMA. Santo pun memutuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu sembari Ia berkuliah, namun Ia harus dihadapkan pada sebuah cobaan lagi dimana karena kondisi badannya yang besar, tidak semua tempat ingin menerimanya bekerja, ia pun akhirnya hanya bisa bekerja sebagai pelayan disebuah restoran atau sebagai kasir pada sebuah toko.
Melihat ayahnya yang pengangguran, dan juga kondisi ibu dan kedua adiknya yang semakin memprihatinkan, akhirnya Santo memilih untuk mencari kerja demi membantu kondisi keuangan keluarganya. Setelah bersusah payah mencari pekerjaan kesana-kemari, akhirnya Santo memilih untuk bekerja sebagai pelayan disebuah restoran. Tapi pernah suatu malam, dimana suasana restoran saat itu lagi ramai-ramainya, bahkan tidak jarang pula wanita-wanita cantik berlalu-lalang restoran tersebut. Namun kebetulan saat itu, Santo kedapatan melayani seorang wanita cantik, ketika itu, Ia ingin menuangkan kopi pada cangkir milik wanita cantik tersebut yang saat itu juga duduk tepat dihadapannya, namun bukannya fokus menuangkan kopi, tatapannya malah tertuju pada wanita itu, padahal ketika itu Ia masih memegang teko yang berisi kopi panas dan cangkir,  dengan posisi teko yang menyerong ke bawah, namun bukannya cairan kopi jatuh pada cangkir yang Ia pegang malah cairan kopi tersebut jatuh mengenai tangannya, hingga akhirnya tangannya pun melepuh dan shiftnya malam itu pun digantikan.
Karena jarak restoran jauh dari tempat kosnya, sehingga tidak memungkinkan Santo untuk bekerja sebagai pelayan dan akhirnya Ia memilih untuk bekerja sebagai kasir sebuah minimarket yang kebetulan berada di dekat rumahnya, namun pernah pada suatu hari, ketika rombongan anak-anak kecil menghampiri minimarket siang itu, tiba-tiba mereka tertegun ketika menuju kasir karena  penampakan Santo yang menyeramkan dengan tubuh besarnya sambil memasang ekspresi wajah yang serius, melihat itu anak-anak itu serempak menjadi takut, saking takutnya akhirnya anak-anak itu pun membatalkan untuk membeli dan berlari terkocar-kacir seperti dikejar anjing menuju pintu keluar minimarket.
Setelah berunding bersama keluarganya mengenai keuangan mereka, akhirnya keluarga Santo memutuskan untuk mendirikan warung kecil-kecilan di depan rumah mereka, dengan menggunakan modal dari tabungan ayah Santo yang masih tersisa. Selain itu, melihat bekerja paruh waktu baik itu sebagai pelayan maupun kasir tentu kedepannya bakal merepotkan Santo, karena dapat mengganggu waktu kuliahnya nanti. Sehingga kedua orangtuanya pun tidak menyetujuinya dan Santo pun akhirnya tetap dapat melanjutkan kuliahnya tanpa harus dibebani dengan kerja sambilan setiap harinya.
6 notes · View notes
shinjiakai-blog-blog · 8 years ago
Text
Meng-observasi karakter
DETAIL KARAKTER
Nama: Santo
Umur: 20 tahun
Hobi: menolong orang
Ciri fisik: berbadan besar, gemuk,  berambut gondrong, berkulit sawo matang, dan berperawakan seperti orang dewasa.
.............................................................................................................................
DESKRIPSI KARAKTER SINGKAT
Santo merupakan seorang anak laki-laki bertubuh besar, namun berhati lemah lembut. Walaupun ia terlihat besar dan kuat namun sifatnya berkebalikan dengan penampakannya, Santo sangat  suka menolong teman-teman disekitarnya yang sedang membutuhkan bantuan. Saat ini, Santo sedang duduk di bangku kuliah, dan mengambil jurusan desain komunikasi visual. Saat kuliah, tak ketinggalan Ia selalu mengenakan jaket hoodienya, beserta ranselnya yang tampak penuh karena Ia banyak membawa buku. Ketika waktu istirahat pelajaran dimulai, ia tampak selalu membawa bekal sederhananya, tidak pernah jajan untuk menghemat uang saku dari orangtuanya yang jumlahnya tidak sebanding dengan anak-anak lainnya, karena Santo berasal dari keluarga sederhana dan tinggal jauh dari mereka, maka Ia perlu menghemat pengeluarannya agar tidak mengkhawatirkan orangtuanya.
Santo juga dikenal sebagai pecinta binatang,  Ia memelihara seekor kucing, yang Ia namakan Mimi, Ia sangat menyayangi Mimi terlihat dari caranya memperlakukan Mimi setiap hari, dengan rutin memberikan Mimi makan, rutin memandikannya, juga membersihkan kandangnya. Santo tidak hanya dikenal pecinta binatang, namun Ia juga dikenal orang-orang di sekitarnya sebagai seorang yang suka menolong. Pernah suatu hari ada seorang wanita paruh baya ingin menyeberang, namun tidak ada seorang pun yang ingin membantu nenek tersebut, akhirnya Santo pun berinisiatif untuk menolong nenek tersebut menyeberang dan nenek itu pun sampai selamat dan berterima kasih kepadanya.
.............................................................................................................................
Dibawah ini, merupakan sebuah percakapan singkat Santo dengan orang terdekatnya.
Karakter-karakter dalam percakapan: 1. Suyono - berprofesi sebagai supir angkot rendah hati dan tidak banyak omong 2. Santo - Seorang mahasiswa yang berbadan besar namun berhati lembut, dan suka menolong.
Latar kejadian: Warung kopi dekat pangkalan angkot
Plot: Santo merupakan mahasiswa sebuah universitas “ternama” sedang minum kopi disebuah warung kecil kecilan, kebetulan Ia melihat Suyono, seorang supir angkot yang tinggal dekat rumahnya. Namun saat itu, Suyono sedang kebingungan dan tampak sedih. Melihat itu, Santo merasa iba dan berusaha mengajak ngobrol Suyono untuk menceritakan keluh kesahnya dan ingin menolong Suyono.
Isi Percakapan singkat
Santo: “Bapak Suyono, ada masalah apa?” Suyono: “Bisa gantiin aku narik?” Santo: “Kenapa emangnya?” Suyono: “Aku jelasin nanti” Santo: “Boleh deh..” Suyono: “Serius nih” Santo: “Iya, santai aja” Suyono: “Makasih banget, to.”
3 notes · View notes
shinjiakai-blog-blog · 8 years ago
Text
Review Tugas 1 Penulisan Kreatif Oleh: Fitary Makassanara (NRP: 3414100138)
Tumblr media
Judul: Secretly, Greatly
Overview: Secretly, Greatly merupakan sebuah film asal korea selatan begenre komedi aksi-drama yang dibintangi oleh Kim Soo hyun, Park Ki woong, dan Lee Hyun woo. Yang memainkan peran mata-mata Korea Utara yang menyusup ke Korea Selatan sebagai idiot desa, musisi rock, dan siswa SMA secara masing-masing. Mereka menjalani kehidupan disebuah desa kecil, sampai suatu hari mendapat perintah dari pimpinan Korea Utara untuk segera melakukan bunuh diri untuk kepentingan negara. Film didasarkan pada serial webtoon berjudul Covertness oleh Hun, yang telah menerima lebih dari 40 jt kali halaman.
Detail
Movie: Secretly Greatly (English title) / Covertness (literal title)
Revised romanization: Eunmilhage Widaehage
Hangul: 은밀하게 위대하게
Director: Jang Cheol-Soo
Writer: Hun (comic)
Producer:
Cinematographer:
Release Date: June 5, 2013
Runtime: 124 min.
Genre: Action / Comedy
Distributor: Showbox/Mediaplex
Language: Korean
Country: South Korea
Cast
Kim Soo-Hyun as Won Ryu-Hwan/Bang Dong-Gu
Park Ki-Woong as Lee Hae-Rang
Lee Hyun-Woo as Ri Hae-Jin
Son Hyun-Joo as Kim Tae-Won
Park Hye-Sook as Jun Son-Lim
Hong Kyoung-In as Jo Doo-Suk
Kim Sung-Kyun as Seo Soo-Hyuk
Ko Chang-Seok as Seo Sang-Goo
Lee Chae-Young as Ran
Park Eun-Bin as Yoon Yoo-Ran
Choi Woo-Sik as Yoon Yoo-Joon
Jang Gwang as Ko Young-Gam
Shin Jung-Keun as Mr. Park
Summary: Sekelompok mata-mata yang disebut 5446 Korps dilatih oleh  pasukan khusus elit Korea Utara sejak mereka kecil, seolah-olah menuju tujuan mulia untuk menyatukan Korea. Won Ryu-Hwan (Kim Soo-Hyun) . Dia bisa berbicara lima bahasa dan juga merupakan mesin pembunuh yang mematikan. Dua tahun lalu, ia menerima perintah untuk  ke Korea Selatan sebagai mata-mata.
Sementara terdampar di lingkungan miskin di Seoul, Won Ryu-Hwan pingsan dan terbangun oleh ibu tua yang khawatir. Wanita itu kemudian mengizinkan dia untuk tinggal di sebuah apartemen kecil di atas toko sederhana yang nyaman dan membiarkan dia bekerja di tokonya. Identitasnya di Korea Selatan sekarang sebagai Bang Dong-Gu dan dia menyamar sebagai pemuda konyol yang sakit mental .
Sejak saat itu, Bang Dong-Gu telah mengenal semua orang di lingkungan itu dan telah menjadi melekat pada wanita yang memperlakukan dia seperti anak keduanya.Suatu malam, Bang Dong-Gu menerima pengunjung di apartemen kecilnya. Tamunya adalah Lee Hae-Rang (Park Ki Woong-), yang dilatih di Unit yang sama sama pada Pasukan Khusus Korea Utara. Lee Hae-Rang juga telah menerima pesanan dari Korea Utara untuk bekerja diam-diam sebagai mata-mata di Korea Selatan. Lee Hae Rang menyamar sebagai bintang rock muda. Lee Hae-Rang menemukan kesulitan, karena ia belum pernah bermain gitar sebelumnya.
Tak lama kemudian, Ri Hae-Jin (Lee Hyun-Woo), juga anggota tim pasukan khusus mereka di Korea Utara, tiba di lingkungan yang sama. Sedangkan tiga pemuda hidup tanpa disadari di antara tetangga mereka, mereka menunggu perintah dari Korea Utara.
 Karena peristiwa Pertempuran antara Yeonpyeong, Korea Selatan yang menuntut nama, lokasi, dan peringkat dari 30 mata-mata Korea Utara yang aktif di Korea Selatan, menjanjikan bantuan keuangan ke Utara dengan syarat bahwa Pyongyang menyerahkan mata-mata mereka. Untuk mencegah mata-mata  jatuh ke tangan musuh, pemerintah Korea Utara memberi perintah puluhan mata-mata aktif  untuk mengambil kehidupan mereka sendiri atau bunuh diri. Sementara itu instruktur tentara Korea utara Kim Tae-won melintasi perbatasan untuk menghilangkan orang-orang yang menolak untuk mengikuti  perintah.
Assessment: Awalnya saya sempat bingung apakah film ini memiliki jalan cerita yang serius atau hanya bertemakan komedi belaka saja, karena karakter karakter yang ditampilkan dalam film ini pula banyak menampilkan adegan komedi, sehingga okelah saya anggap ini memang film komedi, namun ditengah-tengah cerita adegan komedi tadi mulai lambat laun menghilang dan berganti ke adegan yang mulai serius, nah disini mulai agak datar jalan ceritanya namun masih bisa ditutupi dengan sentuhan adegan adegan laga yang ditampilkan juga di film ini menambah hiburan di dalamnya, sama saja seperti menyaksikan film dengan 2 bagian di dalamnya, dari menit pertama sampai setengah jalan film ini merupakan film dengan sentuhan komedi, menit berikutnya sampai akhir cerita merupakan film bergenre action(karena kebetulan banyak adegan laga di menit menit ini), dan film ini menurut saya sangat amat disayangkan karena tidak sesuai dengan yang diharapkan dari adegan adegan pertama film ini yg kebanyakan adegan senang-senangnya, tiba tiba berubah drastis menjadi mengerikan.
kebanyakan adegan laga yang ditampilkan didalam di film ini murni diciptakan dari pemainnya, tidak banyak sentuhan grafis didalamnya, tidak ada sound effect yang dapat mengganggu juga. Pemain-pemain dalam film ini juga terlihat lihai dalam memerankan karakternya masing-masing, seperti pemeran kim soo hyun dapat memainkan dua karakter yang bertolak belakang sekaligus, yang satunya sebagai mata-mata korea yang harus terlihat tegas dan patuh terhadap aturan negara asalnya dan yang satunya sebagain dong-gu, pria dengan kelakuan seperti orang sinting, dia juga tampak natural memerankannya jadi nggak seperti terlihat cenderung dipaksakan. Sedangkan dari dua karakter utama lainnya yaitu park ki woong dan lee hyun woo. Park ki woong masih bisalah membuat saya terhibur, terutama yang adegan audisi gitar*, sedangkan lee hyun woo tidak begitu memuaskan saya, mungkin karena terbilang masih baru dalam dunia akting jadi kurang bisa menghadirkan adegan yang meyakinkan bahwa ia juga seorang agen rahasia, penampakannya juga tidak seperti sosok yang kuat.
makna buat publik
*) film ini berlatar di sebuah perkampungan miskin, dimana meskipun mereka memiliki keadaan ekonomi yang nggak memadai, tapi toleransi diantara mereka sangat bagus, terlihat dari salah satu warganya yg mengalami kesulitan , satu kampung itu jg turut turun tangan untuk saling membantu, dimana film ini mengajarkan untuk publik bahwa mereka perlu memiliki rasa untuk saling tolong menolong kepada sesama yang butuh pertolongan.
*) ada adegan dimana seorang perwakilan dari korea selatan tampak berusaha keras dalam menolong dan mencegah agar mata mata dari korea utara yang masih tersisa untuk tidak melakukan perintah dari korut untuk melakukan bunuh diri dan berusaha agar membuat para mata mata tersebut membuang pikiran buruknya tentang korsel, dan berusaha agar mereka tidak jatuh akhirnya pada tangan korut atas perintah eksekusi bagi mata mata yang tidak menjalankan perintah, pemerintahan korsel disini amat sangat tanggap bagi siapapun yang berada di negaranya, terlebih lagi merupakan warga korut, padahal kita juga tahu bahwa korsel dan korut sudah bermusuh sejak lama, masa pemerintahan indonesia tidak bisa melakukan hal yang sama terhadap WNA-WNA di indonesia yang mendapati masalah.
makna buat diri saya
*)dalam film ini ada adegan dimana ibu angkat dong gu di korsel sedang berselisih dengan seorang preman yang berusaha mengambil 1 dus minuman keras dari toko ibu angkat dong-gu tanpa membayar, karena ibu dong-gu tetap mengelak agar si preman dapat membayar, akhirnya si preman berusaha melayangkan pukulan ke si ibu, namun datang lah si dong-gu yang berpura pura bertingkah bodoh didepan ibu angkatnya demi menghalangi si preman, tapi karena memang sudah tidak dapat dikontrol emosinya, si dong-gu mengepalkan tangannya dgn maksud untuk menghajar si preman, namun si ibu tau maksud dari anak angkatnya itu dan melarang anaknya untuk melakukan kekerasan. Makna buat saya kalau bisa, jangan selalu meluapkan emosi terlebih dulu, belajarlah untuk sabar dan berpikiran dewasa jangan mengandalkan kekerasan tanpa pikir pikir, karena akibat yang ditimbulkan bisa saja fatal.
*) film ini juga mengajarkan untuk saling tolong menolong jika ada salah satu teman kita yang mendapati masalah. Terlihat dari scene terakhir dimana hae rang berusaha melindungi kedua temannya hae jin dan ryu hwan dari granat yang akan dilemparkan oleh instruktur tentara korut dalam upaya untuk membunuh mereka para mata-mata, dengan terjun dari gedung bersama instruktur tentara tsb sambil membawa granatnya, dan juga ryu hwan yang berusaha melindungi hae jin dari tembakan satuan polisi korsel.
Kesimpulan
Overall, saya cukup terhibur dengan adegan komedi di menit menit pertama yang disajikan tapi jalan cerita yang tiba tiba berubah membuat adegan komedi yg saya inginkan berlanjut sampai selesai malah menghilang dan berakhir dengan ending yang menyedihkan (yang juga cukup sukses dalam membuat air mata saya mengalir) ,porsi dari masing masing bumbu komedi dan adegan drama-actionnya dapetlah, jadi bisa lumayan menghibur (walaupun jadi seperti nonton dua film yang beda genre cuma karakternya sama))
*)Film ini tidak untuk anak-anak, mengandung unsur kekerasan didalamnya sebaiknya ditonton oleh dewasa 17 tahun keatas.
RATING: 3.5/5
Credit: 
Source Image = https://upload.wikimedia.org
Source Reference = https://id.wikipedia.org/wiki/Secretly,_Greatly
2 notes · View notes