ruang baca yang lebih mirip ruang tunggu---tidak ada buku. yang ada hanya rindu-rindu yang berhamburan---menunggu kamu datang.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text

Kadang, setelah aktifitas kami yang seharian, masih juga kami mencari tempat untuk berduaan.
Salah satunya di balkon ini. Padahal balkon ini tidak terlalu tinggi, yang intinya tetangga masih bisa lihat. Tapi di sini selalu terasa lebih sepi, dan berangin. Jadi tidak butuh pantai untuk kami bisa duduk berdampingan, menikmati angin dan ombak-ombak kehidupan.
Jangan lupa, kudapan tetap harus ada. 🥰
@skyrizcha
3 notes
·
View notes
Text

Tiap dua minggu di hari sabtu.
Minta motoran, pakai jaket dan peluk dari belakang selama perjalanan, mencari tempat tongkrongan. Macam anak muda.
Saya sebenarnya bukan tipikal anak nongki, karena setiap sampai di cafe, setelah picky-picky bermacam es dan camilan, pasti langsung dimakan, tandas, lalu pulang. Tidak begitu lama. Karena yang disuka adalah perjalanannya.
Berawal dari menggemari jagung bakar bersama, berlanjut jadi rutinitas “touring” yang tidak jauh-jauh amat, tidak lama-lama amat, yang penting berdua.
Dia yang setia dengan es americano, aku yang nano-nano. Lebih lama mikirnya daripada ngabisinnya.
Begitulah. Cerita suami-istri yang tidak baru-baru amat.
@skyrizcha
1 note
·
View note
Text

Apa yang kalian lihat?
Dari sudut pandangku, barang tentu aku fokus pada bayangan wajah suamiku. Meskipun samar, tapi tak ada yang lebih jelas lagi dari itu. Tepat di tengah— seperti pertanda bahwa dia memang pusatnya.
Suamiku itu, tidak sabaran di jalanan, tapi rela mengantre panjang untuk sesuatu yang aku mau. Lidah cupu tapi rela makan richeese meski hanya level satu (itupun sudah dengan bersimbah peluh). Dan yang di warung ini, yang bukan sekali dua nya dia “nurut” makan di tempat yang bukan seleranya. Tapi untuk pertama kalinya, dia punya kesukaan di luar jalur hidupnya… Patbingsoo.
Si penggemar es teler setelah bakso ini sudah juga menggemari patbingsoo setelah gimbab dan gimmari. Sungguh, nikmat mana lagi kah yang aku dustakan?
Sekarang aku benar-benar punya teman.
Terima kasih, ya, Suami. Cinta kamu makin banyak!
@skyrizcha
0 notes
Text
Seterusnya badai dalam hatiku akan terus ada. Makanya, aku ingin supaya kita bisa saling tatap lalu bicara, dengan sehangat-hangatnya hati dan sedingin-dinginnya kepala.
Pasti sulit. Karena ragu masih bergema, bahwa rahasia-rahasia yang terus tersisip di dalam dada ini mungkin saja akan merusak kita. Membuat luluh lantak yang sudah dibangun, memutus yang sudah disambung.
Aku ingin kita bicara tidak hanya dengan mata. Aku ingin kamu mendengarkan tidak hanya dengan telinga.
Aku ingin kita deep talk, satu kali saja. Satu kali bisa cukup, asal hati dan semua pikiran-pikiran yang menjadi beban, sudah terlucuti seluruhnya.
Aku ingin kita se-baik-baik-saja seperti yang orang sangka.
@skyrizcha
2 notes
·
View notes
Text
Karena menikah adalah tentang mengubah kebiasaan.
Menikah bukan hanya menyoal menyatukan persepsi. Atau membangun komunikasi.
Bukan pula menyoal maklum-memaklumi. Atau menerima segalanya dengan besar hati.
Menikah adalah perihal nafkah lahir dan batin yang diberikan oleh suami kepada istri. Juga perihal pengabdian dan ketaatan dari istri untuk suami.
Menikah adalah tentang mengubah kebiasaan, mengatur waktu, merencanakan masa depan, mengolah finansial, pun mengambil peran dalam pengasuhan.
Jika segala urusan rumah diberikan sepenuhnya kepada istri, maka bukan penampakan baru lagi. Jika di kemudian hari kita mendapatkan para istri yang hidupnya penuh dengan tekanan, penuh dengan derai air mata, penuh pembangkangan dan penolakan.
Sebab mentalnya rusak, fisiknya lemah akibat dari pekerjaan rumah yang dianggap - oleh hampir keseluruhan manusia - adalah tanggung jawabnya.
Padahal rumah adalah tentang bersama. Pekerjaan yang melingkupi di dalamnya adalah tanggung jawab anggota keluarga.
Pun sama ketika seorang suami hanya memposisikan diri sebagai tulang punggung keluarga, sebagai sumber dana, sebagai pencari nafkah. Sehingga mindset yang tertata hanyalah menyoal uang. Untuk kemudian lahirlah sifat dan sikap yang menggurat luka di dalam diri sang istri.
Tidak ingin berperan dalam urusan rumah dan mendidik anak. Tidak ingin meringankan beban istri, tidak ingin berusaha lebih untuk menyenangkan hati istri.
Karena tidak selalu perihal uang yang membuat seorang istri bahagia.
Adakalanya pelukan hangat, bantuan mengurus rumah dan menjaga anak, waktu-waktu yang dihabiskan berdua, janji-janji yang ditunaikan, perasaan-perasaan yang dihargai; adalah bentuk bahagia yang lain.
Karena menikah adalah upaya mengubah kebiasaan. Mengubah semua hal-hal yang pernah dilakukan seorang diri, menjadi kebiasaan yang harus dilakukan berdua bersama pasangan.
Karena menikah adalah upaya memberikan lebih banyak waktu kepada keluarga. Menomorsatukan mereka, menjadi peka terhadap perasaannya.
Karena menikah adalah perihal saling; saling meringankan beban pekerjaan rumah; saling menghargai dalam setiap keputusan; saling menghormati dalam berbagai keadaan.
Karena menikah adalah tentang mengubah kebiasaan. Menjadi tahu dan paham bahwa begitu banyak kebiasaan yang mesti diubah jika telah hidup berkeluarga.
Bukan malah berlaku seenaknya hanya karena dia adalah kepala rumah tangga. Dan bukan pula bertingkah semaunya hanya karena dia adalah seorang wanita yang mesti dimuliakan oleh suaminya.
Karena sungguh, menikah adalan tentang kesadaran untuk mengubah kebiasaan.
Kesadaran untuk mau memahami bahwa sebaik-baik waktu yang dihabiskan seorang laki-laki adalah bersama keluarga dan istri.
Kesadaran untuk mau mengerti bahwa sebaik-baik ketaatan yang mesti dilakukan oleh seorang perempuan adalah ketaatan kepada suami.
06.13 a.m || 13 Juni 2023
1K notes
·
View notes
Text
Maybe you just need to see the bigger picture.
Jangan terlalu fokus pada hal-hal yang sebenarnya kecil, tapi karena kamu zoom, jadinya dia membesar dan hal-hal lain jadi tak tampak.
Lihat gambaran besarnya. Amati keseluruhannya. Rasakan bahwa kamu punya lebih dari yang orang lain punya. Bahwa tempatmu duduk dan berdiri, adalah hal yang amat sangat patut bahkan harus untuk disyukuri.
- @skyrizcha -
2 notes
·
View notes
Text
Kalau nanti, nyatanya kita tidak saling menua dengan tetap bersama, aku ingin kamu tahu bahwa aku sebenarnya cinta, tapi punya ruang rahasia yang tidak mengenal kata, hingga mencegahku untuk selalu baik-baik saja. Ketahuilah bahwa kegaduhanku yang menyulitkanmu selama ini, punya alasan yang aku hanya yakin bahwa kamu tidak akan bisa mengerti.
Kalau nanti, nyatanya kita tidak bisa saling menepati janji, berjanjilah lagi supaya tetap pura-pura tidak membiarkanku pergi, supaya aku tidak benci.
Kalau nanti, nyatanya cerita kita tidak berhenti seindah dongeng para putri, aku ingin kamu tahu bahwa sebenarnya dalam hati, aku mencintaimu lebih dalam dari yang bisa kamu pahami.
- @skyrizcha -
0 notes
Text
Di sempit-sempitnya waktuku, kepadamu aku selalu ingat.
Di sempat-sempatnya waktumu, apakah aku punya tempat?
- @skyrizcha -
0 notes
Text
Hubungi aku sebutuhmu saja. Temui aku seinginmu saja.
Bukannya aku marah atau bosan. Aku hanya sedang enggan.
Pertanyaan-pertanyaan pada akhirnya hanya menimbulkan perdebatan. Dan jawaban-jawaban hanya akan melahirkan pertengkaran.
Sepertinya memang lebih baik diam.
Meski mungkin ini berarti kemunduran. Meski mungkin ini berarti kita berjalan menuju kehancuran.
Aku bukan prioritas bagimu. Meski berkali kau bilang cinta, nyatanya banyak hal yang lebih kau suka.
Dalam dua puluh empat jam yang kau punya, di kepalamu aku melintas sesering apa?
Seperti aku yang tidak pernah mau nurut, begitupun aku tidak mau menuntut. Aku bukan wanita baik sehingga menjadi pasangan yang baik, jadi aku jelas tidak pantas menuntutmu jadi baik.
Hubungan kita biarlah begini saja.
Aku tidak akan memintamu dekat. Seberapapun jarak yang menjadikanmu nyaman, lanjutkan. Menjauhpun sudah tak lagi jadi persoalan.
Tidak apa. Aku hanya lelah mengomel dan meminta. Pun kamu pasti lelah dengan banyak drama.
Hubungan ini biarkan seperti ini saja.
- @skyrizcha - pre, pas, dan post, menstrual syndrome.
1 note
·
View note
Text
Capek tapi ketika ingin rehat tak bisa, mungkin itu yang mengubah banyak orang. Yang dulunya penuh senyum dan energi, menjadi lesu dan mudah marah.
Keinginannya sederhana: istirahat dari segala beban sejenak saja. Tapi kehidupan yang berat membuat ia tak bisa melepas sedetikpun beban yang menumpuk di punggung dan mengernyitkan urat kepala.
Orang-orang kaya gitu ga butuh motivasi. Mereka udah muntah sama kata-kata bijak. Mereka cuma butuh waktu untuk berteriak sekeras-kerasnya dan menangis sekencang-kencangnya; lalu melanjutkan hidup yang mereka sadari makin bertambah hari makinlah bertambah berat.
271 notes
·
View notes
Text
Kamu dengan segenap logikamu, dan aku dengan seganjil perasaanku.
Sama-sama ingin menang. Tapi jangan.
Bukankah tanpa persatuan, kita hanya akan menerima kekalahan?
3 notes
·
View notes
Text
Aku adalah kertas putih yang tak lagi bersih.
Bukan oleh tulisan yang tertata dan rapi, bukan juga oleh keindahan yang warna-warni.
Aku adalah kertas corat-coret dengan penyesalan di sana-sini.
Kadang aku ingin menjadi istimewa dan berharga. Itu karena aku lupa, bahwa Tuhan sudah memberikan lebih dari yang aku bisa.
#skyrizcha - ditulis di antara krisis kepercayaan diri.
2 notes
·
View notes
Text
Selalu begini.
Sehari sebelum kedatanganmu, nggak bisa tidur. Deg-deg an. Nggak sabaran. "Besok kamu datang" begitu terus merapal mantra dalam hati.
Dan.
Sehari sebelum kamu pergi. Nggak bisa tidur juga. Galau. Tetangisan. "besok kamu pergi lagi. besok ldr lagi. besok kangen lagi. besok ngga bisa makan gratis lagi."
Sedihnya :(
21 notes
·
View notes
Quote
Rindu itu candu dan aku ketagihan. Kamu datang sekali aku terobati. Sekejap, lalu kambuh lagi. Kamu datang kedua kali kambuhku henti. Sejenak saja untuk kemudian justru hilang kendali. Kamu datang ketiga, keempat atau kelima kali… Aku bukan lagi rindu, aku sudah memakanmu. Menelanmu bulat-bulat seperti bola tahu.
5 notes
·
View notes
Text
Aku melihat wajah kepergian esok hari.
Membayangkan punggungmu menjauh lagi.
Senyummu hanya di sebuah layar lima inci. Lagi.
Besok kamu pergi lagi, dan rinduku siap-siap membumbung tinggi. Memenuhi plafon kamar, menggumpal, membentuk mendung, lalu hujan. Dan pipiku kebasahan.
Aku tertawa, mengomel, tersenyum berbunga, merajuk, manyun-manyun, dan segala ketidakjelasan lainnya---di hadapan segenggam benda milenial. Seperti orang gila.
Atau, apakah aku memang sudah gila?
Kepadamu saat dekat, cintaku berjatuhan. Kepadamu saat jauh, air mataku bergantian. Rinduku menusuk tajam. Aku selalu marah saat kau tak memberi kabar, kan? Begitulah. Ditusuk-tusuk rindu, aku tak mau sakit sendirian. Kau pun harus, maka kutusuk-tusuk kamu dengan kemarahan.
Aku mecintaimu. Tidak dengan manis dan keindahan seperti wanita lain. Aku mencintaimu dengan amarah, dengan rindu-rindu, dengan cemburu.
Aku mencintaimu tidak dengan cara wanita lain mencintai lelakinya. Maafkan aku.
Tapi dengan cinta yang ada ini, ia akan cukup kuat untuk membuatku tetap di sini.
Di depan layar lima inci.
Sampai nanti kau datang lagi.
I love you, Bee. ❤
3 notes
·
View notes