Tumgik
sleeplessfolk · 6 months
Text
Terkadang, terlalu menahan dan kemudian memendamnya itu ibarat racun yang secara sadar kita suntikkan ke diri kita sendiri. Racun berdosis rendah, yang mungkin tak begitu terasa, namun perlahan akan melemahkan, bahkan meledakkan diri sendiri.
Menahan dan memendam tangis ketika harus menangis
Menahan dan memendam amarah ketika harus meluapkan amarah
Menahan dan memendam perasaan ketika harus mengutarakan rasa
Mungkin membuat kita akan merasa "aku memang lebih kuat daripada ini", namun yg ada kita hanya membohongi diri kita sendiri. Menghancurkan diri sendiri secara perlahan, saat tiba di titik jenuhnya menjadi seperti bom waktu yang meledak dan saat itu, kita kehilangan kepercayaan diri yg selama ini palsu itu dan mulai mempertanyakan ternyata keyakinan kalau diri ini sekuat itu hanyalah fana.
Kita mulai melihat sekitar, dan bertanya "mengapa di kondisi seperti ini tak ada yg meraih tanganku?". Bukan, bukan mereka tak mau meraih, hanya saja mereka sudah terlalu terbiasa dengan kepalsuan kita, kepalsuan merasa selalu kuat.
Kalau beruntung, mungkin akan ada beberapa yg menyadari kalau kita sedang butuh diraih. Kalau tidak beruntung, mungkin tak ada yg menyadari kalau kita sedang membutuhkan raihan tangan, dan akhirnya kita semakin tenggelam, racun sudah semakin menyebar dan kita makin membenci kehidupan.
Marahlah ketika memang harus marah
Menangislah ketika memang harus menangis
Ucapkanlah ketika memang mengganjal hatimu
Ingatkanlah bila memang hal itu tak kau sukai
Namun secukupnya saja
Tak semua bisa jadi seperti yang kita mau
Tak semua mau jadi seperti yang kita harap
Namun setidaknya, jangan terlalu sering menyuntikkan racun ke dirimu sendiri
1 note · View note