srirhy
srirhy
Unpredictable
111 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
srirhy ¡ 7 years ago
Text
save yaa 
Mengajarkan Ibadah yang Menyenangkan pada Anak
Sebuah Catatan Seminar bersama Bunda Elly Risman, Psikolog
Oleh: Yulinda Ashari Bidang Pemuda ASA Indonesia Divisi Riset dan Kajian
Tumblr media
Sebagai orang tua Muslim, kita seharusnya sudah memahami bahwa tugas utama kita dalam pengasuhan anak adalah bagaimana menjadikan anak sebaik-baik hamba yang taat beribadah kepada Allah swt. Konsep ibadah dan keimanan ini harus diajarkan sejak anak masih dini, agar kelak ketika beranjak dewasa mereka sudah terbiasa untuk beribadah tanpa harus disuruh lagi. Metode pengajaran beribadah kepada anak tentu berbeda dengan orang dewasa. Ibadah bagi anak-anak harus dibuat menyenangkan. Mengapa ibadah bagi anak harus menyenangkan? Karena targetnya anak-anak, maka metode harus disesuaikan dengan cara kerja otaknya. Bagian sinaps pada otak anak belum menyatu dengan sempurna sehingga ibadah harus dikemas secara menyenangkan. Orang tua tidak bisa memberikan pengasuhan dengan mengabaikan perkembangan otak anak. 
Sebelum mengajarkan ibadah kepada anak, orang tua harus mengingat kembali bahwa hal ini merupakan perintah Allah yang harus diperjuangkan dengan bersungguh-sungguh, karena sejatinya tujuan penciptaan manusia di dunia adalah untuk beribadah dan mengagungkan keesaan Allah swt. Mari kita buka kembali QS. Ad-Dzariyat ayat 56-58, yang artinya:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi Rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.”
Salah satu tanggung jawab orang tua dalam hal beribadah ini adalah bagaimana cara membentuk kebiasaan yang baik serta meninggalkan kenangan yang baik pada anak. Ingatkah dahulu kala mungkin ada yang mendapat “ancaman” jika tidak salat? Barangkali hal itu dapat membentuk kebiasaan yang baik, namun kenangan yang tertinggal di ingatan adalah kenangan yang tidak baik, bukan? Kebiasaan baik dan kenangan yang baik. Ibadah harus dibuat menyenangkan agar anak tidak merasa terbebani, tidak menolak, dan tentu saja agar mereka merasa senang dan bahagia ketika beribadah. Jangan pernah tinggalkan kenangan buruk untuk anak ya Ayah Bunda!
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah berbicara dengan tutur kata yang benar.“ (QS. An-Nisa ayat 9)
Tugas pengasuhan anak apalagi terkait ibadah ini memang bukanlah hal yang mudah. Namun ingatlah bahwa karakter anak apapun yang Allah anugerahkan kepada Ayah Bunda, tidak akan melampaui batas kesanggupan masing-masing orang tua. Selalu ingatlah bahwa anak kita sejatinya bukanlah milik kita. Anak hanyalah titipan Allah yang dapat diambil kapan saja. Anak adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada pemilik-Nya. Mereka adalah kenikmatan, tantangan, sekaligus ujian, yang kemudian proses pengasuhannya membutuhkan perjuangan berupa pikiran, perasaan, jiwa, tenaga, serta biaya yang tidak sedikit. Bayangkan jika kita dititipi anak presiden, mungkinkah kita berani memukul, mencubit, atau berkata kasar padanya? Tentu saja tidak. Lalu bagaimana jika kita dititipi anak langsung oleh Sang Pemilik Kekuasaan? Masih beranikah kita mendidik anak tanpa ilmu dan bersikap sewenang-wenang pada mereka? Kira-kira sudah berapa banyak kita melanggar perintah Allah terkait pengasuhan anak ini?
Didiklah anak karena Allah. Jangan pernah mengharapkan kebaikan dari anak jika orang tua tidak mendidiknya dengan baik. Anak-anak kita bukanlah pilihan kita, mereka adalah takdir pilihan Allah untuk kita. Boleh memasukan anak ke sekolah-sekolah agama, namun bukan berarti kewajiban orang tua dalam mengajarkan agama menjadi gugur begitu saja. Tugas orang tua untuk mengajarkan agama harus dituntaskan terlebih dahulu sebelum memasukan anak ke pesantren. Di akhirat kelak, bukan guru-guru pesantren yang akan ditanya, tapi para orang tua masing-masing. Ayah dan Bunda, sudah siapkah mempertanggungjawabkan tugas pengasuhan ini?
Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi para orang tua dalam mengajarkan anak beribadah yang menyenangkan, antara lain: 1. Tantangan dari dalam diri sendiri dan pasangan Tantangan utama dalam hal ini adalah terkait bagaimana masalah agama ini ditanamkan pada diri Ayah dan Bunda sendiri. Selalu lihatlah ke dalam diri sendiri sebelum menyalahkan lingkungan. Seberapa pentingkah agama dalam hati dan kehidupan kita? Mungkinkah berharap anak yang salih saat kitapun tidak berusaha menjadi orang tua yang salih? Mungkinkah menginginkan anak yang rajin salat sedangkan Ayah dan Bunda tidak salat? Jadilah teladan yang terbaik bagi anak-anak kita terkait ibadah ini. Pelajarilah ilmu agama lebih banyak. Tumbuhkan kesadaran bahwa tujuan utama mendidik anak adalah menjadikan mereka penyembah Allah. Bagi yang sedang dalam proses pencarian pasangan, sepakatilah di awal pernikahan dengan pasangan untuk bersama-sama mendidik anak menjadi hamba Allah jika telah terlahir ke dunia kelak.
Tahukah Ayah dan Bunda, dalam proses pengasuhan ini, penanggung jawab utamanya ternyata adalah Ayah! Keterlibatan ayah untuk membentuk kebiasaan beribadah anak SANGAT PENTING! Anak yang mendapat keterlibatan pengasuhan ayahnya yang baik akan tumbuh memiliki harga diri yang tinggi, prestasi akademik di atas rata-rata, lebih pandai bergaul, dan saat dewasa akan menjadi pribadi yang senang menghibur orang lain. Maka wahai para ayah, kembalilah! Tugas ayah bukanlah sekadar mencari nafkah, namun juga sebagai penanggung jawab utama pengasuhan anak. Jika ayah terlalu sibuk bekerja—dengan alasan untuk kebahagiaan istri dan anak—maka tanyakanlah kembali pada diri: apa yang sebenarnya sedang ayah kejar? Apa yang ayah sebut dengan kebahagiaan anak dan istri tersebut? Tidak takutkah kelak dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah mengenai hal ini?
2. Mengasuh generasi Alfa • Gen Y lahir pada rentang tahun 1980 – 1994. • Gen Z lahir pada rentang tahun 1994 – 2009. • Gen Alfa lahir pada rentang tahun 2010 – 2025. - Mereka hidup dengan internet (belajar, bikin PR, makan olahraga, tidur). - Semua serba cepat, instan, menantang dan menyenangkan. - Mereka terbiasa multiswitching (melalui gadget). - Mereka memiliki tata nilai yang berbeda. Generasi yang akan kita didik saat ini adalah para Alfa. Jika generasi Alfa ini tidak dididik dengan metode yang tepat sesuai zamannya, maka akan sulit memasuki dunia mereka, bukan? Karenanya, Ayah dan Bunda tidak boleh abai dengan tantangan dan perkembangan zaman ya!
3. Beban pelajaran yang berat • 70% anak masuk SD sebelum usia 7 tahun. • 46% anak di sekolah 6 – 7 jam sehari. • 25% sekolah masih memberi materi pelajaran formal setelah jam 12 siang. • 52% guru di sekolah masih memberikan 1 – 2 PR. • 18% anak mengikuti les mata pelajaran setelah pulang sekolah. • 25% anak mengikuti les 2 -3 hari dalam seminggu. • Standar kelulusan Indonesia tertinggi di dunia. Dengan beban pelajaran yang berat bagi anak, kegiatan beribadah seringkali menjadi tidak diutamakan. Para orang tua mendidik anak mereka menjadi orang yang pintar secara akademik, namun hampa secara keimanan. Tanamkanlah tekad dalam diri, “Anakku harus salih dulu, baru pintar”. Jangan salahkan pula jika kemudian anak menjadi mudah emosi karena terlalu lelah di sekolah. Jangan pernah abaikan perasaan mereka. Hindari menasihati mereka saat emosinya sedang tidak baik. Orang tua juga perlu menyelesaikan emosi dengan dirinya sendiri, jangan sampai emosi kita kemudian berimbas kepada anak dan pasangan. 4. Peer Pressure 5. Ancaman dari agama dan kepercayaan lain 6. Perubahan nilai dari masyarakat kita
Mulai dari mana?
Selesaikanlan urusan dengan diri sendiri dan pasangan terkait urusan ibadah ini. Semua kebiasaan beribadah ini bermula dari Ayah dan Bundanya, jadilah role model yang baik dan idola bagi anak kita sendiri. Orang tua juga perlu mengenali keunikan serta tahapan perkembangan otak anak, sehingga metode yang disampaikan dapat sesuai dan tepat sasaran. Kenalkan ibadah pada anak dengan cara yang menyenangkan. Biarlah jika pada awalnya mereka suka sekali bermain air saat berwudhu hingga bajunya basah dan haruss diganti berkali-kali. Biarlah jika gerakan salatnya masih semaunya, suka menarik-narik sajadah, atau menganggu ayah bundanya saat sedang salat. Jangan dimarahi. Biarkan anak senang dan bahagia terlebih dahulu dengan praktik ibadah ini. Masukan target “bahagia” dalam proses pengasuhan anak. Mendidik anak memang harus disertai kesabaran yang tanpa batas. Tidak apa-apa, didiklah anak dengan cinta karena Allah semata. Jika anak senang beribadah, ia akan mau beribadah, kemudian menjadi bisa beribadah, dan terakhir menjadi terbiasa beribadah tanpa harus disuruh dan merasa dipaksa.
Untuk mengajari anak ibadah yang menyenangkan diperlukan niat baik, kejujuran, keterbukaan, serta kerjasama yang baik dari kedua orang tuanya, tidak bisa hanya salah satunya saja. Setelahnya, kombinasikan semua tekad itu dengan mengenali kepribadian anak, sesuaikan dengan cara kerja otak, bakat, serta seluruh kemampuan anak. Setiap anak kita adalah unik, otak anak baru berhubungan sempurna ketika berusia 7 tahun, sedangkan hubungan anatara sistem limbik dan corteks cerebri di otak baru sempurna pada usia 19-21 tahun. Butuh sekitar 20 tahun bagi orang tua untuk mendidik anak dengan baik, maka bersabar dan bersungguh-sungguhlah, karena Allah menyukai orang yang bersungguh-sungguh. Jangan menuntut anak untuk dewasa sebelum waktunya. Anak perlu menjadi anak untuk dapat menjadi orang dewasa, hilangnya masa kanak-kanak akan mengakibatkan masyarakat yang kekanak-kanakan. Bantulah anak-anak kita untuki mekar sesuai dengan usia dan kemampuan serta keunikannya. Ayah dan Bunda harus membuat kesepakatan dan kerjasama di awal, siapa pengambil keputusan dalam hal A dan B, buat perencanaan-pelaksanaan-evaluasi, buat target per anak, pembagian kerjasama, kontrol, dan selalu bermusyawarah dalam setiap keputusan yang melibatkan seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak. Ubah paradigma dan cara pandang kita, bahwa anak bukan saja harus bisa beribadah, namun juga suka beribadah.
Landasan Psikologis Anak
Anak Usia 5 – 8 tahun Ibadah untuk anak usia ini bukanlah suatu kewajiban, tapi perkenalan, latihan, dan pembiasaan. Tidak ada kewajiban syar’i bagi anak untuk beribadah, namun ada kewajiban syar’i bagi orang tua untuk membentuk kebiasaan anak dengan cara yang menyenangkan. Didiklah anak dengan modal, misalnya belikan mukena yang disukai anak, membelikan baju koko baru agar anak rajin ke masjid, dan lain sebagainya. Jangan ragu mengeluarkan modal untuk keperluan beribadah kepada Allah swt. Jangan juga hilang kegembiraan anak usia 5 -8 tahun, masuki dunia anak dengan metode 3B: Bercerita/Berkisah, Bermain, dan Bernyanyi. Landasan Psikologis Anak Usia 5 – 8 tahun: • Mudah dibentuk. • Daya ingat yang kuat. • “Dunianya” terbatas. • Meniru: orang tua/ situasi. • Rasa persaudaraan sedunia.
Landasan Psikologis Anak Usia 9 – 14 tahun: • Otak sudah sempurna berhubungan. • Umumnya: Mukallaf. • Emosi sering kacau. • Tugas sekolah semakin berat (ditambah les). • Banyak aktivitas, termasuk bermain internet dan games. • Peer Pressure yang sangat kuat. • Hal yang perlu diperhatikan pada usia ini antara lain: - Fokus pada target tahun ini: tanggung jawab seorang yang sudah baligh. - Perlakuan dan komunikasi sebagai teman. - Bisa menjadi pendamping/ pembimbing adik-adiknya. - Diberi tanggung jawab sosial: mengantar makanan untuk berbuka puasa, membayar zakat, dan kerja sosial yang mudah sesuai usia. - Ajari anak untuk berwirausaha/ berdagang.
Landasan Psikologis Anak Usia 15 – 20 tahun: • Prefontal Corteks hampir sempurna berhubungan. • Dewasa muda. • Semakin banyak aktivitas, games dan internet. • Mulai mengenal pacaran dan pergaulan bebas. • Orientasi semakin di luar rumah. • Hal yang perlu diperhatikan pada usia ini antara lain: - Fokus pada target tahun ini: dewasa muda, ajarkan fiqih pernikahan. - Perlakuan dan komunikasi sebagai sesama orang dewasa. - Bisa menjadi motivator dan pembimbing adik-adiknya. - Jadikan ia penggerak/ koordinator kegiatan anak dan remaja masjid/mushala.
Setelah mengetahui landasan psikologis pada rentang umur anak, maka metode pembiasaan beribadah pada anak dapat disesuaikan dengan perkembangan dan cara kerja otaknya. Ayah dan Bunda harus terus belajar untuk bisa menjelaskan pertanyaan “mengapa?” dari anak, jelaskan apa yang saja yang menjadi perintah dan larangan Allah swt., serta manfaat dan ganjaran dari beribadah. Gunakan pendekatan kognitif secara ringkas serta contoh yang kongkrit pada anak, serta selalu gunakan Al-Qur’an dan Hadis sebagai referensi utama,. Teruslah bersabar dalam mendidik anak karena waktu persiapan setiap anak tidaklah sama, proses pengasuhan harus disesuaikan dengan usia, kemampuan, kondisi fisik, dan karakter anak.
Persiapkanlah diri Ayah dan Bunda untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Gunakanlah kata-kata yang memahami perasaan anak, lebih banyak mendengar aktif, hindari kata-kata yang menghambat komunikasi dengan anak, serta biasakanlah memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir, memilih, dan mengambil keputusan. Jika saat ini anak kita dimanjakan oleh fasilitas: kamar pribadi, rumah yang luas, gadget, serta wifi dan akses internet yang tidak terbatas, jangan lupa ingatkan anak untuk menahan pandangan dan menjaga kemaluannya, ingatkan bahwa meski Ayah dan Bunda tidak berada di rumah atau di sekolah, ada Allah yang tetap mengawasi dimanapun mereka berada. Sampaikan tips sukses pada anak yang tidak hanya berupa kemampuan akademik, namun juga berupa salat tepat waktu, sayang pada ibu, puasa Senin dan Kamis, serta mengaji setiap pagi dan sore.
Akhirnya, selamat berjuang! Miliki kekuatan kehendak, bayangkan, dan doakan anak-anak menjadi penyembah Allah yang taat. Semoga Allah karuniakan kita anak-anak yang salih dan salihah.
Tumblr media
4K notes ¡ View notes
srirhy ¡ 8 years ago
Quote
Kau tahu apa yang menyebabkan Uwais Al-Qarni dikenal oleh penduduk langit?
Ia tahu bagaimana ia harus bersikap terhadap ibunya. Ia paham bagaimana memperlakukan ibunya. Ia sadar memposisikan diri sebagai anak terhadap ibunya.
kau bukan orang yang sempurna, demikian pula ibumu. Maka tak pantas rasanya kau menuntut kesempurnaan itu ada pada ibumu.
kau bukan anak yang sempurna untuk kedua orangtuamu. Maka tak selayaknya kau meminta ibu dan ayahmu bersikap sempurna terhadapmu.
Belajarlah sekali lagi perihal keteladanan dari seorang Uwais Al-Qarni. Bagaimana ia bisa memposisikan adabnya terhadap ibunya.
Meski para penduduk bumi tak mengenalnya, namun namanya harum dan terkenal di kalangan penduduk langit.
Perhatikanlah kembali bagaimana musti bersikap dan berakhlak baik terhadap keduanya (orangtua).
Sebanyak apapun gelar yang ada dibelakang namamu, seterkenal apapun kau diluar rumahmu, sehebat apapun dirimu, tetaplah. Tetaplah statusmu adalah seorang anak dari kedua orangtuamu. Yang mana baktimu dan kesholihammu adalah harapan mereka.
Tidak,. Sesungguhnya mereka tidak akan menuntut banyak darimu. Tidak hartamu, tidak rupamu, tidak kepintaranmu, tidak terkenalnya kamu dikalanganmu, melainkan satu. Bakti dan kesholihanmu kepada mereka.
Permintaan mereka sederhana, dan seharunya kau sebagai anak bisa mewujudkannya.
Menjadi sholih adalah cara terbaik untuk membalas kebaikan mereka. Meski sampai kapanpun hal itu tidak akan pernah bisa digantikan dengan apapun jua.
Setidaknya, menjadi anak sholih adalah satu point bagaimana kau memposisikan diri. Dengan berlemah lembut, dengan berkasih sayang, dengan mentaati nasihat selama tidak menyekutukan Allah, dan point yang paling penting adalah dengan tidak berkata “ah, uh” ataupun membentak keduanya.
Sekali kau menghentak mereka, maka luluh lah perasaan mereka, hancurlah hati mereka dan tumpalah tangisan mereka. Bukan sebab bentakanmu, tapi sebab ketidakpercayaan mereka kau bersikap demikian terhadap keduanya.
Jadilah Uwais Al-Qorni abad ke 21, meski seluruh penduduk bumi tak mengenalmu, namun penduduk langit memujimu sebab kesungguhanmu berbakti terhadap kedua orangtuamu.
Jika dipagi hari ini kau masih mendapati kedua pintu surga terbuka lebar untukmu, dan keduanya dalam keadaan sehat, maka temui mereka. Minimal telponlah mereka disela sela kesibukamu.
Jika hari ini kaumendapati satu pintu surga masih terbuka untukmu. Maka bersegeralah menanyakan kabarnya, menengok kerutan keriput di wajahnya. Tanyalah keluhannya, maka akan kau dapati doa-doa kebaikan untukmu.
Namun jika hari ini tak kau dapati pintu surga terbuka untukmu dari keduanya. Maka doakanlah kebaikan dan tempat terbaik di sisi-Nya. Sebab doa adalah wujud sebaik-baik rindu yang dapat ditunaikan.
“Ya Allah, ampunilah dosa kedua orangtuaku. Kasih dan sayangilah mereka sebagaimana mereka mengasihi dan menyayangiku diwaktu kecil.”
Semoga Ayah dan Ibu selalu disayang Allah..
((Self Reminder)) - Ibn Syams
(via quraners)
2K notes ¡ View notes
srirhy ¡ 8 years ago
Text
Walimatul Ursy
Pernikahan adalah momen spesial yang dinantikan dan ditunggu banyak orang untuk membentuk keluarga yang sakinah mawaddah  wa rahmah. Karena merupakan sesuatu yang sangat spesial maka tidak heran sebagian orang dalam  menyiapkan walimah kadang terkesan berlebihan dan jauh dari kata syar’i bahkan menyebabkan keberkahan yang ingin diraih dalam pernikahan justru menjadi ternodai karena walimah yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Hal ini terjadi karena kurang pahamnya tentang bagaimana pernikahan yang Islam yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah.
Pada dasarnya, walimah merupakan bentuk bersyukur, sebagai tasyakuran sama halnya dengan aqiqah atau syukuran pergi haji. Walimah juga merupakan sunnah yang dianjurkan sebagai upaya syiar untuk mengumumkan pernikahan supaya tidak ada fitnah. Orang-orang sekitar tidak bersuudzon, tidak berprasangka buruk. Ada beberapa adab yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan walimah, diantaranya:
1.      Niat
Niat kita dalam mengadakan walimah perlu diluruskan. Walimah sebagai syiar maka perlu mengundang banyak orang dan tentu ada beberapa etika dalam mengundang. Hindari niat  untuk pamer karena syiar dan pamer itu beda tipis. Hanya kita yang mengetahui batasannya apakah kita pamer atau hanya syiar. Selain itu, tidak komersil dan tidak boleh berniat untuk menyakiti orang lain.
2.      Waktu dan undangan
Ada hadits yang menyebutkan bahwa walimah tidak boleh dilakukan lebih dari 3 hari. Rasulullah juga pernah menggelar walimah 3 hari pada saat menikah dengan Zainab. Jadi batas maksimal walimah baiknya adalah 3 hari. Dalam walimah, sebaiknya mengundang orang yang tidak mampu dan diutamakan tetangga, kerabat dekat dan sahabat orang tua. Ini penting untuk diperhatikan karena pada dasarnya walimah merupakan hajat orang tua, acaranya orang tua.
3.      Hidangan
Tidak boleh kemubadziran dalam makanan, pilihan menu juga perlu diperhatikan. Boleh menyembelih hewan atau tidak. Pada pernikahan Rasulullah dengan Zainab menyembelih hewan dan pada pernikahan Rasulullah dengan Sofiyah hanya menggelar tikar dengan hidangan susu dan kurma. Tidak membedakan hidangan untuk tamu yang satu dengan yang lain, sama rasa sama rata.
4.      Hiburan
Hiburan dan acara di walimah juga perlu diperhatikan. Hiburan  yang mengandung syubhat dan syirik harus dihindari. Kita perlu mendiskusikan dengan orang tua, dan harus selektif dalam memilih hiburan. Menghindari ikhtilat sebisa mungkin. Hal ini mungkin agak sulit dilakukan tapi perlu didiskusikan untuk pengkondisian. Bisa dijadikan alternatif dibedakan waktu walimah antara laki-laki dan perempuan.
Tidak berlebihan dalam musik dan nyanyian. Ini juga penting. Jika ada hiburan, perlu dipilih lagu-lagu yang Islami.
1 note ¡ View note
srirhy ¡ 8 years ago
Text
Biarlah menjadi batu agar menjadi pondasi. Biarlah menjadi air es agar menjadi penghilang dahaga.
Kiki
Belajar memahamkan diri itu tidak mudah. Teruslah belajar karena dunia saja tidak dapat menjadikanmu sebaik-baiknya rumah bagi keluargamu kelak. Berani hijrah itu penting, kalau bukan kita siapa lagi. Keep moving forward! ^^
0 notes
srirhy ¡ 8 years ago
Photo
Tumblr media
Si penulis mimpi sedang menulis mimpinya di pasir pantai. Ia sangat keras kepala. Berulang kali ombak berkata padanya, “Jangan tulis mimpimu di sana atau aku akan menghapusnya”. Tapi, ia terus saja menulis di sana. Setiap ia selesai menulis, akan selalu ada ombak yang datang. dan mimpinya akan hilang. Tapi si penulis mimpi tidak marah. Ia hanya pergi, lalu esok akan datang untuk menulis mimpinya. Lagi dan lahi hingga ombak jenuh mengingatkannya. Ia biarkan si penulis mimpi itu datang. Toh ombak tidak dirugikan. Lalu suatu ketika si penulis mimpi itu pu datang. Kali ini ia tidak menulis apapun. Tentu saja ombak heran. 
Lalu si penulis mimpi berkata, “Ombak, mimpiku telah kuraih, terimakasih atas bantuanmu” 
Ombak terkejur. Rasanya selama ini ia tak melakukan apapun. Akhirnya ombak bertanya, “Mengapa kau berterimakasih pada ku?”
“Ombak kau hapus semua mimpiku setiap kali aku menulisnya. Itu membuatku harus terus menulis dan menulis. Sehingga aku ingat bahwa aku punya mimpi yang harus kuraih. Jika kau tidak menghapus mimpiku berulangkali, mungkin aku hanya menuliskan mimpiku sekali lalu lupa,” jelas si penulis mimpi.
Ombakpun tersenyum dibuatnya.
0 notes
srirhy ¡ 8 years ago
Text
Rethinking!
Adalah fitrah manusia untuk ingin mencintai dan dicintai. Karena dengan cinta, keberlangsungan hidup manusia terjaga. Lalu bagaimana seharusnya menyalurkan fitrah cinta tersebut?  Islam sudah mengatur semuanya dengan sempurna yakni melalui pernikahan. Lalu bagaimana jika penyalurannya dengan pacaran?  Sebuah fenomena yang sudah tak asing di kalangan muda mudi zaman now.
Pacar, asal dari kata pacaran, sebenarnya adalah sebutan lain dari inai, pewarna kuku yang digunakan orang Melayu zaman dahulu. Pada zaman dahulu di Melayu apabila ada seorang pemuda yang tertarik pada seorang gadis, pria tersebut akan menyinggahi tempat kediaman gadis yang dia inginkan dengan mengirimkan pantun ke kediaman gadis tersebut. Apabila pantun yang dibawakan oleh tim pantun dari pihak pria tersebut disambut oleh pihak gadis, maka selanjutnya kedua orang tua gadis maupun pria akan memakaikan pacar (Inai) ke tangan pemuda dan gadis tersebut. Setelah dipakaikannya pacar ditangan keduanya, pemuda dan gadis tersebut sudahlah bisa dibilang memiliki hubungan. Namun hubungannya ini hanyalah tahap awal, umur pacar (inai) yang dipasangkan ditangan kedua pasangan tersebut, pada umumnya berumur sekitar tiga bulan. Ketika pacar tersebut luntur, sang pemuda diharuskan menemui pihak keluarga gadis untuk membicarakan hubungan selanjutnya. Apabila sang pria tidak kunjung datang ketika pacar tersebut sudah luntur, sang gadis berhak untuk memutuskan hubungan dengan pria tersebut. Apabila sang pemuda datang ketempat gadis di waktu yang telah ditentukan (seumur pacar yang menempel di kuku), maka barulah akan berlanjut kehubungan selanjutnya, yaitu lamaran. Pada saat lamaran itulah awal mula pembicaraan pernikahan dimulai.
Syar’i bukan? Tapi tidak dengan pacaran zaman now yang sudah dipengaruhi budaya luar. Berkhalwat, membicarakan hal-hal yang bukan syar’i. Ini bukanlah ajaran Islam. Karena pacaran adalah perbuatan yang mendekati zina, dan ajaran Islam melarang itu.
“Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S Al-Isra: 32)
Larangan dalam ayat ini lebih keras dibanding perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang. Setiap jalan perantara menuju zina adalah suatu yang terlarang. Ini berarti memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain yang dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai perantara kepada zina adalah suatu hal yang terlarang. Jadi masih mau menyalurkan fitrah cinta dengan pacaran sedang Allah jelas melarangnya?
Penyaluran fitrah cinta yang benar adalah dengan menikah. Menikah merupakan sunnah bersejarah. Setiap orang pasti memiliki tujuan menikahnya sendiri. Menikah karena status, menikah karena tuntutan, atau menikah karena tuntunan. Boleh saja tapi ingatlah bahwa pernikahan itu mengawali sejarah jadi dalam prosesnya haruslah sesuai syariah. Tujuan pernikahanmu akan menentukan bagaimana kamu memulai sunnah bersejarahmu. Menikahlah karena tuntunan, bukan status atau tuntutan, sebagai bentuk ibadah kepada Allah dan menyempurnakan agamamu.
Dalam pernikahan tentu perlu persiapan. Persiapan diri salah satunya. Orang yang benar-benar siap untuk menikah jauh berbeda dengan yang hanya memiliki keinginan untuk menikah. Orang yang hanya ingin menikah cenderung idealis dan memiliki banyak kriteria dan lebih sering berekspektasi, sedangkan orang yang siap menikah lebih realistis dan menyederhanakan kriteria serta berharap kepada Allah untuk memberikan yang terbaik menurut Allah untuknya.
Selain itu, menikah perlu menyiapkan keluarga dan orang tua karena untuk meraih keberkahan pernikahan dimulai dari keridhoan orang tua dan keluarga besar. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
1.      Komunikasikan cita-cita
Orang tua perlu mengetahui kapan kita siap untuk menikah, target yang ingin dicapai, keinginan dan cita-cita kita agar orang tua memahami dan memberikan dukungan kepada kita.
2.      Jangan tunda
Jangan menunda pernikahan apabila sang anak sudah siap untuk menikah. Orang tua juga perlu mengetahui apabila ada orang yang shalih datang untuk melamar tidak boleh menolak.
3.      Buktikan kesiapan
Buktikan kepada orang tua bahwa kita siap untuk menikah agar orang tua percaya bahwa kita mampu menjalani kehidupan rumah tangga nanti.
Pernikahan juga harus memiliki visi. Ada 3 visi dalam pernikahan yang dijelaskan dalam surat Ar-Ruum ayat 21.
1.      Sakinah
Sakinah berarti tenang. Berawal dari kecenderungan hati terhadap seseorang, melalui pernikahan pasangan akan mendapatkan ketenangan. Pasangan akan menerima setiap kekurangan dan kelemahan satu sama lain dan akan menumbuhkan rasa saling percaya serta menyadari bahwa sebenarnya jodoh tidak mungkin sama.
2.      Mawaddah
Merupakan fitrah ketertarikan fisik dan biologis. Alasan seseorang mencintai dilihat dari kecantikan, keturunan, kekayaan, seksualitas, dan biologisnya. Masa ini tidak akan dapat bertahan lama.
3.      Rahmah
Pasangan akan tetap mencintai satu dengan yang lain meski tak lagi merona. Kecantikan dan hal-hal yang berkaitan dengan fisik seseorang mulai menjadi tidak menarik. Keterbatasan fisik tidak menjadi masalah. Menerima setiap keterbatasan-keterbatasan satu sama lain karena rahmah adalah cinta yang dewasa, kekal dan welas asih.
 Jadi H- berapa menuju pernikahanmu kawan? Sejauh apa persiapanmu? Karena pernikahanmu adalah sejarah, tempatmu mengasah jiwa, menyatukan yang berserak. Menambah bakti pada dua pasang orang tua, mempererat keluarga. Maka luruskan niat, mari menjemput jodoh dengan jalan yang sebenar-benarnya Allah ridhoi.
0 notes
srirhy ¡ 8 years ago
Text
Merajut Cinta dan Cinta Bersama Hingga ke Surga
Keindahan dan kebahagian. Dua kata yang tersirat ketika menggambarkan tentang pernikahan. Membayangkan menikah saja bahkan dapat memberikan suasana keceriaan dan kegembiraan, apalagi jika pernikahan itu benar-benar terlaksana. Sebenarnya gambaran tersebut tidaklah salah, hanya saja masih kurang. Karena setelah menikah, pasangan suami istri akan menghadapi realitas kehidupan yang panjang dengan segala perubahan dan suka dukanya.
Pada tahun 2014, kasus perceraian di Indonesia sebesar 9771 dan meningkat pada tahun 2015 yakni sebesar 10.360. Pada tahun 2016, ada 11.723 kasus. Dari tahun ke tahun kasus perceraian di Indonesia mengalami peningkatan. Penyebabnya antara lain faktor ekonomi, ketidakharmonisan, tidak bertanggungjawab, pihak ketiga, KDRT, dan beragam kasus lainnya (Pengadilan Negeri Jakarta). Bahkan pada tahun 2017, berkembangnya teknologi media sosial menjadi akibat perceraian. Mengganggu quality time, sebagai media perselingkuhan dan mengumbar masalah rumah tangga merupakan dampak negatif media sosial bagi pasangan. Bahkan, seseorang dapat membandingkan hubungan dengan pasangan lain akibat media sosial. Oleh karenanya perlu strategi dalam merajut cinta dan cita agar dapat bersama hingga ke surga.
Menguatkan pondasi keluarga adalah salah satunya. Karena menikah tidak hanya bermodal cinta tapi perlu berbekal motivasi, keyakinan, komitmen dan visi misi yang jelas. Menikah bukan hanya bertujuan untuk bersenang-senang. Menikah adalah ibadah. Menikah adalah menyeleraskan isi kepala dua insan yang berusaha merajut cinta dan cita agar tak hanya bersemi di dunia, tetapi hingga ke surga.
Langkah selanjutnya adalah bersama melewati tahapan dalam hidup berumah tangga. Setiap pasangan akan melewati sejumlah tahapan dalam kehidupan rumah tangganya. Akan tetapi, antarpasang tidak selalu sama. Ada yang melewatinya dengan lengkap, dan ada yang terputus tidak sampai pada tahap akhir. Waktu untuk melewati suatu tahapan pun berbeda-beda, begitu pula dalam menyikapi setiap tahapan yang terjadi. Bahkan ada pasangan yang tidak mengetahui di tahap mana mereka sedang berada.
Tahapan-tahapan dalam pernikahan tersebut dijelaskan oleh Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis marriage and relationship educator and coach. Beliau menyatakan ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan pernikahan. Perubahan dari satu tahap ke tahap selanjutnya tidak memiliki batas waktu yang pasti.
Berikut ini adalah lima tahap perkembangan dalam kehidupan pernikahan yang secara umum akan dialami oleh pasangan suami istri.
Tahap Pertama : Romantic Love: “Darling I Love You Full”
Romantic Love adalah tahap pertama kehidupan pernikahan yang diwarnai oleh keindahan yang tak terlukiskan oleh kata-kata. Pasangan suami dan istri merasakan hal yang tidak akan terulang. Perasaan cinta yang menggebu-gebu dirasakan oleh pasangan. Semuanya terasa indah. Namun, tahapan ini terbatas oleh waktu sekitar 3-5 tahun. Oleh karena itu, nikmati semaksimal mungkin masa-masa indah ini. Lakukan berbagai macam aktivitas romantis bersama pasangan tercinta. Nikmati dengan optimal, karena tahap ini ada batasnya. Tidak akan berlangsung selamanya.
 Tahap Kedua : Dissapointment or Distress: “Kok Ternyata Begitu?”
Jika romantic love membuat pasangan suami istri serasa berada di atas langit dengan taburan bintang, maka pada tahap dissapointment ini mereka merasa mulai turun ke bumi. Mulai saling kecewa satu sama lain, bahkan di level tertentu merasa ada kebohongan. Pasangan merasa kaget baik yang berkaitan dengan kepribadian, karakter, sikap, perilaku dan kondisi-kondisi lainnya. Hal inilah yang dapat membuat pasangan memasuki kondisi yang ekstrem, dimana suami istri tidak bisa menerima kekurang dan kelemahan pasangan.
Pada tahap ini, pasangan suami istri memerlukan pertimbangan yang rasional, tidak perlu merasa kecewa yang berlebihan dengan menyesuaikan harapan. Jangan memastikan sesuatu yang belum pasti. Fase ini harus dihadapi dengan cepat. Belajar menyesuaikan diri dengan pasangan. Belajar menerima kekurangan pasangan. Belajar menurunkan ego untuk kebaikan bersama.
 Tahap Ketiga : Knowledge and Awareness: “Oh, Kamu Seperti Itu Ya...”
Di tahap ketiga ini  pasangan suami istri mulai mengamati dan memahami. Seiring masa interaksi yang lama, suami dan istri lebih saling mengenal satu dengan yang lain baik karakter dan kepribadiannya. Pengenalan yang lebih baik akan disertai pembelajaran yang lebih baik. Tahap ini bisa berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga berfungsi sebagai pendewasaan hubungan dengan pasangan. Proses saling mengenal secara lebih mendalam, saling mengerti dan memahami, sehingga akan sampai kepada pengetahuan yang inti tentang diri sendiri dan pasangan.
 Tahap Keempat: Transformation: “Aku Semakin Membutuhkanmu”
Tahap keempat mulai menerima kekurangan dan kelemahan pasangan, berdamai dengan kekurangan. Suami dan istri pada tahap ini akan berusaha membahagiakan hati satu dengan yang lain, mampu menyikapi setiap perbedaan dan konflik yang terjadi, mengendalikan emosi dan menundukkan ego.
 Tahap Kelima: Real Love: “Aku Mencintaimu Seperti Apapun Dirimu”
Tahap kelima sudah mulai terbentuk chemistry. Pasangan suami istri dipenuhi dengan keindahan dan kebahagiaan. Terasa seperti pengantin baru lagi. Kembali merasakan jatuh cinta lagi. Inilah cinta yang dewasa.
Jarak yang terbentang antara akal laki-laki dan perasaan perempuan yang menjadi persoalan rumah tangga, kunci untuk menyelesaikan setiap tahapan persoalan dalam rumah tangga yaitu nikmati tahap 1, lewati tahap 2 dengan cepat, berusahalah bersungguh-sungguh memahami, masa terpanjang pernikahan hendaklah dilewati dengan tahap real love.
Mengenal bahasa cinta pasangan juga menjadi strategi dalam merajut cinta dan cita. Pada dasarnya setiap orang memiliki tanki cinta. Apabila orang tersebut dapat mengisi tanki cinta dengan tepat, akan meluberkan cintanya kepada suami dan anaknya dan menjadi manusia paling bahagia. Bahan untuk mengisi tanki cinta dinamakan bahasa cinta. Bahasa cinta setiap orang berbeda-beda. Menurut Gary Chapman, ada 5 bahasa cinta yaitu:
1.      Kata-kata apresiasi
Pemilik bahasa cinta ini akan merasakan sangat dicintai apabila ia mendapatkan pujian, atau kalimat-kalimat yang membangun. Hari-hari akan terasa indah apabila mendapatkan sapaan dan pujian yang membangun.
2.      Waktu berkesan
Bagi seorang dengan bahasa cinta ini, yang penting adalah kebersamaan. Waktu yang dihabiskan bersama pasangan jauh lebih membuatnya merasa tenang dan dicintai.
3.      Hadiah
Seseorang akan merasa dicintai apabila pasangan memberikan hadiah. Bukan soal harga, tidak masalah walau kecil dan sederhana karena bagi pemilik bahasa cinta ini hadiah adalah bentuk perhatian yang nyata.
4.      Pelayanan
Pemilik bahasa cinta ini senang dengan berbagai bentuk pelayanan dan bantuan yang diberikan pasangan. Penyampaian cinta diberikan melalui pelayanan yang terbaik kepada pasangannya dan itu sangat membahagiakan.
5.      Sentuhan fisik
Pelukan memberikan dampak positif dalam memperkuat hubungan. Seseorang dengan bahasa cinta ini akan merasa bahagia apabila mendapatkan sentuhan fisik baik belaian, genggaman, pelukan dari pasangannya.
 Langkah selanjutnya adalah menyesuaikan harapan dengan pasangan agar tidak merasakan kecewa yang berlebihan. Komunikasi sangat penting dalam menjalin hubungan. Diskusikan apa harapan masing-masing. Karena setelah menikah, kita tidak bisa lagi menjadi diri sendiri tapi harus menjadi seseorang yang diharapkan pasangan. Suami istri harus menerima pengaruh pasangan, harus menyatu bukan saling memisah, dan mencari titik temu dari setiap perbedaan.
0 notes
srirhy ¡ 8 years ago
Text
Sadar atau tidak
Sadar atau tidak, kita hidup di zaman dimana kita diperdaya oleh handphone. Hampir semua orang sekarang mempunyai handphone, tidak hanya satu bahkan dua. Untuk apa? Saya serin melihat dua orang saling duduk berhadapan, tidak berbicara sama sekali, karena salah satu atau keduanya sibuk berkutat dengan handphone. Kalaupun harus bicara akhirnya tidak nyambung dan muncul sikap tidak lagi peduli.
Ngaji, main handphone. Bekerja, main handphone. Belajar, main handphone. Makan, main handphone. Di tengah keluarga, main handphone. Tidak bisa hidup tanpa handphone. Ketika handphone menjadi candu. Ketika punya masalah bukan lagi mendatangi keluarga yang dekat untuk menemukan solusinya tetapi malah membahasnya di sosial media yang rasanya kurang afdhal jika tidak dipublish. Manusia menjadi ada tapi tiada. Hidupnya hanya seputar dunia dalam ponselnya.
Tahu kisah sahabat Rasulullah Uwais Al-Qarni. Ia bukan siapa-siapa di dunia bahkan jarang sekali yang mengenal dia. Tapi kau tahu di kalangan penduduk langit, di kalangan para malaikat namanya sangat terkenal. Amal ibadahya memang sudah tidak diragukan lagi, pengorbanan pada ibunya begitu besar, ia rela menggendong ibunya agar mampu berangkat haji. Amalan hariannya juga tak kalah hebat, tapi manusia mana yang mengerti kisah hebatnya pada masa itu?
Tidak ada. Tapi kisah hebatnya terkenal di kalangan penduduk langit. Uwais tak mengenal tuntutan terkenal di dunia. Diakui orang banyak. Tapi, semata-mata hanya mengharap ridha Allah. Dan terbukti, penduduk bumi memang tidak mengenalnya tapi penduduk langit tahu.
Ya, mari kita menjaga harga diri kita, menjaga kehormatan, menjaga iffah sebagai perempuan. Untuk apa terkenal di dunia maya, tapi di dunia nyata tidak ada yang mengenalmu. Untuk apa terkenal di dunia tapi penduduk langit tidak mengenalmu.
0 notes
srirhy ¡ 8 years ago
Photo
Tumblr media
Barokallah Mbak Alya dan Mbak Tifa ^^ Hasil karya mewarnai yang luar biasa ini salah satunya mengantongi piala juara 1, Masya Allah.. Sukses terus ^^ Bahagianyaaa :')
0 notes
srirhy ¡ 8 years ago
Quote
Ini tentang kesempatan yang diberikan oleh Allah, tentang sebatas waktu yang telah dipercayakan kepada kita, dan ada pertanggungjawaban di setiap detiknya
Jazakillahu khaiir ^^
0 notes
srirhy ¡ 9 years ago
Text
Welcome Back
0 notes
srirhy ¡ 10 years ago
Quote
Pada akhirnya, ALLAH lah yang menentukan semuanya, seingin apapun kita pada sesuatu hal, ALLAH lah yang mampu memberikannya, juga menjauhkannya dari kita
Fauzan Arif (via fauzan-arif)
318 notes ¡ View notes
srirhy ¡ 10 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sudah sholat, Sejawat?
3K notes ¡ View notes
srirhy ¡ 10 years ago
Quote
Seandainya setiap orang mengetahui kalau terkenal dilangit lebih menjanjikan daripada mereka-mereka yang ingin terkenal dibumi. Bahwa, setiap jarak 5cm dilangit, ada malaikat yang bersujud kepada Allah. Dan dibumi, setiap orang saja paling tidak jaraknya 1 meter. Belum lagi kalau terkenal diakhirat tidak ada ruginya. Malah banyak itu pahalanya. Lagi, terkenal didunia ribet, privasi susah dijaga. Ada aja gitu gosip tentang kita.
Masih ada niatan buat terkenal di dunia? (via nailymakarima)
12 notes ¡ View notes
srirhy ¡ 10 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
41429
Daisy
239K notes ¡ View notes
srirhy ¡ 10 years ago
Quote
Akan selalu ada seseorang yang lebih dari aku, entah fisiknya, entah perilakunya, entah ketaatan pada agamanya, aku hanya perlu mencari yang tak peduli dengan itu dan mau bersamaku serta menjadikanku lebih baik dari aku yang terdahulu
Fauzan Arif (via fauzan-arif)
423 notes ¡ View notes
srirhy ¡ 11 years ago
Photo
Tumblr media
Kalo Cinta pada Manusia, dia akan mati. Kalo Cinta pada harta, diakan habis. Kalo Cinta pada jabatan, dia akan berakhir. Kalo Cinta pada dunia, dia akan kiamat
maka Cintailah yang memiliki segalanya ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA
61 notes ¡ View notes