Tumgik
stuck-on-bart · 7 years
Photo
Tumblr media
3 notes · View notes
stuck-on-bart · 7 years
Text
Kebinekaan yang Masih Awet Menjadi Gimmick (Studi Kasus pada Mimi Peri sebagai Influencer yang Nyentrik)
Tumblr media
Tulisan ini dibangun setelah melihat suatu thread di twitter yang ditulis oleh @moehammadrifki tentang seorang influencer yang populer dengan nama Mimi Peri.
Pada thread tersebut dijelaskan bahwa Mimi Peri merupakan representasi individu dalam penguasaan diri tertinggi karena bisa bangga dan cinta menjadi dirinya sendiri di platform publik yaitu instagram yang dominan menampilkannya secara visual. Tidak banyak yang bisa menjadi seperti dirinya, berani menjadi orang yang siap menerima kritik saat jujur dalam menampilkan dirinya sendiri.
Thread tersebut seolah menyadarkan bahwa selama ini kita memang selalu berusaha mengubur jati diri agar memiliki image yang acceptable. Berbagai jenjang pendidikan pun juga 'hanya' mengajarkan kita untuk menjadi individu yang bisa di approve oleh masyarakat, mulai dari pendidikan di rumah hingga perguruan tinggi.
Kita diminta belajar calistung sedari piyik, kemudian masuk sekolah favorit, dilanjut dengan keharusan mendapat ranking, lalu masuk ipa, hingga memaksa diri masuk kampus negri. iya gak?
Dalam berpakaian pun kita tidak cukup berani dalam berekspresi,
"lo emang siape berani-beraninya gaya nyentrik semau lo?"
Begitulah kira-kira sentimen yang biasa dilakukan dalam kasus Mimi Peri atau kepada sodara yang berbeda lainnya akibat terlalu jujur mengekspresikan diri.
Seolah untuk nyentrik menjadi diri sendiri harus memiliki legitimasi terlebih dahulu sebagai selebgram, fashion blogger, desainer, hingga menteri kelautan.
Saya di twitter mengikuti akun @howtosuitup. akun tersebut berbagi tentang cara berpakaian supaya terlihat kece menurut 'mereka' atau lebih tepatnya kece menurut butik mereka. Mulai dari mix and match warna celana dan sepatu hingga melipat lengan kemeja yang benar.
grrr lipet lengan kemeja aje diatur atur!!
Tujuannya memang tidak salah, yaitu untuk menjadikan seorang pria berdandan stylish dan manly.
Tetapi darimana legitimasi stylish dan manly itu dibentuk? Siapa lagi kalo bukan oleh mereka yang yang berkepentingan yaitu para penyuplai sandang.
Mereka men-delivery hal tersebut lewat fashion show, majalah, film hingga endorsement. masyarakat yang tadinya awam akan terbiasa akibat terpaan yang diberikan terus menerus. Berdasarkan teori Advertising Exposure (Batra, Myers, and Aaker, 1996) apabila konsumen terkena terpaan iklan maka akan tercipta perasaan dan sikap tertentu terhadap merek yang kemudian akan menggerakkan konsumen untuk membeli produk.
Oiya berdasarkan asumsi saya, serial film netflix Stranger Things yang berlatar tahun 80an juga merupakan salah satu propaganda pada segmen fashion, dengan jalan cerita yang b aja namun publikasi yang mentereng pada setiap sosmed oleh berbagai influencer, maka kita mau menikmatinya sambil melihat peragaan berpakaian dan kehidupan tahun 80an.
Tokoh Steve Harrington, Max dan Dustin berperan sangat menonjol dalam propaganda berpakaian ala 80an dan hal tersebut tidak akan aneh apabila dipraktekkan untuk saat ini karena kita sudah memiliki pihak yang menjadi instrumen penyesuaian dan disukai oleh banyak pihak.
Kesesuaian atau perilaku konformitas selalu dominan dalam mengambil keputusan saat memilih jati diri, terutama bagi kalangan remaja. Menurut Kartono dan Gulo (2000), Konformitas adalah kecenderungan untuk dipengaruhi tekanan kelompok dan tidak menentang norma-norma yang telah digariskan oleh kelompok. individu melakukan konformitas terhadap kelompok hanya karena perilaku individu didasarkan pada harapan kelompok atau masyarakat.
Namun idealnya norma sosial bukan menjadi alasan bagi masyarakat yang kesulitan dalam menghadapi individu yang berani beda, berani jujur, dan berani mengekspresikan diri sendiri. Malahan bukan juga melalui kritik yang lebih kearah cyber bully.
Tulisan ini dibuat bukan untuk justifikasi sebuah patologi sosial yang dianggap makin merebak saat ini, namun hanya ingin menyadarkan bahwa masing-masing individu memang unik dan berbeda.
Norma mengatur supaya perbedaan dalam masyarakat tidak menimbulkan kekacauan atau ketidaktertiban yaitu sebagai sistem pengendalian sosial. Tapi sayangnya cyber bully yang dilakukan demi upaya pengendalian sosial juga masuk dalam kategori patologi sosial.
Jangan sampai kita terbiasa melakukan faking good hanya sebagai upaya mencari approval di masyarakat.
Norma sosial tetap harus dihargai, hal itu juga sebagai upaya kita menjaga keteraturan yang ada dalam masyarakat. hal ini juga bukan berarti membuat kita lupa untuk selalu kritis demi terciptanya civil society atau masyarakat madani. Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat madani adalah masyarakat yang majemuk namun bersatu dalam sikap toleransi satu sama lain. Dan secara khusus masyarakat madani dicirikan sebagai masyarakat yang dibangun oleh Rasulullah SAW ketika membangun peradaban Islam dikota madinah 
Perujukan terhadap masyarakat Madinah sebagai tipikal masyarakat ideal bukan pada peniruan struktur masyarakatnya, tapi pada sifat-sifat yang menghiasi masyarakat ideal ini. Seperti, pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar maupun persatuan dan kesatuan. Adapun cara pelaksanaan amar ma’ruf nahi mungkar adalah dengan hikmah, nasehat, dan tutur kata yang baik. Dalam rangka membangun “masyarakat madani modern”, meneladani Nabi bukan hanya penampilan fisik belaka, tapi sikap yang beliau peragakan saat berhubungan dengan sesama umat Islam ataupun dengan umat lain, seperti menjaga persatuan umat Islam, menghormati dan tidak meremehkan kelompok lain, berlaku adil kepada siapa saja, tidak melakukan pemaksaan agama, dan sifat-sifat luhur lainnya. (Badar, 2013)
Semoga kebinekaan atau keberagaman bisa lebih konkrit dalam implementasi dan tidak melulu menjadi komoditas yang hanya menjadi alat simbolik dan politis terhadap satu segmen saja, tetapi juga untuk hal lainnya seperti menghargai perbedaan karakter manusia, menghargai orang yang memiliki preferensi minat yang unik, hingga menghargai orang yang meminta jalan saat keluar gang.
mengerem dan berhenti 10 detik saat memberi jalan kepada orang berkendara yang ingin keluar dari gang tuh gak rugi-rugi amat kok, pun juga dengan ngasih nyinyir kepada orang-orang yang jujur, unik dan berbeda gak akan bikin laba meningkat layaknya biskuit khongguan saat lebaran.
3 notes · View notes
stuck-on-bart · 7 years
Text
Pilkada 2018: Upaya Menjadi Underdog dengan Meredupkan Spotlight dan Menyiapkan Kejutan
Tumblr media
Awal tahun 2018 menjadi agenda yang riweuh bagi banyak orang, ada yang liburan, resign kerja hingga mereka yang menyiapkan agenda politik. Bagi mereka yang berkepentingan pada politik nasional, tahun 2018 akan menjadi warming up yang sempurna menjelang Pemilu 2019.
Bayangin aja, akan ada 17 pemilihan Gubernur, 39 pemilihan walikota, dan 115 pemilihan bupati. Woooah..!
Nah, meski banyak banget agenda pemilihan, tapi tenang aja, ruwetnya Pilkada DKI 2017 lalu sulit terulang. Hal ini bisa dilihat dengan komposisi koalisi yang beragam di tiap daerah. Memang, Pilkada DKI sukses membuat polarisasi dan membentuk masing-masing kubu, tapi sayangnya politik itu terlalu dinamis dan gak ada alasan untuk tidak saling kerjasama meski secara historis terdapat diferensiasi yang benderang.
Alhasil, di Jawa Barat sudah ada Demokrat yang berdampingan dengan Golkar, serta di Jawa Timur  dan Sulawesi Utara pun PKS tidak gengsi merapat dengan PDIP.
Komposisi koalisi mempengaruhi kerja konsultan politik dan para buzzer-nya di sosial media. Keputusan koalisi ini juga akan mempengaruhi eskalasi yang sudah dijalankan dan akan merubah halauan dalam sekejap. Jadi gak usah heran bila lihat pihak yang tadinya gontok-gontokan bisa tiba-tiba mesra saling bahu-membahu.
Pilkada DKI dan Banten pada 2017 menyadarkan banyak orang bahwa menjadi incumbent dan calon terkuat adalah posisi yang tidak selalu aman dan tidak juga nyaman. Nyatanya, semakin anda mendapat spotlight, maka kelemahan anda juga semakin terlihat oleh rival. Spotlight juga yang menyebabkan mata para konstituen buram terhadap program kerja yang ditawarkan, belum lagi ditambah dari kelemahan delivery terkait program kerja oleh tim pemenangan yang sudah terlanjur terlena dengan elektabilitas tinggi.
Namun, spotlight tetap dibutuhkan apabila ditambah dengan efek kejutan. Rumus ini akan semakin dinikmati oleh masyarakat Indonesia yang memang kesehariannya mendapat asupan gosip, sinetron, dan lambe turah.
Itulah mungkin yang jadi alasan beberapa partai besar terutama di tiga provinsi pulau jawa sengaja me-launching para jagoannya tidak sedari awal sebagai upaya meng-keep dari godaan spotlight terlalu besar dan juga untuk menahan laju jenuh publik yang saban hari liat baliho segede gaban, sembari membuat kejutan pada akhir pendaftaran tanggal 10 Januari 2018.
Hipotesis ini menguat setelah Jawa timur yang terlihat adem ayem dibanding jawa barat merasakan efeknya, calon wakil gubernur yaitu Azwar Anas terpaksa mundur akibat tersebarnya skandal foto yang melibatkannya.
Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan eskalasi politik yang ada di Jawa Timur. Baliho besar milik pasangan Gus Ipul-Mas Anas yang sudah tersebar diseluruh kota kabupaten di Jawa Timur pun mulai perlahan diturunkan. Koalisi Gus Ipul terlihat melemah , tapi publik juga mulai simpati dan menanti kabar apa yang terjadi dari koalisi ini. Sementara pihak rival yaitu Khofifah-Emil Dardak makin minim mendapat perhatian publik.
Ini yang disebut sebagai upaya menjadi underdog.
Bisa jadi, perubahan eskalasi itu merupakan bagian dari setting eskalasi yang sudah dibuat oleh tim pemenangan itu sendiri.
Sementara itu yang dilakukan Ridwan Kamil di Jawa Barat juga patut dapat perhatian. Asumsi ini memang tidak populer dan kebanyakan orang merasa kasihan kepada blio yang sehabis ditinggalkan Golkar lalu dilanjut dengan cobaan kesulitan mencari pasangan wakil gubernur. Dengan kelebihan yang dimilikinya dan setelah ditinggalkan golkar, sepertinya ia dan tim pemenangan sadar bahwa spotlight yang dimilikinya di sosial media terlalu dominan di antara rival-rival yang lain. Ambisius merupakan citra yang terbentuk untuk akhir-akhir ini, dan ia pun meredamnya dengan mengulur waktu launching pasangan serta dengan publikasi-publikasi prestasinya di Bandung.
Kini Ridwan Kamil menjadi underdog diantara rival lainnya yang berasal dari koalisi partai-partai besar. Tetapi, Ridwan Kamil memiliki senjata ampuh yaitu kejutan dengan dukungan spotlight-nya yang sengaja diredupkan lalu bisa dinyalakan secara benderang sesuai rencana.
Lalu drama lainnya di Jawa Tengah adalah incumbent menjadi sosok calon yang kuat tanpa melakukan gencar pencitraan seperti pada umumnya. Ganjar Pranowo memang pada tahun 2017 mendapat prestasi-prestasi ajaib diantaranya tersangkut kasus korupsi ktp-el dan kasus HAM dalam izin pembangunan pabrik semen . Hal tersebut yang membuat blio dihilangkan dari hingar bingar oleh buzzer-buzzer penguasa.
Bayangkan bila Ganjar Pranowo serta PDIP dalam pencalonannya disediakan spotlight oleh media? Secara tidak langsung itu merupakan bunuh diri sebelum launching pencalonan. Spotlight sengaja dimatikan. Duel dibiarkan berimbang antara Ganjar Pranowo dan Sudirman Said, masing-masing wakil mereka pun berasal dari kekuatan akar rumput yang dimiliki keduanya.
Semoga 2018 menjadi tahun yang baik bagi politik di Indonesia dan bisa lihat kejutan-kejutan yang terjadi selanjutnya.
Layaknya Aher mengagetkan Pilkada Jabar, Jokowi memenangkan Pilkada DKI, Bima Arya terpilih sebagai Walikota Bogor, dan Anies-Sandi yang mengejutkan suhu politik nasional dengan menang pada Pilkada DKI.
5 notes · View notes
stuck-on-bart · 7 years
Text
you never really know what you can endure until you're forced to do so
0 notes
stuck-on-bart · 7 years
Text
life ain't for rookies
pada suatu masa, aku pernah memperhatikan anak tangga terakhir untuk memastikan bahwa kamu muncul dari buaian khayal selama bermenit-menit lama menanti.
pada masa yang lain, adik ku bercerita tentang kisahnya yang sanggup bertahan pada satu orang selama 8 tahun lamanya.
aku meremehkan sekaligus iri, bisa ya bertahan 8 tahun? ku iri tak pernah punya alasan kuat untuk selalu kuat bertahan. untuk sekedar menjadi puitis terhadap satu orang pun aku tak pernah sanggup. dan untuk mengungkapkan dalam tulisan pada kali ini juga tidak mudah.
pernah suatu masa ku sadari bahwa ku jatuh terlalu dalam pada lubang seseorang, tapi ternyata sangat mudah untuk bangkit menuju masa peralihan.
tak ada yang salah pada keduanya. usahlah kasihan terhadap manusia seperti adik ku yang sanggup bertahan pada harapan. usahlah juga memberi label kepada manusia seperti ku.
tiap fikiran memiliki definisi masing-masing.
namun sayangnya hal ini tak bisa diupayakan oleh para pemain baru. the rookies.
2 notes · View notes
stuck-on-bart · 7 years
Text
Cupet
dizaman yang penuh clickbait ini individu semakin meremehkan kerja otak dalam berfikir. apapun yang relate dengan diri pasti didukung, begitupun dengan yang kontra akan dipukul habis habisan.
ada psikolog yang terjun ke politik, dinyinyirin. padahal banyak masalah kesehatan mental yang berasal dari pengambil kebijakan di ekskutif dan legislatif.
ada arsitek yang aktif banget gerak di lsm lingkungan, kena nyinyir juga. padahal akibat pembangunan yang asal tabrak hukum dan memiliki konsekuensi jangka panjang menyebabkan tata ruang kota yang semrawut.
adapun guru yang kena nyinyir akibat aktif di sosmed sepanjang hari dan dikata ga sadar umur karena terlalu akrab dengan muridnya, dan absurdnya pada saat yang sama mereka juga mengeluhkan strategi pendekatan terbaik guru ke muridnya.
sudah bukan saatnya lagi kita melihat suatu masalah secara parsial dan subjektif.
kadang tak jarang juga mengeluh kepada orang yang konservatif, bigot, atau fundamentalis, tapi dilain sisi kita juga berada di posisi yang sama, hanya dimensinya yang berbeda.
1 note · View note
stuck-on-bart · 7 years
Quote
BANGSAT!
ini adalah diksi yang ‘gue banget’. tapi sayangnya dunia ini bukan melulu tentang keseruan gue atau lo aja sebagai manusia. maafkan atas diksi ini yang terlalu radikal keberadaannya diantara diksi-diksi puitis manis nan eksotis yang ada di ruang lintas tumblr.
so, kebebasan berpendapat juga harus mengikuti norma dan etika yang berlaku. mari sayangi teman, kurangi lawan, dan tak usah selalu repot untuk menjadi sosok idaman
0 notes
stuck-on-bart · 7 years
Text
aha! for 2018
Dulu ku sempat ingin menjadi orang yang bersahaja, tapi sepertinya aku lebih dulu harus mendapatkan kebahagiaan menjalani hidup,
Lalu ku menyusuri perjalanan sembari mengais kebahagiaan, namun sepertinya aku merasa aneh..
Aha! sepertinya aku mesti tajir supaya bahagia.
Jadi, apabila ingin mencapai suatu level tertentu, maka lalui terlebih dahulu level yang terdekat agar tidak melompat ke titik ekstrem dengan sia-sia.
Makmur merupakan syarat, bahagia adalah wajib, dan bersahaja sebagai bentuk paripurna.
2018, bismillah
0 notes
stuck-on-bart · 7 years
Text
nyatanya tidak semua jawaban atas segala gelisah itu memuaskan. ada yang memang harus dikeluarkan dari pusaran otak, namun ada juga yang harus dibiarkan saja berakhir dalam browser pencarian.
1 note · View note
stuck-on-bart · 7 years
Photo
Tumblr media
tak ada yang lebih menyedihkan melihat pemimpin terbuai nan terpesona dengan jabatan dunia yang sedang ia genggam. menjadi buta akan keadilan secara otomatis, lupa untuk membentuk kemakmuran hati dan materi sesuai janji. tak ada alasan untuk berlebihan menyambut kehadiran pemimpin baru. kepemimpinan bukanlah hal yang simbolik, tapi ia adalah sebuah proses panjang yang menghasilkan berbagai subtansi dan berpengaruh terhadap banyak orang. tak ada hal yang lebih mengerikan daripada menggantungkan harapan pada satu pemimpin, mereka bukanlah u malaikat apalagi jin baik. membuat buta hingga kita segan untuk memberi kritik. selamat bertugas pak anies dan pak sandi. semoga surga menjadi visi dan dakwah menjadi misi. tak boleh ada satupun orang yang terzolimi, amanah dijauhi dari fitnah yang keji, dan menjadi kisah yang patut di teladani oleh berbagai generasi.
1 note · View note
stuck-on-bart · 7 years
Text
Menatap
Setelah diperhatikan dengan baik-baik, ternyata rupa pantulan itu tidak baik-baik amat. Saya melihat sosok bodoh dan sombong disana. Caci maki sudah puas saya lontarkan kepadanya. Ia selalu merasa digdaya padahal selalu tak berdaya. Selalu berkata bisa padahal ucapanya hanya seperti busa, iya seperti busa cucian bodi mobil yang seakan terlihat bersih dan wangi padahal kotor penuh dengan  milyaran kuman. Fyuh.
Hari ini ia kalah, akibat kesombongan dan ketidakberuntungan kapasitas dirinya. Intinya sih ia memang kalah, bahkan kalah telak. Ingin ia memukul saya, tapi ia takut tangannya berdarah, ia takut silaturahim tangannya dengan si qwerty terputus. Memang cupu!
Katanya, hidup tak adil. Goblok sekali ia baru sadar.
Menurutnya, bahagia tidak dibagikan secara merata, lalu senyuman hanya berfungsi untuk menutupi kepedihan. begitupun dengan tertawa, nyatanya tertawa memiliki limit dan membuat orang lain tertawa hanya memiliki fungsi untuk menyembuhkan luka diri sendiri. Semua fana, yang abadi hanya ketidakadilan.
Apalagi jika ia sedang melihat seseorang yang bisa makan apa saja dan tetap memiliki badan ideal. Makin merasa tak adil saja dunia ini, Rasanya ia seperti mau lari 10 km bersama ikan sapu-sapu yang super mager itu.
Sini tak kasih tau; hidup itu memang tak adil dan ketidakadilan itu lah yang membuat rasa sakitnya berjuang menjadi kenangan tak terbayang, yang membuat limit menjadi potensi, dan yang membuat kegagalan menjadi pengalaman.
Nikmati ketidakadilan itu. Berkawan lah sambil melawan.
0 notes
stuck-on-bart · 7 years
Text
Ombak masih terus berani diri membenturkan diri terhadap karang
Awan masih saja bertahan melawan sinar matahari
Kerikil juga terus mempertahankan diri agar tak terbelah kembali
Selagi aku belajar untuk berada di sisimu, aku tak akan pernah berpura-pura tegar seperti ombak, awan, dan kerikil.
0 notes
stuck-on-bart · 7 years
Text
masih menjadi jika
jejak peristiwa sudah kita ukir dengan peluh keringat yang menjadi saksi seberapa banyak memang tak akan bisa pernah memuaskan
kala senja mulai menabur bintang dengan gelap yang semakin membuat indah gemerlapnya kamu semakin hari membuatku sadar betapa berharganya memilikimu dengan abu-abu kamu malah semakin cantik
lelah pasti surut apalagi melihatmu tersenyum kala bersamaku
0 notes
stuck-on-bart · 8 years
Text
Sepertinya kamu sedang rapuh
Dan bodohnya aku hanya bisa menebak dengan kata “sepertinya”
Lebih bodoh lagi aku tidak berada disisimu saat ini
 Dan bulan malam ini sendu
Ia tak bundar lagi cerah seperti imajinasi para anak kecil
Namun ia tetap bisa di nikmati oleh para pengagumnya
Dengan ia tampil sederhana, ia juga tetap terlihat menawan
 Kamu memang bukan bulan
Bahkan kamu takbisa menyamai bulan yang selalu bersinar dan menawan meski ia sendu
Dan sebab itulah aku mencintaimu
1 note · View note
stuck-on-bart · 8 years
Quote
jika masyarakat Indonesia tetap dan selalu menjadikan partai politik sebagai lakon antagonis dalam drama demokrasi, maka sama halnya kita telah menyalahkan tong sampah sebagai penyebab penyakit, bukan sampah yang ada di dalamnya.
Whinda Yustisia Sabri via selasar.com
15 notes · View notes
stuck-on-bart · 8 years
Text
Untouchable Miras
Tempo hari lalu di Kota Depok, anak punk bernama Jimmy Purba sukses menusuk wanita yang dijambretnya dengan taring babi, dan ternyata aksi Jimmy dipengaruhi miras berjenis ciu, ia menenggak 5 botol sebelum beraksi. Di Bengkulu, wanita berumur 14 tahun bernama Yuyun meninggal setelah diperkosa oleh 12 pemuda setelah mereka pesta Miras. Yuyun diperkosa secara bergantian. Bahkan ada yg sampe dua kali melakukannya. Coba fokus terhadap penyebabnya. Miras mendominasi pengaruh terjadinya perbuatan-perbuatan biadab tersebut! Tapi kesalahan miras disini seolah tertutup, terjadi banyak spin isu sana sini. Terutama dalam kasus Yuyun. Beberapa diantaranya yaitu isu Indonesia darurat pemerkosaan dan kekerasan seksual. Dalam kasus ini, kelainan psikologi serta pengalaman masa lalu para pelaku memang tak boleh dihiraukan, tetapi apa mereka akan menunjukan kelainannya ketika ia tidak menenggak Miras? Yang terjadi, miras menimbulkan ketidaksadaran dan ketidaksadaran membuat individu sulit mengendalikan diri. Ada yang masih ingat statemen pemimpin suatu provinsi yang menyebut bahwa minuman alkohol atau miras tidak berbahaya bahkan baik digunakan untuk pengobatan? Dan ia juga beranggapan bahwa perusahaan miras selalu memberi keuntungan besar bagi pendapatan pemprov. Statemen pembelaan itu keluar setelah ia bersama tim suksesnya terlihat sedang menenggak miras ramai-ramai dirumahnya. Ini mengkhawatirkan! Flashback sejenak, Rokok sudah sukses menjadi alat sosial di lingkungan kita, upaya-upaya yang mereka lakukan sejak lama terbilang sangat sukses hingga saat ini. Mereka masuk lewat aktor-aktor film, menjadi sponsor kompetisi sepakbola, menjadi sponsor event musik, menjadi sponsor pemerintah melalu pajak dan berbagai macam cara lainnya sehingga timbul rasa "kalo lo gak ngerokok, ya elo gak keren". Saat ini miras memang belum se-populer rokok dalam lingkungan sosial kita. Tetapi apa jadinya bila miras sukses juga menjadi alat sosial layaknya rokok? Berapa banyak lagi berita-berita tentang pemerkosaan, pencurian, penusukan, atau bahkan kecelakaan akibat miras. Saat ini sudah biasa mendapati anak-anak merokok dan mungkin di lima sampai sepuluh tahun lagi makin banyak anak kecil yang tanpa malu 'nyekek' botol bir dipinggir jalan atau minimarket. Jangan salahkan mereka! Salahkan diri kita yang diam dan takpernah memberi sanksi sosial, seperti kita dulu mendiamkan rokok. Kamu harus tegas terhadap miras! Tegas melawan dan melarang jika temanmu terbiasa menenggak miras. Jangan memakai tameng bahwa itu hak mereka atau tameng lainnya seperti membawa isu agama yang tidak melarang Miras, fikirkan penyebab setelah itu! Fikirkan apa yang ia lakukan ketika ketidaksadaran menguasai. Orang lain yang tidak bersalah juga akan merugi, jangan sampai ada Yuyun selanjutnya! Layaknya kamu tegas terhadap pengendara motor yang ugal-ugalan atau kepada ibu-ibu pengendara motor matic yang selalu mengganggu ketentraman jalan, langkah pertama yang kamu lakukan adalah mengklakson sebagai penanda dan kemudian menegurnya. Lakukan hal yang sama terhadap miras!
6 notes · View notes
stuck-on-bart · 8 years
Text
Anak Ikan Hiu
Ini cerita tentang nelayan, ia selalu kecewa setiap ia sampai ke pasar ikan dan pelelangan. Ia kecewa karena ikan-ikan hasil tangkapannya selalu teler dan tidak segar ketika sampai di pasar. Padahal ia sudah menempatkan ikan hasil tangkapan di sebuah bejana yang besar sehingga membuat ikan-ikan bergerak bebas. Tapi yagitu... ikan-ikannya tetep teler selama di perjalanan. Dan ia menemukan sebuah ide absurd dan tak biasa digunakan oleh rekan-rekan lainnya. IA MENARUH ANAK IKAN HIU DI BEJANA TEMPAT NGUMPULNYA IKAN-IKAN HASIL TANGKAPAN! Hasilnya brilian! Ikan-ikan hasil tangkapan selalu segar ketika sampai pasar dan pelelangan. Nilai jualnya tinggi. Anak ikan hiu membuat mereka selalu bergerak agar tak dimakan. Nelayan mengetahui bahwa konflik memiliki nilai positif, terutama aktor pembuat konflik. Ia sadar bahwa stabilitas dan kenyamanan memiliki celah yang besar untuk hasil produksi. Jadi, kamu jangan takut apabila didekat kamu terdapat anak ikan hiu. Bisa jadi anak ikan hiu itu yang membuat kamu sadar akan kekuranganmu, bukan ikan lainnya yang hanya sungkan ke kamu dan membuat kamu takpernah berkembang sekaligus lalai intropeksi. Ngeselin sih... Tapi ya mereka selalu membuat kita membumi dengan tamparannya. (terinspirasi dari tulisan di buku karya salahsatu abang terbaik saya di Surabaya)
6 notes · View notes