Text
Ja'far bin Muhammad, said: "Whoever honors you, honor him, and whoever disrespects you, honor yourself by being away from him." [Rawdah al 'Uqala, trans: Umar Quinn]
166 notes
·
View notes
Text
Haha same here.
Let people respect their own choices.
Not everyone takes the brightest road.
Some of us take the quieter one.
The one that doesn’t sparkle,
but holds us gently.
There are no good or bad decisions.
Only the ones we regret,
and the ones we learn to embrace.
Even the hardest path softens
when we walk it with patience.
Not because it gets easier—
but because we stop trying to escape it.
And when we stop asking for permission to belong,
the road becomes ours.
~ Dea, setiap kali pilihan hidupnya dipertanyakan orang lain 🤣
56 notes
·
View notes
Text
Sebab sejatinya hidup adalah tentang memilih lelah, maka pastikan lelahmu bernilai ibadah; yang membuat Allah rida, yang melapangkan jiwa dan yang balasannya surga, bukan lelah yang sia-sia apalagi terhitung dosa; yang membuat Allah murka, yang menyempitkan jiwa dan balasannya neraka.
“Demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya, merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syam: 7-10).
©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)
295 notes
·
View notes
Text
Speechless. Ngga ada yg bisa ngalahin indahnya bahasa Allah 🥹💛
Agar Kamu Tidak Bersedih
Ternyata di Qur'an tuh banyak banget kalimat-kalimat yang "aneh" dalam artian, "pasti ada maksudnya nih, ini mah bukan buatan manusia."
Jadi tadi aku notice potongan ayat, bagus banget.
"— karena itu Allah menimpakan kepadamu kesedihan demi kesedihan, agar kamu tidak bersedih hati (lagi) terhadap apa yang luput dari kamu dan terhadap apa yang menimpamu—"
Respons pertama saat baca kalimatnya adalah: Hah? 😧 Bentar.. nggak salah nih? Kesedihan demi kesedihan supaya nggak sedih? Hah? Gimana ceritanya? Memang istilah bahasa Arab yang dipakainya apa?
Ternyata untuk kesedihan demi kesedihan diksinya tuh "غَمًّا بِۢغَمٍّ" , sementara untuk bersedih hati pakai diksi "تَحْزَنُوْا". Berarti ada kesedihan yang berbeda kan?
Apa perbedaan antara: الحزن (al-huzn), الغمّ (al-ghamm), dan الهمّ (al-hamm)?
Huzn (الحزن) berkaitan dengan hal-hal yang telah berlalu (masa lalu).
Ghamm (الغمّ) berkaitan dengan hal-hal yang sedang terjadi (masa kini).
Hamm (الهمّ) berkaitan dengan hal-hal yang akan datang (masa depan).
Secara literal, "غَمّ" berarti menutupi, menyelubungi, atau menekan. Dalam konteks emosional, "ghamm" menggambarkan perasaan yang menutupi hati seseorang dengan beban berat.
Di ayat lain, "غَمّ" juga berarti awan/kabut yang meliputi. Cukup masuk akal, ketika di dalamnya kita jadi tidak dapat melihat ke depan maupun ke belakang. Di ayat lainnya lagi, bentuknya "غُمَّةً" artinya dirahasiakan. Masuk akal juga, karena ketika kita mengalaminya, kita nggak pengen dunia tau apa yang terjadi pada kita. Kita akan merahasiakannya serapat mungkin and act like everything is fine.
Aku menemukan bahwa "غَمّ" digunakan di 4 cerita di dalam Qur'an:
Nabi Musa setelah membunuh seseorang secara tidak sengaja dan menyadari dampak serius dari tindakannya yaitu menjadi buronan dan menghadapi risiko yang besar serta konsekuensi yang mungkin timbul.
Nabi Yunus setelah menyadari bahwa meninggalkan misi dakwah dan melarikan diri dari tanggung jawabnya telah menyebabkan dirinya berada dalam situasi yang sangat sulit, yaitu dalam perut ikan. Perasaannya mencekam dan tertekan akibat kesadaran atas kelalaian dan dampaknya terhadap tugas yang diberikan Allah.
Pasukan pemanah Uhud yang meninggalkan posisi mereka di medan perang Uhud menyadari bahwa ketidakdisiplinan mereka menyebabkan kekalahan yang fatal bagi seluruh pasukan dan mereka cemas terhadap hasil dari tindakan mereka.
Penghuni neraka yang merasakan cambuk dari besi dan berusaha keluar dari siksaan neraka.
Ada pola menarik dalam penggunaan ghamm di 4 cerita itu:
Semua terjadi karena kesalahan manusia itu sendiri (baik disengaja atau tidak). Jadi ghamm datang sebagai wake-up call dari Allah setelah tindakan yang membawa konsekuensi nyata. Kayak.. membangkitkan rasa fatal.
Gham muncul saat sadar akan akibatnya. Ghamm lebih dari sedih atau takut biasa, yang muncul karena "aku melakukan sesuatu, dan sekarang aku harus menanggungnya". Berarti ghamm hanya dapat terjadi pada orang yang taklif dan memahami konsekuensi atau hukum sebab-akibat.
Gham membuka jalan untuk reframing, taubat, dan perubahan (kecuali yang di neraka). Musa dan Yunus segera memohon ampun dan berdoa. Pasukan Uhud menerima koreksi dan pelajaran keras dari Allah. Bahkan penghuni neraka ingin keluar, tapi sudah terlambat.
Gham adalah kemurahan Allah sebelum hukuman akhir. Allah izinkan ghamm menimpa seseorang agar ia tidak terus terbuai, agar hatinya mencicipi "penyempitan" sebelum terlambat. Tapi jika tidak direspons dengan sadar dan taubat, barulah ia bisa berujung pada hukuman.
Jadi bayangin, ghamm itu kayak, "damn moment" yang rembetan konsekuensinya gede dan fatal.
"Gue udah ngelakuin ini, dan sekarang semuanya runtuh."
"Gue sadar banget salahnya, tapi gue juga belum tau harus gimana."
"Ini bukan sekadar sedih. Ini dada gue sempit, kalut, gelap, dan berat."
"Gue menyesal, tapi ga ada waktu untuk menyesal di tengah-tengah himpitan ini."
Dia beda dari Huzn (sedih karena masa lalu) yang lebih lembut, reflektif. Dan beda juga dari Hamm (cemas akan masa depan) yang lebih ngawang, belum terjadi. Tapi dia bisa jadi adalah gabungan dari Huzn dan Hamm 🤯
Terus gimana ceritanya ghamm dapat mencegah huzn?
Jawabannya satu kalimat: luka lama dilampaui oleh luka kini. Sejujurnya meringis sih pas ngetiknya, kayak.. tega banget 😅 tapi dipikir-pikir cukup masuk akal.
Allah menggantikan luka yang membeku dengan luka yang bergerak. Huzn membuat kita stuck, menyesal, menoleh ke belakang, dan menyalahkan diri, sementara Gham membuat kita sadar, bangkit, bergerak, bertahan, dan berserah. Allah lebih memilih menimpakan kesedihan yang "aktif" agar kita selamat dari kesedihan yang "membeku."
Menariknya, Menurut Lazarus & Folkman, coping dibagi dua:
Problem-focused coping: usaha menyelesaikan masalah.
Emotion-focused coping: usaha mengelola perasaan.
Kalau huzn mungkin fokusnya di emosi dan masih punya keluangan mental dan waktu untuk mendalami rasa sesal. Kalau ghamm benar-benar harus switch ke problem focused coping. Jadi, kesedihan baru (ghamm) yang mengharuskan seseorang bergerak, ternyata bisa mengaktifkan mekanisme coping yang sebelumnya tidak muncul saat larut dalam huzn.
Selain itu, dalam psikologi kognitif, ada konsep Cognitive Load Theory yang menyatakan bahwa otak manusia hanya mampu memproses sejumlah informasi atau emosi secara bersamaan. Dalam tekanan yang aktual dan mendesak (ghamm), otak akan secara otomatis mengalihkan sumber daya mentalnya ke situasi itu. Alhasil, grief (huzn) yang tadinya mendominasi bakal terdorong ke latar belakang karena otak sedang sibuk survive di "sekarang". Kayak.. untuk bersedih pun tidak sempat.
Tapi, karena Allah Maha Mengetahui cara jiwa bekerja lebih dari siapa pun, maka penempaan jiwa melalui penimpaan ghamm itu hakikatnya adalah penyelamatan. Allah mungkin nggak serta merta hapus luka dalam waktu cepat secara ajaib. Allah lebih pilih menempa kita, saking bangga dan percayanya Dia, bahwa kita bisa lebih kuat. Dan akan ada saatnya "ketenangan" Dia turunkan sebagai imbalan, di kondisi kita yang semakin pantas untuk menerima ketenangan itu.
— Giza, masih terus mencoba melakukan pendekatan lewat jalur apapun. Mungkin pendekatannya selama ini ada aja yang keliru, tapi bisa dianulir seiring bertambahnya iman dan ilmu.
610 notes
·
View notes
Text
💛💛💛
It’s never your loss, it’s always a lesson✨
It’s so easy to feel like we lost when we get rejected, ghosted, betrayed, didn't get the job, lost a friend, had a love that didn't last
But those things are not losses, they are lessons
Rejection isn’t a reflection of you, it's a redirection That job would’ve drained your spirit That relationship would’ve dimmed your light That person couldn’t see your worth because they’re still blind to their own
Every “no” was protecting your yes
Some people enter your life just to trigger your healing To show you where your boundaries are weak To help you confront your wounds, patterns and expectations Yes, it hurts. But pain is a powerful teacher when you stop trying to avoid it and start asking yourself what the experience came here to show you
You either win, or you get the wisdom And that wisdom is your protection moving forward
Our brain loves closure, but we don't need it to grow
Our nervous system craves answers We want to understand why someone hurt you We want the apology. The explanation. The final conversation But growth only requires clarity within you
The moment you stop asking yourself why they didn't choose you and start asking why you thought that was enough is when you reclaim your power
You're becoming. The version of you who went through that needed to die, so the version who knows better could be born
Every heartbreak taught you something: How to spot a red flag How to stop over giving How to choose yourself How to listen to your intuition
You didn’t lose love You gained self respect You didn’t lose them You found you
Let go of the idea that loss equals lack Sometimes, the universe subtracts to protect. And that’s not a tragedy at all, that’s transformation
So the next time something or someone exits your life instead of asking yourself "why me?" tell yourself "thank you for the lesson"
296 notes
·
View notes
Text

It is fine for a person to work for this world,
ولكن دون أن ينسى آخرته but without forgetting his Hereafter!
ولا بأس أن يجعل بيته جميلاً and it is fine to make his house beautiful,
ولكن دون أن ينسى قبر�� but without forgetting his grave!
[رسائل من القرآن]
419 notes
·
View notes
Text
Sudah ditahap merespon suara tangisan anak-anak dengan, "bolehhh, kalo mau nangis dulu boleh. bunda tunggu disini".
Kadang anak-anak hanya perlu meluapkan emosi mereka sambil belajar mengenali apa yang sebenarnya mereka inginkan dibalik tangisannya.
Karena saat dewasa, kita terkadang tidak punya cukup waktu untuk menyadari emosi apa yang sedang kita rasakan karena tuntutan merespon segala hal yang terjadi harus lebih cepat daripada memprosesnya lebih dulu.
0 notes
Text
tetapi kamu tidak lakukan
kamu bisa saja memilih lari dari masalah. tetapi kamu tidak lakukan karena kamu seorang ksatria.
kamu bisa saja menyudahi yang selama ini kamu perjuangkan. tetapi kamu tidak lakukan karena kamu seorang beriman.
kamu bisa saja membalas kejahatan yang dihujankan kepadamu. tetapi kamu tidak lakukan karena kamu berjiwa besar.
kamu bisa saja mengumbar ke seluruh dunia keburukan orang-orang yang melukaimu. tetapi kamu tidak lakukan karena kamu sadar, manusia hanya beda dosa.
kamu bisa saja terus melukai, terus menyakiti, terus menambah perih lukamu sendiri. tetapi kamu tidak lakukan karena kamu punya rencana dan cita-cita.
kamu tidak lakukan itu semua karena kamu... kamu.
133 notes
·
View notes
Text
Muara dari segala kegelisahan.
Tugas kita itu memang perihal membereskan kewajiban
Ketika ada kewajiban kita yang tidak beres, maka akan menghadirkan ketidaktenangan dalam hidup kita.
Tugas yang tidak diselesaikan, pekerjaan yang tidak dibereskan, hutang yang tidak segera dibayarkan.
Semakin banyak ketidakberesan yang tidak kita selesaikan, maka semakin bertumpuk juga rasa bersalah yang kita punya.
Itu baru urusan duniawi, ada sebegitu banyaknya rangkaian ketidaktenangan yang kita datangkan sendiri.
Barangkali itu alasan mengapa ketika kita meninggalkan sholat, pikiran kita menjadi resah, jiwa kita gelisah dan tidak nyaman.
Karena sejujurnya kita sadar bahwa ada kewajiban yang sudah kita tunda-tunda.
Makanya tidak akan ada hidup seseorang yang tenang, jika ia hidup dalam bayang-bayang kebohongan.
Bahkan jika itu hanya sebatas dirinya sendiri yang dia bohongi.
Sebab sederhana, tanda bahwa hidup yang tidak tenang adalah perihal seberapa banyak tanggung jawab yang tidak dibereskan.
Maka segerakan dan bereskan, jangan ditunda-tunda
—ibnufir
109 notes
·
View notes
Text
sebagai manusia biasa
sebagai manusia biasa, aneh kalau seseorang nggak mau memaafkan orang lain. seakan-akan dirinya nggak pernah berbuat salah kepada orang lain, nggak perlu maaf dari orang lain. padahal, kerelaan orang lain itulah bagian yang harus ada dari taubat.
sebagai manusia biasa, aneh kalau seseorang merasa lebih suci dari orang lain. kita tuh cuma beda dosa. sementara, kita nggak tau dosa siapa dan dosa yang mana yang diampuni. atau dosa siapa dan dosa yang mana yang tidak.
sebagai manusia biasa, aneh kalau kita bermaksiat. tanpa maksiat saja, tabungan pahala yang banyak pun tidak akan cukup untuk membeli surga. kalau bukan karena syafaat Alquran, cinta nabi pada umatnya, dan Rahmat Allah, mungkin hanya nabi yang layak mendiami surga.
sebagai manusia biasa, aneh kalau setelah berbuat salah, seseorang malah mengumbar-umbar aibnya. Allah telah menutupi aibmu. tetapi kamu mengulangi, mengulangi lagi. lalu kamu yang membeberkannya sendiri.
setiap duduk di antara dua sujud, kita meminta Allah menutupi kekurangan kita, keburukan kita, aib kita. tapi segala macam doa tidak ada artinya kalau kita mematahkannya sendiri.
berdoalah dengan sungguh-sungguh. wujudkan doa itu dalam perbuatan, perkataan. bagi Allah, segalanya mudah dan mungkin.
196 notes
·
View notes
Text
Nangis bangett bacanyaa 😭💛
Kalimat indah dari Dr. 'Aidh Al-Qarni. Nukilan dari ust Musyaffa Ahmad Rahim.
نحن لا نملك تغییر الماضي Kita tidak bisa merubah yang telah terjadi
و لا رسم المستقبل Juga tidak bisa menggariskan masa depan
فلماذا نقتل انفسنا حسرة Lalu mengapa membunuh diri kita dengan penyesalan?
على شيئ لا نستطیع تغییره؟ Atas apa yang sudah tidak bisa kita ubah
الحیاه قصیرة وأهدافها كثيرة Hidup itu singkat sementara targetnya banyak
فانظر الى السحاب و لا تنظر الى التراب Maka, tataplah awan dan jangan lihat ke tanah
اذا ضاقت بك الدروب فعلیك بعلام الغیوب و قل الحمدلله على كل شيئ Kalau merasa jalan sudah makin sempit, kembalilah kepada Allah yang Maha Mengetahui hal yang gaib…
Dan ucapkan alhamdulillah atas apa saja.
سفينة (تايتنك) بناها مئات الاشخاص Kapal Titanic dibuat oleh ratusan orang
وسفينة ( نوح ) بناها شخص واحد Sedang kapal nabi Nuh dibuat hanya oleh satu orang
الأولى غرقت والثانية حملت البشرية Tetapi, Titanic tenggelam. Sedang kapal Nabi Nuh menyelamatkan umat manusia
التوفيق من الله سبحانه وتعالى Taufik hanya dari Allah swt
نحن لسنا السكان الأصليين لهذا الكوكب الأرض بل نحن ننتمي إلى الجنّة Kita bukanlah penduduk asli bumi, asal kita adalah surga
حيث كان أبونا أدم يسكن في البداية لكننا نزلنا هنا مؤقتاً لكي نؤدّي اختبارا قصيرا ثم نرجع بسرعة Tempat, dimana org tua kita, Adam, tinggal pertama kali…
Kita tinggal di sini hanya untuk sementara. Untuk mengikuti ujian lalu segera kembali.
فحاول أن تعمل ما بوسعك لتلحق بقافلة الصالحين التي ستعود إلى وطننا الجميل الواسع و لا تضيع وقتك في هذا الكوكب الصغير Maka berusahalah semampumu, untuk mengejar kafilah orang-orang salih, Yang akan kembali ke tanah air yang sangat luas, di akhirat sana…
Jangan sia-siakan waktumu di planet kecil ini..!
الفراق: ليَس السفِر، ولا فراق الحب، حتىّ الموت ليس فراقاْ سنجتمَع في الآخره الفراق هو: أن يكون أحدنا في الجنه والآخر في النار Perpisahan itu bukanlah karena perjalanan yang jauh, Atau karena ditinggal orang tercinta…
Bahkan, kematian pun bukanlah perpisahan, sebab kita akan bertemu lagi di akhirat
Perpisahan adalah ketika satu diantara kita masuk surga, sedang yang lainnya terjerembab ke neraka.
جعلني ربي واياكمَ من سكان جنته
Semoga Allah menjadikan aku dan kita semua menjadi penghuni surgaNya.
Aamiin.
383 notes
·
View notes
Text
"Tasawwuf dalam pandangan al Attas tidak mungkin menyelisihi syariat, sebagaimana yang dipersepsikan oleh banyak pengkaji tasawwuf. Dengan bertasawwuf, pengamalan syariat justru harus berada pada derajat ihsan, bukan malah ditinggalkan dengan dalih telah sampai ma'rifah. Lebih salah lagi, jika tasawwuf dijadikan legitimasi untuk membenarkan paham pluralisme"
– dalam buku Rasional Tanpa Menjadi Liberal hlm. 148
11 notes
·
View notes
Text
Random baca hadist tentang menanam dan menebang, mata gue rasanya basah.
“Siapa saja yang menebang pohon bidara di tanah tandus yang menaungi orang yang bepergian dan hewan ternak secara sembarangan, maka Allah akan merendam kepalanya ke dalam api.” (HR. Abu Daud)
Menebang pohon bidara yang tumbuh di tanah tandus adalah perbuatan yang jahat. Karena menghilangkan naungan bagi musafir dan hewan ternak.
Menebang hutan juga perbuatan yang jahat karena merusak ekosistem.
Di balik perlawanan-perlawanan kita, di balik anxiety kita yang mempertanyakan:
"Mana yang membunuh kita terlebih dahulu? Pemerintah ataukah iklim?"
"Jika kiamat telah tiba sementara di tangan salah seorang dari kalian ada bibit pohon kurma, maka jika ia masih mampu untuk menanamnya sebelum kiamat terjadi, hendaklah ia menanamnya." (HR. Ahmad)
Mari terus menanam kebaikan dengan rasa percaya kepada Allah. Semoga kelak kebaikan yang kita tanam ternyata tumbuh dengan baik. Bila ternyata umur dunia kita masih panjang, semoga buah dari kebaikan ini membantu hajat hidup orang banyak.
Di tengah rumitnya kondisi jangan lupa memupuk semangat untuk saling meringankan beban.
156 notes
·
View notes