syalvalks-blog
syalvalks-blog
Syalva LKS
115 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
syalvalks-blog · 11 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
KISEKI その2
9K notes · View notes
syalvalks-blog · 11 years ago
Text
JESSICA'S BIRTHDAY
Happy birthday our lovely sica
0 notes
syalvalks-blog · 11 years ago
Text
Oh long time no see 😭
0 notes
syalvalks-blog · 11 years ago
Text
And who do you think you are? 
1 note · View note
syalvalks-blog · 12 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
817 notes · View notes
syalvalks-blog · 12 years ago
Photo
Tumblr media
hatetheHaru?H
204 notes · View notes
syalvalks-blog · 12 years ago
Photo
Tumblr media
editttt ^3^~
1 note · View note
syalvalks-blog · 12 years ago
Photo
Tumblr media
59 notes · View notes
syalvalks-blog · 12 years ago
Text
Fanfiction || [Oneshot] Secret And Sorry
Tittle: Secret and Sorry
  Cast: Kim Hyoyeon & Lee Hyukjae
Other
  Genre: Friendship, romantic
  Lenght: Oneshot
  Author: syalvalks.tumblr.com
  :              :              : :              :              : :              :              : :              :              : :              :              : :              :              : :              :              : :              :              : :              :              : :              :              :
  -Secret And Sorry-
      Seoul, 2005
    "Eh, nanti pulang bareng ya?" Seseorang menepuk bahuku dari belakang.
  Aku mengenal suaranya. Namun aku tetap menoleh pada suara tersebut. Hyukjae. "Tapi aku ngga bawa sepeda hari ini. Tadi pagi aku di anter"
  "Aku bonceng deh" bujuknya
  "Mm, sip deh. Aku ke kelas duluan, ya"
  Aku melanjutkan jalanku yang sempat tertunda karena Jae. Aku mengantri untuk mengambil makanan (di kantin). Sesudah mengambil -jatah- makanku. Aku duduk lalu makan :9
  -Secret And Sorry-
  "Hyoyeon!"
  "Eh? Iya" aku berlari ke arah Hyukjae, sesekali merapikan poniku yang tertiup angin.
  "Ayo naek" ucapnya sambil menepuk-nepuk bangku sepeda yang belakang.
  Aku mengangguk dan duduk di belakang.
  Di perjalanan, aku dan Jae tidak banyak bicara. Hanya beberapa pertanyaan yang Jae lontarkan untukku.
  "Eh ada PR matematika kan? Kerjain bareng yuk?"
  "Yaudah. Kapan?"
  "Besok aja. Gimana?"
  "Oke oke. Besok siang samper aku aja ya"
  "Iya"
  Akhirnya sampai di rumahku. Aku pun turun dari sepeda. "Makasih ya Jae, duluan ya. Daah" aku melambaikan tanganku.
  "Iya. Daah" Hyukjae melanjutkan perjalanannya. Tidak jauh dari rumahku untuk sampai ke rumah Hyukjae. Kira-kira 50 meter. Hehe
  Aku masuk ke rumah. Hanya ada kakakku, Kim Taeyeon yang bermain gitar sambil bersenandung. Seperti biasa kedua orang tuaku sibuk dengan urusan masing-masing di kantornya.
  Aku menuju kamarku, lalu ganti baju. Aku menaiki ranjangku.
  Lee Hyukjae, teman dari kelas 1 SMP hingga sekarang, 3 SMP. Belum lama sih, tapi karna aku dan dia sekelas selama 3 tahun, kita berdua jadi cukup dekat. Belum lagi karena kami duduk di bangku yang bersebelahan. Jarak antara rumah kami juga tidak begitu jauh.
  Sebenarnya aku sudah menyukai Hyukjae saat pertamakali melihatnya. Namun aku tidak pernah menyatakan rasa sukaku padanya. Teman terdekatku pun belum pernah kuceritakan tentang perasaanku. Bahkan menceritakan perasaanku pada keluargaku saja belum pernah. Aku hanya menyukainya dalam diam.
  Seoul, 2008
  Sekarang aku sudah kelas 3 SMU. Aku juga satu kelas dengan Hyukjae.
  Perasaanku pada Hyukjae mulai berubah. Bukan menghilang, tapi tumbuh lebih besar. Ya.. Aku sangat mencintai Lee Hyukae. Sahabatku.
  Sahabat jadi cinta. Apa perasaanku melakukan kesalahan? Jika salah... Aku minta maaf. Maaf untuk semuanya.
  -Secret And Sorry-
  @My house
  Aku melipat-lipat kertas origami yang berserakan di meja belajarku menjadi burung kertas kecil berwarna-warni.
  "Hyoniie~" Hyukjae yang sedari tadi asyik dengan ponselnya, tiba-tiba saja memanggilku.
  "hmm?"
  "Mm apa kau... pernah jatuh cinta?" tanyanya ragu
  "Hmm kurasa begitu..." jawabku jujur.
  "eh?? Benarkah? Siapa laki-laki itu?" tanyanya mulai mendekat ke arahku.
  "Ya!" aku memukul kepalanya, "tidak usah bertanya seperti itu!"
  "Hya! Kenapa kau kasar sekali?" katanya sambil mengusap-ngusap kepalanya yang sebelumnya kupukul.
  "Salah sendiri, kenapa kau bertanya seperti itu? Harusnya aku yang bertanya padamu.." kataku tak mau kalah. "Jadi... Kenapa kau bertanya seperti itu? Maksudku kenapa kau menanyakan tentang cinta? Atau jangan-jangan kau sedang menyukai seseorang ya?" tanyaku beruntun
  "Y-ya. Aku memang sedang menyukai seseorang"
  Apa benar Jae? Apa benar kau menyukai seseorang? Kukira kau hanya bercanda atau kukira kau tidak akan menjawab 'ya'. Siapa perempuan itu? Hatiku sakit, Jae! Andaikan kau tahu perasaanku, akankah kau menyukai gadis yang ada di hatimu saat ini?
  "Aih benarkah? Cepat sekali kau tumbuh dewasa! Bahkan seingatku kemarin kau masih memakai popok" ujarku dengan canda
  "Ya! Jika kemarin aku memakai popok harusnya kemarin kau juga memakai popok!"
  "Ah? Benarkah? Kenapa tiba-tiba aku jadi lupa hahaha" kataku tertawa garing
  "huh kenapa kau menyebalkan sekali sih?!" dia mendengus kesal seraya melipat tangannya di dadanya.
  "Siapa gadis itu? Gadis yang kau sukai?"
  "Uhm.. Dia.. Dia.. Apa kau benar-benar ingin tahu? Beritahu aku dulu siapa laki-laki yang ku sukai?" Ledeknya
  Eh? Kenapa kau bertanya seperti itu lagi, Jae? Apa kau sungguh ingin tahu? Tapi aku takut, aku takut jika kau tahu perasaanku ini kau akan menjauh, Jae!!
  "Jawab!" Hyukjae menguncang bahuku.
  Jawabanku 'kau', Lee Hyukjae!
  "Maaf" aku berdiri dari dudukku, menarik Hyukjae dan mendorongnya ke arah pintu, "tiba-tiba saja badanku tidak enak. Sebaiknya kau pulang, aku ingin istirahat"
  BLAM!
  Aku menutup pintu sedikit kasar.
  "Hyo?" panggil Hyukjae sambil mengetuk pintu kamarku dari luar.
  "Pulanglah. Aku ingin tidur!"
  Aku mengunci pintu kamarku. Aku duduk tersungkur di balik pintu, memeluk lututku, membenamkan wajahku.
  Butiran butiran air bening mulai mengalir di pipiku.
  Aku sedih, saat dia bilang kalau dia sedang menyukai seseorang. Aku takut, saat dia menanyakan siapa laki-laki yang kusukai. Kalau saja aku menjawabnya, masihkah kau ingin beteman denganku, bersahabat denganku, bercanda denganku atau... masihkah mau kau menyapaku?
  Aku menuju ranjangku, air mataku terasa sudah habis, hanya beberapa tetes air mata yang tersisa di daerah mata dan pipiku. Mataku juga sudah terlalu lelah karena menangis. Aku pun tertidur.
  -Secret And Sorry-
  Aku terbangun dari tidurku. Sekarang sudah malam. Cukup lama juga aku tertidur. Aku menuju dapur karena aku merasa sangat lapar. Langkahku terhenti ketika aku melewati cermin. Aku memandang wajahku di cermin. Menyentuh mataku. Sembab. Mataku seperti membengkak.
  Apa karena terlalu banyak menangisi Jae?
  @Kitchen
  Aku mencari sesuatu yang bisa kumakan. Aku hanya menemukan salad dan susu. Hmm, lumayan lah~
  Aku menuju meja makan dan memakannya dengan lahap.
  "Ya~ pelan-pelan sedikit kalau makan, bisa tersedak jika kau makan seperti itu!" Ucap Taeyeon Eonnie yang ada di depanku. Aku hanya mengangguk dan menurunkan level (?) makanku.
  "Hyo~ Appa dan Eomma akan ke Amerika karena urusan pekerjaannya. Bagaimana?"
  Aku berhenti mengunyah makananku dan meneguk minumanku
  "Bagaimana apanya?"
  "Apa kau akan ikut dengan mereka?"
  "Kau sendiri?"
  "Aku ikut. Karena aku juga ingin bersekolah musik disana"
  Aku hanya menggelengkan kepalaku.
  "Kenapa?" Tanyanya
  Aku menggelengkan kepalaku -lagi- "Aku menyelasaikan sekolahku dulu. Berapa lama kalian disana?"
  Taeyeon Eonni mengangkat kedua bahunya. "Entahlah"
  Aku mendekat ke Taeyeon Eonni dan memeluknya.
  -Secret And Sorry-
  Sudah satu bulan Orang tuaku dan Taeyeon Eonni pergi dari Korea. Dan sudah satu bulan juga persahabatanku dengan. Aku menjadi sedikit pendiam, entahlah Hyukjae menyadarinya atau tidak.
      KRING!! KRING!!
  Bel pulang berbunyi. Murid-murid yang lain langsung keluar dari kelasnya dan entah kemana.
  "Hyo, pulang bareng kan?" Tanya Hyukjae
  "Terserah"
  "Terserah artinya iya" katanya langsung menarik tanganku ke tempat parkiran.
  "Ayo naik"
  Aku pun naik motor Hyukjae. Lalu Hyukjae mengendarai motornya.
  Akhirnya kita sampai di rumahku. Aku pun turun dari motor. Tiba-tiba tangan Hyukjae memegang tanganku.
  "Aku ingin kasih tau kamu sesuatu! Kabar bahagia nih!" Katanya dengan senang
  "Apa?"
  "Aku..." Hyukjae memegang kedua bahuku "aku resmi pacaran sama Goo Hyemi!"
  Kabar bahagia, Jae? Kamu bilang ini kabar bahagia? Iya, bahagia buat kamu! Bukan buat aku!
  "Wah? Sungguh? Selamat, Jae!!" kataku pura-pura senang
  "Iya iya. Aku tau kamu pasti juga ikut seneng denger ini" katanya tersenyum lebar
  Apa kau sangat bahagia? Senyumanmu berbeda, Jae. Kau benar-benar terlihat sangat-amat bahagia. Kenapa aku bodoh, masih bertanya apa dia bahagia.
  "Hmm apa ingin minum? Aku traktir deh"
  Aku menggeleng pelan "ngga usah, hari ini aku cape banget!"
  "Yaudah. Aku pulang ya. Daahh!" Katanya dan langsung pergi.
  Aku berjalan gontai menuju kamarku. Pikiranku berantakan! Ah kenapa kau jahat padaku?
  BRAK
  Aku membuka pintu kamarku dengan kasar. Aku membanting tubuhku ke ranjang.
  "Aaarrgghh!!" Jeritku frustasi
  Jadi Hyemi yang kau sukai? Kenapa kau jahat padaku, Hyukjae?! Disini, dihatiku terasa sangat sakit. Kenapa kau tidak tusuk aku dengan pisau saja? Mungkin itu lebih baik dari pada kau menyakitiku seperti ini.
  -Secret And Sorry-
  Detik demi detik waktu terus berjalan, hari demi hari matahari masih berputar, bulan demi bulan musim telah berganti. Ya, musim panas -summer- telah berganti menjadi musim dingin -winter-.
  Sudah delapan bulan dari kelulusan SMU. -Aku, Hyukjae dan semua murid termasuk Hyemi lulus-. Aku dan Hyemi menjadi sedikit akrab.
  -Secret And Sorry-
  @My House
  Seperti biasa, aku suka melipat-lipat kertas menjadi burung kertas warna-warni. Aku ingin membuatnya sampai seribu. Hehe, burung-burung kertas yang sudah jadi aku kumpulkan dalam satu toples. Mitosnya sih, kalau sudah seribu burung kertas origami, keinginan kita akan tercapai.
  Drtt.. drtt.. Handphoneku bergetar, panggilan -telfon- dari Hyukjae.
  "Hallo?"
  "Iya. Kenapa, Jae?"
  "Apa kau ada acara? Bisakah kesini? Namsan?" tanyanya
  "Ngga ada kok, yaudah nanti aku kesana, aku siap-siap dulu ya"
  "Okay"
  Aku mematikan sambungan darinya. Apa aku akan kencan dengannya? Aku memandang burung-burung kertas yang ada di mejaku. Jangan-jangan burung kertas ini sudah seribu? hehehe
  Aku langsung mengganti pakaianku. Aku bingung, pakaian mana yang harus kupakai. Aku ingin terlihat cantik di hadapan Hyukjae nanti. Akhirnya aku memilih mini dress pink pastel lengan panjang, dengan bawahan legging hitam. Lalu aku menuju meja hias, aku merias wajahku sendiri, natural dan tidak berlebihan -menor-. Lalu aku menggerai rambutku, memakai mantel putih berbulu dan sepatu boots modis yang -warnanya- senada dengan mini dress ku.
  Aku segera menuju halte dan menunggu bis yang akan datang. Kenapa bis nya lama sekali ya? Aku cari taksi saja deh. Akhirnya aku dapat taksi, aku memberi tahu tujuanku pada supir taksi ini.
  @North Seoul Tower
  Setelah sampai, aku mencari Hyukjae. Hn dimana ya? Sekarang aku menemukannya, jarak antara aku dan Hyukjae masih berjauhan. Dia tidak menyadari kehadiranku.
  DAMN!!
  Hyukjae bersama gadis lain, Hyemi?! Sekarang Hyukjae tertunduk, dengan mengeluarkan kotak kecil dari sakunya.
  Apa yang dia lakukan?
  Lalu membuka kotak kecil itu. Isinya cincin. Walaupun dari kejauhan, aku masih bisa melihat kilauan cincin itu.
  Kau meneleponku untuk melihat pertunjukanmu?
  Aku tidak mendengar percakapan mereka. Tapi sedetik kemudian aku melihat senyuman Hyukjae yang sangat lebar, bahagia.
  Kenapa?
  Hyukjae mulai berdiri dan memeluk Hyemi. Lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Hyemi, dan...
  Aku tidak berani melihatnya! Tanpa disuruh, air mataku mengalir, aku pergi berlari dari tempatku berdiri. Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa kau tega meneleponku dan menyuruhku datang ke namsan untuk melihat perlakuanmu itu, Jae? KENAPA?! Kakiku berlari secepat yang kubisa, aku tidak tahu kemana, dadaku terasa sesak, tapi kaki ini terus melangkah. Aku berhenti di suatu tempat, seperti aku mengenalinya? Oh~ ini sekolah SMPku dulu, dimana aku bertemu pertama kali dengan Hyukjae. Saat itu aku sedang membawa makan di kedua tanganku sementara tali sepatuku lepas. Lalu Hyukjae datang sambil berkata, hey tali sepatumu lepas. Mungkin dia melihat aku sedang repot, tiba-tiba dia menunduk dan mengikatkan tali sepatuku. Dia sangat baik, sejak kejadian itu aku mulai menyukainya. Saat itu kami belum berkenalan satu sama lain, lalu ia berkata -setelah mengikat tali sepatuku- "Aku Lee Hyukjae, siapa namamu?" Kejadian itu tidak akan pernah aku lupakan.
  Air mataku belum kunjung berhenti. Hari mulai gelap, kuputuskan untung pulang. Tapi tiba-tiba hujan turun, aku mencari tempat teduh terdekat. Kebetulan aku melihat coffee café.
  Aku masuk ke kafe tersebut dan mencari tempat duduk.
  "Permisi nona, ini menunya" ucap pelayan wanita ramah.
  "ya" aku melihat-lihat menu, "marocchino 1, ya" ujarku sambil menutup menu. Suaraku masih serak
  "ada lagi?"
  "itu saja"
  "baiklah" pelayan itu pun pergi.
  *a few minutes later
  Pelayan datang dengan pesananku. "satu marocchino"
  "ya" kemudian pelayan itu meletakan pesananku di meja.
  "Silahkan menikmati"
  Aku berkaca pada layar handphone ku. Mukaku sembab, mataku sedikit membengkak.
  Aku menyesap sedikit kopiku. Sekarang lebih hangat.
Kejadian di Namsan tadi berputar lagi di otakku. Menyedihkan sekali aku. Tapi kenapa Jae menyuruhku datang?
    -Secret And Sorry-
  @My House
  Mataku terbuka. Aku bangun dari tidurku. Aku merasa sedikit pusing, aku memegang keningku. Hangat. Mungkin karena kemarin terkena hujan.
  Ting Tong... Ting Tong...
Suara bel.
Aku pun ke luar. Melihat siapa tamu yang datang.
  "Oh? Hyukjae. ada apa?"
  tanpa menjawabnya, ia langsung memelukku.
  "Kenapa?" aku bingung, kenapa tiba-tiba memelukku.
  "Badanmu hangat. Apa kau kemarin tidak datang karena sakit?" ia langsung melepas pelukannya dan menyentuh keningku
  "Ah. Kemarin aku tidak enak badan." ucapku bohong "ayo masuk"
  Aku dan Hyukjae ke ruang tamu. Lalu duduk di sofa.
  "Apa sudah ke dokter?"
  Aku menggeleng "besok akan sembuh"
  Hyukjae mengeluarkan ponselnya dari sakunya.
  "Apa yang kau lakukan?"
  "Menelepon dokter"
  "Ngga usah, Jae!"
  Hyukjae mengangguk dan memasukan ponselnya.
  "Oh ya, sebenarnya kemarin itu aku ingin meminta bantuanmu. Tapi kau tidak datang."
  "minta bantuan apa?"
  "Tadinya aku ingin kau berpura-pura menjadi Hyemi. Karena aku ingin melamarnya. Tapi aku saat aku menunggumu, kau tidak datang. Akhirnya Hyemi datang duluan. Akhirnya aku melamarnya tanpa latihan(?) jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Tapi aku sangat senang, dia menerimanya"
  Aku mendengar penjelasan Hyukjae. Aku membuka kedua telingaku lebar-lebar, ingin mendengar lebih jelas. Karena tidak ingin ada sepatah kata yang menyakitkan. Tidak seperti yang kuinginkan. Hyukjae melamar Hyemi?
  "Benarkah, Jae? Kau benar-benar tumbuh dewasa sekarang" kataku dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
  Aku memasang senyumku dengan lebar, tidak ingin menangis. Jangan menangis Hyo, kumohon!
  "Heh aku memang sudah dewasa" ucapnya seperti anak kecil, "ng. keluargaku dan keluarganya sudah berunding tentang hari pernikahanku. Sekitar dua bulan lagi"
  Hatiku seperti meledak. Air mataku pecah, aku tidak kuat menahan tangisanku sekarang. Otakku benar-benar bekerja keras untuk mencerna kembali kata-kata Hyukjae.
  "Kenapa menangis?" Hyukjae menghapus air mataku. Lalu memelukku lagi.
  Aku terus menangis. Ayolah berhenti menangis, kumohon. Aku tidak ingin Hyukjae merasa aneh padaku. Ya, kuakui aku bodoh. Aku tidak ingin dirinya menghilang dariku, tapi aku tidak menyatakan perasaanku padanya. Aku sangat takut. Takut akan penolakan, takut dirinya membenci diriku. Tuhan, bagaimana ini? Alasan apalagi yang harus kubuat?
  "Kumohon, jangan menangis lagi. Aku akan ikut sedih"
  "Aku hanya terharu karena terlalu senang. Kau akan segera menikah" ucapku dengan suara parau. Aku benar-benar bohong padanya dan pada diriku sendiri. Hal yang baru saja kulontarkan benar-benar berbeda dengan isi hatiku.
  "Kau sangat baik. Terimakasih”  Hyukjae melepas pelukannya. Menghapus air mataku lagi "Berhentilah menangis. Dan jangan pernah menangis lagi di hadapanku. Aku tidak ingin melihat sahabatku sedih. Berjanjilah" ia mengacungkan jari kelingkingnya.
  Sedikit ragu untuk menyentuh jarinya. Bagaimana kalau aku menangis dihadapannya lagi? Berarti aku akan mengingkari janjiku?. Akhirnya aku menggerakan tanganku pelan. Lalu menyentuhkan jari kelingkingku dengan kelingingkingnya.
  "Janji?" tanyanya
  "Janji!" jawabku mengangguk-angguk.
  Jae, apa aku akan menepati janjiku? apa aku mampu menahan air mataku?
    -Secret And Sorry-
    Aku teringat keluargaku. Aku jadi ingin menyusulnya.
  Tiba-tiba sebuah rencana tersusun di otakku. Lalu aku mencari tiket pesawat -melalui online- dengan  jadwal pagi, 18 April 2009.
  -Secret And Sorry-
  Hari ini -pagi-, tepat tanggal 18 April 2009 aku mulai bersiap-siap untuk berangkat ke bandara. Aku mulai membawa koperku, dan kado... oh ya, aku akan menetap di sana, di Amerika. Karena orang tuaku yang bilang mereka akan menetap, dan akan menjual rumah kami yang ada di Korea setelah aku menyusulnya ke Amerika.
  Saat aku di perjalanan menuju bandara, aku melewati gereja. Gereja yang akan dipakai Hyukjae dan Hyemi menikah nanti. Ya, hari ini memang hari pernikahan Hyukjae dan Hyemi. Aku benar-benar tidak ingin merasakan sakit yang lebih.
  Aku mampir sebentar ke gereja itu. Masih sepi, kurasa ini terlalu pagi. Aku masuk ke gereja itu. Melihat ada wanita paruh baya yang sedang mengamati dekorasi di gereja. Aku mendekatinya. "Umm, permisi Ahjumma..."
  "Ah ya, ada yang bisa kubantu?"
  "Apa anda yang mendekorasi semua ini? Ini sangat indah"
  "Ya, karyawanku juga membantu"
  "Kau sangat pandai, ini indah sekali. Ah, apa boleh aku minta tolong?"
  "Terimakasih" katanya tersenyum "ya, jika aku bisa"
  "Tolong titipkan ini untuk pengantin laki-laki? Terimakasih" aku memberikan kado yang telah kubungkus rapi, dan telah kumasukan tas kertas. Lalu aku membungkuk padanya
  "Ya, tentu saja"
  "Terimakasih banyak Ahjumma,  aku permisi dulu" aku menundukan kepalaku lagi lalu pergi.
  -Secret&Sorry-
  Aku sudah sampai bandara. Aku langsung check-in, setelahnya ke waiting room. Saat aku akan boarding, kakiku terasa sangat berat untuk melangkah. Apa aku akan menyesal jika meninggalkan Hyukjae, teman-temanku, dan Korea? Tapi aku ingin membuat kehidupan baru di Amerika. Kenapa tiba-tiba aku bingung?
Aku duduk di tempatku, di pojok dekat jendela. Aku melihat keluar jendela. Berharap akan ada Hyukjae yang datang secara tiba-tiba dan mencegah kepergianku. Ah~ Kau berlebihan Hyo!
  Tapi aku belum mengucapkan selamat tinggal untuknya, untuk selamanya. Belum melakukan salam perpisahan pelukan terakhir.
    USA, 2012
  Aku menarik nafasku dalam-dalam lalu menghembuskannya. Udara pagi yang sangat sejuk. Di sini aku seperti memulai hidup baru. Membuang kenangan pahit dulu. Ya.. walaupun sulit dilupakan.
  Sekarang aku juga mengikuti kegiatan menari. Aku ingin mewujudkan cita-citaku sebagai penari professional, hehe J. Dan…  sekarang aku juga mempunyai kekasih, Jeremy Akio. Dia keturunan Canada-Japan.
  Aku janji akan menjalani hidup baru dengan baik. Meski aku masih membawa nama Hyukjae di hatiku.
    -Flashback-
Hyukjae P.O.V
  Hyoyeon tidak menghadiri acara pernikahanku dengan Hyemi? Kenapa? …
  Aku mendapat kado titipan dari seorang ahjuma yang mendekorasi tempat pernikahanku. Lalu aku membuka kado tersebut.
  Hn.. kotak musik? Aku membuka kotak musik tersebut. Alunan musik mulai berputar bersamaan dengan boneka peri kecil yang ikut berputar. Aku sepertinya mengenali kotak musik ini?  Ah, kotak musik yang kuberikan untuk Hyoyeon saat kelulusan SMP.
  Aku melihat kertas dari kotak kado tersebut lalu mengambilnya.
    Maaf untuk tidak menghadiri pernikahan kalian. Aku tidak ingin mengingkari janjiku, janjiku untuk tidak akan menangis dihadapanmu. Aku tidak ingin mengeluarkan air mataku dihadapanmu, aku tidak ingin mengingkari janjiku. Tapi maaf, air mataku terus berjatuh meskipun bukan di hadapanmu. Maaf karena aku sudah mencintaimu selama ini. Maaf tidak memberitahumu tentang ini. Maaf karena aku merahasiakan perasaanku. Maaf aku selalu berbohong. Maaf aku telah membohongimu. Maaf aku telah membohongi perasaanku sendiri. Dan maaf terakhirku untuk semua sikap dan perlakuanku padamu. Maaf atas keegoisanku. Maaf jika aku munafik. Untuk membayar semua kesalahanku, aku akan pergi. Sekali lagi, maaf.
  -Kim Hyoyeon
  Aku membaca surat tersebut diiringi dengan lagu dari kotak musik. Tanpa kusadari air mataku terjatuh. satu tetes… dua tetes… tiga tetes… semakin lama semakin deras.
Aku sangat merasa bersalaha pada Hyoyeon. Tidak seharusnya dia yang meminta maaf. Harusnya aku.
  Aku sangat menyesal.
    Maaf Hyo, aku mencintaimu hanya sebagai sahabat.
        -Secret And Sorry End-
    hehe  ff gaje dishare -,-v
1 note · View note
syalvalks-blog · 12 years ago
Photo
Tumblr media
Sunny & Hyo @ Min’s instagram
560 notes · View notes
syalvalks-blog · 12 years ago
Text
wah kacau.....
0 notes
syalvalks-blog · 12 years ago
Photo
Tumblr media
130518 [WALL] Sooyoung wallpaper #185 - Baby I see your halo~ Beautiful Sooyoung ^_^ cr: SooHeart24
Download link: Click Here!
29 notes · View notes
syalvalks-blog · 12 years ago
Photo
Tumblr media
Hyo @  World DJ Festival
71 notes · View notes
syalvalks-blog · 12 years ago
Photo
Tumblr media
3K notes · View notes
syalvalks-blog · 12 years ago
Photo
Tumblr media
Hyoyeon with Sririta Jensen
146 notes · View notes
syalvalks-blog · 12 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1K notes · View notes
syalvalks-blog · 12 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media
1M notes · View notes