Hamba hanyalah seorang hamba tanpa-Nya | Selamat berjuang dan bertugas menjadi perantara yang selalu istimewa
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Berdebu juga akun ini sepertinya haha. 2024 berniat menulis minimal sebulan sekali di sini, bisa tidak, ya?
0 notes
Text
Selamat 25 tahun. Gapapa, kok.
Gapapa belum seperti yang kamu bayangkan. Gapapa kalau terasa makin jauh dari teman seusiamu. Gapapa merasa sendirian, fitrahnya hidup emang gitu. Gapapa napas makin merasa tersengal tiap detiknya.
Gapapa. Aku sayang aku!
4 notes
·
View notes
Text
Serial Kehidupan Pesantren #2
Ternyata sudah lebih dari satu tahun dari SKP episode 1. Tak masalah, mari kita coba lagi dan lagi!
Eps 2: Lemari
Asramaku memberi banyak fasilitas untuk penghuninya, salah satunya adalah lemari. Bukan lemari dua pintu per orang, tentu saja bukan pula walk in closet per orang haha. Pengasuh kami biasanya memesan lemari susun yang panjangnya beberapa meter dan tingginya kira-kira dua meter, mungkin lebih. Lemari setinggi itu, dibagi dua, jadi ada lemari atas dan lemari bawah. Lebar lemari per anak kira-kira .. dua kali buku tulis. Berapa tuh? Setengah meter ya mungkin. Nah, satu lemari yang setinggi hampir satu meter itu masih dibagi 3 bagian secara horizontal. Begitu gambaran lemari yang kami miliki.
Kecil sih, tapi lumayan untuk menyimpan baju sekolah, baju mengaji, baju tidur, buku, kitab, dan peralatan sehari-hari. Mirip-mirip seperti menyimpan semua yang kita miliki dalam satu koper hihi. Keren juga ya, ternyata selama ini kami benar-benar menerapkan gaya hidup minimalis. Berarti bajunya cuci kering pakai dong? Oh tenang saja, kami punya seragam putih biru/abu, seragam pdh, seragam pramuka, seragam olahraga, beberapa stel baju muslim, gamis, beberapa stel piama, bahkan terkadang kami pun menyimpan baju kelas, baju organisasi, dan berbagai atribut tambahan lain. Kadang kalau bosan atau kehabisan baju karena musim hujan, kami saling meminjamkan baju satu sama lain. Makin beragam deh pilihannya.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana memasukkan kostum-kostum itu ke lemari kami, padahal masih ada peralatan sekolah dan perlengkapan lain? Ini dia yang baru ku pelajari di pesantren haha. Menata baju sepresisi mungkin, salah satu caranya dengan menjadikan buku tulis sebagai cetakan. Jadi nanti hasil akhirnya 1 baju = 1 buku tulis. Ini memang definisi "ada aja idenya" sih. Oh iya, satu tips lagi, bawalah baju-baju yang tidak bervolume alias tipis saat dilipat. Ini juga salah satu lifehack menata baju ala santri.
Wah, panjang juga ya padahal baru bahas baju
Next, buku dan kitab. Seperti anak 90'an akhir lainnya, buku-buku sekolah kita jumlahnya sudah mulai bejibun. Bagaimana menyiasati agar tumpukan kertas-kertas itu muat di lemari? Tipsnya, tinggalkan beberapa buku tebal di loker sekolah. Tips tersebut bisa mengurangi sepersekian isi lemarimu. Plus, tas jadi tidak berat saat berangkat dan pulang sekolah, maklum kita kan jalan kaki ya.
Baju sudah, buku sudah, perlengkapan lain biasanya kami simpan di sebuah tempat. Macam-macam tempatnya, ada yang sampai beli kotak plastik lucu-lucu, ada juga yang pakai kardus bekas sepatu. Tergantung apa yang kami punya saja.
Oke terakhir, yang paling menarik dari cerita lemari ini adalah bungkus kado dan kunci. Kami biasanya pindah kamar tiap setahun sekali, otomatis lemarinya bekas dipakai santri lain. Nah, agar kami semakin semangat menata lemari dan punya "rasa memiliki" lemari baru ini, kami biasanya melapisinya dengan kertas kado. Bisa kertas kado polos jika ingin temanya warna tertentu, bisa juga kertas kado motif jika ingin lebih meriah. Seru sekali awal-awal perpindahan kamar, karena kami akan saling menengok lemari berikut temanya, Sedihnya, karena sebelumnya dipakai santri lain, terkadang kunci lemari kami rusak. Akan memakan waktu berhari-hari menunggu antrian membetulkan pintu. Tapi tak masalah untukku, karena lemariku sudah seperti lemari umum, siapa saja boleh menaruh apa saja atau meminjam apa saja. Barang hilang, ya tinggal tanya aja siapa yang bawa, case closed. Orang di asrama tuh itu-itu saja, ntar juga ketahuan siapa yang bawa. Waw, agaknya emang lagi kangen curhat ya jadinya sepanjang jalan kenangan begini. Terima kasih untukmu yang sudah membacanya hingga akhir. Nanti aku cerita lagi, ya!
6 notes
·
View notes
Text
Learning English Before and After Join with Career Class
Main Idea: Learning English is long life learned that I studied since I was child until join with Career Class.
1. I have learn basic grammar and vocabulary before join English for Business Purpose.
a. Memorizing vocabulary with card
b. Joining course during holiday
c. Attending an international school
d. Listening to music in English
2. I learn about how to communicate in business.
a. Re-learning about grammar
b. Practicing speaking with friends in business purpose
c. Increasing vocab from reading and conversation
d. Learning business ethics in English
3. I want to study hard to increase my skill.
a. Speaking practice with many topics and watching Youtube that contains English learning to be fluent
b. Reading many short story to train reading skills
c. Improve listening skills by frequently listening to conversations in English
d. English writing in social media once a week to habituate writing
0 notes
Text

To my beloved sisters and brother,
Pengen ikutan mellow hari ini tapi aku masih denial wkakak. Mau ngomong apa yak. Sebenernya pesan kesanku kan udah terkirim ke kalian masing-masing yekan. Awas aja kalau dibuang :(
Buat teteh yang kelewat realistis sampe kadang udah ngeri duluan mau ngomong, mbak wen yang selalu support apapun yang terjadi sampe akhirnya cape juga, mbak ummu yang menanggapi sesambatanku padahal seringkali ga penting, dan abang azis yang super sibuk tapi gpp bismillah bukunya Jerome.
Makasih, ya. Makasih banget udah menerimaku di hidup kalian. Banyak ngerepotinnya emang, gatau gimana kalian bisa sabar. Makasih banget udah ngajarin banyak hal. Ya emang belum ada yang dilakuin sih, bandel ya aku. Makasih banget udah kasih nasehat ini itu. Walaupun masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Makasih banget udah membiarkan dan mendukung aku melakukan apa yang ku mau. Kadang posesifnya ada juga sih. Makasih banget udah hadir dan jadi bagian di hidupku.
Yhaa mellow ni, anaknya emang lebih ke cengeng. Intinya, mau bilang makasih.
Udah ya. Projectnya doang yang selesai. Persaudaraannya jangan. Kalau bisa sampe nanti, nanti, dan nanti. Awas aja kalau dichat ga bales dan ditelpon ga angkat. Paling penting, awas aja aku dikick dari grup GR -_-
Sayang kalian, sehat-sehat ya ❤️
Malang, 6 November 2021
3 notes
·
View notes
Text
Apa arti peringatan hari lahir tapi kadar imanmu tak juga kau perbarui?
Apa arti peringatan hari lahir tapi semangatmu lebih banyak turun daripada naiknya?
Apa arti peringatan hari lahir tapi selalu merasa hilang?
Selamat 23 tahun. Semoga hari-hari selanjutnya bisa kau lalui dengan sadar.
0 notes
Text
Serial Kehidupan Pesantren
Kapan hari, sempat curhat ke seseorang tentang mengapa aku sulit move on dari kenangan. Lalu jawabannya cukup membuatku tertegun, "kalau bisa diambil pelajaran, kenapa harus move on?". Iya juga sih ya. Kemudian, disinilah aku dengan ide tulisan baru. Niatnya supaya kenangan yang masih kuingat tidak pudar begitu saja. So, here we go~
Eps 1: Kasur
Asrama tempatku tinggal dulunya tidak mengakomodir alas tidur atau kasur. Pun tidak ada dipan yang tersedia di tiap kamar. Rasa-rasanya, hanya kamar milik ndalem (rumah pengasuh) yang memiliki dipan. Sisanya, terlepas kamar santri atau pembina, semua memakai kasur lipat. Iya, kasur yang bisa dilipat dan digelar di lantai begitu. Tau, kan?
Biasanya, tiap anak baru akan membeli kasur baru, lengkap dengan bau toko yang masih melekat. Anak lama bisa apa? Cukup bersyukur saja dengan kasur berumur tahunan yang makin hari makin tipis. Apalagi dipakai saat musim hujan. Hm, mantap sekali.
Kalau kalian berpikir satu kasur dihuni satu orang, wah jangan terlalu cepat menyimpulkan. Seringkali, karena luas kamar yang terbatas, kami biasa menggabungkan dua kasur untuk dihuni tiga orang. Agak sempit sih, tapi cukuplah untuk telentang. Bagi penggemar tendangan bebas, alangkah baiknya tidur di luar kamar sehingga tidak mengganggu ketentraman malam. Bisa memilih tidur di lorong, aula tempat sholat, atau bahkan balkon. Banyak pilihan tempat, tentunya dengan kadar suhu yang berbeda-beda.
Menjelang subuh, normalnya ustadzah akan berkeliling dari kamar ke kamar untuk membangunkan kami. Perihal membangunkan ini banyak juga macamnya. Ada yang cukup sekali teriak langsung membuat satu kamar terbirit-birit. Ada yang sukanya memukul pintu kamar sampai semua bangun. Ada yang hobinya memanggil satu persatu santri yang masih bergeming dengan selimut.
Lepas subuh, biasanya ada yang namanya 'piket nata kasur'. Tugasnya adalah .. ya menata kasur hahaha. Kasur yang banyak itu disusun sedemikian rupa hingga membukit. Jangan lupa sertakan bantal dan guling. Terakhir, ditutup dengan selimut yang lebar supaya terlihat rapi dan cantik. Momen sedihnya adalah saat kasur yang kita tempati besar sehingga harus diletakkan paling bawah. Otomatis kita harus merelakan kasur kita yang pertama diambil.
Tumpukan kasur tersebut tidak boleh dirubuhkan sebelum isya'. Jadi, biasanya kami tidur siang di lantai saja. Atau kalau iseng, kami lompat ke atas kasur. Walaupun pasti menuai teriakan dari si penata kasur sih. Hehehe. Duh, jadi kangen atraksi lompat tinggi di kamar.
Masih banyak cerita lain yang bisa kubagikan. Hari ini sampai disini dulu ya. Sampai jumpa!
-Malang, 8 Juli 2021-
0 notes
Text
Suka pusing membaca tulisan yang lumayan berat
Apakah sebaiknya kita duduk bersama, menikmati secangkir minuman, dan bertanya "ada cerita seru apa hari ini?" saja?
0 notes
Text
Hari ini masuk Dzulqo'dah. Artinya, Syawal sudah habis. Biasanya, musim rame-ramenya undangan datang juga mulai habis. Tunggu, kenapa jadi undangan? Apa mulai resah saat satu persatu teman mulai duduk manis di pelaminan?
Harusnya sih nggak ya. Ya karena, seperti kata kebanyakan orang, hidupmu dan hidup mereka bukan perlombaan.
Tapi tapi tapi, apakah hati kecilmu sedikit memberontak membaca pernyataan itu?
Tenang, cantik. Sabar, ganteng. Niatkan dulu saja menuju ibadah seumur hidup itu sembari melakukan banyak hal yang menyenangkan. Berkenalan dengan banyak orang, misalnya. Mengikuti banyak kegiatan, contohnya. Niscaya simsalabim, hidupmu akan terasa seru untuk dinikmati. Niatkan saja dulu. Sama seperti niat menunggu subuh sembari beristirahat alias tidur. Pahalanya tetap mengalir selama kita berniat, begitu yang kudengar. Apa yang lebih indah dari melakukan hal-hal seru ditemani pahala yang terus berdatangan?
Racauan kali ini tidak ada kesimpulannya. Seperti biasa, hehe. Biar laba-laba tidak makin betah tinggal disini.
1 note
·
View note
Text
Aku rindu, dan hei mataku basah rupanya.
Aku bahagia, dan hei mataku basah rupanya.
Aku kecewa, dan hei mataku basah rupanya.
Aku lelah, dan hei mataku basah rupanya.
Aku marah, dan hei mataku basah rupanya.
Duhai. Betapa amat mudah basahlah pelupuk mataku ini. Tak punyakah cara lain selain membiarkan sarung bantal basah?
"Dasar cengeng!" sinis keangkuhanku pada kedua pelupuk mata, dan hei mataku semakin basah.
1 note
·
View note
Text
Tanggal 3 Bulan 3
Jumpa lagi denganku, bersama post entah apa edisi perdana di 2021.
Ternyata baru masuk bulan ketiga ya. Rasa-rasanya aku sudah melewati banyak sekali hari. Banyak pengalaman baru yang kurasakan di tahun ini. Mulai bertemu teman baru, keseharian baru, cara belanja baru, dan banyak lagi.
Terima kasih, Syifa. Untuk akhirnya berusaha mencari jalan keluar dari kebuntuan skripsimu. Untuk akhirnya mencari jawaban atas pertanyaan tentang dirimu. Untuk akhirnya konsisten ikut kelas di akhir pekan. Untuk akhirnya berani berkenalan lagi dengan lingkungan baru. Untuk akhirnya meluangkan waktu lebih banyak memperhatikan diri sendiri.
Hei! Kamu keren lho!
Iya, sama seperti tulisan yang baru kamu ganti di dinding kosanmu. Dinding yang kamu tatap setiap hari. Iya, kamu keren.
Tapi, kamu masih bisa lebih keren lagi lho. Yuk, menuju Syifa yang lebih keren!
3 notes
·
View notes
Text
Akhir
31 Desember 2020
Ternyata sebulan terakhir belum bisa konsisten menulis di Tumblr. Sedih ya, 2020 ku belum sebaik rencana di awal.
Kusempatkan mengetik sedikit sebelum hari berganti. Mungkin memang banyak sekali rencana di awal tahun, lebih banyak lagi halangan di pertengahan tahun. Tapi syukurlah, setidaknya kita menyadari semua itu di akhir. Setidaknya kita masih ingin kembali menyalakan lilin, atau justru petromaks, untuk hari esok yang lebih terang dan terarah.
Selamat tinggal, 2020. Selamat datang, 2021.
Selamat tinggal, kenangan. Selamat datang, harapan.
1 note
·
View note
Text
Sidang
21 Desember 2020
Happy sidang, Mbak Izza! My beloved sista ketemu di UKM, padahal dulu kek males banget kenal sama dia karena mukanya judes bzzzt tapi ternyata sekarang udah jadi adik angkat nih wkwk.
Finally ya mbak, setelah teman-teman seangkatan banyak yang udah lulus, kerja, nikah, akhirnya mbakku ini menyusul juga. Dulu Mbak Iz sempet dipepet terus sama orang-orang karena lama, sekarang semester 11 sidangnya. It's okay it's love, sekarang selain skripsinya selesai, Mbak Iz juga udah punya penghasilan lewat online. Keren banget sistaku satu ini!
Oke, yuk udah waktunya tahun depan aku nih yang lulus. Biar nggak jadi donatur tetap UM, kalau kata orang-orang. Bismillah yuk bisa yuk!
0 notes
Text
Pilek
20 Desember 2020
Sudah lama aku tidak pilek. Dua (atau tiga) hari terakhir hidungku sentrap sentrup. Tisu entah sudah habis berapa puluh lembar. Jangankan mandi, kaki menyentuh lantai saja rasanya brrr masyaallah dinginnya.
Jaman sekarang, pilek aja jadi parno sekali. Takut kena ini, takut ketularan itu. Padahal dulu "oh pilek", yaudah. Gitu aja. Padahal dulu "oh demam", yaudah. Tinggal minum obat pereda demam, selesai. Makin kesini, yang dulu kita anggap sepele tak bisa dihadapi dengan sepele. Makin ada-ada aja deh dunia ini. Lama-lama, kita mau napas aja mikir dulu ntar.
Doakan aku segera fit ya, teman-teman. Lusa ingin ku timang bayi-bayi sepersepupuanku. Ngajak ngobrol walau mereka nggak ngerti. Meninabobokan sampai pules les les. Kangen banget nih. Teman-teman juga sehat-sehat selalu ya.
1 note
·
View note
Text
Pakdhe Didi Kempot
19 Desember 2020
Aku mengetik ini sembari menyeka sisa air mata di pipi. Sesorean nonton siaran ulang Konser Malam Ambyar, nelangsa rasane kangen pakdhe. Malam ini lebih ambyar lagi, satu segmen khusus untuk pakdhe di Indosiar. Pecah banget waktu ada part ceritanya nyanyi bareng Inul-Soimah-Pakdhe, benar-benar pakai suara pakdhe yang di video klip. Sesenggukan aku, bingung menyeka air mata di pipi kanan dulu atau kiri dulu.
Aku mengenal karya beliau sejak kecil, karena lingkunganku sebagian campursarian. Hampir semua lagu-lagu pakdhe yang populer bisa kunyanyikan, minimal tau reffnya. Karena seperti yang kita tau semua, karya beliau dipasarkan di banyak tempat, bahkan di bus-bus umum antar kota. 2019 sempat sekali nonton konser pakdhe di UIN Malang. Biar pernah, kataku waktu itu. Mana pernah menyangka kalau itu konser satu-satunya yang bisa kuikuti, berada satu gedung dengan pakdhe, mendengar suara beliau langsung. Mimpi besarku untuk nonton konser beliau di Yogyakarta pada akhirnya tak bisa terwujud.
Sewaktu beliau berpulang, bermenit-menit ku butuhkan untuk memutar lagu beliau sembari menangis. Tangis yang aku pun tak tau cara menghentikannya. Lama sekali. Padahal tak ku kenal beliau secara langsung, tapi aku merasa sangat amat kehilangan beliau.
Pakdhe, kulo kangen. Mugi saget panggih senajan sedhelo. Nek trose njenengan, senajan mung ono ngimpi. Mboten nopo-nopo :"
0 notes
Text
Gloomy Friday
18 Desember 2020
Langit biru malu-malu menunjukkan dirinya di antara mendung yang kian melebar. Belasan manusia berlari memutari lapangan. Beberapa terlihat berjalan dengan terengah-engah. Bola-bola basket memantul di lapangan sebelum kemudian dilemparkan empunya. Anak-anak kecil berlarian kesana kemari diikuti orangtuanya.
Tadi pagi bersepeda ke lapangan milik TNI di kota Malang. Tidak padat, namun ramai. Ada anak-anak (yang sepertinya masih sekolah) latihan dan jogging bersama. Ada keluarga yang olahraga bersama. Menyenangkan sekali melihat banyak yang peduli pada kesehatan. Namun ada satu yang menarik perhatian. Ada seorang wanita paruh baya yang menuntun (mungkin) ibunya, sedangkan yang dituntun berjalan dengan bantuan tongkat. Sampai beberapa kali putaran aku bersepeda, masih kudapati keduanya berjalan dengan hikmat. Sungguh terharu aku melihatnya. Cinta orangtua pada anak tak akan lekang oleh waktu, namun belum tentu sebaliknya. Akankah cinta kita pada orangtua akan lekang oleh waktu?
Gerimis turun beberapa saat kemudian. Membubarkan sebagian besar kegiatan yang berjalan. Kami pun turut membubarkan diri. Entah bagaimana kedua ibu tadi, masihkah berjalan dengan penuh cinta dan kasih, aku tak tau.
0 notes
Text
Dangdut
17 Desember 2020
Aku lagi gila gila dangdut nih. Sekalian aja deh mumpung hari ini ada idolaku yang lagi ulang tahun. Biar memorable ku tulis sekalian.
Awal aku bucin dangdut (terutama versi Indosiar) waktu nonton konser Hijrah Cinta. Waktu itu karena ada Teh Ocha alias Rossa, aku jadi nonton deh. Terus ternyata menarik nih anak-anak jebolan pencarian bakat di Indosiar. Pertama kali yang ku follow waktu itu Aco, top 9 LIDA 2020. Alasannya karena suaranya MTQ banget, paham nggak? Ya gitu deh pokoknya haha. Kedua kalau nggak salah Jirayut, top 10 DAA 4. Waktu itu karena dia ganteng sih jujur tapi ternyata setelah follow sisi menariknya justru karena dia lucu. Ketiga Aa' Reza, DA 2. Beliau keturunan Arab gitu dan suaranya gila sih mantap banget, enak dipandang pula. Keempat sekaligus pertama kalinya aku masuk fanbase, Gunawan, runner up LIDA 2020. Best banget tampilnya parah, bener bener definisi bunglon.
Setelah itu, makin intens lah aku dengan dunia perdangdutan masa kini. Saaampai akhirnya sekarang pegang peran penting di fanbase dari JD Eleven, salah satu boyband dangdut bentukan Indosiar. Baru dua bulan sih dibentuknya, tapi shownya alhamdulillah sudah beberapa kali. Yaaa, tak sesempurna oppa-oppa K-Pop tapi lumayan seperti angin segarlah bagi dunia perdangdutan.
Sejauh ini aku mencintai dunia baru yang ku masuki ini. Semoga banyak manfaat yang bisa ku petik. Berupa apa itu? Nanti juga tau. Ikhlas dan tulus aja dulu, gitu kan prinsipnya jadi fans.
0 notes