Tumgik
#30harimerantaihikmah
hennapaste · 4 years
Text
Mindful Eating
Besok besok, kalau makan, jangan kebanyakan ngobrol, sambil scrolling, balas chat, apalagi sambil nonton. Pelan-pelan, resapi, hayati. Fokuslah pada apa yang ada di depan kita, apa yang kita makan. Dari mana makanan ini berasal. Bagaimana proses panjang sebuah padi menjadi sebutir nasi. Bagaimana buah-buahan ini bisa tumbuh dengan warna yang cantik dan rasa yang manis. Karena Nabi SAW pun makan dengan pelan. Tanpa tergesa-gesa.
Kalau kita sudah bisa fokus, maka biasanya rasa syukur itu akan bertambah. Rasanya pengen sungkem sama petani padi, pekerja di kebun buah dan sayur. Pengen meluk bunda dan bilang makasi banyak banyak banyak karena udah masakin makanan seenak ini. Dan, mindful eating juga membuat kita sadar, betapa baiknya Allah dan betapa kuasanya Dia. Alhamdulillah, masih diizinkan makan dengan lahap hari ini.
Inspired: Yaqeen Institute
1 note · View note
hennapaste · 4 years
Text
Itulah alasannya, mengapa kita harus mengikuti akun-akun atau influencer yang bisa memberi impact positive kepada kita. Secara, hampir separuh dari waktu kita habiskan di sosial media. Jadi, meski seharian kita rebahan, mantengin instagram, berselancar dari postingan satu ke postingan lainnya. Ya, setidaknya adalah kita dapatkan kebaikan dari sana. Walau sedikit.
1 note · View note
hennapaste · 4 years
Text
Tidur, ialah kematian kecil. Tak ada yang tahu apakah besok nyawa masih berada di raga atau pergi meninggalkan dunia. Maka, tutuplah malam ini with good actions. Berwudhu atau berdzikir mengingat Allah. Bila esok tiada, maka setidaknya kita telah mengakhirinya dengan baik. Bila esok masih terjaga, mudah mudahan Allah beri keberkahan dalam segala aktivitasnya. Insyaallah.
1 note · View note
hennapaste · 4 years
Text
Seringkali diri ini merasa tidak pantas menerima bermacam macam kebaikan dari orang orang di sekitar. Diberi perhatian, diberi nasehat, diberi kasih sayang, dikasi kepercayaan. Duh, Ya Rabb. What did i do to deserve this all?
1 note · View note
hennapaste · 4 years
Text
Tidak ada yang lebih berat di dunia ini daripada mengendalikan hawa nafsu. Nafsu apapun itu.
Rasanya menjadi orang yang tidak berguna ketika hari itu nafsu yang menjadi pemenangnya.
Bisa ngga ya berubah di esok harinya?
1 note · View note
hennapaste · 4 years
Text
Kalau belum berubah...
Kalau sudah shalat, tapi merasa hati belum tenang, atau masih saja mudah berbuat kesalahan. Kalau sudah puasa, tapi hawa nafsu masih tak bisa dikendalikan. Masih emosian, masih gak sabaran, gak bisa bersikap layaknya orang orang beriman. Tenang.
Jangan lelah, ya? At least, kamu sudah punya kesadaran kalau ternyata yang dilakukan belum merubah apapun. Tenang. Jangan anggap semua percuma karena gak ada yang sia sia bagi-Nya.
Allah mungkin ingin melihat kamu berusaha sedikit lebih keras lagi. Ibadahnya mungkin ada yang kurang dalam prosesnya. Mungkin ada yang salah dalam niatnya. Allah mungkin sedang asik melihat kamu mendekatiNya.
Jangan berhenti, ya. Jangan lupa juga untuk terus meminta kekuatan kepada Allah agar rasa lelah itu dihilangkan, dan rasa bosan itu dienyahkan.
Terima kasih karena masih berjuang hingga detik ini!
0 notes
hennapaste · 4 years
Text
Tumblr media
Barusan liat story gitasav, dan bener juga. Di saat pandemi kaya gini, wajar banget kita stress dan mageran karena semuanya berubah menjadi sesuatu yang kita belum terbiasa menghadapinya. Its okay. "This is not a productivity contest"
0 notes
hennapaste · 4 years
Text
Lupa tepatnya kapan, beberapa hari yang lalu baca tulisan seorang kakak tingkat, bercerita kalau dia abis meras lemon, trus tiba tiba air perasannya tumpah begitu aja. Nyesek bangettt. Hikmah yang dia ambil, bahwasanya air perasan lemon itu ibarat amal kita. Kita udah susah payah beramal, eh taunya ngga ada gunanya. Ditolak begitu aja sama Allah. Makanya, setiap ibadah, berikanlah yang terbaik untuk Allah agar kita tak merugi.
Dan hari ini, aku mengalami hal yang sama. Jadi, bundaku masak ikan gulai kuning buat dimakan abis buka puasa. Bunda udah mulai masak sejak sebelum ashar. Wanginya sungguh semerbak, dan aku tahu itu enaaak banget. Udah ngebayangin bakalan makan malam dengan nikmat hari ini. Rasanya makin ga sabar nunggu maghrib.
Eh, taunya qadarullah menjelang azan maghrib, ada kucing yang numpahin ikan gulai kuning itu dari kuali. Iya, ikannya emang masih di kuali, ditutup, dan biasanya emang begitu. Ditaro juga di tempat biasa. Nggak ada yang berbeda dari biasanya. Kucing di rumah juga jarang nyuri makanan yang sampai segitunya. Tapi sore itu, mungkin si kucing bener bener kelaperan. Dia dorong kuali yang isinya ikan gulai kuning my love sampai jatuh, tumpah semuanya ke lantai. Bener bener habis semuanya berserakan di lantai.Gak ada yang membekas di kuali.
Kebayang ngga sih? Ya Allah jujur masih nyesek ngebayanginnya, wkwk. Itu bener bener sebentar lagi mau azan maghrib. Mau berbuka. Tapi lauk yang dibikin tadi, yang udah dibayangin tadi, habis semuanya.
Aku langsung keinget cerita kakak tingkatku beberapa hari yang lalu itu. Aku bener bener tersadar, "oh gini ya rasanya." Sakit banget.
Gini rasanya udah ngabisin banyak waktu untuk ibadah, tapi ternyata ngga satupun kita dapat pahalanya.
Gini rasanya ketika sudah berharap terlalu jauh, tapi ternyata semua yang diharapkan bukan ditakdirkan untuk kita.
Semoga amalan amalan kita merupakan amalan yang terbaik. Semoga harapan kita merupakan harapan yang turut disandarkan pada Allah, Sang Maha Menetapkan.
0 notes
hennapaste · 4 years
Text
Syukur
Hari ini, ngga tahu kenapa, setelah sekian lama bertahun tahun nyicipin masakan bunda, baru kali ini merasa kayak “Ya Allah terima kasih banyak telah menganugerahi bunda yang masakannya selalu enak enak.” Entah mungkin karena lagi puasa juga kali ya, jadi nafsu makan pun naik berkali kali lipat.
Tapi, kali ini aku lebih serius. Selama ini, sering banget liat orang-orang bikin gratitude list ala mereka dengan berbagai macam kreativitasnya. Dan aku, nggak pernah merasa sebutuh itu sampai harus bikin gratitude list. Aku pikir selama ini aku fine fine aja sama hidupku. Aku nggak banyak komplain. Aku menerima dan menikmati yang aku punya.
Sayangnya, itu hanya perasaanku. Semua hanya yang terlihat di permukaan. Setelah suatu ‘kejadian’ beberapa hari yang lalu, aku tersadar bahwa aku minus banget banget banget rasa syukurnya. Aku pikir aku menikmati apa yang punya sekarang, nyatanya banyak juga keluhan yang keluar dari lisanku. Aku pikir aku bahagia dengan apa yang aku terima, nyatanya pikiran pikiran negatifku pun masih banyak juga.
Itulah kita, manusia. Butuh manusia lain untuk mengingatkan. Butuh masalah biar sadar.
Aku butuh gratitude journal. Hmm, i think i gonna start a new one...
0 notes
hennapaste · 4 years
Text
Sepi
Duh, jujur. Ramadhan kali ini suasananya sedih sekali. Ngeliat pedagang yang lagi jualan di pinggir pinggir jalan aja rasanya mau nangis. Ngebayangin gimana susahnya mereka harus bertahan di saat seperti ini. Yang biasanya ada pasar khusus untuk jualan ta'jil, sekarang udah gak ada. Yang biasanya setiap sore orang orang memenuhi jalanan untuk nyari bukaan, tapi sekarang jumlah orang yang keluar rumah semakin berkurang.
Ya kalau para pedagang bisa memanfaatkan fasilitas medsos, mungkin mereka akan sedikit terbantu. Tapi ga sedikit juga dari mereka yang ga paham atau menganggap online itu terlalu rumit.
Memang, di saat seperti ini kita harus banyak banyak bersyukur. Yang bisa di rumah, ya di rumah aja. Kalau tidak bisa di rumah, tetaplah waspada ketika di luar rumah.
Ga ada gunanya saling menyalahkan. Ga ada gunanya juga merasa tindakannya yang paling benar. Saat ini, peran kita semua adalah penting. Apa yang kita lakukan, sungguh berpengaruh kepada bagaimana keadaan kita ke depan.
Tumblr media
0 notes
hennapaste · 4 years
Text
Ramadhan kali ini, bener bener ngga nyangka bisa puasa pertama bareng keluarga. Padahal, pas mulai masuk semester baru kemaren udah ngebayangin bakalan puasa di kosan lagi, tarawih di sini lagi. Trus udah kepikiran juga, tahun ini mau bikin apa ya buat dibagi bagi ke anak kosan. Eh, qadarullah...corona mengubah segalanya.
Sampai sekarang, kalo dipikir pikir lagi, bener bener ga kepikiran sama sekali semester ini akan dihabiskan di rumah. Semua berubah begitu cepat. Bayangin, pas berita corona semakin meningkat penyebarannya di Ibukota, hampir semua instansi pendidikan langsung diliburkan. Dalam waktu yang cepat semua harus mengambil keputusan. Dan dalam waktu itulah, ayahku tanpa ragu bilang, "Beli aja tiket sekarang. Lusa pulang." Cepat sekali.
Sekarang, alhamdulillah. Walaupun berisiko, tapi aku bersyukur karena sudah pulang lebih awal. Sudah di rumah. Belajar dari rumah. Ngerjain tugas di rumah. Dan sekarang, Ramadhan di rumah. Kebayang ga sih, betapa ga nyangkanya aku? Haha. Ya gimana engga, anak rantau yang biasanya kuliah, ngerjain tugas, dan segala macemnya dilakuin di kosan. Sekarang, semuanya dari rumah. Masyaallah.
Sekian ceritaku yang masih tidak percaya kalau semester ini kita #dirumahaja. Haha. Perasaan tadi cerita tentang Ramadhan deh awalnya kok malah lebih banyak cerita corona? Ah dah lah ya. Maaf.
Semangat puasa day 2!
0 notes
hennapaste · 4 years
Text
Tumblr media
Just sharing. Siapa tahu ada yang bisa diambil kebaikannya. Ini adalah list target Ramadhan ala ILFIRA (aku dan adek-adekku). First time kita bikin target bareng bareng, hihi. Harapannya sih kalau sudah #dirumahaja, seharusnya kita bisa lebih produktif. Bismillah lah yaa.
Tumblr media
Btw, ini dibuat atas kesepakatan kita bersama. Sudah fix dari hasil rapat *ciahahaha. Kalau ada yang bertanya rinciannya gimana, oke let me explain u guys:
Resume kajian, itu kita harus nontonin kajian di YouTube, bebas mau tema apa aja, dari Ustadz siapa aja. Abis itu bikin resumenya di buku catatan. Dikumpulin setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Trus kita saling menilai gimana resumenya. Jadi kayak main guru-guruan gitu, ada pontennya, wkwk.
Trus, baca. Target kita satu bulan khatamin satu buku. Bebas buku apa aja.
Tadarus juga, one day one juz.
Trus apa lagi. Oh, ya. Sharing kebaikan, itu kita harus sharing apa aja yang bermanfaat di Instagram masing-masing dengan hashtag #30HariMerantaiHikmah. Tujuannya adalah untuk membiasakan, kalau siapapun boleh sharing kebaikan meski diri sendiri belum baik baik banget. Umur ngga ada yang tahu. Semoga nanti, yang kita tinggalkan dan yang kita bawa, adalah kebaikan kebaikan yang telah kita tebar. Insyaallah.
Selamat berpuasa.
Selamat berlomba-lomba mencari berkah di bulan mulia.
Selamat merantai hikmah di setiap harinya.
 Lets start this, #30HariMerantaiHikmah.
Day 1.
1 note · View note
hennapaste · 4 years
Text
Banyak yang bisa disyukuri. Banyak yang bisa mengukir senyum. Banyak yang bisa mencipta bahagia. Tapi, ‘selalu merasa kurang’ akan menutup semuanya. Tak ada celah untuk bersyukur, apalagi bahagia.
0 notes
hennapaste · 4 years
Text
Berkali kali ku bilang. Kamu lemah, ya memang lemah. Kalau gak bisa berbuat kebaikan yang ini, jangan nyerah. Selalu usahakan kebaikan kebaikan yang lain. Banyak pintunya. Tinggal kamu. Mau membukanya atau tidak. Kelemahanmu, insyaallah akan menguatkanmu.
0 notes
hennapaste · 4 years
Text
Kita ini lemah. Maka mintalah kepada Allah untuk senantiasa dikuatkan karena kita bener bener selemah itu tanpa pertolongan dan bimbingan Allah.
0 notes
hennapaste · 4 years
Text
Jadi kepikiran,
Habis Corona, kamu mau jadi bagaimana? Apa yang kamu dapatkan? Sudah punya keahlian baru? Sudah semakin berkembang?
Beberapa kali baca pertanyaan semacam ini di sosmed, tapi baru ini ikutan mikir secara serius.
0 notes