#Ceritangentot
Explore tagged Tumblr posts
majalahforbes-blog · 6 years ago
Text
MENIKMATI TUBUH SEPUPUKU YANG ADUHAI
Cerita Sex ini berjudul ” MENIKMATI TUBUH SEPUPUKU YANG ADUHAI “Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019. Ini terjadi pada tahun 1997. Ini merupakan ceritaku asli/nyata, Pada saat aku masih kuliah di semester 2, ibuku sakit dan dirawat di kota S. Oh, iya aku tinggal di kota L. Cukup jauh sih dari kota S. Karena ibuku sakit, sehingga tidak ada yang masak dan menunggu dagangan. Soalnya adik-adikku semua masih sekolah. Akhirnya aku usul kepada ibuku kalau sepupuku yang ada di kota lain menginap di sini (di rumahku). Dan ide itu pun disetujui. Maka datanglah sepupuku tadi. Sepupuku (selanjutnya aku panggil Anita) orangnya sih tidak terlalu cantik, tingginya sekitar 160 cm, dadanya masih kecil (tidak nampak montok seperti sekarang). Tetapi dia itu akrab sekali dengan aku. Aku dianggapnya seperti kakak sendiri. Nah kejadiannya itu waktu aku lagi liburan semester. Waktu liburan itu aku banyak menghabiskan waktu untuk menunggu dagangan ibuku. Otomatis dong aku banyak menghabiskan waktu dengan Anita. Mula-mulanya sih biasa-biasa saja, layaknya hubungan kami sebagai sepupu. Suatu malam, kami (aku, Anita, dan adik-adikku) sudah ingin tidur. Adikku masing-masing tidur di kamarnya masing-masing. Sedang aku yang suka menonton TV, memilih tidur di depan TV. Nah, ketika sedang menonton TV, datang Anita dan nonton bersamaku, rupanya Anita belum tidur juga. Sambil nonton, kami berdua bercerita mengenai segala hal yang bisa kami ceritakan, tentang diri kami masing-masing dan teman-teman kami. Nah, ketika kami sedang nonton TV, dimana film di TV ada adegan ciuman antara laki-laki dan perempuan (sorry udah lupa tuh judul filmnya). Eh, Anita itu merespon dan bicara padaku, “Wah temenku sih biasa begituan (ciuman).” Terus aku jawab, “Eh.. kok tau..?” Rupanya teman Anita yang pacaran itu suka cerita ke Anita kalau dia waktu pacaran pernah ciuman bahkan sampai ‘anu’ teman Anita itu sering dimasuki jari pacarnya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan sampai dua jarinya masuk. Setelah kukomentari lebih lanjut, aku menebak bahwa Anita nih ingin juga kali. Terus aku bertanya padanya, “Eh, kamu mau juga nggak..?” Tanpa kuduga, ternyata dia mau. Wah kebetulan nih. Dia bahkan bertanya, “Sakit nggak sih..?” Ya kujawab saja, “Ya nggak tau lah, wong belum pernah… Gimana.., mau nggak..?” Anita berkata, “Iya deh, tapi pelan-pelan ya..? Kata temenku kalo jarinya masuk dengan kasar, ‘anunya’ jadi sakit.” “Iya deh..!” jawabku. Kami berdua masih terus menonton film di TV. Waktu itu kami tiduran di lantai. Kudekati dia dan langsung tanganku menuju selangkangannya (to the point bok..!). Kuselusupkan tangan kananku ke dalam CD-nya dan kuelus-elus dengan lembutnya. Anita tidak menolak, bahkan dengan sengaja merebahkan tubuhnya, dan kakinya agak diselonjorkan. Saat merabanya, aku seperti memegang pembalut, dan setelah kutanyakan ternyata memang sejak 5 hari lalu dia sedang menstruasi. Aku tidak mencoba membuka pakaian maupun CD-nya, maklumlah takut kalau ketahuan sama adik-adikku. Dengan CD masih melekat di tubuhnya, kuraba daerah di atas kemaluannya. Kurasakan bulu kemaluannya masih lembut, tapi sudah agak banyak seperti bulu-bulu yang ada di tanganku. Kuraba terus dengan lembut, tapi belum sampai menyentuh ‘anunya’, dan terdengar suara desisan walau tidak keras. Kemudian kurasakan sekarang dia berusaha mengangkat pantatnya agar jari-jariku segera menyentuh kemaluannya. Segera kupenuhi keinginannya itu. Waktu pertama kusentuh kemaluannya, dia terjengat dan mendesis. Kugosok-gosok bibir kewanitaannya sekitar 5 menit, dan akhirnya kumasukkan jari tengahku ke liang senggamanya. “Auw..,” begitu reaksinya setelah jariku masuk setengahnya dan tangannya memegangi tanganku. Setelah itu dengan pelan kukeluarkan jariku, “Eeesshh…” desisnya. Lalu kutanya, “Gimana..? Sakit..?” Dia menggeleng dan tanpa kusadari tangannya kini memegang telapak tangan kananku (yang berada di dalam CD-nya), seakan memberi komando kepadaku untuk meneruskan kerjaku. Sambil terus kukeluar-masukkan jariku, Anita juga tampak meram serta mendesis-desis keenakan. Sementara terasa di dalam CD-ku, batang kemaluanku juga bangun, tapi aku belum berani untuk meminta Anita memegang rudalku (padahal aku sudah ingin sekali). Sekitar 10 menit peristiwa itu terjadi. Kulihat dia tambah keras desisannya dan kedua kakinya dirapatkan ke kaki kiriku. Sepertinya dia telah mengalami klimaks, dan kami akhirnya tidur di kamar masing-masing. Hari berikutnya, aku dan Anita siap-siap membuka warung, adikku pada berangkat sekolah, sehingga hanya ada aku dan Anita di warung. Hari itu Anita jadi lebih berani padaku. Di dalam warungku sambil duduk dia berani memegang tanganku dan menuntunnya untuk memegang kemaluannya. Waktu itu dia memakai hem dan rok di atas lutut, hingga aku langsung bisa memegang selangkangannya yang terhalang CD dan pembalut. Kaget juga aku, soalnya ini kan lagi ada di warung. “Nggak pa-pa Mas.., khan lagi sepi.” katanya dengan enteng seakan mengerti yang kupikirkan. “Lha kalo ada pembeli gimana nanti..?” tanyaku. “Ya udahan dulu, baru setelah pembelinya balik, kita lanjutin lagi, ok..?” jawabnya. Dengan terpaksa kuraba-raba selangkangannya. Hal tersebut kulakukan sambil mengawasi di luar warung kalau-kalau nanti ada pembeli datang. Sementara aku mengelus selangkangannya, Anita mencengkeram pahaku sambil bibirnya digigit pelan tanda menikmati balaianku. Peristiwa itu kuakui sangat membuatku terangsang sekali, sehingga celana pendekku langsung terlihat menonjol yang bertanda batang kejantananku ingin berontak. “Lho Mas, anunya Mas kok ngaceng..?” katanya. Ternyata dia melihatku, kujawab, “Iya ini sih tandanya aku masih normal…” Aku terus melanjutkan pekerjaanku. Tanpa kusadari dia pun mengelus-elus celanaku, tepat di bagian batang kemaluanku. Kadang dia juga menggenggam kemaluanku sehingga aku juga merasa keenakan. Baru mau kumasukkan tanganku ke CD-nya, tiba-tiba aku melihat di kejauhan ada anak yang sepertinya mau membeli sesuatu di warungku. Kubisiki dia, “Heh ada orang tuh..! Stop dulu ya..?” Aku menghentikan elusanku, dia berdiri dan berjalan ke depan warung. Benar saja, untung kami segera menghentikan kegiatan kami, kalo tidak, wah bisa berabe nanti. Sehabis melayani anak itu, dia balik lagi duduk di sebelahku dan kami memulai lagi kegiatan kami yang terhenti. Seharian kami melakukannya, tapi aku tidak membuka CD-nya, karena terlalu beresiko. Jadi kami seharian hanya saling mengelus di bagian luar saja. Malam harinya kami melakukan lagi. Aku sendirian nonton TV, sementara adikku semua sudah tidur. Tiba-tiba dia mendatangiku dan ikut tiduran di lantai, di dekatku sambil nonton TV. Kemudian tiba-tiba dia memegang tanganku dan dituntun ke selangkangannya. Aku yang langsung diperlakukan demikian merasa mengerti dan langsung aku masuk ke dalam CD-nya, dan langsung memasukkan jariku ke kemaluannya. Sedangkan dia juga langsung memegang batang kejantananku. “Aku copot ya CD kamu, biar lebih enakan.” kataku. Dia mengangguk dan aku langsung mencopot CD-nya. Saat itu dia memakai rok mininya yang tadi, sehingga dengan mudah aku mencopotnya dan langsung tanganku mengorek-ngorek lembah kewanitaannya dengan jari telunjukku. Aku juga menyuruh mengeluarkan batang kejantananku dari CD-ku, sehingga dia kini bisa melihat rudalku dengan jelas, dan dia kusuruh untuk menggenggamnya. Kukorek-korek kemaluannya, kukeluar-masukkan jariku, tampaknya dia sangat menikmatinya. Kulihat batang kemaluanku hanya digenggamnya saja, maka kusuruh dia untuk mengocoknya pelan-pelan, namun karena dia tidak melumasi dulu batangku, maka kemaluanku jadi agak sakit, tapi enak juga sih. “Eehhsstt… eehhsstt… Ouw.., eehhsstt… eehhsstt… eehhsstt…” begitu erangannya saat kukeluar-masukkan jariku. Kumasukkan jariku lebih dalam lagi ke liang kewanitaannya dan dia mendesis lebih keras, aku suruh dia agar jangan keras-keras, takut nanti adikku terbangun. “Kocokkannya lebih pelan dong..!” kataku yang merasa kocokkannya terhenti. Kupercepat gerakan jariku di dalam liangnya, kurasakan dia mengimbanginya dengan menggerakkan pantatnya ke depan dan ke belakang, seakan dia lagi menggauli jariku. Dan akhirnya, “Oh.., oohh.. oohh.. ohh…” rupanya dia mencapai klimaksnya yang pertama, sambil kakinya mengapit dengan keras kaki kananku. Kucabut jariku dari kemaluannya, kulihat masih ada noda merah di jariku. Karena aku belum puas, aku langsung pergi ke kamar mandi dan kutuntun Anita. Di kamar mandi aku minta dia untuk mengocok batang kejantananku dengan tangannya. Dia mau. Aku lepaskan celanaku, setelah itu CD-ku dan batang kejantananku langsung berdiri tegap. Kusuruh dia mengambil sabun dan melumuri tangannya dengan sabun itu, lalu kusuruh untuk segera mengocoknya. Karena belum terbiasa, sering tangannya keluar dari batangku, terus kusuruh agar tangannya waktu mengocok itu jangan sampai lepas dari batangku. Setelah 5 menit, akhirnya aku klimaks juga, dan kusuruh menghentikan kocokannya. Seperti pagi hari sebelumnya, kami mengulangi perbuatan itu lagi. Tidak ada yang dapat kuceritakan kejadian pagi itu karena hampir sama dengan yang terjadi di pagi hari sebelumnya. Tapi pada malam harinya, seperti biasa, aku sendirian nonton TV. Anita datang, sambil tiduran dia nonton TV. Tapi aku yakin tujuannya bukan untuk nonton, dia sepertia ketagihan dengan perlakuanku padanya. Dia langsung menuntun tanganku ke selangkangannya. Aku bisa menyentuh kewanitaannya, tapi ada yang lain. Kini dia tidak memakai pembalut lagi. “Eh, kamu udah selesai mens-nya..?” tanyaku. “Iya, tadi sore khan aku udah kramas, masa nggak tau..?” katanya. Aku memang tidak tahu. Karena memang aku kurang peduli dengan hal-hal seperti itu. Aku jadi membayangkan yang jorok, wah batang kejantananku bisa masuk nich. Kuraba-raba CD-nya. Tepat di lubang kemaluannya, aku agak menusukkan jariku, dan dia tampak mendesis perlahan. Tangannya kini sudah membuka restleting celana pendekku, selanjutnya membukanya, dan CD-ku juga dilepaskankan ke bawah sebatas lutut. Digenggamnya batang kejantananku tanpa sungkan lagi (karena sudah sering kali ya..?). Aku juga membuka CD-nya, tapi karena dia masih memakai rok mini lagi, jadi tidak ketahuan kalau dia sekarang bugil di bagian bawahnya. Dia kini dalam keadaan mengangkang dengan kaki agak ditekuk. Kuraba bibir kemaluannya dan dengan agak keras, kumasukkan seluruh jari telunjukku ke lubang senggamanya. “Uhh.. esshh.. eesshh.. esshh…” begitu desisnya waktu kukeluar-masukkan jariku ke lubang senggamanya. Sementara dia kini juga berusaha mengocok batang keperkasaanku, tapi terasa masih sakit. Kukorek-korek lubang kemaluannya. Lalu timbul keinginanku untuk melihat kemaluannya dari dekat. Maklumlah, aku khan belum melihat langsung bentuk kemaluan wanita dari dekat. Paling-paling dari film xx yang pernah kutonton. Kuubah posisiku, kakiku kini kuletakkan di samping kepala Anita, sedangkan kepalaku berada di depan kemaluannya, sehingga aku dengan leluasa dapat melihat liang kewanitaannya. Dengan kedua tanganku, aku berusaha membuka bibir kemaluannya. Tapi, “Auw.. diapaain Mas..? Eshh.. uuhh..” desisannya tambah mengeras. “Sorry.., sakit ya..? Aku mo lihat bentuk anumu nih, wah bagus juga yach..!” sambil terus kukocokkan jariku. Kulihat daging di lubangnya itu berwarna merah muda dan terlihat bergerak-gerak. “Wah, jariku aja susah kalo masuk kesini, apalagi anuku yang kamu genggam itu ya..?” pancingku. Dia diam saja tidak merespon, mungkin lagi menikmati kocokan jariku karena kulihat dia memaju-mundurkan pantatnya. “Eh, sebenarnya yang enak ini mananya sich..?” tanyaku. Tangan kirinya menunjuk sepotong daging kecil di atas lubang kemaluannya. “Ini nich.., kalo Mas kocokkan jarinya pas menyentuh ini rasanya kok gatel-gatel tapi enak gitu.” “Mana.., mana.., oh ini ya..?” kugosok daging itu (yang kemudian kuketahui bernama klitoris) dan dia makin kuat menggenggam batang kemaluanku. “Ahh. auu.. enakk Maass… eehh… aahh.. truuss Mass, terusiinn.. ohh..!” Tangannya setengah tenaga ingin menahan tanganku, tapi setengahnya lagi ingin membiarkan aku terus menggosok benda itu. Dan akhirnya, “Uhh.. uhh.. uuhh.. ahh.. aahh..” dia mencapai klimaks. Aku terus menggosoknya, dan tubuhnya terus menggelinjang seperti cacing kepanasan. Lalu kubertanya, “Eh, gimana kalo anuku coba masuk ke sini…? Boleh nggak..? Pasti lebih enakan..!” Dia hanya mengangguk pelan dan aku segera merubah posisiku menjadi tidur miring sejajar dengan dia. Kugerakkan batang kejantananku menuju ke lubang kemaluannya. Kucoba memasukkan, tapi rasanya tidak bisa masuk. Kurubah posisiku sehingga dia kini berada di bawahku. Kucoba masukkan lagi batangku ke lubangnya. Terasa kepala anuku saja yang masuk, dia sudah mendesis-desis. Kudorong lebih dalam lagi, tangannya berusaha menghentikan gerakanku dengan memegang batangku. Namun rasanya nafsu lebih mendominasi daripada nalarku, sehingga aku tidak mempedulikan erangannya lagi. Kutekan lagi dan, “Auuwww.. ehhssaakkiitt..!” Aku berhasil memasukkan batang anuku walau tidak seluruhnya. Aku diam sejenak dan bernapas. Terasa anunya memeras batangku dengan keras. “Gimana, sakit ya.., mo diterusin nggak..?” tanyaku padanya sambil tanganku memegang pantatnya. Dia tidak menjawab, hanya terdengar desah nafasnya. Kugerakkan lagi untuk masuk lebih dalam. Mulutnya membuka lebar seperti orang menjerit, tapi tanpa suara. Karena dia tetap diam, maka kulanjutkan dengan mengeluarkan batangku. Dan lagi-lagi dia seperti menjerit tapi tanpa suara. Saat kukeluarkan, kulihat ada noda darah di batangku. Aku jadi kaget, “Wah aku memperawaninya nih.” “Gimana.., sakit nggak.., kalo nggak lanjut ya..?” tanyaku. “Uhh.. tadi sakiitt sich… uhh. geelii..” begitu katanya waktu anuku kugesek-gesekkan. Setelah itu kumajukan lagi batang kejantananku, Anita tampak menutup matanya sambil berusaha menikmatinya. Baru kali ini batangku masuk ke liangnya wanita, wah rasanya sungguh nikmat. Aku belum mengerti, kenapa kok di film-film yang kulihat, batang kejantanan si pria begitu mudahnya keluar masuk ke liang senggama wanita, tapi aku disini kok sulit sekali untuk menggerakkan batang kejantananku di liang keperawanannya. Namun setelah beberapa menit hal itu berlangsung, sepertinya anuku sudah lancar keluar masuk di anunya, maka agak kupercepat gerakan maju-mundurku di liangnya. Kurubah posisiku hingga kini dia berada di bawahku. Sambil masih kugerakkan batangku, tanganku berusaha mencapai buah dadanya. Kuremas-remas buah dadanya yang masih kecil itu bergantian, lalu kukecup puting buah dadanya dengan mulutku. Dia semakin bergelinjang sambil mendesis agak keras. Akhirnya setelah berjalan kurang lebih 10 menitan, kaki Anita berada di pantatku dan menekan dengan keras pantatku. Kurasa dia sudah orgasme, karena cengkeraman bibir kemaluannya terhadap anuku bertambah kuat juga. Dan karena aku tidak tahan dengan cengkeraman bibir kemaluannya, akhirnya, “Crot.. crot.. crot..” air maniku tumpah di vaginanya. Serasa aku puas dan juga letih. Kami berdua bersimbah keringat. Lalu segera kutuntun dia menuju kamar mandi dan kusuruh dia untuk membersihkan liang kewanitaannya, sedangkan aku mencuci senjataku. Setelah itu kami kembali ke tempat semula. Kulihat tidak ada noda darah di karpet tempat kami melakukan kejadian itu. Dan untung adik-adikku tidak bangun, sebab menurutku desisan dan suara dia agak keras. Lalu kumatikan TV-nya, dan kami berdua tidur di kamar masing-masing. Sebelum tidur aku sempat berfikir, “Wah, aku telah memperawani sepupuku sendiri nich..!” Sewaktu aku sudah kuliah lagi (dua hari setelah kejadian itu), dia masih suka menelponku dan bercerita bahwa kejadian malam itu sangat diingatnya dan dia ingin mengulanginya lagi. Aku jadi berpikir, wah gawat kalo gini. Aku jadi ingat bahwa waktu itu aku keluarkan maniku di dalam liang keperawanannya. “Wah, bisa hamil nich anak..!” pikirku. Hari-hariku jadi tidak tenang, karena kalau ketahuan dia hamil dan yang menghamili itu aku, bisa mampus aku. Setelah sebulan lewat, kutelpon dia di rumahnya. Setelah kutanya, ternyata dia dapat mens-nya lagi dua hari yang lalu. Lega aku dan sekarang hari-hariku jadi balik ke semula. Begitulah ceritaku saat menggauli sepupu sendiri, tapi dasar memang sepupuku yang agak ‘horny’. Tapi sampai saat ini kami tidak pernah melakukan perbuatan itu lagi Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri. Read the full article
116 notes · View notes
subtitlecinema-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Cerita Sex Sedarah Kakak Ipar
Aku memang ketagihan bermain cinta dengan wanita setengah baya alias STW. Ada lagi pengalaman nyata yang kualami. Pengalamanku menaklukkan kakak iparku yang pendiam dan agak religius. Entah setan mana yang merasuki diriku karena aku menjerumuskan orang baik-baik kedalam neraka nafsu.
Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah. Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami.
Iparku nikmat sekali meskipun jandaCerita Sex Kakak Ipar – Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari.
Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.
Selengkapnya : http://subtitlecinema.com/cerita-sex-sedarah-kakak-ipar/
3 notes · View notes
weratnawulandari90-blog · 7 years ago
Text
Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku
Ceritasex338.blogspot.com, Cerita Dewasa - Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku. Aku serta suami telah pindah kerumah kami sendiri. Kami baru pindah ke sesuatu kompleks perumahan yang masih amat baru.
Cerita Ngentot Belum banyak penghuni yang menempatinya, malahan di gang rumahku (yang terdiri dari 12 rumah) baru 2 rumah yang ditempati, yaitu rumahku serta rumah Pras. Rumah Pras cuma berjarak 2 rumah dari rumahku. pasal tak adanya tetangga yang lain, Pras jadi laju sekali akrab dengan suamiku.
Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku
Tumblr media
Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku
Aku serta Nati, istri Pras jadi layaknya sahabat lama, kebetulan kami seumuran. Hampir setiap hari kami saling curhat mengenai apakah saja, diantaranya soal seks. Biasa kami berbincang di teras depan rumah Nati kalau sore bersetara dengan Nati menyuapi Aria, anak mereka. saya kurang “happy” soal urusan ranjang ini dengan suamiku.
Bukannya suamiku adanya kelainan, tetapi dia senangnya tembak langsung dengan tidak pemanasan dahulu, amat konservatif dengan tidak variasi serta amat egois. Begitu telah ngecret ya sudah, dia tak peduli dengan saya lagi. Sehingga saya amat jarang mencapai kepuasan dengan suamiku. jika dibalik Nati bercerita kalau dia amat “happy” dengan kehidupan seksnya. Pras hampir senantiasa dapat membagikan kepuasan kepada istrinya. Kami saling berbagi kisah serta terkadang amat mendetail justru. kerap saya secara terbuka menyiratkan iri terhadap Nati serta cuma ditanggapi dengan tawa terkekeh2 oleh Nati.
Jum’at petang itu kebetulan saya sendirian di rumah. Terdengar ketukan di pintu bersetara dengan memanggil2 nama suamikuAku. membukakan pintu. “Eh . Mas. Masuk Mas,” sapaku ramah. saya baru selesai mandi sehingga dengan tidak make up dengan rambut yang masih basah tergerai sebahu. saya mengenakan daster batik mini warna hijau tua dengan belahan dada rendah, dengan tidak lengan yang memeperlihatkan pundak serta lengan yang putih serta amat mulus CERITA DEWASA, CERITA SEX, CERITA MESUM, CERITA NGENTOT, CERITA PEMERKOSAAN.
“Nnng … suamimu mana Sin?”
“Wah ke luar kota Mas”.
“Tumben Sin dia tugas luar kota. Kapan pulang?”
“Iya Mas, kebetulan adanya acara promosi, jadi dia sesegera mungkin ikut, sampai Minggu baru pulang
Mas Pras adanya butuh ama suamiku?”
“Enggak kok, cuman pengin ngajak catur aja. Lagi kesepian nih, Nati ama Aria nginep dirumah ibunya”.
“Wah kalo cuman main catur ama Sintia aja Mas”.
“Emang Sintia dapat catur?”
“Eit jangan menghina Mas, biar Sintia cewek belum jelas saja kalah lho ama Mas”.
kata ku bersetara dengan tersenyum.
“Ya bolehlah, saya pengin menjajal Sintia,”
katanya dengan nada agak nakalAku. cuma tersenyum menjawab godaanku. saya membuka pintu lebih lebar serta mempersilahkan dia duduk di kursi tamu.
“Sebentar ya Mas, Sintia ambil minuman. Mas susun dulu caturnya”
CERITA MESUM Aku melenggang ke ruang tengah. Pas saya melangkah bersetara dengan membawa baki yang berisi 2 cangkir teh serta sepiring kacang goreng kegemarannya serta suamiku kalau lagi main catur, dia sedang menyusun biji2 catur dipapannya. saya membungkuk meletakkan baki di meja, mau tidak mau belahan dada dasterku terbuka serta menyingkap dua bukit toketku yang putih serta amat padat. saya tak memakai bra. setelah itu saya duduk di kursi sofa di seberang meja. “Siapa jalan duluan Mas?” “Sintia kan putih, ya jalan duluan dong,” jawabnya. sebagian saat kami mulai asik menggerakkan buah catur. saya mengedepankan jikalau saya cukup menguasai permaian ini. sebagian kali langkah ku bikin dia sesegera mungkin beranalogi keras. tetapi saya pun kerepotan dengan langkahnya.
Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku
Beberapa kali saya sesegera mungkin memutar otak. Kadang2 saya membungkuk di atas meja yang rendah itu dengan kedua tanganku bertumpu di pinggir meja. Posisi ini jelas saja saja bikin belahan dasterku terbuka lebar serta kedua toketku yang aduhai itu menjadi santapan empuk kedua matanya. Satu dua kali dalam posisi layaknya itu saya mengerling kepadanya serta memergoki dia sedang menikmati toketku. saya membiarkan matanya menjelajahi toketku sehingga saya setara sekali tak mencoba mengcover daster dengan tanganku. “Cckk cckk cckk Sintia jelas jelas hebat, saya ngaku kalah deh”. “Ah basis Mas aja yang ngalah serta nggak penting mainnya. Konsentrasi dong Mas,” jawab ku bersetara dengan tersenyum menggoda. “Ayo main lagi, Sintia belum puas nih”. kataku rada genit.
Kami main lagi, permainan berjalan lebih seru, sehingga suatu saat ketika sedang berpikir, dengan tidak sengaja tanganku menjatuhkan biji catur yang telah “mati” ke lantai. Dengan mata masih melihat papan catur saya mencoba mengambil biji catur tsb dari lantai dengan tangan kananku. Rupanya dia juga melaksanakan Perihal yang sama, sehingga dengan tidak sengaja tangan kami saling bersenggolan di lantai. Entah siapa yang memulainya, tetapi kami saling meremas lembut jari tangan di sisi meja bersetara dengan masih duduk di kursi masing2. saya menatap ke arah nya. dia masih dalam posisi duduk membungkuk . Jari tangan kirinya masih terus meremas jari tangan kananku.
Dia menjulurkan kepalaku serta mencium dahi ku dengan amat mesra. saya sedikit terperanjat dengan langkahnya, tetapi cuma sepersekian detik saja. saya melenguh pelan, “oooohhh …”Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia mengkulum lembut bibir ku bersetara dengan tangan kanannya melingkar di belakang leherku. saya menyambutnya dengan mengulum balik bibirnya. Kami saling berciuman dengan posisi duduk berseberangan dibatasi oleh meja. Kuluman bibirnya ke bibirku berubah menjadi lumatan. Bibirku disedot pelan, serta lidahnya mulai menyeberang ke mulutku. saya pun menyambutnya dengan permainan lidahku.
Merasa tak nyaman dalam posisi ini, dia lepaskan ciumannya. Dia bangkit berdiri, berjalan mengitari meja serta duduk di sisi kiri ku. Belum sedetik dia duduk saya telah memeluknya serta bibirnya kembali melumat kedua bibirku. Lidahnya terus menjelajah semua isi mulutku selama yang dapat dia laksanakan. saya pun tidak mau kalah bereaksi. sesegera mungkin saya akui jikalau saya belum pernah berciuman begini hot, bahkan dengan suamiku sekalipun. Dia menciumi sisi kiri leher ku yang putih jenjang. Rintih kegelian yang keluar dari mulut ku serta bau sabun yang harum makin memompa semangatnya. Ciumannyabergeser ke belakang telinga ku, bersetara dengan sesekali menggigit lembut cupingnya. saya makin menggelinjang penuh kegelian bercampur kenikmatan. “Aaahhhh … aaaahhhhh,” saya merintih pelan. Dia merangkul leherku dengan lengan kanannya.
Tangan kanannya mulai menelusup di balik dasterku serta merayap pelan menuju puncak toket ku yang sebelah kanan. Toketku jelas jelas amat padat. Bentuknya sempurna, ukurannya cukup besar pasal tangannya tidak dapat mengangkup seluruhnya. Jari2nya mulai menari di sekitar pentil ku yang telah tegak menantang. Dengan ibu jari serta telunjuknya dia memelintir lembut pentilku yang mungil itu. saya kembali menggelinjang kegelian.
Saya menolehkan wajah ke kiri dengan mata yang masih terpejam. Dia melumat bibirku. Kami kembali berciuman dengan panasnya bersetara dengan tangannya terus bergerilya di toket kananku. Ciumannya makin ganas serta sesekali menggigit lembut bibirku.
Tangan kirinya digerakkan ke paha kiri ku yang mulus. Lambat namun pasti, usapan tangan diarahkannya makin keatas mendekati pangkal pahaku. Ketika jarinya mulai menyentuh cd ku di sekitar no nokku, dia menghentikan gerakanku. Tangan kirinya kembali diturunkan, dia mengusap lembut pahaku mulai dari atas lutut. Gerakan ini diulang sebagian kali bersetara dengan tangan kanannya masih memelintir pentil kanan ku serta mulut kami masih saling berpagutan
Ciumannya makin mengganas.
Dia pun mulai meraba no nokku yang masih terbalut cd itu. no nokku berdenyut lembut . Dengan jari tengah tangan kirinya, dia menekan pelan tepat di tengah no nokku. Denyutan itu makin berasa. “Aaahh … Mas… aahhh . iya . iya,” saya melenguh bersetara dengan sedikit meronta serta kedua tanganku menyingkap daster miniku dan membuat turun cdku sampai ke lutut. dan merta matanya dapat melihat leluasa no nokku. Bukitnya menyembul indah, jembutku cukup lebat. Di antara kedua gundukan no nokku itu terlihat celah sempit yang kentara sekali berwarna merah kecoklatan.
Kemudian jari2 tangan kirinya mulai membelai semak2 yang berasa amat lembut itu. saya bereaksi pada belaiannya dengan menciumi leher serta telinga kanannya. saya makin erat memeluknya. Tangan kanannya dari tadi tidak berhenti meremas2 toket ku yang amat berisi itu. Jari2nya mulai mengusap lembut no nokku yang amat halus itu. Perlahan dia menyisipkan jari tengah kirinya di celah no nokku. saya rasakan sedikit lembab serta agak berlendir. Dia menyusup lebih dalam lagi sampai dia mendapatkan it ilku yang amat mungil .
Dengan gerakan memutar lembut dia mengusap it ilku. “Ahhhh … iya … Mas . ahhhh . ahhhh”. Jari tengahnya ditekan sedikit lebih kuat ke it ilku, bersetara dengan digosokkan naik turun. saya meresponsnya dengan membuka lebar kedua pahaku, namun gerakanku terhalang cd yang masih bertengger di kedua lututkuSejenak. ia menghentikan gosokan jarinya, dia memakaikan tangan kirinya buat membuat turun cdku. saya menolong dengan mengangkat kaki kiriku hingga cdku terlepas serta cuma menggantung di lutut kanan ku.
Gerakan ku telah tidak terhalang lagi. Dengan leluasa saya membuka lebar kedua pahaku. Jarinya kini leluasa menjelajah semua no nokku yang telah amat licin berlendir itu. Dia menggosok2 it il ku dengan lebih kuat bersetara dengan sesekali mengusap ujung no nokku serta digesek keatas kearah it ilku. saya menggelinjang makin hebat. “Aaaaaahhhhh …. Mas . Mas …. ahhhhh . terus … ahhhhh,” pintaku bersetara dengan merintih. Intensitas gosokannya makin dia tingkatkan. Dia mulai mengorek area luar lubang no nokku. “Iya … ahhh … iya . Mas …”
Aku cuma tergolek bersandar di sofa yang empuk itu. Kepalaku terdongak kebelakang, mataku tertutup rapat. Mulutku terbuka lebar bersetara dengan tidak henti mengeluarkan erangan penuh kenikmatan. Tanganku terkulai lemas tidak lagi memeluknya. Tangan kanannya pun telah berhenti bekerja pasal merangkul saya dengan erat supaya saya tak melorot ke bawah. Daster ku telah terbuka sampai keperut, menyingkap kulit yang amat putih mulus tidak bercacat. Cdku masih menggantung di lutut kananku. Pahaku mengangkang maksimal.
"Jarinya masih menari-nari di semua area luar no nokku"
Dia sengaja belum menyentuh area dalam no nokku. saya kini menggeleng2 kepala ke kiri kanan dengan liar. Rambut basahku yang telah mulai kering tergerai acak2an. “Mas … Mas …. ahhhhh …. nikmat …. ahhhh nggak tahaaann . ahhhh”. saya telah hampir mencapai puncak kenikmatan birahiku. Dengan lembut dia mulai menusukkan jari tengahnya ke dalam no nokku yang telah amat basah itu.
Dia menyorongkan sampai semua jarinya tertelan no nokku yang cukup sempit itu. Dia tarik perlahan bersetara dengan sedikit dibengkokkan keatas sehingga ujung jarinya menggesek lembut dinding atas no nokku. Gerakan ini dilakukannya berulang kali, masuk lurus keluar bengkok, masuk lurus keluar bengkok, begitu seterusnya. tidak sampai 10 kali gerakan ini, tubuhku menjadi kaku, kedua tanganku mencengkeram erat pinggiran sofa. Kepalaku makin mendongak kebelakang. Mulutku terbuka lebar. Gerakannya dipercepat serta ditekan lebih dalam lagi. “Aaaaaahhhhhhhhhh”.
Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku
Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku
Aku melenguh dalam satu tarikan nafas yang panjang. Tubuhku sedikit menggigil. saya dapat mengalami jari tangannya semakin terjepit kontraksi otot no nokku, serta berserentakan dengan itu cairan no noktku menyiram jarinya. saya sudah nyampe. Dia tak menghentikan gerakan jarinya, cuma sedikit kurangi kecepatannya. badan ku masih menggigil serta menegang. Mulutku terbuka tetapi tidak adanya suara yang keluar sepatahpun, cuma hembusan nafas kuat serta pendek2 yang keluar lewat mulutku. keadaan demikian terjadi sepanjang sebagian saat. setelah itu badan ku berangsur melemas, dia pun memperlambat gerakan jarinya sampai akhirnya dengan amat perlahan dia cabut dari no nokku.
Mata ku masih terpejam rapat, bibirku masih sedikit ternganga. dengan lembut serta pelan dia mendekatkan bibirnya ke mulut ku. Dia mencium intim bibirku yang sensual itu. Akupun menyambut dengan tidak kalah mesranya. Kami berciuman bak sepasang kekasih yang saling jatuh cinta. Agak lain hal dengan ciuman yang menggelora layaknya lebih awal.
“Nikmat Sin?” dengan lembut dia berbisik di telinga ku. “Mas … ah … Sintia belum pernah mengalami kenikmatan layaknya tadi sungguh. Mas. Mas amat pinter … Makasih Mas … Nati sungguh beruntung memiliki suami Mas”. “Aku yang beruntung Sin, dapat berikan kepuasan kepada perempuan secantik serta semulus kamu”. “Ah Mas dapat aja … Sintia jadi malu”
Akhirnya saya sadar akan kondisiku saat itu. Dasterku awut2an, pahaku masih terbuka lebar, serta cdku tersangkut di lututku. saya dengan cepat duduk tegak, membuat turun dasterku sehingga mengcover pangkal pahaku CERITA PEMERKOSAAN.
Akhirnya saya bangkit berdiri. “Sintia mau cuci dulu Mas”. “Aku ikut dong Sin, ntar saya cuciin,” dia menggodaku. “Ihhh Mas genit”. bersetara dengan berkata demikian saya menggamit tangannya serta menariknya ke kamarku. Sampai di kamarku dia berkata: “Aku copot pakaianku dulu ya Sin, biar nggak basah”. saya tak berkata apa2 tapi mendekatinya serta menolong melepas kancing celananya semantara dia melepaskan kaosnya.
Dia setelah itu melepaskan juga celananya serta cuma memakai cd saja. saya melirik ke arah cdnya. Tampaknya Penis yang besar serta panjang (dibandingkan dengan kon tol suamiku yang kecil) telah menegang. Dia maju selangkah serta mengangkat ujung bawah dasterku sampai keatas serta saya mengangkat kedua tangannya sehingga dasternya gampang terlepas. Dia tampak mengagumi tubuhku. Toket yang dari tadi cuma diraba kini terpampang dengan jelas di hadapannya. Bentuknya bundar kencang, cukup besar, tetapi masih proporsional dengan ukuran badan ku yang sexy itu. Pentilku amat kecil jika ketimbang ukuran bukit toketku. Warna pentilku coklat agak tua, sungguh kontras dengan warna kulit ku yang begitu putih.
Perut ku sungguh kecil serta rata, tidak tampak sedikitpun timbunan lemak disana. Pinggulku sungguh indah serta pantatku amat sexy, padat serta amat mulus. Pahaku amat mulus serta padat, betisku tak terlalu besar serta pergelangan kakiku amat kecil. “Mas curang … Sintia udah telanjang tetapi Mas belum buka cdnya”. dengan tidak menunggu reaksinya, saya maju selangkah, agak membungkuk serta memelorotkan cdnya. Dia menolong dengan melangkah keluar dari cdnya. kon tolnya yang sedari tadi telah berdiri tegak langsung menyentak.
Besar serta panjang, mengangguk2 saking kerasnya. Kami berdua berdiri berhadapan bersetara dengan bertelanjang bulat saling memandangi. tidak tahan menatap badan molek ku, dia maju langung memeluk tubuhku erat. Kulit tubuhku langsung bersentuhan dengan kulit badan nya dengan tidak sehelai benangpun yang menghambat. “Kamu cantik serta seksi sekali Sin”. “Ah Mas ngeledek aja”. “Bener kok Sin”
Sambil berkata demikian dia merangkul saya lantas masuk ke kamar mandi. Dia menyemprotkan sedikit air dengan shower ke no nokku yang masih berlendir itu. setelah itu dia memeluk ku dari belakang serta menyabuni semua permukaan no nokku dengan lembut. saya suka dengan apakah yang dia lakukan, saya merapatkan punggungku ke badannya sehingga kon tolnya menempel rapat ke pantatku. Dengan gerakan lambat serta teratur dia menggosok selangkangan ku dengan sabun. saya mengimbanginya dengan mengggerakkan pinggulku seirama dengan gerakannya.
Akhirnya selesai juga dia menolong ku mencuci selangkanganku serta mengeringkan diri dengan handuk. bersetara dengan saling rangkul kami kembali ke kamar serta berbaring bersisian di tempat tidur. Kami saling berpelukan serta berciuman penuh kemesraan. Dia meraba semua permukaan badan mulus ku, saya pun beraksi mengelus kon tolnya yang makin menegang itu. Aku
ditelentangkan, setelah itu dia melorot mendekati kakiku. Dia mulai menciumi betisku, perlahan keatas ke pahalu yang mulus. Akhirnya mulutnya mulai mendekati pangkal pahaku. “Ahhhhh Mas …. ah . jangan . nanti Sintia nggak tahan lagi . ah”. Sekalipun saya berkata “jangan” namun itu malah saya membuka kedua pahaku makin lebar seakan menyambut baik serangan mulutnya itu. “Nikmati saja Sin …. saya akan membagikan apakah yang tak pernah diberikan suamimu padamu”. Dia meneruskan jilatan serta ciumannya ke area selangkangan ku yang telah menganga lebar.
Bibir no nokku yang begitu tebal serta sensual. Perlahan dia mengkatupkan kedua bibirnya ke bibir no nokku. bersetara dengan “berciuman” dia menjulurkan lidahnya mengorek ujung no nokku. “Ahhhh …. Mas … aaaaahhh . please . please”. Begitu mudahnya kata2ku berubah dari “jangan” menjadi “please”. Bibirnya digeser sedikit keatas sehingga menyentuh it ilku yang berwarna pink. Perlahan dia menjulurkan lidahnya serta menjilatinya berkali2.
Aku membuka selangkanganku makin lebar serta menekuk lututku dan mengangkat pantatku. Dia dengan cepat memegang pantatku bersetara dengan meremasnya. Lidahnya makin leluasa menari di it il ku. “Aaaaaahhhhhh …. nikmat Mas …. nikmat …. ahhhh . iya …. ahhhh”. cuma itu yang keluar dari mulut ku menggambarkan apakah yang sedang kurasakan saat ini. Dia makin menaikkan aktivitas mulutnya, dia mengkatupkan kedua bibirnya ke it il ku yang begitu mungil, dia menyedot lambat2 benda sebesar kacang hijau itu.
“Maaaaasss …. nggak tahaaaan … ahhhhh . Maassss”. Dia melepaskan tangan kanannya dari pantat ku, setelah itu jari tengahnya kembali beraksi menggosok it ilku. Lidahnya dijulurkan mengorek semua lubang no nokku sekelumit yang dia bisa. Tubuhku menegang sehingga pantat serta selangkanganku makin terangkat, kedua tanganku mencengkeram kain sprei. “AAAaaaaahhhhh … maaaaassssssss”
Bersamaan dengan erangan ku dia mengalami adanya cairan hangat serta agak asin yang keluar dari no nokku serta langsung membasahi lidahnya. Dia menjulurkan lidahnya makin dalam serta makin banyak cairan yang dapat dia rasakan. saya memberontak, dengan cepat menarik dia mendekatiku. Tangan kanannya kupegang serta sentuhkan ke no nokku. bersetara dengan terpejam, saya memeluknya serta langsung mencium bibirnya yang masih belepotan dengan lendir kenikmatanku. Dia biarkan bibir serta lidahku menari di mulutnya menyapu seluruh sisa lendir yang adanya disana. Jari tangannya terbenam kedalam no nokku serta digerakkan masuk keluar dengan laju. badan ku kembali menggigil serta no nokku mengeluarkan cairan lagi. Rupanya itu ialah sisa orgasmeku.
Kami masih berciuman sampai badan ku mulai melemas. perlahan dia mengangkat tangan kanannya dari selangkanganku, memeluk ku dengan lembut. Bibirnya perlahan dilepaskan dari cengkeraman mulut ku. badan ku tergolek tidak kuat seakan dengan tidak tulang. Mataku sedikit terbuka menatapnya mesra. Di bibirku sedikit menyungging senyum penuh kepuasan. “Mas …. itu tadi luar biasa Mas … Sintia belum pernah digituin … Mas hebat .
Makasih Mas … Sintia hutang banyak ama Mas”. “Sin saya juga amat bahagia kok dapat bikin Sintia puas layaknya itu” bersetara dengan dia mengkecup lembut keningku. Mata ku berbinar penuh rasa terima kasih. Kami berbaring telentang bersebelahan buat sebagian saat. kon tolnya masih tegang berdiri. saya bangkit dari tempat tidur serta berjalan ke kamar mandi. Kali ini saya membersihkan diriku sendiri. Dia tetap berbaring bersetara dengan mengenangkan keindahan yang baru saya alami. tidak berapa lama setelah itu saya kembali serta langsung berbaring di sampingnya. Mataku melihat lekat ke kon tolnya.
“Mas pengin diapain?” tanyaku manja. “Terserah kamu Sin, kebiasaannya ama suamimu gimana dong?” dia coba memancingku. “Biasa ya langsung dimasukin aja Mas. Sintia jarang puas ama dia”. “Oh … terus Sintia penginnya gimana?” “Ya kayak ama Mas tadi, Sintia puas banget. … Sintia pengin cium memiliki Mas boleh nggak?” “Emang Sintia belum pernah?” “Belum Mas,” agak jengah saya menjawab, “Suamiku nggak pernah mau”. “Ya silahkan kalau Sintia mau”. dengan tidak menunggu komando saya dengan cepat merangkak mengarahkan kepalaku mendekati selangkangannya. saya pegang kon tolnya, kuamati dari dekat bersetara dengan sedikit melaksanakan gerakan mengocok.
Sangat kaku serta canggung, maklum baru pertama melaksanakannya. “Ayo Sin ,, saya ngak apa2 kok. Kalau Sintia suka, lakuin apakah yang Sintia mau”. Dengan penuh keraguan saya mendekatkan mulutnya ke kepala kon tolnya. Pelan2 kubuka bibirku serta memasukkan kepalanya kedalam mulutku. cuma sampai sebatas leher setelah itu kusedot perlahan. saya tetap melaksanakan itu buat sebagian saat dengan tidak pergantian.
Dengan lembut dia memegang tangan kiriku. Dia menggenggam jemariku yang lentik serta ditariknya mendekat ke mulutnya. Dia memegang telunjukku setelah itu dimasukkan ke dalam mulutnya. Dia menggerakkan masuk keluar dengan lambat bersetara dengan sesekali dijilat dengan lidahnya saat jari lentikku masih dalam mulutnya. saya dengan cepat paham jikalau dia sedang berikan “bimbingan” kaya gimana seharusnya yang kulakukan.
Tanpa ragu saya mempraktekkan apakah yang dia laksanakan dengan jariku. kon tolnya kumasukkan kedalam mulutku, setelah itu kepala kuangguk2kan sehingga kon tolnya tergesek keluar masuk mulutku yang sensual itu. Sekalipun masih agak gugup tetapi dia mulai dapat mengalami “pelayanan” yang kuberikan. makin lama saya makin tenang serta tak kaku lagi. terkadang kumainkan lidahku di sekeliling kepala kon tolnya dalam mulutku.
Sepertinya saya sendiri mulai dapat mengalami sensasi dari apakah yang kulakukan dengan mulut serta lidahku. saya mulai berani bereksperiman. terkadang kukeluarkan kon tolnya dari mulutku, menciumi batangnya setelah itu memasukkannya kembali. Sesekali saya cuma menghisap kepalanya bersetara dengan mengocok batangnya. “Gimana Sin rasanya?” “Mas… Sintia mengalami rangsangan yang luar biasa, kon tolnya Mas nikmat . Sintia suka, besar – panjang lagi”. Dia bangkit berdiri di atas kasur bersetara dengan bersandar di dinding kepala ranjang.
Saya langsung tahu sesegera mungkin bagaimanaAku. duduk bersimpuh dihadapannya serta kembali menghisap kon tolnya. Kepala tetap kugerakkan maju mundur. serta kini saya mendapatkan metode baru. saya menjepit batang kon tolnya diantara kedua bibirku yang terkatup. setelah itu saya mengangguk2kan kepalaku. Batang serta kepala kon tolnya saya gesek dengan bibir tebalku yang terkatup.
Dia menolong dengan menggerakkan pantatnya maju mundur. “Ohhh Sin …. mulutmu nikmat sekali … terus Sin”. “Mas suka? Nati kerap ya giniin Mas ?” “Iya Sin …tapi saya lebih suka kamu … bibirmu seksi sekali . ooohhh Sin . Nati juga suka . isep bijiku serta jilati semuanya Sin . ohhh”. saya nggak mau kalah, dengan cepat kulepaskan kon tolnya dari mulutku serta mulai menjilati serta menghisap bijinya bersetara dengan mengocok kon tolnya. Dia membelai rambut ku serta mengusap kepalaku. saya suka sekali serta masih terus menggerayangi semua selangkangannya dengan lidahku.
Kemudian kami berganti posisi. Dia kembali tidur telentang serta saya dimintanya merangkak diatasnya dengan posisi kepala terbalik. Kami di posisi 69. saya dengan cepat mengulum kon tolnya, dia pun mulai menjilati no nokku. Dengan posisi ini no nokkusangat terbuka dihadapannya serta dia lebih leluasa menikmati dengan bibir serta lidahnya. Dia menjilat serta hisap it il ku yang telah menantang serta jarinya mengorek no nokku.
Sesekali dia menciumi bibir no nokku yang begitu merangsang. Akupun tidak mau kalah, saya melaksanakan segala metode yang saya tahu pada kon tolnya. saya mainkan pakai lidah, kukocok bersetara dengan kuhisap, kumainkan kepala kon tolnya- mengitari dengan kedua bibirku. Sungguh enak sekali. tidak terlampau lama saya mulai mengalami jikalau saya telah tak dapat menahan lagi. Pantatku mulai bergoyang limbung kegelian, namun dia menjilati terus it ilku bersetara dengan jarinya menusuk2 no nokku. Akhirnya saya sampai juga di puncak nikmatku. Tubuhku menegang, gerakan anggukan kepalaku bersetara dengan menghisap kon tolnya makin menggila. Tubuhku gemetaran tetapi saya tetap tidak rela melepas kon tolnya dari mulutku. Dia makin giat mencium it ilku serta mengorek no nokku dengan jarinya
Tubuhku tiba2 mematung serta dia mengalami cairan hangat meleleh keluar dari no nokku. Dia langsung mengcover no nokku dengan mulutnya serta membiarkan cairan kenikmatanku membasahi lidahnya. Rasanya asin tetapi setara sekali tak amis sehingga dia tidak ragu menelan cairan itu sampai tandas. setelah itu perlahan dia mulai lagi menciumi serta menjilati semua permukaan no nokku. Otot ku telah agak mengendur juga. saya mulai lagi melaksanakan segala eksperimen dengan mulut serta lidahku ke kon tolnya. Kami mulai lagi dari awal.
Perlahan namun pasti, saya mulai mendaki lagi puncak kenikmatan birahiku. Dia menangkupkan kedua tangannya ke bukit pantat ku serta mulai membelai serta meremas lembut. saya menanggapinya dengan sedotan panjang di kon tolnya. Lidahnya kembali mencari segala penjuru selangkangan ku. sebagian saat setelah itu badan ku kembali gemetaran. Dia mencium bibir no nokku serta menyorongkan lidahnya sedalam bisa jadi ke dalam no nokku yang merangsang. Dia juga mulai merasa kalau pertahanannya mulai goyah serta bendungannya akan dengan cepat ambrol.
Aku mempercepat gerakan kepalaku serta diapun menghisap semakin kuat no nokku. Dia akhirnya telah tidak kuat menahan amarah pejunya serta …”Croooottsss crooots croots”. Peju hangatnya menyembur didalam mulut ku. buat sedetik saya agak kaget tetapi saya laju tanggap. saya dengan cepat mempercepat gerakan kepalaku bersetara dengan menelan semua pejunya. “Croots . croots”. Sisa pejunya kembali menyembur, serta kali ini saya menyambutnya dengan hisapan kuat di kon tolnya, seakan ingin menyedot apakah yang masih tersisa didalam sana.
Dia mengalami enak yang luar biasa. Ekspresi kenikmatan ini dia lampiaskan dengan makin gila menjilati serta menyedot no nokku sehingga saya juga telah hampir mencapai klimaks. Belaian lidahnya di no nokku bikin puncak itu makin laju tercapai. Akhirnya sekali lagi badan ku menegang serta cairan hangat kembali meleleh dari no nokku. Lidahnya kembali mendapat siraman lendir kenikmatan itu yang dengan cepat ditelannya.
Beberapa saat kemudian, dengan enggan saya bangkit serta berbaring telentang disampingnya. kon tolnya, meskipun masih berdiri, tetapi telah tak setegak tadi. saya memeluknya dengan manja serta kami berciuman dengan mesra. “Sin … gimana? . puas? … sorry tadi saya nggak tahan keluar di mulut kamu”. “Sintia puas sekali Mas . sampai dua kali gitu lho …. Sintia suka peju Mas … asin2 gimana gitu. Kapan2 boleh minta lagi dong Mas”. saya mulai berani mengungkapkan apakah yang kurasakan. “Boleh aja Sin ,,, asal disisain untuk Nati . hehehe,” saya mencubit genit lengannya. “Ihhh … Mas … paling dapat deh … emang Mas kerap gaya gituan dengan Nati?” “Enggak lah … ini baru pertama dengan kamu Sin”. “Ah Mas bohong.
Nati kan kerap kisah ke Sintia, katanya Mas pinter Ngeseks. Makanya diam2 Sintia pengin main ama Mas”. “Udah kesampian kan keinginanmu Sin”. “Iya sih … tetapi Mas jangan marah ya … Sintia kerap bayangin kita main bertiga dengan Nati . Mas mau nggak?” Dia kaget mendengar keinginan ku ini. Jujur saja saya kerap berfantasi membayangkan alangkah nikmatnya bercinta dengan dia serta Nati dan merupakan juga. “Mau sih Sin .
tetapi kan nggak bisa jadi … Nati pasti marah besar”. “Iya ya … Nati kan orangnya agak alim”. Kami terus berbincang hal2 demikian sampai kira2 10 menit. setelah itu dengan malas kami ke kamar mandi buat membersihkan diri. Di kamar mandi kami saling menyabuni serta saling membersihkan badan kami. Dia jadi makin mengagumi badan ku. tidak adanya segumpal lemakpun di tubuhku serta semuanya padat berisi.
Setelah mengeringkan diri kami kembali ke atas ranjang serta berpelukan mesra. bersetara dengan saling berciuman dia mulai menggerayangi badan molek ku, tidak bosan2nya dia meremas serta mengusap toketku yang amat segar itu. Perlahan dia mulai menghujani leher serta pundak ku dengan ciuman. tidak sampai disitu saja, mulutnya mulai mengarah ke dadaku. Toketku yang tegak mulai diciumi serta digigit2 lembut. saya amat menyukai apakah yang dia laksanakan. “Ahhhh … iya Mas …. disitu Mas … ahhhhh Sintia terangsang Mas”. Lidahnya menjilati pentilku yang mungil serta keras itu. saya makin menggelinjang.
Tanganku menyusup ke bawah ke selangkangannya. Kupegang kon tolnya yang masih agak lemas. Kumainkan kon tolnya dengan jari2ku yang lentik. Mau tidak mau kon tolnya mulai hidup kembali. saya dengan lembut mengocok kon tolnya. bersetara dengan masih mengulum pentilku, tangan kanannya kembali bergerilya di area no nokku. Jarinya dirapatkan serta ditekan ke bukit no nokku sembari digerakkan memutar. saya juga menimpali dengan menggoyangkan pantatku dengan gerakan memutar yang seirama. “Mas …. aaahhhh Mas …. nikmat Mas … ahhh terus … iya”. bersetara dengan mendesah saya menarik pantatnya mendekat ke kepalaku. Akhirnya dia terpaksa melepaskan hisapannya di pentilku serta duduk berlutut di sisiku.
Aku terus menekan pantatnya sampai akhirnya mulutku mencapai kon tolnya yang telah tegak menantang. Tangan kirinya ditempatkan dibelakang kepalaku buat menyangga kepalaku yang agak terangkat. kon tolnya kembali kukulum serta kujilati. “Oooh Sin … nikmat Sin … saya suka Sin …” Diapun menggerakkan pantatnya maju mundur. saya membuka lebar mulutku serta menjulurkan lidahku sehingga kon tolnya meluncur masuk keluar mulutku tergesek lidahku. sedangkan itu tangan kanannya terus menekan serta memutari no nokku. terkadang jarinya diselipkan ke celah no nokku serta mengusap it il ku. “Ahhh Mas … Sintia nggak tahan Mas … ahhhhh . iya …aaahhhh”
Dia dengan cepat merubah posisi. Kedua tangan ku diletakkan di belakang lututku serta membuka kedua lututkuDia. mengangkat pahaku sehingga no nokku menganga menghadap ke atas. saya menahan dengan kedua tangan di belakang lututku. Dia duduk bersimpuh di hadapan no nokku. kon tolnya diarahkannya ke no nokku yang telah menganga itu. Dia menusukan kepala kon tolnya ke no nokku serta dia tahan disana. setelah itu dengan tangan kanannya digerakkannya kon tolnya memutari mulut no nokku. “Maassss . ahhhhh … nggak tahan … ayo … ahhhhhh”. Dia sengaja tak mau terlampau laju menusukkan kon tolnya ke no nokku.
Dia menggesek2an kepala kon tolnya ke it il ku. saya makin menggelinjang menahan enak. Akhirnya tanggul ku bobol juga. tidak heran, dengan gosokan jari saja saya tadi dapat mencapai orgasme terlebih jika ini dengan kepala kon tolnya, jelas saja rangsangannya lebih dahsyat. “Aaaahhhhhhhhhhhhhhahhhhhhhhhhhhh. Massssssss”. Rintihan itu dan merupakan juga menandai melelehnya cairan bening dari no nokku. saya kembali merasakan puncak orgasme cuma dengan gosokan di it ilku.
Kali ini dia memasukkan batang kon tolnya seluruhnya kedalam no nokku. Dia berbaring telungkup diatas badan molek ku bersetara dengan menumpukan berat tubuhnya di kedua sikunya. Dia mencium lembut mulutku yang masih terbuka sedikit. saya membalas ciumannya serta mengulum bibirnya. Dia membiarkan kon tolnya terbenam dalam no nokku. Dia berbisik : “Sin … enak ya …” “Oh Mas … Sintia sampai nggak tahan … enak Mas ”. Perlahan dengan gerakan yang amat lembut dia mulai memompa batang kon tolnya ke dalam no nokku yang telah basah kuyup. Dia tahu saya pasti dapat orgasme lagi serta kali ini dia ingin mengalami semburan lumpur panas di batang kon tolnya. “Ayo Sin …nikmati. lagi … jangan ditahan . saya akan pelan2”
Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku
Cerita Ngentot Lebih enak Dengan Suami Tetangga Dari Pada Suamiku
“Ahhhh . iya Mas …. Sintia pengin lagi ahhhhh”. Masih dengan amat pelan dia memompa terus kon tolnya ke no nokku yang nyatanya masih sempit buat ukuran perempuan yang telah menikah 2 tahun. Toketku yang menyembul tegak menggesek2 dadanya ketika dia turun naik. Sungguh sensasi yang luar biasa. Sengaja dia menggesekkan dadanya ke toketku. “Aaaahhhhh … ahhhhhhh … iya … ahhhhh .
Sintia terangsang lagi Mas …iya …. ”. Kali ini dia memompa sedikit lebih kuat serta laju. saya menanggapinya dengan memutar pantatku sehingga kon tolnya rasanya layaknya di peras2 dalam no nokku
Gerakkan ku makin liar, tanganku telah tak lagi menahan lututku tetapi memegang pantatnya serta menekannya dengan keras ke tubuhku. “Aaaaahhhhhh …. Mas …. aaaahhhhhhh” Dia makin kencang serta dalam memompa pantatnya. Mata ku telah terpejam rapat, kepalaku menggeleng2 liar ke kiri ke kanan layaknya yang kulakukan di sofa tadi.
Gerakanku makin ganas serta “Aaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh. ………” saya melenguh panjang bersetara dengan menegangkan semua otot di tubuhku. Dia menekan dalam2 kon tolnya ke no nokku. Jelas dia mengalami aliran hangat di sekujur batang kon tolnya. badan ku masih terbujur kaku. Dia pun menghentikan semua gerakannya bersetara dengan terus menekan no nokku dengan kon tolnya. sebagian saat sepertinya masa terhenti. tak adanya suara, tak adanya gerakan dari kami berdua. Dia berikan kesempatan kepada ku buat menikmati klimaks yang barusan saya dapat.
Akhirnya tubuh ku mulai mengendur. Tanganku membelai lembut kapalanya. Bibirku menelusuri bibirnya buat dihadiahi ciuman yang amat lembut serta panjang. “Mas …. Sintia sungguh enak …. Mas jago deh … Mas belum keluar ya?” “Jangan pikirkan saya Sin …. yang serius Sintia dapat menikmati kepuasan”. setelah itu dengan lambat dia mulai memompa lagi. no nokku menjadi amat licin. sepanjang sebagian saat dia terus memompa lambat2. “Aaaahhhhhh … iya . iya …. Mas …. Sintia mau lagi . iya … ahhhh”. saya kembali memutar pantatku mengiringi irama pompaannya.
Saya mulai mendesah2 penuh kenikmatan. Dia mencabut kon tolnya dari no nokku. Dia lantas berbaring telentang di sebelahku. “Kamu diatas Sin”. saya dengan cepat berjongkok diatas selangkangannya. Dia mengarahkan kepala kon tolnya ke no nokku. saya setelah itu duduk diatas badannya serta bertumpu terhadap kedua lututku. Pantatku mulai bergerak maju mundur. “Ayo Sin … kamu kini yang atur . ohhh iya enak Sin”.
Saya makin bersemangat memajumundurkan pantatku, Kedua toketku berguncang indah dihadapannya. Secara reflek kedua tangannya meremas toketku. Tangan kuletakkan dibelakang pantatku sehingga tubuhku agak meliuk kebelakang bikin dadaku makin membusung. “Ohhh Sin … toketmu sexy sekali … terus Sin … ohhhh … lebih keras Sin”. “Aaaaahhhh Mas … Sintia telah mau sampai lagi … ahhhhh ahhhhhh Mas” “Ayo Sin …. terus Sin … laju …. ohhhhh iya . iya Sin … no nokmu nikmat sekali”. “Mas . ahhhh … Sintia nggak tahan … puasi Sintia lagi mas . ahhhh”. Gerakan pantat ku makin laju serta makin laju. Dia merasa kon tolnya tergesek2 dinding no nokku yang sempit serta licin itu. Dengan sekuat energi dia mencoba menahan supaya dia tak ngecret tetapi pertahanannya makin ringkih. “Sin … oooohhhh Sin …. saya nggak tahan … ohhh Sin …. nikmat enak”. “Ahhhh … ayo . Mas …
Sintia juga udah nggak tahan … kini mas ahhh. sekarang”. Tepat terhadap detik itu bendungannya ambrol tidak dapat menahan terjangan pejunya yang menyemprot kuat. “Oooooooohhhhhhh Sin …. crooots crooots croots”
“Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh Mas …. ahhhhhhhhhhh ”. Kami mencapai puncak kenikmatan bersama. kon tolnya berasa hangat dino nokku. saya masih duduk diatasnya tetapi telah kaku tidak bergerak. no nok kuhunjamkan dalam melahap semua batang kon tolnya. “Oooohhh Sin …. enak sekali . makasih Sin . kamu pinter bikin saya puas”. Dia menggapai badan ku serta ditarik menelungkup diatas badannya. Toketku yang masih keras menghimpit dadanya. Dia menciumi semua wajahku yang ditetesi keringat. “Mas … ahhhhh … Sintia sungguh puas Mas … ” setelah itu kami berbaring bersetara dengan berpelukan. tubuh kami mulai berasa penat tetapi bathin kami amat puas.
Hari telah beranjak malam. “Mas Sintia laper”. “Ya udah, kita mandi dulu, terus baru cari makan malem”. Dikamar mandi, kita saling menyabuni. kon tolnya ngaceng lagi, kukocok2 kon tolnya pelan2. “Mas kon tolnya besar banget sih”. saya mulai berani bicara vulgar kepadanya, telah tak sungkan lagi. Selesai mandi, saya memakai kaos oblong merah dengan celana gombrang khaki.
Kemudian saya pergi dengannya ke kedai didepan komplex buat cari makan malam. Selesai makan malam, kita kembali kerumah lagi. saya memutar film biru yang baru dipinjam suamiku. Suamiku jelas jelas hobi nonton film begituan. Dengan 2 bantal besar diatas karpet tebal kami berdua duduk berdampingan bersetara dengan nonton film. Permainan panas di film itu bikin saya mulai bergerak menempel kebadannya serta setelah itu rebah diatas pahanya. Dia mengulum bibirku dengan lembut bersetara dengan tangannya mulai bergerak dengan sentuhan halus ke toketku yang dengan tidak bra itu. saya menggelinjang saat dia mulai agresif memainkan pentilku.
“Ayo masgesek. lagi ya!”. pintaku bernafsu. saya mencium serta menjilati jari-jarinya. setelah itu dia melepaskan tangannya dari ciumanku serta kembali meremas toketku dari balik kaosku. Dipilinnya pentilku secara bergantian. saya semakin menggeliat pasal napsuku telah memuncak. Tangannya kutarik menjauh dari toketku. Kubawa ke arah perutku. dengan cepat dia mengilik2 puserku sampai saya menggeliat kegelian, “Mas geli”. Tangannya dengan cepat menyusup ke bawah serta mendapatkan karet celana gombrongku. Tangannya berupaya merayap terus ke bawah menyelip kedalam cdku sampai menyentuh jembutku. Jangkauannya sekarang maksimal, padahal target belum tercapai.
Aku meningkatkan badanku sedikit serta sekarang jari-jarinya dapat mencapai belahan no nokku. no nokku telah basah, sehingga jari tengahnya dengan gampang menyusup ke dalam serta mendapatkan it ilku yang telah mengeras. Dia lantas memainkan jari tengahnya. Pinggulku mengikuti irama sentuhan jari tengahnya. saya menggelinjang. “Mas, lepasin pakean Sintia, mas, semuanya”, pintaku. dengan cepat dia mengangkat kaosku keatas, saya mengangkat tanganku keatas buat mempermudah dia membuka kaosku. setelah itu dia menarik celana gombrangku bersama cdku, saya mengangkat pantatku buat mempermudah dia melepasnya.
sehabis saya berbugil ria, dengan cepat diapun melepas seluruh yang menempel dibadannya
Kon tol besarnya telah tegak dengan kerasnya. Dia berbaring dengan 2 bantal susun dipunggungnya. saya menunduk mengulum kepala kon tolnya. cuma sejenak pasal dia menyuruhku menempati kon tolnya dengan posisi membelakangi dia. saya mulai bergerak pelan memaju-mundur pantatku buat menggesekkan no nokku ke kon tolnya. Tangannya dari belakang mulai beraksi memijit-mijit toketku.
Aku menjadi amat liar, menggeliat bersetara dengan tidak henti-hentinya mendesah kenikmatan. Gerakan serta sentakanku semakin laju serta keras sampai suatu saat kuundurkan pantatku agak kebelakang serta kon tolnya lepas dari jepitan bibir no nokku. kon tolnya yang agak terangkat telah berhadapan dengan bibir no nokku yang basah itu dan…bleeesssskepala. serta separuh kon tolnya yang tegang keras itu amblas kedalam no nokku. “Maas”, seruku. “Kenapa Sin, sakit”, tanyanya.
Aku cuma menggelengkan kepala, bukannya sakit tetapi enak banget. Sesek rasanya no nokku kemasukan kon tolnya yang besar banget itu. no nokku berdenyut mencengkeram kon tolnya, giliran dia yang mendesis, “Sin, enak banget no nokmu, dapat ngemut kon tolku”. Dia membalikkan badanku serta sehingga saya terlentang diatas karpet. Dia menundukkan mukanya serta mengulum bibirku bersetara dengan menggeser tubuhnya keatas.
Dengan pelan ditusukkannya kon tolnya keno nokku. Diteruskannya dorongannya serta kepala kon tolnya mulai mendorong menerobos masuk keliang no nokku. “Ouuhh”. kembali saya melenguh. Dikocoknya kon tolnya pelan sehingga kian dalam memasuki no nokku. Pelan tetapi pasti serta akhirnya kurasakan semua no nokku penuh terisi kon tolnya. no nokku yang telah basah itu masih berasa sempit buatnya, “Sin, telah basah gini masih sempit aja no nokmu, enak banget deh, mana berasa banget empotannya. Terus diempot ya Sin”
Dihunjamkannya lagi kon tolnya, meski berasa amat sesak tetapi nikmat, “Ooohhh…” saya mulai menggeliat, kaki kuangkat, melingkar kepahanya sedangkan kepalaku terangkat, mendongak kebelakang dengan mataku membelalak. Tangannya bereaksi cepat, toketku diremas pelan sembari pentilnya dipijit, bikin saya semakin menggila, berdesah panjang kenikmatan, “uhhh, peluk Sintia mas”. Dirapatkannya tubuhnya kebadanku serta saya merangkul ketat punggungnya. Goyangan pantatnya turun naik semakin laju sehingga bersuara “plookploook”. pasal begitu banyak cairan yang mengalir dari no nokku.
Dia setelah itu mengubah posisi. saya diminta nungging terhadap sandaran sofa dengan posisi pantat sedikit terangkat, kaki mengangkang. Digesekkannya kepala kon tolnya ke bibir no noknya sebagian saat, baru dihunjamkannya pelan. Doggy Style ! “Maas”, erangku ketika kepala kon tolnya mulai menekan serta menerobos masuk ke liang no nokku. Baru setengah kon tolnya masuk, “Aaauuhhh…”. mataku terbelalak saking nikmatnya.
Kemudian dia mulai mengocok kon tolnya keluar masuk no nokku. saya kembali mengelinjang, menahan enjotan pantatnya. berasa kon tolnya semakin keras serta kepalanya semakin membesar pasal gesekan di dinding no nokku. “Ooohhhoooohhhh”. gumamku, pasal dia mempercepat enjotannya. seketika dia menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga cuma beberapa kon tolnya yang masih terbenam lantas disentakkannya laju dengan gerakan pendek, setelah itu ditekannya rapat kepantatku hingga seluruh kon tolnya tertanam dalam no nokku, lantas dibuatnya gerakan memutar.
Otomatis kepala kon tolnya berputar bak bor mengesek ketat dinding no nokku. “Uuaahhh…terus. mas…enaaakkk!” desahku. tak puas cuma menikmati putaran “bor” nya, saya ikut mengenjot keras pantatku ke belakang dan… “uuhhhuuuhhh”. kami berdua sama-sama mengerang enak. Selang lebih dari 20 menit kami berpacu dengan posisi demikian, saya semakin keblingsatan dengan erangan-erangan tidak keruan. Dia tahu kalau saya telah akan nyampe.
Aku ditelantangkan diatas sofa dengan kaki kiri menjuntai lantai serta kaki kanan tergantung terhadap sandaran sofa. Paha ku terbuka lebar serta bibir no nok ku sedikit membuka sehabis disodok kon tolnya dari ketika tadi. sekarang dia mulai membungkuk diatas badanku serta dengan tangan kiri menopang badannya, tangan kanannya menuntun kon tolnya kearah bibir no nokku.
“Ayomasukin. mas!”. pintaku. Kepala kon tolnya mulai menghunjam. “Aaahhhh!”. erangku saat semua kon tolnya disodok masuk serta mulai dikocok turun naik langsung dengan frekuensi tinggi serta laju. “Ahahahah”. saya tiada hentinya melenguh, badanku menggeliat dengan kepala sejenak naik sejenak turun menahan geli serta enak yang sangat sangat
Dia terus mengocok dengan kelajuan tinggi serta menggila. Kenikmatanku telah memuncak. “Auuuhmm”. tanganku melingkar ketat dipunggungnya dengan paha serta kakiku ikut membelitnya. “Tahan dikit Sin!”.
bisiknya dikupingku bersetara dengan mempercepat sodokannya. “Aaaahhhhhhh!”. saya menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit punggungnya, mengiringi puncak kenikmatanku. Berbarengan dengan lenguhan panjang, dia menyodok keras kon tolnya ke no nokku dibarengi dengan goyangan kencang pantatku yang berupaya mengapung keatas,.
Otot-otot bibir no nokku serasa berdenyut-denyut layaknya meremas-remas kon tolnya. Crreeeettt…pejunya ngecret didalem no nokku, hangat, bikin saya merem melek sejenak. Kami berdua sama-sama nyampe. “Oh Sin, puas sekali ngen tot denganmu!”. desahnya. Kami masih berpelukan sejenak dengan kon tolnya masih terbenam di no nokku, berciuman
1 note · View note
jilatbasah-blog · 7 years ago
Photo
Tumblr media
KUMPULAN CERITA CERITA DAN FOTO SEKS DEWASA TERBARU 2017
JILATBASAH.COM Merupakan salah Satu Situs Cerita sex dan Foto bugil Dewasa seks terbaru 2017 dan update setiap hari
CERITA SEKS KUSODOK PECAH PERAWAN PACARKU BERTETEK PUTIH MULUS
http://www.jilatbasah.com/2018/07/cerita-seks-kusodok-pecah-perawan.html
3 notes · View notes
ceritasexpanas · 8 years ago
Link
55 notes · View notes
sexnafsu · 8 years ago
Link
5 notes · View notes
majalahforbes-blog · 6 years ago
Text
CERITA ML SEDARAH
Cerita Sex ini berjudul ” CERITA ML SEDARAH “Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019. Ini adalah kisahku pada waktu aku masih SMP kelas tiga di kota kembang, waktu itu aku ada liburan di rumah kakekku di daerah lembang, disana tinggal kakek dan keluarga bibi ku. Bibiku adalah kasir sebuah bank karena menikah dengan pamanku yang satu kantor dia mengundurkan diri dan hanya sebagai ibu rumah tangga, orangnya ayu, putih berlesung pipit dengan usia sekitar 27 tahunan. Dia tinggal dirumah kakekku karena rumahnya sedang dibangun di daerah bogor sedang suaminya (adik ayahku) tinggal di kost dan pulang seminggu sekali. Aku dan bibiku sangat akrab karena dia memang sering main kerumahku sewaktu belum berkeluarga dan waktu kecil sering tidur di kamarku bahkan waktu kuliah dia lebih banyak tidur dirumahku dari pada ditempat kostnya. Anaknya masih kecil berumur sekitar 1 tahun. Suatu pagi aku kaget ketika seseorang membangunkanku dengan membawa segelas teh hangat, “Bangun…. Males amat kamu disini biasanya kan sudah nyiramin taneman sama nyuci mobil” “Males ah, liburan masak suruh kerja juga….” “Lha masak kakekmu yang sudah tua itu suruh nyiramin bunga sendiri dan mobilku siapa yang nyuci…” “Kan ada bi ijah “ “Bi ijah lagi sakit dia gak sempet…, bangun bangun ah males ya” dicubitnya pinggangku “Udah udah geli ampun….” Kataku bangun sambil mendorong mukanya. Kakekku pulang dari jalan paginya dan asik berbincang dengan temannya diruang tamu. Aku kemudian beranjak ke kamar mandi baru membuka baju bibiku mengetuk pintu ”Rik mandinya di sungai sekalian temenin aku nyuci, lagi mati lampu nih….. andi biar di jaga kakek” “Ya siap boss…” ku buka pintu dan membawa cucian seember besar ke belakang rumah, bibiku mengikutiku sambil membawa handuk, pakaian ganti dan sabun cuci. Di belakang rumah ada jalan kecil yang tembus ke sungai di pinggir kampung sungai itu dulu sangat ramai oleh penduduk yang mandi atau mencuci tapi sekarang sudah jarang yang memakai, hanya sesekali mereka mandi disungai. “Sana di belakang batu itu aja, tempatnya adem enak…” dibelakang batu itu terdapat aliran kecil dan batu batu pipih disekelilingnya tumbuh-tumbuhan lebat itu kami bermaksud mencuci..ternyata sudah ada seorang wanita muda yang sedang mandi mengenakan kain batik ternyata wulan tetangga sebelah rumahku “eh rik tumben mau ke sungai….” Katanya ramah “Ya nih di paksa bos… “ “Wah kalah duluan nih, nyuci juga kamu wul “ “Aku dah dari tadi.. kalo listrik mati gini baru pada ke kali, kalo gak pakaian bayiku siapa kapan keringnya” katanya sambil keluar dari sungai dan mengambil handuk di tepi sungai. Selendang batik itu membentuk lekuk tubuhnya dibagian depan terlihat dengan jelas sembulan dua buah dada yang sangat besar, sedang ditengah leher putihya terdapat sebuah kalung tipis yang membuat dirinya terlihat ramping, ia kemudian membelakangi kami dan melepas selendang itu kemudian mengusapkan handuk ke sekujur tubuhnya. Kontan saja aku kaget melihat pemandangan itu, walaupun membelakangiku tapi aku dengan jelas dapat melihat seluruh tubuh putihnya itu tanpa sehelai benangpun, bokongnya yang berisi telihat jelas setelah dia mengusap tubuhnya kini ia mulai membasuh rambutnya yang panjang sehingga seluruh tubunya bisa kulihat, ketika aku membasahi cucian kemudian duduk. ”Kapan kamu kesini rik..”sambil memiringkan tubuhnya karuan saja tetek gedhenya terlihat, aku kaget dengan pertanyaannya. “Apa wul aku lagi gak konsen..” ia memalingkan badan kearahku “Ati-ati disungai jangan ngelamun, kamu kapan datang..” “Oh aku baru kemarin..” kataku sambil mencelupkan baju-baju ke air sedang mataku tentu saja mengarah ke kedua teteknya yang tanpa sengaja diperlihatkan,. Bibiku bergerak menjauhi kami, mencari tempat untuk buang air karena dari tadi dia kebelet beol. “Anakmu umur berapa teh.. kok gak diajak “ kataku “Masih 1 tahun setengah, tadi sama adikku jadi aku tinggal nyuci” setelah rambutnya agak kering ia kemudian memasang handuknya dipinggangnya dan membalikkan tubuhnya tangan kanannya menutupi mencoba menutupi teteknya yang berukuran wah itu walaupun akhirnya yang tertutupi cuma kedua putingnya sedang tangan kirinya mencari celana dalam di atas batu itu setelah menemukannya, dia kemudian membalikkan badannya dan menaikkan handuknya, celana dalam berwarna putih itu terlihat cukup tipis dan seksi di pinggir-pinggirnya ada bordir kecil bermotif bunga. “Anakmu siapa namanya…?” “Intan.. cantikkan “ ia berbalik, pakaian dalam tipis sudah menutupi memek dan pinggangnya itu sejenak dia melihatku dan kemudian melepaskan tangan kanannya dari teteknya sepertinya dia nyaman memperlihatkan teteknya padaku karena dari tadi aku pura-pura cuek dan pura-pura membasuhi baju kotor padahal adikku sedari tadi gelisah. Ia kemudian duduk dan membilas selendang batiknya “Cantik sih namanya.. tapi belum lihat wajahnya secantik emaknya gak ya..” “Ya pasti.. emaknya aja cantik anaknya ikut donk “katanya sombong, kusiramkan air ke arahnya segera ia berdiri dan membalas siramanku. “Maaf salah cetak harusnya, maknya aja jelek apalagi anaknya…” kami pun akhirnya saling menyiramkan air setelah beberapa saat dia kewalahan menahan seranganku. “Ampun ampun…” katanya sambil ketawa cengengesan, akupun menghentikan seranganku tapi kemudian dia malah berdiri mengambil ember dan menghampiriku menyiramku sehingga seluruh bajuku basah kuyup, aku kaget dan reflek mengambil ember ditangannya dia kemudian membalikkan badan untuk menjauhkan darinya, tanpa sadar tubuhku memeluknya dan satu tanganku ada pada dadanya yang terbuka. Akhirnya aku bisa meraih ember itu, ia berusaha melepaskan dari dekapanku tapi sia sia aku sudah siap, ku ambil air dan meletakkanya diatas kepalanyaa ” Ampun ri,, aku dah mandi.. awas lo ntar tak bilangin kakekmu “ aku tetap saja memegang badannya dan mengancam, akhirnya ia berbalik dan dengan leluasa aku menyiram ke sekujurtubuhnya kemudian tanganku mengelus elus tubuhnya ”nih aku mandiin lagi hehehhe,……” sekujur tubuhnya basah termasuk celana dalamnya sehingga isi didalamnya samar samar terlihat, kami tertawa geli dicubitnya pinggangku hingga agak lama ”aduh ampun sakit “kataku sambil menarik tangannya, untuk beberapa saat kami saling memandang sambil tertawa geli, kami kemudian ke tepi sungai untuk mengambil handuk, ia kemudian kembali menyeka air ditubuhnya sementara aku sambil duduk disampingnya sembari menyeka air di kepalaku. Wajahnya tampak cemberut di usapkannya handuk ke muka dan rambutnya kemudian mulai turun ke dua buah dadanya kemudian turun ke perutnya yang kecil kemudian turun ke selangkangannya kemudian dia merunduk dan menyeka kakinya, kemudian melemparkan handuknya yang basah ke mukaku, aku kemudian menggunakan handuknya itu untuk mengusap muka (lumayan aroma tubuhnya masih nempel nih) aku kemudian mengembalikan padanya. Di ikatkannya handuk itu di pinggang kemudian duduk tepat di depanku dan di turunkannya celana dalamnya, karena ikatannya kurang kuat setelah celana dalamnya berhasil melewati kaki indahnya handuk itupun ikut terbuka sehingga isi selangkanganya terpampang di depanku. “Eit…” katanya sambil tangan kanannya menutupi memeknya, aku tersenyum “Kelihatan nih ye…” kataku sambil memalingkan muka, kakinya menendang tubuhku, kemudian di usapkannya handuk itu ke tengah selakangannya yang masih lumayan basah karena mengenakan celana dalam basah. Aku kemudian memandang kembali kearahnya nampaknya dia merasa nyaman saja mengetahui memeknya dilihat aku, diusapkannya ke arah rambut-rambut pubis tipisnya kemudian ia mengusap bibir-bibir coklatnya bawahnya yang masih kencang sambil tersenyum sendiri. “Awas bisa gila lho tersenyum sendiri…” ia menghentikan usapannya sambil membetulkan posisinya “Ia kalo lama-lama deket sama kamu bisa gila …” katanya sambil berdiri “Eh, bau …” sambil kututup hidungku yang tepat berada didepan memeknya “Seger lagi coba cium, katanya sambil menarik mukaku dan menempelkannya pada memeknya yang telah ditutupi salah satu tangannya. Tanganku mengambil tangan yang menutupinya “Rambutnya kok gak rapi gak pernah dicukur ya,,,,” kubelai rambut bawahnya kemudian bergerak membuka kedua bibir bawahnya ”Dah punya anak masih kenceng aja nih kulit..” kataku sambil megelus elus memeknya dengan handuk sementara dia membalut tubuhnya dengan handuk sehingga kepalaku berada didalamnya. Aku kaget dan membuka handuk sambil mencari bibiku takut ketahuan, kepala bibiku tampak masih ada dibelakang batu besar disamping sungai itu lagi asik membuang hajat.. “Berani cium gak 5 Ribu deh… “ dibukanya kembali handuknya sambil tersenyum menantang, memeknya tampak begitu menggairkan. “Gak ah bau tuh.. tambah deh 10 “ kataku cengengesan “Deal…” Katanya sambil duduk jongok Mukaku kumajukan untuk dapat mencium memeknya, pelan-pelan kubuka bibirnya dan ku elus elus seluruh memeknya sambil pura-pura menutup hidung seperti mau minum jamu. Kemudian ku buka mulut dan mulai mengeluarkan lidah, wulan nampak melihat kesekeliling kemudian aku mulai menjilat dengan pelan ke paha kanan kemudian kiri dan akhirnya menjilati memeknya ia tampak mengerang geli, “Ih…” katanya pelan, lidahku yang masih menempel kemudian kumasukkan kedalam memeknya dan menggerak gerakkan memutar sehingga ia tambah geli. Setelah kurang lebih 5 detik ku tarik mukaku. “Memek lo bau juga ya… mana 10 ribunya..?” ia menutupi kembali memeknya dengan handuk dan berdiri. “Ntar ya dirumah, mang aku bawa dompet apa? daa…” sumpret belum puas ngotak-atik mesin bmw (bulu memek wanita) ia sudah pergi, yah akhirnya aku hanya bisa kembali swalayan sambil melihat ia berlalu, * * * bibiku akhirnya menyelesaikan BAB nya aku masih berendam bermain main di sungai sambil mengembalikan tenaga setelah swalayan. Kami kemudian asyik mencuci sambil ngobrol seru-seruan, bibi mencuci sedang aku membilasnya, sesekali kami saling menyiramkan air sehingga baju kami basah semua akhirnya baju yang kami selesai semua aku mulai membuka semua bajuku sehingga hanya menyisakan celana kolorku saja, sementara bibiku yang dari tadi berhadapan denganku menggeser duduknya menyamping, kemudian menaikkan dasternya kemudian celana dalam putih pelan pelan turun dari pahanya mulus bibiku kemudian dia menghadap kembali padaku dengan posisi kaki lebih rapat, tidak seperti tadi dimana kadang aku bisa melihat celana dalamnya. “Ih celana dalamnya dah pada bolong nih…” kuangkat celana dalamnya, bibiku segera menyambarnya “Mana? Masih baru nih..” katanya sambil melemparkannya kepadaku. Dia kemudian menurunkan dasternya dan mencopot kutang dari tempatnya dan kemudian menaikkan kembali dasternya, tanpa segaja dia membuka kakinya sehingga bulu bulu tipis samar-samar terlihat diantara pahanya terlihat jelas didepanku, dia menunduk mencuci bhnya sehingga teteknya menyembul diantara belahan dasternya, “Sini kolormu dicuci sekalian…” aku bengong mendengarnya, “Copot sekalian gih kolormu.. “ “Wah gak bawa celana dalam bi….” Bibiku tidak menjawab dan memegang kolorku, akhirnya aku berdiri dan membuka pelan-pelan kolorku sehingga adikku menampakkan diri. “Lho dah sunat to kamu ?” dilihatnya burungku yang masih imut-imut plus rambut yang baru pada keluar, ku pegang burungku sambil melirik kaki bibi yang sedikit terbuka. “Dah lama ya kita gak mandi bareng…” ia tersenyum “Ia dulu waktu masih SD kamu hanya mau mandi bareng aku mang kenapa sih ?” “Ya milih yang cantik donk, masak sama mak ijah kan dah pada keriput semua,…” ia kemudian membuka dasternya sehingga seluruh tubuhnya terbuka dan menggeser duduknya menyamping. “Sana taruh di pinggir “ aku kemudian meletakkan cucian kemudian kembali ke tempatnya. Teteknya yang bersih dan putih walaupun tak sebesar punya wulan terlihat masih sama seperti dulu, tubuhnya yang putih sintal dan rambut yang tergerai membuat semua orang pasti mengakui dia wanita ayu. “Ssst lihat memeknya donk bi…” ia melengos dan menutupi pangkal pahanya dengan tangan, aku menarik tangannya terlihat rambut-rambut tipis berada di tengah “Hiii… bulunya habis dicukur ya…” ia tersenyum geli, ia kemudian menggeser duduknya sehinga tepat didepanku “Kok tahu…. bagus kan” dibelai nya rambut pubis itu bangga “Ya tahu lah… dulu kan lebih tebal dari ini….mang napa dicukur” “Nggak lagi pingin aja … kalo mau dateng bulan aku biasa potong, kalo gak tak cabut pake lilin, kalo rapi kan sehat….” Kakinya yang rapat membuat aku hanya kebagian melihat rambutnya saja. “Lihatin donk….” Kataku sambil mengelus elus pahanya tangannya menghela tanganku dari pahanya tapi kemudian aku kembali mengelusnya setelah itu dia melihat tajam kepadaku, pelan-pelan tanganku berhasil menggeser satu kakinya sehingga memeknya sedikit terlihat. “Wah masih sama kaya dulu ya.. walaupun dah punya anak masih terlihat kenceng punyamu” ia tersenyum mendengar bualanku dan membiarkan aku melihat seluruh isi memeknya, tanganku mulai membelai memeknya pelan kemudian mengusap-usapnya. “Jangan nakal ah.. geli..” aku tetap saja mengelus elusnya “Mandi sana.” Tangannya mendorong mukaku sehingga aku terjatuh, dia kemudian berjalan kearah air yang lebih dalam kemudian berenang renang kecil “Ri ambilin sabun donk…” aku duduk mendekatinya dan mengacungkan sabun, ditariknya tanganku sehingga aku jatuh dia tersenyum aku kemudian membalas dengan menyiramkan air kemukanya setelah beberapa saat bercanda di dalam air ia kemudian naik ke sebuah batu untuk membersihkan diri dengan sabun. Dengan menghadap kepadaku ia mulai meletakkan sabunnya dileher jenjangnya, pelan pelan turun ke teteknya, kemudian ke tangan dan kakinya dan berahir pada memeknya setelah itu dia kemudian menggosok badannya untuk memperbanyak busa. Aku keluar dari air dan duduk di sampingnya dia langsung menggosokkan sabun keseluruh tubuhku dari muka sampai ke kaki, dengan santai ia menggosokkan sabun pada penisku. “Dah gede kamu ri, burungmu dah ada rambutnya..” “Ya donk masak mau kecil terus…” ia kemudian membalikkan badannya dan berdiri sambil memintaku menggosok punggung dan bokongnya yang belum kena sabun, waktu mengosok bokongnya pelan-pelan tanganku ku senggolkan ke memeknya nampaknya dia cuek saja dengan terus asik menggosok tubuhnya dengan sabun, aku mulai memberanikan diri mengelus dari belakang kedua payudaranya. Ia membalikkan badan, membiarkan aku mengelus elus payudaranya dan seluruh tubuhnya sementara dia mengelus kakiku dan sesekali mengelus penisku. Ia kemudian terduduk, seperti biasanya kalo mandi dia selalu terdiam beberapa saat membiarkan sabun meresap ditubuhnya. Aku yang masih berdiri didepannya dengan penis tepat di mukanya, ia kemudian memain-mainkan penis itu, ”Di bersihin donk ri burungnya, nih masih ada kotorannya” katanya sambil mengelus penisku mesra aku hanya diam keenakan. Kemudian dia berbaring di atas batu, aku duduk disamping kakinya sambil mengelus memeknya dan menyiramkan air sehingga seluruh memeknya kelihatan. “Dah jangan main itu terus ah geli …” ia tersenyum menutupkan kakinya aku kemudian menarik kakinya sehingga kini tubuhku berada diantara kakinya. tanganku mulai menggosok-gosok lagi kali ini jariku mulai masuk ke memeknya, dia bangun “Geli ah li.. “tanganku kali ini berhasil diusirnya, tanpa sadar dia mulai melihat burungku yang mulai berkembang dan menggantung. “Burungmu dah mulai bisa berdiri ri…” dielusnya burungku pelan mesra, semakin lama burungku makin besar karena tak tahan akan elusannya. “Kamu dah pernah ngimpi basah ya.. “ aku mengangguk kemudian “ Bi.. kamu gak lagi mens kan?” ia tersenyum kemudian membimbing tanganku pada dadanya “Sini bibi ajarin ngelonin cewek…” aku mengikuti saja bimbingan tangannya mengelus pelan teteknya kemudian melintir putingnya. “yang mesra donk ri anggep aja aku cewekmu “ dia kemudian mencium pipiku dan mendorong mukaku ke teteknya, aku ciumi semua bagian teteknya kemudian menghisap pelan putingnya, ada air keluar dari susunya aku makin keras menyedotnya sementara bibi mengusap kepalaku sambil merem menikmatinya. Kemudian aku menjilati perut dan turun ke rambut memeknya, ke paha kemudian menengelamkan mukaku ke memeknya, namun tangan bibiku mencegahnya. “Kamu gak papa ri?” katanya pelan “Gak papa bi, sekalian buat pengalaman “ia kemudian menyiramkan air ke memeknya setelah itu kucium dan kujilati memeknya beberapa saat, sementara tanganku dibimbing untuk tetap mengelus dadanya. dia rupanya terangsang dengan jilatanku, erangan-erangan kecil dan tekanan tangannya pada rambutku mengisyaratkan dia sudah mulai terangsang. Merasa cukup ku hentikan jilatanku kemudian duduk di depannya dia kemudian melek sambil mengelus dan memutar mutan burungku. “Enak kan…?” ucapnya manja, aku kemudian berdiri, penisku tepat berada di mukanya, beberapa saat dia diam kemudian ia menutup mata dan mencium penisku “Kalo jijik gak usah di emut …” ia melepaskan mukanya dan kembali mengocok dengan tangannya. Ia kemudian duduk diatas batu sambil mengangkan meminta aku memasukkan penis ke memeknya “ Di gesek aja ya, jangan dimasukkan.. punya pamanmu nih..” aku kemudian menggesekkan penis ke memeknya sementara tanganku menggoda teteknya. “Bi sekalian masukkin ya.. biar ngajarinnya komplit..” ku masukkan tanganku ke memeknya, “Jangan sama pacarmu saja, kasihan perjakamu…” aku kemudian mencoba memasukkannya pada memeknya dua kali mencoba ternyata penisku belum bisa tembus juga, bibiku tersenyum geli “Tuh kan gak bisa, sini…” ditariknya penisku, di elus kemudian dimasukkan dalam memeknya, rasanya sempit sekali memeknya, baru setengah penis masuk bibiku mengeluarkan kembali “Susah kan… makanya pelan pelan” ia kembali memasukkan, kali ini lebih dalam, ia kembali menarik tubuhnya sehingga penisku lepas. Tanganya lepas dari penisku, tanganku yang mau mengarahkan penisku di tariknya menandakan dia pingin aku memasukkan tanpa bantuan. Dua kali mencoba tidak berhasil lagi akhirnya bibiku yang memajukan memeknya, sekali maju langsung masuk, “uh…. Enak bi …” ia kemudian menggoyang pinggulnya memberikan tekanan keluar masuk pada penisku, aku merem melek menahan enak sambil membantunya mengelus tubuhnya, “Ayo bagianmu…” ia kemudian pasif membiarkan aku melakukan keinginanku ku. Aku masukkan sampai semua penisku masuk kemudian bergerak pelan semakin lama semakin cepat menggoyang maju mundur. “Bagus ri.. ayo.. ah…. ah… terus sayang….” aku menurutinya beberapa saat dia meminta aku mengganti posisi kini dia menungging di depanku dengan sigap kumasukkan penisku berulang ulang ‘oh yes … enak bi… enak….” Lima menit kemudian ia memintaku duduk dia berdiri dihadapanku memeknya kuciumi sebentar kemudian dia menduduki kakiku, “ayo aku dah mau nyampe… kamu mau nemenin kan…” dia kemudian memasukkan memeknya dan bergerak turun naik sementara muka dan tanganku memegang teteknya “bii…. Jangan cepet-cepet aku gak kuat nanti…” “Ayo sayang … bibi juga gak lama lagi ..” aku melepas tangan dari susunya dan berkonsentrasi menahan goyangan maut memek bibiku.. “uh.. ah… “ bergantian kami mengucapkannya “Stop bi… aku mau keluar …” aliran-aliran listrik seakan menjalar ditubuhku.. bibi melepaskan memeknya, kemudian mengocok penisku dalam hitungan ke lima air maniku benar benar keluar “crot,,,,” mengarah pada tubuhnya.. Aku lemas sambil menyedot tetek bibiku aku mengatur nafas setelah berhasil mencapai puncak “Wiih enak banget bi…. Yes……” kataku pelan, ia tersenyum dan mencium pipiku sambil mengelus-elus teteknya, setelah beberapa istirahat bibiku menuangkan air ke mukaku “udah mandi yuk…” aku menarik tangannya “Makasih ya bi… maaf kebablasan” ia tersenyum “Ayo tak bantu nyampe puncak..” kataku sambil mengelus memeknya, aku kemudian mencium tetek kemudian memeknya, aku kemudian memasukkan jariku pada memeknya ia merem melek kemudian aku memasukkan berkali-kali dan menggelitik memeknya, ia benar-benar terangsang. Tangannya memegang penisku yang sudah tidak kencang lagi kemudian mengarahkan mukanya pada penisku, semakin lama goyangan tangan ku makin kencang, sampai akhirnya bibiku mengerang ngerang kemudian memasukkan penis pada mulutnya.. ia menggelinjang dan ahirnya dia berteriah “uhhhhhhh,,,,,,” dilepaskannya penisku dan berguling di batu itu, ku belai rambutnya menemani menuruni puncak kenikmatan. Kemudian kami berdua masuk kembali ke air membersihkan sisa sabun “ Jangan diulang ya… sekali aja “ katanya sambil mencubit paha depanku “Ya deh bi,, kalo kuat ya.. tapi kalo lihat tubuh bahenol ini kayaknya aku gak tahan” kucium tengkuk bibi sambil mengelusnya, dia membalas “Janji ya, jangan goda aku lagi…” aku diam sambil memeluknya.. Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri. Read the full article
24 notes · View notes
ceritaentot · 8 years ago
Link
1 note · View note
inidomino · 5 years ago
Link
0 notes
jilatbasah-blog · 7 years ago
Photo
Tumblr media
KUMPULAN CERITA CERITA DAN FOTO SEKS DEWASA TERBARU 2017 -
JILATBASAH.COM Merupakan salah Satu Situs Cerita sex dan Foto bugil Dewasa seks terbaru 2017 dan update setiap hari
Cerita Sex Artis Aura Kasih Dijebak Oleh Supir Tua Sange Bikin Greget
http://www.jilatbasah.com/2018/05/cerita-sex-artis-aura-kasih-dijebak.html
3 notes · View notes
sexnafsu · 8 years ago
Link
2 notes · View notes
ceritasex2017-blog · 8 years ago
Link
3 notes · View notes
doatogel · 6 years ago
Link
Pеrkеnаlkаn nаmаku Uci dаn saya аdаlаh ѕеоrаng perempuan bеrumur 30 tаhun, Saya seorang meneger di sebuah perusahaan asing yang berger...
0 notes
sexnafsu · 8 years ago
Link
3 notes · View notes
majalahforbes-blog · 6 years ago
Text
AKU NIKMATI ISTRIKU DIGAULI ORANG
Cerita Sex ini berjudul ” AKU NIKMATI ISTRIKU DIGAULI ORANG “Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019. Sesudah kami menikah lebih dari 15 tahun, aku merasakan adanya kurang puas istriku dalam hal hubungan seks kami selama ini. Beberapa bulan terakhir ini apabila kami berhubungan, khususnya saat-saat istriku gairahnya naik dan kemungkinan sedang menjelang orgasmenya dia selalu mengerang dan mendesahkan kata-kata, “Gede-in dong, Mas, ayoo, gede-in lagi, Mas.. Ayyoo. Mas aku pengin lebih gede lagii..” Dan aku mesti tanggap akan desahan macam itu. Hal itu terutama karena aku maupun istriku meyakini bahwa desahannya itu tak mungkin aku penuhi. Penisku yang, yahh.., sedang-sedang saja mungkin jauh dengan khayalan kami, aku dan istri, yang selama ini juga termasuk senang nonton BF baik VCD maupun via internet. Kita semua tahu tontonan fantasi itu banyak memicu libido kami yang memang sering kami perlukan untuk mencari variasi dalam hubungan seks kami. Dan di sana kita menyaksikan betapa para cantik dan tampan plus perlengkapan mereka yang nempel sebagai bagian tubuhnya seperti penis, buah dada dan pantat maupun yang palsu seperti “dildo” dan sebagainya ukurannya sungguhlah ideal fantastis. Dan itu akhirnya yang menjadi obsesi kami, termasuk yang akhirnya tersalur dalam desahan istriku tadi. Suatu malam ketika kami dalam keadaan asyik masyuk, pada saat-saat menghadapi puncak-puncak gairah birahi, kudengar kembali desahan itu, “Mas, gede-in dongg.., ayyoo, mass.. Gedeinn.., aku pengin yang gedeeii.. Mass..”. Ah, Surti.., benarkah ucapanmu itu..?? Benarkah ke-inginan kamu itu..?? Aku setengah bertanya dalam bisu. Aku tidak berani bertanya secara langsung. Aku belum tahu akan risikonya apabila dia benar-benar menginginkan hal itu. Aku juga takut kalau dia benar-benar menginginkan dan aku tidak mempedulikan. Aku merinding dan gemetar kalau membayangkan dia sendiri yang mencari jalan diluar pengetahuan saya. Aku sangat takut dia melakukan selingkuh. Aku sangat mencintainya. Aku percaya, kalau dia mau, dengan gampang mendapatkan lelaki macam manapun yang dia inginkan. Kecantikan dan sensualnya akan dengan cepat membuat setiap lelaki siap memuaskan syahwatnya. Aku sangat menderita apabila memikirkan semuanya itu. Aku demikian gelisah dan gundah hingga sering terbawa dalam mimpi-mimpiku. Hanya pada mimpiku terakhir beberapa malam yang lalu dari tidurku yang sama sekali sulit untuk nyaman, aku mendapatkan perasaan yang aneh. Sepertinya aku sedang menyaksikan istriku digauli dan berhubungan seks dengan seorang pria yang sangat tampan. Yang aneh adalah aku merasakan birahi saat menonton Surti yang berteriak histeris dilanda nikmat syahwatnya. Sayang aku terbangun sebelum mimpiku selesai. Penisku ngaceng dan birahiku yang masih menyala-nyala mendesak-desak untuk diselesaikan. Pagi itu aku melakukan onani tangan dengan mengingat-ingat bagaimana istriku dengan penuh nafsu secara aktif meladeni segala kemauan pasangannya sebagaimana yang kusaksikan dalam mimpiku. Aku merasakan kepuasan yang amat sangat saat spermaku muncrat-muncrat.. Yaa.., aku merasakan kepuasan syahwat yang luar biasa dengan mengingat gambaran istriku digauli orang lain. Sejak saat itu, aku sering onani dengan membayangkan istriku Surti, digauli lelaki lain. Pada suatu hari saat aku beranjak pulang dari kantor, saat aku bosan dengan berbagai hal aku iseng beli ��koran got”. Aku suka sebut dengan “koran got” itu karena isinya memang pantes untuk dicemplungkan ke-got saja. Isi koran itu hanya penuh berita kriminil, kecelakaan yang serem-serem atau cerita hantu atau penyelewengan suami istri yang diungkapkan secara vulgar. Tetapi koran itu sangat laris. Pembacanya adalah masyarakat kelas bawah yang memang haus hiburan seperti tukang ojek, supir metro-mini atau pedagang K-5. Singkat cerita sesudah membaca “head line”-nya aku langsung aku membuka-buka halaman bergambar untuk sekedar pelipur lara dan tak kulewatkan juga membaca larik-larik iklan mini. Pada kelompok iklan Panti Pijat aku baca sederet iklan. Ternyata banyak informasi yang membuat libido bergoyang. Antara lain, lihat, Panti Surgawi, buka 24 jam, sedia pemijat cantik dan ganteng. Hubungi no. HP xx8907. Kemudian lainnya, Pijat Gairah untuk suami istri, ditanggung memuaskan, hubungi 021-8877xx. Dari sekian iklan itu tiba-tiba ada iklan yang menarik bagiku, bunyinya begini, Pijat Sehat hubungi Pria, Ramon, usia 28 tahun, turunan Arab, tinggi 175 cm, berat 65 kg, tampan, berkumis dan bulu dada, size 18/5, ditanggung memuaskan. Bisa dipanggil ke rumah atau hotel. Hubungi 24 jam, HP no. 0818xx. Ah, aku jadi langsung ingat istriku. Aku mau tunjukkan padanya iklan macam itu. Aku pengin tahu, adakah macam itu yang memang dia butuhkan. Yah, tetapi aku tetap harus hati-hati, agar tidak meninggung perasaannya. Cari” timing”-lah. Tadi malam aku kembali mendengar desahan itu. Saat-saat aku konsentrasi untuk melepas spermaku dia kembali, “Gede-in Mas, ayoo.., gede-in dulu Mas.. Yang gede yang enak, Mas..”. Bagaimana mungkin? Dan aku terus saja mengayunkan kemaluanku yang pas-pasan ukurannya ini hingga spermaku tumpah ke liang vaginanya. Tetapi kali ini ada yang aku cemaskan. Kali ini dia, Surti istriku ini mengakhiri hubungan seks tanpa mendapatkan orgasmenya sama sekali. Aku tahu itu. Aku tahu apabila dia mendapatkannya dia akan menunjukkan luapan emosi syahwat yang nyata banget. Tetapi kali ini tidak. Dan itu nampak membuatnya kecewa dan menderita. Dan akhirnya kami tidak bisa tidur hingga larut malam. Pada kesempatan itulah aku tunjukkan padanya koran yang kubeli dan kusimpan untuknya. “Bagaimana, Ma, kalau itu kita coba saja? Mama percaya nggak ada iklan ini?” Istriku ini sesungguhnya sangat pemalu, termasuk di depan aku suaminya. Walaupun dia baca juga iklan itu dia nggak akan menjawabnya untuk tawaranku macam ini. Dan akulah yang harus mengerti sendiri jawabannya. Dan ada satu hal lagi, yang rasanya kini justru datang dari aku sendiri. Kebiasaanku onani dengan membayangkan lelaki lain menyetubuhi istriku Surti mendorong syahwatku untuk melihat secara nyata kejadian itu. Aku ingin mimpi-mimpiku itu menjadi kenyataan. Duhh.. Gigiku gemelutuk menggigil dan gemetar dengan apa yang mungkin akan terjadi.. Aku jumpa istriku saat sama-sama kuliah di UKI. Dia adalah yuniorku dengan selisih 3 tahun kuliah. Surti, demikian panggilannya, memiliki postur tubuh yang langsing dan getas. Dengan warna kulitnya yang coklat kuning, dia masih termasuk punya darah biru. Kecantikannya dikenal di seputar kampus. Dari sekian pesaing, akulah yang beruntung menjadi pemenangnya untuk mengajak ke pelaminan. Orang tuanya masih ada hubungan sebagai cucu raja Jawa, entah dari permaisuri atau selir yang ke sekian. Dengan tinggi yang 167 cm dan berat 55 kg, dia nampak sangat sportif dan lincah. Sepintas posturnya mengingatkan figure Dyah Permatasari yang bintang sinetron itu. Dua orang anak hasil perkawinan kami dibesarkan di Solo sesuai dengan keinginan mertua kami agar lebih mengenal tradisi dan budayanya. Di Jakarta kami masing-masing punya kegiatan dan bekerja. Kami memiliki cukup materi dan lingkungan social yang baik. Kami sama-sama sepakat bersikap demokrat dan liberal dalam memandang liku-liku kehidupan ini. Kami terbiasa berfikir positip dalam banyak hal. Dalam hal hubungan seks, saat ini kami lakukan sebagai penyaluran kebutuhan biologis semata. Dan itu kami lakukan dengan semangat rekreasi dengan penuh kesenangan. Dan untuk masalah iklan tadi kini aku nggak akan tanya untuk yang ke 2 kali. Aku cukup lihat cahaya di matanya. Aku tahu aku harus mengambil inisiatip. Artinya dia mempercayakan padaku dan aku bertanggung jawab atas apapun risiko yang akan dihadapi. Saat itu pula, jam 23.35 WIB, tanpa ambil risiko memakai nomer telpon rumah, aku putar no. HP-nya melalui HP-ku. Sesaat kemudian ada jawaban. Ternyata aku berhadapan dengan mesin rekaman yang minta agar aku merekam pesanku pada HP-nya. Aku lakukan dengan cukup mengatakan, “Hubungi kami segera”. Ternyata tidak sampai 10 menit HP-ku bergetar. Aku memandang istriku, tetapi dia nampak acuh saja. Kuraih HP dan kubuka jawaban, “Hallo”. Benar, aku menghadapi dan berbicara dengan Ramon. Dia minta maaf tidak segera membuka HP-nya karena kebetulan sedang membereskan buku-bukunya. Dia ceritakan bahwa saat ini sedang melanjutkan kuliah untuk meraih S2-nya. Dia seorang arsitek. Dia memang memerlukan dana untuk kelanjutan kuliahnya. Dia menyerahkan padaku di mana dan kapan kami sama-sama jumpa. Dan dia sangat tahu problem macam kami. Dia akan berusaha sebisanya untuk menolong kami, katanya. Ah, kedengarannya santun dan intelek banget. Benarkah? Aku ceritakan pembicaraanku dengan Ramon pada istriku. Dia tetap saja menunjukkan ke-acuhannya. Tidak menolak dan tidak meng-iya-kan. Mungkin dia malu untuk menunjukkan girangnya. Siapa tahu. Aku janji besok untuk mendapatkan konfirmasi tempat di mana yang paling nyaman dan aman. Kami tidak ingin hal macam ini mesti ketemu orang lain yang kami kenali. Hotel IBS, kamar 534 & 535 Sesudah berpikir-pikir dan berputar-putar akhirnya aku memilih yang paling aman dan nyaman, Hotel IBS berbintang 4, yang terletak di seberang perempatan Manggala Wana Bhakti. Hotel itu merupakan group hotel Internasional. Hotelnya tersebar di seluruh dunia. Di Jakarta mungkin ada 3 atau 4 hotel dari group dan nama yang sama. Sesudah konfirmasi dengan istriku, OK atau tidak nya, kemudian dengan Ramon untuk menetapkan waktu dan tempatnya, aku pastikan untuk booking 2 kamar connecting door dengan no. 534 & 535. Ini sebetulnya permintaan istriku, yang akhirnya keluar juga omongannya, alasannya nanti dia akan ceritakan saat ketemu sore nanti. Dengan cara rasional dan praktis saja, aku dan istriku sepakat ketemu di restoran hotel jam 19.00 wib. Kupikir ada baiknya si Ramon juga kami temui dulu di tempat tersebut. Jadi kami sama-sama makan malam sekalian. Ternyata aku dan Ramon datang lebih dulu. Istriku belakangan karena terjebak macet dari kantornya yang di jalan Sudirman. Sementara menunggu aku sempat sedikit memberikan introduksi kepada Ramon bagaimana kami sebagai suami istri. Aku tidak tahu apakah hal ini ada gunanya. Dan yang lebih penting lagi, ternyata Ramon ini orangnya sangat “handsome” dan nampak cerdasnya. Dari ceritanya yang tak terlampau banyak, aku tahu bagaimana dia memandang hidup ini juga pragmatis dan positip saja. Jadinya tidak begitu beda dengan kami. Mengenai usia istriku yang hampir 38 tahun, lebih tua 10 tahun dari dia, bagi Ramon nggak masalah. Mengenai hal-hal yang berkaitan dengan jasa untuk Ramon tidak ada masalah. Dia akan tidur menemani istriku hingga besok pagi. Dan, sesuai dengan yang tersebut dalam iklannya, dia juga tawarkan kepadaku kemungkinan untuk “threesome”, bersama bertiga dalam satu ranjang. Jawabanku adalah, untuk yang pertama ini biarlah aku menyaksikan saja dari balik pintu kamar sebelahnya. Nampak istriku di ambang pintu restoran mencari kami dan kemudian mengajukan langkahnya. Duh, cantik benar Surtiku ini. Mungkin dia datang terlambat untuk ke salon mempercantik diri dulu. Lihatlah, lantai granit restoran yang mengkilat ini membuat bayangan tubuhnya bak peragawati sedang melangkah-langkah di “catwalk”-nya. Dia benar-benar bidadari. Dan sesaat sesudah istriku datang dan sejenak duduk, sambil bersalaman kenalan dengan spontan penuh kekaguman Ramon membisikkan padanya bahwa “Jeng Surti” amatlah cantik. Hal ini menjadi sangat penting dalam perjalanan petualangan ini selanjutnya. Sikap istriku langsung cair yang ditunjukkan dengan senyumannya yang sangat menawan itu. Panggilan “jeng” yang lekat dengan budaya Solo ini membuatnya langsung akrab antara ke-duanya. Ramon ini sangat paham psikologi orang rupanya. Tentu saja, walaupun kobaran cemburuku menyala, hatiku gembira melihat perkembangan yang terjadi. Syahwatku mengaliri urat-urat darahku. Kini aku sangat ingin selekasnya menyaksikan bagaimana istriku ini digauli orang lain. Aku pengin melihat bagaimana dia menerima kenikmatan syahwat yang akan diberikan Ramon padanya. Aku pengin lihat bagaimana wajahnya yang terhanyut dalam ayunan gairah libido bukan dengan aku, suaminya. Dan aku pengin lihat, bagaimana istriku menikmati kemaluan Ramon yang gede itu. Ahh.., rasanya celana dalamku menyesak. Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pasutri. Read the full article
14 notes · View notes