Tumgik
#Fathi Yakan
mamadkhalik · 1 year
Text
Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah : Lemahnya Aspek Tarbiyah
Seorang kawan melempar statement di status kurang lebih begini :
“Mengikuti gerakan/organisasi yang kerjanya sporadis, seperti layaknya kita motoran gabut untuk habisin bensin saja. Maka, agar gerak tak seperti itu agaknya perlu sejenak membaca kembali ilmu, lalu menentukan kembali arah gerak mau kemana.”
Tumblr media
Mau tak mau, fenomena itu sedang menjangkiti gerakan dakwah kampus hari ini. Bukan berarti tak memiliki visi dan target, namun yang perlu ditinjau ulang adalah bagaimana dampak yang diberikan? perubahan apa yang dihasilkan? dan renstra seperti apa yang tergambar 5 tahun kedepan?
Mengambil bab dari buku "Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah" oleh Syaikh Fathi Yakan, fenomena tersebut ada karena lemahnya aspek Tarbiyah meliputi : Lemahnya Tarbiyah Dzatiyah dan Lemahnya Pengelolaan Harakah.
Tarbiyah Dzatiyah dan Pengelolaan Harakah adalah 2 yang tidak bisa dilepaskan. Kuatnya Tarbiyah Dzatiyah akan memicu munculnya ghirah dalam pengelolaan harakah. Tentu yang menjadi bensinya adalah amal yaumi yang baik, juga terkontrol secara komunal oleh gerakan agar memunculkan dakwah yang muntijah.
Syaikh Fathi Yakan setidaknya menyoroti 2 hal yang akhirnya mengurangi muntijahnya dakwah dari personal di dalam gerakan :
1. Merasa Sudah Selesai Dengan Tarbiyah
Munculnya perasaan selesai dengan Tarbiyah Dzatiyah biasanya karena sudah merasa mendapat amanah tinggi. Hal ini menjadi wajar terjadi ketika gerakan menjadi besar, fokus teralihakan kepada aspek administrasi, ekspansi, juga politik sampai aspek monitoring amal yaumi kadernya mulai terpinggirkan.
Mendapat amanah bukan berarti sudah selesai dengan 10 Muwashoffat, ada perangkat-perangkat tarbiyah yang perlu dikuatkan di setiap waktunya.
Dari satu qiyadah wasilah dakwah akhirnya berpengaruh ke jundi di bawahnya. Hubungan pertemuan-pertemuan menjadi kering, merasa selesai ketika memenangkan sebuah posisi tertentu namun tak menyadari akan kehampaan jiwa dan ruhaninya, kemunduran tarbiyah serta kerapuhan iman menghantui dalam kehidupanya. Hal ini kalau tidak segera disikapi dan memperbaiki diri, maka akan mudah terpental di jalan dakwah.
2. Disorientasi akan tujuan pribadi dan dakwah, mana yang harus didahulukan ?
Dalam sebuah dialog dengan seorang Al-Akh, Syaikh Fathi Yakan ditanya :
“Saya tidak memungkiri bahwa saya memiliki ambisi pribadi, dan apakah Islam melarang itu? Setiap Aktivis dakwah pasti memiliki ambisi, bukankah anda juga seperti itu?”
Syaikh menjawab, “Saya tidak memahami Islam seperti itu, tetapi yang saya pahami adalah bahwa Islam mengikis segala ambisi pribadi dan melebur egoisme untuk mencapai tujuan Islam yang tinggi dan mulia. Apabila saya memiliki ambisi, maka ambisi saya adalah ingin melihat bendera Islam tegak dan berkibar.”
“Apa salahnya kalau kita bisa mewujudkan 2 hal sekaligus, ambisi pribadi dan Islam?” Tanya Al-Akh lanjut,
Jawaban Syekh :
Telah diriwayatkan, “Ya Rasulullah, saya menempati suatu posisi untuk mengharap keridhaan Allah, dan aku suka kalau kedudukanku dilihat orang.”
lalu turunlah ayat yang berbunyi :
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
Hemat saya, selain aspek fikriyah, amal yaumi diantara para dai juga hal penting yang harus diperhatikan, baik secara pribadi juga gerakan.
“Keberhasilan dakwah tidak boleh disandarkan kepada kebetulan demi kebetulan. Kalau sekadar yang penting gerak, Allah yang menilai, kira-kira apa yang bisa dibangun oleh gerakan tanpa pikiran, juga ketakwaan?”
Bersambung. insyaAllah.
Tulisan sebelumnya :
47 notes · View notes
burnetho · 21 days
Text
Agustus, jangan sakit lagi..
Agustus 2024 adalah bulan yang unexpectable, kenapa? karena hampir 3 minggu aku sakit dan recovery di bulan tersebut. Harusnya sih expectable, soalnya kabar bahwa aku bakal dioperasi tuh udah diwanti-wanti sama dokter sejak lama.
Oke, hari ini chapter terakhir check up di rumah sakit, setalah ambil hasil lab di Ruang Patologi Anatomi dan dibacain hasilnya sama dokter (aku udah ngintip sih sebelum masuk ruang dokter), ya hasilnya begitu. Semoga gak numbuh-numbuh lagi, gak ada operasi-operasi lagi dan sehat terus, aamiiin. Ya Allah tolong kabulkan doaku ini.
Sakit kali ini emang bikin beberapa aktivitas harus terhenti, salah satunya adalah perkuliahan (nyusun skripsi) dan organisasi. Karena sakitku ini ada di dalam mulut, tepatnya di pipi, jadi dinding pipiku dioperasi (yups, pipi bukan gigi), dan ini masuknya operasi besar karena dibius sebadan-badan. Jadi susah ngomong dan agak lama sembuh, karena jalur lewat air liur.
Dilemaku sebagai orang yang sakit di bulan Agustus ini adalah, pertama, aku ini mengikutkan diri buat kontribusi di kampung buat jadi panitia Agustusan. Wakwaw nya ketika hari H perlombaan, aku gabisa ikut hadir jadi panitia disana, walau sebenarnya aku udah bantu-bantu di hari sebelumnya, kayak bikin proposal, persuratan dan rundown. Oke deh masih ada andil sih ini.
Lanjut alasan merana di bulan Agustus ini, kedua, karena sebagai mahasiswa yang ikut organisasi pergerakan, aku ikut KAMMI, aku sedih banget karena gabisa ikut turun ke jalan. HAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHH?!!? PLIS INI SEDIH BANGET. Agustus ini banyak aksi turun ke jalan, mulai dari aksi #kawalputusanMK, aksi Palestina (kawal terus sampai Palestina merdeka, Allahu Akbar!) dan terakhir aksi Pelantikan DPRD Jabar (semoga para anggota dewan yang terpilih amanah dan tetap di jalan kebaikan, pls ga usah macam-macam, apalagi terlibat sama korupsi dan nafsu kekuasaan)
Terakhir, alasan merana di bulan Agustus tentu karena jarang ketemu orang, wkwk. Sebagai manusia ektrovert semi introvert aku butuh banget ketemu orang :) bisa dibilang ini sedih sih ketinggalan banyak main sama teman-teman di Bandung, tapi apa daya dan upaya coba?
Di sisi lain, di sisi kemeranaanku selama sakit, ada orang tua (khususnya mamah) bersyukur karena aku sakit dan gak ikut aksi, karena kalo diliat emang aksi yang di Jakarta agak anarkis dan itu juga yang bikin orang tua aku bersyukur dan aku ada di depan dalam pemantauan mereka. HAH, TAPI MAH AKU PENGENNYA IKUT AKSI TT.
Ya udahlah, semoga Agustus jangan sakit lagi, enggak cuma Agustus, tapi bulan lainnya juga deh. Aaamiiin.
(Aku ada rencana review buku Komitmen Muslim Sejati karya Fathi Yakan, tapi belum aku baca- udah baca bagian daftar isinya doang sih, dan itu aku langsung gemeter, next aku review buku tersebut)
#burnethought
0 notes
xatskee · 1 month
Text
Tumblr media
#QuoteOfTheDay (20240814):
“Bersyukur atas setiap petualangan, karena inilah yang membentuk karakter kita.”
Banyak hal yang diajarkan saat kita menjadi seorang Pramuka. Mulai dari berbagai ketrampilan individu, kreaktivitas dan leadership, hingga petualangan survival di alam. Ketika kita refleksikan ke dalam dunia nyata setelah kita dewasa, ternyata setiap episode hidup kita seperti yang ditulis oleh Canro Simarmata, “Petualangan bukan hanya tentang destinasi akhir, melainkan tentang perjalanan dan transformasi yang dialami di sepanjang jalan.”
Hadapi setiap episode dengan hati terbuka dan jiwa penjelajah. Karena setiap detik adalah pembelajaran dan setiap langkah membentuk kepribadian kita. Karakter muslim yang diharapkan menurut Fathi Yakan adalah, berakidah lurus, beribadah shahih, berakhlak mulia, membangun keluarga & rumah tangga, menundukkan nafsu dan yakin pada masa depan miliknya.
Salam Pramuka!
#Be #grateful #for #every #adventure #it #shapes #our #character #Boyscout #HariPramuka
Telegram Channel: https://t.me/x_QoTD
0 notes
liesexposer · 3 months
Text
Shaykh Ubayd al-Jabiree (رحمه الله) about Qutbiyyah (sect of Ikhwaanul-Mujrimeen)
Heads of Qutbiyyah: Sayyid Qutb, Hassan al-Banna, Abul Aala Maududi, Abul Hasan Ali Nadawi, Fathi Yakan, al-Qaradhawi
#ikhwan #qutbiyyah #qutbi #ikhawanulmuslimin
0 notes
tazkiyaja · 2 years
Text
Tujuan yang sama
Karena kita sedang berjalan dengan tujuan yang sama, yaitu “akhirat”. Kata-kata diatas saya temukan disalah satu buku yang saya baca, kata-kata yang menyadarkan saya bahwa sebenarnya semua kita sedang menuju jalan yang sama jalan kepada Allah bertemu dan berjumpa dengan Allah. Akan tetapi permasalahannya jalan manakah yang akan kita pilih untuk bertemu denganNya? Dalam buku Fathi Yakan yang pernah saya baca, disebutkan bahwa ada 3 golongan manusia : pertama, manusia yang hidup hanya untuk dunia, mereka berpikir bahwa alam akhirat itu adalah sebuah khayalan maka dari itu mereka fokus pada target-target dunia yang harus mereka kejar. Kedua, golongan manusia yang dicampakkan oleh dunia dan akhirat, mereka adalah orang-orang yang mengerjakan amalan di akhirat hanya untuk dilihat orang-orang didunia, sikap riya dan pamer menggelayut dihati-hati mereka. Ketiga, golongan manusia yang hidupnya untuk akhirat, merrka yang aktifitas dunia nya ditujukkan untuk akhirat, keikhlasan dan penghambaan semata-mata hanya untuk Allah swt. Memilih dijalan yang baik atau sebaliknya adalah pilihan kebahagiaan akhirat, tentukanlah perjalanan terbaik kita untuk berjumpa dengan Rabb semesta alam. Wallahualam
0 notes
tikasline · 6 years
Text
Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah
Ini buku yang ditulis oleh Fathi Yakan. Saya pinjam dari Ita, adik super semangat dan pengayom sejati. #eaaaa
Di awal buku ini diceritakan mengenai kisah-kisah sahabat pada zaman Nabi Muhammad SAW yang mulai berjatuhan. Namun perbedaan jatuhnya mereka di jalan dakwah berbeda dengan kondisi sekarang ini. Kalau dulu ketika Rasulullah SAW masih hidup, Islam dan jahiliyah batasnya sangat jelas. Berjatuhan dari jalan dakwah berarti orang tersebut murtad dan memilih menjadi jahiliyah. Sementara di jaman sekarang ini, orang yang keluar dari jamaah pun, masih dianggap sebagai orang Islam. Orang yang tidak mau berdakwah lagi, orang yang maunya memikirkan diri sendiri, asalkan dia tetap ber-Islam, ya apakah orang itu dikategorikan berjatuhan di jalan dakwah? Apakah orang yang berpindah jamaah disebut telah jatuh dari dakwah? Sulit mengkategorikannya karena sekarang ini batasnya tidak jelas.
Nah, salah satu penyebab kenapa orang-orang bisa berjatuhan di jalan dakwah adalah ruhiyah dan tarbawiyah yang kering, tidak dibasahi dzikir kepada Allah dan muraqabah padaNya. Memang iman manusia bisa bertambah dan berkurang. Ketika kita mendapatkan sebuah amanah dan kita nggak sadar kalau jiwa dan ruhani kita jadi hampa dan kita tidak segera memperbaiki diri, bisa jadi kita akan terpental dari jalan dakwah.
Amanah itu berat. Dan aku sering capek. Bukan capek fisik, tetapi hatiku cepat sekali merasakan capek. Dan obatnya adalah membaca Al-Quran. Obatnya adalah datang ke majelis ilmu, berdzikir, mengingat Allah, muhasabah. Kadang di tengah-tengah acara tiba-tiba hati terasa berat, dada menjadi sesak. Pasca acara pun kadang merasakan hal yang serupa. Saat syuro, setelah syuro, sebelum syuro, hatiku gampang banget capeknya. Apa cuma aku? Soalnya aku nggak suka berada di kerumunan orang. Setelah berinteraksi dengan manusia, saat bicara lebih banyak dari biasanya, meskipun bicaranya berupa kebaikan, tetapi kadang itu bikin capek. Interaksi dengan manusia emang bikin capek. Dan obatnya adalah dengan berinteraksi dengan Al-Quran.
Kalau disuruh memilih, aku lebih suka me time. Punya banyak waktu buat sendiri. Kadang kalau udah jenuh, aku mengambil waktu yang emang nggak ada jadwal syuro atau pun acara buat me time. Jadi nggak perlu izin dan mereka nggak perlu tahu aku lagi ngapain. Baca buku sendiri entah di mana pun asalkan nggak ada yang kenal aku, traveling sendiri haha! Paling suka kalo ke luar kota sendirian. Takut sih, kan aku cewek, masak pergi jauh sendiri, tapi insyaallah ada Allah dan malaikat-malaikatnya yang akan melindungi. Toh wanita kan boleh safar sendirian asalkan tidak lebih dari 3 hari. Aku paling safar 2 hari aja.
Berinteraksi dengan manusia itu menyenangkan. Bahkan nanti kalau gue punya suami, berinteraksi dan mengenalnya lebih jauh pasti bakalan nyenengin bangeeet... Tapi setelah melakukan banyak interaksi dengan manusia, aku akan butuh waktu sendiri. Aku tak bilang menghilang agar kalian tak khawatir. Kan kalo aku pergi biasanya gak ada yang nanyain haha!
Lalu selanjutnya adalah ketika seseorang itu mengharapkan selain keridhaan Allah, ia akan lebih mudah berjatuhan dari jalan dakwah. Entah mengharapkan posisi, penilaian orang, uang, dan lain-lain. Lalu, tidak proporsional dalam menempatkan anggota. Anggota kan juga manusia. Punya hati, fisik, akal. Jadi jangan sembarangan nempatinnya. Lalu tidak memberdayakan semua anggota, lemahnya kontrol, kurang sigap dalam menyelesaikan persoalan, konflik internal, dan pemimpin yang lemah.
Lalu ada juga sebab-sebab dari dalam diri seorang individu. Mulai dari watak yang indisipliner. Yang hobinya telat, yang kalau dikasih tugas tidak segera dikerjakan tapi ditunda-tunda. Hayoloh... Hati-hati niiihh.. kalau kamu sering kayak gitu, bisa jadi kamu lho yang nanti jatuh.. Ini juga pengingat buat aku. Aku pernah sengaja dateng syuro telat karena emang orang-orangnya suka molor. Beberapa kali dateng telat, meskipun datangnya terlambat tetapi kadang masih jadi yang pertama. Tapi lama kelamaan rasanya nggak nyaman. Aku berasa nggak menghargai waktu yang sudah diberikan Allah. Padahal, kalau kita datangnya ontime, molornya teman-teman adalah berkah, di mana waktu-waktu tersebut bisa kita gunakan untuk tilawah, menjalin ukhuwah dengan saudari-saudari yang sudah datang. Be ontime! Bisa, bisa, bisa ontime.
Lalu sebab berikutnya adalah takut mati dan miskin, sikap ekstrem dan berlebihan, sikap mempermudah dan menganggap enteng, ghurur dan senang tampil,  dan cemburu terhadap orang lain. Nah, Hafshoh pernah taujih tentang kecemburuan ini. Dulu pas TDR (meskipun kita beda jurusan tapi TDR-nya bareng karena Hafshoh ikut TDR  Sigma), Hafshoh pernah tanya ke pembicaranya, pas itu pembicaranya Pak Fajar, tentang kecemburuan juga. Check it out!
Jadi, ternyata ada ayat yang berisi doa agar kita tidak cemburu kepada orang lain. Dalam QS. Al-Hasyr: 10.
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.””
Ayat ini turun setelah peristiwa Fathul Makkah atau penaklukan Kota Mekkah. Setelah Mekkah berhasil ditaklukan, berbondong-bondong orang masuk Islam. Mereka memang baru masuk Islam, mereka berbeda dengan kaum Muhajirin dan Anshar. Mereka tidak membersamai Nabi seperti kaum Muhajirin dan Anshar. Mereka tidak ikut berperang seperti kaum Muhajirin dan Anshar. Karena itu mereka berdoa, agar tidak ada kedengkian di hati mereka. Masyaallah.. Doa ini juga yang biasanya saya panjatkan ketika hati sudah mulai menginginkan apa yang dipunyai orang lain.
Dari surat ini pula saya belajar bahwa meskipun orang itu baru mengenal Islam, bisa jadi di kemudian hari, dia lebih mencintai Islam dibandingkan kita yang sudah lebih dulu mengenal Islam. Seperti Umar bin Khattab. Beliau tidak termasuk dalam daftar Assabiqunal Awwalun (Golongan yang pertama masuk Islam), tetapi lihat, ketika beliau masuk Islam, beliau totalitas dan menjadi khalifah setelah Abu Bakar.
Pun saya punya teman yang semacam itu. Bukankah dia baru saja masuk, ya? Namanya juga baru didengar akhir-akhir ini. Tetapi ia amat bersemangat, mau bertumbuh dan berproses, dan dia mengingatkanku akan Khalifah Umar bin Khattab. Kalau kata Mbak Osa, “Sepertinya dia belum mau mutasi. Dia masih punya mimpi buat MIPA.” Saya aja kalah semangatnya sama dia! Buat kalian, kalian yang semangat, bergerak, karena air yang diam akan ditumbuhi banyak penyakit.
Next, next, apakah kamu punya teman yang selalu bersamamu, tumbuh bersama, melakukan hal-hal yang sama tetapi ternyata pencapaiannya lebih tinggi daripada kamu? Lalu kamu merasa ada yang aneh di hati, mengganjal. Ternyata kamu sedang cemburu. Berproses bersama tetapi hasilnya berbeda. Nah, Pak Fajar menjawab, “Ucapkan selamat atas keberhasilannya.”
Yaps! Ucapkan selamat, insyaallah sakitnya berkurang. Insyaallah kamu akan menerima segala ketetapanNya.
Jangan cemburu-cemburu lagilah sama saudara sendiri... Kan kalo ada sebuah taman, dan hanya ada satu bunga saja yang mekar, kan nggak bagus. Taman jadi indah kalau semua bunga bermekaran. Sama halnya kayak kita dan saudari-saudari kita. Sholehah semua, jadi hafidzah semua, jadi ibu yang baik buat anak-anak kita. Kalau cuma aku saja yang unggul, tak akan bisa mengubah apapun. Tetapi kalau kita semuanya unggul, insyaallah kita akan jadi kontributor peradaban Islam di akhir zaman nanti.
Ingatkan aku ya, Ukh. Jangan sungkan buat nasihatin aku. Aku masih banyak kurangnya. Terlihat baik karena aib-aibnya tertutup oleh rahmat Allah.
Nah, masih ada lagi penyebab-penyebab kenapa seseorang bisa berjatuhan di jalan dakwah. Baca bukunya aja kalau mau tahu! Cukup sekian~ 
4 notes · View notes
wjs-cofl · 4 years
Text
Reflection Buku Golongan Yang Tercicir di Sepanjang Jalan Dakwah
Tumblr media
بسم الله الرحمن الرحيم
"Para pencinta & pendokong Harakah Islamiyyah hendaklah menyedari bahawa mereka sedang membawa satu amanah yang besar & cita2 yg sgt mulia. Jika urusan2 kecil menuntut kita membuat persediaan & peraturan maka apa lagi Harakah Islamiyyah & pendukungnya yang akan membawa tugas & risalah Kenabian."
Apa yang bermain dalam fikiran sy after baca buku ni, • Berharap supaya Allah SWT sentiasa memelihara hati kita supaya kekal atas kebaikan & keikhlasan, x tergopoh gapah mengejar sesuatu kejayaan yg bukan waktunya.
• Diberi kesabaran di atas jalan yang jelas sekalipun panjang dan sukar, memilih pilihan yang lebih mulia dari jalan yang mudah tetapi dipenuhi dengan kesamaran , kepura-puraan dan kebatilan.
• Betapa tidak 'clear cut' nya saya, dalam mengasingkan Islam & jahiliyyah, dalam kehidupan sehari- hari.
Bila baca buku ni, seolah2 dah tiada ruang lagi untuk menipu sapa2, lebih2 lagi diri sendiri, kerana seringkali kita ni memberikan alasan atas diri.
  Jika umat Islam dahulu, everytime ada saat-saat dalam kehidupan mereka yang tidak jujur, baik dari segi niat, tujuan atau perbuatan, at the end of the day, pasti mereka akan cepat menyedari salah & terus bertaubat, lebih memilih jalan yang sakit tetapi benar & jujur pd Allah. Semuanya sbb drg mmg clear-cut, apa itu Islam & apa yg bukan Islam, jadi barisan jemaah Islamiyyah pd ketika itu sgt strong kerana setiap individunya sememangnya faham yg dia tgh bawa satu ad-deen dari Allah, dan apa shj yg bukan ad-deen, akan ditentang.
Tetapi beza dengan situasi sekarang.
Seolah nya kita ini penganut Islam, yang punya berlainan tujuan. Siapa nak berbuat begini, maka boleh join jemaah ini. Siapa mahu berbuat begitu, boleh join jemaah itu. Siapa lebih suka cara ini, siapa lebih suka cara itu.
Lebih parah lagi, ini satu normalisasi masyarakat penggiat Islam sekarang, sesuatu yang dilazimi & semacam ada pilihan 'boleh digunakan jika situasi memerlukan'.
Pelik. Bila kita lebih mengfokuskan tentang perkara lain lebih dari tujuan kenapa kita beramal di dunia/tujuan hidup kita, maka perkara lain lah yang lebih ditinggikan. Kerana sunnahtullah nya, pergesaran hak & batil pasti akan berlaku kepada manusia, baik ketika dia berseorangan apa lagi yang berada dalam kelompok. Tetapi tidak semestinya setiap kali berlaku pergeseran, sememangnya mustahil untuk diperbetulkan, walhal tujuan kita hendak tuju adalah sama, iaitu Allah. Dan tujuan ini akan tetap sama, meskipun kita seorang, atau berkelompok.
Dan sebenarnya apa yg sy rasa memang disandarkan pada diri sendiri, memang menyalahkan diri sendiri atas apa yg tertulis di atas. Selama ini, sy nampak tercicir dari barisan jemaah ini benda yg menggemparkan macam dia keluar langsung terus tapi tidak pernah fikir apa benda punca &  symptom2 yg akan menyebabkan hal ni jadi. Macam cancer, bukan tiba-tiba hari ini kita sihat esok PAP! dapat cancer stage 4. Pasti ada trigger/punca, seterusnya sign & symptoms dan akhir sekali manifestasi barah itu sendiri. Tapi kelakar, dan ironi. Syeikh Fathi Yakan hanya sebut tentang nama penyakit itu (golongan yang tercicir dalam jalan dakwah) di tajuknya sahaja. Tapi content nya terus straight, direct, memanah tepat kpd punca & symptoms sampai akhirnya tercicir lah sesorang individu itu. Itu yang bila baca & hadam, astaghfirullah! Kenapa buku ini menceritakan tentang aku??! Adakah aku….! Nauzubillahiminzalik!
Dan kenapa digunakan perkataan tercicir? mungkin kerana ia adalah satu hal yang senyap-senyap berlaku. Tercicir duit, kita x akan perasan duit tu tercicir sampai lah bila kita sedar duit tu dah xde.
Astaghfirullah. Dahsyat tak dahsyat wei!
Macam mana setelah habis baca buku ini, hati still x rasa nak melompat menjerit untuk deep kan lagi ukhuwah sesama kita, dan sy mmg admit, ini salah satu weakness point sy. Huaaaa, what's a tarbiyah without mujahadahhh.
Jom antunna, doakan each other utk keep diberikan oleh Allah kesucian niat, tujuan yang betul, keaslian sumber yg hanya berpegang pd Al-Quran, sunnah & Allah (serta tidak yg lain especially diri sendiri) , dan ukhuwah yang progress serta mantap & kesungguhan untuk seluruh daripada kita menjaga kesatuan barisan kita ni & iltizam kpd agama & dengan jemaah.
In Syaa Allah tu je dari saya.
110221 wjs-cofl
0 notes
literacchi · 4 years
Text
Malam yang dingin.
"kalian ngerasa gak malam ini dingin?" ujar danlap saat itu,
Tumblr media
Aku yang emang ngerasa dingin tentu mengiyakan--dalam hati tentunya.
"Soalnya ukhuwah kalian tidak menghangatkan!!!!"
Jueder. Uhuk. Dan begitu banyak backsound lainnya yang mendukung ujaran danlap kala itu.
Kupikir ajang mempererat keukhuwahan di setiap acara pengkaderan tuh cuma gimmick aja. Formalitas doang. Maksudnya ga bener-bener serius gitu. Karena tiap acara apa-apa yang diungkit ukhuwah, apa-apa ukhuwah. Padahal ba'da acara nya, gue yakin deh gak 100% panitia+pesertanya mau beneran menjalin keukhuwahan secara sebenar-benarnya. Hehhee gue gitu, dulu di kala itu.
Ya ini suudzon ku teman-teman, tida untuk ditiru ya kumohon.
Tapi ternyata ga semuanya gitu wkwk aku terlalu sering menggeneralisir orang2 hanya dgn satu orang yg seperti itu astagfirullah--setelah membaca beberapa buku referensi untuk perekatan ukhuwah, ya dalam dakwah ukhuwah itu penting yak.
Akhirannya aja sama-sama 'wah' berarti ada hal 'wah' yang tersangkut-paut menjadikan dakwah dan ukhuwah satu kesatuan yang ga bisa dipisahin untuk mencapai hasil yang 'wah' itu. (haha inisih cocoklogi gue aja)
Ya. Kalo kata ust fathi yakan, ketika ukhuwah mengalami krisis dan lemah, maka gerakan dakwah hanya menjadi ajang bagi segala kesulitan, penyakit dan perpecahan. Dan itu bibit-bibit robohnya dakwah di tangan da'i.
Di sini, di jalan ini
meskipun berbeda bekgron, pendapat, bahkan tata cara peribadatan
tujuan yang mau di capai tuh ya bareng-bareng.
Jadi mengesampingkan hal-hal yang menjadi persoalan pribadi, kepada tujuan yang lebih utama.
Yakni kemenangan Islam. :')
Kemerdekaan hakiki atas belenggu nafsu serta kekokohan persaudaraan merupakan sebuah koentji.
Semoga aku dan kamu tetap di jaga niatnya sama Allah yak.
*And this is~ piece of memora hahaha kangen lmd tapi aku tau diri, suka ilang2an pas inventra :( huhuhu*
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
melaniyputri · 7 years
Quote
Akhlaq mulia merupakan bukti dan buah keimanan. Keimanan tidak ada nilainya tanpa akhlak. Inilah makna yang diisyaratkan oleh Rasulullah dengan sabda beliau: "Iman bukanlah dengan angan-angan, akan tetapi apa yang bersemayam di hati dan dibuktikan oleh perbuatan".
Fathi Yakan, dalam 'Komitmen Muslim Sejati' hal.26.
2 notes · View notes
mamadkhalik · 2 years
Text
Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah : Mukadimah
Setiap zaman memiliki tantanganya dan setiap zaman pula ada generasi yang hadir untuk menyelesaikanya.
Sedikit ingin mereview buku yang berjudul "Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah" yang ditulis oleh Ustadz Fathi Yakan.
Tumblr media
Kalau diingat-ingat, pernah satu kali kita mengikuti forum dauroh yang diakhir acara pasti ada sesi Baiat. Dimulai dengan syahadat, berkomitmen di jalan dakwah, dan di akhir sesi ada kalimat yang berbunyi "Allah SWT menjadi saksi atas apa yang kami ucapkan."
Pertanyaan selanjutnya, berapa orang yang hadir disitu masih berada di jalan dakwah?
Pertanyaan selanjutnya, sejauh mana ikhtiar kita menjaga saudara kita dalam jalan dakwah?
Ustadz Fathi Yakan dalam Mukadimahnya menjelaskan berguguran di jalan dakwah dalam artian umum merupakan hal yang berulang dalam sejarah namun tak boleh diwajarkan.
Diantara mereka, ada yang meninggalkan dakwah, namun tidak meninggalkan Islam. Lainya, ada yang meninggalkan Islam dan Dakwah sekaligus. Bahkan, ada yang meninggalkan jamaah, membuat jamaah baru atau bergabung dengan jamaah lain.
Dari masa ke masa hal seperti itu memiliki pola yang sama dengan kompleksitas masalahnya sendiri. Ustadz Fathi Yakan menyebut fenomena ini dengan Insilakh 'melepaskan diri dari dakwah' dan tasaqut 'berguguran di jalan dakwah'
Fenomena seperti ini banyak terjadi pada generasi awal atau bahkan barisan terdepan dalam dakwah sekalipun. Ada beberapa dampak buruk yang menjadi catatan beliau atas fenomena tersebut :
Terkurasnya energi dan waktu dalam gerakan.
Tersebarnya fitnah, prasangka, hingga membentuk persepsi miring untuk orang yang akan masuk kedalam barisan.
Terbongkarnya rahasia dakwah.
Melemahnya barisan sampai memicu datangnya musuh.
Menjauhnya kaum muslimin dari gerakan Islam, melemahkan kepercayaan dan mengurangi produktifitas dakwah.
Fenomena ini haruslah menjadi pemahaman bersama bagaimana pentingnya menjaga ukhwuah dan kontrol akan sistem gerakan.
Lantas apa faktor-faktor yang membuat hal ini terjadi dan seharusnya bagaimana kita menyikapi fenomena tersebut?
InsyaAllah akan bersambung dalam tulisan berikutnya.
36 notes · View notes
herricahyadi · 7 years
Note
Kak futur itu sebenarnya artinya apa?
Ada beberapa buku kecil yang membahas masalah ini. Salah satu yang populer adalah Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah karangan Fathi Yakan. Secara makna futur itu berarti gejala mundur dari dakwah hingga akhirnya totalitas keluar. Bisa jadi karena lelah, kecewa, atau minimnya pemahaman hakikat dakwah. Juru dakwah kan juga manusia. Nabi juga manusia. Bisa lelah, sedih, kecewa, dan sebagainya. Ini berkaitan erat dengan keimanan juga, di mana kita tahu keimanan itu naik-turun.Makin ke sini, gejala futur itu makin beragam dan kompleks. Semakin terbukanya fenomena dakwah, semakin banyak varian penyebab futur. Saya, bisa jadi juga termasuk ke dalamnya dengan segala faktor. Kalau kamu belum terpapar dengan era keterbukaan, pasti masih dekat dengan istilah ini.
35 notes · View notes
edgarhamas · 8 years
Text
TENTANG HARAPAN
Sejatinya, jika kita resapi kekuatan kisah di setiap inci lembaran Al Quran, kita akan dapati bahwa saripatinya berbicara tentang harapan. Dari kisah Rasulullah Nuh, kapalnya menjadi isyarat datangnya hari baru, ketika dunia diisi dengan hamba taat, bersih dari pelaku kejahatan. Padahal Nabi Nuh diperintah untuk membangun konstruksi bahteranya ketika tak ada tanda badai datang. Semua mengoloknya, bahkan anak sendiri. Dari pangeran Mesir nan perkasa, Musa, kita menyerap saripati harapan. Aliran sungai Nil mengabarkan pada kita bahwa selalu ada harapan di tengah kelam. Ibunda Musa cemas ketika Firaun membunuh para bayi lelaki, ia alirkan Musa bersama Nil nan teduh; harapan akan datangnya episode baru. "Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." [QS Al Qashash : 13] Dari kisah Nabi Yusuf kita melacak sinyal harapan, bahwa sumur yang menjebak kita, justru disana kabar gembira disampaikan. Dalam gelap sumur dipadu gemetar cemas, Nabi Yusuf diberitakan, "Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini!" [QS Yusuf : 15] Dari perjalanan hidup Rasulullah bahkan, kita melihat kesemuanya adalah kisah tentang harapan yang tak kunjung padam. Ketika beliau dan kaumnya diboikot di lembah Abu Thalib, justru Allah kuatkannya dengan cerita Nabi Yusuf; pelipur lara dan pengokoh tekad. "Ingatlah, ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." Ketika bahkan para sahabat tidak bisa berpaling untuk kencing ke kamar mandi karena menjaga perbatasan Khandaq melawan koalisi seluruh Arab, Rasul dikabarkan pembebasan Romawi & Persia. Islam mengajarkanmu untuk senantiasa hidup penuh asa, tidak gugup memandang masa depan, tidak risau meniti hari esok. Sebab ada harapan. Bahkan diantara syarat muslim sejati, kata Fathi Yakan, adalah muslim yang yakin bahwa masa depan milik Islam. "Siapa yang menyangka bahwa kejahatan akan menang atas kebenaran, maka sungguh ia telah berburuk sangka kepada Allah." Sudah janji Allah untuk mengembalikan izzah umat ini, meninggikan lagi syiarnya, "Dan siapakah yang lebih tepat janji-Nya daripada Allah?" [QS At Taubah : 111] Dari harapan yang baiklah kemudian Umat ini akan terus berjalan, maju walau seluruh dunia bersatu menghancurkannya. Inna wa'dallahi haqq, sungguh janji Allah benar adanya. @edgarhamas
99 notes · View notes
Tumblr media
Seketika tangis saya pecah. Bagaimana tidak? Selang sebulan setelah pertemuan terakhir di penghujung Januari lalu, saya dapat kabar bahwa gurunda tercinta di-kriminalisasi-kan. Ustadz Adnin Armas, berstatus tersangka karena tuduhan pencucian uang. Sebagai murid, hati saya tercabik. Untuk sepersekian detik, napas saya tercekat di tenggorokan. Satu lagi ulama islam dihinakan. Ustadz Adnin Armas bukan orang sembarangan. Beliau adalah sosok santun lulusan universitas terkemuka; International Islamic University of Malaysia (IIUM) dan Institute of Islamic Thought and Civilizations (ISTAC). Saya bersaksi, bahwa beliau adalah manusia baik dengan track record yang baik pula. Beliau adalah pembicara tingkat internasional, penulis yang telah menerbitkan beberapa buku, dan seorang pengajar yang hebat. Salah satu aset negara yang tergolong langka. Ketika mengajar kami, semangat beliau begitu tinggi. Benar apabila beredar tulisan yang mengatakan bahwa, beliau adalah peneliti yang selalu berusaha mendapatkan informasi dari sumber utama. Saya menyaksikan itu. Ketika mengajar kami, beliau membawa kitab-kitab berbahasa Arab gundul miliknya yang telah tua dan rusak dimakan rayap. Lalu dengan sabar akan membacakan makna dan artinya kedalam Bahasa Indonesia untuk kami. Kalimat per kalimat. Di mata muridnya (terlebih saya) beliau adalah sosok guru yang ramah dan menyenangkan. Sosok guru cerdas dan pantas dijadikan panutan, yang akan dengan sabar menjelaskan hingga kami paham. Yang paling utama, beliau adalah sosok guru sholih dan santun dengan worldview Islam yang matang. Fokus saya buyar (lagi) ketika diminta menandatangani petisi dukungan moril untuk beliau. Air mata saya membendung di pelupuk, sementara pikiran saya menjelajah jauh. Alangkah lucunya hukum di negara ini. Proses hukum terdakwa penistaan agama ditarik ulur. Penghina ulama juga Islam bertebaran dan dibela habis-habisan. Penyembelihan ayam jadi sorotan dan dikategorikan penyiksaan hewan. Kemudian, perpindahan status dari terduga menjadi tersangka guru saya, bisa secepat kilat dan tanpa pemberitaan viral media-media dagelan. Memang, jika berkaitan dengan Islam, maka akan menjadi cerita lain yang berbanding terbalik (lagi). Mereka yang biasanya berteriak atas nama HAM mendadak bisu, tuli, dan buta. Melihat kondisi negara yang makin tragis ini, sepakatlah saya dengan kalimat Fathi Yakan; "Sering kali hakikat kebenaran tertutupi, pandangan menjadi kabur, lantas hukum menjadi rancu. Sehingga orang tak dapat membedakan siapa yang zalim dan siapa yang dizalimi, mana yang benar dan mana yang salah, siapa yang jahat dan siapa yang berbuat jahat. Pada saat itu kita hanya menunggu pengadilan Dzat yang tidak berbuat zalim sekecil dzarrah pun." Mungkin, seperti inilah perasaan murid-murid Habib Rizieq, Ustadz Bachtiar Nasir dan ulama lain. Atau bisa jadi, mereka lebih geram dari ini. Entah. Yang jelas, saat pertama kali mata saya menangkap kata 'tersangka' melabeli nama Ustadz Adnin Armas... Hanya kata-kata tegas Umar Bin Khathab yang terngiang-ngiang di kepala saya: "Ya Rasulullah, izinkan hamba memenggal lehernya!" Keadilan harus selalu berpihak pada kebenaran. Katakan hitam adalah hitam, putih adalah putih. Mungkin, bagi Ustadz Adnin dan ulama lain, yang sama sekali tak ingin berkawan dengan kebatilan; penjara hanya sekedar liburan. Tapi, bagi kami -murid yang mencinta sekaligus muslim yang masih mencoba taat- berat rasanya untuk berdiam diri ketika mereka dihina. Saya muak dengan rezim dagelan yang mudah panik ini. Ingat, janji Allah itu pasti. "Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya". Saya muslim dan saya bersama ulama. Allahu a'lam. Kessya Levirra Peserta Kuliah Filsafat Alam Fakhruddin Ar Razi bersama Adnin Armas, MA. Link berita: http://www.tribunnews.com/nasional/2017/02/14/kabareskrim-ketua-yayasan-keadilan-untuk-semua-akan-jadi-tersangka&ved=0ahUKEwiEsd6vz9XSAhVBvY8KHY4iCQwQqQIINCgBMAU&usg=AFQjCNER69ulCl4iJXz7O0WDLxBiEeWAWw&sig2=EAPQ8KWh-rS1qvKkI30bNQ
2 notes · View notes
amaliarizkigita · 8 years
Photo
Tumblr media
📚ISTI'AB: Kapasitas Produksi Seorang Da'i📚 Resume buku Isti'ab karya Ust. Fathi Yakan Adalah suatu keniscayaan bagi seorang kader, untuk memiliki kapasitas produksi khususnya sumber daya manusia yang akan meneruskan estafet militansinya, saat dirinya telah terbaring kaku menghadap Rabb-nya. Melalui buku ini, Ustadz Fathi Yakan, mengulas perihal mengkader dan pernak-perniknya. Isti'ab secara lughah diartikan sebagai daya tampung. Adapun tafsirnya adalah kemampuan da'i untuk menarik objek dakwah dan merekrut mereka dengan segala perbedaan: 🔷 Intelektual 🔷 Kejiwaan 🔷 Status sosial, dsb. Berdasarkan sasarannya, isti'ab dibagi menjadi dua, yaitu: 🔷 Isti'ab eksternal, dan 🔷 Isti'ab internal Apa yang dimaksud isti'ab eksternal? Isti'ab eksternal adalah upaya untuk mengajak orang agar masuk dalam organisasi, gerakan, jamaah, dsb. yang sama dengan kita. Dalam dunia dakwah kampus hal ini terejawentahkan dalam: 🔷 Dauroh Marhalah I 🔷 Latihan Kepemimpinan I 🔷 Pelatihan Dakwah Kampus I 🔷 serta agenda-agenda syiar lainnya Isti'ab eksternal sendiri membutuhkan proses, yaitu: 🔷 Isti'ab aqidi wa tarbawi, tsumma 🔷 Isti'ab haraki Isti'ab aqidi wa tarbawi, adalah kemampuan kita untuk menjadikan mad'u kita memiliki kepahaman yang syumul tentang aqidah dan pembinaannya. Hal ini menjadi sangat cocok diterapkan dalam forum-forum MK Khos 1/mentoring. Sehingga kepahaman mad'u akan agamanya menjadi syamil mutakamil. Prinsip yang diterapkan di sini adalah al islaamu qabla jamaah. Bagaimana dengan isti'ab haraki? Isti'ab haraki dilakukan sebagai wujud kesiapan mad'u, untuk bergerak bersama organisasi, gerakan, atau jamaah. Sebab sejatinya seluruh makhluk di bumi ini bergerak. Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan dalam isti'ab eksternal? Menjadi begitu urgent untuk memahami kondisi dari calon mad'u, mulai dari kondisi ruhiyah, fisik, ekonomi, sosial, hingga tingkat pendidikannya. Hal ini dilakukan agar 'bahasa' yang kita sampaikan sesuai dengan bahasa mereka. Tsumma, maa ma'na isti'ab internal? Isti'ab internal adalah daya tampung kader untuk merekrut mad'u semakin dalam pada suatu gerakan, menjadikan mad'u sebagai roda-roda dakwah yang terus berputar, hingga kaki-kaki mereka melepas lelah di rawda. Isti'ab internal ini termanifestasikan dalam Dauroh-dauroh Suplemen seperti, 🔷 Dauroh Qur'an 🔷 Dauroh Ijtima'i 🔷 Dauroh Siyasi 🔷 TI 🔷 Suplemen PDK 🔷 Dauroh Mentor, dsb. Atau dalam Dauroh-dauroh kenaikan jenjang dan Dauroh wajib, seperti 🔷 Dauroh Marhalah II dan III 🔷 DPMK, TFI, TPN/TPD 🔷 PDK II dan III 🔷 LK II dan III Lalu apa yang dituntut dari isti'ab internal? 🔷 Kepahaman pemandu tentang agama 🔷 Menjadi teladan yang baik 🔷 Saba 🔷 Lemah lembut 🔷 Memberi kemudahkan 🔷 Tawadhu’ 🔷 Murah senyum dan perkataan yang baik 🔷 Pemurah 🔷 Membantu orang lain Dan pada akhirnya, kapasitas produksi kader menjadi begitu penting, mengingat semakin hari perjuangan dakwah ini semakin banyak aral melintang. Karenanya dibutuhkan kader-kader yang mampu menjadi pagar-pagar betis, penjaga perbatasan atas umat ini. Allahu Akbar! Menjadi keniscayaan bila harakatut tajnid bersanding dengan harakatul 'amal, bila kaderisasi bersinergi dengan syiar. Kota Pahlawan, 25/1/17
4 notes · View notes
katakikia · 7 years
Text
Robohnya Dakwah Di Tangan Da'i (Fathi Yakan)
Petikan dari Robohnya Dakwah Di Tangan Da'i (Fathi Yakan)
Adapun penyebabnya adalah:
1. Hilangnya Mana’ah I’tiqadiyah (Imunitas Keimanan) Imunitas keimanan yang hilang akan menyebabkan tidak tegaknya bangunan di atas pondasi pemikiran dan prinsip yang benar. Adakalanya sebuah organisasi hanya berwujud organisasi tokoh yaitu organisasi yang tegak di atas landasan loyalitas kepada pemimpin yang diagung-agungkan. Tak hanya itu, ada pula organisasi figur yaitu berupa organisasi yang dibangun di atas bayangan figur seseorang atau organisasi kepentingan yang hanya berorientasi pada materi semata. Tak heran bila bangunan organisasi itu pun menjadi lemah dan rapuh serta tidak mampu menghadapi kesulitan dan tantangan zaman serta mudah tercerai-berai.
2. Perhatian Tertuju Hanya Pada Segi Kuantitas
Salah satu hal yang paling sering terjadi dalam organisasi dakwah adalah kebanggaan dan perhatian terhadap kuantitas. Bilangan anggota seringkali menyibukkan dan menguras perhatian para pemimpin. Seringkali packaging dan proses yang baik hanya dilakukan pada saat rekrutmen tetapi aspek pembinaan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas kader seringkali terabaikan. Banyak yang beranggapan bahwa jumlah yang banyak selalu menjadi penentu sebuah kemenangan. Tetapi di lain pihak, jumlah yang banyak juga seringkali menjadi pemicu setiap problem dan pembakar api pertikaian.
Cukuplah sebagai bukti apa yang terjadi di perang Hunain, tatkala pasukan Islam berbangga dengan jumlah pasukan yang besar.
“Dan ingatlah Perang Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu. Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun dan bumi yang luas ini terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai” (At- Taubah: 25)
Perang Hunain pun menjadi saksi hancurnya kuantitas yang dibarengi dengan penyakit sejenis riya dan takabur. Berbeda halnya dengan Perang Badar yang dimenangkan oleh pasukan Islam dengan jumlah personil yang sedikit karena mengedepankan aspek kualitas dan ruhiyah yang baik.
3. Tidak Ada Keamniahan Dalam Dakwah
Berbicara tentang dakwah berarti berbicara tentang strategi. Seringkali para da’i tidak menyadari bahwa tidak semua hal dapat diketahui oleh khalayak umum baik proses ataupun orang yang terlibat. Contohnya adalah saat mendapat SMS berupa ta’limat dari Murabbi dengan kalimat “HANYA UNTUK ANTUM”. Ternyata banyak da’i yang masih tidak bisa menjaga kerahasiaan yang telah dibentuk sehingga musuh dapat dengan mudah “membaca” gerak yang telah dipersiapkan serta membongkar aktivitas gerakan dakwah.
“Hai orang-orang yang beriman, ambillah kewaspadaan lantas majulah berkelompok-kelompok atau bersama-sama (An-Nisa: 71)
4. Tidak Sabar Dengan Budaya Proses
Hasan Al-Banna pernah berkata, “Sesungguhnya kepahlawanan itu hanya dapat terlihat melalui kesabaran, ketahanan, kesungguhan dan kerja yang tak mengenal lelah. Barang siapa di antara kalian yang tergesa-gesa ingin menikmati buah sebelum masak atau memetik bunga sebelum mekar, maka saya tidak bersamanya sejenakpun. Ia lebih baik minggir dari dakwah ini untuk mencari medan yang lain”.
Perubahan Islami yang terjadi di masyarakat bukanlah hal yang mudah dan dapat ditempuh dalam waktu singkat. Faktor waktu memiliki kedudukan tersendiri dalam setiap aktivitas perubahan, bahkan meskipun sekadar langkah perbaikan. Perubahan Islam dalam bentuknya yang khusus bukan sekadar masalah memperindah dan mengubah bentuk, tetapi ia mengganti dengan realitas baru, termasuk prinsip-prinsip aqidah, pemikiran, dan juga budaya.
5. Budaya Akhlak Yang Buruk
Salah satu faktor yang merusak barisan akhlak buruk yang masih ada dalam diri para da’i seperti suka menggunjing, mengadu domba, su’uzhan, fitnah, dengki, banyak bicara, dan tersebarnya itu semua tanpa kendali dengan alasan memperbaiki keadaan melalui amar ma’ruf nahi mungkar.
6. Tidak Tsiqah (Taat) pada Qiyadah
Sebuah gerakan apapun namanya apabila memiliki ketsiqahan yang bercabang dengan pihak lain, maka akan menjadi gerakan potensial yang melahirkan pertikaian dan memunculkan ambisi-ambisi pribadi.
7. Tidak Profesional Dalam Manajemen
Melihat lemahnya manajemen pada bangunan organisasi menyebabkan keringnya keyakinan baik di tingkat anggota maupun pemimpin. Di samping itu, beban dakwah baik material maupun spiritual begitu berat sehingga akhirnya menjadi bangunan yang rapuh dan pintu-pintunya terbuka lebar.
8. Rendahnya Pemahaman Politik
Hal ini terkadang menjadi faktor penyebab lepasnya elemen-elemen bangunan dan kehancurannya. Sebuah gerakan di mana saja apabila tidak memiliki kesadaran politik yang tinggi dan baik, maka tidak bisa hidup dan mengimbangi zaman.
Lantas, bagaimana menjaga bangunan dakwah?
1. Berjamaah Atas Dasar Takwa
Menegakkan bangunan atas dasar takwa kepada Allah SWT pada seluruh elemennya adalah suatu keharusan. Selain aktivitas tarbawi (pendidikan), maka aktivitas siyasi (politik) pun mesti dibangun atas dasar takwa.
“Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunannya di atas dasar takwa kepada Allah dan keridhaan–Nya itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam Neraka Jahanam? Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zhalim” (At-Taubah: 109)
Gerakan dakwah yang mampu menjaga nilai-nilai ajaran Allah dan takwa kepada-Nya, maka gerakan dakwah tersebut akan menjadi gerakan yang mapan dan kukuh pijakannya.
2. Tingkatkan Amalan Yaumiah
Amalan yaumiah merupakan sumber energi utama bagi gerakan dakwah. Ibaratkan sebuah motor, apabila akan menempuh perjalanan yang jauh maka motorpun akan diisi dengan bensin yang banyak. Begitu pula dengan kegiatan dakwah, semakin banyak aktivitas yang digarap, maka seharusnya semakin dekat pulalah kita kepada Allah dengan memperbanyak amalan yaumiah.
3. Perbaiki Akhlak
Di dalam perjalanan dakwah seringkali terdapat perselisihan dan pertentangan. Hendaknya dalam penyelesaian masalah tersebut tetap menggunakan adab, etika dan sesuai pada forumnya sehingga tetap menjaga kehormatan saudara kita.
4. Berlaku zuhud sebagai Qiyadah
“Zuhudlah kamu akan harta dunia, niscaya Allah akan menyukaimu. Zuhudlah kalian akan apa-apa yang ada di tangan orang. Niscaya orang akan mencintaimu” (HR. Ibnu Majah)
5. Mempererat Ukhuwah Persaudaraan
Ukhuwah (persaudaraan) merupakan elemen bangunan yang paling kuat dan faktor cukup berpengaruh dalam pertahanan internal.
“Seorang mukmin bagi mukmin yang lain laksana bangunan yang saling mengukuhkan antar sesamanya” (HR. Bukhari)
6. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Amar ma’ruf berarti memerintahkan keutamaan dan kemuliaan akhlak secara lisan maupun tindakan. Sedangkan nahi mungkar berarti mencegah perbuatan keji dan merusak baik secara lisan maupun tindakan.
Beberapa cara yang merupakan amar ma’ruf nahi mungkar dalam gerakan dakwah adalah:
a) Menjaga mekanisme syura
Syura (musyawarah) dalam mengambil keputusan dapat menjauhkan rasa egoisme, kediktatoran dan menyaring emosi dari masing-masing anggota syura.
b) Tingkatkan manajerial organisasi
Seluruh aktivitas hendaknya ditegakkan di atas perencanaan dan manajemen dengan melibatkan seluruh anggota dalam memikul tanggung jawab.
7. Menjaga Keseimbangan Dakwah
Amal islami ditegakkan di atas prinsip saling melengkapi dan seimbang. Aktivitas pendidikan (tarbiyah) wajib memperoleh perhatian istimewa betapapun dinamisnya aktivitas kehidupan secara umum. Bila aktivitas tarbiyah ini mengalami kemacetan, maka akan terlihat dampak negatif dalam bangunan gerakan dakwah.
8. Menjaga Aspek Pembinaan
Salah satu penyebab hancurnya berbagai kelompok Islam adalah lemahnya pembinaan. Dalam hal ini terlihat saat lemahnya sang murabbi (pendidik) dalam membina dan acuh tak acuhnya mutarabbi dalam proses tarbiyah. Lemahnya aspek pembinaan ini akan mengancam kualitas takwa anggota dan menjadi lahan subur bagi tumbuhnya penyakit hati yang dapat memecah belah kehidupan berjamaah.
Semoga Allah tetap menjaga keistiqamahan kita dalam mengemban amanah-amanah dakwah ini.
Sumber: Robohnya Dakwah Di Tangan Da’i (Fathi Yakan)
1 note · View note
Video
youtube
Yb Ustaz Solihin Mukhyi( OGOS 2018)
Kuliah Mahgrib Penceramah: Yb Solihin Mukhyi Tempat: Surau Muhammadiah, Bukit Chandan, Kuala Kangsar, Perak Masa: Lepas Mahgrib 3/8/2018 Kitab: Bahtera Penyelamat (Fathi Yakan) Location: https://goo.gl/maps/eWaR95MNUVN2
0 notes