Tumgik
#Islam era kolonial
pardomuansitanggang · 2 months
Text
Tokoh Nasional Indonesia mulai dari Kerajaan sampai sekarang, PARDOMUANSITANGGANG.COM – Indonesia memiliki sejarah panjang yang melibatkan berbagai tokoh penting dari masa kerajaan hingga era modern. Berikut adalah beberapa tokoh nasional yang berpengaruh dari berbagai periode sejarah Indonesia: Zaman Kerajaan Gajah Mada (1290–1364) Patih Kerajaan Majapahit yang terkenal dengan Sumpah Palapanya untuk menyatukan Nusantara. Hayam Wuruk (1334–1389) Raja Majapahit yang memimpin kerajaan pada masa keemasannya. Sultan Agung (1593–1645) Sultan Mataram yang terkenal dengan usahanya untuk mengusir VOC dari Nusantara dan memperluas wilayah kekuasaannya. Masa Kolonial Belanda Pangeran Diponegoro (1785–1855) Pemimpin Perang Jawa (1825–1830) melawan penjajahan Belanda. Cut Nyak Dhien (1848–1908) Pahlawan wanita dari Aceh yang memimpin perlawanan terhadap Belanda. Tjoet Nja Dhien (1848–1908) Pahlawan wanita yang juga memimpin perlawanan di Aceh, dikenal karena keberaniannya. Sultan Hasanuddin (1631–1670) Raja Gowa yang memimpin perlawanan melawan VOC di Sulawesi Selatan. Masa Kebangkitan Nasional Raden Ajeng Kartini (1879–1904) Tokoh emansipasi wanita yang memperjuangkan pendidikan dan hak-hak wanita. Dr. Wahidin Sudirohusodo (1852–1917) Pendiri organisasi Budi Utomo, organisasi modern pertama di Indonesia. H.O.S. Tjokroaminoto (1882–1934) Pemimpin Sarekat Islam, organisasi massa terbesar di awal abad ke-20. Masa Pergerakan Nasional Soekarno (1901–1970) Proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia, dikenal sebagai Bapak Pendiri Bangsa. Mohammad Hatta (1902–1980) Proklamator dan Wakil Presiden pertama Indonesia, juga dikenal sebagai Bapak Koperasi. Sutan Sjahrir (1909–1966) Perdana Menteri pertama Indonesia, seorang intelektual dan pemimpin perjuangan kemerdekaan. Ki Hadjar Dewantara (1889–1959) Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan pendiri Taman Siswa. Haji Agus Salim (1884–1954) Diplomat dan salah satu tokoh pendiri Republik Indonesia. Masa Revolusi Kemerdekaan Jenderal Sudirman (1916–1950) Panglima Besar TNI pertama yang memimpin gerilya melawan Belanda. Dewi Sartika (1884–1947) Tokoh pendidikan yang mendirikan sekolah untuk perempuan di Jawa Barat. I Gusti Ngurah Rai (1917–1946) Pahlawan nasional dari Bali yang memimpin pertempuran Puputan Margarana melawan Belanda. Masa Orde Lama dan Orde Baru Soeharto (1921–2008) Presiden kedua Indonesia yang memimpin selama lebih dari tiga dekade. Soeharto (1921–2008) Presiden kedua Indonesia yang memimpin selama lebih dari tiga dekade. Gus Dur (Abdurrahman Wahid) (1940–2009) Presiden keempat Indonesia yang dikenal sebagai tokoh pluralisme dan demokrasi. Megawati Soekarnoputri (1947–sekarang) Presiden kelima Indonesia dan putri dari Soekarno. Masa Reformasi dan Era Modern B.J. Habibie (1936–2019) Presiden ketiga Indonesia yang memimpin transisi demokrasi setelah era Soeharto. Susilo Bambang Yudhoyono (1949–sekarang) Presiden keenam Indonesia yang memimpin selama dua periode. Joko Widodo (1961–sekarang) Presiden ketujuh Indonesia yang fokus pada pembangunan infrastruktur dan reformasi birokrasi. Tokoh Kontemporer Sri Mulyani Indrawati (1962–sekarang) Menteri Keuangan Indonesia yang dikenal atas kebijakan ekonomi dan reformasi fiskal. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) (1966–sekarang) Mantan Gubernur DKI Jakarta yang dikenal dengan kebijakan anti-korupsinya. Kesimpulan Indonesia memiliki sejarah panjang dengan banyak tokoh nasional yang berkontribusi besar dalam berbagai bidang, termasuk perjuangan kemerdekaan, pendidikan, politik, dan pembangunan. Mereka adalah simbol perjuangan dan inspirasi bagi generasi selanjutnya.
0 notes
jpmmajapahit · 10 months
Text
Tumblr media
Heart of Indonesia
adalah logo Jejaring Panca Mandala Majapahit (JPM Majapahit). Berasal dari peta Kabupaten Mojokerto yang bewarna Merah Putih.
Arti dari logo ini adalah :
1. Mojokerto sangat penting bagi Indonesia dengan sejarah panjangnya mulai jaman Airlangga, Jaman Majapahit, Jaman Mataram islam, Jaman Kolonial Belanda, jaman Revolusi Kemerdekaan hingga era Modern.
2. Merah Putih merupakan warna khas mojokerto mulai Gula Kelapa sampai menjadi warna Kebesaran Indonesia.
3. Latar belakang merah muda menandakan Mojokerto turut serta merebut dan mempertahankan kemerdekaan dengan mencampur darah, keringat dan keceriaan. Tidak ada kesedihan.
4. Heart of Indonesia. Slogan JPM Majapahit karena Peta Kabupaten Mojokerto mirip dengan jantung manusia. Serambi kiri-Serambi kanan-Bilik kiri-Bilik kanan. Merupakan Jantung Indonesia karena banyak cerita awal mula nusantara berasal dari Mojokerto termasuk BHINNEKA TUNGGAL IKA.
#jpm
#jpmmajapahit
#jejaringpancamandala
#gpib #pancasila #mojokerto #majapahit #heartofindonesia
1 note · View note
afryan06-official · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media
My name Is Mohammad Afryan Nafrizal (But you all can call me Ryan) Ini adalah sejarah Indonesia merdeka.
Kelas 9 saya BTW.
Dan saya sekolah di PBS (Pelita Bangsa School) Batam Kepulauan Riau.
Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimulai sejak zaman prasejarah berdasarkan penemuan "Manusia Jawa" yang berusia 1,7 juta tahun yang lalu. Periode sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era: Era Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan Islam di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan yang terutama mengandalkan perdagangan; Era Kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda, Portugis, dan Spanyol) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20; Era Kemerdekaan Awal, pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); Era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta Orde Reformasi yang berlangsung sampai sekarang.
Sejarah Indonesia merdeka.
yang mengusulkan pembentukan milisi rakyat disetiap daerah di Indonesia (kesadaran memiliki tentara rakyat) dijawab Belanda dengan kompensasi membentuk Volksraad dan dr. Radjiman masuk di dalamnya sebagai wakil dari Boedi Utomo.
Pada sidang BPUPKI pada 29 Mei 1945, ia mengajukan pertanyaan “apa dasar negara Indonesia jika kelak merdeka?” Pertanyaan ini dijawab oleh Bung Karno dengan Pancasila. Jawaban dan uraian Bung Karno tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ini kemudian ditulis oleh Radjiman selaku ketua BPUPKI dalam sebuah pengantar penerbitan buku Pancasila yang pertama tahun 1948 di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi. Terbongkarnya dokumen yang berada di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi ini menjadi temuan baru dalam sejarah Indonesia yang memaparkan kembali fakta bahwa Soekarno adalah Bapak Bangsa pencetus Pancasila.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 ia membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Saigon dan Da Lat untuk menemui pimpinan tentara Jepang untuk Asia Timur Raya terkait dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki yang menyebabkan Jepang berencana menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, yang akan menciptakan kekosongan kekuasaan di Indonesia. tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.
1 note · View note
aldisaputtraa · 1 year
Text
Dari Nasionalisme Ke Nasionalisme Religius; Interpretasi Kesadaran Agama dan Memori Kolektif Muslim Masyarakat Hindia-Belanda
Panggung sejarah kemanusiaan di seluruh peradaban, bangsa, agama dan kebudayaan, terdapat decisive moments-nya, periode-periode menentukan yang kemudian mengubah arah sejarah setelahnya. Profesor Enan misalnya, mencantumkan 24 peristiwa penting yang menentukan arah sejarah Islam seperti pertempuran Tours dan Poiters, pengepungan Konstantinopel, kaum Muslim sebagai raja lautan, penyerbuan kaum Muslim ke kerajaan Roma, asal muasal Perang Salib, Pertempuran ‘Ayn Jalut, Jatuhnya Granada, Perjalanan Marcopolo dan Ibnu Batuta dan lain-lain.
Dalam sejarah Islam Indonesia, juga sangat banyak decisive moments in history, menyebut beberapa contoh, masuknya Islam ke Nusantara, berdirinya kesultanan-kesultanan Islam dari Samudera Pasai hingga Mataram Islam, runtuhnya Kerajaan Majapahit dan berdirinya Kesultanan Demak, periode dakwah walisongo, pengepungan Benteng Sao Joao Baptista oleh Sultan Babullah di Ternate yang menamatkan intervensi Portugis abad ke-16 di wilayah Nusantara Timur, masuknya kolonialisme dan mulainya era penjajahan, perang Kesultanan Mataram dengan VOC, Perang Jawa 1825-1835, Perang Aceh 1873 sampai 1904, Kongres Natico SI di Bandung 1916 yang menginginkan negara berdaulat sendiri yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto, berdirinya organisasi-organisasi Islam modern awal abad ke-20 (SDI, SI, Muhammadiyah, Persis, Nahdlatul Ulama, Masyumi dll) yang mengantarkan pada gerbang kemerdekaan Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan 1945, digantikannya Piagam Jakarta oleh Pancasila, perang ulama-santri dengan Belanda pada Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, proklamasi NII/TII oleh Soekarmadji Maridjan Kartosoewirjo 1948, asas tunggalisasi orpol dan ormas tahun 1984 oleh Presiden Soeharto, jatuhnya rezim Orde Baru tahun 1998, dan masih banyak yang lain.
Secara Historis, Kolonialisme Belanda di Indonesia dibagi menjadi dua babakan sejarah, yaitu masa Verenigde Oostindische Compagnoie atau VOC (Perusahaan Hindia Timur Belanda) yang berkuasa tahun 1602-1799 dan Pemerintahan Hindia-Belanda yang berkuasa tahun 1801-1942. Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu bagaimana mempertahankan kekuasaan kolonial Belanda di Nusantara atau Hindia Timur. Meskipun demikian, pada perjalanannya, semangat perlawanan rakyat di beberapa bagian nusantara, pergerakan nasional, tekanan politik di dalam negeri Belanda sendiri serta transformasi kolonialisme gaya lama menjadi kolonialisme gaya baru merubah kebijakan Pemerintah Belanda di tanah jajahannya Hindia Belanda.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut kebijakan Beretika (Bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik dan memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini. Munculnya gerakan Ethische Politiek yang menghendaki agar politik kolonial tidak semata-mata bertujuan mengeduk kekayaan bumi Indonesia saja melainkan juga hendaknya meningkatkan taraf kecerdasan dan kehidupan rakyat Indonesia berpengaruh kepada paradigma susunan pemerintah Hindia Belanda yang sentralistis.
Dalam sejarah pemikiran, konsepsi tentang nasionalisme erat berelasi dengan bangsa dan negara. Tiga konsep ini tidak bisa dipisahkan dan saling terikat satu sama lain, terutama nasionalisme dan bangsa. Pertama-tama adalah nasionalisme, konsep ini meskipun tidak pernah melahirkan pemikir besar seperti demokrasi, liberalisme ataupun sosialisme namun melahirkan berbagai peristiwa penting dalam sejarah seperti revolusi-revolusi, perang besar dan yang terpenting adalah bangsa-bangsa baru. Gellner, dalam karya fenomenalnya Nation and Nationalism, ia berpendapat nasionalisme adalah political principle, “sebuah prinsip yang beranggapan bahwa unit politik dan nasional hendak selaras”. Nasionalisme adalah program politik yang menkontruksi dan mengarsiteki bangsa. Kenyataannya, memang tidak ada nasionalisme tanpa unsur politik dan tidak ada bangsa yang lahir tanpa politik yang terlibat di dalamnya.
Nasionalisme adalah sekeping mata uang yang mempunyai dua sisi-poilitik dan etnik. Kenyataannya, nasionalisme selalu mengandung aspek politik dan aspek etnik. Ide kebangsaan adalah ide pilitik dan tidak ada ada nasionalisme tanpa unsur politik. Setelah kemunculan gelombang baru nasionalisme kerakyatan sejak tahun 1820an di Eropa yang banyak dipengaruhi oleh Revolusi Perancis dan Amerika, negara imperium macam inggris agak was-was dengan spiritnya yang bisa mempengaruhi situasi negara jajahannya. Inggris lalu mengadakan sebuah usaha.
Pada abad ke-19 saat prinsip nasionalitas menjadi sebuah prinsip politik utama negara-negara di Eropa, berkembanglah menurut David Landes bentuk imperialisme model baru menggantikan model imperialisme model lama. Kolonialisme di wilayah jajahan menimbulkan berbagai konsekuensi, dari mulai positif sampai negatif dalam relasinya dengan konteks kelahiran nasionalisme dan gagasan kebangsaan. Kolonialisme menghadirkan perasaan berbeda antara pribumi dengan orang eropa. Pencarian jati diri adalah implikasi tidak terhindarkan untuk mencari perbedaan-perbedaan yang akhirnya ditemukan. Kaum intelektual di negara jajahan menemukan perasaan berbeda dalam hal identitas: imajinasi sejarah, etnis, budaya, bahasa yang melahirkan solidaritas pemikiran bahwa “bangsa kita” berbeda dengan “bangsa kalian”.
Penemuan kompleks dari berbagai macam faktor yang melahirkan nasionalisme dan gagasan kebangsaan tidak kurang dan tidak lebih dipengaruhi efek dari modernitas yang dibawa oleh negara Eropa ke dalam wilayah kolonial. Modernisasi membawa perubahan dalam birokrasi ke arah rasional dan modern. Modernisasi membawa perubahan dalam teknologi dan pola hubungan komunikasi.
1 note · View note
zalins-blog · 2 years
Text
Mlaku Magelang
Minggu, 26 Februari 2023
Akhirnya bisa belajar sejarah sambil jalan-jalan santai dan bertemu teman-teman baru di komunitas Mlaku Magelang.
Yups, sebenarnya iseng nih nemu instagaram tentang komunitas tersebut dan exited banget untuk ikutin secara aku anaknya sejarah banget gitu ya🙃 apalagi di tempat tinggalku tidak ada komunitas sejarah semacam itu. Yang lebih menarik lagi, pendiri dan orang-orang yang datang saat itu mereka sama sekali tidak ada yang jurusan sejarah atau kerja di bidang-bidang yang berkaitan dengan sejarah. Bahkan, mereka terdiri dari anak-anak SMA, mahasiswa, sampai ibu-ibu buruh pabrik dan kakek nenek yang ikutan kepo tentang ada peninggalan sejarah apa aja sih di sekitar Magelang. Jujur, sangat terharu ternyata masih banyak manusia-manusia yang peduli sejarah diantara manusia-manusia yang menganggap masa lalu adalah sesuatu hal yang sudah berlalu dan harap kita kenang saja.
Tema Mlaku Magelang minggu ini adalah “STATDSWIJK KAWARASAN” atau perumahan bekas Eropa di bagian Barat Magelang. Tepat pukul 08.00 WIB kami semua berkumpul di pohon beringin alun-alun kota Magelang, setelah pendiri komunitas tersebut memperkenalkan diri dan diawali bercerita tentang bagaimana sebuah kota Magelang ini bisa di masuki oleh Belanda dan memperkenalkan bekas-bekas peninggalan belanda dan peninggalan lama magelang di sekitar alun-alun. Ya, orang akan menunjuk menara ai/water toren dan ukiran Masjid Agung di sebelah barat Alun-alun Magelang.
Menara air yang sangat dikenal merupakan landmark Kota Magelang ini dibangun oleh arsitek Belanda bernama Herman Thomas Karsten, Bangunan yang letaknya di pojok alun - alun kota ini bisa menampung sebanyak 1,750 juta liter air dan memiliki ketinggian bangunan 21,2 m dengan terdiri dari 32 pilar penyangga. (Sumber Viva.com) sedangkan Masjid Agung magelang, sebenarnya tidak hanya magelang hampir semua wilayah di Indonesia mengenal konsep alun-alun dan pastinya di dekat alun-alun itu ada Masjid. Loh apa hubungannya? Dahulu, alun-alun hanya digunakan untuk semacam ‘pasar malam’ untuk hiburan orang-orang Belanda di wilayah tersebut, akan tetapi di wilayah Mataram Islam (Yogyakarta dan sekitarnya) penempatan masjid dekat dengan alun-alun, diibaratkan bahwa setelah kita merasakan kebahagiaan di duni, jangan lupa bahwa kita harus bersyukur dan mencari kebahagiaan akhirat alias ya setelah kita puas main-main di alun-alun yo jangan lupa menegakkan solat.
Fakta menarik yang baru saya dapatkan setelah belajar tentang masjid Agung Kauman kota Magelang adalah masih ada peninggalan berupa jam istiwa atau atau jam yang berpatokan pada sinar matahari yang mana di Jawa Tengah tersendiri, jam istiwa ini termasuk salah satu dari tiga yang ada. Dua lainnya ada di Masjid Langgar Agung Magelang dan Masjid Raya Solo. Selain itu, ketika sudah ditemukan jam analog maka beberapa masjid yang ada di Jawa Tengah, diberi hadiah brupa “jam bandul” oleh Raja Kretek (Kudus) yakni Nitisumito.
Setelah selesai belajar peninggalan sejarah di sekitar alun-alun, kami melanjutkan perjalanan menuju tujuan utama kami sambil bercerita tentang bangunan-bangunan yang sekarang menjadi kantor pemkot magelang itu dulunya bangunan apa, menemukan makam anak belanda yang berumur 3 tahun di sebuah gang sempit, sejarha warung makan bu Atmo (sebuah warung sop senerek yang terkenal di Magelang), sampai pada Magelang pernah menjadi lautan Api. Ya kurang lebih hampir sama dengan peristiwa Bandung Lautan Api, tentang ketidaksukaan rakyat akan datangnya Belanda dan mereka memilih tempat tinggal di bumi hanguskan daripada di rampas pihak Belanda.
Magelang di Era kolonial adalah kota praja (gemenente) Belanda. Magelang juga merupakan wilayah gung Mataram atau bagian dari Mataram. Sehingga, saat Inggris yang dipimpin oleh Gubernur Jendral Raffles memimpin pasukan Inggris datang melancarkan peristiwa geger sepoi di Yogyakarta yang dibantu oleh tentara india, dan berakhir kekalahan wilayah Mataram, ia lalu mengambil alih wilayah karesidenan kedu meliputi magelang dan menoreh (Temanggung sekarang) dan dikatakan bahwa karesidenan kedu menjadi sistem sewa tanah pertama di Era Raffles. Setelah itu pasca perang Diponegoro (1825-1830) Magelang juga menjadi pusat basis militer dibuktikan yang kemudian berkembang hingga saat ini.
Nah sampailah kami ditujuan utama kami yakni “STATDSWIJK KAWARASAN” mengapa perumahan ini ada? Dan bahkan saat itu, sudah ada tabel harga perumahan berdasarkan view yang didapat, harga paling tinggi adalah perumahan dengan pemandangan langsung gunung Sumbing. Perumahan ini ada ketika orang-orang Belanda dan orang-orang Indo (percampuran Belanda-Pribumi) membludak jumlahnya di magelang, bahkan dalam catatan sejarah orang Eropa dan Indo di yang tinggal di kota Magelang mendapat peringkat 9 terbanyak di Indo-Eropa (negara Belanda dan di negara yang dijajah Belanda) dan peringkat 16 di Hindia-Belanda (negara Indonesia sekarang). Sekarang kawasan ini berada di Magelang Tengah, dan hanya sedikit bangunan perumahan yang ada karena bangunan lain sudah dibongkar menjadi bangunan-bangunan modern (seharusnya sih tidak boleh ya). Bangunan perumahan pada masa itu, berupa perumahan mungil lantai 1 dan bangunan khas perpaduan indo-belanda. Ohya di sekitar ini, juga ada rumah pribadi milik dr. Oei Hong Djien yang merupakan seorang kolektor seni rupa yang terkenal asal Magelang dan karya pribadinya ada di OHD Museum Magelang kalian bisa mampir kesana yang lokasinya tidak jauh dari alun-alun kota Magelang dengan biaya tiket masuk umum Rp. 50.000 dan pelajar sebesar RP.25.000
Sekian
0 notes
adestraayubs · 4 years
Text
Solo Embrio Gerakan dan Indikator Bangsa
(Untuk motivasi kuliah di Solo)
Kota Solo merupakan salah satu kota tua di Indonesia yang menyimpan berbagai peninggalan kebudayaan dari bermacam etnik, baik pada jaman sejarah maupun prasejarah. Penemuan Pithecanthrophus Soloensis oleh W.F. Oppennorth dan C. Ter Haar (Kartodirdjo, 1975) di tepian Bengawan Solo dapat membuktikan bahwa manusia purba telah pernah hidup di wilayah Solo pada masa prasejarah. Sementara itu, peninggalan pada masa sejarah, seperti candi, keraton, pura maupun bangunan-bangunan kuno masih dapat dijumpai di berbagai sudut Kota Solo. Pada saat sekarang ini, ruang Kota Solo selain dibentuk oleh bangunan-bangunan modern seperti kota-kota lainnya di Indonesia, maka secara arsitektural ruang kotanya masih mampu memperlihatkan bangunan-bangunan yang bercirikan era kerajaan (feodal) Jawa dan era kolonial Belanda, bahkan pada beberapa bagian kota masih terdapat bangunan-bangunan dengan arsitektur etnik Cina, Arab dan Indoland/ Campuran.
Kehadiran dua nama, yaitu ‘Surakarta’ dan ‘Solo’, menambah keunikan tersendiri bagi eksistensi kota tua ini. ‘Solo’ diambil dari nama tempat bermukimnya pimpinan kuli pelabuhan, yaitu Ki Soroh Bau (bahasa Jawa, yang berarti kepala tukang tenaga) yang berangsur-angsur terjadi pemudahan ucapan menjadi Ki Sala, yang berada disekitar Bandar Nusupan semasa Kadipaten dan Kerajaan Pajang (1500-1600). Sementara ‘Surakarta’ diambil dari nama dinasti Kerajaan Mataram Jawa yang berpindah dari Kraton Kartasura pada tahun 1745. Perpindahan kraton dilakukan oleh Raja Paku Buwono II karena Kraton Kartasura sudah hancur akibat peperangan dan pemberontakan yang terkenal dengan Geger Pecinan tahun 1742. Pemberian nama kraton baru dengan membalikkan suku kata dari nama kraton lama, yaitu dari ‘Karta-Sura’ menjadi ‘Sura-Karta’, sampai sekarang sudah menjadi cerita umum masyarakat Solo (Qomarun dan Budi, 2007).
Solo merupakan kota budaya dan seni, maka banyak musisi kenamaan yang erat kaitannya dengan Solo, ada Didi Kempot dengan tembang Stasiun Balapan, ada pula Gesang dengan lagu kondangnya Bengawan Solo yang melegenda bahkan sampai ke mancanegara. Solo menyimpan segudang keunikan dan sejarah yang unik dan menarik untuk diungkap. Misalnya, sebagaimana lagu dari Gesang itu tadi, Sungai Bengawan Solo memiliki sejarah Panjang dan berperan penting bagi peradaban kehidupan masyarakat Jawa, khususnya area Solo.
Sungai bengawan solo telah memberi banyak cerita dan penghidupan bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya. Dalam kurun waktu abad ke – 10, aliran sungai bengawan solo berperan sangat vital sebagai sarana perdagangan tingkat domestik. Usaha pendistribusian barang dagang seperti beras, palawija, jagung, buah, dan lainnya datang dari daerah Wengker (ponorogo) dan dijual di pelabuhan-pelabuhan yang telah disinggahi oleh para pedagang. Bentuk perdagangan yang terjadi ialah para pedagang dari kerajaan majapahit membawa hsil bumi dan para pedagang dari cina umumnya membawa kain sutera, keramik, dan peralatan rumah tangga lainnya yang terbuat dari logam sebagai barang dagangan (Fauzi: 2015).
Hingga kini, Aliran Sungai Bengawan Solo masiih digunakan sebagai sarana transportasi, irigasi pertanian, sumber air untuk keperluan pribadi masyarakat dan tambak ikan di hulu sungai hingga arah Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri. Aliran sungai sepanjang 548 Km ini sudah menjadi nadi penghidupan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Tidak hanya sebatas sebagai nadi penghidupan semata, Aliran Sungai Bengawan Solo ternyata menyimpan sejarah kemaritiman nusantara khususnya pada masa kerajaan majapahit. Sejarah kemaritiman tersebut membuktikan bahwa Indonesia pada abad ke-14 tidak hanya berjaya dalam perniagaan dan kekuasaan agrarian saja, melainkan berjaya dalam penguasaan sumber daya kemaritiman hingga mampu memiliki kekuasaan yang luas sampai negeri seberang
Solo sebagaimana diuraikan di atas memiliki daya taraik tersendiri, berbagai agenda atau Gerakan nasional banyak lahir atau berimbrio di Solo. Kita bisa mengenal perhimpunan pers di Indonesia 2 lahir di Solo. Berkenaan itu maka bisa kita temui Monumen Pers Indonesia berada di Solo karena Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) lahir di Solo. Bangunan Induk Monumen Pers Nasional terletak di Jalan Gajah Mada Nomor 59, Desa Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Gedung yang memiliki luas 2.998 m2 ini dibangun diatas lahan seluas 2907,26 m2. Bangunan Induk Monumen Pers Nasional dibangun sekitar tahun 1918 atas perintah Mangkunegoro VII, Pangeran Surakarta, sebagai balai perkumpulan dan ruang pertemuan. Gedung ini dulunya bernama "Societeit Sasana Soeka" dan dirancang oleh Mas Aboekassan Atmodirono. Pada tahun 1933, Sarsito Mangunkusumo dan sejumlah insinyur lainnya bertemu di gedung ini dan merintis Solosche Radio Vereeniging, radio publik pertama yang dioperasikan pribumi Indonesia. Pada tahun 1937, diperkirakan Solosche Radio Vereeneging menyiarkan musik gamelan secara langsung dari Solo untuk mengiringi Gusti Nurul (Putri Mangkunegoro VII) yang membawakan tari Bedhaya Srimpi di Istana Kerajaan Belanda di Den Haag, tanggal 7 Januari 1937 (cagarbudaya.kemdikbud.go.id).
Aspirasi perjuangan wartawan dan pers Indonesia memperoleh wadah dan wahana yang berlingkup nasional pada tanggal 9 Februari 1946 dengan terbentuknya organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Kelahiran PWI di tengah kancah perjuangan mempertahankan Republik Indonesia dari ancaman kembalinya penjajahan, melambangkan kebersamaan dan kesatuan wartawan Indonesia dalam tekad dan semangat patriotiknya untuk membela kedaulatan, kehormatan serta integritas bangsa dan negara. Bahkan dengan kelahiran PWI, wartawan Indonesia menjadi semakin teguh dalam menampilkan dirinya sebagai ujung tombak perjuangan nasional menentang kembalinya kolonialisme dan dalam menggagalkan negara-negara noneka yang hendak meruntuhkan Republik Indonesia (www.pwi.or.id).
Salah satu bentuk perjuangan kemerdekaan yakni melalui penyiaran berita radio dan padanya ada kisah menarik yang berkaitan dengan kota Solo. Agresi Militer Belanda melakukan pemblokiran akses informasi yang bisa menjangkau masyarakat luas yaitu radio. Belanda melakukan penghancuran kantor radio yang ada. Belanda mengetahui keberadaan radio di Solo, sehingga berusaha mencarinya. Radio tersebut kemudian diberi nama kambing,karena kisahnya.
Radio Kambing bukan sembarang radio. Radio dengan nama binatang yang biasa mengembik ini memiliki nilai sejarah tinggi bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Saat agresi militer Belanda tahun 1948, radio ini menjadi barang yang paling dicari tentara Belanda. Radio ini menjadi alat siaran TNI pada masa perang mempertahankan kemerdekaan RI. Agresi militer Belanda tahun 1948. Tentara Belanda menghancurkan semua stasiun radio yang ada di Indonesia. Sangat beralasan karena Belanda tidak ingin pemerintah Indonesia kala itu menyiarkan keberadaannya ke luar maupun dalam negeri. Setelah menghancurkan semua stasiun radio yang ada. Belanda mengincar keberadaan stasiun radio RRI di Surakarta. Pada saat itu, status stasiun radio RRI Surakarta sebagai stasiun paling tua atau yang pertama. Gelagat Belanda untuk menghancurkan pemancar radio RRI di Surakarta sudah tercium para pejuang kala itu. Para pejuang yang terdiri TNI dan penyiar mengungsikan perangkat siaran dan pemancar radio dari kantor RRI ke tempat persembunyian di wilayah Karanganyar (www.kpi.go.id).
Pembahasan mengenai Solo belum selesai, kota budaya yang satu ini memiliki sejarah pergerakan yang penting bagi rakyat Indonesia. Terbukti dari gerakan ekonomi kerakyatan salah satunya muncul di Solo. Pergerakan nasional Indonesia dimulai pada awal abad ke-20 dengan munculnya beberapa organisasi modern. Salah satunya adalah Sarekat Islam. Organisasi ini bermula dari sebuah perkumpulan para pedagang batik untuk mengimbangi kemajuan para pedagang batik Cina (Yasmis Yasmis, 2009).
Lahirnya Sarekat Dagang Islam berawal dari persaingan dagang antara penduduk pribumi dengan penduduk Cina (Tionghoa) peranakan. Kemajuan yang sangat pesat dapat di capai oleh orang-orang Cina dalam hal perdagangan kain dan sikap superioritas orang-orang Cina terhadap kalangan pribumi, sehubungan dengan revolusi Sun Yat Sen tahun 1911 yang menimbulkan perasaan tinggi hati mereka, dan tak lupa, keahlian mereka dalam memonopoli harga kain batik, semakin menambah kejengkelan para pedagang pribumi, sehingga merasa sangat dirugikan sekali dengan adanya peristiwa tersebut. Keberhasilan kalangan Cina dalam mengusai dunia perdagangan, yang selanjutnya mendapat dukungan dari Belanda dalam melancarkan usaha-usaha mereka sehingga mereka dapat mendirikan perkumpulan Tionghoa Hwee Koan pada tahun 1900 di Jakarta yang bergerak dibidang pendidikan serta membentuk kamar-kamar dagang dikota-kota besar di Indonesia. Aktifitas mereka menjadi semakin meningkat setelah adanya gerakan pembebasan yang terjadi di Cina pada tahun 1901(Roeslan A. Gani, 1902).
Ketulusan perjuangan ini bisa dilihat dari ucapan pendirinya, “Dengan ikhlas, untuk kemurnian sejarah pergerakan Indonesia, dengan ini saya terangkan bahwa SDI dilahirkan pada tanggal 16 Oktober 1905, di rumah saya di kampung Sandokan, Solo, dengan delapan orang teman, yaitu: Saudara Sumawardoyo, Wiryotirto, Suwandi, Suporanoto, Jarmani, Zhardjosuwarto, Sukir dan Martodikono”( M. Mansyur Amin, 1996). Gerakan Sarekat Islam yang bermula di Solo terus berkembang hingga memiliki banyak cabang yang tersebar di Indonesia.
Solo dari waktu ke waktu memberikan jejak perjuangan Indonesia. Solo memiliki kesan di masyarajat bahwa Solo adalah indicator bangsa. Masyarak sering mengatakan, “Yen Solo uwis geger, berarti Indonesia wis geger”. Begitulah kiranya ulasan tentang Solo yang menjadi kota bersejarah bagi Indonesia. Menjadi mahasiswa Solo layak mengatahui sekelumit ringkas menganainya. Apalagi bila mana hendak mewujudkan perubahan besar maka memulai dari Solo adalah Langkah yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
RG. 2017. Menyambut Harsiarnas ke 84: Mengenal Radio Kambing, Radio Perlawanan Masa Kemerdekaan. http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/33840-menyambut-harsiarnas-ke-84-mengenal-radio-kambing-radio-perlawanan-masa-kemerdekaan (diakses tanggal 18 September 2020)
Amin. M. Mansyur , (1996), Sarikat Islam Obor Kebangkitan Nasional 1905-1944. Yogyakarta: Kelompok IAIN Sunan Kalijaga
Fauzi, Ahmad Nurul. (2015). Studi komparatif peran bengawan solo dan sungai brantas dalam perkembangan ekonomi abad ke10 M – 15 M di Jawa Timur. AVATARA. Vol.3 No. 3
Ghani, Roeslan A. 1902. Politik dan Ilmu. Yayasan Prapanca: Jakarta
Monumen Pers Nasional. https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2015121500015/monumen-pers-nasional (diakses tanggal 18 September 2020)
Rahmawati, et al, (2019). SUNGAI BENGAWAN SOLO: TINJAUAN SEJARAH MARITIM DAN PERDAGANGAN DI LAUT JAWA, Jurnal Candrasangkala Vol. 5, No. 2
Said, Tribuana. Sekilas Sejarah Pers Nasional.2019. https://www.pwi.or.id/detail/26/Sekilas-Sejarah-Pers-Nasional (diakses tanggal 18 September 2020)
Qomarun dan Budi Prayitno, (2007). Vorstensteden, 1998, Djokja en Solo, Asia Maior, Purmerend. DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 35, No. 1
Vorstensteden, 1998, Djokja en Solo, Asia Maior, Purmerend.
Yasmis, Yasmis. (2009). SARIKAT ISLAM DALAM PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA (1912-1927) Jurnal Sejarah Lontar 32 Vol. 6 No. 1
Tumblr media
4 notes · View notes
hellopersimmonpie · 6 years
Text
Politik
“Satu atau dua generasi tidak boleh memonopoli harta dan kemewahan hidup yang sebenarnya menjadi jatah generasi setelahnya”
Syaikh Yusuf Qardhawiy menulis kalimat di atas dalam penjelasan beliau tentang landasan kebijakan Khalifah Umar bin Khatab.
Khalifah Umar bin Khatab R.A pernah menabrak kebiasaan dengan tidak membagikan harta rampasan perang melainkan menjadikan harta tersebut sebagai milik negara.
Muadz bin Jabal RA turut mendukung kebijakan Umar bin Khatab R.A dengan memberikan pernyataan:
Jika engkau membagikannya, akan ada koloni besar dalam kekuasaan orang-orang tersebut. Kemudian, setelah mereka tiada, koloni akan dikuasai seseorang. Setelah itu, datang generasi muslim yang menggantikan posisinya untuk membela Islam dengan gigih, tetapi mereka tidak mendapatkan sesuatu. Pertimbangkan keputusan (untuk membagikan tanah rampasan perang) yang berdampak kepada generasi sekarang dan yang akan datang. 
Salah satu hikmah kebijakan Umar bin Khatab ini adalah membuka ruang pikir kita bahwa di masa depan, bentuk futuhat bukan lagi melalui perang melainkan dengan memperdalam ilmu melalui para da’i. 
Di masa tersebut akan banyak pembela islam yang gigih namun tidak mendapatkan harta rampasan perang. Kebijakan menjadikan rampasan perang menjadi milik negara adalah salah satu upaya untuk melindungi hak-hak generasi ini.
Umar lantas membaca surat Al Hasyr ayat 10.
Berikut saya tuliskan Al Hasyr ayat 8-10
(Harta rampasan itu juga) untuk orang-orang fakir yang berhijrah yang terusir dari kampung halamannya dan meninggalkan harta bendanya demi mencari karunia dari Allah dan keridhaan(-Nya) dan (demi) menolong (agama) Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.
Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan An¡ar), mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”
(Al Hasyir : 8-10)
*
Belakangan ini, banyak bermunculan nasihat bagi kita agar kita tidak buta politik. Ada yang perlu kita ingat bahwa politik bukan hanya perkara elektoral. Ada banyak hal yang harus kita pelajari dari dua Umar (Umar bin Khatab R.A dan Umar bin Abdul Aziz R.A)
Umar bin Khatab R.A adalah khalifah yang visioner dan memiliki kemampuan fiqih yang baik. Dr Jaribah Al Haritsi membukukan fiqih ekonomi Umar bin Khatab dalam satu buku tebal yang merupakan hasil disertasi beliau. 
Sedangkan Umar bin Abdul Aziz R.A adalah khalifah yang sejak kecil dididik oleh kalangan istana dan ulama. Sebelum menjadi khalifah, beliau dikenal sebagai mujtahid fiqih yang mumpuni, berpengalaman menjadi gubernur dan penasihat khalifah. Dalam diri beliau terhimpun kecerdasan mujtahid dan kecerdasan administrator negara.
Kita kerapkali memandang Khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam dua tahun pemerintahan beliau namun kita luput mempelajari bagaimana kecakapan beliau terbentuk.
Perlu kita pahami, untuk membentuk masyarakat yang baik, tidak selalu butuh satu orang dengan kecerdasan individu sebagai mujtahid mutlak seperti dua Umar ini. Mungkin saja di era kita, kita harus mengimpun banyak kecerdasan sehingga menghasilkan kecerdasan komunal. Semua kecerdasan itu tidak harus terhimpun dalam satu orang, ia bisa terwujud dari kerjasama dari banyak orang yang menguasai bidang masing-masing.
Melek politik jangan sampai terdefinisikan dengan kegiatan bergabung di grup WA yang penuh gosip dan hoax lantas kita merasa menjadi yang paling faham politik. Melek politik adalah memahami keputusan-keputusan politik sebagai bentuk ijtihad yang memerlukan usaha untuk memahami kondisi masyarakat serta memahami nash yang mendasari ijtihad tersebut.
Dalam memahami kondisi masyarakat, terdapat proses mencari fakta. Di titik ini, kita harus belaku adil. Diperlukan ikhtiar untuk memverifikasi fakta dalam batas kemampuan kita. Jika ini sudah dilakukan, maka ijtihad kita akan bernilai pahala 1 bila tidak tepat, dan bernilai 2 bila tepat.
Memilih Jokowi, atau Prabowo merupakan suatu perkara yang harus kita lihat dengan sudut pandang demikian agar kita tetap dapat menjaga persaudaraan dengan orang-orang yang berbeda pilihan. Uneg-uneg ini tidak hanya berlaku untuk salah satu pendukung capres. Mengingat dari kedua belah pihak masih banyak yang perlu belajar. Karena baik pendukung nomor 1 atau pendukung nomor 2 masih menggunakan narasi orang baik vs orang jahat.
Memahami politik itu luas maknanya. Salah satu bentuknya adalah memahami kondisi realita masyarakat dan undang-undang. Pemahaman ini akan membantu kita untuk melihat ruang kosong dalam undang-undang yang belum terselesaikan dan rawan mendatangkan kedzaliman seperti pasal karet UU ITE yang menjerat ibu Baiq Nuril.
Memahami politik juga dapat bermakna memahami kebutuhan-kebutuhan para dhuafa dan mencoba mengentaskan mereka dari kondisi tersebut. Seperti kepekaan kita kepada para difabel. Sejauh ini pendekatan kita untuk membantu mereka hanyalah dengan pendekatan romantisasi dan rasa kasihan. Padahal bila kita melek politik, mungkin saja kita bisa mengusulkan kebijakan untuk mereka dengan pendekatan berbasis hak. Hasil kebijakan ini dapat menghadirkan ruang publik yang ramah difabel sehingga temen-temen tuna netra dan teman-teman yang menggunakan kursi roda dapat berada di ruang publik secara mandiri. Kelak juga bukan tidak mungkin teman-teman difabel punya kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri.
Ada begitu banyak masalah dalam masyarakat kita.
Memahami politik bukan sekedar datang ke TPS dan membebankan semua pada yang ada di sana. Kita masih harus bekerja untuk membangun kecerdasan komunal juga iklim politik yang sehat dimana rakyat dapat mengkritik kebijakan pemerintah dengan pemahaman yang baik, dan pemerintah dapat menghasilkan kebijakan yang maslahat.
Referensi dapat ditemukan di:
Membumikan Syariat Islam: Keluwesan Aturan Ilahi untuk Manusia karya Syaikh Yusuf Qardhawi
Perjalanan Hidup Khalifah yang Agung, Umar bin Abdul Aziz karya Syaikh Ali Ash Shallabi.
Fiqih Ekonomi Umar bin Khatab karya Dr Jaribah Al Haritsi.
69 notes · View notes
lebah-vs-tikus · 5 years
Text
Resensi Buku Merawat Bangsa
RESENSI BUKU
Judul                : Merawat Bangsa: Sejarah Pergerakan Para Dokter Indonesia
Penulis             : Hans Pols
Penerbit           : Kompas
Oleh                 : Rizki Rinaldi
Cetakan Pertama, 2019
XX + 380 hlm.
Tumblr media
Titik Balik      
           Metafora kebangkitan nasional Indonesia berasal dari masa penjajahan saat pendirian Boedi Oetomo. Begitulah sejarah mencatat kebangkitan nasional dimulai dari ranah keilmuan, dengan meningkatnya permusuhan antara Belanda dan Indonesia, asrama-asrama mahasiswa kedokteran bangkit, menjadi tempat perlawanan, diskusi-diskusi radikal bagi penguasa saat itu, Belanda, dan upaya modernisasi melalui pendidikan. Setelah Belanda mengambil alih atas Jakarta, kebanyakan pelaku dan pendidik medis pindah ke jantung Republik yang baru, Yogyakarta, di mana mereka terus mengajar ilmu kedokteran. Komitmen mereka terhadap republik muda itu mengubah mereka menjadi pahlawan-pahlawan nasional. Pada saat yang sama, banyak dokter muda dan mahasiswa kedokteran memilih karir di bidang militer, bisnis dan pemerintahan, serta terlibat dalam berbagai bentuk pembangunan bangsa. Mereka sangat dibutuhkan oleh Republik baru.
Pergerakan Kaum Muda dan Aspirasi Kemajuan
           Pelajar Kedokteran ikut mendirikan hamper semua organisasi pelajar di Hindia Belanda dan menduduki peran kunci kepemimpinan di dalamnya. Gerakan Boedi Oetomo¸ pergerakan si Tjipto Mangoenkoesomo, Jong Java, Jong Sumatra, Perhimpunan Pelajar Minahasa merupakan contoh-contoh keterlibatan dan peran kunci kepemimpinan pelajar kedokteran era tersebut. Pendapat mereka dan pendapa peserta lainnya mencerminkan perubahan lebih luas dalam gerakan nasionalis secara keseluruhan. Berbeda dengan pendukung kemajuan dan pembangunan, kaum intelektual Hindia Belanda semakin menekankan pentingnya modernisasi budaya tradisional dan menemukan keseimbangan antara modernitas eropa dan pluralitas budaya etnik di Hindia Belanda. Mereka melawan pandangan yang menganggap pribumi sebagai primitif dan terbelakang, dan memuji vitalitas budaya tradisional, dengan mengutip masa lalu yang megah dan masa depan yang mungkin dapat diraih. Banyak pemimpin politik, akademisi, dan sosial memulai karir mereka sebagai anggota-anggota pergerakan tersebut, yang mengenalkan mereka kepada ide-ide yang lebih luas.
           Selain menyajika program dan perubahan sosial dan politik untuk kelompok dan wilayah etnis Hindia Belanda, pergerakan pemuda di Hindia Belanda juga mengadakan diskusi-diskusi mengenai masa depan Hindia Belanda secara keseluruhan. Secara khusus, para pemimpinnya mulai mengkoordinasikan kegiatan mereka dengan lebih cermat dan mulai memandang penggabungan pergerakan secara positif. Pada tanggal 28 Oktober 1928, pada sebuah pertemuan gabungan, para anggota dari semua gerakan pemuda Indonesia mencanangkan apa yang sekarang terkenal sebagai Sumpah Pemuda : berjanji setia kepada satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang nantinya menjadi lagu kebangsaan dan memilih untuk meleburkan semua pergerakan pemuda menjadi satu: Indonesia Moeda
Heroisme para Dokter selama Perang Kemerdekaan
           Selama masa penjajahan Belanda, sejumlah dokter Indonesia terkenal karena keterlibatan mereka dalam urusan politik, partisipasinya dalam pergerakan nasional, dan karya jurnalistik serta karya ilmiah mereka. Hal ini terutama terinspirasi dari pergerakan dokter di Barat yang berlandaskan pada
           “Kedokteran adalah ilmu yang merupakan sosial, dan politik tidak lain adalah pengobatan skala besar” -Rudholf Virchow 1848
Pada 1948, Soekarno dan Hatta menghormati para dokter ini dengan menetapkan tanggal 20 Mei, hari Boedi Oetomo didirikan menjadi hari besar Nasional, Hari Kebangkitan Nasional. Dengan menyamakan asal mula berdirinya organisasi dengan asal mula pergerakan nasional Indonesia, para pemimpin baru republik Indonesia secara tidak langsung mendukung cita-cita negara nasional mereka, namun juga berdampak melemahkan arti penting sejarah Sarekat Islam.
           Keragaman opini politik kemerdekaan, sekali lagi menjadi jelas selama perang kemerdekaan. Para dokter yang menentang republik atau mendukung pun lantas menduduki berbagai posisi politik. Namun, akibat kekurangan dokter yang cukup parah karena keputusan profesi mereka yang memilih berbagai sektor diluar medis membuat kondisi medis Indonesia dalam keadaan carut marut. Akhirnya kebanyakan dari mereka kembali ke karier kedokteran tanpa menderita konsekuensi apapun. Namun, satu yang pasti, karier politik mereka telah berakhir, mereka kembali ke karier medis mereka, tetapi merasa getir akan perpolitikan.
           Setelah kemerdekaan, para elite kedokteran ini memainkan peran utama dalam pengembangan infrastruktur medis di Indonesia. Mereka mengelola departemen kesehatan, rumah sakit, klinik, dan sekolah kedokteran yang baru didirikan di banyak tempat. Di bawah pemerintahan kolonial belanda, perkumpulan dokter Hindia Belanda menjadi yang sangat vocal dan aktif secara politik menjaga agar pelayanan kesehatan dan pendidikan medis tetap ada dalam agenda politik, tetapi didiskreditkan setelah bersimpati terhadap jepang selama masa penjajahan. Setelah tahun 19507, elite medis apolitis Indonesia menjadi terkenal akan patriotism mereka, dan menuai keuntungan dari reputasi itu, sehingga mampu mengkonsolidasikan posisi mereka di universitas-universitas dan birokrasi pemerintah di Indonesia.
Tentang Penulisan dan Kandungan Buku
           Kupasan sejarah dalam buku ini merupakan kupasan yang sangat rapih, mendalam serta objektif. Ia berfokus pada gerakan-gerakan dokter Indonesia dalam pergerakan nasional di zaman kolonial. Menunjukkan sekaligus memantik imajinasi tentang bagaimana pada dokter bahu-membahu merawat dan mendirikan republik. Buku ini merupakan kewajiban bagi ia yang mendalami bidang kesehatan, didalamnya ditunjukkan kisah-kisah dokter pribumi yang bersaing melawan dua masalah utama era kolonial, superioritas bangsa barat yang merendahkan pribumi sebagai keterbelakang, primitif, dan secara ilmiah tidak akan pernah dapat maju karena kelemahan genetik, serta masalah diantara mereka sendiri yaitu aristokrat Hindia Belanda yang tidak pernah terganggu kenyamanannya meski di era penjajahan.
Para dokter Indonesia telah berjasa dalam tiap butir perjuangan kemerdekaan, kebangkitan nasional, dan bersikap mulia dalam merawat bangsa
4 notes · View notes
fajarpendidikan · 3 years
Text
Rangkuman Sejarah Indonesia, Dari Perang Jawa Hingga Presiden Soeharto Turun Takhta https://www.fajarpendidikan.co.id/rangkuman-sejarah-indonesia-dari-perang-jawa-hingga-presiden-soeharto-turun-takhta/?feed_id=2371&_unique_id=620c7ca1a148e
0 notes
ayojalanterus · 3 years
Text
Dianggap Singgung Nama Putri Nabi, Merek Whiskey Malaysia Timbulkan Kontroversi
Tumblr media
 KONTENISLAM.COM - Merek minuman beralkohol whiskey 'Timah' menjadi kontroversi di Malaysia. Merek tersebut dianggap menyinggung nama putri Nabi Muhammad SAW, Fatimah. Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (16/11/2021), whiskey Timah memicu kontroversi setelah sejumlah pihak, termasuk Partai Islam Se-Malaysia (PAS), mempersoalkan nama dianggap menyinggung Fatimah. Mereka mengkritik label pada botol whiskey Timah yang dianggap mirip pria mengenakan kopiah seperti kebiasaan umat Muslim. Produsen whiskey tersebut telah buka suara. Menurut produsen, nama Timah merujuk pada tambang timah pada era kolonial di Malaya. Selain itu, produsen whiskey itu menyebut gambar pria pada botol tersebut merupakan Kapten Tristram Speedy yang merupakan perwira Inggris di Malaya pada era kolonial Inggris. Picu Perhatian Pemerintah Kontroversi ini memicu perhatian pemerintah Malaysia. Pemerintah sampai menggelar rapat khusus membahas masalah ini. Dalam rapat dengan jajaran Menteri Malaysia pada 28 Oktober lalu, seperti dilansir The Star, produsen whiskey tersebut meminta waktu seminggu untuk melakukan diskusi bersama para pemegang saham dan dewan direksi soal kemungkinan perubahan nama dan label botol. Dalam pernyataan terbaru via Facebook pada Sabtu (13/11/2021) waktu setempat, Menteri Transportasi Wee Ka Siong menyatakan kabinet telah membahas kontroversi merek whiskey. Dia menyebut masalah ini telah diselesaikan. "Timah tidak perlu mengubah namanya dan produsen juga sepakat memberikan penjelasan lebih lanjut tentang asal-usul Timah. Timah berarti biji timah, yang berkaitan dengan biji timah atau tambang timah," ucapnya. Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Urusan Konsumen, Alexander Nanta Linggi, dalam pernyataan yang dilansir surat kabar lokal Sin ChewDaily juga menyatakan kabinet sepakat mengizinkan produsen whiskey itu mempertahankan merek Timah. Namun, pemerintah meminta produsen menyertakan informasi tambahan pada labelnya untuk menjelaskan kalau nama Timah mengacu pada biji timah. Hal itu disebut menjadi proposal dari produsen bernama Winepak Corporation (M) Sdn Bhd. "Saya bertemu dengan produsen alkohol yang bersangkutan dan membahas bagaimana untuk menyelesaikan persoalan ini. Saya kemudian mempresentasikan proposal perusahaan kepada Kabinet dan Kabinet menyetujuinya," tutur Nanta. Nanta berharap polemik nama Timah tidak lagi menjadi masalah. Dia mengatakan dirinya mencoba untuk menuntaskan masalah tersebut dengan sebaik-baiknya. "Saya mencoba yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini," ujarnya. Nanta juga menyatakan kementerian akan meningkatkan prosedur dengan melibatkan banyak kementerian lainnya dan lembaga terkait. Dia berharap persoalan serupa tidak akan terulang lagi. Wakil Presiden PAS, Idris Ahmad, menegaskan partai telah mengambil sikap tegas terhadap minuman keras (miras). Dia mengatakan partainya tak akan mendukung produksi minuman keras. "Dalam persoalan ini, posisi PAS terhadap miras sudah jelas. Kami tidak setuju dengan nama apapun yang digunakan, apakah itu Timah, Dolah atau Wahab. Tidak ada dari kepemimpinan partai yang mendukung isu whiskey Timah. Posisi kami sudah jelas," ucapnya seperti dikutip harian Malaysia, Sinar Harian. [detik]
from Konten Islam https://ift.tt/3Doq13n via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/11/dianggap-singgung-nama-putri-nabi-merek.html
0 notes
summerspring-cod · 3 years
Text
Asal Usul Kopi
Sejarah kopi sangat erat kaitannya dengan peradaban kaum muslim era kekhalifahan. Peradaban muslim punya pengaruh yang besar bagi perkembangan peradaban dunia, baik dalam hal sains, teknologi, budaya, seni, sastra, hingga kuliner. Budaya minum kopi adalah salah satunya.
1. Budaya Minum Kopi Orang Muslim
Konon, tanaman kopi pertama kali ditemukan di daratan Afrika, tepatnya di daerah yang merupakan bagian dari negara Ethiopia, yaitu Abyssinia. Masyarakat Ethiopia mulai mengonsumsinya sejak abad ke-9. Pada saat itu kopi belum dikenal luas di dunia.
Biji kopi menjadi komersial setelah dibawa oleh para pedagang Arab ke Yaman pada pertengahan abad ke-15. Kopi dipopulerkan menjadi minuman oleh orang-orang muslim. Istilah kopi juga lahir dari bahasa Arab, qahwah yang berarti kekuatan.
Berkat peradabannya yang lebih maju dari Afrika, Arab membudidayakan kopi sendiri dan mengekspornya ke penjuru dunia. Orang-orang Islam mulai menyebarluaskan kopi melalui Pelabuhan Mocha, Yaman.
Berdasarkan literatur sejarah kopi, minuman ini sempat menjadi komoditas utama di dunia Islam. Minuman kopi sangat populer di kalangan peziarah Kota Mekah meskipun beberapa kali dinyatakan sebagai minuman terlarang. Para peziarah meminumnya untuk mengusir kantuk dan tetap terjaga saat beribadah malam.
Baca juga: Perjalanan dan Proses Pengolahan Kopi sampai Siap Diseduh
2. Era Kekhalifahan dan Penyebaran Kopi ke Eropa
Pada masa kekhalifahan Turki Utsmani di abad ke-15, kopi menjadi sajian utama di setiap perayaan. Melalui Turki inilah, minuman pahit berwarna hitam kecokelatan ini mulai dikenal dan disukai oleh orang-orang Eropa.
Perbedaan budaya dan bahasa membuat bangsa Turki menyebut qahwah menjadi kahveh. Mulai dari sinilah kemudian orang-orang Belanda mengenal dan menyebutnya koffie.
Orang-orang Kristen Eropa mengadopsi kebiasaan minum kopi karena erat kaitannya dengan kemegahan dan kekayaan orang-orang Turki Ustmani. Pada saat itu, kopi arabika merupakan primadona bahkan menjadi minuman kelas menengah di Inggris pada tahun 1600-an.
Kopi lantas menjadi komoditas penting di dunia. Orang-orang Eropa mencoba membudidayakannya sendiri. Namun, seringkali upaya tersebut gagal karena tanaman kopi tidak bisa tumbuh baik di sana.
Oleh karena tidak bisa tumbuh baik di negerinya, beberapa negara di Eropa membawa tanaman ini ke daerah lain. Biasanya mereka memanfaatkan negara koloni atau jajahannya.
Kini anda bisa menikmati Perpaduan Ciri Khas Kopi Lelet Kahas Kota Rembang dengan Bahan Baku Biji Kopi Pilihan Dari Lampung Barat menghasilkan Kopi dengan Aroma Harum serta rasa yang tidak terlalu pat dengan keasamanyang Rendah menjadikan produk kopi yang memiliki citra rasa unik perpaduan rasa Nutty dan Caramel. Dengan Klik Situs Di bawah Ini
https://kopileletliwalampung.blogspot.com/
0 notes
pojokperpus · 3 years
Text
Penubuhan Kebudayaan
Istilah yang saya sukai, yang dipakai pak ustadz Irfan Afifi sebagai editor di buku Jawa-Islam di Masa Kolonial karya Nancy Florida adalah penubuhan. Saya jadi ingat  tulisan ustadz Hamid yang berjudul Islam, Agama dan Peradaban. 
Sebagai sebuah agama, Islam telah komplit, namun sebagai sebuah peradaban, Islam itu seperti organisme yang hidup. Ia menyapa kebudayaan dan peradaban di luar tanah lahirnya, tidak hanya menyapa tapi juga memungut hikmah yang berserak di seluruh pelosok bumi. 
Sebagai agama, ia membekali peradaban Islam dengan berbagai seminal concept, sebagai inner dynamic, yang siap untuk berdialog dengan kebaikan hidup dimanapun ia berada. Itulah sebabnya, meski mempunyai, aqidah dan syari’at yang sama, tiap belahan dunia Islam tetap mempunyai kulturnya sendiri-sendiri. Ada yang seragam, namun ada juga yang tetap dijaga keragamannya.
Dalam musik misalnya, Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga menekuni gamelan, hingga mengembangkan musik Jawa bukan memasuk paksakan musik rebana. Gamelan dan tembang Jawa yang di era Majapahit hanya terdiri dari dua genre, kidung dan kakawin menjadi Maskumambang, Mijil, Sinom, Kinanthi, Asmarandana, Gambuh, Dhandanggula, Durma, Pangkur, Megatruh dan Pucung. 
Penamaan dan filosofi tembang itu dikaitkan dengan tahapan kehidupan manusia yang bermuara pada konsep sangkan-paraning dumadi, Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un, bahasa agamanya. Demikian dituturkan ustadz Irfan Afifi, budayawan Islam Jawa penulis buku, Saya, Jawa dan Islam. 
Dalam menerjemahkan konsep-konsep tasawuf Islam juga diterjemahkan dengan aneka diksi yang sudah akrab dengan dunia batin masyarakat Jawa, yakni kadang papat lima pancer. Bahwa dalam diri manusia ada nafsu lawwamah, amarah supiyah dan muthmainnah, dimana ruh, spiritualitas adalah sebagai pancer, tonggak yang harus memanage dengan baik.
Proses penubuhan ini berlangsung cukup lama, ratusan tahun hingga akhirnya terbentuklah integrasi antara identitas etnis dengan identitas keagamaan, Menjadi orang Jawa adalah juga menjadi seorang Islam. Karena Jawa bukan semata etnis, ia adalah sebuah sifat kemampuan mengenali diri, menjadi dewasa. Dasar bocah durung Njawa, maksudnya anak yang melakukan kesalahan karena kebelum pahamannya. Senajan Cino, wong kae njawani, jadi meskipun dia beretnis Cina, tapi unggah-ungguh dan tindak-tanduknya mencerminkan kedewasaan sikap. Integrasi ini, oleh Ricklefs disebut sebagai Sintesis Mistik Islam – Jawa.
Ada tiga pilar utama, dalam sintesis mistik ini, yakni (1) munculnya kesadaran bahwa menjadi orang Jawa berarti menjadi Muslim, (2) lima rukun Islam adalah sebuah kewajiban hidup dan yang (3) menjadikan realitas kekuatan spiritual khas Jawa seperti Ratu Kidul, Sunan Lawu dan banyak makhluk adikodrati lain yang lebih rendah, disesuaikan dengan pandangan hidup Islam. Tumbal kepada Nyi Roro Kidul diganti sedekah laut, karena dalam sedekah, orang Jawa berposisi sebagai pihak yang memberi bukan meminta.
Oleh karena itu, berbeda dengan Geertz yang membagi agama Jawa menjadi tiga varian, Santri, Abangan dan Priyayi untuk dipisahkan, maka CC Berg menyatakan bahwa varian dalam kemampuan melaksanakan ajaran agama bukan berarti mereka terpecah dalam tiga segregasi sosial. Sebab ketiganya tetap disatukan dalam satu ritus bersama yakni upacara kematian, yasinan dan tahlilan. 
Kaum abangan dan priyayi dalam masalah keagamaan menyerahkan pada kaum santri. Hanya santri lah yang dapat memimpin doa di dalam ritus yang paling sentral dari orang-orang abangan, yaitu slametan. Juga santrilah yang dapat memimpin upacara ketika seorang abangan mengalami, apa yang disebut Malinowsky krisis yang paling utama dan paling final dalam kehidupan, yaitu : kematian.
Lalu, mengapa sekarang Islam dan Jawa diposisikan saling berhadapan secara diametral, bermusuhan dalam hal-hal yang substansial dalam kebudayaan ? Ah, itu ceritanya panjang, ada faktor internal umat Islam sendiri dan juga ada faktor luar, yakni upaya penubuhan kebudayaan Barat dan keagamaan Kristen dalam Peradaban dan Kebudayaan Jawa. 
Tapi itu ntar, besok saja nulisnya ...
0 notes
kadaryanto97 · 4 years
Photo
Tumblr media
Gerakan Pemuda Ansor Dari Era Kolonial hingga Pascareformasi Penulis : Andi Rahman Alamsyah, Bayu A. Yulianto Penerbit : Yayasan Pustaka Obor Indonesia ISBN : 978-602-433-649-3 Dimensi : 14,5 x 21 cm Berat : 600 gram Jumlah Halaman : xxiv + 322 hlm Tahun : Terbit 2018 Original Harga Rp150.000 diskon 20% Rp120.000 Sinopsis Ansor bersama-sama dengan induknya, NU, adalah garda depan dalam melawan kecenderungan menguatnya politikidentitas yang mengatasnamakan agama, tatkala elemen-elemen lain dari bangsa ini seperti maju-mundur atau bahkan takut untuk menghadapinya. Pemikiran aswaja mendorong Ansor untuk menjadi moderat dan fleksibel baik dalam bidang politik maupun sosial. Sikap fleksibel itu memungkinkan Ansor dapat mempertahankan eksistensinya dalam berbagai situasi kekuasaan. Dalam bidang sosial, fleksibilitas itu membuat Ansor dapat membangun relasi dengan berbagai elemen masyarakat, seperti gerakan pemuda lainnya, beragam kelompok Islam, dan khususnya dengan kelompok minoritas. Di bidang ekonomi, fleksibilitas Ansor dapat menentukan pilihan untuk berkiprah dalam ekonomi kerakyatan di pedesaan sekaligus membangun jejaring dengan institusi-institusi besar ekonomi. #pemudaansor #gerakanpemudaansor #erareformasi #erakolonial #pascareformasi #ansor #jualbuku #jualbukuanak #jualbukumurah #jualbukuislami #jualbukuimport #jualbukubekas #jualbukuonline #jualbukuanakimport #jualbukuimpor #jualbukuanakmurah #jualbukuislam #jualbukuimportmurah #jualbukubbw #jualbukusastra #jualbukusecond #jualbukusunnah #jualbukubagus #jualbukucerita #jualbukulangka #jualbukubisnis #indostar_bookstore https://www.instagram.com/p/B_u-MgjhxIj/?igshid=1woamutk5reoe
0 notes