Tumgik
#MTR04
rslmktns · 2 years
Text
Moment To Recharge 04 : Memilih Rute Terbaik
MENGENAL DIRI
Mengapa perlu mengenal diri?
QS al-Isra’ [17]: 84, yang artinya, “…Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing…”
Allah SWT menciptakan manusia dengan berbagai peran, di antaranya:
Sebagai khalifah di muka bumi, QS al-Baqarah [2]: 30
Sebagai hamba Allah, QS az-Zariyat [51]: 56
Sebagai keturunan Nabi Adam
Sebagai makhluk ciptaan terbaik, QS at-Tin [95]: 4
Sebagai makhluk yang memiliki fitrah, QS asy-Syams [91]: 7 – 8
dan masih banyak lagi.
Begitu banyak peran yang Allah titipkan dalam diri kita. Maka mengetahui siapa diri kita menjadi satu hal penting agar peran-peran tersebut dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya. Sebab, kelak di akhirat, semua peran akan dimintai pertanggungjawabannya.
Bagaimana cara mengenal diri?
Mengenal Sang Pencipta
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri….” QS al-Hasyr [59]: 19
Maka orang yang ingat kepada Allah akan Allah jadikan ia ingat pada dirinya sendiri, akan Allah jadikan ia mengenal dirinya sendiri.
Mengapa harus mengenal Tuhan?
Manusia adalah ciptaan Allah, sehingga yang maha mengetahui tentang manusia hanya Allah. Hanya Allah tempat terbaik untuk bertanya, “Siapa aku?”
Perumpamaan. Yang paling tahu tentang mobil Toyota adalah pabrik Toyota. Yang paling tahu tentang motor Honda adalah pabrik Honda.
Di dalam jasad manusia ada tiupan ruh Allah
Beberapa miniatur sifat Allah ada dalam diri manusia
Allah Maha Kuat, manusia memiliki sifat kuat. Allah Maha Terpercaya, manusia memiliki sifat dapat dipercaya. Nabi Musa digambarkan sebagai sosok qawiyyun amin.
Allah Maha Memelihara, manusia memiliki sifat pandai memelihara. Allah Maha Mengetahui, manusia memiliki sifat mengetahui. Nabi Yusuf digambarkan sebagai sosok hafizun ‘alim.
Allah Maha Penyantun, manusia memiliki sifat santun. Allah Maha Penyayang, manusia memiliki sifat menyayangi. Nabi Muhammad digambarkan sebagai sosok bil mukminina rauf rahim.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.”
Dengan cara apa? | Mendalami nilai-nilai keimanan. Beriman kepada Allah.
2. Ridha dengan takdir Allah
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya….” QS al-Baqarah [2]: 286
Allah selalu menguji manusia. Ujian terbaik manusia adalah dari Allah. Sebab ujian dari Allah tidak akan berbeda dengan potensi, baik jenis maupun besarnya.
Kalau potensi manusia itu A, maka Allah akan mengujinya dengan A. Kalau potensi manusia itu B, maka Allah akan mengujinya dengan B.
Kalau manusia itu kapasitasnya 100, maka Allah akan mengujinya percis 100. Tidak kurang, tidak lebih.
Allah hanya akan memberi ujian berat kepada orang-orang yang memang kapasitasnya berat, dan Allah beri ujian ringan jika orang-orang itu kapasitasnya ringan.
Semua telah Allah sesuaikan agar potensi yang ada dalam diri manusia keluar dan muncul. Allah kasih aksi, agar muncul reaksi.
Jadi, alih-alih terus mengeluh, lebih baik ridha dan menghayati: apa hikmah dibalik semua ujian ini? apa benang merah ujian satu dengan ujian lainnya? apa kesamaan dari semua ujian yang pernah Allah beri?
3. Terus beramal, terus berbuat
“…Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasulullah dan orang-orang mukmin…” QS at-Taubah [9]: 105
Kalau ingin mengenal potensi diri maka berbuatlah dan terus berbuat. Tapi jangan terburu-buru mengarahkan diri sebab tiap manusia memiliki potensi lebih dari satu. Jangan gara-gara terlalu diarahkan ke satu hal sejak kanak-kanak, pada akhirnya potensi lain enggan muncul dan tidak teraktualisasi. Hidup ini rumit jika hanya dikelola oleh satu potensi. Harus menggunakan beberapa potensi diri sekaligus untuk menghadapi kerumitan, kemajemukan, dan realitas hidup.
Perumpamaan. Saat musim hujan memang cocok jualan payung. Tapi jika hanya mengandalkan jualan payung, bagaimana saat musim kemarau tiba? Gak laku jualannya. Maka ditambahlah dengan berjualan es. Jadi seimbang.
Jangan terburu-buru mengarahkan diri kita kepada potensi yang sudah terlihat. Teruslah berbuat, berbuat, berbuat. Agar potensi yang belum muncul jadi muncul. Potensi itu seperti barang tambang: dicari, ditemukan, digali, dieksplorasi, diaktualisasi.
Tes bakat apapun hanya mengukur potensi yang sudah muncul. Yang belum muncul belum bisa diukur atau dipetakan oleh tes apapun. Karena belum keluar.
Rasulullah pernah berkata, “Apa-apa yang seseorang, Allah mudahkan untuknya, itulah potensinya. Dan sebaliknya.”
Boleh jadi orang lain lebih tahu tentang kita daripada diri kita sendiri sebab dia melihat, memantau, dan mengobservasi kita. “Yang paling tahu tentang aku adalah aku sendiri.” Narasi ini terdengar logis padahal keliru dan malah menunjukkan kesombongan. Kita butuh orang lain yang mampu mengamati kita secara objektif.
4. Bertanya kepada orang lain
5. Berkaca ke alam bebas
Seseorang terbuka “topeng”nya saat berada di alam bebas. Maka sesekali cobalah pergi kemah.
Materi di atas disampaikan oleh Adriano Rusfi atau akrab disapa Bang Aad. Beliau seorang psikolog sekaligus konsultan SDM dan pendidikan. Saat ini aktif sebagai pembina Aqil Baligh Community dan merupakan tenaga ahli di masjid Salman ITB.
1 note · View note