Tumgik
#Pembina Pesantren RI 1
Pembina Pesantren RI 1, Habib Abu Djibril Basyaiban Apresiasi Misi Kemanusiaan PT. Sultra 56 Dan FPRN
Pembina Pesantren RI 1, Habib Abu Djibril Basyaiban Apresiasi Misi Kemanusiaan PT. Sultra 56 Dan FPRN
Jombang, Wartanusa.id – Kasus dugaan perbuatan asusila yang dialami bocah berusia 13 tahun, sebut saja mawar warga desa Ngelele kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang yang masih duduk di Sekolah Dasar kini hamil 5 bulan, akibat berkali kali diperkosa oleh (Y) yang tak lain adalah tetangganya sendiri menjadi perhatian masyarakat luas.
Peduli akan hal ini, manajemen PT. Sultra Lima Enam bersama PT.…
View On WordPress
0 notes
sukabuminews · 4 years
Text
Pembina Pesantren RI-1 Didaulat Berikan Kata Sambutan di Acara Webinar Nasional LBM Hipmikimdo
http://dlvr.it/RYpjhm
0 notes
inilahonline · 5 years
Text
Bupati Bogor Hadiri Peringatan Upacara HAB ke-73 Kemenag RI Tingkat Kabupaten Bogor
Bupati Bogor Hadiri Peringatan Upacara HAB ke-73 Kemenag RI Tingkat Kabupaten Bogor
INILAHONLINE.COM, PARUNG
Bupati Bogor Hj. Ade Yasin menghadiri upacara Hari Amal Bakti (HAB) ke – 73 Kementerian Agama RI Tahun 2019 Tingkat Kabupaten Bogor yang mengambil tema “Jaga Kebersamaan Umat”, bertempat di Pondok Pesantren Darul Muttaqien, Kecamatan Parung, Kamis (3/1).
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Bogor Ade Yasin bertindak selaku pembina upacara, orang nomor satu di Kabupaten Bogor…
View On WordPress
0 notes
pesantrenpandeglang · 6 years
Text
Santri Darunnajah Antusias Ikuti Minangkabau International Scout Camp
Kegiatan pramuka adalah salah satu media pendidikan yang mendapatkan prioritas dalam dharma bakti IKPM. Di sisi lain kegiatan pramuka merupakan agenda ekstra kurikuler utama di beberapa pesantren di Indonesia. Pramuka telah menjadi sarana efektif untuk menumbuh kembangkan kreatifitas para santri sebagai bekal membina kehidupan masyarakat setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren kelak. Begitu pentingnya fungsi pendidikan yang dikandung dalam kegiatan pramuka maka agenda ini mendapatkan perhatian serius dan intens oleh Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor.
Berangkat dari pemikiran di atas, maka IKPM Sumatera Baratmengagendakan sebuah kegiatan yang bernama Minangkabau International Scout Camp II (MISC).
Kegiatan ini didesain sebagai media penumbuhan semangat persaudaraan di tengah berbagai macam perbedaan. Bertujuan untuk mempertemukan anak-anak muda dari berbagai suku dan bangsa dari seluruh dunia agar bisa saling menyapa dan menyadari bahwa perdamaian adalah impian bersama yang harus diperjuangkan bersama.
MISC tahun 2018 merupakan kelanjutan dari Minangkabau International Scout Camp I (MISC I) yang diadakan tahun 2015. MISC I dibuka oleh Gubernur Sumatera Barat dihadapan Deputi Kementerian Pariwisata RI, Kwarnas, Biro Bintal TNI AD, Danrem Wirabraja, Forkopimda dan seluruh kontingen. MISC I diikuti oleh peserta sebanyak 1329 orang yang berasal dari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Lombok serta kontingen dari Malaysia. Kegiatan yang menghadirkan generasi muda se-Indonesia dan negara sahabat diisi dengan berbagai agenda yaitu, kepramukaan, pagelaran seni budaya, wisata dan kegiatan sosial-budaya lainnya.
Santri Darunnajah Antusias Ikuti Minangkabau International Scout Camp
Adapun Visi dari kegiatan ini adalah “Menuju Persaudaraan Global untuk Kemanusiaan”, sedangkan Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah sebagai berikut;
1. Memupuk semangat kemitraan, persaudaraan dan perdamaian antar peserta; 2. Mengenal budaya masing-masing kontingen; 3. Mengenal kehidupan social dan kekayaan alam Minangkabau; 4. Menambah wawasan peserta dan official.
Yang dimulai pada Hari Senin, 12 Nopember 2018 sampai dengan Hari Senin, 19 Nopember 2018 bertempat di Bumi Perkemahan Istano Basa Pagaruyung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Peserta Minangkabau International Scout Camp II 2018 sekitar 1250 orang yang terdiri dari: 1. 800 Peserta Kontingen Pondok Pesantren/Madrasah/Sekolah se- Indonesia; 2. 200 Peserta Kontingen Undangan Luar Negeri; 3. 250 panitia dari Pembina pendamping, serta panitia.
“Brotherhood in Diversity” merupakan Motto kegiatan Minangkabau International Scout Camp II
Minangkabau International Scout Camp II tahun 2018 ini dilaksanakan dalam kegiatan harian dengan satuan terpisah, serta digelar dalam “Total Out Door Method”. Bentuk materi kegiatan: 1. Scout and Jolly game; 2. Rescue dan Tanggap Bencana; 3. Jelajah Alam dan Outbond; 4. Tourisme dan Wisata; 5. Pentas Seni Budaya; 6. Seminar dan Workshop (Bagi Pembina Pramuka).
(DN.COM/almas_khalishah)
from WordPress https://ift.tt/2DDy6q2 via IFTTT
0 notes
mzuhdymcorp · 6 years
Text
Alhamdulillah, Pimpinan Pesantren Darunnajah 2 Cipining Hadiri Pembukaan Perhimpunan Pengasuh Pesantren (P2I)
DARUNNAJAH.COM – JAKARTA, Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining ikut menghadiri Pembukaan Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I) di Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Yang resmi disahkan langsung oleh Menteri Agama RI Bpk. Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin pada hari Minggu, 07 Januari 2018. Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia disingkat (P2I) 0rganisasi massa nirlaba mewadahi para praktisi dunia pendidikan pesantren dari berbagai penjuru tanah air, bersifat non partisan berazaskan Islam berdasarkan Pancasila dan UUD RI 45. Tujuan P2I adalah membangun kapasitas dan Kualitas pendidikan pesantren agar memiliki daya saing kuat dan setara dengan satuan pendidikan lainnya di tingkat nasional regional dan internasional serta berperan sebagai penyedia Sumber Daya Manusia yang unggul, terampil, berakhlak mulia dan berkhidmat untuk kesejahteraan bangsa. Pengasuh Pesantren (P2I) adalah organisasi yang didirikan oleh para praktisi pesantren yang terlibat langsung sebagai pengasuh pondok pesantren. Dalam perkumpulan beberapa pimpinan/pengasuh pesantren pada 24 Oktober 2015 di PP Nurul Bayan Lombok Utara, mulai bergulir perlunya perhimpunan yang menyatukan para pengasuh pondok pesantren. Ide pembentukan perhimpunan ini muncul dalam diskusi beberapa pimpinan pesantren di Indonesia. Sebagai tindak lanjut ide tersebut pada pertemuan beberapa pengasuh pesantren tanggal 28 November 2015 bertempat di PP Darunnajah Jakarta dan ditindak lanjuti dengan rapat pada tanggal 4 Maret 2016 di Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash didirikanlah Organisasi Pengasuh Pesantren Indonesia dengan nama Pengasuh Pesantren Indonesia disingkat P2I.
Pimpinan Pesantren Darunnajah 2 Cipining Hadiri Pembukaan Perhimpunan Pengasuh Pesantren (P2I) (2)
Mengingat bahwa Pengasuh Pondok Pesantren di Indonesia belum memiliki organisasi tersendiri yang khusus menghimpun para pengasuh pesantren di Indonesia (dari berbagai latar belakang ormas yang ada) untuk menampung aspirasi pemikiran dan membahas berbagai persoalan yang muncul baik secara nasional maupun internasional, maka diperlukan adanya organisasi tersebut. Ketika disampaikan kepada para kyai sepuh mereka menyambut kelahiran organisasi ini berikut cuplikan pesan dari para kyai sepuh; KH Hasyim Muzadi rahimahullah: Ketika dihubungi pada tanggal 1 September 2016 saat makan pagi di Wisma Darussalam Gontor tentang, mengenai pembentukan P2I beliau menyatakan “Yang penting manfaat.” Prof. Dr K.H. Ma’ruf Amin:”Saya tertarik dengan upaya-upaya pembentukan lembaga yang mempersatukan pengasuh pesantren dalam satu organisasi/pimpinan pusat. Saya kira dengan persatuan ini bisa melakukan gerakan-gerakan yang bisa memperbesar peran pesantren baik dalam usaha utamanya tafaquh fi din, menyiapkan ulama dan melahirkan tokoh-tokoh perbaikan dan perubahan dengan upaya pendekatan melahirkan tokoh-tokoh itu dengan pendekatan yang lebih baik, melakukan langkah Bersama dalam pembinaan, saya juga berharap pesantren menjadi pusat pemberdayaan ekonomi ummat dengan menjadikan pesantren sebagai pusat kegiatan ekonomi baik di bidnga produksi, keuangan, retail, melalui DPP P2I ini akan lahir suatu optimisasi yang bisa mengkoordinasikan pesantren-pesantren secara lebih lebih besar.”
Maimun Zubair: Ketika Dr. KH Sofwan Manaf dan KH Abdul Kholiq MA –keduanya merupakan inisiator pembentukan P2I– bersilaturahim kepada beliau di kediaman beliau menyatakan: “mulai saja pasti ada manfaatnya.” Kemudian pada tanggal 22 September 2017 lalu ketua P2I Dr. M. Tata Taufik beserta wakil ketua Abdul Kholiq MA bersilaturahim secara khusus berkonsultasi tentang P2I. Pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan beberapa pesan untuk P2I: ” Pengasuh pesantren itu ada yang sifatnya kolektif dan ada yang perorangan, yang diperlukan adalah organisasi berupa ikatan tanpa harus intervensi ke dalam pesantren, dan diharapkan para pengasuh muda bisa tampil bersatu, ini bagus untuk menjaga keberadaan pesantren ke depan. Cuma di Indonesia yang masih ada pengkajian kitab-kitab kuning, dan harus tetap dipelihara. Di beberapa negara sudah ditinggalkan pengkajian tersebut. Indonesia merupakan negara muslim terbesar yang diakui Dunia. Maka bentuk organisasinya juga berupa ikatan itihad dalam bahasa Arab, saya sudah tua yang muda-muda harus mulai tampil. Organisasi ini akan besar, tidak usah 100% yang bergabung, jika 70% saja dari seluruh pengasuh pesantren yang ada sudah bagus.
Pimpinan Pesantren Darunnajah 2 Cipining Hadiri Pembukaan Perhimpunan Pengasuh Pesantren (P2I) (3)
Untuk Peiode awal berhasil dibentuk kepengurusan P2I sebagai berikut: Majelis Musytasyar: K.H. Maimun Zubair,Prof. Dr K.H. Ma’ruf Amin, Dr. Ir. K.H. Salahuddin Wahid Prof. Dr. Din Syamsuddin. Dewan Pembina: Dr. K.H. Sofwan Manaf, M.Si, Buya H. Syahid Markum, MM,TGH. Abdul Karim, Lc, KH.Mohammad Halim, SH, Drs. KH. Ma’mun Adung. Dewan Pakar: Prof. Dr. H. Syaripudin Basyar, M.Ag, Prof Dr. H. Ris’an Rusli, M.Ag, Yusuf Rahman, MA, Ph.D,Dr. H. Hasbi Hasan R.A, MH, Dr. H. M. Yunus Abu Bakar, M.Ag, Abdul Ghaffar Rozin M.Ed, KH Luqman Harits Dimyati. Dewan Pengurus: Ketua, Dr. KH. M. Tata Taufik, M.Ag, Wakil Ketua, H. Abdul Kholiq, MA, Sekretaris Jenderal, Irfanul Islam, Wakil Sekretaris Jenderal ,Drs. KH. Busthomi Ibrohim, M.Ag, Bendahara Umum, H. Hadi Mujiono, Wakil Bendahara Umum, Drs. H. Nurdin Ambari. Serta dilengkapi dengan beberapa bidang dan korordinator wilayah. Semoga kehadiran P2I bisa menambah barokah yang lebih luas bagi bangsa dan negara serta masyarakat pada umumnya. (WARDAN/Bim-Bim)
from Alhamdulillah, Pimpinan Pesantren Darunnajah 2 Cipining Hadiri Pembukaan Perhimpunan Pengasuh Pesantren (P2I)
0 notes
Text
Alhamdulillah, Pimpinan Pesantren Darunnajah 2 Cipining Hadiri Pembukaan Perhimpunan Pengasuh Pesantren (P2I)
DARUNNAJAH.COM – JAKARTA, Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining ikut menghadiri Pembukaan Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I) di Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Yang resmi disahkan langsung oleh Menteri Agama RI Bpk. Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin pada hari Minggu, 07 Januari 2018. Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia disingkat (P2I) 0rganisasi massa nirlaba mewadahi para praktisi dunia pendidikan pesantren dari berbagai penjuru tanah air, bersifat non partisan berazaskan Islam berdasarkan Pancasila dan UUD RI 45. Tujuan P2I adalah membangun kapasitas dan Kualitas pendidikan pesantren agar memiliki daya saing kuat dan setara dengan satuan pendidikan lainnya di tingkat nasional regional dan internasional serta berperan sebagai penyedia Sumber Daya Manusia yang unggul, terampil, berakhlak mulia dan berkhidmat untuk kesejahteraan bangsa. Pengasuh Pesantren (P2I) adalah organisasi yang didirikan oleh para praktisi pesantren yang terlibat langsung sebagai pengasuh pondok pesantren. Dalam perkumpulan beberapa pimpinan/pengasuh pesantren pada 24 Oktober 2015 di PP Nurul Bayan Lombok Utara, mulai bergulir perlunya perhimpunan yang menyatukan para pengasuh pondok pesantren. Ide pembentukan perhimpunan ini muncul dalam diskusi beberapa pimpinan pesantren di Indonesia. Sebagai tindak lanjut ide tersebut pada pertemuan beberapa pengasuh pesantren tanggal 28 November 2015 bertempat di PP Darunnajah Jakarta dan ditindak lanjuti dengan rapat pada tanggal 4 Maret 2016 di Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash didirikanlah Organisasi Pengasuh Pesantren Indonesia dengan nama Pengasuh Pesantren Indonesia disingkat P2I.
Pimpinan Pesantren Darunnajah 2 Cipining Hadiri Pembukaan Perhimpunan Pengasuh Pesantren (P2I) (2)
Mengingat bahwa Pengasuh Pondok Pesantren di Indonesia belum memiliki organisasi tersendiri yang khusus menghimpun para pengasuh pesantren di Indonesia (dari berbagai latar belakang ormas yang ada) untuk menampung aspirasi pemikiran dan membahas berbagai persoalan yang muncul baik secara nasional maupun internasional, maka diperlukan adanya organisasi tersebut. Ketika disampaikan kepada para kyai sepuh mereka menyambut kelahiran organisasi ini berikut cuplikan pesan dari para kyai sepuh; KH Hasyim Muzadi rahimahullah: Ketika dihubungi pada tanggal 1 September 2016 saat makan pagi di Wisma Darussalam Gontor tentang, mengenai pembentukan P2I beliau menyatakan “Yang penting manfaat.” Prof. Dr K.H. Ma’ruf Amin:”Saya tertarik dengan upaya-upaya pembentukan lembaga yang mempersatukan pengasuh pesantren dalam satu organisasi/pimpinan pusat. Saya kira dengan persatuan ini bisa melakukan gerakan-gerakan yang bisa memperbesar peran pesantren baik dalam usaha utamanya tafaquh fi din, menyiapkan ulama dan melahirkan tokoh-tokoh perbaikan dan perubahan dengan upaya pendekatan melahirkan tokoh-tokoh itu dengan pendekatan yang lebih baik, melakukan langkah Bersama dalam pembinaan, saya juga berharap pesantren menjadi pusat pemberdayaan ekonomi ummat dengan menjadikan pesantren sebagai pusat kegiatan ekonomi baik di bidnga produksi, keuangan, retail, melalui DPP P2I ini akan lahir suatu optimisasi yang bisa mengkoordinasikan pesantren-pesantren secara lebih lebih besar.”
Maimun Zubair: Ketika Dr. KH Sofwan Manaf dan KH Abdul Kholiq MA –keduanya merupakan inisiator pembentukan P2I– bersilaturahim kepada beliau di kediaman beliau menyatakan: “mulai saja pasti ada manfaatnya.” Kemudian pada tanggal 22 September 2017 lalu ketua P2I Dr. M. Tata Taufik beserta wakil ketua Abdul Kholiq MA bersilaturahim secara khusus berkonsultasi tentang P2I. Pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan beberapa pesan untuk P2I: ” Pengasuh pesantren itu ada yang sifatnya kolektif dan ada yang perorangan, yang diperlukan adalah organisasi berupa ikatan tanpa harus intervensi ke dalam pesantren, dan diharapkan para pengasuh muda bisa tampil bersatu, ini bagus untuk menjaga keberadaan pesantren ke depan. Cuma di Indonesia yang masih ada pengkajian kitab-kitab kuning, dan harus tetap dipelihara. Di beberapa negara sudah ditinggalkan pengkajian tersebut. Indonesia merupakan negara muslim terbesar yang diakui Dunia. Maka bentuk organisasinya juga berupa ikatan itihad dalam bahasa Arab, saya sudah tua yang muda-muda harus mulai tampil. Organisasi ini akan besar, tidak usah 100% yang bergabung, jika 70% saja dari seluruh pengasuh pesantren yang ada sudah bagus.
Pimpinan Pesantren Darunnajah 2 Cipining Hadiri Pembukaan Perhimpunan Pengasuh Pesantren (P2I) (3)
Untuk Peiode awal berhasil dibentuk kepengurusan P2I sebagai berikut: Majelis Musytasyar: K.H. Maimun Zubair,Prof. Dr K.H. Ma’ruf Amin, Dr. Ir. K.H. Salahuddin Wahid Prof. Dr. Din Syamsuddin. Dewan Pembina: Dr. K.H. Sofwan Manaf, M.Si, Buya H. Syahid Markum, MM,TGH. Abdul Karim, Lc, KH.Mohammad Halim, SH, Drs. KH. Ma’mun Adung. Dewan Pakar: Prof. Dr. H. Syaripudin Basyar, M.Ag, Prof Dr. H. Ris’an Rusli, M.Ag, Yusuf Rahman, MA, Ph.D,Dr. H. Hasbi Hasan R.A, MH, Dr. H. M. Yunus Abu Bakar, M.Ag, Abdul Ghaffar Rozin M.Ed, KH Luqman Harits Dimyati. Dewan Pengurus: Ketua, Dr. KH. M. Tata Taufik, M.Ag, Wakil Ketua, H. Abdul Kholiq, MA, Sekretaris Jenderal, Irfanul Islam, Wakil Sekretaris Jenderal ,Drs. KH. Busthomi Ibrohim, M.Ag, Bendahara Umum, H. Hadi Mujiono, Wakil Bendahara Umum, Drs. H. Nurdin Ambari. Serta dilengkapi dengan beberapa bidang dan korordinator wilayah. Semoga kehadiran P2I bisa menambah barokah yang lebih luas bagi bangsa dan negara serta masyarakat pada umumnya. (WARDAN/Bim-Bim)
from Alhamdulillah, Pimpinan Pesantren Darunnajah 2 Cipining Hadiri Pembukaan Perhimpunan Pengasuh Pesantren (P2I)
0 notes
sdislamdarunnjah · 6 years
Text
Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I) Akan Diluncurkan Pada Hari Ahad 7 Januari 2018 di PP Darunnajah Jakarta
  DARUNNAJAH.COM-JAKARTA, Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia disingkat (P2I) 0rganisasi massa nirlaba mewadahi para praktisi dunia pendidikan pesantren dari berbagai penjuru tanah air, bersifat nonpartisan berazaskan Islam berdasarkan Pancasila dan UUD RI 45.baca juga
Peluncuran Organisasi Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia
Tujuan Perhimpunan
P2I adalah membangun kapasitas dan Kualitas pendidikan pesantren agar memiliki daya saing kuat dan setara dengan satuan pendidikan lainnya di tingkat nasional regional dan internasional serta berperan sebagai penyedia Sumber Daya Manusia yang unggul, terampil, berakhlak mulia dan berkhidmat untuk kesejahteraan bangsa.
Pengasuh Pesantren (P2I) adalah organisasi yang didirikan oleh para praktisi pesantren yang terlibat langsung sebagai pengasuh pondok pesantren. Dalam perkumpulan beberapa pimpinan/pengasuh pesantren pada 24 Oktober 2015 di PP Nurul Bayan Lombok Utara, mulai bergulir perlunya perhimpunan yang menyatukan para pengasuh pondok pesantren. Ide pembentukan perhimpunan ini muncul dalam diskusi beberapa pimpinan pesantren di Indonesia. Sebagai tindak lanjut ide tersebut pada pertemuan beberapa pengasuh pesantren tanggal 28 November 2015 bertempat di PP Darunnajah Jakarta dan ditindaklanjuti dengan rapat pada tanggal 4 Maret 2016 di Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash didirikanlah Organisasi Pengasuh Pesantren Indonesia dengan nama Pengasuh Pesantren Indonesia disingkat P2I.
Setelah berjalan masa persiapan sekitar 1 tahun maka pada tanggal 28 Februari 2017 P2I telah resmi tercatat di Notaris: Fitriana Hidayati Arief SH. M.Kn Aktta pendirian No 4.  SK MENKUMHAM RI NOMOR AHU-0007088.AH.01.07.TAHUN 2017
Latar Belakang:
Islam hadir di muka bumi ini yang paling akhir adalah 471 Masehi sekitar 1447 Tahun yang lalu, dan telah menyumbangkan peradaban, untuk Kasus Indonesia, Muhammadiyah 18 Nov 2012. Al- Irsyad 6 September 1914, NU,31 Januari 1926, Al-Jam’iyah al-Wahliyah  30 November 1930, PGRI 25 November 1945, PUI 5 April 1952, RMI 20 Mei 1954 dengan nama Ittihad al-Ma’ahid al-Islamiyah, BKSPP 05 Maret 1972 M, ITMAM (Ittihadul Ma’ahid Muhammadiyah), PGM 23 Juli 2008, dan bentuk perkumpulan lainnya yang semuanya memiliki semangat perjuangan  pembinaan masyarakat dan dakwah Islamiyah.
Kalau dilihat dari kelahiran organisasi tersebut kurang lebih 46 Tahun ada jeda untuk lahirnya Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I). Waktu tersebut merupakan satu rantai usia sebuah generasi. Seperti yang diketahui bahwa dalam setiap generasi memiliki suasana dan ciri khas tersendiri dalam bergerak dan membangun, tak terkecuali pesantren, pada tahun sebelum 2003, pendidikan pesantren masih merupakan bagian kecil saja dari sistem pendidikan nasional kalau boleh diungkap “masih belum masuk dalam sistem pendidikan nasional”.
Gerak pesantren pun mulai terlihat arahnya, sesuai dengan kondisi yang menyertainya- berbagai isu sekitar kelembagaan, modernisasi, kemandirian, peran dan fungsi pesantren melaju dengan kencangnya terlebih setelah era reformasi tahun 1997an. Ada tiga arus perkembangan pesantren yang sangat kentara; pertama arus pesantren yang mengembangkan dirinya menjadi penyelenggara pendidikan formal –integrasi pesantren dengan sekolah formal—kedua sekolah yang berusaha mendirikan pesantren –boarding school ala Indonesia, dan ketiga adalah lembaga pesantren yang mengembangkan dirinya dengan tetap menjaga ‘kepesantrenan’ dengan segala kekhasannya –tanpa mengadopsi model sekolah mts/smp dan seterusnya, tapi tetap menjalankan sistem kepesantrenan yang dibangun sesuai desain pendirinya.
Sejalan dengan masuknya pesantren dalam sisdiknas 2003 maka perkembangan regulasi pun muncul dengan lahirnya PMA 13 Tentang Pendidikan Keagamaan dan PMA 18 tentang satuan muadalah pada tahun 2014 yang lalu. Maka beberapa isu berikut ini patut mendapat perhatian.
Beberapa Isu:
Regulasi pesantren (ini membutuhkan pemikiran konseptual dari para pengasuh pesantren sebagai desainer pendidikan pesantren).
Model Pengembangan Pesantren, memerlukan rumusan arah dan tujuan yang dirancang oleh para pengasuh pesantren.
Peran serta dalam pembangunan masyarakat dan bangsa.
Peran serta ekonomi masyarakat
Model kemandirian
Kaderisasi pesantren
Kontribusi pemikiran bagi pemerintah menghadapi isu-isu sosial
Penataan kelembagaan
Transfer pengalaman antar pesantren
Kerja sama regional, nasional dan internasional.
Semuanya itu memerlukan keseriusan, keutuhan gagasan kepesantrenan dan kebersamaan, pemikiran dari segi para Kyai pengasuh pesantren dibutuhkan oleh umat saat ini, saat generasi berganti, saat manusia secara keseluruhan mencari-cari model pendidikan yang lebih berkarakter, saat para pengasuh pesantren harus bersatu bersama menjawab kebutuhan masa kini untuk membangun masa depan. Jumlah kini pesantren mencapai 28,194 pesantren, maka jika para pengasuhnya bisa bersatu.
Mengingat bahwa Pengasuh Pondok Pesantren di Indonesia belum memiliki organisasi tersendiri yang khusus menghimpun para pengasuh pesantren di Indonesia (dari berbagai latar belakang ormas yang ada) untuk menampung aspirasi pemikiran dan membahas berbagai persoalan yang muncul baik secara nasional maupun internasional, maka diperlukan adanya organisasi tersebut.
Ketika disampaikan kepada para kyai sepuh mereka menyambut kelahiran organisasi ini berikut cuplikan pesan dari para kyai sepuh;
KH Hasyim Muzadi rahimahullah: Ketika dihubungi pada tanggal 1 September 2016 saat makan pagi di Wisma Darussalam Gontor tentang, mengenai pembentukan P2I beliau menyatakan “Yang penting manfaat.”
Prof. Dr K.H. Ma’ruf Amin:
”Saya tertarik dengan upaya-upaya pembentukan lembaga yang mempersatukan pengasuh pesantren dalam satu organisasi/pimpinan pusat. Saya kira dengan persatuan ini bisa melakukan gerakan-gerakan  yang bisa memperbesar peran pesantren baik dalam usaha utamanya tafaquh fi din, menyiapkan ulama dan melahirkan  tokoh-tokoh perbaikan dan perubahan dengan upaya pendekatan melahirkan tokoh-tokoh itu dengan pendekatan yang  lebih baik, melakukan langkah Bersama dalam pembinaan, saya juga berharap pesantren menjadi pusat pemberdayaan ekonomi ummat dengan menjadikan pesantren sebagai pusat kegiatan ekonomi baik di bidnga produksi, keuangan, retail, melalui DPP P2I ini akan lahir suatu optimisasi yang bisa mengkoordinasikan pesantren-pesantren secara lebih lebih besar.”
Maimun Zubair: Ketika Dr. KH Sofwan Manaf dan KH Abdul Kholiq MA –keduanya merupakan inisiator pembentukan P2I– bersilaturahim kepada beliau di kediaman beliau menyatakan: “mulai saja pasti ada manfaatnya.” Kemudian pada tanggal 22 September 2017 lalu ketua P2I Dr. M. Tata Taufik beserta wakil ketua Abdul Kholiq MA bersilaturahim secara khusus berkonsultasi tentang P2I.
Pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan beberapa pesan untuk P2I: ” Pengasuh pesantren itu ada yang sifatnya kolektif dan ada yang perorangan, yang diperlukan adalah organisasi berupa ikatan tanpa harus intervensi ke dalam pesantren, dan diharapkan para pengasuh muda bisa tampil bersatu, ini bagus untuk menjaga keberadaan pesantren ke depan. Cuma di Indonesia yang masih ada pengkajian kitab-kitab kuning, dan harus tetap dipelihara. Di beberapa negara sudah ditinggalkan pengkajian tersebut. Indonesia merupakan negara muslim terbesar yang diakui Dunia. Maka bentuk organisasinya juga berupa ikatan itihad dalam bahasa Arab, saya sudah tua yang muda-muda harus mulai tampil. Organisasi ini akan besar, tidak usah 100% yang bergabung, jika 70% saja dari seluruh pengasuh pesantren yang ada sudah bagus.”
Untuk periode awal berhasil dibentuk kepengurusan P2I sebagai berikut:
Majelis Musytasyar: K.H. Maimun Zubair,Prof. Dr K.H. Ma’ruf Amin, Dr. Ir. K.H. Salahuddin Wahid, Prof. Dr. Din Syamsuddin.
Dewan Pembina: Dr. K.H. Sofwan Manaf, M.Si, Buya H. Syahid Markum, MM,TGH. Abdul Karim, Lc, KH.Mohammad Halim, SH, Drs. KH. Ma’mun Adung.
Dewan Pakar: Prof. Dr. H. Syaripudin Basyar, M.Ag, Prof Dr. H. Ris’an Rusli, M.Ag, Yusuf Rahman, MA, Ph.D,Dr. H. Hasbi Hasan R.A, MH, Dr. H. M. Yunus Abu Bakar, M.Ag, Abdul Ghaffar Rozin M.Ed, KH Luqman Harits Dimyati.
Dewan Pengurus: Ketua, Dr. KH. M. Tata Taufik, M.Ag, Wakil Ketua, H. Abdul Kholiq, MA,
Sekretaris Jenderal: Irfanul Islam
Wakil Sekretaris Jenderal: Drs. KH. Busthomi Ibrohim, M.Ag,
Bendahara Umum: H. Hadi Mujiono,
Wakil Bendahara Umum: Drs. H. Nurdin Ambari.
Serta dilengkapi dengan beberapa bidang dan korordinator wilayah. Semoga kehadiran P2I bisa menambah barokah yang lebih luas bagi bangsa dan negara serta masyarakat pada umumnya.
  from Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I) Akan Diluncurkan Pada Hari Ahad 7 Januari 2018 di PP Darunnajah Jakarta
0 notes
POLRES MAJALENGKA,- Kepala Kepolisian Resor Majalengka Akbp Mada Roostanto,SE,MH bersama Anggota DPR RI FPKB K.H. MAMAN IMANUL HAQ melaksanakan Do’a dan Dzikir bersama untuk keselamatan Polri yang bertempat di YAYASAN PONDOK PESANTREN AL MIZAN Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Minggu (02/7/2017).
Kegiatan yang dilaksanakan Do’a dan Dzikir bersama untuk keselamatan tugas polri tersebut di pimpin oleh Pimpinan pondok pesantren K.H. MAMAN IMANUL HAQ (Ketua Dewan DPR RI FPKB) dihadiri Wakapolres Kompol Ijang Syafei,SPd,SH. Para pejabat Utama Polres Majalengka, Para Kapolsek, Keluarga besar GP Ansor Kabupaten Majalengka, Fatayat NU Kabupaten Majalengka, Tokoh Agama, Para satriwan dan santriwati Al-Mizan serta Tokoh masyarakat setempat dan luar Kabupaten Majalengka.
Pukul 08.00 Wib sampai dengan 10.00 Wib di Pondok Pesantren Al – Mizan Jalan Raya Timur No. 1/ 456, Cibolerang Jatiwangi Kabupaten Majalengka dilaksanakan kegiatan Dzikir Doa Bersama dengan Personil Polri/ Polres Majalengka dengan tema “Silaturahmi Dzikir Ayat Kursi untum Polri” yang diselenggaarakan oleh Ponpes Al Mizan Jatiwangi Kabupaten Majalengka dengan penanggung Jawab Dewan Pembina KH. Maman Imanul Haq (anggota DPR RI Fraksi PKB).
Dalam sambutannya KH. Mas Zaenal Muhidin selaku Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi, kami mengecam terhadap kelompok kelompok yang tidak bertanggung jawab terhdap tragedinya menimpa anggota Polri, kita harus berani dan melawan yang akan mengganggu pada bangsa dan negara, kami dukung tugas Kepolisian RI, Alloh Hu Akbar…! dan doakan semoga tugas kepolisian selalu dilindungi Alloh SWT.
Di sela-sela kegiatan doa dan dzikir bersama, Kapolres Majalengka Akbp Mada Roostanto,SE,MH menyampaikan tanpa dukungan dari masyarakat, kami tidak bisa berdiri dengan tegak dan menjaga NKRI, kami kalau tidak di dukung oleh elemen masyarakat kami tidak bisa berdiri tegak kita harus melawan terhdap kelompok Radikalisme. Mari kita sama sama berdoa dan diberikan kesehatan, kita doakan untuk bangsa dan negara selalu berikan ketentraman dan aman.
Usai kegiatan Dzikir Doa Bersama dengan Personil Polri/ Polres Majalengka dengan tema “Silaturahmi Dzikir Ayat Kursi untum Polri” yang diselenggaarakan oleh Ponpes Al Mizan Jatiwangi Kabupaten Majalengka dilanjutkan dengan acara tradisi saweran pada para jemaah dan dilanjutkan dengan ramah tamah.
Polres Majalengka Do’a Dan Dzikir Bersama Kh.Maman Imannul Haq Anggota DPR RI FPKB POLRES MAJALENGKA,- Kepala Kepolisian Resor Majalengka Akbp Mada Roostanto,SE,MH bersama Anggota DPR RI FPKB K.H. MAMAN IMANUL HAQ…
0 notes
Peringati Hari Pahlawan, Pembina Pesantren RI-1 Serukan 'Hubbul Wathon Minal Iman'
Peringati Hari Pahlawan, Pembina Pesantren RI-1 Serukan ‘Hubbul Wathon Minal Iman’
Jakarta, Wartanusa.id – Dalam rangka memperingati hari Pahlawan Nasional yang jatuh setiap tanggal 10 November, Pesantren RI-1, LASKAR RI-1, GIAN (Gerakan Indonesia Anti Narkoba) serta FPRN (Forum Pimpinan Redaksi Nasional) turut memperingatinya dengan menggelar Haul dan mendoakan para pahlawan.
Habib Abu Djibril Basyaiban selaku Pembina Pesantren RI-1, Laskar RI-1, GIAN dan FPRN, menegaskan…
View On WordPress
0 notes
Siswi SD Hamil di Jombang Pembina Pesantren RI – 1 Habib Abu Djibril Basyaiban Angkat Bicara
Siswi SD Hamil di Jombang Pembina Pesantren RI – 1 Habib Abu Djibril Basyaiban Angkat Bicara
JOMBANG, Wartanusa.id – Malang benar nasib Bunga (korban), bocah yang masih duduk di kelas VI (enam), Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur-Jatim, harus mengalami trauma berat karena dijadikan budak seks oleh Y tetangganya sendiri sehingga tubuhnya kini berbadan dua.
Bunga hamil setelah di perkosa berkali kali oleh tetangganya sendiri berinisal Y…
View On WordPress
0 notes
Pembina Pesantren RI 1 Dan Laskar RI 1 HB. ABU DJIBRIL BASYAIBAN : Serukan Pesantren RI 1 dan Laskar RI 1 Sebagai Tongkat Pemersatu Bangsa
Pembina Pesantren RI 1 Dan Laskar RI 1 HB. ABU DJIBRIL BASYAIBAN : Serukan Pesantren RI 1 dan Laskar RI 1 Sebagai Tongkat Pemersatu Bangsa
Jakarta, Wartanusa.id – Menjelang pelaksanaan Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober 2019 Keluarga Besar Laskar RI-1 berkumpul di halaman Anjungan Kepulauan Riau Taman Mini Indonesia Indah Jakarta timur untuk bersama-sama melaksanakan Upacara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN), Selasa 22 /10/2019.
Pembina menambahkan, Hari santri itu adalah pengakuan atas perjuangan santri saat melakukan…
View On WordPress
0 notes
Habib Abu Djibril Basyaiban : MAULID BID'AH
Habib Abu Djibril Basyaiban : MAULID BID’AH
Jakarta, Wartanusa.id – Banyak golongan yang tidak paham apa arti maulid. Bahkan persoalan maulid menjadi permasalahan yang mendasar terhadap keyakinan dalam beragama.
Habib Abu Djibril Basyaiban selaku Pembina Pesantren RI-1 menjelaskan, mencintai tidak perlu dalil, apakah salah ketika orang menyebut-nyebut yang dicintai, apalagi yang dicintai adalah manusia yang paling dicintai oleh Allah SWT.
View On WordPress
0 notes
Pembina Pesantren RI 1 & Laskar RI-1. HB.ABU DJIBRIL BASYAIBAN : Serukan Pesantren RI-1 dan Laskar RI -1, Sebagai Tongkat Pemersatu Bangsa
Pembina Pesantren RI 1 & Laskar RI-1. HB.ABU DJIBRIL BASYAIBAN : Serukan Pesantren RI-1 dan Laskar RI -1, Sebagai Tongkat Pemersatu Bangsa
Jakarta | Menjelang pelaksanaan Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober 2019 Keluarga Besar Laskar RI-1 berkumpul di halaman Anjungan Kepulauan Riau Taman Mini Indonesia Indah Jakarta timur untuk bersama-sama melaksanakan Upacara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN).Selasa. 22 /10/2019.
Pembina menambahkan, Hari santri itu adalah pengakuan atas perjuangan santri saat melakukan perintah…
View On WordPress
0 notes
pesantrenpandeglang · 6 years
Text
2 Santri Darunnajah Ikut Serta dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional ke-27 di Medan
Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional ke-27 di Medan
Minggu, 14 Oktober lalu, kontingen DKI Jakarta baru saja kembali dari Medan, Sumatera Utara setelah mengikuti perlombaan MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) Nasional ke-27. Acara ini diikuti oleh seluruh provinsi di Indonesia dan salah satunya adalah Jakarta. Darunnajah sebagai salah satu pondok pesantren di Jakarta pun turut ambil andil dalam kegiatan ini. Ada dua peserta dari kontingen DKI Jakarta yang berasal dari Pondok Pesantren Darunnajah yaitu Fawwaz dan Najmi Layla Elbasyara, santriwan dan santriwati Darunnajah tingkat akhir. Keduanya merupakan peserta MTQ Nasional ke-27 cabang mata lomba Fahmil Qur’an. Menurut mereka, untuk menjadi duta DKI bukan lah hal yang mudah. Butuh perjuangan serta persiapan yang panjang dari jauh-jauh hari.
Awalnya mereka harus mengikuti Training Center Mobile yang diadakan di PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-qur’an) setiap Sabtunya dan di IIQ (Institut Ilmu Qur’an) setiap minggunya bersama beberapa peserta dari sekolah-sekolah lainnya. Mereka harus mengikuti pelatigan ini mulai dari bulan Februari lalu hingga bulan Mei. Setelah mengikuti pembinaan kurang lebih 3 bulan, para peserta mulai tersaring dan Alhamdulillah, Fawwaz dan Najmi Layla pun terpilih untuk mewakili DKI Jakarta dalam perlombaan MTQ ke-27.
Tak cukup sampai disitu, setelah terpilih, mereka harus mengikuti Training Center Full dimana mereka mulai di karantina di Universitas Islam Negeri kampus 2 tepatnya di Syahida Inn atau Wisma Syahida. Mereka harus tinggal dan mengikuti pembinaan di sana kurang lebih selama 40 hari. Setiap harinya mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 20.00 mereka harus belajar mandiri. Kemudian mulai dari pukul 20.00 hingga 22.30 barulah mereka menerima pelatihan dari para guru dan dosen.
Setelah melakukan persiapan dan pelatihan yang panjang, pada hari Kamis 4 Oktober 2018 pelepasan pun diadakan. H. Anies Baswedan, Ph.D. Gubernur DKI Jakarta melepas para peserta dari kontingen DKI Jakarta di Balai Kota, Jakarta Pusat. Setelah dilepas, mereka semua pun segera terbang ke Medan. Perjalan dari Jakarta ke Medan membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam dengan menggunakan pesawat. Kontingen DKI pun tiba di Medan pada pukul 17.00 dan bergegas menuju penginapan. Mereka menginap di hotel Le Polonia yang bertempat di Jl. Jenderal Sudirman No.14-18, Madras Hulu, Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara 20152.
Keesokan harinya, Para peserta dari DKI Jakarta beristirahat lalu melakukan Registrasi pada pada pukul 15.30. Fawwaz, salah satu santriwan Darunajah mendapat nomor F-048 dan akan tampil di sesi ke-4 pada hari Selasa, 9 Oktober 2018. Kemudian pada tanggal 7 malamnya, seluruh peserta MTQ Nasional ke-27 mengikuti acara pembukaan yang dilaksanakan di Lapangan Merdeka yang dihadiri oleh Bapak Joko Widodo selaku Presiden RI ke-7.
Pada hari Selasa 9, Oktober para peserta MTQ pun bersiap menuju lokasi perlombaan. Lokasi perlombaan untuk cabang mata lomba Fahmil Qur’an berada di Universitas Islam Negeri Sumatra Utara (UINSU) yang terletak di Jalan Williem Iskandar Pasar V, Kenangan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara, 20371. Perlombaan dimulai sejak pukul 10.00 WIB sementara kafilah Jakarta mendapat giliran tampil pada pukul 14.00 WIB melawan kafilah Jawa Barat dan Aceh.
Sesi ke-4 pertanyaan grup dan lontaran pun dimulai. Pada tahap ini kafilah DKI Jakarta memimpin dengan poin 900 dan dilanjutkan dengan kafilah Aceh 850 poin dan kafilah Jawa Barat 550 poin. Kemudian pada tahap rebutan skor dari tiap kafilah pun berubah dengan hasil akhir sebagai berikut: 1. DKI Jakarta: 500 poin 2. Jawa Barat: 650 poin 3. Aceh: 950 poin
    Peserta MTQ Nasional ke-27 di Medan
Peserta MTQ Nasional ke-27 di Medan
Peserta MTQ Nasional ke-27 di Medan
Dua hari kemudian tepatnya pada hari kamis 11 Oktober 2018, Seluruh peserta MTQ Nasional ke-27 berkumpul di Area Utama, Lapangan Merdeka untuk mengikuti acara penutupan kegiatan yang dihadiri oleh Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia. Kafilah DKI Jakarta dinyatakan sebagai juara umum pada acara ini dengan total medali 10 emas, 3 perak, dan 5 perunggu. Total 64 poin yang di kumpulkan unggul 13 poin dari kafilah Banten yang menduduki posisi kedua dengan 51 poin dengan hasil medali 6 emas, 6 perak dan 3 perunggu.Sementara Sumatra Utara menempati posisi ketiga dengan 37 poin. Kafilah ini hanya mengumpulkan 4 medali emas, 3 perak, dan 8 perunggu.
“Perhelatan MTQ ini meninggalkan banyak pelajaran yang bisa diambil bagi para peserta khususnya saya sebagai peserta Fahmil Qur’an, secara umum lomba Fahmil Qur’an itu mencakup hampir semua mata lomba MTQ. Kami belajar dari Bank Soal tahun sebelumnya dan tambahan-tambahan dari para pembina atau guru kami. Setiap hari kami selalu ditekankan sholat 5 waktu dan wajib berjamaah pada sholat shubuh dan maghrib serta merutini bacaan surat yaasin setiap habis maghrib. Tidak terlewat juga amanat dan nasehat dari para guru kami yang selalu mengingatkan akan pentingnya adab dan ibadah sunnah yang lainnya. Hal lain yang masih membekas dalam diri saya yaitu doa para guru ,orang tua dan saudara-saudara saya yang dipanjatkan pada waktu MTQ berlangsung serta motivasi-motivasi mereka yang selalu membuat saya ingat bahwa ini adalah langkah awal saya menuju proses yang panjang. Menang atau kalah adalah keputusan Allah yang terbaik dimana Allah masih menyimpan rahasia-rahasia dalam keputusannya itu. Dan hadiah terbesar yang saya rasakan hingga saat ini adalah hubungan baik antar sesama peserta yang selalu men-support satu sama lain, mendoakan, mengisi hari-hari dengan berbagi pengalaman, candaan suka maupun duka yang hingga sekarang masih terasa akan kenangan indah tersebut dan yang paling penting menurut saya adalah ilmu yang dapat bermanfaat bagi diri saya dan orang lain juga dapat calon peserta selanjutnya yang lebih baik” Ungkap Fawwaz selaku peserta MTQ ke-27.
(DN.COM/almas_khalishah)
from WordPress https://ift.tt/2RN5tcS via IFTTT
0 notes
pesantrenpandeglang · 6 years
Text
DIRGAHAYU RI Ke-73, “Jasmentri” Jangan Sekali-kali Melupakan Jasa Santri
DARUNNAJAH.COM, Jakarta- Masih Ingatkah, betapa hebatnya para pejuang bangsa dalam mempertahankan dan merebut  kemerdekaan negara kita dari tangan penjajah?. Kita sebagai rakyat Indonesia dan sebagai bangsa yang besar harus dapat menghormati dan menghargai jasa para pahlawan bangsa kita.
Upacara Memperingati Kemerdekaan Indonesia ke- 73 di Pondok Pesantren Darunnajah
Sebuah momen sejarah bangsa Indonesia dalam menggapai cita. Kita ketahui bersama selama beberapa dekade sebelum tahun 1945, rakyat Indonesia telah berjuang untuk kebebasan negeri kita selama ratusan tahun. Berapa jiwa melayang demi sebuah asa; Merdeka. Merdeka atau mati berkumandang serentak di penjuru negeri. Orang tua, pemuda, anak-anak pun bermufakat atas kemerdekaan bangsa dan tanah air dari cengkeraman para penjajah. Bahwa penjajahan di atas muka bumi adalah sebuah tindakan tak terpuji dan tidak sesuai dengan pri-kemanusiaan dan pri-keadilan.
Ustadz. M. Fajar Nurochman, M.M. selaku pembina upacara di Pondok Pesantren Darunnajah
Dalam pidatonya, Ustadz. M. Fajar Nurochman, M.M. selaku pembina upacara di Pondok Pesantren Darunnajah menegaskan,
“Kalaulah Presiden Soekarno pernah mempunyai semboyan ‘Jasmerah’ yg artinya Jangan sekali2 melupakan sejarah, yang pernah beliau ucapkan dalam pidatonya yang terakhir pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966, maka izinkan saya mempunyai semboyan ‘Jasmentri’, JANGAN SEKALI-KALI MELUPAKAN JASA SANTRI.”
Hari ini, hari Jumat, 73 tahun yang lalu, di hari yg sama, Bangsa ini memproklamirkan kepada seluruh penduduk dunia bahwa Indonesia bebas dari penjajahan. Kenapa sewaktu itu yg dipilih adalah hari Jumat? Kenapa tidak hari Selasa, Rabu, Sabtu dan lainnya? Ada apa dengan hari Jumat? Karena memang orang-orang yang mengumumkan kemerdekaan kita dari penjajahan adalah orang-orang yg religius, orang2 yg agamis, mereka bukan hanya sekedar pejuang rasionalis.
Mereka tahu bahwa induk dari segala hari adalah hari Jumat, karena mereka percaya, siang-malam mereka bersaksi “Asyhadu Alla Ilaha Ilallah, Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rosulullah”, Nabi Muhammad sudah mensabdakan bahwa ada 1 hari dipilih oleh Allah, “Sayyidul Ayyam”, itulah hari Jumat. Mereka para pejuang ingin bahwa kemerdekaan itu dibantu oleh para Malaikat.
Perjuangan negeri ini adalah karena Rahmat Allah, ini tertuang pada pembukaan UUD negara Republik Indonesia 1945, kemerdekaan kita atas berkat Rahmat Allah SWT dan diiringi dengan keinginan yg luhur dari Bangsa Indonesia.
Dengan memperingati hari ulang tahun kemerdekaan ini, kita berharap semoga kita dapat meningkatkan jiwa patriotisme dan nasionalisme kepada tanah air tercinta, juga meningkatkan semangat kita untuk belajar lebih rajin lagi, agar kita sebagai generasi muda bisa menjadi generasi yang membuat negara tercinta kita makmur, aman dan tentram.
Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur.
Dari Pesantren Untuk Indonesia
Sang saka merah putih berkibar bebas
Karena pahlawan-pahlawan yang ikhlas
Memperjuangkan Indonesia agar terlepas
Dari penjajah yang sadis dan pemeras
Kini kita dapat tertawa puas
Menggapai mimpi dengan bebas
Asal rajin dan tak malas
Melanjutkan kemerdekaan dengan tegas
________________________________________________________________________
Official Admin: Zuhdy
from WordPress https://ift.tt/2Bg2u9x via IFTTT
0 notes
pesantrenpandeglang · 6 years
Text
Alhamdulillah, Pimpinan Pesantren Darunnajah 2 Cipining Hadiri Pembukaan Perhimpunan Pengasuh Pesantren (P2I)
DARUNNAJAH.COM – JAKARTA, Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining ikut menghadiri Pembukaan Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I) di Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Yang resmi disahkan langsung oleh Menteri Agama RI Bpk. Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin pada hari Minggu, 07 Januari 2018. Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia disingkat (P2I) 0rganisasi massa nirlaba mewadahi para praktisi dunia pendidikan pesantren dari berbagai penjuru tanah air, bersifat non partisan berazaskan Islam berdasarkan Pancasila dan UUD RI 45. Tujuan P2I adalah membangun kapasitas dan Kualitas pendidikan pesantren agar memiliki daya saing kuat dan setara dengan satuan pendidikan lainnya di tingkat nasional regional dan internasional serta berperan sebagai penyedia Sumber Daya Manusia yang unggul, terampil, berakhlak mulia dan berkhidmat untuk kesejahteraan bangsa. Pengasuh Pesantren (P2I) adalah organisasi yang didirikan oleh para praktisi pesantren yang terlibat langsung sebagai pengasuh pondok pesantren. Dalam perkumpulan beberapa pimpinan/pengasuh pesantren pada 24 Oktober 2015 di PP Nurul Bayan Lombok Utara, mulai bergulir perlunya perhimpunan yang menyatukan para pengasuh pondok pesantren. Ide pembentukan perhimpunan ini muncul dalam diskusi beberapa pimpinan pesantren di Indonesia. Sebagai tindak lanjut ide tersebut pada pertemuan beberapa pengasuh pesantren tanggal 28 November 2015 bertempat di PP Darunnajah Jakarta dan ditindak lanjuti dengan rapat pada tanggal 4 Maret 2016 di Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash didirikanlah Organisasi Pengasuh Pesantren Indonesia dengan nama Pengasuh Pesantren Indonesia disingkat P2I.
Pimpinan Pesantren Darunnajah 2 Cipining Hadiri Pembukaan Perhimpunan Pengasuh Pesantren (P2I) (2)
Mengingat bahwa Pengasuh Pondok Pesantren di Indonesia belum memiliki organisasi tersendiri yang khusus menghimpun para pengasuh pesantren di Indonesia (dari berbagai latar belakang ormas yang ada) untuk menampung aspirasi pemikiran dan membahas berbagai persoalan yang muncul baik secara nasional maupun internasional, maka diperlukan adanya organisasi tersebut. Ketika disampaikan kepada para kyai sepuh mereka menyambut kelahiran organisasi ini berikut cuplikan pesan dari para kyai sepuh; KH Hasyim Muzadi rahimahullah: Ketika dihubungi pada tanggal 1 September 2016 saat makan pagi di Wisma Darussalam Gontor tentang, mengenai pembentukan P2I beliau menyatakan “Yang penting manfaat.” Prof. Dr K.H. Ma’ruf Amin:”Saya tertarik dengan upaya-upaya pembentukan lembaga yang mempersatukan pengasuh pesantren dalam satu organisasi/pimpinan pusat. Saya kira dengan persatuan ini bisa melakukan gerakan-gerakan yang bisa memperbesar peran pesantren baik dalam usaha utamanya tafaquh fi din, menyiapkan ulama dan melahirkan tokoh-tokoh perbaikan dan perubahan dengan upaya pendekatan melahirkan tokoh-tokoh itu dengan pendekatan yang lebih baik, melakukan langkah Bersama dalam pembinaan, saya juga berharap pesantren menjadi pusat pemberdayaan ekonomi ummat dengan menjadikan pesantren sebagai pusat kegiatan ekonomi baik di bidnga produksi, keuangan, retail, melalui DPP P2I ini akan lahir suatu optimisasi yang bisa mengkoordinasikan pesantren-pesantren secara lebih lebih besar.”
Maimun Zubair: Ketika Dr. KH Sofwan Manaf dan KH Abdul Kholiq MA –keduanya merupakan inisiator pembentukan P2I– bersilaturahim kepada beliau di kediaman beliau menyatakan: “mulai saja pasti ada manfaatnya.” Kemudian pada tanggal 22 September 2017 lalu ketua P2I Dr. M. Tata Taufik beserta wakil ketua Abdul Kholiq MA bersilaturahim secara khusus berkonsultasi tentang P2I. Pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan beberapa pesan untuk P2I: ” Pengasuh pesantren itu ada yang sifatnya kolektif dan ada yang perorangan, yang diperlukan adalah organisasi berupa ikatan tanpa harus intervensi ke dalam pesantren, dan diharapkan para pengasuh muda bisa tampil bersatu, ini bagus untuk menjaga keberadaan pesantren ke depan. Cuma di Indonesia yang masih ada pengkajian kitab-kitab kuning, dan harus tetap dipelihara. Di beberapa negara sudah ditinggalkan pengkajian tersebut. Indonesia merupakan negara muslim terbesar yang diakui Dunia. Maka bentuk organisasinya juga berupa ikatan itihad dalam bahasa Arab, saya sudah tua yang muda-muda harus mulai tampil. Organisasi ini akan besar, tidak usah 100% yang bergabung, jika 70% saja dari seluruh pengasuh pesantren yang ada sudah bagus.
Pimpinan Pesantren Darunnajah 2 Cipining Hadiri Pembukaan Perhimpunan Pengasuh Pesantren (P2I) (3)
Untuk Peiode awal berhasil dibentuk kepengurusan P2I sebagai berikut: Majelis Musytasyar: K.H. Maimun Zubair,Prof. Dr K.H. Ma’ruf Amin, Dr. Ir. K.H. Salahuddin Wahid Prof. Dr. Din Syamsuddin. Dewan Pembina: Dr. K.H. Sofwan Manaf, M.Si, Buya H. Syahid Markum, MM,TGH. Abdul Karim, Lc, KH.Mohammad Halim, SH, Drs. KH. Ma’mun Adung. Dewan Pakar: Prof. Dr. H. Syaripudin Basyar, M.Ag, Prof Dr. H. Ris’an Rusli, M.Ag, Yusuf Rahman, MA, Ph.D,Dr. H. Hasbi Hasan R.A, MH, Dr. H. M. Yunus Abu Bakar, M.Ag, Abdul Ghaffar Rozin M.Ed, KH Luqman Harits Dimyati. Dewan Pengurus: Ketua, Dr. KH. M. Tata Taufik, M.Ag, Wakil Ketua, H. Abdul Kholiq, MA, Sekretaris Jenderal, Irfanul Islam, Wakil Sekretaris Jenderal ,Drs. KH. Busthomi Ibrohim, M.Ag, Bendahara Umum, H. Hadi Mujiono, Wakil Bendahara Umum, Drs. H. Nurdin Ambari. Serta dilengkapi dengan beberapa bidang dan korordinator wilayah. Semoga kehadiran P2I bisa menambah barokah yang lebih luas bagi bangsa dan negara serta masyarakat pada umumnya. (WARDAN/Bim-Bim)
from WordPress http://ift.tt/2qzgl5j via IFTTT
0 notes