Tumgik
#Pemilihan Rektor
hargo-news · 1 year
Text
Terpilih Secara Aklamasi, Eduart Wolok Kembali Nakhodai UNG
Terpilih Secara Aklamasi, Eduart Wolok Kembali Nakhodai UNG #PemilihanRektor #UNG #UniversitasNegeriGorontalo #RektorTerpilih #EduartWolok
Hargo.co.id, GORONTALO – Eduart Wolok terpilih kembali menjadi Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Dia bakal memimpin UNG dari 2023 hingga tahun 2027. Eduart terpilih melalui rapat senat UNG yang diselenggarakn Rabu(6/9/2023). Ketua Panitia Pemilihan Rektor UNG Funco Tanipu menjelaskan. ada tiga nama yang ikut berkontestasi dalam pemilihan tersebut. Mereka adalah Eduart Wolok dari Fakultas…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Pemilihan Rektor UIN dengan Cara 'Jahiliah'
Pemilihan Rektor UIN dengan Cara ‘Jahiliah’
tebuireng.co – Pemilihan rektor UIN atau Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah disebut memakai cara jahiliah oleh pengajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Saiful Mujani. Saiful Mujani protes pemilihan Rektor UIN oleh Menag dituangkan dalam satu utas di media sosialnya. Utas protes itu dibagikan kepada wartawan, Jumat (14/11/2022). Saiful Mujani mendengar kabar…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
terasikip · 2 years
Text
Prof Hariyono Resmi Terpilih Sebagai Rektor UM Periode 2022-2027
Prof Hariyono Resmi Terpilih Sebagai Rektor UM Periode 2022-2027
Terasikip.com – Prof Dr Hariyono MPd resmi terpilih sebagai sebagai Rektor Universitas Negeri Malang (UM) periode 2022-2027, Rabu (19/10/2022). Ia terpilih dalam rapat pleno tertutup Majelis Wali Amanat (MWA) UM. Dikutip dari suryamalang.com (Rabu, 19/10/2022), Erik Setyo Santoso ST MT selaku Ketua MWA UM menjelaskan bahwa Prof Dr Hariyono MPd terpilih sebagai Rektor UM merupakan hasil musyawarah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kbanews · 1 year
Text
Mekanisme Pengangkatan Rektor PTKIN
Dalam sepekan ini merebak pro-kontra narasi Rocky Gerung bajingan tolol di media sosial, tidak terkecuali di grup WA PROFESOR PTKIN. Atas unggahan-unggahan tersebut, salah seorang anggota grup menulis: Debat yang berkualitas itu debat substantif, bukan terkait calon ini dan itu, bukan Si A atau S1 B. Kalau memang kita mau memikirkan Indonesi, ya berdebatnya bagaimana memajukan negara dan bangsa…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
bidiktangsel · 2 years
Text
Pj Sekda Provinsi Banten M Tranggono Hadiri Peluncuran Pemilihan Rektor Untirta
Serang, bidiktangsel.com – Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Provinsi Banten M Tranggono menghadiri Peluncuran Pemilihan Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) masa jabatan 2023-2027. Proses ini diharapkan menjadi bentuk pembelajaran untuk dewasa dalam berdemokrasi. “Kita menghadiri peluncuran untuk pelaksanaan pemilihan rektor. Tadi disampaikan ini adalah kali pertama kegiatan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
borobudurnews · 2 years
Text
Prof Sugiyarto Terpilih Jadi Rektor Untidar Magelang Periode 2022-2026
Prof Sugiyarto Terpilih Jadi Rektor Untidar Magelang Periode 2022-2026
BNews—MAGELANG— Rangkaian proses Seleksi dan Pemilihan Rektor Universitas Tidar (Untidar) Magelang mencapai puncaknya. Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si. mendapat suara terbanyak dengan 21 suara pada tahapan Pemilihan Rektor yang diselenggarakan di Sidang Tertutup Senat Universitas Tidar, Rabu (2/11/2022) di Ruang Multimedia Untidar. “Hasil pemungutan suara, Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si. meraih 21 suara,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
nonaabuabu · 8 months
Text
Pandangan Politik dari Rakyat Biasa
Zaman mahasiswa, kayaknya adalah masa di mana aku paling melek sama politik. Selain karena status mahasiswa, obrolan yang pasti memasukkan politik, aku juga punya ketertarikan tersendiri. Apalagi pernah jadi korban politik kampus. Padahal aku bukan aktivis, dan bukan mahasiswa yang suka bersuara juga. Mungkin kalau bukan karena itu, aku udah jadi aktivis kali. Tapi yang terjadi lain, sehingga bagi aku masa itu cukup untuk melihat seberapa nggak menyenangkan politik itu bahkan masih di tingkat mahasiswa.
Saking skeptisnya, aku sampai percaya teori ini, siapapun yang jadi pemimpin negeri ini, dia pasti dikendalikan oleh yang punya kuasa. Kuasa di sini nggak mengacu kepada elit global ya apalagi Tuhan, tapi suatu sistem yang terstruktur untuk menguasai negeri ini.
Tahun 2014 dan 2019, aku nggak memilih karena waktu itu juga aku menganut, nggak memilih adalah bentuk pilihan. Secara ringkas aku nggak melihat kalau pak Jokowi sudah cukup layak jadi presiden di tahun 2014, apalagi sebelum mencalonkan diri sebagai presiden aku ingat meski samar ia mengadakan kunjungan ke Undip, dan bilang nggak akan mencalonkan diri sebagai presiden.
Tahun ini kontestasinya beda, begitu banyak euforia yang rasanya nggak cuma hitam dan putih. Jadi sekali lagi aku terpanggil untuk melihat politik dari aku yang sudah bukan mahasiswa lagi. Omong-omong dulu aku beranggapan mahasiswa adalah orang yang paling bebas kepentingan dalam politik sehingga punya penilaian paling objektif dan rasional, tapi makin kesini anggapan itu mulai bergeser. Apalagi melihat fenomena yang terbaru, mahasiswa almet merah yang menangis untuk salah satu capres (menangis kan bagian emosi bukan nalar) dan memilih karena kesan yang nggak memberikan kesan.
Ketiga paslon sekarang ini awalnya nggak ada yang cukup banyak aku soroti, kecuali apa yang dihidangkan media tanpa dicari. Tapi memang karena aku kuliah di Semarang dan sempat kerja di sana (2013-2019) aku punya pengamatan yang lebih panjang terhadap pak Ganjar dibanding yang lain. Apalagi di awal-awal kepemimpinan beliau jadi gubernur, ya meski sejak lulus akhirnya blas stres mikirin pasca kampus, mana lagi mengkonsumsi berita politik.
Pak Anies yang menjabat sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan di zaman aku kuliah nggak memberikan peran signifikan karena saat itu universitas ada di bawah kemenristekdikti yang menterinya kebetulan rektor terpilih Undip pak Nasir, jadi secara otomatis nggak cuma aku mungkin juga teman-temanku di kampus, lebih banyak ngomongin pak Nasir daripada pak Anies. Pula aku bukan rakyat Jakarta yang dulu nggak pernah berniat ke Jakarta, ya semacam urusan kalian lah itu pemilihan gubernur, kami mah ya penonton.
Sedangkan pak Prabowo, nggak akan aku denial kalau beliau aku blacklist sebagai pilihan di tahun 2014 dan 2019 karena cerita 1998. Apalagi di tahun itu aku nggak pernah membaca kiprah politik beliau di pemerintahan (kecuali ketua partai yang bagi aku nggak dihitung sebagai peran dalam pemerintahan) untuk bisa dijadikan acuan akan bagaimana beliau memimpin Indonesia. Karir teranyar beliau untuk negara ini dicopot di tahun 1998 karena pelanggaran HAM. Makanya pas 2019 beliau dipilih jadi Menhan, aku bingung karena kalau dalam pemahaman aku sebagai orang awam, dari tahun 1998-2019 artinya udah ada 21 tahun beliau nggak bekerja untuk pertahanan negara. Kalau aku jadi bos dalam suatu usaha yang membutuhkan pengalaman, jelas aku nggak akan memilih seseorang yang sudah vakum 21 tahun. Jadi pada akhirnya kolaborasi 2019 waktu itu dalam pandangan awamku ini adalah bentuk monopoli kekuasaan.
Bayangin aja waktu itu, eksekutif (presiden) dan legislatif (ketua DPR) udah dari partai yang sama, eh ada oposisi diajak kolaborasi, mau lagi. Ya apa kabar demokrasi?
Sekarang pas beliau mencalonkan diri lagi, aku udah pasti nggak akan pilih beliau, apalagi pas cawapres yang dia gandeng datang dari pelanggaran etik. Nggak cukup di situ, beliau juga tampil dengan kontradiktif, di satu sisi joget gemoy di sisi lain ngatain. Dibilang tegas nggak pas dibilang bersahabat lebih jauh. Semakin kuat nih AsalBukan02.
Untuk menentukan pak Anies atau pak Ganjar, aku maraton nonton debat. Jujur aja aku nggak nonton pas live. Jadi testimoni orang-orang dulu, warganet unek-unek dulu, baru aku nonton. Jadi cukup mengherankan bagi aku kenapa banyak orang menilai pak Anies terlalu manis mulutnya, padahal sebagai calon pemimpin negara, retorika beliau itu adalah standar.
Debat pertama, aku merasa pak Ganjar lebih kontekstual, seandainya aku cuma nonton debat pertama, mungkin aku bakal pilih pak Ganjar.
Tapi akhirnya kan aku harus melihat lain, visi misi, jejak peran, jejak digital, siapa yang mengusung bahkan pendukungnya bagaimana dan siapa juga harus jadi pertimbangan.
Itu kenapa akhirnya aku memilih pak Anies.
Dari banyak berita, atau sikut-sikutan orang pak Anies adalah yang paling adem menanggapi setiap peristiwa. Kalau dalam bahasa sehari-hariku beliau yang paling pintar manajemen emosi. Buat aku itu poin penting, kalau mau ngikutin bahasa gen Z, kan nggak mungkin kita dipimipin presiden tantrum.
Testimoni pak Anies semakin diperkuat sama warga DKI yang sebenarnya mereka lebih pengen pak Anies jadi gubernur aja. Apalagi ditambah bukti kerja nyata. Itu memberikan validasi bahwa kepemimpinan pak Anies itu baik, sampai mereka nggak rela bagi-bagi.
Puncaknya adalah, gerakan warga di media sosial, yang nggak dibayar apa-apa tapi seikhlas itu mendukung pak Anies demi perubahan. Fenomena pak Anies membuktikan bahwa masih banyak rakyat yang nggak bisa dibeli dengan uang. Mereka memilih dengan kesadaran.
Ini warna baru dalam dunia politik yang aku lihat, di mana banyak sekali partisipan pendukung pak Anies yang serela itu mengocek kantungnya sendiri di saat kita tahu bersama, sebelum ini banyak pilihan orang yang bisa dibeli dengan amplop yang isinya tak seberapa. Ya meski dengar-dengar sekarang banyak influencer dan artis yang dibayar mahal untuk dibeli nuraninya.
Belum lagi konsep desak Anies, itu adalah dialog nyata rakyat, tempat aspirasi masyarakat. Beliau keliling dari satu kota ke kota lain, menjawab pertanyaan tanpa mempertanyakan kemampuan berpikir si penanya.
Aku tahu, kita nggak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di sana. Tapi seandainya pun ada plot twist yang dihidangkan di masa depan, setidaknya kita nggak memilih tanpa berpikir dengan matang. Dan ini adalah narasi yang juga sering aku dengar dari pemilih pak Anies lain.
Aku berani katakan, aku pilih pak Anies dengan komposisi visi misi, jejak kepemimpinan (pengalaman), jejak digital (sikap), pendidikan (intelektual dan bahasa), strategi kampanye, juga sikap dan solidaritas pendukungnya.
Dan aku rasa kamu juga harus memiliki pertimbangan ini setidaknya tiga dari ini untuk memilih, mana yang menurutmu layak. Kalau masih nggak ada yang menurutmu paling layak, singkirkan aja yang nggak layak. Kalau ketiganya masih nggak layak, ya wassalam.
03 Februari 2023.
20 notes · View notes
suwardana · 2 years
Text
Ketika jati meranggas -bagian kedua-
Kobe, 28 Januari 2023.
Pagi itu cukup cerah, meski aplikasi cuaca di telepon genggam saya menunjukan angka 4 derajat .
“Setidaknya tidak hujan atau turun salju seperti kemarin-kemarin” saya membatin.
Setelah menghabiskan secangkir kopi dan beberapa helai roti tawar, serta menjemur baju yang baru saja selesai dicuci. Kemudian saya bergegas mandi dan bersiap untuk menuju laboratorium.  
Sekitar pukul 12.30 siang, saya bermaksud untuk makan siang memanfaatkan waktu jeda sambil menunggu 2nd antibody Western Blot. Adalah dr. Ulik yang mengabarkan bahwa Prof Dewa Sukrama telah berpulang kurang lebih sejam lalu.
Prof Dewa tengah mendapatkan perawatan intensif akibat stroke non hemoragik. Tak dinyana kondisinya memburuk serta mengalami henti jantung. Tim medis yang merawat beliau sempat memberikan pertolongan resusitasi. Manusia berusaha, Tuhan yang menentukan.
Sambil mengucapkan terima kasih kepada dr. Ulik atas informasinya, saya mengambil bekal makan siang dan menghabiskannya.
Musim kemarau di Bali ternyata datang lebih cepat. Daun-daun jati pun harus kembali berguguran.
***
Selesai program internship September 2019, kemudian saya bekerja sebagai asisten riset dr. Dwi Fatmawati (saat itu kepala departemen Mikrobiologi). Semenjak itu, saban senin hingga jum’at, saya menjadi penghuni tetap departemen Mikrobiologi—atau Mikro singkatnya.  
“Engken kabarè, Si?”
Pertanyaan yang seringkali ditanyakan oleh prof. Dewa Sukrama ketika bertemu saya.
Meski bersifat basa-basi, namun hal itu adalah lumrah mengingat prof. Dewa sangat jarang berkantor di Mikro. Ketika itu, beliau masih menjabat sebagai Pembantu Dekan I (PD 1) FK Unud. Oleh karenanya, mayoritas aktivitas keseharian beliau berpindah ke ruang dekanat. Hanya sesekali beliau mengunjungi Mikro. Utamanya saat agenda rapat yang rutin dilaksanakan beberapa bulan sekali bersama staf Mikro lainnya.
Sebelum menjabat sebagai PD 1, prof Dewa didapuk sebagai sekretaris Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) FK Unud. Beliau juga pernah bertugas sebagai ketua unit Penelitian dan Pengembangan (Litbang) FK Unud. Pasti masih banyak lagi riwayat struktural dan organisasi yang beliau geluti namun luput dari pengetahuan saya.
Pertama kali saya mengenal nama prof Dewa Sukrama adalah ketika beliau masih menjabat sekretaris PSPD—ketuanya adalah prof Purwa. Lelucon yang acapkali  terdengar tentang akronim PSPD kala itu adalah Program Studi Para Dewa (PSPD). Mengingat sang ketua dan sekretaris PSPD sama-sama bertitel ‘Dewa’, yakni Dewa Purwa dan Dewa Sukrama.
Saya tidak tahu kapan pertama kali prof Dewa sadar akan keberadaan saya, apakah ketika saya masih menjadi mahasiswa atau ketika rutin berpartisipasi pada riset-riset dr. Dwi Fatmawati. Yang jelas, sebagai seorang yang datang dari latar belakang keluarga non-dokter, penerimaan prof Dewa terhadap kehadiran saya di Mikro teramat-sangat-ramah.
Sebagai catatan, selain profil prof Dewa sebagai “orang penting” di kampus, beliau juga adalah staf paling senior di Mikro. Di tengah iklim interaksi sosial dalam lingkup kampus yang cenderung konservatif, senioritas adalah satu keniscayaan yang tidak bisa dilangkahi. Bersyukurnya ternyata Mikro adalah tempat dimana konsep senior-junior berjalan dengan sangat baik. Senior mengayomi, junior menghormati.
Prof Dewa tak segan memulai percakapan. Topiknya ringan. Semisal asal daerah saya yang ternyata sama dengan beliau. Benar, kami anggota buldog a.k.a Buleleng Dogen. Atau cerita beliau tentang salah satu putranya yang kini kembali ke Buleleng sebagai seorang urolog. Sesekali topiknya agak berat, semisal tentang potensi ekonomi desa-desa di Buleleng Barat.
Pembicaraan paling serius bersama prof Dewa adalah ketika beliau datang di acara pernikahan saya dan istri. Saat itu sedang hangat-hangatnya isu pemilihan rektor Unud. Beliau berkisah tentang polemik, politik, dan manuver-manuver terkait dengan pemilihan rektor. Satu pesan yang saya petik dari cerita beliau adalah tidak ada yang bisa dipaksakan secara rigid. Api itu tidak bisa dipadamkan dengan api. Prinsip tersebut yang selalu beliau pegang saat meniti karier strukturalnya di kampus.
Selepas bertugas sebagai PD 1, kemudian beliau dipercaya menjadi direktur utama (dirut) RS Pendidikan Unud. Saya keburu berangkat melanjutkan studi di Kobe ketika beliau mulai menjabat, sehingga tak banyak yang saya ketahui mengenai sepak terjang beliau selama menjadi dirut RSPTN (begitu kami biasa menyebut RS Unud). Namun satu yang saya bisa ceritakan adalah tentang fokus beliau untuk mengatur ulang laboratorium RSPTN, utamanya terkait dengan tes qPCR COVID-19.
Tak tanggung-tanggung, yang menyanggupi ajakan beliau untuk mereformasi laboratorium RSPTN adalah prof Sri Budayanti. Sebelummya, prof Sri adalah ketua tim laboratorium Satgas COVID-19 Provinsi Bali dengan aktivitas utama berpusat pada instalasi mikrobiologi klinik RSUP IGNG Ngoerah (sebelumnya bernama RSUP Sanglah). Dimana saya adalah salah satu anggota tim bentukan pemprov Bali tersebut.
Untuk diketahui, prof Sri juga adalah salah satu staf Mikro senior. Meski dari urutan senioritas berada setingkat di bawah prof Dewa. Meski termasuk staf senior, prof Sri rela mengulang dari awal untuk membangun sistem yang tertata rapih di RSPTN. Kembali berkutat pada pre-analitik, analitik, dan post-analitik. Tentang prinsip serta alur kerja yang mengikuti kaidah-kaidah biosafety dan biosecurity ketika bekerja dengan kuman infeksius sekaliber SARS-CoV-2. Meninggalkan segala kemapanan dan sistem yang telah berjalan di RSUP Ngoerah. Padahal, bisa saja prof Sri mendelegasikan tugas menata ulang lab RSPTN kepada junior beliau di Mikro. Senior mengayomi, junior menghormati.
Tanpa mengurangi rasa hormat dan dengan apresiasi yang setinggi-tingginya terhadap kesediaan prof Sri. Namun, rasa-rasanya kesediaan prof Sri untuk turun tangan langsung membenahi lab RSPTN tidak bisa dilepaskan dari sosok prof Dewa, dirut RSPTN sekaligus senior prof Sri di Mikro. Saya rasa tak berlebihan bahwa gestur positif dari prof Sri terhadap prof Dewa adalah implementasi sebaik-baiknya harmoni antara senior-junior yang terjalin di Mikro. Serta pengakuan bagaimana pribadi prof Dewa mampu mengayomi junior-juniornya di Mikro.
Selamat jalan Prof. Dr. dr. I Dewa Made Sukrama, M.Si, Sp.MK (K). Terima kasih untuk semua keramahan, inspirasi, dan petuah-petuah yang diberikan. Seperti kata dr. Dwi Fatmawati, prinsip di Mikro adalah pay it forward. Jika kita merasa berhutang budi terhadap kebaikan sesepuh dan senior-senior di Mikro, pastikan bahwa kita menjadikannya sebagai teladan dan bersikap serupa terhadap junior-junior di masa mendatang. Sehingga, nilai-nilai positif itu akan terus lestari di Mikro.
Jika memang akhirnya saya berjodoh di Mikro, astungkara daun-daun jati yang telah berguguran akan menjadi kompos bagi tunas-tunas baru yang akan tumbuh.
5 notes · View notes
satu-komando · 2 months
Text
Unila Tanda Tangani Nota Kesepahaman dengan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum RI
Lampung – Universitas Lampung (Unila) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Republik Indonesia (RI). Penandatanganan dilakukan Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN Eng., bersama Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum RI, Hedy Lugito. Kegiatan turut disaksikan Wakil Rektor…
0 notes
ingatlah · 2 months
Text
Tokoh Sumbar Serukan Dukungan untuk Leonardy Harmainy di PSU DPD RI
INGATLAH.COM – Akademisi dan tokoh masyarakat dari berbagai latar belakang di Sumatera Barat mengimbau masyarakat untuk memberikan suara kepada H Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa, SIP, MH pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Daerah Pemilihan (Dapil) Sumbar, yang akan berlangsung pada 13 Juli 2024. Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, Pd, Rektor Universitas Eka Sakti…
0 notes
lampung7com · 2 months
Text
Unila Tanda Tangani Nota Kesepahaman dengan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum RI
Bandar Lampung – Universitas Lampung (Unila) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Republik Indonesia (RI). Penandatanganan dilakukan Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN Eng., bersama Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum RI, Hedy Lugito. Kegiatan turut disaksikan Wakil…
0 notes
hargo-news · 1 year
Text
Diikuti Tiga Kandidat, Besok Pemilihan Rektor UNG Digelar Tertutup
Diikuti Tiga Kandidat, Besok Pemilihan Rektor UNG Digelar Tertutup #PemilihanRektor #UNG #UniversitasNegeriGorontalo
Hargo.co.id, GORONTALO – Jika tak ada aral melintang, Rabu (6/9/2023) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) akan menggelar Pemilihan Rektor (Pilrek) periode 2023-2027. Rencananya kegiatan yang prosesnya bergulir sejak lima bulan lalu itu, akan dilangsungkan di Ballroom Hotel Damhil UNG. Ada tiga orang yang menjadi kandidat Rektor UNG periode 2023-2027. Yaitu, Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, ST., MT yang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
orideknews · 5 months
Text
Menuju Pemilihan Rektor Universitas Papua, Senat Gelar Dua Agenda Ini
Orideknews.com, Manokwari, – Empat bakal Calon Rektor Universitas Papua (Unipa) memaparkan visi misi dan program kerja pada Rapat Terbuka penyaringan bakal calon Rektor Unipa periode 2024-2028 yang digelar di aula utama Unipa Manokwari, Rabu, (17/4/24). Para bakal calon Rektor itu adalah Dr. Aplena Elen Siane Bless, SP.,M.Sc, Dr. Meky Sagrim, SP.,M.Si, Dr. Hugo Warami, S.Pd.,M.Hum dan Prof.…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ypkm · 5 months
Text
Oktober 2023, Pusat Kebudayaan Minangkabau Luncurkan Ensiklopedia Tokoh 1001 Orang Minang
bandasapuluah.com
Oktober 2023, Pusat Kebudayaan Minangkabau Luncurkan Ensiklopedia Tokoh 1001 Orang Minang
Redaksi
6–7 menit
BANDASAPULUAH.COM – Pusat Kebudayaan Minangkabau (PKM) kembali melahirkan maha karya alam bentuk Buku Ensiklopedia Tokoh 1001 Orang Minang. Direncanakan event peluncurannya mengambil momentum Peringatan Hari Jadi ke-78 Provinsi Sumatera Barat, 1 Oktober 2023.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum PKM Shofwan Karim dalam acara tak resmi ngopi di “Cafe Dari Sini” Padang, Sabtu siang 12 Agustus 2023.
“Sebelum pencetakan lebih banyak dan peluncuran Buku 1001 Orang Minang ini, penting duduk bersama silaturrahmi PKM dengan pemerintahan: Gubernur Sumatera Barat dan Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat serta temu tokoh lainnya, untuk menyamakan visi persepsi mengintegrasikan event peluncuran dan pendistribusiannya dengan rangkaian acara peringatan Hari Jadi ke-78 Provinsi Sumatera Barat 1 Okktber 2023 ini.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Karena kelahiran maha karya buku 1001 Orang Minang ini tak lepas dari aktor pembangunan: pemerintahan dan masyarakat lainnya ”, usul Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, MS., sebagai anggota Badan Pembina PKM.
“Sekaligus duduk bersama silaturrahmi dengan Gubernur itu, dapat dijadikan ajang berbincang hal yang lebih besar tentang pemajuan kebudayaan, di samping hal khusus ke depan pemanfaatan buku 1001 Tokoh Minang ini dalam menyemangati dan memberikan spirit pemajuan kebudayaan itu di Sumatera Barat, di ranah dan rantau”, tugas Guspardi Gaus Anggota DPR RI yang juga anggota Badan Pembina.
Badan Pengurus PKM menindaklanjuti arahan Badan Pembinanya itu. Selanjut mengagendakan acara duduk bersama silaturrahmi dengan Gubernur dan segera mengirim surat memohon waktu dan kesempatan Gubernur. PKM akan menghadirkan semua unsur, Badan Pembina, Badan Pengurus dan Badan Pengawas.
Dalam jumpa tak resmi di Cafe Dari Sini” Jl. Dr. Moh. Hatta No.3 Cupak Tangah Padang, Ketua Redaksi Buku 1001 Orang Minang Hasril Chaniago, menyebut sudah pada tahap tersedia naskah fit to print (layak cetak). Dicetak sekaligus terdiri dari 3 Jilid, yakni Jilid I A-E 429 orang Minang, Jilid II F-M 431 orang dan Jilid III N-Z 444 Orang Minang. Jumlah entry varian riwayat hidup tokoh 1.304 orang Minang.
Kenapa 1001 Orang Minang dengan Entry 1.304? Hasril Chaniago menjelaskan. Angka 1001 Orang Minang ini sudah disepakati Tim penulis PKM menjadi topik trending buku monumental ini. Bahkan sudah dimasukan menjadi program unggulan PKM yang dikerjakan Timnys, kata HC menoleh ke Ketua Umum PKM Shofwan Karim.
Enak ota society sambil minum kopi dengan multi topik namun trending. Hadir dalam ota soceity dan ikut ngopi di “Cafe Dari Sini” tadi selain Ketua PKM Shofwan Karim didamping Sekum YY Dt. Rajo Bagindo serta Ketua Redaksi Hasril C haniago yang juga Wakil Ketua PKM, ada dua orang Anggota Badan Pembina PKM.
Keduanya ialah Guspardi Gaus Anggota DPR RI Wilayah Pemilihan Sumbar dan Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, MS Rektor Universitas Baiturrahmah Padang. Shofwan Karim sambil menghirup, menyambung penjelasan HC. Katanya, Angka 1001 Orang Minang itu bukan menunjuk kepada jumlah pasti (sebanyak 1001 itu) tokoh orang Minang, tetapi lebih menggambarkan begitu banyak dan “beragamnya orang Minang” atau berdarah keturunan Minangkabau yang menyebar di hampir seluruh benua, perlu dicatat dan didokumentasikan varian biografi ringkasnya serta pengalaman hidup mereka dalam berbagai profesi, status dan fungsi.
“Mencermati berbagai pengalaman, orang Minang di ranah dan di rantau pada berbagai benua dan di negara-negara besar seperti di Amerika, Eropa, Australia, Afrika dan Asia lainnya, bahwa mereka dalam mengembangkan berbagai aspek kehidupan, kukuh dan amat siap memasuki berbagai perubahan global dengan daya saing hebat dalam arus modernisasi. Terasa amat menarik mengeksplisitkan karakter perjuangan mereka yang dirasakan amat kreatif inovatif, gigih dan berani. Semua, banyak sedikitnya tercermin dalam buku 1001 Orang Minang ini”, tukas HC sebagai Ketua Redaksi buku monumental ini.
HC menambahkan, dalam proses riset dan penulisan, rekrut nama tokoh orang Minang di ranah dan rantau, pembuatan daftar namanya disesuaikan dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Jumlahnya terus berkembang pada satu kali sudah mencapai 1.700 calon entry varian riwayat hidup tokoh orang Minang antar benua itu. Namun dalam tahap ini sampai awal Agustus 2023 ini yang dapat diambil datanya sampai ke tahap penulisan dan editing baru berhasil sebanyak 1.304 tokoh orang Minang. Ini untuk edisi pertama buku 1001 Orang Minang ini, jelas HC
Bagaimana sederet nama tokoh orang Minang lainnya yang cukup banyak di ranah rantau, diaspora Minang global, yang hidup dan atau yang telah wafat yang belum terliput dalam buku ini? “Insya Allah, kita liput dan kita terbitkan dalam edisi berikutnya. Yang jelas tim akan terus melakukan pengumpulan data bagi nama-nama yang belum berhasil didapatkan biodata dan varian riwayat hidup lengkap mereka, akan diterbitkan lagi dalam edisi baru pada cetakan berikutnya, tambah HC.
Buku Ensiklopedia Tokoh 1001 Orang Minang, diterbitkan Yayasan Pusat Kebudayaan Minangkabau (PKM). Tim Penyusun Buku terdiri dari: (1) Tim Pengarah: Irman Gusman, Gamawan Fauzi, Rais Yatim, Taufik Abdullah, Mestika Zed (alm), Azyumardi Azra (alm), Basril Djabar, Fadli Zon, Nurhayati Subakat, Raudha Thaib, Emma Yohanna, Fasli Jalal, Musliar Kasim, Arnis Saleh, Shofwan Karim. (2) Ketua Redaksi/ Editor: Hasril Chaniago, Asisten Editor Rahmat Irfan Denas, (3) Tim Riset: Aswil Nazir, Hasril Caniago, Rahmat Irfan Denas, (4) Tim Penulis: Armaidi Tanjung, Aswil Nazir, Efri Yoni Baikoeni, Feni Efendi, Fenty Effendy, Hasril Chaniago, Hendra Makmur, Muhammad Arief Rahman, Muhammad Isa Gautama, Nasrul Azwar, Nopriyasman, Rahmad Irfan Denas, Syafruddin Al, Yose Hendra; (5) Kontributor: Abdullah Khusairi, Ana Nadhya Abrar, Ka’bati, Hardimen Koto, Holy Adib, Jondri Akmal, Khairul Jasmi, Muhammad Fuad Nasar, Novendra Hidayat, Taufik Darusman, Yulizal Yunus.**
0 notes
elfastore · 6 months
Text
Tampil Elegan dan Berkelas dengan Baju Toga Wisuda Dewasa
Pernahkah Anda membayangkan momen istimewa saat Anda menyandang gelar akademik di hadapan keluarga dan teman-teman terdekat? Momen wisuda adalah salah satu puncak keberhasilan dalam perjalanan akademis seseorang. Untuk memperingati momen bersejarah ini, tidak lengkap rasanya tanpa mengenakan baju toga yang khas. Bagi para dewasa yang akan mengikuti prosesi wisuda, pemilihan Baju Toga Wisuda Dewasa tidak hanya sekadar urusan penampilan, namun juga menjadi simbol prestasi dan penghargaan atas perjuangan yang telah dilalui.
Baju toga wisuda dewasa biasanya memiliki desain yang elegan dan berkelas. Dibuat dari bahan berkualitas tinggi, seperti satin atau serat polyester, baju toga dewasa dirancang untuk memberikan kenyamanan maksimal selama prosesi wisuda berlangsung. Pemilihan warna juga menjadi pertimbangan penting dalam memilih baju toga. Biasanya, warna hitam menjadi pilihan utama untuk baju toga dewasa karena memberikan kesan formal dan serius, sesuai dengan suasana acara wisuda.
Selain baju toga, aksesoris seperti mortarboard atau topi wisuda juga tidak kalah pentingnya. Mortarboard biasanya berbentuk persegi dengan tumpukan bulu yang melambangkan tingkat akademis yang telah dicapai. Penggunaannya yang dipasang di atas kepala memberikan kesan resmi dan anggun bagi para wisudawan dewasa.
Bagi para wisudawan dewasa yang ingin menambahkan sentuhan personal pada baju toga mereka, tersedia juga opsi untuk menambahkan hiasan atau bordir sesuai dengan preferensi masing-masing. Misalnya, inisial nama atau lambang universitas dapat ditempatkan di bagian kerah atau dada baju toga sebagai tanda identitas.
Tumblr media
Tidak hanya itu, pemilihan ukuran yang tepat juga perlu diperhatikan agar baju toga wisuda dewasa dapat memberikan kesan yang proporsional dan nyaman saat dikenakan. Banyak produsen baju toga menawarkan layanan konsultasi ukuran untuk memastikan bahwa setiap wisudawan dewasa mendapatkan baju toga yang sesuai dengan postur tubuh mereka.
Dalam menjalani momen spesial seperti prosesi wisuda, penampilan yang memukau menjadi salah satu kunci untuk membuat momen tersebut tak terlupakan. Dengan memilih baju toga wisuda dewasa yang tepat, Anda tidak hanya akan tampil elegan dan berkelas, tetapi juga mempersembahkan penghargaan atas segala jerih payah dan dedikasi selama perjalanan akademis Anda.
Tumblr media
Maka dari itu, jangan ragu untuk berinvestasi dalam baju toga wisuda dewasa yang berkualitas dan sesuai dengan selera Anda. Karena setiap langkah menuju kesuksesan patut untuk dirayakan dengan cara yang istimewa, dan baju toga wisuda adalah salah satu cara terbaik untuk melakukannya.
Artikel di atas memberikan informasi tentang pentingnya memilih baju toga wisuda dewasa yang tepat, termasuk faktor-faktor seperti desain, bahan, warna, aksesoris, dan ukuran yang perlu dipertimbangkan.
0 notes
abidintoto88 · 7 months
Text
Pemeriksaan Polisi soal Dugaan Kasus Pelecehan Oleh Rektor Universitas Pancasila
Tumblr media
BANDARJITU.NEWS - Penyidik Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya melayangkan panggilan terhadap rektor Universitas Pancasila, ETH atas kasus dugaan pelecehan seksual dua orang bawahannya. Pemeriksaan dijadwalkan di Polda Metro Jaya, pada Senin 26 Februari 2024. Terkait hal ini, Pengacara terlapor ETH, Raden Nanda Setiawan mengaku, telah menerima surat panggilan tersebut. "Surat sudah diterima," kata Raden dalam keterangannya, Minggu (25/2/2024). Kendati begitu Raden belum dapat mengkonfirmasi kehadiran kliennya di Polda Metro Jaya. Karena masih menunggu informasi lanjutan dari kliennya tersebut. "Untuk giat besok kami blm ada info lebih lanjut. Iya (belum bisa dipastikan hadir)," jawab Raden. Sebelumnya, Rektor Universitas Pancasila, ETH akhirnya buka suara terkait tudingan pelecehan seksual terhadap dua orang bawahannya. Melalui penasihat hukumnya, Raden Nanda Setiawan menepis adanya dugaan kejadian dugaan pelecehan tersebut. "Berita tersebut kami pastikan didasarkan atas laporan yang tidak benar dan tidak pernah terjadi peristiwa yang dilaporkan tersebut," kata dia dalam keterangan tertulis, Minggu (25/2/2024). Raden menjelaskan, setiap orang bisa mengajukan laporan ke kepolisian. Namun, yang perlu digarisbawahi ancaman hukuman bagi siapa saja yang membuat laporan mengada-ngada. "Kita ketahui laporan atas suatu peristiwa fiktif akan ada konsekuensi hukumnya," ujar dia.
Kedepankan Asas Praduga Tak Bersalah
Tumblr media
Lebih lanjut, Raden juga mengingatkan untuk tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah. "Terhadap isu hukum atas berita yang beredar tersebut kita harus menjunjung tinggi prinsip praduga tak bersalah (presumption of innocent), terlebih lagi isu pelecehan seksual yang terjadi 1 tahun lalu, terlalu janggal jika baru dilaporkan pada saat ini dalam proses pemilihan rektor baru," papar dia. Terlepas dari itu, Raden mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada kepolisian. "Saat ini kami sedang mengikuti proses atas laporan tersebut. Kita percayakan kepada pihak kepolisian untuk memproses secara profesional," Sumber : Liputan6 Read the full article
0 notes