Tumgik
#ShinGoJapan
bershinshin · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
JAPAN: DAY 2 (Kirin Beer Plant and Osanbashi Pier, Yokohama) - 21 September 2017
 “Indeed Tokyo has a lot more buzz as a city, but Yokohama offers a much quieter experience away from crowds.”
 Karena dari awal membahasakan diri dengan kata “saya” sekarang akan menjadi “gue” supaya keliatan lebih gawls ala anak Depok. Dha apeu? Biar lebih luwes aja sih sebenernya.
 Beranjak dari Kawasaki, Google Maps mengarahkan kaki gue untuk ke Yokohama dengan dua tujuan utama Kirin Beer Yokohama Plant dan Osanbashi Pier.
Di hari itu emang gue sengaja pake jersey timnas Jepang karena Kirin Beer ini sponsor utamanya Samurai Blue (sebutan timnas). Selain itu, salah satu produknya yang bernama Kirin Ichiban Shibori diklaim sebagai best-selling beers makanya gue makin penasaran dan berniat membandingkan dengan beer kesukaankyu yaitu Sapporo Beer. Alasan paling ultimate adalah supaya Ibu gue coba minum beer sih, karena dipikir blio ini gue nge-beer itu biar kaya anak alay sok mabok gitu kali ya? Oh geez mom come on, I drink responsibly! Gue minum karena emang ingin minum dan itu cukup, jadi daripada dia kaya orang beragama yang radikal yang sukanya stereotyping pada kelompok tertentu tanpa tahu seluk beluknya, my mom should be exposed to it before bilang anaknya minum beer karena ingin mabok!
 ENTRANCE FEE & BOOKING
Nah di Kirin Beer Yokohama Plant ini ada tour-nya dan grateeeees pemirsaaaaah! Jauh hari sebelum ke Jepang, gue udah booking via webnya tapi banyak review dari traveller lain sebenernya gak masalah kalo memang belum booking. Sayangnya web untuk booking-nya masih pake Bahasa Jepang, dengan kekuatan bosqu yang Nihonjin 100%, maka minta tolonglah gue sampe dibikinin namaqu menjadi tulisan Jepang nan eksotis dan aduhai susahnya. Booking nya bisa lewat sini.
 HOW TO GET THERE
Sesuai dengan rencana gue book pada jam 13.00 - 14.20 setelah dari Fujiko F Fujio Museum. Kira-kira rutenya seperti ini:
Noborito Station - Kawasaki Station (Nambu Line) : 310JPY (Pasmo)
Kawasaki Station - Shin Koyasu Station (Keihintohoku Line) : 170JPY (Pasmo)
Dan berjalan kaki ke TKP : 1.4km dari stasiun
 THE EXPERIENCES
Setelah sampai, gue langsung ke front desk dan info soal booking via web tidak lama tour segera dimulai. Pertama rombongan masuk ke dalam studio, disitu ada movie singkat soal perjalanan Kirin dari awal berdiri yang merupakan merger dua negara (Jerman - Jepang). Plant/Pabrik yang sempat pindah selama 3 tahun karena terjadi gempa bumi sampai pada akhirnya tercipta the most famous Kirin Ichiban Shibori.
Setelah pengenalan awal, para rombongan diajak keliling Pabrik dan menurut gue sih ini yang paling wooow! Kenapa? Jadi walaupun kita keliling dan lihat mesin yang digunakan, tapi mereka pakai teknologi gitu jadi walau mesinnya mati, pengunjung tetep bisa visualize mesinnya nyala. Mereka kaya semacam menggunakan maybe lampu yang disorot ke mesin gitu. Walaupun tur dengan Bahasa Jepang, tapi gue yang gak paham sama sekali tetep bisa bayangin proses produksinya. Penjelasannya rinci dari awal malts diancurin sebelum dikasih yeasts sampai jadi minuman beralkohol.
Akhir dari tur yang sangat edukatif tadi adalah *drum roll* BEER TASTING uyeaaaah! Tidak hanya beer yang gratis, disediakan snack gratis juga yaitu the legendary Kakinotane trus Ibuqu jadi demen sama Kakinotane, katanya kaya snek di Jawa gitu. Jawa mane dah si Ibu? Selesai dengan gratisan? Oh belum pemirsaah, masih dikasih beer 2 kaleng gratis masing-masing orang. Ini Kirin terlewat tajir atau gimana sih yak? And yes, we were lifting our glass of Kirin Beer while saying kanpai! Kanpai in Japanese means cheers!
 OSANBASHI PIER
Sudah di Yokohama, pastinya gak bisa gak kesini karena katanya ini spot nya orang Jepang jaman dulu pacaran hihihi seru yaaa. Disini hanya untuk santai sambil sejenak namaste kali ya dan pastinya bersyukur bisa berkunjung ke Jepang. Pemandangan pelabuhan emang tyada dua ketika sudah sore setelah lelah ke dua museum. Perjalanan kesini, gue menggunakan rute ini:
Shin Koyasu Station - Kannai Station : 170JPY (Pasmo)
Dan berjalan kaki ke TKP : 1.7km dari stasiun
 Perut bunyi sebagai alarm bahwa butuh asupan kalori, akhirnya gue makan di MOS Burger dekat stasiun sambil rebahan kaki dan refill air putih. Setelahnya selama perjalan dari tempat makan ke Osanbashi banyak spot asyik nan nge-chill kayak stadion baseball Yokohama dan di dekatnya ada taman bunga kecil gitu yah kayak alun-alun lah.
 Sesampainya di Pier cuma santai sambil mandangin kota Tokyo dari kejauhan. Pemandangan dengan kapal-kapal nan rapi juga beberapa pulau reklamasi juga menghiasi pemandangan itu. Gue dan Ibu gue pun puas dengan perjalan di hari kedua ini. Bisa edukasi sambil nge-chill. Yokohama should be on your list when you decided to go to Tokyo!
  Regards,
  BSAD
シンタ ベルナデタ
1 note · View note
bershinshin · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
“You can’t understand a city without using its public transportation.”
 Di tanggal 20 September 2017, sekitar pukul 07.00 waktu setempat saya sudah sampai di Haneda International Airport. Biasanya dari naik pesawat dan sampai di negara tujuan, ada kesan nervous di awal soal tantangan apa yang ada nanti contohnya transport dari bandara ke hostel bagaimana? Benar tidak ya rute yang saya ambil? Bicara soal transportasi di Tokyo yang sangat integrated berbarengan dengan njelimetnya. Sebelum mulai mengetahui rute-rute public transport di Tokyo, ada baiknya kalian lihat baik-baik peta kereta di atas. Ada JR Lines dan Tokyo Metro. Saya selalu menganggap JR Lines seperti PT. KAI dan Tokyo Metro adalah Transjakarta (tapi punya line buat kereta). Biasanya supaya mudah, banyak traveler yang langsung membeli JR Pass (kalo tidak salah harganya 3-4 juta IDR untuk seminggu). Kegunaannya, kalian dapat menggunakan ini untuk Shinkansen sebenarnya, but then again, tujuan kalian mau kemana? Kalau memang mau ke berbagai kota dalam 7 hari, pass ini menguntungkan. Berhubung trip saya kali ini hanya explore 2 kota, menurut saya justru malah buang-buang uang untuk beli JR Pass ini.
Akhirnya saya pergunakan kartu sakti yang lain yaitu Tokyo Subway Pass! Kartu ini dapat digunakan di semua Tokyo Metro dan Toei Subway Line dan untuk harga tergantung dari masa berlaku kartu tersebut.
- Tokyo Subway Pass 24-hour: 800 JPY
- Tokyo Subway Pass 48-hour: 1200 JPY
- Tokyo Subway Pass 72-hour: 1500 JPY
(Beda harganya dengan JR Pass sangat sangat jauh ya!)
Benar saja, dengan adanya subway pass ini sangat membantu untuk menekan biaya transportasi selama disana karena per sekali naik standarnya bisa mengeluarkan uang 240 JPY (30.000 IDR). Belum salah turun stasiun, nyasar dan segalanya.
Sebagai contohnya, dalam sehari kalian mau ke daerah Asakusa, Ueno, dan Akihabara, yang kalian butuhkan hanya Subway Pass tadi. Jika kalian mengandalkan hanya Suica/Pasmo saja per trip kereta bisa 240 JPY. If you using Pass, you don’t have to pay each of station you’ve destined to! Lumayan kan bisa makan di Gyukatsu Motomura kalo 240JPY dikali 3.
Pertanyaan kedua, tetep butuh IC Card (Pasmo/Suica) gak? Butuh dong! Loh buat apa? Gak praktis ah banyak kartu! Weits silahkan kalau mau bayar lebih untuk transport ya, saya tyda melarang. IC Card ini saya gunakan untuk Line kereta selain Tokyo Metro dan Toei Subway Line itu tadi. Misal mau ke Fujiko F Fujio Museum yang letaknya di Kawasaki, kalian butuh IC Card karena Pass tadi tidak cover rute kesana. Intinya adalah semua rute pasti dicover IC Card, hanya saja saya ingin hemat untuk hal produktif lain, jadi saya butuh Subway Pass.
WHERE TO BUY? Kalian bisa beli pass ini di Bandara Haneda/Narita. Kalo di Haneda belinya di Tourist Information Center, tepatnya setelah Custom Inspection ya! Kalian bisa beli langsung 2 tiket. Kemarin saya beli yang 48-hour dan 72-hour sekaligus. Berlakunya mulai pertama kamu insert pass di gate sebelum stasiun, nanti tertera tiketnya habis di hari apa hingga tepat jamnya di hari tersebut. So legit.
Dan rute saya dari Haneda ke Hostel kurang lebih seperti ini karena menggunakan Pass:
- Keikyu Line (Haneda - Sengakuji) -- Pasmo
- Asakusa Line (Sengakuji - Asakusa) -- Tokyo Subway Pass
- Tobu Skytree Line (Asakusa - Nishiarai) -- Pasmo
 Kalau mau lebih nyaman? Mungkin naik taksi ide cemerlang tapi dengan segala kearifan lokal Jepang juga harganya, yang pastinya eyyymmmmmmmmmmmm yha gytu deh!
Salute!
BSAD
1 note · View note
bershinshin · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
EMBLEM HOSTEL NISHIARAI: A Review.
Sudah agak lama teman saya post soal pergi ke suatu negara sebut saja Cambodia dan bilang kalau hal yang buat inspirasi dia kesana adalah tulisan saya di blog ini. Agak gak menyangka aja tumblr saya ada yang baca sebenarnya. Hal simpel itu ngebuat saya seneng sih (apaan banget sih lu, shin?).
 Awalnya memang saya menulis soal catatan perjalanan hanya untuk jadi memori aja, atau mungkin nanti ada rencana lagi ke suatu kota yang pernah disambangi bisa liat ke catatan itu tadi. Tapi emang beneran seneng kalo apa yang saya tulis bisa bermanfaat untuk orang lain.
 Sebelum lanjut ke Day 2 saya di Jepang. Ada baiknya saya akan review mengenai tempat saya tinggal. Disclaimer: saya travel kesana engan konsep budget travelling, maka dari itu menginap di Hostel wajib hukumnya. I will start with its location.
 LOKASI DAN AREA SEKITAR
Setelah kontemplasi cukup panjang di depan laptop dengan tampilan dari www.hostelworld.com, akhirnya mantapin dengan pilih ini. Lokasinya cukup jauh dari downtown Tokyo, tapi untuk attraction kaya Asakusa, Ueno, dan Akihabara, hostel ini cukup dekat. Hanya sekali naik kereta. Karena saya mengandalkan Tokyo Subway Pass, maka lokasi ini tidak masalah. Selain itu jarak hostel ke stasiun terdekat (Nishiarai Station) itu deket bgttt! Di sekitar hostel juga ada AEON Mall, Mos Burger, McD, dan KFC. Jadi untuk akses ke tempat makan dekat semua. Lingkungan hostel juga serene, enak buat istirahat.
 KAMAR DAN FASILITAS
Hostel kebanyakan punya dua tipe kamar. Private or Dorms. Kalau yang private sama kaya Hotel dan Dorms itu yang satu kamar bisa ber 4, 6, 8, 12 bahkan sampai 32! Sebagai orang kere yah saya ambil yang dorm, dan karena saya berdua Ibu saya, jadi saya pake yang sekamar hanya 4 orang khusus wanita. How lucky both of us, saat itu kamarnya kosong jadi kami berasa landlord disitu. Di emblem hostel ini dorms nya ada yang mixed dan ada yang khusus female.
Disini kalian harus kasih uang deposit buat jaminan kartu akses masuk kamar ya jadi sangat aman. Kamar juga rapi, sangat. Di tiap bed ada colokan listrik, lampu baca, serta tirai! Bagi saya ini penting ya tirai, karena suka males liat orang bersliweran. Kasurnya juga empuk dan selain itu disediakan handuk tiap bednya. Ini ngebantu banget sih handuk.
 Kamar mandinya ada di setiap lantai dan dipisah untuk yang toilet dan khusus shower jadi yah gak keganggu sama bau-bau lucu gitu. Kamar mandi juga tersedia hair dryer untuk mengeringkan rambut. Sudah disediakan sabun, shampoo, bahkan kondisioner dan semua disama ratakan brand nya yatiu Shiseido! Rupanya disana Shiseido itu layaknya Wardah kalau di Indonesia. CMIIW. Toiletnya juga pastinya ala Jepang dengan tombol-tombol khusus itu. So sopisticated. Lampu kamar mandi juga menggunakan sensor, jadi akan menyala ketika ada seseorang lewat. Kalau gak ada orang tapi nyala? Wah gak tau juga ada apa yah.
 Di lobi juga tersedia kafe dan dispenser infused water lemon yang gratis! Jadi sebelum pergi biasanya sih refill tumbler kosong dulu. Astaga aku memang murahan!!
 HARGA
Harganya untuk yang dorms ada di kisaran 1800-2800 JPY. Yang paling murah itu mixed dorm 12 orang. Gakpapa sih menurut saya pasti yang 12 orang juga udah nyaman banget. Harga itu untuk weekdays ya, kalau di weekend harganya bisa lebih mahal.
Reservasi bisa dilakukan langsung di web hostelnya http://emblemhostel.com/ atau bisa via Hostel World.
 UPSHOT
It is all in when it comes to Emblem Hostel Nishiarai. Kekurangan hanya lokasi yang agak jauh dari Downtown Tokyo, but I dont mind. Kerapihannya yang sangat saya bold disini. Dan staff nya juga sangat ramah! Jadi ceritanya saya sewa wifi di www.econnectjapan.com dan minta dikirimkan ke Hostel, awalnya staffnya tidak menemukan di kotak pos, mereka pun langsung mencari dan akhirnya ketemu juga. Saya nginep disini juga setelah pulang dari Kyoto dan dikasih snack. Lucu juga yah hospitalitynya! Saya juga dikira bisa bahasa Jepang disini padahal ampun deh yang basic aja. Bahkan mereka kadang suka lupa langsung nyerocos pake bahasa Jepang terus muka saya udah linglung gitu. But yeah, it has a great experience to stay in Emblem Hostel. Certainly, will be back if universe lets me to explore Tokyo again.
TRANSPORT FROM HANEDA AIRPORT TO NISHIARAI
1. Haneda Intl Terminal - Sengakuji: Keikyu Line - 410JPY
2. Sengakuji - Asakusa: Asakusa Line - Tokyo Subway Pass
3. Asakusa - Nishiarai: Tobu Skytree Line - 240JPY
Several photos are mine and others from Hostel World.
Regards,
BSAD
0 notes
bershinshin · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Japan: Day 1 (Asakusa) - 20 September 2017. Part 1.
Setelah landing, saya cuci muka di Bandara Haneda. Tujuan pertama saya pastinya penginapan terlebih dulu untuk sekedar drop-off barang bawaan. Ohiya di Jepang, kebanyakan waktu check-in penginapan sekitar jam 4 sore sedangkan saya tiba sekitar jam 10. Tidak lama sampai di hostel, saya pun hanya menyimpan koper dan langsung cus ke Asakusa. 
Asakusa, menurut saya daerah yang paling iconic di Tokyo. Siapa sih yang gak tau kuil yang gate-nya kayak lampion-gede-merah-nan-ada-huruf-Jepangnya-itu. Main attraction-nya itu Senso-ji Shrine, Kaminarimon Gate, dan pastinya Nakamise-dori. How would I say about this area? Along with the stalls and tourists wave, it still shares the calm and serenity. Ramainya turis gak bisa nutupin calming-nya dari kuil Senso-ji. Selain turis, disana juga banyak orang lokal yang membunyikan lonceng, mengikat kertas harapan, dan berdoa lengkap dengan aroma dupa yang lumayan menyengat. Dari kuil ini juga kalian bisa melihat Tokyo Skytree menjulang cantik.
Dan juga yang sangat menarik, banyak street food disini! Saya mencoba snack yang namanya Age Manju. Basically, ini kayak mochi tapi di goreng jadi crispy diluar tapi kenyal dan manis di dalamnya karena ada red bean paste. Puas sightseeing, saya jalan lagi untuk mencari makan dan liat ada restoran yang antriannya lumayan panjang. Ternyata tempat makan tempura. Hanya bermodal nanya ‘eigonomenyuwa arimasuka?’ akhirnya saya dikasih menu berbahasa inggris. Saya pilih tempura soba kalo gak salah. Rasanya ENAAAAAK! Tapi beneran gak tau nama restonya apa. Satu set harganya 1500 JPY.
WHAT I LEARN FROM DAY 1? Japanese may blend themselves with ultra-modern technologies but always put culture high on their mind. From that on, I feel the initial shock by their sophisticated tech and awe had begun to erect.
TRANSPORT: 
1. Nishiarai - Asakusa Station: Tobu Skytree Line - 240JPY
2. Asakusa - Ueno: Ginza Line - Tokyo Subway Pass
Regards,
BSAD
0 notes
bershinshin · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sekitar bulan September 2017, akhirnya saya menginjakan kaki di Negeri Matahari Terbit, negara yang saya kagumi karena budayanya. Dan catatan ini akan mengantarkan semua cerita soal Jepang, lebih khusus lagi Tokyo dan Kyoto. Tepatnya tanggal 19 September, pesawat All Nippon Airways (ANA) dengan kode NH-856 mengangkut saya pada pukul 21.25 waktu Jakarta. Dari ruang tunggu di bandara Soekarno Hatta, sudah terlihat banyak expat Jepang, tidak beda seperti Sachou saya. Ada yang membuka notebook dan sepertinya menulis surel pekerjaan, ada yang berkutat dengan smartphone nya, menelpon dan bicara dengan Bahasa Jepang. Seketika pikiran sudah melayangkan image tentang tantangan apa setelah flight selama 7 jam nanti.
Saya suka dengan dunia penerbangan dan alasan saya memilih ANA karena ini salah satu 5-star Airline versi Skytrax, direct flight ke Tokyo, dan pastinya akan meredakan rasa penasaran saya akan pesawat Boeing 787-Dreamliner. What makes 787-Dreamliner so special? Especially its visionary design! It made from (sort of) plastic dan udara di dalam pesawat juga jadi berbeda dari pesawat lain yang ngebuat penumpang jadi gak bgitu capek. It really is something, isn’t it? Well at least for me. Selain itu, jendela pesawat juga tidak perlu dibuka atau ditutup karena ada tombol khusus pengatur pencahayaan jendela. So futuristic! Kayaknya pas banget ya sama orang Jepang.
Review saya mulai dari Pramugarinya yang sangat ramah dan pakaiannya rapi banget. Saya semacam sudah merasakan ‘omotenashi’ bahkan sebelum saya sampai di Jepang. Saat tiba di pesawat mereka akan menyapa dengan kalimat “Gotojo Arigato Gozaimashita” yang artinya kurang lebih Welcome Aboard. Keramahan pramugarinya on par sama Garuda Indonesia dan yang pasti Fly Emirates kalah. Mereka kurang ramah.
Sesampainya di cabin, menurut saya pencahayaan dalam cabin sangat nyaman dan modern. Di kursi telah tersedia amenities ala full-service airline yaitu selimut, bantal, dan headphone. Untuk headphone berukuran jack 3.5mm yang artinya bisa dipake untuk handphone masing-masing (berbeda dengan headphone Garuda Indonesia dan Fly Emirates yang kompatibel di in-flight entertainment-nya sendiri).
Untuk in-flight entertainment, menurut saya kurang memuaskan. Terbatas untuk pilihan hiburannya dari segi lagu dan film.
Mata langsung jelalatan melihat buku menu makanan dan minuman yang akan disediakan dan yang membuat saya penasaran adalah Sake! Secara harganya mahal, mending coba minum disini aja yang gratis. Setelah saatnya makan, menurut saya menu makanan utamanya tidak terlalu spesial dan mungkin karena orang Jepang tidak suka makan banyak jadi makanan yang ditawarkan pun lebih sedikit dibanding Fly Emirates (sure makanan mereka turah-turah).
Kamar mandi pesawat yang pasti sesuai standar di Jepang, sangat futuristik dengan segala tombol-tombol serta yang unik adalah ada suara gemericik air untuk kenyamanan kalian dikala BAB, jadi gak usah malu untuk kentut-kentut karena penumpang diluar tidak akan mendengar!
Overall review, sangat memuaskan menurut saya. Paling utama sebenarnya efisiensi waktu karena ini penerbangan langsung, sangat cocok untuk kelas pekerja kea saya yang cuti terbatas dan tidak rela dengan yang namanya unpaid leave. Do you have any flights recommendation to Japan? Please share to me!
Regards,
BSAD
0 notes
bershinshin · 7 years
Photo
Tumblr media
Some friends of mine asking, bagaimana caranya ke Jepang? Mahal ya kesananya? Tinggal dimana? Habis berapa uangnya? Beberapa pertanyaan saya tidak sepenuhnya bisa saya jawab, tapi secara garis besar dapat meng-cover semuanya.
Mulai darimana? Pertama, sebelum arrange itinerary, layaknya hidup pasti ada tujuan. Nah, kalo mau traveling tujuan kamu apa? Shopping? Jalan-jalan cantik yang penting buat konten Instagram? Mau ke amusement park disana? Wisata kuliner? Tau budaya dan sejarahnya? Atau apa? Tentukan terlebih dulu sehingga punya gambaran yang cukup jelas untuk membuat itinerary kalian.
Pilihan jatuh di alasan yang terakhir, tau budaya dan sejarah suatu negara. Sejak lama saya baca buku soal sejarah Jepang terlebih khusus di bagian Restorasi Meiji. Makanya, kota yang wajib saya kunjungi pastinya Tokyo dan Kyoto. Selain itu saya selalu suka Kota (eh ini bukan karena sok anak kota ya!), suasananya, energi dari setiap orang disana membuat kota selalu berbeda. Dari Phnom Penh, Saigon, Berlin, Amsterdam, Paris dan sebagainya selalu punya cerita yang berbeda, gemerlap disaat yang berbeda pula.
Kedua, tentukan transportasi dan akomodasi. Menurut saya, kedua hal ini adalah yang paling menguras pundi rupiah kita untuk traveling. Ketika sudah tau mau naik apa dan menginap dimana, kalian juga bisa memasang ancang-ancang untuk menabung. Akomodasi saya pilih hostel dan yang saya pilih Emblem Hostel Nishiarai (Tokyo) dan Bakpacker K’s House Hostel (Kyoto). Saya akan review satu persatu di post selanjutnya. Kemudian untuk penerbangan saya pilih All Nippon Airways yang juga akan saya review. Selama disana naik transportasi apa. Apa harus membeli JR PASS? Kemarin saya tidak membeli JR Pass karena tidak sesuai kebutuhan. Mungkin kalo kamu mau ke 4 kota dalam 7 hari, well that is a huge deal! Disana saya menggunakan Tokyo Subway Pass dan Kyoto Buss Pass. Dan perlu kalian ketahui, sistem transportasi di Tokyo itu amat sangat luar biasa ribetnya! Kalian bisa adaptasi dengan mencari tahu apa perbedaan Tokyo Metro, JR Line, Private Line (Tobu, Odakyu, etc). Review Pass ini juga terpisah ya!
Ketiga, atur semua tempat beserta rincian biaya yang kalian ingin kunjungi! Tujuan sih supaya bisa memonitor uang yang kalian gunakan selama di Jepang. Dan memang benar adanya disana semua mahal. Jika tidak bisa mengatur dengan baik, traveling juga jadi berantakan kan.
Keempat, yang tidak kalah penting adalah koneksi internet selama kalian di Jepang. Kemarin saya menggunakan wifi router dari eConnect. Kalian bisa order melalui web mereka! And it was that easy mulai dari pick up dan return. Saya pilih pick up di Hostel dan return nya melalui pos yang tinggal dimasukin aja tuh di kotak pos yang ada dimana-mana. Bisa cek di web mereka langsung ya!
Kelima, persiapan visa Jepang. Menurut saya, Visa Jepang tergolong mudah jika dibandingan dengan Visa Schengen. Saya apply dengan tenaga sendiri tanpa bantuan travel agent. Pihak kedutaan meminta untuk membuat itinerary dengan format dari mereka. Ini kalian bisa bikin dummy sih, asal realistis juga dengan keadaan tabungan. Dan karena saya bekerja di perusahaan joint venture Jepang-Indonesia, saya tidak perlu melampirkan bukti keuangan. List perusahaan mana saja yang dibebaskan menyerahkan bukti keuangan, bisa dilihat di web kedutaan Jepang ya!
 Secara garis besar seperti itu ya. Untuk transport dan akomodasi akan dibahas tuntas (ealah kea lambe turah ahe) di post selanjutnya.
0 notes