Tumgik
#ShinGoJapan Japan JapanTrip CatatanPerjalananKeJepang explorejapan
bershinshin · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
“You can’t understand a city without using its public transportation.”
 Di tanggal 20 September 2017, sekitar pukul 07.00 waktu setempat saya sudah sampai di Haneda International Airport. Biasanya dari naik pesawat dan sampai di negara tujuan, ada kesan nervous di awal soal tantangan apa yang ada nanti contohnya transport dari bandara ke hostel bagaimana? Benar tidak ya rute yang saya ambil? Bicara soal transportasi di Tokyo yang sangat integrated berbarengan dengan njelimetnya. Sebelum mulai mengetahui rute-rute public transport di Tokyo, ada baiknya kalian lihat baik-baik peta kereta di atas. Ada JR Lines dan Tokyo Metro. Saya selalu menganggap JR Lines seperti PT. KAI dan Tokyo Metro adalah Transjakarta (tapi punya line buat kereta). Biasanya supaya mudah, banyak traveler yang langsung membeli JR Pass (kalo tidak salah harganya 3-4 juta IDR untuk seminggu). Kegunaannya, kalian dapat menggunakan ini untuk Shinkansen sebenarnya, but then again, tujuan kalian mau kemana? Kalau memang mau ke berbagai kota dalam 7 hari, pass ini menguntungkan. Berhubung trip saya kali ini hanya explore 2 kota, menurut saya justru malah buang-buang uang untuk beli JR Pass ini.
Akhirnya saya pergunakan kartu sakti yang lain yaitu Tokyo Subway Pass! Kartu ini dapat digunakan di semua Tokyo Metro dan Toei Subway Line dan untuk harga tergantung dari masa berlaku kartu tersebut.
- Tokyo Subway Pass 24-hour: 800 JPY
- Tokyo Subway Pass 48-hour: 1200 JPY
- Tokyo Subway Pass 72-hour: 1500 JPY
(Beda harganya dengan JR Pass sangat sangat jauh ya!)
Benar saja, dengan adanya subway pass ini sangat membantu untuk menekan biaya transportasi selama disana karena per sekali naik standarnya bisa mengeluarkan uang 240 JPY (30.000 IDR). Belum salah turun stasiun, nyasar dan segalanya.
Sebagai contohnya, dalam sehari kalian mau ke daerah Asakusa, Ueno, dan Akihabara, yang kalian butuhkan hanya Subway Pass tadi. Jika kalian mengandalkan hanya Suica/Pasmo saja per trip kereta bisa 240 JPY. If you using Pass, you don’t have to pay each of station you’ve destined to! Lumayan kan bisa makan di Gyukatsu Motomura kalo 240JPY dikali 3.
Pertanyaan kedua, tetep butuh IC Card (Pasmo/Suica) gak? Butuh dong! Loh buat apa? Gak praktis ah banyak kartu! Weits silahkan kalau mau bayar lebih untuk transport ya, saya tyda melarang. IC Card ini saya gunakan untuk Line kereta selain Tokyo Metro dan Toei Subway Line itu tadi. Misal mau ke Fujiko F Fujio Museum yang letaknya di Kawasaki, kalian butuh IC Card karena Pass tadi tidak cover rute kesana. Intinya adalah semua rute pasti dicover IC Card, hanya saja saya ingin hemat untuk hal produktif lain, jadi saya butuh Subway Pass.
WHERE TO BUY? Kalian bisa beli pass ini di Bandara Haneda/Narita. Kalo di Haneda belinya di Tourist Information Center, tepatnya setelah Custom Inspection ya! Kalian bisa beli langsung 2 tiket. Kemarin saya beli yang 48-hour dan 72-hour sekaligus. Berlakunya mulai pertama kamu insert pass di gate sebelum stasiun, nanti tertera tiketnya habis di hari apa hingga tepat jamnya di hari tersebut. So legit.
Dan rute saya dari Haneda ke Hostel kurang lebih seperti ini karena menggunakan Pass:
- Keikyu Line (Haneda - Sengakuji) -- Pasmo
- Asakusa Line (Sengakuji - Asakusa) -- Tokyo Subway Pass
- Tobu Skytree Line (Asakusa - Nishiarai) -- Pasmo
 Kalau mau lebih nyaman? Mungkin naik taksi ide cemerlang tapi dengan segala kearifan lokal Jepang juga harganya, yang pastinya eyyymmmmmmmmmmmm yha gytu deh!
Salute!
BSAD
1 note · View note
bershinshin · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Japan: Day 1 (Asakusa) - 20 September 2017. Part 1.
Setelah landing, saya cuci muka di Bandara Haneda. Tujuan pertama saya pastinya penginapan terlebih dulu untuk sekedar drop-off barang bawaan. Ohiya di Jepang, kebanyakan waktu check-in penginapan sekitar jam 4 sore sedangkan saya tiba sekitar jam 10. Tidak lama sampai di hostel, saya pun hanya menyimpan koper dan langsung cus ke Asakusa. 
Asakusa, menurut saya daerah yang paling iconic di Tokyo. Siapa sih yang gak tau kuil yang gate-nya kayak lampion-gede-merah-nan-ada-huruf-Jepangnya-itu. Main attraction-nya itu Senso-ji Shrine, Kaminarimon Gate, dan pastinya Nakamise-dori. How would I say about this area? Along with the stalls and tourists wave, it still shares the calm and serenity. Ramainya turis gak bisa nutupin calming-nya dari kuil Senso-ji. Selain turis, disana juga banyak orang lokal yang membunyikan lonceng, mengikat kertas harapan, dan berdoa lengkap dengan aroma dupa yang lumayan menyengat. Dari kuil ini juga kalian bisa melihat Tokyo Skytree menjulang cantik.
Dan juga yang sangat menarik, banyak street food disini! Saya mencoba snack yang namanya Age Manju. Basically, ini kayak mochi tapi di goreng jadi crispy diluar tapi kenyal dan manis di dalamnya karena ada red bean paste. Puas sightseeing, saya jalan lagi untuk mencari makan dan liat ada restoran yang antriannya lumayan panjang. Ternyata tempat makan tempura. Hanya bermodal nanya ‘eigonomenyuwa arimasuka?’ akhirnya saya dikasih menu berbahasa inggris. Saya pilih tempura soba kalo gak salah. Rasanya ENAAAAAK! Tapi beneran gak tau nama restonya apa. Satu set harganya 1500 JPY.
WHAT I LEARN FROM DAY 1? Japanese may blend themselves with ultra-modern technologies but always put culture high on their mind. From that on, I feel the initial shock by their sophisticated tech and awe had begun to erect.
TRANSPORT: 
1. Nishiarai - Asakusa Station: Tobu Skytree Line - 240JPY
2. Asakusa - Ueno: Ginza Line - Tokyo Subway Pass
Regards,
BSAD
0 notes