Tumgik
#afifah afra
ranisyahreza · 2 years
Text
Pangeran Baik Hati
Judul: Pangeran Baik HatiPenulis: Ken Achroni, Afifah Afra, SaptoriniPenerbit: LintangTahun: 2011Halaman: 93Peresensi: @ranisyahreza Buku ini berjudul Pangeran yang Baik Hati, tapi di dalamnya justru tertulis Pangeran yang Rendah Hati.. Mengapa bisa begitu??Jadi.. buku ini merupakan kumpulan cerita anak yang terdiri dari 10 bab yang megisahkan cerita-cerita yang berbeda dan tidak terkait satu…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mamadkhalik · 3 months
Note
Mas, rekomendasi buku bagus di ipusnas apa yaa?
Hijrah Bang Tato : Fahd Pahdepie
Seribu Wajah Ayah : Azhar Nurun Ala
Altitude 3159 : Azzura Dayana
Novel Bu Afifah Afra
Karya-Karya Buya Hamka
2 notes · View notes
apriliakinasih · 8 months
Text
Membaca dan Menulis
Salah satu kesenangan dalam hidupku adalah membaca. Membaca adalah aktivitas yang bagiku seperti penyegaran kembali di kala penat. Membaca juga jadi aktivitas "pelarian"-ku. Aku bisa sejenak lupa tentang masalah yang sedang kuhadapi, karena sibuk tenggelam pada halaman demi halaman yang kubaca.
Saat-saat membaca adalah juga saat-saat yang sangat kunikmati. Sehari saja tidak membaca, rasanya seperti ada yang kurang.
Membaca dan menulis adalah dua aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Menurutku, jika membaca diibaratkan sebagai bahan baku, maka tulisan merupakan sebuah produk. Aku pernah mendengar kalimat bahwa gaya tulisan kita akan mirip dengan apa yang kita baca.
Dulu, aku sama sekali tidak terbiasa menulis. Tapi semenjak punya hobi baca buku, mulai muncul keinginan untuk menulis. Banyak hal yang tiba-tiba terlintas di kepala, lalu timbul keinginan kuat untuk segera mengeluarkan semuanya melalui tulisan. Ini wajar. Walau bagaimana pun, membaca sama halnya dengan mengisi kepala dengan gagasan atau ide, dan wawasan. Ada kalanya, semua hal itu menggedor-gedor kepala, meminta untuk segera dituangkan.
Ketika banyak membaca, berarti kita punya banyak hal untuk kita tuang. Mengutip kalimat Afifah Afra dalam buku beliau yang berjudul "How To be A Smart Writer?!":
Menulis adalah proses memberi atau menuangkan. Apa yang akan kita tuang jika kita tak memiliki apa-apa yang bisa kita tuang?
Kebiasaanku menulis mulai terbentuk semenjak aku mengalami banyak hal yang sangat berkesan beberapa tahun lalu. Aku merasa sayang jika apa yang kualami dan apa yang kurasakan tidak diabadikan melalui tulisan. Jadilah aku membiasakan diri untuk menulis.
Dengan menulis, aku belajar bagaimana mengubah rasa menjadi kata, bagaimana membahasakan apa yang kurasakan, bagaimana menyusun kalimat sehingga enak untuk dibaca.
Melalui tulisan pula aku menuangkan semua pemikiran, ide, semuanya. Sampai aku benar-benar lega. Menulis juga memberiku kesempatan untuk belajar bagaimana berpikir secara sistematis, bagaimana menjelaskan secara runut melalui tulisan.
Aku juga menjadikan aktivitas yang bagiku sudah seperti terapi ini sebagai sarana untuk melatih daya ingat. Saat menuliskan apa yang kualami, otomatis aku akan mencoba mengingat-ingat kejadian apa saja yang telah kulalui. Selain itu, aku juga melatih daya ingatku dengan menuliskan apa yang kubaca dari buku. Tujuannya untuk mengikat ilmu, agar apa yang kubaca tidak hilang begitu saja.
Aku ingin terus melatih kemampuan menulisku. Salah satu cara yang hingga kini masih kulakukan adalah menulis buku harian atau diary.
Diary adalah wadah untuk meluapkan semua emosiku. Di sana, kuabadikan momen bahagia, kuabadikan senyumku, dan kucatat pula kesedihanku. Diary juga menjadi saksi bisu air mataku.
Selain di diary, aku juga menulis di blog pribadi, dan di media sosial seperti Tumblr ini. Begitulah. Aku berharap, kecintaanku pada aktivitas membaca dan menulis bisa bertahan sampai nanti-nanti.
(13 Februari 2024| 18:36 WIB)
5 notes · View notes
Text
61) Remember these names 🇮🇩; Mahendra Astu Sanggha Pawitra, Anny Farichah Fathony, Abdul Halim Hasmar(Haji Abdus Samad Umar), Wikan Haryo Rahmantyo, Wagiman Noto Wiyono, Idad Akbar, Mohammad Bekti Hendrie Anto, Ari Wahyudi, Aris Munandar, Abiyoga Gibran, Wildan Salsabila, Nu'aim Hammad Ausi, Yudha Maulana Ahmad, Abikusno Subagyo Subandi Wartoraharjo, Akbar Perdana Putra, Muhammad Salsabil Lasarik, Ghifari Abdus Salam-Moh Abdul Rizak, Rio Maretzky-Hanum Fitriana, Nahal Fathir, Adientya Nur Prihantara, Tsuga Wissangeni, Abdullah Zaky, Kevin Octavian Dendra-Bagaskara Widi Nugroho-Afriza Animawan Arifin-M Afkar Armani, Amin Pratomo Septo Pambudi, Oktavianto Nugroho, Yudhistira Candra Kurniawan, Didie Kusuma Suwardi, Hario Wibowo, Chrysaeta Filian Doni, Sonia Ammar, Fadhilah Ghassani-Aditya Toni Saputra, Dzikra Ramiza Akram, Muhammad Ikmal, Firman Hidayat, Muhammad Hafidz Jo Faesal, Anggi Laksmita Dewi-Mayasari Setyaningrum Suroto-Saviera Yonita, Olivia Rizki Egawati, Pingky Gita Ayuningtyas, Prasasya Kirana, Putri Cahyaningtyas, Ramadhea Laila Afifa Annur Willya Saputri, Khariz Fahrurrozi, Moch Yan Pandu Akbar, Afra Hatim, Wibisono Sulistyo, Aditya Bayu Pratama, Dian Amalia Kahfi, Jatmiko Herjati, Putri Cahyaning Prabandoro Pamungkas, Ratih Sanjaya Wahyuningrum, Diny Aulia Pradiza, Afifah Khoiru Nisa, Damar Adi Prabowo, Nurkholis Majid, Muhammad Noor Ridho Aji, Sidiq Nur Cahyo, Adnan Hendrawan, Imam Nur Kholis, Fadhil Rizky Harenda, Aditya Yudhakusuma, Amalia Dian Utami, Amalia Ichsani, Muhammad Hanif, Sri Widowati Anjarsari, Ganesha Ilham Adhityatama, Cahyarum Ludiana, Lukman Ardhiono, Verly Fazlurrahman, Muhammad Sholikhin, Diky Septa Nugroho, Gilar Ichtiari Mukti, Dina Aulia Nurfiana-Erwina Safitri, Khadafi Ikhsan Muttaqien, Farah Azzahra, Anas Mufid Nurrochman, Syatira Fikriani Azizah, Rizka Islami Ratnasari, Luthfi Hannan, Ricahyo Priyo Utomo, Syaifullah Rangga Haryo Nugroho, Ilham Taufik Akbar, Arvian Raka Pradana, Rizka Aulia Hakmi, Tri Suci Hidayati, Raihan Irsyadi, Alifah Elfmi Fajrina, Salma Karimah, Fakhri Dhia, Yahya Shafiyuddin Hilmi, Nesyamia Yala Widhasuna, Amelia Nugrahaningrum, Arviyan Dendi Mahendra, Putra Anggita, Gana Adikara Yusron, Iskandar Mustofa, Zinda Rahma Ilfana, Avina Alawya, Nooringtyas Damayanti, Satria Taru Winursita, Rizky Fadilla Fitriyanti, Fendy Andra Fahreza, Karina Umma, Mufti Khuzaimah Al Azizah, Meita Candra Sekar Sari, Dedy Kurniawan, Harimurti Yogatama HP, Vidiah Vebrinasari, Teja Aryana Maulana, Ibnu Hudaya Panggrahita, Aulia Azka Januartrika, Gessa Firman Febrian, Ahid Prihanta, Rahman Adianto, Frida Nurrochman, Muhammad Hashfy Habieb Rahardjo, Nur Rahmantyo Aryadi, Muliawan Canggih Arofahna, Putera Yazil Ikram, Zahratul Iftikar Jadna Masyhida, Billy Ibnu Hilman Taqwa, Kalam Majid Biruni, Bernardia Vitri Arumsari, Nurhuda Sarjono Mukti, Riana Desi Putri Ratmawati, Vanelly Rahutami Santosa, Gregorius Bagus Prasetyo, Muhammad Nashrul Malik, Hemas Malia Pangestika, Herditama Galih Firmansyah, Novianda Aditya Istiqomah, Mayang Kirana Candra, Retyan Suci Arthasani, Nizar Caraka Trihanasia-Raka Affa Arasya Maharika, Reza Rully Kusuma, Khusnuli Amalia Nurrafingah, Putri Anjaweni, Sandira Ultra Utami, Muhammad Aliya Imaduddin→Aliya Imadudeen→Imadudeen Muhammad-Ali→Imadudeen August-Husayn→İmadudeen August-Sarva-Husayn, Harimas Shofi Mahatma, Andria Eko Nugroho, Denni Fariz Subekti, Villa Noorlita Marianna, Mutiara Nur Isnaini, Shinta Dewi, Firdausi Farhana, Bella Lailatus Saadah, Zwista Dimas Haryanto, MH Amin Mardhatillah, Ridho Dwi Dharmawan, Afiani Muslikhah, Hanifah Nurkhasanah, Imma Priyansari, Marini, Ezzat Chamudi, Krisnanto Wibowo, Angela Gusti Aprilia, Aryaningtyas Widya Pamungkas, Qanita Qamarani, Lisa Almira, Hilarisa Adriyani, Panduaji Panditatwa, Laurensia Nita Kustanto, Rifka Annisa Pranata, Shafa Intishar, Nabila Hajar Aflaha, Faiq Muhammad Sani, Haidar Muhammad Tilmitsani, Ahmad Alvin Muttaqin, Muhammad Dalton Fisabilillah, Isnan Hidayat, Luthfi Alfikri Kustiyo-Adnan Rifa'i.
1 note · View note
salihaofc · 3 years
Video
undefined
tumblr
Sepenggal nasihat mba Afifah Afra saat acara grand launching Sa.liha. Sahabat Sa.liha, harapan terbaik untuk diri kita adalah menjadi apa yang memang sangat mungkin kita lakukan. Maka, memahami potensi diri adalah kunci. Agar kita tidak berekspektasi berlebihan pada diri sendiri yang sebenarnya tidak mampu. Pun bahkan berekspektasi rendah pada diri sehingga tidak memanfaatkan potensi yang sudah Allah ta'ala karuniakan.
9 notes · View notes
itsmrridho · 7 years
Text
Nun: Pada Sebuah Cermin Karya Afifah Afra
Nun: Pada Sebuah Cermin Karya Afifah Afra
Tumblr media
Cermin Kehidupan Dalam Sebuah Novel Judul                            : Nun Pada Sebuah Cermin Penulis                          : Afifah Afra Editor                           : Triana Rahmawati Penerbit                       : Republika Penerbit Tahun Terbit                : I, September 2015 Jumlah Halaman          : 370 halaman ISBN                           :  978-602-0822-09-8…
View On WordPress
0 notes
letsrunning · 6 years
Photo
Tumblr media
[Delapan Kebiasaan (Menjadi) Seorang Penulis] Apa yang kita lakukan, lambat laun akan menjadi sebuah kebiasaan. Seperti sebuah ungkapan, "kita bisa karena terbiasa." Disadari atau tidak, kebiasaan-kebiasaan tersebut ternyata dapat menunjang profesi kita. Khususnya untuk orang-orang yang suka menulis atau bahkan sudah menjadi penulia profesional, ada delapan kebiasaan yang dapat menunjang kegemaran atau profesi tersebut. Disadur dari buku "Be A Brilliant Writer"-nya Afifah Afra, berikut delapan kebiasaan tersebut. 1. Melatih Kreativitas Sebagai penulis, kita harus sering-sering melakukan inovasi dalam tulisan kita. Caranya dengan menulis sesuatu yang tidak dipikirkan oleh orang lain. Atau mencari berbagai cara untuk mendapat ide menulis, seperti berdasarkan pengalaman, dari alam semesta, orang lain, buku, dan lain sebagainya. Inovasi-inovasi tersebutlah yang akan membuat tulisan kita digemari dan dilirik banyak orang. 2. Banyak Membaca Membaca merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh seorang penulis. Jika kita tidak membaca, maka tidak dapat menulis. Sebab, menulis adalah proses memberi agau menuangkan. Lalu, apa yang akan kita tuang jika tidak yang bisa dituang? Selain itu, membaca juga dapat memperkaya batin, memberikan asupan nutrisi kepada rohani kita. Tidak atau kurang (banyak) membaca juga menjadi salah satu penyebab mentoknya ide yang seringkali dialami banyak penulis. Sebab, dia tidak atau kurang memahami apa yang ditulis. Padahal, dengan membaca, kita menjadi orang yang well rounded man atau serba tahu sehingga dapat mengatasi ke-mentok-an ide tersebut. Para penulis besar yang produktif pun merupakan pembaca buku yang baik. Sebab, mereka menyadari bahwa membaca buku orang lain dapat menghasilkan informasi dan menjadi bahan untuk membandingkan teknik kepenulisan. Jadi, banyaklah membaca agar banyak menulis! Selengkapnya di: http://www.riasrise.com/2019/01/delapan-kebiasaan-menjadi-seorang.html @30haribercerita #30haribercerita #riasrise #30hbc19 #30hbc1910 https://www.instagram.com/p/BscOZ9wnOAW/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=i5zlosng5gdj
4 notes · View notes
ajumariu · 6 years
Text
5. Favorite fictional character.
Salah satu kunci sebuah buku atau film atau cerita apapun dikatakan bagus, menurutku bisa dilihat dari desain karakternya. Ada jenis buku yang kusuka karena penulisnya pandai merangkai kata-kata, tapi ada juga jenis penulis yang sebenernya dia nggak jago-jago amat dalam pemilihan diksi tetapi tetap kusuka karena karakter yang mereka buat hidup sekali. Salah satu buku yang kusuka dengan character design yang keren abis adalah serial NSJ 2122 karangan Efi F Arifin. 
Serial NSJ 2122 terdiri dari dua buku; Mumi Legenda dan The Independent. Menceritakan dunia di tahun 2122, dimana teknologi sudah berkembang jauh lebih pesat dari saat ini. Bahkan, seperti yang kutulis di review sebelumnya, daun yang jatuh pun diatur dengan menggunakan teknologi. Teleportasi dan robot dimana-mana. Bahkan ada tren di kalangan tertentu, untuk mengamputasi sebagian anggota tubuh mereka untuk diganti dengan organ bionik.
Di tahun ini nggak ada lagi batas negara. Semua menyatu dibawah Nations Society of Justice (NSJ). Di masa itu juga nggak ada yang namanya agama. NSJ berhasil menghapuskan berbagai sekat yang mengkotak-kotakkan manusia, dan menciptakan kedamaian dan keseimbangan di dunia selama 100 tahun lamanya.
Cerita bermula dari Rekha; gadis super ceroboh dengan muka baby face, yang bekerja di International Laboratorium di Bandung. Dikarenakan rentetan kejadian dan takdir, Rekha tidak sengaja menemukan sebuah mumi di gudang laboratorium, yang kemudian membawanya bertemu dengan komunitas muslim bawah tanah Darussalam.
Di Darussalam, Rekha dihadapkan dengan berbagai fakta yang mengejutkan tentang sejarah berdirinya NSJ. Bahwa semua yang tertulis di buku sejarah yang dia pelajari selama ini merupakan kebohongan yang dibuat oleh NSJ. Bahwa ternyata telah terjadi pembantaian besar-besaran terhadap umat beragama oleh NSJ 100 tahun lalu, dan mumi yang dia temukan di gudang tadi, Miriam, merupakan saksi kunci dari pembantaian tersebut. Rekha juga menemukan kenyataan mengejutkan bahwa ternyata Donatello Terence, supervisornya yang perfeksionis di lab GT, adalah seorang muslim yang juga tinggal di Darussalam.
Setelah itu.... rahasia lah ya hehe. Daripada spoiler, lebih baik baca bukunya secara langsung. Yang jelas, NSJ 2122 keren pakai banget. Kaget, ada orang Indonesia yang bisa menuliskan novel bergenre science-fiction sebagus itu. Teknologinya dapet banget, penulisnya punya referensi yang banyak dan kredibel. Nilai ceritanya juga dapet banget. Ada bagian dimana Rekha berdiskusi dengan James, sahabatnya, tentang apa fungsi agama di kehidupan mereka yang saat itu sudah sangat maju. Alur plotnya juga dapet banget. Kalau selama ini kalian lihat di film-film luar tentang uprising kaum tertindas yang terpaksa hidup di bawah tanah, di buku ini kalian akan menyaksikan gimana kalau kaum muslim ada di posisi itu.
Dan juga yang tadi kusebut di atas, semua karakter-karakter di buku ini hidup :”)
Saat membacanya, aku bisa membayangkan dengan jelas bagaimana Rekha, Don, Terry (kembaran Don yang kelakuannya 180 derajat beda banget dari Don), James, orang-orang di Lab GT, Mr. Ling, orang-orang di Darussalam, Prof. Alfredo, uminya Don, Zetta Doner, Mae.. (ini mah ngabsen namanya ju haha). Intinya semua punya karakter yang unik yang bikin aku terkesan banget bahkan sampai sekarang.
Favorit? Tentu saja dinamisasi antara Rekha dan Don hahahaha. Gabungan dari anak super ceroboh yang tiap hari pasti ada aja tabung reaksi yang dia pecahin, ditambah senior jenius plus perfeksionis yang nggak pernah bikin kesalahan apapun semasa hidupnya sampai dibilang robot sama koleganya. Kerjaan Don di Lab GT ada tiga kalau mau dirangkum; pengganti Mr. Ling kalau beliau berhalangan, marahin Rekha setiap kali Rekha bikin kekacauan, dan yang terakhir beresin kekacauan yang Rekha bikin. Wkwk.
Banyak adegan favorit di buku ini, tapi yang paling berkesan ada dua. Yang pertama waktu Don sakit dan mimpi aneh; kalau dia dan Rekha terjebak di tengah-tengah suku pedalaman yang semuanya bermuka baby face kaya Rekha. Don yang nggak baby face sendiri dipenjara, dan Rekha dinikahin sama anak kepala suku. Sampai sekarang kalau aku keinget bagian itu suka ngekek sendiri, karena di bagian ini pertama kalinya image Don yang dingin pecah haha. Di sini juga akhirnya Don berani mengakui kalau, sekalipun dia kesel banget sama Rekha yang selalu ceroboh, Rekha lah bikin Don jadi manusia biasa.
Adegan yang paling berkesan kedua adalah di pagi subuh sebelum umat muslim berangkat ke pengadilan internasional buat bawa kasus mereka. Hari-hari sebelumnya banyak kasus yang bikin tegang. Orang-orang Darussalam diancam di sana-sini, sel tubuh Don dibikin kacau waktu dia lagi teleportasi, Terry nyaris tertangkap, sumber dana mereka juga ditahan.. Subuh itu tegang, takut dan harap bercampur jadi satu. Kemudian.. entah karena dorongan apa.. Rekha tiba-tiba menyampaikan kalau dia ingin masuk islam.
;;;;;;;
Aku nggak bisa ngejelasin dengan bagus emosiku waktu baca bagian itu. Deskripsi yang ditulis Efi F Arifin di bagian ini, dari mulai adzan dikumandangkan dan Rekha menyampaikan maksudnya, sampai kemudian semua orang memberi selamat ke Rekha yang sudah bersyahadah (termasuk tatapan-yang-tidak-bisa-ditafsirkan-maksudnya-apa milik Don), powerful banget di mataku. Emosinya dapet. Banget. Bener-bener kerasa yang namanya hidayah itu Allah yang kasih, dan nggak akan ada yang bisa nyangka darimana datangnya.
***
Seperti yang kutulis di reblog-an sebelum post ini, aku nggak tau siapa penulis fiksi muslim yang bagus di jaman sekarang (selain Tere Liye heu). Mungkin karena jaman juga udah bergeser, buku fisik nggak lebih menarik dari akun berlangganan netflix (termasuk buatku hhhhhh), permintaan sepi menghasilkan penawaran yang juga sepi. Kalau dulu kita punya Fahri Asiza, Afifah Afra, Izzatul Jannah, Sinta Yudisia, Gola Gong... Sekarang? Ada yang punya rekomendasi?
2 notes · View notes
sang-pengembara · 4 years
Text
Day 13: Favorite Book
Novel detektif karya Agatha Christie masih membekas dalam di hati dan ingatanku meski penulisnya telah tiada setahun setelah ia "membunuh" tokoh rekaannya, Hercule Poirot, dalam cerita Tirai. Meski ada Sophie Hannah yang sekarang diperbolehkan menulis kisah Hercule Poirot tapi tetep aja rasanya kurang pas.
Novel Trio Detektif karya Alfred Hitchcock dan beberapa novel Enid Blyton tentang sekolah berasrama juga cukup seru dan menghibur. Really like those books. Novel Harry Potter juga menarik meski banyak sifat tokoh utamanya yang agak menyebalkan menurutku.
Karya penulis indo yang kusuka kebanyakan sastra, yang masih kuingat sih Tenggelamnya Kapal Van der Wick, Atheis dan Robohnya Surau Kami. Oiya De Winst dan De Liefde, 2 buku yang paling kusuka dari tetralogi De Winst karya Afifah Afra. Buku ketiga De Conspiracao bagiku agak menyebalkan juga, lagi-lagi soal karakter si tokoh utama. Buku keempat sampai sekarang gak muncul juga.
Kalau komik/manga sampai sekarang yang masih jadi idola ya Pop Corn karya Yoko Shoji. Komik lawas yang ceritanya kompleks, lengkap mulai dari persahabatan, perjuangan, ketegaran sampai romans yang manis tapi gak bikin eneg. Juara dah. Yang terbaru pastinya Ace of Diamond-nya Terajima Yuuji. Manga ini juga keren tingkat dewa (Yah semoga hingga akhir dia tidak mengecewakan pembacanya).
0 notes
mainanbukuanak · 4 years
Text
Kudeta Sang Marabunta
https://mainanbukuanak.com/product/kudeta-sang-marabunta/ Kudeta Sang Marabunta - Diskon 20% menjadi Rp.29600 Dapatkan subsidi ongkir hingga 40rb SINOPSIS: PENULIS:Yeni Mulati/Afifah Afra PENERBIT:GEMA INSANI KATEGORI:Buku SEGMENTASI:Remaja TEMA:Fiksi (Novel, Kumcer) lebih lanjut klik link: https://mainanbukuanak.com/product/kudeta-sang-marabunta/ #Fiksi(Novel #GemaInsani #Kumcer) #BukuRemaja #GemaInsani-press #Promo #mainanbukuanak #promo
0 notes
weningkinanti · 7 years
Text
💕Jatuh Cinta Pada Orang yang Tidak Tepat💕
Oleh: Afifah Afra
Maafkan jika judul postingan saya kali ini terkesan mengundang debat. Jatuh cinta pada orang yang tepat, dan kemudian berakhir indah dengan akad nikah sebagai pengikat, memang terasa begitu nikmat. Tetapi, nyata-nyatanya kita sering menjumpai kisah-kisah orang yang jatuh cinta pada orang yang tidak tepat. Siapa yang disalahkan? Cintanya? Tentu tak bijak menyalahkan siapa-siapa. Karena, cinta itu memang sebuah perkara yang sangat misterius. Coba cermati syair dari Jalaluddin Rumi ini:
Apapun yang kau dengar dan katakan (tentang
cinta),
Itu semua hanyalah kulit.
Sebab, inti dari cinta adalah sebuah rahasia yang
tak terungkapkan
Ya, kelit kelindan cinta itu memang sebuah rahasia yang (sering kali) tak terungkap. Pantas saja jika Baron dkk, dalam bukunya Psychology, Understanding Behaviour menyebutkan bahwa sulit sekali merumuskan cinta. Love is the most personal and most exciting emotions… tulisnya.
Dalam sejarah, kita mendapatkan berbagai fenomena “jatuh cinta yang tak tepat”, dan ternyata penyelesaian dari problem “berbahaya” itu berpengaruh terhadap kesuksesan si pecinta itu. Ada yang berhasil mengeksekusi dengan baik, ada yang jatuh bangun, bahkan ada yang akhirnya mentahbiskan diri sebagai pecundang sejati.
Jatuh cinta yang “tak tepat”, telah membuat Trium Virat—penguasa yang paling digdaya di negara adi kuasa saat itu, Imperium Romawi, porak-poranda. Gegara tergila-gila pada Cleopatra, Ratu Mesir yang terkenal sangat cerdas jelita, Antonius tega membunuh Lepidus, sahabat sejatinya. Antonius juga manut-manut saja ketika diminta Cleopatra untuk melawan Octavianus, yang juga sahabat Antonius. Persahabatan tiga serangkai itu—Lepidus, Antonius dan Octavianus, harus porak-poranda hanya karena seorang Ratu Mesir yang pesonanya juga pernah memikat Julius Caesar, pemimpin besar Romawi sebelum mereka bertiga berkuasa. Julius yang sudah punya permaisuri bernama Calpurnia, tetap nekad memburu cinta Cleopatra.
Jatuh cinta yang tak tepat, ternyata juga bisa menimpa orang-orang shalih. Umar bin Abdul Aziz misalnya, dia jatuh cinta kepada budak istrinya. Meskipun akhirnya berhasil melewatinya, Umar Bin Abdul Aziz harus melewati hal-hal yang tersulit dalam hidupnya: mengendalikan hawa nafsunya. Sang Khalifah ini awalnya terkenal memiliki ‘lifestyle’ yang ‘wow’. Dia pesolek, bajunya selalu mahal, gayanya menawan, dan dia jatuh cinta begitu mendalam kepada seorang budak istrinya, Fathimah bin Abdul Malik. Berkali-kali dia meminta kepada Fathimah agar budak itu diberikan kepadanya. Namun Fathimah menolak karena sangat cemburu.
Namun, Khalifah Umar bin Abdul Aziz berubah total ketika telah menjadi khalifah. Beliau berubah menjadi sangat zuhud, adil dan begitu amanah dengan tugasnya. Seluruh kekayaan dia sumbangkan ke Baitul Maal dan menjadi milik masyarakat. Ketika dia sudah begitu kelelahan, sang istri jatuh kasihan, dan akhirnya menyerahkan budak perempuannya kepada Umar. Tetapi, apa yang dilakukan Umar? Dengan tegas Umar menolaknya. Bahkan, Umar menikahkan budak perempuan jelita itu dengan prajuritnya.
Sang budak, yang sebenarnya juga mencintai Umar, sangat sedih dan menangis di hadapan Umar, “Jadi, mana bukti cintamu padaku, wahai Amirul Mukminin?”
Jawab Umar, “Cinta itu tetap ada di dalam hatiku, bahkan jauh lebih kuat daripada yang dahulu-dahulu. Akan tetapi, kalau aku menerimamu, aku khawatir tidak termasuk dalam golongan orang yang “menahan dirinya dari keinginan hawa nafsu” sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam Q.S. An-Nazi’at ayat 40 – 41.”
Beginilah bunyi ayat yang membuat Umar takut sekali menerima sosok yang sebenarnya sangat dirindukannya itu,
“…dan adapun orang-orang yang takut kepada
kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya
syurgalah tempat tinggal(nya).”
(An-Nazi’at: 40 – 41).
Terus terang, saya benar-benar terenyuh membaca kisah Umar bin Abdul Aziz ini. Coba, renungi kalimat ini, Cinta itu tetap ada di dalam hatiku, bahkan jauh lebih kuat daripada yang dahulu-dahulu. Romantis sekali, bukan? Dan Umar memiliki kesempatan untuk mengekspresikan cinta itu secara halal. Istri pertamanya pun telah ridho. Namun, Umar tak mau melakukannya, karena dia tak mau dimasukkan dalam kategori orang yang tak mampu menahan diri dari hawa nafsunya.
Thalhah bin Ubaidillah, salah seorang sahabat Rasulullah yang utama, juga pernah mengalami jatuh cinta yang tak tepat. Tak tanggung-tanggung, yang dia cintai adalah Aisyah Binti Abu Bakar, istri kesayangan Rasulullah SAW.
Seperti ditulis oleh Syaikh Jalaluddin as-Suyuthi dalam Kitab Lubabun Nuqul Fi Ashabin Nuzul, diriwayatkan dari Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Sa’d yang bersumber dari Abu Bakar bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm, bahwa suatu hari seorang lelaki (yaitu Thalhah), bertemu mendatangi salah seorang istri Rasulullah Saw (Aisyah) dam bercakap-cakap dengannya. Laki-laki itu adalah anak anak paman beliau. Ketika Rasulullah melihat hal tersebut, beliau berkata kepada laki-laki itu, “Jangan sampai engkau mengulangi tindakanmu itu untuk kedua kalinya!”
Laki-laki itu lalu berkata, “Wahai Rasulullah, ia adalah anak paman saya. Demi Allah, saya tidak mengucapkan kata-kata yang tidak baik kepadanya, demikian juga ia.”
Akan tetapi, Rasulullah balik berkata, “Engkau telah mengetahui bahwa tidak ada yang lebih pencemburu dibanding Allah, dan sesungguhnya tidak ada seorang pun yang lebih pencemburu dibanding saya.”
Laki-laki itu kemudian pergi. Setelah agak jauh ia berkata, “Bagaimana mungkin beliau melarang saya berbicara dengan anak wanita paman saya. Saya sungguh akan menikahinya sepeninggal beliau kelak.”
Rasulullah tentu tahu, bahwa Thalhah diam-diam mencintai Aisyah. Padahal, Aisyah adalah salah satu istri Rasulullah yang paling beliau cintai. Secara manusiawi, Rasulullah merasa cemburu dan mencoba memperingatkan Thalhah. Namun Thalhah bahkan mengatakan bahwa dia kelak akan menikahi Aisyah jika Rasulullah telah wafat.
Tentu ini sesuatu yang bisa dinalar. Thalhah lebih muda sekitar 25 tahun dibandingkan dengan Rasulullah, sementara Aisyah juga masih sangat muda. Akan tetapi, Allah SWT tak meridhai hal tersebut. Peristiwa inilah yang akhirnya menjadi asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya) Al-Quran Surat Al-Ahzab: 53 yang berbunyi: “…Dan tidak boleh kamu menyakiti hati Rasulullah dan tidak boleh mengawini istri-istrinya sesudah dia wafat untuk selamanya….”
Begitu ayat ini turun, Thalhah sangat terpukul dan segera bertaubat. Ibnu Abbas berkata, “Sebagai bentuk penyesalan dan tobatnya terhadap ucapannya di atas, laki-laki itu (Thalhah) pun kemudian memerdekakan seorang budak, menginfakkan hartanya di jalan Allah seberat yang bisa diangkut sepuluh ekor unta, serta menunaikan haji dengan berjalan kaki.”[1]
Kita bisa mengukur berapa kira-kira harta yang diinfakkan oleh Thalhah, yang jumlahnya bisa diangkut 10 ekor unta!
Akan tetapi, rasa cinta yang mendalam itu tak juga pergi dari Thalhah. Salah satu puteri Thalhah, dia beri nama Aisyah. Dan sang puteri itu, Aisyah binti Thalhah, dikenal sebagai seorang gadis yang sangat cantik jelita. Dia berguru pada bibinya Aisyah binti Abu Bakar, dan terkenal sebagai salah satu tabi’in dan periwayat hadist yang terpercaya.
Jadi, jatuh cinta pada orang yang tak tepat itu adalah sesuatu yang wajar terjadi. Permasalahannya adalah bagaimana pengendalian diri kita. Orang-orang beriman, akan menganggap hal tersebut sebagai suatu ujian yang harus diatasi. Lihatlah, bagaimana sikap yang diambil oleh Umar bin Abdul Aziz dan Thalhah. Luar biasa! Cinta tak harus membuat mereka terhina sebagai hamba Allah yang ekstrim mengumbar keinginan. Sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Antonius yang justru tega mengkhianati kawan-kawannya.
Anda pernah jatuh cinta pada orang yang tak tepat? Tinggal pilih, mau jadi Umar, atau jadi Antonius. Hidup adalah pilihan. Tetapi, siap-siap saja dengan risiko yang harus Anda tanggung.
[1] As-Suyuthi hal: 407-408
http://www.afifahafra.net/2015/01/jatuh-cinta-pada-orang-yang-tidak-tepat.html?m=1
This article hit me so hard.
1 note · View note
mamadkhalik · 2 years
Text
Bosan
“Antum selama tiga tahun ini, merasa bosan tidak dengan rutinitas dakwah ini?”
Kurang lebih, itu satu pertanyaan yang saya lontarkan kepada kawan-kawan kaderisasi komsat beberapa hari yang lalu. 
Mereka bercerita mulai dari dinamika kader, minimnya hasil rekrutan, lemahnya penjagaan. Lainya, soal rutinitas timeline yang berulang terus-terusan, mulai dari dakwah fardiyah, mengikutkan DM 1, Dauroh Suplemen, sertifikasi, agenda lain yang bercabang, yang berulang selama 3 tahun ini, bosan tidak?
“Sebenere yo bosen mas, BPH ga kompak, mikir sendiri, kerjain sendiri. Tapi yo sadar, ada banyak orang yang akan masuk ke gerakan kita, mengharapkan ilmu di tempat yang asyik, mencari lingkungan baik, dll, tapi nek wong-wong iki-iki tok yo mletre!”
Kalau kita memahami tabiat dakwah, jalanya panjang, orangnya sedikit, juga quote dari Ali bim Abi Thalib yang temen-temen semua paham. 
Memang benar, kepahaman menjadi kunci utama, dilanjut keikhlasan, dan pengorbanan. Namun realitanya, tak semua orang sekuat itu, juga tak sepaham itu. Ukhuwah menjadi hal penting lainya yang seharusnya dipahami secara beriringan dalam membentuk jiwa yang paham dan juga mau berkorban dalam dakwah.  
Saya jadi ingat tulisan Mas Jundi Imam Syuhada, setiap dari kita dalam dakwah itu sangat berarti, entah itu hal kecil atau besar. Dari teman curhat, main, atau berpikir guna meringankan beban yang ada, hal kecil yang berarti.
Maka, membentuk kepahaman dan juga menjaga ukhuwah perlu dijalankan beriringan, agar tak kecewa orang yang baru datang, agar tak hilang orang yang sudah di barisan.
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” -As-Saff : 04
“Sahabatmu itu mungkin bukan bintang yang akan terus bersinar. Barangkali dia hanya sebuah lentera. Kadang ia kehabisan bahan bakar dan sinarnya redup, bahkan mati. Kau perlu mendekatinya, membelainya dan mengisikannya bahan bakar.” - Afifah Afra
28 notes · View notes
cerita-cita-blog · 7 years
Text
Inilah 5 alasan kenapa kamu para muslimah harus jadi penulis!
Menulis itu asyik dan bermanfaat lho.
Tumblr media
www.rahasiapenulis.com
Mengapa harus menulis?
Aku ga bisa merangkai kata-kata, kan capek ngetiknya, sering ga ada ide, sibuk nih jadi ga sempet nulis, ga punya waktu, ntar aja deh kalau udah kerja dan berbagai alasan lainnya yang tak jarang keluar saat kita mengajak seseorang untuk menulis. Padahal semua alasan tersebut bukanlah apa-apa jika kita tekadkan untuk menulis sesuatu yang nantinya akan bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Entah itu menulis artikel atau hanya sebuah status di social media niatkablah bahwa apa yang kita tulis kelak dapat dibaca oleh banyak orang dan tentunya mereka para pembaca dapat mengambil banyak manfaat yang nantinya juga berbuah kebaikan bagi kita si penulis.
Menulis itu asyik!
Kenapa sih menulis itu asyik, karena menulis seperti menampilkan sisi lain diri kita yang belum pernah dilihat oleh dunia sebelumnya. Seorang yang begitu pemalu, bisa saja menghasilkan sebuah tulisan yang begitu percaya diri. Seorang yang pemarah bisa saja aslinya adalah seorang yang lembut hanya saja ia tak kuasa menunjukkannya secara langsung, sehingga ia lebih memilih menuangkannya dalam sebuah tulisan.
Menulis itu keren!
Sebagai seorang manusia yang ingin dikenang semasa hidupnya, ingin bermanfaat, ingin menyebar kebaikan maka menulis adalah hal yang penting baginya. Terutama sebagai seorang muslimah (kebetulan mimin cewek nih). Karena dengan menyebar banyak kebaikan kita akan menjadi muslimah yang tidak hanya cantik dari luar, namun juga cantik dari dalam. Keren bukan?
Dilansir dari sebuah artikel oleh www.elmina.id, salah satu kebiasaan baik yang bagus dibiasakan oleh seorang muslimah adalah menulis. Entah itu menuliskan berbagai pengetahuan tentang suatu ilmu yang dikuasai, mengarang cerita untuk dibuat menjadi cerpen atau novel, menuliskan opini yang berasal dari keresahan dan kegelisahan ataupun hanya sekedar curhat kegiatan sehari-hari dengan menulis buku catatan harian atau diary.
Menulis sendiri memiliki banyak manfaat yang sangat berdampak bagi kehidupan seorang muslimah baik untuk dirinya pribadi maupun dalam menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga. Sebagai penguat berikut adalah 5 alasan kenapa seorang muslimah harus menulis.
1. Menulis sebagai jalan untuk menjadi pribadi yang bermanfaat 
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad )
Banyak orang yang terinspirasi, hidupnya berubah, mendapat ilmu pengetahuan baru dari tulisan yang dibacanya. Baik itu tulisan dari website yang menyediakan tulisan-tulisan bermanfaat, dari sosial media, koran, majalah ataupun buku. Disinilah peran penulis sebagai jalan berbagi kebaikan. Tentunya adalah penulis yang menulis hal-hal bermanfaat dan bernilai kebaikan. Sebab tak sedikit juga penulis yang menulis sesuatu yang keliru sehingga berdampak buruk bagi pembacanya.
2. Dengan menulis secara langsung menumbuhkan minat baca
Seorang penulis apalagi yang terus-menerus menulis tentu membutuhkan wawasan dan ilmu baru untuk bahan penulisannya. Sehingga mau atau tidak penulis harus membaca sebagai salah satu jalan untuk menambah ilmunya. Semakin sering ia menulis maka semakin banyak juga bahan bacaan yang ditbutuhkan. Sehingga secara tidak disadari menulis meningkatkan minat baca seseorang.
Hal ini juga perlu bagi seorang ibu rumah tangga, saat sang ibu memiliki minat baca yang tinggi secara lansung akan menularkan hobi membaca pada anak-anaknya. Sehingga menulis juga bisa sebagai sarana membangun budaya baca dalam rumah tangga.
3. Menulis itu menyehatkan otak
Menulis itu menyehatkan, khususnya dapat menyehatkan otak. Dengan menulis tentu akan melatih otak kita untuk terus bekerja apakah itu berpikir, mengingat dan menyusun kata-kata agar bisa menjadi sebuah tulisan. Selain itu menulis juga meningkatkan daya ingat kamu. So, menulislah.
4. Menulis bisa sebagai terapi masalah psikis
Kamu tau film Habibie Ainun ? Kisah percintaan yang mengisahkan Habibie dan Ainun ini ditonton hingga 4.529.633 orang. Tapi tahukah kamu ternyata film laris tersebut diangkat dari novel yang ditulis boleh B.J Habibie ? Presiden ke tiga republik Indonesia ini menulis novel Habibie Ainun sebagai sarana terapi untuk mengobati kesedihan yang mendalam setelah meninggal dunia.
Ya, menulis sebagai sarana yang efektif untuk terapi masalah psikis seperti depresi, kesedihan yang mendalam, kecewa dan berbagai masalah psikis lainnya. Seorang clinical psycholgist dari University of New South Wales Karen Baikie melakukan studi dengan meminta partisipannya menulis 3-5 peristiwa penuh tekanan selama 15-20 menit. Alhasil dari studi tersebut memberikan kesimpulan bahwa menulis peristiwa penuh tekanan dapat memperbaiki kesehatan fisik dan mental dibadingkan dengan mereka yang menulis topik-topik yang netral.
Untuk kamu yang mungkin mengalami masalah psikis seperti patah hati, galau, depresi, sakit hati dan sejenisnya mungkin bisa mencoba aktivitas ini sebagai terapi.
5. Sebagai sumber penghasilan yang cocok untuk seorang ibu rumah tangga
Nah, ini yang asyik. Menulis juga bisa sebagai sumber penghasilan tambahan yang cocok apalagi bagi wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Aktivitas ini bisa dilakukan tanpa harus keluar rumah, cukup bermodal laptop atau gadget ditambahkan akses internet kamu bisa memulai aktivitas menulis. Banyak hal yang bisa ditulis dan bisa dijadikan sumber penghasilan diantaranya menulis buku lalu mendapatkan royalti, membuat blog lalu ikut lomba menulis blog dan lain sebagainya.
Itulah 5 alasan kenapa kita seorang muslimah harus menulis dan menjadi penulis. Sebagai motivasi tambahan banyak penulis-penulis muslimah di negeri ini yang bisa kamu bisa jadikan sumber inspirasi seperti Mbak Oki Setiana Dewi, Mbak Asma Nadia, Mbak Helvi Tiana Rossa, Pipiet Senja, Afifah Afra dan lain-lain.
Jadi? Apa kamu termasuk pribadi yang masih  mencari banyak alasan untuk menunda menulis setelah membaca artikel ini?
Tentunya TIDAK! Let’s be a writer shalihah!
2 notes · View notes
idarusadi · 5 years
Text
Resensi Buku "Be a Brilliant Writer" Karya Afifah Afra
Ditulis oleh Ida Rusadi (Sleman, 27 maret 2017)
Isi buku ini mengulas banyak hal dalam dunia kepenulisan. Penulis membagi tulisannya menjadi 3 bagian, yaitu motivasi, rimba raya kepenulisan dan writer-preneur. Bagian motivasi berisi tentang rekam jejak penulis sendiri dari masa kecilnya yang hobi membaca hingga sekarang sudah menjadi penulis profesional. Selain penulis berbagi motivasi menulis, bagian ini juga berisi ajakan untuk menjadi penulis yg berkarya sekaligus berdakwah lewat pena.
Bagian kedua menjadi bagian yamg pembaca tunggu-tunggu tentunya. Pada bagian ini berisi total 10 sub bab. Penulis dengan detail mengulas tentang karya fiksi & non fiksi dengan apik. Bagian ini dimulai dari tata cara kepenulisan yang wajib diketahui seorang penulis, baik pemula maupun yang profesional. Lalu pembaca diajak menjelajahi dunia cerpen, dunia novel, puisi, artikel, esai, feature dan lain-lain. Tak lupa pembaca dibekali dengan cara-cara mempublikasi karya, bahkan berisi alamat beberapa media massa & penerbit. Berikut cuplikan tulisan penulis pada sub bab dunia cerpen, Langkah sukses dalam menulis cerpen: 1. Tentukan tema. 2. Tentukan setting utama yang terkait dengan tema cerita tersebut. 3. Tentukan tokoh- tokoh dengan karakternya masing-masing. Semakin unik karakter tersebut maka akan semakin unik pula konflik yang dimunculkan. 4. Buatlah urutan konflik yang muncul akibat interaksi tokoh dengan setting, juga tokoh dengan tokoh. 5. Susunlah konflik tersebut dari penekanan rendah hingga mencapai klimaks (tentukan klimaks cerita). 6. Buatlah sebuah penyelesaian sebagai antiklimaks. 7. Tentukan ending yang paling pas untuk cerpen tersebut. Pada bagian ke tiga fokus tentang info detail mengenai cara menerbitkan buku karya sendiri. Berisi tentang permodalan, hunting & seleksi naskah, spesifikasi buku yg disarankan oleh penulis, menentukan harga buku, seputar jaringan pemasaran hingga cara memperbesar keuntungan.
Setelah membaca buku ini tak jarang pembacanya semakin tertarik untuk menulis. Tak heran jika buku ini pernah menjadi buku wajib yamg harus dimiliki anggota Forum Lingkar Pena (FLP) wilayah Yogyakarta.
0 notes
rizmwereld-blog · 7 years
Text
Menggali hikmah di dalam novel (1)
jam 22.00...
di pajak kamar kosan cahaya muslimah..
sudah lama rasanya tak menikmati fantasi dalam rangkaian kata di dalam novel atau cerpen. terakhir novel yang kubaca tahun 2015, Mei Hwa Karya Afifah Afra, keasyikan menyaksikan drama-drama korea yang mengaduk-aduk emosi. you know, drama like Descendant of the sun, Scarlet Heart Ryeo, K2, Goblin, dan lainnya sepanjang 2016 kemarin.
Mei 2017, Aku pulang ke pontianak mendadak-tanpa rencana, karena, well, selain memang ada masalah di rumah waktu itu, - dan rasanya for the first time in a while aku menangis sesenggukan sejadi-jadinya sejak bertahun-tahun lamanya- ditambah dengan betapa emosionalnya aku menghadapi teman-teman asrama -sebenarnya masalah sepele, tetapi mungkin karena stress pada puncaknya- i remember those times were so hard for me, even to face them everyday, but i can’t handle it.- So, i runaway..  (lagi dan lagi).. 
dan aku harus pulang.
dan akhirnya aku pulang :)
(comeback for leaving,anyway)
yak
setelah “masalah di rumah”beres, aku menikmati “holiday moment”ku yang cuma 9 hari itu wholeheartedly. enjoy my quality time with my mom, Lila-tic, and kerabat lainnya. sembari mengerjakan laporan hasil skripsi, - dan sayangnya aku lupa membawa hardiskku yang berisi kdramas worth to watch-, aku ke gramedia -as always--semacam tradisi ke mall yang tak boleh dilewatkan- sembari menemani lila belanja. aku tergerak membaca novel karya tere liye. akhirnya “rindu”menjadi novel tere liye pertamaku.
and i finished reading it just 5 hours for 4 days in a row. 
i just wondering WHY I JUST READ HIS BOOK NOW!!!! after years and years have been through..
i dunno. i just feel this book is written beautifully. 
yaah.. karena sangat mengena sekali bagiku saat itu, saat dimana hatiku penuh emosi dan kekesalan. saat dimana aku malas sekali -sebenarnya- beramah tamah dengan teman-teman asramaku, maklum lah manusia, apalgi perempuan. aku yang tipikalnya cuek dan rada gak peka, tetapi ketika terluka atau marah, it’s hard to move on. it’s hard to face them who have problem with me. 
dan di buku ini.. aku menemukan makna “MAAF” which made my heart was trembling and myself  in tears..
perkataan gurutta kepada daeng andipati
“Ketahuilah Nak, Saat kita memutuskan memaafkan seseorang, itu bukan persoalan apakah orang tu salah dan kita benar. apakah orang itu memang jahat atau aniaya. bukan! kita memutuskan memaafkan seseorang karena kita berhak atas kedamaian di dalam hati”
(please , noted! postingan ini bukan untuk spoiler ceritanya apa dan bagaimana ya hehe.. 
tapi aku ingin membagi hikmah yang kuperoleh dari cerita sarat makna seperti novel Rindu Tere liye ini.)
after read those words, i felt lightly. kemarahan kesedihan went away.. 
kupikir tak hanya kesedihan, kemarahan, iri, gelisah, rendah diri, grogi,  tak percaya diri juga harus di tangani dengan cara yang sama. 
“Ya Allah, aku ingin hatiku tentram.
“Ya Allah, aku ingin hatiku damai
Ya Allah, tenangkanlah hatiku”
karena semua emosi negatif, hanya memberi beban pada hati dan pikiran kita. membuat pembuluh-pembuluh darah yang menjalar pada setiap jaringan tubuh menyempit dan menghambat aliran. 
kita hanya butuh keinginan untuk tenang, kemudian pikiran memotivasi hati untuk ketentraman”.
ya. simple. but i guess this will help us a lot to be more patient, arranged, and not temperamental.
selamat mencoba mensugesti hatimu :)
2 notes · View notes
arfanallell · 5 years
Link
0 notes